You are on page 1of 9

Athropoda/Insekta

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah berkenan menutun dan
melimpahkan kasih-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
merupakan salah satu tugas mandiri/pribadi mata kuliah “Taksonomi Hewan Rendah” dengan
judul yang telah ditentukan oleh Dosen Pengasuh Mata Kuliah yaitu dibagi per kelompok dengan
judul umum Athropoda dan membuat makalah dengan judul perorangan. Untuk itu, saya
memberi judul “ENTEMOLOGI SERANGGA”.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
saran dan kritik tentang makalah ini dan juga kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah yang telah
mengarahkan dalam pembuatan makalah ini.
Saya sadar dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan keterbatasan buku referensi.
Untuk itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari rekan-rekan
mahasiswa dan terlebih kepada Bapak Dosen Pengasuh Mata Kuliah, demi kesempurnaan
makalah ini dan dapat dipergunakan seperlunya dimasa yang akan datang.

Gunungsitoli, November 2009

Penulis

KRISTIAN BERKAT ABADI ZENDRATÖ


NIM.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung
(Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan
ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa
kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa
semut dan lebah (Hymenoptera).
Dalam perubahan zaman saat ini, banyak berbagai penyakit baru yang timbul, baik dari penyakit
yang disebabkan oleh perubahan suhu, maupun virus yang disebarkan oleh berbagai jenis
makhluk hidup. Salah satunya yaitu serangga yang menjadi penyebar berbagai macam penyakit.
Dalam hal ini, banyak hal yang harus kita ketahui tentang serangga.
Di indonesia banyak penyakit yang ditimbulakn oleh serangga, baik dalam hal kesehatan
manusia maupun dalam pengolahan hasil pertanian. Berbagai penyakit yang ditimbulkan
serangga merugikan masyarakat, terutama dibidang kesehatan dan rendahnya hasil panen
pertanian. Untuk itu, penulis ingin mempelajari bagaimana kehidupan serangga tersebut.

B. TUJUAN
Untuk mengetahui defenisi serangga secara umum
Untuk mengetahui bidang ilmu yang mempelajari vektor, kelainan, dan penyakit yang
ditimbulkan oleh athropoda.
Untuk mengetahui defenisi entomologi
Untuk mengetahui pengklasifikasian serangga.
Untuk mengetahui vektor penyakit dan pengendalian vektor penyakit.
Jenis insektisida pemberantas serangga.
Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan dan pengobatan penyakit yang ditimbulkan.
C. BATASAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah ini penulis menentukan terlebih dahulu topik dan judul makalah
setelah itu penulis membuat suatu batasan-batasan yang berkaitan dengan topik dan judul
makalah ini yaitu mulai dari definisi umum, klasifikasi, tingkah lakunya, vektor penyakit,
pengendalian vektor, insektisida, penyakit yang ditimbulkan serta yang terakhir yaitu
pengobatan.
Pada penyusunan makalah ini penulis secara spesifik membahas tentang serangga yang
merupakan salah satu dari beberapa kelas athropoda serta entemologi dari kelas atropoda
tersebut.

BAB II
METODE PENULISAN
A. STUDI PUSTAKA
Dalam melakukan penyusunan makalah ini penulis terlebih dahulu mengumpulkan data-data dan
informasi yang berkaitan dengan topik dan judul makalah yang telah dipilih yaitu dengan cara
melakukan study pustaka, mengumpulkan data-data dan informasi dari buku-buku maupun
majalah serta artikel yang ada diperpustakaan.

B. BROWSING INTERNET
Selain melakukan studi pustaka dalam pengumpulan data-data dan informasi penulis juga
melakukan browsing internet yaitu mengambil data-data dan informasi melalui internet untuk
melengkapi data yang telah diambil sebelumnya dan setelah itu menyusunnya berbentuk sebuah
makalah.

BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda
(dari bahasa Yunani, berarti "berkaki enam"). Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan
kecuali di lautan. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi.
Istilah Entomologi berasal dari dua perkataan latin yaitu entomon yang berarti serangga dan
logos yang artinya ilmu pengetahuan.
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang vector, kelainan dan penyakit yang
disebabkan oleh arthropoda (Parasitologo Kedokteran : 1998). Entomologi juga didefenisikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang serangga. Akan tetapi, arti ini sering diperluas untuk
mencakup ilmu yang mempelajari arthropoda (hewan beruas-ruas), serta iuwing dan kerabatnya (
Millepoda dan centipoda ).
Arthropoda mempunyai cuticula yang mengandung chitine dan hampir semua bentuk cuticula
adalah eksoskeleton yang berfungsi untuk pelindung alat dalam yang lunak, tempat melekat otot,
penerus rangsang dari luar dan mengatur penguapan cairan tubuh.. Tubuhnya beruas-ruas terdiri
dari kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala ditemukan sepasang antena sebagai indra peraba,
mandibula yang berfungsi untuk menggigit dan sepasang mata. Bagian dada (thorax) ditemukan
kaki dan sayap, sedangkan bagian perutnya beruas-ruas. Dalam proses pertumbuhannya menjadi
dewasa, arthropoda selalu melepaskan kulit atau kutikulanya dan diganti dengan kulit baru.
Proses tersebut dinamakan “moulting” atau ecdysis, dimana secara fisiologis proses tersebut
dikontrol oleh hormon. Pada proses pertumbuhan dari larva menjadi dewasa serangga mengalami
perubahan bentuk, proses ini disebut metamorfosis. Dimana proses metamorfosis tersebut ada
yang sempurna : telur — larva — pupa — dewasa, dengan bentuk muda dan dewasanya berbeda.
Sedangkan yang tidak sempurna: telur — larva — nymfa — dewasa, dimana bentuk muda dan
dewasa hampir sama.
B. SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT

Menurut ukuran besarnya peran dalam ilmu kedokteran serangga dapat dibagi dalam golongan :
1.Yang menularkan penyakit (vector dan hospes perantara)
2.Yang menyebabkan penyakit (parasit)
3.Yang menimbulkan kelainan karena toksin yang dikeluarkan
4.Yang menyebabkan alergi pada orang yang rentan.
5.Yang menimbulkan entomofobia (perasaan takut terhadap serangga, rasa takut disebabkan oleh
bentuknya atau karena gerakannya).
Dari jenis jenis serangga yang ada ordo dipteri adalah jenis yang paling berperan sebagai vektor
penyakit. Banyak penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri ataupun
mikroorganisme lainnya yang menyebabkan penyakit, dibantu oleh serangga dalam
penyebarannya khususnya ordo dipteri yaitu nyamuk dan lalat.
Serangga dapat menularkan penyakit melalui beberapa cara, yaitu ;
1. Penularan secara mekanik
Berlangsung dari penderita ke orang lain dengan perantaraan bagian luar tubuh serangga.
Misalnya : telur cacing, kista protozoa, dan bakteri usus dapat dipindahkan dari tinja ke makanan
melalu badan atau kaki serangga. serangga yang berperan biasanya adalah lalat.
2. Penularan secara biologi
Berlangsung setelah parasit atau agen yang dihisap serangga vektor mengalami proses biologi
dalam tubuh vektor seperti membelah diri ataupun bermutasi.
Misalnya :
- yersinia petis dalam pijal tikus ( membelah diri )
- plasmodium valciparum dalam nyamuk anopheles (bermutasi dan membelah diri)
- wucheria banerofti dalam badan nyamuk culex ( bermutasi )
3. Pernularan secara transovarian
Berlangsung distadium muda vektor. Telur dalam tubuh vektor menerima infeksi dan induknya,
walaupun induknya telah mati mepertahankan penyebab penyakit yang diperoleh selama
pertumbuhannya menjadi larva infektif dan kemudian menularkannya. Misalkan : Ricketsia
tsutsugamushi dalam larva infektif (chigger) leptotrombidium.

C. PENGENDALIAN VEKTOR

Dalam buku Parasitologi kedokteran karya Arjatmo Tjokronegoro dikemukakan bahwa tujuan
pengendalian vektor adalah :
1.Mengurangi atau menekan populasi vektor serendah-rendahnya sehingga tidak berarti lagi
sebagai penular penyakit.
2.Menghindarkan terjadinya kontak antara vektor dan manusia.
Pengendalian vektor dapat digolongkan dalam pengendalian alami (Natural control) dan
pengendalian buatan (Artifical applied control).
1.Pengendalian Secara Alami
Pengendalian ini yaitu berhubungan dengan faktor-faktor ekologi yang bukan merupakan
tindakan manusia. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah topografi, ketinggian, iklim, dan
musuh alami.
2.Pengendalian Secara Buatan
Cara pengendalian ini adalah cara pengendalian yang dilakukan atas usaha manusia dan dapat
dibagi menjadi :

a. Pengendalian Lingkungan (Environment Control)


Pengendaliandilakukan dengan cara mengelola lingkungan (environment management) yaitu
memodifikasi atau memanipulaasi lingkungan, sehingga terbentuk lingkungan yang tidak cocok
(kurang baik) yang dapat mencegah atau membatasi perkembangan vektor.

b. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian ini menggunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh serangga (insektisida)
atau hanya untuk menghalau serangga.

