You are on page 1of 14

BAB III

PUTUSAN DAN KALIMAT

Setelah kita menyelidiki pengertian-pengertian dan pernyataandidalam


kata-kata, sekarang kita maju satu langkah, dengan menyelidiki kegiatan
pikiran manusia yang kedua, yaitu putusan dan pernyataan didalam
kalimat-kalimat.

3.1 Putusan

Putusan ialah perbuatan manusia yang didalamnya ia mengakui atau


memungkiri sesuatu tentang sesuatu.

Perbuatan manusia

Biasa dikatakan bahwa putusan ialah perbuatan akal. Tetapi yang bekerja
dengan akal budi adalah manusia seluruhnya seperti halnya melihat
bukan hanya mata saja yang melihat, melaikan manusia dengan
matanya: demikian pula bukan hanya akal saja yang berfikir melainkan
manusia dengan akal budinya.

Mengakui atau memungkiri :

Pada pokoknya, sebuah putusan menegaskan sesuatu, tegasnya


menyatakan atau menyangkal suatau hubungan antara dua pengertian.

Selamet itu sehat , merupakan satu kesatuan bahwa Selamet=sehat.

Selamet itu tidak pandai, menyatakan tidak adanya kesatuan bahwa


selamet≠pandai.

Unsur- unsur putusan

1. Subjek= Hal yang tentangnya dikatakan (diakui atau dimungkiri)


sesuatu.

2. Predikat= Apa yang diakui atau disangkal subjek, predikat ialah


keterangan yang yang dikatakan tentang subjek.

3. Hubungan antara subjek dengan predikat = Pernyataan penyatuan


atau pemisahan jadi afirmasi atau negasi. Unsur ketiga ii yang
terpenting. Tanpa afirmasi dan negasi tidak ada putusan.

Jadi tidak setiap penghubungan pengertian merupakan suatu putusan.


Misalnya: “mahsiswa yang sebelum bulan September belum lullus
ujiannya” bukanlah putusan, karena tidak ada predikat yang diakui
atau dipungkiri tentang suatu subjek.
Penggolongan Putusan

Menurut sifat afirmasi dan negasi dibedakan:

1. Putusan ‘kategoris’= putusan yang didalamnya Predikat diakui atau


dipungkiritebtabg subjek ‘tanpa syarat’. Hal ini masih dapat
diperinci:

- Secara mutlak

- Ditambah dengan keterangan modalitas


(pasti,mungkin,mustahil,dan sebagainya).

2. Putusan ‘hipotesis’= putusan di dalamnya predikatdiakui atau


dipungkiri tentang subjek ; tidak secara tidak langsung, melainkan
tergantung dari suatu syarat. Ini diprinci:

- Kondisional (bersyarat): Jika…maka

- Disjungtif: atau…atau

- Konjungtif: tidak sekaligus…. Dan….

Kalimat berita

Bandingkanlah kalimat-kalimat berikutini; ‘Kapan mau berangkat?


Bersiap-siaplah! Mengapa kamu tertawa saja? Selamat pagi! Mari kita
bergembira! Kalimat-kalimat ini (pertanyaan, seruan,perintah, dan
sebagainya) bukanlah putusan, karena didalamnya tidak ada afirmasi
atau negasi tentang sesuatu.

Lain halnya dalam kalimat-kalimat berikut ini: ‘Kerbau itu besar. Salahkah
pendapatmu itu,Ibu pergi kepasar. Saya suka makan durian, Kalimat-
kalimta ini merupakan kalmat berita yang mengatakan sesuatu tentang
sesuatu, dan ada penggandengan (pertautan) subjek dan predikat karena
afirmasi dan negasi. Kaliamt-kalimat inilah yang merupakan penjelmaan
putusan, yang unsure-unsurnya dalam bentuknya yang sederhana dapat
S=P S≠P
digambarkan sebagai berikut: Atau

Menjabarkan kalimat

Contoh 1

“Itu gambar apa?” jawabannya: “Segi tiga”. Kalau jawaban kita rumuskan
dalam bentuk kalimat lengkap, maka menjadi putusan dalam bentuk:
“Gambar ini = gambar segitiga”.
Contoh 2

“Apakah anjing ini ganas?” jawabannya : “oh tidak!” lengkapnya “Anjing


ini tidak ganas”.

Jadi menjabarkan kalimat berarti merumuskan kalimat itu sedemikian


rupa hingga term-termnya (subjek dan predikat) dan kata penghubungnya
menjadi kelihatan lebih jelas.

- Term subjek = Hal yang tentangya dinyatakan , diaki atau di


pungkiri sesuatu. Term subjek atau disebut juga subjek logis,
tidak selalu sama dengan subjek kalimat menurut pandangan
tata bahasa!

- Term predikat = Apa yang dikatakan, diberitahukan,


dikemukakan, diakui atau dipungkiri tentang subjek.

