You are on page 1of 24

Teknologi ADSL, PLC Dan Kabel Modem

Dengan berkembangnya internet sebagai suatu gaya hidup baru di masyarakat akan
membutuhkan suatu layanan suatu komunikasi data yang cepat, handal, aman dan murah.
Seiring dengan itu teknolologi komunikasi data yang selalu mengikuti perkembangan kebutuhan
akan layanan komunikasi data, sampai saat ini teknologi yang dianggap cepat, handal, aman,
murah adalah Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL), Power Line Cable/Communication
(PLC) dan Teknologi Kabel Modem. Walaupun ada satu teknologi yang dianggap murah yaitu
Wireless Lan (WLAN), tetapi karena untuk area yang cukup luas membutuhkan perawatan dan
pemeliharaan yang agak lebih dan komunikasi datanya sangat tergantung kepada cuaca maka
tidak dibahas dalam tulisan ini.
ASYMMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE (ADSL)
1. Pendahuluan
Penelitian tentang cara pentransferan data berkecepatan tinggi dengan menggunakan saluran
telepon sudah lama dilakukan oleh para ahli. Sedangkan penelitian teknologi ADSL
(Asymmetric Digital Subscriber Line) sendiri pertama kali dimulai pada tahun 1989 yang
dilakukan oleh perusahaan Bell Core. Kemudian diawal tahun 1990 berbagai uji coba dilakukan
di Amerika, Eropa dan Jepang.
Pada saat itu aplikasi teknologi ADSL ini hanya sebatas pada VOD (Video On Demand =
menyaksikan suatu acara (program TV, video film dan sejenisnya) sesuai dengan keinginan kita
saja). Karena pada VOD kecepatan tinggi untuk akses pen-download-an (dari server ke user)
sangat diperlukan, sedangkan kecepatan akses peng-upload-an (dari user ke server) tidaklah
begitu dipentingkan. Dengan kata lain kecepatan akses untuk download dan upload pada VOD
berbeda (asymmetric).
Akan tetapi pada saat itu teknologi ADSL yang dikembangkan oleh Bell Core ini tidak begitu
mengalami kemajuan. Dapat dikatakan mengalami kemacetan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
sebab, antara lain : saat itu biaya pengoperasian server sangatlah mahal, teknologi ADSL untuk
VOD sendiri masih belum matang dan belum mendapat sambutan yang hangat dari customer.
Pada tahun 1995, internet berkembang begitu pesatnya. Kebutuhan akan akses kecepatan tinggi
dengan biaya murah merupakan salah satu syarat untuk kemajuan internet itu sendiri di masa
mendatang. Kemudian penelitian terhadap teknologi ADSL kembali dilakukan oleh para ahli.
Tabel 1. Sistem Transformasi Keluarga DSL
2. Teknologi ADSL
Banyak orang memberi penjelasan tentang ADSL dengan “suatu line yang….” Padahal ADSL
itu sendiri sebenarnya hanyalah suatu MODEM yang biasa kita gunakan untuk akses internet
dengan “dial up connection”, bukan suatu sistem sambungan/jaringan. Teknologi ADSL adalah
suatu teknologi MODEM. Jadi kalau kita sedang berbicara tentang ADSL, artinya kita sedang
berbicara tentang suatu MODEM yang dalam hal ini adalah MODEM ADSL.

Gambar 1: Frekuensi Wilayah ADSL


Lalu apa bedanya dengan modem konvesional yang memiliki kecepatan pentransferan data
maksimum 56 Kbps? Perbedaan antara modem ADSL dengan modem konvensional yang paling
mudah kita jumpai adalah dalam kecepatan pentransferan (upload/download) data. Walaupun
sama-sama menggunakan saluran telepon umum sebagai jalur komunikasinya, kecepatan pada
modem ADSL berkisar antara 1.5 Mbps sampai 9 Mbps. Perbedaan kecepatan yang mencolok
diantara keduanya (modem konvesional dan ADSL) dikerenakan perbedaan penggunaan
frekuensi untuk mengirim sinyal/data.
Pada modem konvesional digunakan frekuensi dibawah 4 kHz, sedangkan pada modem ADSL
digunakan frekuensi di atas 4 kHz. Umumnya modem ADSL menggunakan frekuensi antara 34
kHz sampai 1104 kHz (lihat gambar 2). Inilah penyebab utama perbedaan kecepatan
pentransferan sinyal/data antara modem konvensional dan modem ADSL.
Gambar 2: DMT
3. Sistem Modulasi ADSL
3.1 Discrete Multi Tone (DMT)
Seperti diketahui bahwa ada 5 jenis sistem modulasi yang digunakan pada keluarga xDSL, yaitu
2B1Q, TCM-AMI, DMT, CAP dan PAM. Pada ADSL digunakan sistem modulasi DMT
(Discrete Multi Tone). Akhir-akhir ini dalam bidang wireless communicatioin OFDM
(Orthogonal Frequency Domain Multiplex) banyak digunakan. DMT memiliki prinsip dasar
yang sama dengan OFDM. DMT menggunakan wilayah frekuensi dari 30kHz sampai 1MHz
sebagai carrier sinyal. Frekuensi carrier tadi dibagi-bagi lagi menjadi sub carrier 4kHz untuk
kemudian dimodulasikan.
Keuntungan sistem modulasi DMT ini adalah memiliki karakteristik saluran yang sangat baik
dalam penyaluran data/sinyal/informasi, baik dari segi loss (hilangnya data) maupun noise. Hal
ini disebabkan karena adanya pembagian pada frekuensi carrier menjadi sub carrier tadi. DMT
merupakan standar ANSI T1.413 yang ditetapkan pada tahun 1995 untuk modulasi demodulasi
pada ADSL.
3.2 Struktur Modem ADSL

Gambar 3. Struktur Modem ADSL


Gambar 3 menunjukan blok struktur modem ADSL yang menggunakan sistem modulasi DMT.
Secara singkat prinsip kerja dari blok diagram di atas adalah sebagai berikut. Pertama-tama data
input di-frame-kan, kemudian dijadikan kode (Coding) dengan menggunakan rangkaian
pengkode. Untuk mencegah kesalahan pada kode-kode data, pada proses pengkodean ini
disertakan juga kode tambahan lain yang bertujuan untuk melakukan pembetulan bila nantinya
terjadi kasalahan data. Setelah itu dimodulasikan (encoder) dengan rangkaian modulator DMT
(constellation encoder). Lalu sinyal output (sinyal digital) tadi dianalisa dengan menggunakan
rangkaian IDFT (Inverse Discrete Fourier Transform). Setelah itu dikonverterkan dengan DAC
(Digital to Analog Converter) yang sebelum dilewatkan ke rangkaian P/S (Paralel/Serial).
Rangkaian (line) driver di sini berfungsi meng-amplitude-kan sinyal-sinyal output analog dari
rangkaian DAC. Setelah itu dengan melalui rangkaian hybrid, output-an dari rangkaian driver
dialirakan ke sambungan (line) telepon.
Pada modem terdapat rangkaian pengirim dan penerima yang satu sama lain terpisah. Baik sinyal
dari rangkaian pengirim maupun sinyal dari rangkaian penerima menggunakan sepasang saluran
telepon yang sama. Rangkaian hybrid bertugas memisahkan sinyal pengirim yang dilewatkan di
atas saluran telepon dan sinyal penerima dialirkan ke rangkaian penerima.
Prinsip kerja (proses) rangkaian penerima (gambar 3 bagian bawah) kebalikan rangkaian
pengirim, seperti telah dijelaskan di atas. Sinyal input yang masuk dari saluran telepon diperkuat
dengan rangkaian penguat LNA (Low Noise Amplifier). Untuk proses selanjutnya adalah
kebalikan dari rangkaian pengirim (gambar 3 bagian atas).
4. Standarisasi ADSL
Pada penjelasan sebelumnya telah disinggung bahwa DMT merupakan standar ANSI T1.413
yang ditetapkan pada tahun 1995 untuk modulasi demodulasi pada ADSL. Juga telah dijelaskan
bahwa pada saat itu (1995) teknologi ADSL digunakan untuk aplikasi VOD yang membutuhkan
downstream yang memiliki kecepatan berkisar antara 1.5Mbps 6Mbps. Setelah itu penggunaan
ADSL untuk internet
meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Akhirnya pada tahun 1998 ADSL ditetapkan juga sebagai standar untuk keperluan per-internet-
an dengan kecepatan yang bisa diubah-ubah dengan nama standar ANSI T1.413 Issue 2.
Pengesahan standar internasional untuk xDSL disahkan oleh ITU (International
Telecommunications Union) pada pertemuan yang dinamakan ITU-T SG15/Q4, dengan
berdasarkan pada standar ANSI T1.413 Issue 2
ditambah dengan option-option untuk disesuaikan dengan kondisi negara-negara yang
bersangkutan, ditambahkan lagi dengan standar Annex, pada bulan Juni tahun 1999 ditetapkan
standar internasional untuk xDSL dengan nama G.992.1 (G.dmt). Umumnya, penggunaan ADSL
untuk rumah-rumah menggunakan versi ADSL Lite yang dalam istilah ITU-nya dikenal dengan
sebutan G.992.2 (G.lite). Dengan spesifikasi downstream 1.5Mbps, hemat energi dan biaya
pengoperasian yang murah. Alokasi DMT carrier pada G.992.1 dan G.992.2 untuk ADSL
ditunjukan pada gambar 4.