c. Pengendalian Mekanik
Pengendalian ini dilakukan dengan cara menggunakan alat yang langsung dapat membunuh,
menangkap atau menghalau serangga. Contohnya seperti menggunakan baju pelindung,
memasak kawat kasa dijendela merupakan cara untuk menghindarkan hubungan (kontak) antara
manusia dan vektor.

d. Pengendalian Fisik
Pengendalian ini menggunakan alat fisika untuk pemanasan, pembukuan dan penggunaan alat
listrik untuk pengadaan angin, penyinaran cahaya yang dapat membunuh atau untuk menggangu
kehidupan serangga.

e. Pengendalian Biologi
Dengan memperbanyak pemangsa dan parasit sebagai musuh alami bagi serangga, dapat
dilakukan pengendalian serangga yang menjadi vektor atau hospes perantara. Beberapa parasit
dari golongan nematoda, bakteri , protozoa, jamur dan virus dapat dipakai sebagai pengendali
larva nyamuk. Arthropoda juga dapat dipakai sebagai pengendali nyamuk dewaasa. Predator atau
pemangsa yang baik untuk pengendali larva nyamuk terdiri dari beberapa jenis ikan, larva
nyamuk yang berukuran lebih besar, juga larva capung dan crustaceae.

f. Pengendalian Genetika
Pengendalian tujuan mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan populasi baru yang
tidak merugikan. Beberapa cara dalam pengendalian ini seperti mengubah kemampuan
reproduksi dengan jalan memandulkan serangga jantan. Pemandulan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan kimia.

D. INSEKTISIDA
Insektisida adalah bahan yang mengandung persenyawaan kimia yang digunakan untuk
membunuh serangga. Menurut bentuknya insektisida dapat berupa bahan padat, larutan dan gas,
sedangkan menurut cara masuknya ke dalam serangga, insektisida dibagi dalam :
1.Racun Kontak
Insektisida masuk kedalam tubuh serangga dengan perantara tarsus ( jari- jari kaki ) pada waktu
istirahat dipermukaan yang mengandung residu insektisida. Pada umumnya dipakai untuk
memberantas serangga yang mempunyai bentuk mulut tusuk isap.
2.Racun Perut
Insektisida masuk kedalam badan serangga melalui mulut, jadi harus dimakan. Biasanya
serangga yang diberantas dengan menggunakan insektisida ini mempunyai bentuk bentuk mulut
untuk menggigit, lekat isap, karet isap dan bentuk menghisap.
3.Racun Pernafasan
Insektisida masuk melalui sistem pernafasan dan juga melalui permukaan badan serangga.
Insektisida ini dapat digunakan untuk memberantas semua jenis serangga tanpa harus
memperhatikan bentuk mulutnya. Penggunaan insektisida ini harus hati- hati sekalim terutama
bila digunakan untuk memberantas serangga di ruang tertutup. ( Parasitilogi Kedokteran : 1998 ).

Berikut beberapa jenis-jenis Insektisida


1.Fenitrotion 40 wp.
Digunakan untuk pengendalian vektor malaria ( Anopheles sp ), Bersifat sedikit menguap,
penggunaanya dengan penyemprotan residu di dinding rumah.
2.Temofos.
Digunakan untuk pengendalian larva Aedes Aegypti., nama dagangnya abate 1%.
Penggunaannya dengan cara ditaburkan pada tempat penampungan air atau bak mandi.
3.Malation.
Digunakan untuk memberantas Nyamuk dewasa, Penggunaanya dengan cara penyemprotan,
Biasanya digunakan untuk fogging.

4.Dieldrin.
Digunakan sebagai residual spray bersama-sama dengan DDT dan BHC untuk pemberantasan
nyamuk malaria, jika dalam penggunaanya kurang hati-hati dapat mengakibatkan terjadinya
absorbsi melalui kulit, Dieldrin digunakan untuk pemberantasan serangga yang telah resisten
terhadap DDT, yaitri lalat, nyamuk, lipas, semut dan juga triatoma.
5.Bediocarp.
Tergolong insektisia yang mempunyai efek bunuh yang cepat terhadap serangga, digunakan
terutama untuk pengendalian vektor malaria dan vektor penyakit Chages. Dapat pula digunakan
untuk penggendalian serangga lain seperti lalat, pinjal, sengkenit, lipas dan kutu busuk.