Mengatakan sesuatu tentang sesuatu

a. Putusan afirmatif

Dirumuskan dengan istilah-istilah yang sudah kiata kuasai :

- Isi predikat diterapkan pada (dikatakna tentang) Subjek

- Luas subjek dinyatakan masuk luas/lingkungan predikat

Mis : Kucing itu binatang dua subjek: kucing termasuk binatang

b. Putusan negative

Dinyatakan tidak adanya kesatuan antara subjek dan predikat

Mis : Kucing dan anjing Kucing bukan termasuk anjing

Putusan negatif adalah putusan yang kata penghubungnnya negative.


Misalnya kalimat ‘Barang siapa tidak disuntik pasti tertularan penyakit
berbahaya itu’ adalah putusan positif atau afirmatif, karena kata tidak
termasuk term subjek dan tidak mempengaruhi kata penghubung.

Benar dan salah

Benar tidaknya putusan harus dicek dengan meneliti:

- Dasar-dasar dan titik tolaknya: apakah berpangkal pada fakta,


apakah ada anggapan-anggapan yang secara implisit dimasukan
dan sebagainya.

- Lurus tidaknya jalan pikiran; bagaimana dibuktikan; bagaimana


hal yang satu dihubungkan dengan yang lain, dan sebagainya.
Pasti dan mungkin

Sehubungan dengan derajat kepastian yang kita miliki, dibedakan tiga


macam sikap budi (mental state) sebagai berikut:

a. Terdapat kepastian

Jika kita lihat secara positif tanpa ragu-ragu, bahwa ini adalah
demikian dan bahwa pernyataan yang sebaliknya salah. Jadi,
dalam hal kepastian orang tidak meragukan lagi bahwa yang
sebaliknya yang benar.

b. Dugaan atau Sangkaan

Ada cukup alasan untuk mengatakan bahwa ‘ini adalah


demikian’.Dalam mental state yang demikian itu kita ucapkan
bahwa ‘ini adalah begini atau begitu’, akan tetapi bersama-sama
dengan itu, kita mengerti bahwa yang sebaliknyamasih tetap
mungkin.

c. Kesangsian

Kita baru menduga-duga saja, tidak dapat memastikan, kita


masih bimbang atau masih ragu-ragu,Hal ini juga dapat
dinyatakan dalam kata-kata seperti : kami sangsi, barangkali,
ada kemungkinan bahwa dan sebagainya.

Penggolongan putusan menurut luasnya

Luas putusan ditentukan oleh luas subjeknyamaka putusan dibedakan :

a. Singular = putusan yang subjeknya singular (Predikat diakui atau di


pungkiri hanya tentang satu hal yang ditunjuk dengan jelas)

Mis : Beberapa penduduk desa ini cukup kaya

b. Partikular = Putusan yang subjeknya partikular (Predikat diakui atau


dipungkiri tentang sebagian dari seluruh luas subjeknya.

c. Universal = Putusan yang subjeknya universal (predikat diakui atau


dipungkiri tentang seluruh luasnya.

Mis : Manusia itu makhluk berbudi

Putusan analisis dan putusan sintetis

a. Putusan analitis
Putusan yang di dalamnya predikat dipersatukan dengan subjek
atas dasar analisis subjek (deduksi)

- Closed system statements – yang kebenarannya tidak perlu di


perdebatkan atau dicocokan dengan fakta

- Agreement stetements – yang benar karena sudah disetujui


bersama.

- A priori statements – yang sebelumnya kita pastikan.

Contoh : - Manusia itu makhluk berbudi, Satu kilometer itu 1000


meter

b. Putusan sintesis

Putusan yang didalamnya predikat dipersatukan dengan subjek


atas pengalaman-induksi-penyelidikan-fakta-observasi.

- Putusan empiris (emperi=pengalaman) atau discovery


statements- yang kebenarannya kita temukan atas dasar induksi
dan pengalaman.

- Open’system statements – yang mengenai dunia kongkret yang


kita alami setiap hari.

- A posteriori statements – yang kebenenarannya tidak dapat


dipastikan sebelumnya, sesudahnya atas dasar pengalaman

BAB VI

KESALAHAN LOGIS

a. Geralisasi tergesa-gesa

Terjadi karena kecerobohan, tidak mempunyai dasar induktif yang


sehat.

Mis : Para mahasiswa menolak NKK beserta BKKnya.

b. Non Sequitur (belum tentu)

Hubungan premis dan kesimpulan hanya semu, hubungan yang


sesungguhnya tidak ada.

Mis : Dia orang yang pandai, maka perilakunya pasti aneh.

c. Analogi palsu
Suatu bentuk perbandingan yang mencoba membuat suatu idea
atau gagasan terlihat dengan cara membandingkannya dengan idea
dan gagasan lain.

Mis : ABRI laksana tiang bendera. Apapun juga bendera yang


dikibarkan ABRI harus tunduk, tidak melawan.

d. Penalaran melingkar

Kesalahan logis karena si penalar meletakan kesimpulannya


kedalam premisnya dan kemudian memakai premisnya untuk
membuktikan kesimpulannya.

Mis : Saya senang padanya karena saya senang

e. Deduksi cacat

Manakala kita memakai suatu premis yang cacat didalam menarik


suatu kesimpualan deduktif, besar kemungkinan kesimpulannya
juga cacat.