Gambar 4. Alokasi DMT Carrier Pada ADSL


Data-data dimodulasikan pada interval carrier sebesar 4.3125kHz. Carrier frekuensi rendah
digunakan untuk wilayah upstream dan carrier frekuensi tinggi digunakan untuk wilayah
downstream. Jumlah carrier wilayah downstream G.922.2 kurang dari setengahnya jumlah
carrier G.992.1. Karenanya diberi sebutan LITE (G.lite). Selain G.992.1 dan G.992.2, masih ada
4 buah standar yang direkomendasikan oleh ITU untuk xDSL, seperti tertulis pada tabel 2 di
bawah ini.

Tabel 2. Rekomenasi ITU Tentang xDSL


5. Jaringan Broadband ADSL
Di sini akan dijelaskan secara garis besar tentang perbedaan penyambungan komunikasi data
dengan menggunakan modem konvensional (untuk dial-up), ISDN dan modem ADSL.
Gambar 5. Sambungan Modem Konvensional
Yang mana biasanya menggunakan modem konvesional untuk mengkases internet dengan cara
dial-up connection ke suatu ISP. Garis besar penyambungan modem konvensional dapat dilihat
pada gambar 5. Selanjutnya masing penyambungan untuk ISDN dan ADSL juga dapat dilihat
pada gambar 6 dan gambar 7.

Gambar 6. Sambungan Modem DSL Pada ISDN

Gambar 7. Sambungan Modem ADSL


Untuk membangun suatu jaringan broadband ADSL minimal diperlukan perlatan-peralatan
berikut pada pos-pos telepon di tiap wilayah. Splitter Router DSLAM Sedangkan peralatan
minimal yang diperlukan user adalah splitter dan modem ADSL saja. Struktur sambungan
internet dengan menggunakan ADSL mulai dari lokasi user, pos telepon dan ISP ditunjukan pada
gambar 8.

Gambar 8. Jaringan ADSL


Dari gambar 8 di atas dapatlah diketahui, bahwa untuk membangun jaringan broadband ADSL
secara teknik tidaklah terlalu sulit. Karena ADSL menggunakan jaringan infrastruktur telepon
yang telah ada. Yang diperlukan hanyalah modem-modem ADSL sebagai kunci utamanya.
Tentu saja ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan seperti misalnya penentuan sistem
jaringan komunikasi (Annex) yang sesuai dengan kondisi pada negara itu.
Pada gambar 8 di atas, khususnya pada bagian POS TELEPON, diperlukan peralatan tambahan
seperti telah dijelaskan sebelumnya, yaitu splitter, DSLAM dan router.
Splitter di sini berfungsi sebagai filter (untuk membedakan) antara sinyal suara (frekuensi rendah
di bawah 4kHz) dan sinyal data (frekuensi tinggi di atas 30kHz). Splitter yang ada di USER juga
sama fungsinya. Bila sinyal suara yang masuk, maka ia akan dialirkan ke telepon oleh splitter.
Bila sinyal yang masuk adalah sinyal data, maka ia akan dialirkan ke modem ADSL.
DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) ini adalah kumpulan modem-modem
ADSL dari tiap-tiap ISP. Antara ISP yang satu dengan yang lain memiliki modem-modem
ADSL yang berlainan pula. Modem ADSL yang digunakan oleh USER haruslah sama dengan
modem ADSL ISP-nya. Sinyal-sinyal data dari DSLAM selanjutnya dilewatkan ke router untuk
diteruskan ke router yang ada di ISP.
Semua kabel-kabel telepon pelanggan sebelum disambungkan ke mesing operator, mereka
disambungkan terlebih dahulu ke suatu peralatan MDF (Main Distributing Frame) yang
berfungsi untuk merapikan kabel-kabel telepon dari pelanggan tadi.
6. Apa Keuntungan Broadband ADSL
Akhir-akhir ini jumlah pemakai internet di seluruh dunia bertambah dengan pesatnya. Kebutuhan
akan akses cepat (broadband) internet menjadi suatu keharusan. Dengan teknologi ADSL yang
menggunakan sambungan jalur telepon pada umumnya, akses berkecepatan mega bit bisa
dicapai. Bukan hanya itu saja, dari segi biaya pun ADSL sangatlah murah dibandingkan dengan
broadband yang lainnya yang memberikan kecepatan akses mega bit.
Dengan ADSL, kita tidak perlu lagi menambahkan line telepon baru. Karena dengan ADSL ini
kita bisa telepon atau mengirim fax sambil berinternet ria tanpa ada efek di antara satu sama
lainnya.
Kita bisa saling tukar menukar informasi melalui elektronik mail online 24 jam tanpa harus
memikirkan biaya akses tambahan. Selain untuk VOD, dalam dunia bisnis ADSL banyak
digunakan untuk video confrence, VoIP (Voice over IP), layanan telepon lokal/interlokal gratis,
virtual school dan masih banyak lagi penerapan ADSL untuk kehidupan sehari-hari kita dimasa
sekarang dan yang akan datang.
7. Contoh Kasus : Perkembangan ADSL di Jepang
Tidak banyak yang mengetahui kalau ternyata Jepang yang sangat maju di bidang ekonomi dan
industri sangat tertinggal dalam teknologi broadand ADSL dibandingkan dengan negara
tetangganya Korea Selatan. Dari hasil penelitian departemen telekomunikasi Jepang terhadap IT
Korea Selatan diketahui ada 1.47 juta user ADSL , 520 ribu user LAN apartemen, 990 ribu user
CATV dan 16 ribu user Satelit dari 16 juta user pengguna internet di Korea Selatan. Ini
menempatkan Korea Selatan sebagai salah satu negara di atas standar/rata-rata negara-negara
maju yang menggunakan broadband untuk mengakses internet.
Servis ADSL di Korea Selatan dimulai pada tahun 1998, sedang di Jepang sendiri, uji coba
servis ADSL dimulai pada tahun yang sama, bulan Pebuari – Desember, oleh East-West NTT
untuk wilayah Kanto dan pada akhir tahun 1999 uji coba ADSL dibuka untuk wilaya Osaka.
Jumlah total pemakai ADSL sampai akhir tahun 2000 tidak lebih dari 8300 user saja.
Keterlambatan Jepang dalam penerapan ADSL disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1.Saluran telepon di Jepang dikuasai dan diatur oleh East-West NTT. ISP-ISP yang menyediakan
servis ADSL harus bekerjasama dengan NTT untuk pemasangan peralatan-peralatan ADSL yang
dibutuhkan di pos-pos operator telepon NTT. Akan tetapi pihak NTT berusaha menghambat
provider-provider pengada servis ADSL.
2.Pada saat yang sama, dikala ADSL terhambat perkembangannya, NTT membuka servis
sambungan internet online 24 jam dengan ISDN yang dinamakan FLETS ISDN. NTT membuka
akses point hampir di seluruh wilayah Jepang. Dan dalam sekejap jumlah pemakai Flets ISDN
mencapai 220 ribu user.
3.Terhadap user yang ingin migrasi dari ISDN ke ADSL, pihak NTT tidak bisa menjelaskan
dengan baik terhadap perubahan nomor telepon yang lama menjadi nomor telepon yang baru.
4.Adanya inteferensi frekuensi antara ISDN dan ADSL. (Ini dikarenakan ISDN menggunakan
wilayah frekuensi untuk upstream dan down stream di bawah 320kHz. Ini bertumpukan dengan
wilayah frekuensi ADSL 30kHz – 1104kHz).
5.NTT mempunyai projek broadband masa depan tahun 2010 dengan menggunakan fiber untuk
konsumsi masyarakat umum yang diberi nama FTTH (Fiber To The Home).
Untuk mengatasi keterlambatan ini, pemerintah Jepang memerintahkan NTT untuk membuka
pos-pos teleponnya kepada ISP-ISP pengada servis ADSL dan memerintahkan NTT untuk
bekerja sama dengan ISP-ISP tersebut. Mau tidak mau, sambil menunggu FTTH berjalan, NTT
akhirnya juga membuka servis ADSL, bersaing dengan ISP-ISP lain.
Saat ini jumlah ISP yang memberikan servis sambungan ADSL bertambah dengan cepatnya.
Persaingan di antara mereka begitu ketat. Bukan hanya dari segi kecepatan, tetapi juga biaya
yang murah. Tercatat untuk saat ini, Yahoo! BB adalah yang termurah dengan biaya tiap
bulannya total sekitar $25 dan tercepat dengan kecepatan downstream 8Mbps. Disusul tempat
kedua So-net ADSL 8M yang juga memberikan servis murah, sekitar $28/bulan, dengan
kecepatan 8Mbps.
Sampai bulan Juli tahun 2001, menurut mentri penerangan umum Jepang, jumlah pemakai
ADSL saat ini sudah mencapai 400 ribu user. Terjadi peningkatan yang amat pesat dari 8300.
Pelanggan ADSL pada bulan Desember 2000. Walaupun masih jauh dibawah negara
tetangganya, Korea Selatan, Jepang kini mulai bangkit dari ketinggalan-ketinggalannya dalam
teknologi broadband ADSL.
Data terbaru saat ini (sampai Maret 2003) jumlah pemakai ADSL di Jepang keseluruhan adalah
serkitar 7 juta pemakai.
POWERLINE COMMUNICATION/CABLE/CARRIER (PLC)
1 Pendahuluan
Jarum jam menunjukkan Pukul 11.10 waktu setempat. Sekelompok murid sekolah dasar
Seymour Park di Manchester, Inggris, baru saja kembalil dari acara istirahat minum teh. Seperti
kebanyakan anak-anak SD berusia 9 tahunan lain di negara-negara maju, mereka langsung sibuk
bermain Internet di depan komputer. Tidak ada yang aneh di sini. Padahal inspeksi terakhir
menyatakan bahwa internet dihubungkan dengan panel utama jaringan listrik 240 volt yang ada
di sekolah. Tidak kah seseorang menyadari akan potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan?
Apakah para orang tua murid-murid tersebut menyadari situasi yang dihadapi anak-anaknya?
Tenang! Anak-anak SD ini merupakan bagian dari proyek percobaan yang dikembangkan oleh
NorTel dan Norweb Communications, yang mampu mengakses Internet kecepatan tinggi melalui
jaringan kabel listrik yang telah ada.
Konsep internet melalui kabel listrik, bukan barang baru. Usaha-usaha sebelumnya dalam
mengimplementasikan teknologi ini telah terhambat karena ketidakmampuan mengatasi solusi
ekonomis dalam memfilter noise listrik yang melekat pada kabel-kabel listrik. Sampai saat ini,
perusahaan-perusahaan telekomunikasi (seperti British Telecom, Telstra, dll) telah sepenuhnya
memonopoli pemasokan layanan-layanan telekomunikasi di kebanyakan negara-negara barat.
Tetapi hal ini berubah dengan cepat ketika banyak negara telah (atau dalam proses menuju)
melakukan deregulasi telekomunikasi mereka, sehingga jalan telah terbuka bagi pemain-pemain
baru untuk masuk ke pasar telekomunikasi.
Jaringan-jaringan telekomunikasi membutuhkan beberapa medium pembawa sinyal (baik kabel
optik fiber, kabel tembaga berpasangan, atau bahkan transmisi melalui satelit) dan pembiayaan
untuk medium pembawa ini umumnya lumayan mahal dan menjadi penghambat. Tetapi untuk
perusahaan utilitas pemasok listrik yang telah mempunyai infrastruktur seperti itu pada grid
jaringan listriknya, konsep ini cukup menjanjikan, terutama jika masalah-masalah di atas dapat
diatasi. Digital Powerline(r)TM, merupakan salah satu solusi yang memungkinkan internet
dijalankan melalui kabel listrik.
2 Bagaimana Teknologi ini diimplementasikan?
2.1 Perspektif sejarah
Pemain utama dalam telekomunikasi powerline ini adalah Norweb (anak perusahaan United
Utilities PLC, London), dan terutama adalah seorang stafnya yaitu Dr. Paul Brown.
Pada tahun 1991, Dr. Brown ditunjuk untuk memimpin grup riset kecil pada Open University di
Inggris untuk menyelidiki kelayakan telekomunikasi melalui kabel listrik. Dia menemukan
bahwa di masa lalu banyak insinyur yang telah berjuang dengan ide-ide yang sama tetapi gagal
karena noise. Setiap kali listrik dinyalakan, sejumlah besar gelombang disturbansi listrik
melewati kabel dan mengubah setiap transmisi data secara simultan.
Dr. Brown dan rekan-rekan tim risetnya menemukan suatu ide menggunakan sinyal-sinyal pada
frekuensi tinggi diatas frekuensi yang secara potensial mengubah noise. Meskipun begitu, hal ini
juga ada masalahnya. Sinyal-sinyal frekuensi tinggi tidak mampu berjalan cukup jauh dan gaung
atau pantulan dalam sistem dapat secara efektif menenggelamkan sinyal-sinyal itu. Tim riset
memutuskan untuk menggunakan lebih dari satu frekuensi dan mengirim data dalam bentuk
paket-paket diskrit yang dipandu oleh beberapa bentuk sistem pensinyalan. Pengujian dan
penyempurnaan sistem ini dihasilkan pada uji coba proyek pilot dimana sekolah-sekolah dasar di
Manchester telah mempunyai sambungan Internet dengan laju 1 Mbps (hampir 10 kali lebih
cepat dari sambungan-sambungan ISDN yang telah ada).
2.2. Skema Jaringan