E. RESISTENSI SERANGGA TERHADAP INSEKTISIDA.

Resistensi serangga adalah kemampuan suatu populasi serangga untuk bertahan terhadap
pengaruh insektisida yang biasanya mematikan. Resistensi serangga dibagi menjadi 2, yaitu:
1.Resistensi Bawaan
Dari suatu populasi serangga ada anggota-anggota yang pada dasarnya sudah resisten terhadap
suatu insektisida. Sifat ini turun temurun sehingga selanjutnya terjadi populasi yang resisten
seluruhnya. Resisten bawaan juga terjadi karena perubahan gen yang menyebabkan mutasi.
2.Resistensi Yang Didapati
Dari suatu populasi serangga, anggota-anggota yang rentan menyesuaikan diri terhadap pengaruh
insektisida, sehingga tidak mati dan membentuk populasi yang resisten.

F. PENYAKIT YANG YANG DITIMBULKAN

1.Skabies (penyakit Kudis)


Skabies atau penyakitr kudis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
varietas hominis Sarcoptes scabiei adalah tungau yang termasuk Sarcoptida, ordo acari, kelas
Arachnida. Daur hidup Sarcoptes Scabiei ini yaitu dilapisan kulit (Stratum Corneum) dengan
membuat trowongan sambil bertelur
Pengobatan
Preparat sulfur presipitatum 5-10% Gama Benzena heksaklorida (jangan digunakan pada anak
dibawah 6 tahun karena neurotik) Bentil Benzoat 20-25 % Krotsmin
2.Demodiolisis
Demodiolisis adalah infeksi yang disebabkan oleh Demodex Folliculorum. Demodex adalah
tungau folikel rambut famili Demodicidae.
Pengobatan
Salep linden atau salep yang mengandung sulfur.
3.Ftiriasis
Ftiriasis adalah gangguan pada daerah pubis yang disebabkan oleh tuma phthirus pubis.
Pengobatannya
Benzen heksaklorida.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Serangga secara umum merupakan kelas athropoda yang berkaki enam. Karena memiliki enam
tungkai (tiga pasang).
 Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang vector, kelainan dan penyakit yang
disebabkan oleh arthropoda. Entomologi juga didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang serangga.
Berdasarkan metamorfosis, serangga dibedakan atas dua yaitu
1. Hemimetabola, terbagi atas beberapa ordo, yaitu :
- Achyptera atau Isoptera
- Orthoptera
- Odonata
- Hemiptera
- Homoptera
2. Holometabola, terbagi atas beberapa ordo, yaitu :
- Neuroptera
- Lepidoptera, sub ordo yaitu Rhopalocera (kupu-kupu siang) dan Sub ordo Heterocera (kupu-
kupu malam).
- Diptera
- Coleoptera
- Siphonoptera
- Hymenoptera
- Menurut ukuran besarnya peran dalam ilmu kedokteran serangga dapat dibagi dalam golongan :

1.Yang menularkan penyakit (vector dan hospes perantara)


2.Yang menyebabkan penyakit (parasit)
3.Yang menimbulkan kelainan karena toksin yang dikeluarkan
4.Yang menyebabkan alergi pada orang yang rentan.
5.Yang menimbulkan entomofobia (perasaan takut terhadap serangga, rasa takut disebabkan oleh
betuknya atau karena gerakannya).
Penularan penyakit dari yang disebarkan seangga secara mempunyai beberapa cara yaitu :
- Penularan Secara Mekanik
- Penularan Secara Biologi
- Pernularan secara transovarian
 Pengendalian penyakit dari serangga yaitu pengendalian secara alami (topografi, ketinggian,
iklim, dan musuh alami) dan Pengendalian secara buatan (Pengendalian Lingkungan
(Environment Control), kimiawi, mekanik, fisik, biologi, genetika)
Insektisida adalah bahan yang mengandung persenyawaan kimia yang digunakan untuk
membunuh serangga.
 Resistensi serangga adalah kemampuan suatu populasi serangga untuk bertahan terhadap
pengaruh insektisida yang biasanya mematikan.
Penyakit yang disebabkan athropoda :
- Skabies ( penyakit Kudis )
- Demodiolisis
- Ftiriasis

B. SARAN
Penulis makalah ini memberikan saran kepada para pembaca makalah ini khusunya para
mahasiswa untuk benar-benar memahami sifat-sifat, klasifikasi, penyakit yang ditimbulkan
serangga atau kelas athropoda serta penanggulangnnya. Sehingga dalam melakukan kegiatan
perkuliahan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang kelas athropoda yaitu
serangga.

DAFTAR PUSTAKA
http : // id. Wikipedia. Org/ wiki/ Entomologi : 2008
http:fp.uns.ac.id/~hamasains/ dasar perlintan-2 htm: 2008
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi SMA Kelas X. Erlangga, Malang.
Manurung Binari. Drs, M.Si, dkk. 2001. BUKU MATERI & LKS SMU BILOGI, Ramayana :
Medan.

You might also like