Gambar 1. menunjukkan tipikal skema jaringan untuk jaringan komunikasi data menggunakan
jaringan distribusi listrik yang telah ada.
Pada sisi pelanggan akhir dari jaringan, CAU (customer acces units, unit-unit akses pelanggan)
menghubungkan peralatan pengguna apakah itu telpon, komputer atau yang lainnya, ke jaringan
kabel listrik utama. CAU ini juga sebagai unit-unit pengkondisi yang berfungsi untuk
mengisolasi secara elektrik peralatan-peralatan pengguna dari kabel listrik utama, juga untuk
mengekstraksi sinyal data dari arus listrik.
CAU ini dihubungkan ke infrastruktur komunikasi yang merupakan tegangan rendah induk (240-
415 volt). Pada substasiun listrik dimana jaringan distribusi tegangan rendah berasal (telah
diturunkan tegangan nya dari jaringan tegangan tinggi dengan transformer), sinyal-sinyal
diinjeksikan ke dalam jaringan tegangan rendah dari jaringan data konvensional eksternal (kabel
tembaga koaksial, kabel optik fiber, jaringan nirkabel, atau bahkan jaringan satelit). Jadi
meskipun komunikasi data dapat dipropagasi melalui kabel listrik, beberapa jaringan
konvensional harus tetap ada atau diinstal ke substasiun. Sampai saat ini belum ada metoda yang
ditemukan untuk melakukan propagasi sinyal-sinyal data melalui jaringan tegangan tinggi (> 415
volt).
Secara khusus, frekuensi sinyal daya listrik adalah dalam range 50/60Hz. Dengan pengkondisian,
sinyal-sinyal data ini dinaikkan ke frekuensi ultra tinggi dalam range 500/600MHz, sehingga
data dapat dilapiskan ke atas kabel utama listrik tanpa terjadi kondisi saling melemahkan.
Interferensi diminimalkan dengan memecah arus data ke bentuk paket-paket sebelum
diinjeksikan ke dalam jaringan listrik. Sistem komersial dapat menawarkan laju data digital
dalam kecepatan kelipatan lebih dari 32 kbps ke maksimum arus yang diperkirakan mencapai 1
Mbps. Laju data ini relatif sangat stabil, bebas dari noise dan menawarkan spektrum-spektrum
yang dapat digunaan dalam range 6 dsn 10 MHz ke para pelanggan akhir dari jaringan distribusi,
dan kira-kira spektrum 20 MHz ke para pelanggan yang lebih dekat dengan substasiun. Lebih
penting lagi, sambungan ini adalah permanen.
Nilai tambah bagi perusahaan-perusahaan listrik adalah bahwa sekali teknologi ini
diimplementasikan akan memungkinkan mereka untuk memperoleh nilai tambah ke jaringan
mereka sendiri dengan berkemampuan untuk membaca meteran listrik pintar dan mampu
menyediakan peranti pengelolaan demand/supply cerdas yang memberi kemampuan pada
perusahaan dalam mengimplementasikan sistem tarif yang inovatif ataupun sistem reward energi
yang lain.
2.3 Teknologi
Inti dari teknologi ini adalah kemampuan untuk menyediakan Jaringan Daya Terkondisi
Frekuensi Tinggi (HFCPN, high frequency conditioned power network) dimana melalui jaringan
ini data dapat dilewatkan. Sebagai mana ditunjukkan di atas, prinsip dasarnya adalah
menginjeksikan sinyal-sinyal data ke dalam saluran daya listrik pada frekuensi 10 juta kali
frekuensi dasar arus listrik (atau sekitar 500/600MHz). Untuk melakukan ini, dibutuhkan Unit-
unit Pengkondisi (CU, conditioning units). Unit-unit ini merupakan pengkopel arah tiga terminal
yang meliputi bagian high and low pass filter untuk membentuk suatu pengkopel arah frekuensi
yang sensitif. Setiap CU mempunyai sebuah terminal jaringan (NP, network port), sebuah
terminal distribusi komunikasi (CDP, communication distribution port), dan sebuah terminal
distribusi listrik (EDP, electricity distribution port), seperti nampak pada Gambar 2.
Gambar 2. Pengkondisi Unit (Conditioning Unit)
CU ini memberikan kemampuan menyediakan hal-hal sebagai berikut :
1. Interkoneksi sinyal-sinyal yang aman dan efisien di atas 1 MHz (misal: sinyal-sinyal data)
2. Propagasi penunjuk arah sinyal di atas 1 MHz
3. Floor noise minimal di atas 1 MHz
4. Isolasi beban-beban pelanggan yang berubah di atas 1 MHz
5. Titik titik penghentian layanan jaringan yang cocok untuk pelayanan telekomunikasi dan
listrik
6. Kinerja spektral yang optimum dari jaringan kabel
Frekuensi 1 MHz dipilih sebagai frekuensi terendah dimana pengkopel arah yang efektif dan
efisien dapat dibangun dan masih menyediakan pelayanan 100 amp, 230/240 volt, 50 Hz kepada
pelanggan domestik. Pengalaman sebelumnya dalam menggunakan jaringan distribusi listrik
untuk membawa sinyal-sinyal frekuensi rendah (khususnya 3-500 kHz untuk switching pada
peralatan-peralatan rumah tangga seperti sistem air panas, lampu jalanan, dll) menunjukkan
bahwa atenuasi yang drastis dari sinyal-sinyal adalah jelas dikarenakan adanya capacitive
reactance. Pengujian menunjukkan bahwa diatas 1 MHz, reactance induktif mulai menyelimuti
capacitive reactance, dan jika impedansi saluran yang digunakan adalah sebesar 600 ohm, maka
atenuasi dapat diterima.
Meskipun efisiensi spektral diperkirakan berada antara 6 dan 10 MHz untuk para pelanggan
jarak jauh, dan 20 MHz untuk para pelanggan dekat, efisiensi overall dari jaringan HFCPN
adalah tergantung pada sejumlah kriteria seperti:
1. Tipe pelanggan dan densiti per distributornya (atau fase dari distribusi daya). Secara khusus
kira-kira 50 (total 150 per 3 fase, 415 volt, distribusi tegangan rendah ke para pelanggan) di
Inggris, dimana teknologi ini dikembangkan dan diuji cobakan. Di Amerika Utara, harga ini bisa
cukup rendah sekitar 10-14 pelanggan per distributor.
2. Tipe akses multiple yang diperlukan
3. Densiti lalu-lintas data (baik saat rata-rata maupun puncak)
4. Skema kompresi, coding dan modulasi, yang berpengaruh pada laju data bit per unit spektrum
yang tersedia.
5. Kebutuhan pelayanan, suara, data, streaming video, dll.
Saat ini, teknologi ini tidak menyediakan sarana yang sangat efisien untuk lalu lintas suara.
Sinyal-sinyal suara (analog) menempati lebar pita kira-kira pada 3,1 Khz. Pendigitalan ini akan
menghasilkan sinyal digital yang akan menempati lebar pita 10 kali lebih besar (32 Khz), dan
sehingga memungkinkan untuk hanya 12 kanal yang dapat beroperasi secara simultan per 4 MHz
spektrum. Penelitian saat ini ditekankan pada bidang modulasi, coding, dan kompresi dari sinyal-
sinyal analog dengan tujuan memperbaiki situasi yang ada.
Hal ini menggambarkan bahwa teknologi ini dapat menjadi fondasi untuk jaringan akses lokal
alternatif yang berkemampuan menyediakan penyebaran yang cepat (seperti infrasruktur media,
kabel-kabel daya yang telah ada) dari pelayanan-pelayanan telekomunikasi digital maju untuk
perumahan. Konsep jaringan yang diajukan mempunyai lapisan jaringan pertama berbasis pada
substasiun listrik lokal seperti nampak pada Gambar 3.

Gambar 3. Skema Distribusi


3 Ciri-ciri Telekomunikasi PowerLine
Dari penyelidikan dan penelitian diperoleh bahwa ada dua aplikasi komunikasi data yang
berbeda melalui jaringan distribusi listrik. Yang pertama, Norweb’s Digital PowerLine (DPL)
yang merupakan aplikasi skala besar dimana jaringan distribusi induk listrik tegangan rendah
digunakan sebagai pembaawa untuk komunikasi data. Yang kedua adalah aplikasi seperti
PoweRnet(r)TM yang menyediakan jaringan data ke perumahan dalam lokasi tunggal
menggunakan saluran-saluran listrik yang ada dalam gedung.
3.1 Norweb’s Digital PowerLine (DPL)
Digital PowerLine menggunakan bagian tegangan rendah dari infrastruktur distribusi listrik yang
telah ada guna menyediakan pelayanan data ke pelanggan di rumah-rumah. DPL
mengimplementasikan model yang benar-benar mirip dengan yang dibahas pada bagian 2.0 di
atas. Disini segmen tegangan rendah dari jaringan listrik diubah ke dalam bentuk Local Area
Network (LAN). Sistem DPL terdiri atas 4 elemen perangkat keras, yaitu Mainstation DPL 1000,
Basestation DPL 1000, Unit Pengkopel DPL, dan Modul Komunikasi DPL 1000.

Gambar 4. Layout tipikal dari komponen-komponen DPL.


Inti dari sistem DPL adalah jaringan data Norweb’s SDH (155 Mbps) yang memasok sambungan
ke subsation-substation terkait ke dalam sistem DPL. Pada setiap substation listrik, ada
Mainstation DPL 1000 dan Substation DPL 1000.
1. Mainstation DPL 1000. Unit ini menyediakan fungsi-fungsi pengelolaan jaringan maju.
Komponen ini bertanggung jawab sebagai pengkonsentrasi kinerja tinggi dari lalulintas protokol
Internet (IP) ke dalam jaringan backbone. Sekalipun gambar 1 menggambarkan jaringan SDH
fiber optik, jaringan backbone ini dapat menjadi line of sight radio, kabel tembaga koaksial, atau
media optik fiber yang lain. Sambungan ke provider dan ke Internet publik dicapai melalui
jaringan backbone ini. Sinyal-sinyal data dari backbone dilewatkan melalui basestation DPL
1000
2. Mainstation DPL 1000. Unit yang dikontrol oleh Mainstation ini, menghubungkan distributor
saluran daya tegangan rendah ke sinyal-sinyal data yang diturunkan dari backbone melalui
mainstation. Sinyal-sinyal data diinjeksikan ke dalam sisi tegangan rendah dari transformer daya.
Input ke basestation dilakukan melalui media jaringan data konvensional dari jaringan backbone
(misalnya fiber, koaksial, dll) dengan output ke jaringan distribusi listrik melalui line card yang
disambungkan langsung ke induk tegangan rendah.
3. Unit Pengkopel DPL. Peranti ini diinstal di tempat pelanggan, umumnya berdekatan dengan
meter listrik yang telah ada. Alat ini menerima dan mentransmisikan semua data melalui kabel
listrik tegangan rendah dan disambungkan ke Modul Komunikasi DPL 1000. Peranti ini
menyediakan isolasi elektrik antara peranti-peranti data (komputer, telpon, dll) dan listrik induk.
Unit ini sering dianggap berfungsi sebagai unit pengkondisi karena mengkondisikan atau
membuat sinyal data bisa digunakan.
4. Modul Komunikasi DPL 1000. Unit ini beroperasi mirip dengan modem konvensional. Alat
ini dihubungkan dengan komputer personal ataupun peranti data yang lain (mesin faximile, atau
telpon) dan mempunyai software komunikasi yang terpasang di setiap pelanggan atau pemakai.
Software ini akan digunakan untuk memungkinkan provider memberikan akses ke produk-
produknya (dalam model yang mirip dengan peranti pengakses televisi kabel), dan
memungkinkan pelayanan berbeda kualitas tergantung pada kebutuhan pelanggan. Sambungan
antara unit pengkopel dan modul komunikasi dengan peranti data milik pelanggan dilakukan
melalui kabel tembaga koaksial konvensional. Kombinasi software/hardware dapat medukung
provider layanan multiple dan ini dapat diup-grade melalui software yang dapat mendown-load
jaringan.
Teknologi ini memungkinkan perusahaan listrik baik dalam penyediaan pelayanan-pelayanan
utamanya sendiri, atau memberikan lisensi pada pihak ketiga dalam menyediakan pelayanan-
pelayanan seperti Internet, video, dan kadang-kadang suara. Operator perusahaan listrik dapat
menyediakan infrastruktur dan menyewakan jaringan kepada para provider (misal Telstra atau
Optus, dll). Kunci keuntungan bagi perusahaan listrik dalam memberikan kemampuan untuk
masuk ke pasar telekomunikasi dengan memanfaatkan DPL, adalah:
1. Meminimalkan biaya kapital dengan memanfaatkan infrastruktur yang telah ada
2. Keuntungan dari pelayanan permanen (tidak seperti provider yang telah ada dimana
sambungannya telah established dan maintained)
3. Memungkinkan perusahaan listrik untuk berkemampuan menawarkan banyak jenis layanan
dari berbagai provider. Yang secara langsung adalah kemampuan untuk menyediakan flat rate
yang permanen, sambungan Internet kecepatan tinggi akan memberi kemampuan pada
perusahaan listrik untuk menawarkan kepada pelanggan layanan-layanan baru seperti siaran yang
dapat dicharge, layanan-layanan multimedia interaktif seperti CD berkualitas audio, video klip,
animasi, game kecepatan tinggi, dan video conferencing.
Disamping itu perusahaan listrik akan mampu meningkatkan pelayanan-pelayanan inti mereka
sendiri seperti pengelolaan energi dan penagihannya dengan menggunakan meter listrik pintar,
sistem pengontrol dapat program, dan peranti pengelolaan supply/demand cerdas.
3.1.1 Studi Kasus, DPL
DPL telah sukses diinstall dalam uji-coba pada sekolah dasar Seymour Park, Manchester, Inggris
pada bulan Nivember 1997 sebagai proyek kerjasama antara Nortel (Northern Telecom) dengan
Norweb Communication (anak perusahaan UK United Utilities PLC). Dua belas komputer
personal disambung secara bersamaan dari satu sambungan, yang dari situ sekolah tersebut
berkemampuan mengakses secara on-line ke Internet dengan kecepatan 1 Mbps.
Para guru di sekolah ini sangat terkesan dengan kecepatan teknologi DPL. Sang Kepala Sekolah,
Jenny Dunn berkomentar:
“Sambungan kecepatan tinggi benar-benar memberi keuntungan kepada kita untuk
mengembangan pengajaran melalui Internet. Dengan sambungan normal, murid-murid dapat
kehilangan daya tariknya karena harus menunggu tiap halaman ketika mendownload. Dengan
sistem baru berarti informasi yang diinginkan dapat diperoleh dengan seketika, dengan demikian
memaksimalkan waktu pengajaran maupun waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas”
Norweb merencanakan untuk mengimplementasikan teknologi DPL di sejumlah sekolah di
daerah barat laut Inggris selama tahun 1998, mengikuti suksesnya ujicoba di Seymour Park.
3.2 PoweRnet(r)TM
Teknologi lain yang menggunakan jaringan listrik sebagai media untuk komunikasi data adalah
PoweRnet, sebuah teknologi yang menggunakan saluran-saluran tegangan rendah internal (dan
kabel yang menghubungkannya) dalam gedung sebagai media untuk Local Area Network
(LAN).
PoweRnet merupakan teknologi yang jauh lebih sederhana dan dibahas di sini sebagai pelengkap
teknolgi DPL skala besar. PoweRnet benar-benar merupakan solusi internal dimana di sini tidak
melampaui batas-batas tempat pelanggan. Dalam sistem ini tidak ada peranti yang harus
disisipkan ke dalam rangkaian tegangan rendah tidak diperlukan modifikasi pada titik entry
listrik. Faktanya, PoweRnet sangat sederhana tinggal mencolokkan modem seperti suatu peranti
ke bagian belakang komputer personal dan colokan dinding 240 volt konvensional.
Tidak seperti DPL, PoweRnet merupakan teknologi yang telah mapan dengan lebih dari 300000
unit node digunakan diseluruh dunia dan tidak membutuhkan pengkabelan khusus, tanpa lisensi,
tanpa training khusus (bagi pengguna akhir maupun administratornya) dan tanpa protokol
khusus. Faktanya, pihak pemasok mengklaim bahwa PoweRnet dapat diinstal dalam skala menit,
dan lebih murah dibanding beberapa media LAN yang lain.
Gambar 5. Tipikal jaringan yang berpusat pada PoweRnet
PoweRnet memungkinkan untuk mengakses ke 32 jaringan terpisah dan ke 64 node melalui
saluran listrik yang sama dan ideal untuk situasi dimana jaringan berbiaya rendah diperlukan.
Model ini ideal untuk daerah-daerah dimana pengkabelan jaringan konvensional tidak
dimungkinkan atau dimana titik-titik akhir tarangkat karena waktu (sekedar menarik kabel
pencolok, memindah peralatan dan mencolokkannya lagi di semua saluran yang praktis).
Kelemahan utama teknologi ini adalah bahwa kecepatannya terbatas sampai 56,6 kbps, yaitu
kecepatan dari modem tercepat. Sehingga sistem ini tidak berguna untuk aplikasi-aplikasi yang
lebih dari sekedar transfer data (point of sale, POS, text file, kontrol mesin, dll).
4 Standar apa yang dipakai?

Nampaknya membingungkan, tetapi kebenarannya bahwa hanya ada standar yang jumlahnya
sangat sedikit untuk teknolgi yang bekerja pada jaringan listrik tegangan tinggi sebagai media
jaringan.
Nampaknya sulit dipercaya, hanya ada satu draft standard yang berkaitan dengan teknologi ini,
yaitu: “CN50065-1:1991″ Pensinyalan pada instalasi listrik tegangan rendah dalam range
frekuensi 3 kHz sampai 148,5 kHz. Bagian 1: keperluan umum, pita frekuensi dan gangguan
elektromagnetik”
Nampaknya sangat mengesankan, standar ini dari European Commitee for Electrotechnical
Standardisation (CENELEC), disini tidak ada referensi umum dan pada situs web milik
CENELEC passwordnya diproteksi guna mencegah akses ilegal. Yang dapat dikumpulkan
sedikit demi sedikit dari CENELEC’s Info and Publishing Services Supervisor (transmisi
facsimile) adalah bahwa draft itu tidak ada dan bahwa IEC belum mulai bekerja dalam subyek
ini.
Riset yang intensif dari web site Institution of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) gagal
mendapatkan standar relevan yang berhubungan dengan Komunikasi Data melalui Jaringan
Listrik. Penelusuran yang sama pada American National Standards Institute (ANSI) juga gagal
untuk memperolehnya.
Secara samar-samar hasil korenspondensi dengan manager pemasaran Norweb (Digital
PowerLine), Debbie William, diperoleh suatu petunjuk bahwa “NORWEB saat ini bekerja
dengan berbagai lembaga standar yang sesuai untuk dapat mencapai standar teknologi Digital
PowerLine yang memadai”
Kita tidak dapat menyalahkan jika ada yang beranggapan ini hanya ungkapan halus saja…”Kita
belum melakukan apa-apa… tetapi kita telah membicarakannya”. Ini tidak harus diterjemahkan
sebagai mengatakan bahwa produk teknologi ini tidak aman. Dari berbagai literatur, nampak
jelas bahwa telah ada usaha keras selama ini agar teknologi ini dapat bermanfaat sekaligus sangat
aman.
Ada hal penting yang perlu dikemukakan di sini bahwa pada bulan Mei 1998 telah
diselenggarakan seminar Powerline Telecommunications 98 di Amsterdam. Diantara
pembicaranya adalah Jos Kresten, Sekretis Jendral CENELEC, Belgia yang menyajikan makalah
berjudul “Pentingnya standardisasi di Eropa untuk masalah-msalah produksi, distribusi dan
penggunaan energi listrik”. Juga makalah Jos Huigen, Kepala Biro Interconnection OPTA,
Belanda yang berjudul “Perundang-undangan dalam Power Line : Pentingnya Power Line untuk
telekomunikasi, Aspek hukum pengembangan Power Line, Overview dari regulasi ONP”
Sayangnya, prosiding dari seminar ini sangat terbatas dan tidak dibagikan untuk akses individual.
Mungkin yang termuat dalam makalah-makalah prosiding tersebut bisa menggambarkan apa
yang selama ini terjadi berkaitan dengan standar.
Sebuah permintaan akan standar komunikasi data powerline yang ditujukan pada Australian
Communications Authority, hanya memperoleh tanggapan sejumlah daftar perusahaan
telekomunikasi di Australia (termasuk yang berminat dengan teknologi powerline), tetapi tidak
ada informasi tentang standar ataupun regulasi.
Jadi teramat sangat disayangkan teknologi ini dikembangkan tanpa dilengkapi dengan standar
ataupun regulasi yang memadai.
5 Kelayakan Masa Depan
Yang menarik, dunia industri dan media terpecah dalam tanda tanya, apakah telekomunikasi
melalui kabel listrik ini akan layak untuk jangka panjang. Meskipun kebanyakan komentator
dalam berbagai media menyetujui bahwa deregulasi dalam industri telekomunikasi di
kebanyakan negara telah membuka pasar telekomunikasi bagi perusahaan perusahaan utilitas
lebih besar, mereka merasa bahwa penyebaran teknologi ini akan terbatas pengembangannya.
Kalau kita mengunjungi web site perusahaan perusahaan listrik utama di seluruh dunia (termasuk
Australia) disebutkan bahwa kebanyakan tertarik untuk terlibat sebagai pemain dalam pasar
telekomunikasi. Meskipun begitu kebanyakan berminat masuk ke pasar ini dengan menginstal
sistem kabel untuk dirinya sendiri.
Salah satu hambatan yang terbesar untuk memperluas pengembangan teknologi ini dari Eropa ke
Amerika Utara (dan Australia) adalah suatu fakta bahwa densiti pelanggan kadang kala jauh dari
yang diinginkan. Norweb telah memusatkan teknologi ini untuk pelanggan dengan kepadatan
150 per titik distribusi (transformer). Seringkali di Amerika kepadatan pelanggan hanya sampai
10-12 per transformer, yang mengakibatkan teknologi ini tidak layak secara ekonomi.
Hambatan lain yang secara langsung berpengaruh terhadap pasar Australia adalah bahwa
teknologi ini berpusat sekitar sistem pengkabelan bawah tanah, suatu hal yang biasa di Inggris.
Direktur Telekomunikasi dari United Energy (United Energy adalah satu pemain besar sebagai
pemasok pasar listrik pada deregulasi telekomunikasi di Victoria), Steve Black, mengatakan
bahwa teknologi ini memerlukan modifikasi untuk disesuaikan dengan karakteristik jaringan di
Australia, yang berarti akan lebih sulit untuk diadaptasi. United Energy telah membantu Nortel
(Australia) dalam pengembangan teknologi ini untuk lingkungan Australia.
Penghambat berikutnya adalah bahwa teknologi ini hanya dapat bertahan hidup pada jaringan
distribusi tegangan relatif rendah (11 kv atau kurang) dari transmormer substation ke tempat
pelanggan. Ini berarti bahwa infrastruktur jaringan telekomunikasi konvensional yang mahal
harus disediakan untuk setiap substation. Wakil presiden Nortel, Graham Strange, mengatakan
bahwa solusi yang potensial adalah bagaimana cara membypass transformer dengan sinyal data,
ini diperlukan untuk meloncat antara saluran tegangan rendah ke tinggi.
Meskipun begitu, di Eropa situasinya lebih menjanjikan. Karena teknologi ini lebih cocok untuk
densiti tinggi, jaringan kabel listrik bawah tanah, sejumlah perusahaan listrik besar telah
menyatakan minatnya untuk mengimplementasikan teknologi powerline ini. Empat perusahaan
(Energie Baden-Wurttemberg, AG EnBW-germany, Vattenfall AB and Sydkraft-Swedia, dan
Edon Group di Belanda) semuanya adalah pelanggan dari teknologi power line yang
dikembangkan Norweb. Kebanyakan mereka berminat melakukan proyek pilot sebagai mana
yang dilakukan Norweb di Manchester.
Di Australia, yang paling tertarik dengan teknologi ini adalah Victoria’s United Energy yang
berbasis di Mt Waverley. United Energy menyusun strategi perencanaan pengembangan
industrinya dimana strategi ini direfleksikan dalam 2 kunci penting:
1. Pembelanjaan untuk pelayanan kapasitas tinggi di Victoria melalui jaringan fiber optik
2. Penelitian dan pengembangan serta evaluasi komersial teknologi telekomunikasi PowerLine
United Energy telah bekerjasama dengan Nortel dan melakukan riset dan pengembangan
teknologi powerline dengan harapan dapat diadaptasikan untuk kodisi Australia.
Masa depan teknologi lain yang dibahas di sini, yaitu Powernet tidaklah begitu jelas. Meskipun
teknologi ini telah mempunyai 300000 modul terpasang di seluruh dunia, tetapi teknologi ini
sangat terbatas hanya sampai kecepatan data 56 kbps, kecepatan yang bisa dicapai oleh modem
tercepat. Cocok untuk ainstalasi-iunstalasi kecil dimana transfer data terbatas hanya text atau
POS data, teknologi ini nampaknya akan tergantikan oleh teknologi yang lebih cepat. Powernet
ini mungkin hanya akan layak untuk perumahan atau bisnis kecil.
6 Kesimpulan
1. Teknologi ini masih benar-benar baru, proyek pilotnya baru dilaksanakan sekitar 12 bulan
yang lalu. Meski begitu telah membuka suatu janji diversifikasi bagi perusahaan perusahaan
listrik guna ekspansi pasarnya dalam menyongsong deregulasi bidang telekomunikasi.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul adalah, apakah teknolgi ini akan menjadi kekuatan utama,
sebagai teknologi yang akan dipilih untuk diimplementasikan, apakah akan memanfaatkan
teknologi PwerLine atau sekedar tergantung (menyewakan) pada kabel-kabel konvensional.
2. Satu hal telah diyakini. Ada kebutuhan nyata untuk standar-standar yang harus dibuat sebagai
petunjuk bagi para pengembang dan para manufacturer dalam memproduksi teknologi yang
efektif dan aman bagi para pelanggan. Saat ini pengembang dan manufacturer nampaknya
membuat regulasi sendiri dan mengimplementasikan standar-standar mereka sendiri. Agar
teknologi ini jadi universal, standar-standar yang efektif harus segera dibuat.
3. Sebagai catatan akhir, satu masalah yang tak seorangpun dalam industri ini telah
memperhatikannya adalah masalah privacy dan security. Teknologi yang ada memungkinkan
data ditransmisikan melalui infrastruktur yang sangat terbuka pada jaringan listrik umum. Pada
umumnya kita memahami bahwa pada tingkat tertentu akan mendapatkan berbagai kritik
memanfaatkan suatu teknologi baru (misalnya ketika memanfaatkan teknologi telpon bergerak,
dll). Dalam teknologi powerline ini, kegunaan dan kepraktisan peranti-peranti ini apakah mampu
mengatasi ancaman nyata disadapnya informasi kita (secara fisik atau elektronik). Beberapa
pelanggan menggunakan komunikasi powerline secara bersamaan, sehingga data yang berasal
dari seorang pengguna dengan seketika dapat dibaca oleh semua orang yang berada pada
rangkaian yang sama tsb. Tidak ada informasi yang dapat diperoleh tentang bagaimana data
seorang pelanggan akan diamankan dari pelanggan lain. Ini berarti pembuktian keaslian dan
validasi dibutuhkan untuk segera dibuat sebagai pelengkap teknologi powerline ini.
4. Hanya waktu yang akan berbicara bagaimana teknologi ini akan meraih sukses di masa depan.
Saat ini rasanya masih terlalu awal.
KABEL MODEM
1 Pendahuluan
Kabel modem adalah alat yang memberikan akses berkecepatan tinggi ke internet melalui
jaringan kabel televisi. Sama halnya dengan respon dari modem analog tradisional, kabel modem
memiliki keunggulan mempunyai kekuatan yang lebih, mampu mengirimkan data lebih cepat
kira-kira 500 kali.
Kemampuan mengakses berkecepatan tinggi dari teknologi kabel modem secara jelas, dengan
menitikberatkan dari jenis operasi, arsitektur jaringan, teknologi alternatif, dan keamanan akan
dicoba dijelaskan selanjutnya.
2 Cara Kerja Kabel Modem
Akses arus internet melalui modem 28.8-kbps, 33.6-kpbs, atau 56-kbps dikenal sebagai tehnologi
modem “voiceband”. Seperti modem voiceband, kabel modem modulasi dan demodulasi data
signal. Akan tetapi, kabel modem gabungan lebih fungsional untuk jasa internet dengan
kecepatan tinggi. Pada jaringan kabel, data dari jaringan ke pengguna adalah sebagai
“downstream”, dimana data pengguna ke jaringan adalah sebagai “upstream”. Dari pandangan
pengguna, kabel modem adalah 64/256 QAM FM penerima mampu mengirimkan data lebih dari
30 s/d 40 Mbps dalam satu kabel 6 MHz. Hal ini lebih cepat 500 kali dari dari modem 56 Kbps.
Data dari penguna ke jaringan dikirim secara fleksibel dan terprogram diawasi dari “headend”.
Modulasi data menggunakan pemancar QPSK/16 QAM dengan tingkatan data dari 320 Kbps –
10 Mbps. Tingkatan data upstream dan downstream mungkin dapat dikonfigurasikan secara
fleksibel dengan menggunakan kabel modem.
Para pelanggan dapat melanjutkan ke penerima televisi kabel ketika penerima data pada kabel
modem diantar ke personal komputer (PC) dengan bantuan “simple one-to-two splitter”. Service
data yang ditawarkan oleh kabel modem mungkin dapat dibagi lebih dari 16 pengguna pada
konfigurasi jaringan wilayah lokal (LAN).

Gambar 1. Jaringan kabel modem dalam satu wilayah pelanggan


Karena beberapa jaringan kabel sangat baik untuk jasa siaran televisi lokal, kabel modem
mungkin menggunakan jalur telepon standar atau QPSK/16QAM modem menawarkan sistem
kabel dua arah untuk mentransmisikan data upstream dari lokasi pengguna ke jaringan. Ketika
jalur telepon menggunakan gabungan dengan jaringan siaran satu arah, sistem kabel data
digunakan seperti sistem telephony return interface (TRI). Dalam jenis ini, satelit atau jaringan
televisi tanpa kabel dapat juga digunakan sebagai jaringan data.
Pada ujung-ujung kabel, data dari pengguna disaring oleh demodulasi upstream (atau telephone-
return system, sebagai layaknya) untuk diproses lebih lanjut oleh sistem akhir kabel modem
(CMTS-Cable Modem Termination System). CMTS adalah switching sistem, biasanya didesain
untuk rute data dari sebagian besar pengguna kabel modem melalui jaringan multiplexed
interface. CMTS menerima data dari internet dan provider untuk rute data pada pengguna kabel
modem. Data dari jaringan ke grup pengguna dikirim ke modulasi 64/256 QAM. Hasilnya adalah
para pengguna modulasi data lebih dari 6 MHz perchannel, yang mana pengalokasian spektrum
untuk channel televisi kabel seperti untuk siaran ABC, NBC atau TBS ke semua pengguna.

Gambar 2. Sistem akhir kabel modem dan ujung-ujungnya


Kombinasi ujung-ujung kabel antara kanal data downstream dengan video, pay per-view, audio,
dan program pemasangan iklan lokal yang akan diterima oleh televisi. Lalu kombinasi sinyal
akan ditransmisikan jaringan distribusi kabel. Di tempat pengguna, sinyal televisi diterima oleh
“set-stop-box”, sementara data pengguna diterima secara terpisah oleh kotak kabel modem dan
dikirimkan ke PC.
CMTS adalah elemen baru yang sangat penting untuk mendukung penggabungan service data
komunikasi upstream dan downstream melalui jaringan kabel data. Jumlah channel upstream dan
downstream yang ada pada CMTS dapat diklasifikasikan berdasarkan wilayah service, jumlah
dari konsumen, tingkatan data yang ditawarkan pada masing-masing pengguna dan spektrum
yang berbeda.
Elemen penting lainnya dalam pengoperasian dan managemen day-to-day dari sistem kabel data
adalah “Element Management System” (EMS). EMS adalah sistem pengoperasian yang didesain
secara khusus untuk menyusun dan mengendalikan CMTS serta menggabungkan pelangganan
kabel modem. Tugas pengoperasian termasuk persyaratan, administrasi day-to-day, monitoring,
alarm, dan mengetes dari bermacam-macam komponen dari CMTS. Dari pusat network
operations center (NOC), sebuah EMS dapat mendukung beberapa sistem CMTS dalam satu
bagian wilayah geografis.
Gambar 3. Pengoperasian dan Pengelolaan Kabel Data Modem
3 Keistimewaan Dari Sistem Data Kabel
Selain modulasi dan demodulasi, kabel modem Inc. memiliki beberapa kegunaan yaitu
diantaranya untuk memperluas jaringan siaran komunikasi ke “Wide-Area Network” (WANs).
Lapisan jaringan dipilih sebagai Internet Protokol (IP) untuk mendukung internet dan service
lebar jaringan dunia. Hubungan (link) lapisan data dibagi menjadi 3 bagian : logical link control,
link security, dan Media Akses Control (MAC) sangat baik untuk sistem operasional kabel.
Sistem arus pada kabel modem menggunakan bentuk format internet untuk transmisi data
upstream dan downstream saluran data. Masing-masing saluran data upstream dan
penggabungan data upstream pada jaringan kabel untuk memperluas jaringan internet WAN.
Jumlah penambahan operasional kabel dapat memperbanyak saluran data upstream dan
downstream untuk mendukung permintaan bandwidth pada jaringan kabel data. Dari keterangan
diatas, pertumbuhan jaringan kabel data yang baru dapat diterapkan dalam metode yang sama
dalam pertumbuhan internet LANs yang mana adalah lingkungan yang berbadan hukum.
Link keamanan yang diperbolehkan dibagi menjadi 3 bagian : Baseline privacy interface (BPI),
security system interface (SSI), dan removable security module interface (RSMI). BPI
menyediakan kabel modem dimana kerahasiaan data yang melintasi jaringan kabel oleh
lalulintas data diantara pengguna kabel modem dan CMTS. Pengoperasiannya dilakukan oleh
EMS yang memperbolehkan CMTS untuk memetakan identitas kabel modem untuk membayar
pelanggan dan memperbolehkan akses pelanggan untuk masuk kedalam jasa jaringan data.
Kerahasiaan dan syarat keamanan melindungi pengguna data seperti halnya mencegah pencurian
jasa kabel data.
Diskusi awal didalam Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) setuju untuk
menawarkan kegunaan asynchronous transfer mode (ATM) melalui jaringan kabel data untuk
memberikan berbagai fasilitas termasuk telepon, data dan video, dimana kesemuanya itu
didukung oleh kabel modem. Meskipun standar arus kabel modem Inc. internet menggunakan
kabel modem, perluasannya adalah penyediaan dalam standarisasi untuk mendukung ATM atau
protokol unit data lainnya. IP-telephony didukung melalui jaringan kabel data dimana diharapkan
menjadi nilai jasa yang baru dalam beberapa tahun kedepan.
4 Arsitektur Jaringan Kabel Data
Arsitektur jaringan kabel data sama dengan office LAN. CMTS menyediakan perluasan jaringan
internet melalui WAN dengan jangkauan lebih dari 100 mil. Jaringan kabel data mungkin dapat
dikendalikan secara lengkap oleh operasi kabel lokal. Alternatif lainnya, semua operasi mungkin
dapat dilakukan bersamaan pada pusat regional data untuk mendapatkan skala yang lebih
ekonomis. Pembagian geografi atau daerah metropolitan mungkin memiliki sebagian kecil lokasi
televisi kabel yang mana dihubungkan secara bersamaan oleh fiber link. Operasi day-to-day dan
manajemen jaringan kabel data mungkin dapat disatukan pada lokasi tunggal, seperti “super
hub”, sementara lokasi ujung lainnya dapat lebih mudah diatur seperti poros dasar (lihat gambar
4).
Gambar 4. Hub hubungan distribusi dasar
Hubungan distribusi dasar adalah dengan meminimalkan konfigurasi jaringan data yang lebih
banyak digunakan dibandingkan ujung televisi kabel. Ujung khususdilengkapi dengan penerima
satelit, sambungan fiber kelokasi ujung regional lainnya dan penerima RF upsteam untuk pay-
per-view dan data service. Konfigurasi jaringan data termasuk sistem CMTS dapat sebagai
transport data upstream dan downstream dan dan rute IP untuk menghubungi ke lokasi super
hub.

Gambar 5. Super Hub


Super hub adalah lokasi ujung kabel dengan fasilitas tambahan kontrol temperatur ke rumah
degan bermacam server komputer, yang mana sangat dibutuhkan untuk menjalankan jaringan
kabel data. Server termasuk pengiriman file, menggunakan hak dan pembukuan, kontrol log
(syslog), alamat IP dan administrasi (server DHCP), server DNS, dan data over cable service
interface spesifications (DOCSIS) kontrol server.
Pengguna data dari lokasi dasar dan super hub adalah penerima pada pusat regional data untuk
kesatuan yang lebih lanjut dan distribusi melalui jaringan. Super hub didukung oleh dynamic
host configuration protocol (DHCP), DNS (domain name server), dan server log kontrol yang
penting untuk administrasi jaringan kabel data.Pusat regional data dihubungkan ke internet dan
jaringan dunia luas dan juga server farms yang dibutuhkan untuk mendukung jasa internet.
Server ini meliputi e-mail, Web hosting, berita, chat, proxy,caching, server media streaming.
Gambar 6. Pusat Regional Data
Pada penambahan ke jaringan kabel data, pusat jaringan data mungkin juga didukung oleh jasa
modem dial-up (56-kbps service) dan business-to-business internet service. Swithing jaringan,
rute dan server dilakukan pada pusat regional data untuk di dial-up secara bersamaan, kecepatan
tinggi, dan busines internet service.
Super hub dan pusat data regional dapat dijadikan menjadi satu lokasi dan diatur seperti satu
kesatuan bisnis. Super hub diatur oleh jasa provider televisi kabel (TCI), sementara pusat
regional data diatur sepreti terpisah dan bisnis bebas (@ rumah). Didalam satu wilayah,
keberadaan Internet Service Provider (ISP) menyediakan pendukung pusat data regional untuk
tempat asal dan lokasi super hub diatur oleh provider jaringan kabel data yang berdiri sendiri.
Pusat regional data dihubungkan dengan pusat data regional yang lainnya menggunakan jaringan
“backbone” nasional. Selain itu, tiap pusat regional data juga dihubungkan ke internet dan jasa
jaringan dunia luas. Lalu lintas antara jaringan regional, internet dan jaringan regional yang
lainnya adalah melalui pusat data regional.
5 Standar Jaringan Kabel Data
Sistem kabel data terdiri dari bermacam teknologi dan standar yang berbeda. Untuk
memasyarakatkan kabel modem, produk dari penjual yang berbeda harus dapat dioperasikan.
Untuk memenuhi syarat dari sistem yang dapat dioperasikan, operator televisi kabel di Amerika
Utara membentuk rekanan yang terbatas, Multimedia Cable Network System (MCNS), and
developed an initial set of cable modem requirements (DOCSIS). Penjual peralatan harus tunduk
kepada peraturan DOCSIS dan tes kemampuan pengoperasian yang dilakukan oleh program
sertifikasi CableLabs.
5.1. Physical Layer

Saluran Data Downstream

Pada tingkatan percobaan bentuk fisik, saluran data downstream harus berdasarkan spesifikasi
video digital Amerika Utara dan berdasarkan ciri-ciri berikut :
1. 64 dan 256 QAM
2. 6 MHZ-spektrum yang digunakan berdampingan dengan sinyal lain didalam kabel utama
3. Rangkaian dari blok kode Reed-Solomon dan kode Trellis, mendukung operasi dalam
peningkatan persentasi dari Kabel Utama Amerika Utara.
4. “variable length interleaving supports”, kedua service data “latency-sensitive and latency-
insensitive”
Saluran Data Upstream

Saluran data upstream harus mengikuti ciri-ciri sebagai berikut :


1. Format QPSK dan 16 QAM
2. Multiple symbol rates
3. Batas data dari 320kbps ke 10 Mbps
4. Fleksibel dan kabel modem yang dapat diprogram dibawah pengawasan CMTS
5. Frekuensi kecerdasan
6. Multiple akses time-division
7. Didukung oleh kedua protokol data unit : “fixed-frame and variable- length”
Dapat diprogram blok pengkodean Reed-Solomon
5.2. MAC Layers
Tingkatan MAC menyediakan persyaratan global untuk berbagai kabel modem pelanggan untuk
membagi saluran data upstream untuk ditransmisikan ke jaringan. Syarat tersebut termasuk
deteksi “tubrukan” dan transmisi balikan. Besarnya wilayah yang dapat dijangkau dari jaringan
kabel data mengakibatkan masalah yang istimewa sebagai hasil dari waktu tunda transmisi antara
pengguna dekat headend dengan pengguna yang jauh dari headend. Untuk menghilangkan rugi-
rugi kabel dan waktu tunda yang diakibatkan oleh jarak, tingkatan MAC terdapat batasan, yang
mana setiap kabel modem dapat mengakses waktu tunda yang ditransmisikan ke headend.
Tingkatan MAC meningkatkan waktu sinkronisasi, penempatan bandwidth ke kabel modem di
CMTS kontrol, deteksi error, pengendalian dan perbaikan error, prosedur untuk pendaftaran
kabel modem yang baru.
Privacy
Kerahasiaan dari pengguna data diterima dengan cara menggunakan data link-layer antara kabel
modem dan CMTS. Pengaturan dari parameter keamanan termasuk penguncian data diberikan
kepada kabel modem oleh Asosiasi keamanan (SA). Semua transmisi upstream dari kabel
modem berjalan melintasi saluran data upstream tunggal dan diterima oleh CMTS. Pada saluran
data downstream CMTS harus memilih SA yang tepat berdasarkan alamat tujuan dari target
kabel modem.
5.3. Network Layer
Jaringan kabel data menggunakan IP untuk komunikasi dari kabel modem ke jaringan. The
Internet Engineering Task Force (IETF) bentuk dasar DHCP untuk semua tugas pegalamatan IP
dan administrasi didalam jaringan kabel. Sistem translasi pengalamatan jaringan (NAT) dapat
digunakan untuk menempatkan multiple komputer yang menggunakan akses tunggal kecepatan-
tinggi melalui kabel modem.
5.4. Transport Layer
Jaringan kabel data menggunakan protokol kontrol transmisi (TCP) dan protokol pengguna
datagram (UDP) sebagai transport layer.
5.5. Application Layer
Semua aplikasi hubungan-internet ditingkatkan. Aplikasi ini termasuk e-mail, ftp, tftp, http,
berita, chat, dan signaling network management protocol (SNMP). Penggunaan SNMP sangat
baik untuk managemen dari CMTS dan kabel modem.
Operations System
The operations support system interface (OSSI) syarat dari DOCSIS menetapkan tentang
bagaimana jaringan kabel data diatur. Sebagai catatan, ketetapan yang diperbolehkan dalam RF
MIB. Sistem ini memungkin penjual untuk membuat EMS untuk mendukung managemen
spektrum, managemen pelanggan, penagihan, dan operasi yang lainnya.
6 Kesimpulan
1. Tehnologi kabel modem menawarkan akses kecepatan-tinggi untuk internet dan service
jaringan dunia luas. Jaringan kabel data menggabungkan elemen yang penting untuk kemajuan
teknologi moden yang akan datang dan menyediakan beberapa keuntungan seperti kerahasiaan,
keamanan, jaringan data, akses internet dan ciri quality-of-service. Jaringan arsitektur end-to-end
memungkinkan pengguna kabel modem untuk menyambung ke CMTS, in turn, menyambung ke
pusat regional data untuk akses ke service internet. Demikianlah, melalui sistem dari sambungan
jaringan, jaringan kabel data memungkinkan pengguna dihubungkan ke pengguna yang lainnya
dimanapun didalam jaringan global.
KESIMPULAN UMUM
TABEL ANALISA PERBANDINGAN
TEKNOLOGI ADSL, PLC DAN KABEL MODEM
I. ADSL
Media Transmisi
- Menggunakan kabel telepon
Keuntungan
- Menggunakan infrastruktur yang sudah ada, walaupun di beberapa tempat kualitas kabel
telepon tidak memadai untuk mengakses kecepatan tinggi.
Kerugian
- Kecepatannya tidak stabil, karena kebanyakan teknologi ini berbagi bandwith sehingga
kecepatan 512Kbps dapat dibagi menjadi 20-an user.
Kecepatan/Bandwith
- Kecepatannya tinggi bisa mencapai 2Mbps (atau ada yang 10Mbps, sementara di Indonesia
rata-rata 512Kbps).
Biaya
- Harga modem ADSLnya bervariasi antara USD 25 s/d USD 300
II. PLC
Media Transmisi
- Menggunakan kabel listrik
Keuntungan
- Tidak perlu menarik kabel dari rumah ke rumah karena diasumsikan hampir semua rumah
memiliki kabel listrik sehingga secara teoritis dapat dipasang perangkat PLC
Kerugian
- Jaraknya masih terlalu pendek, 100 meter hanya bisa mengakomodasi maksimal 16 perangkat.
- Tidak bisa melewati gardu listrik yang ada transformatornya.
Kecepatan/Bandwith
- Saat ini kecepatan maksimal 900Kbps pert titik
Biaya
- Harga per unit nya diatas USD 100
III. KABEL MODEM
Media Transmisi
- Menggunakan kabel tv (coaxial)
Keuntungan
- Menggunakan infrastruktur yang sudah ada, khususnya yang sudah berlangganan TV Kabel.
- Penyebarannya melalui Point to Multipoint sehingga biaya operasionalnya murah
Kerugian
- Harus berlangganan TV Kabel
- Karena menggunakan metode bandwith sharing, maka kecepatannya menjadi tidak stabil.
- Kalau jaraknya terlalu jauh dari sentral, maka seringkali sambungannya terputus.
Kecepatan/Bandwith
- Saat ini bandwith downstreamnya hanya bisa sampai 512 Kbps
Biaya
- Harga kabel modem maksimal USD300 per meter ditambah biaya langganan TV Kabel

You might also like