Mis : Andar tumbuh dalam keluarga tanpa seorang ayah. Ia akan


menjadi masalah di sekolahnya.

f. Pikiran simplistis

Kesalahan logis karena si penalar terlalu menyederhanakan


masalah.

Mis : “Saudara mengikuti strategi A, atau membuat strategi


sendiri?”

g. Argumen ad Hominem

Kesalahan logis ini terjadi karena kita tidak memperhatikan masalah


yang sesungguhnya dan menyernag orangnya. Pribadinya.

h. Argumen ad Populum

Sasaran kesalahan logis argumen ad populum adalah kelompok


bukan masalahnya.

i. Kewibawaan palsu

Karena dipakainya kewibawaan yang bukan sesungguhnya.

j. Tidak relevan (tidak bergayutan)

Menggunakan landasan penalaran yang tidak relevan.


Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan putusan, jelaskan?

Jawab :

Putusan ialah perbuatan manusia yang didalamnya ia mengakui atau


memungkiri sesuatu tentang sesuatu.

Biasa dikatakan bahwa putusan ialah perbuatan akal. Tetapi yang bekerja
dengan akal budi adalah manusia seluruhnya seperti halnya melihat
bukan hanya mata saja yang melihat, melaikan manusia dengan
matanya: demikian pula bukan hanya akal saja yang berfikir melainkan
manusia dengan akal budinya.

2. Sebutkan unsur-unsur putusan, unsur-unsur terpenting?

Jawab :

Unsur- unsur putusan

1. Subjek= Hal yang tentangnya dikatakan (diakui atau dimungkiri)


sesuatu.

2. Predikat= Apa yang diakui atau disangkal subjek, predikat ialah


keterangan yang yang dikatakan tentang subjek.

3. Hubungan antara subjek dengan predikat = Pernyataan penyatuan


atau pemisahan jadi afirmasi atau negasi. Unsur ketiga ii yang
terpenting. Tanpa afirmasi dan negasi tidak ada putusan.

3. Menurut sifat afirmasi dan negasi dapat dibedakan, jelaskan?

Jawab:

Menurut sifat afirmasi dan negasi dibedakan:

1. Putusan ‘kategoris’= putusan yang didalamnya Predikat diakui atau


dipungkiritebtabg subjek ‘tanpa syarat’. Hal ini masih dapat
diperinci:

- Secara mutlak

- Ditambah dengan keterangan modalitas


(pasti,mungkin,mustahil,dan sebagainya).
2. Putusan ‘hipotesis’= putusan di dalamnya predikatdiakui atau
dipungkiri tentang subjek ; tidak secara tidak langsung, melainkan
tergantung dari suatu syarat. Ini diprinci:

- Kondisional (bersyarat): Jika…maka

- Disjungtif: atau…atau

- Konjungtif: tidak sekaligus…. Dan….

4. Mengapa hanya kalimat berita yang merupakan putusan? Dalam


perintah kita juga mengatakan sesuatu! Terangkan dengan contoh?

Jawab :

Contoh: ‘Kapan mau berangkat? Bersiap-siaplah! Mengapa kamu tertawa


saja? Selamat pagi! Mari kita bergembira!

Kalimat-kalimat ini (pertanyaan, seruan,perintah, dan sebagainya)


bukanlah putusan, karena didalamnya tidak ada afirmasi atau negasi
tentang sesuatu.

Lain halnya dalam kalimat-kalimat berikut ini: ‘Kerbau itu besar. Salahkah
pendapatmu itu,Ibu pergi kepasar. Saya suka makan durian,

Kalimat-kalimat ini merupakan kalmat berita yang mengatakan sesuatu


tentang sesuatu, dan ada penggandengan (pertautan) subjek dan
predikat karena afirmasi dan negasi. Kaliamt-kalimat inilah yang
merupakan penjelmaan putusan, yang unsure-unsurnya dalam bentuknya
yang sederhana dapat digambarkan.

5. Kalau tidak ada kepastian, mengapa hal itu harus juga disebutkan atau
dikatakan?

jawab :

Karena hal-hal yang kita mengerti itu berbeda-beda, maka derajat


kepastian atau sifat kepastian yang dapat dicapai itu berbeda juga,maka
hal yang disampaikan itu benar menurut yang menyampaikannya.

6. Sebutkan tiga macam sifat budi yang dihubungkan dengan derajat


kepastian yang kita miliki,jelaskan?

Jawab :

Sehubungan dengan derajat kepastian yang kita miliki, dibedakan tiga


macam sikap budi (mental state) sebagai berikut:

a. Terdapat kepastian
Jika kita lihat secara positif tanpa ragu-ragu, bahwa ini adalah
demikian dan bahwa pernyataan yang sebaliknya salah. Jadi,
dalam hal kepastian orang tidak meragukan lagi bahwa yang
sebaliknya yang benar.

b. Dugaan atau Sangkaan

Ada cukup alasan untuk mengatakan bahwa ‘ini adalah


demikian’.Dalam mental state yang demikian itu kita ucapkan
bahwa ‘ini adalah begini atau begitu’, akan tetapi bersama-sama
dengan itu, kita mengerti bahwa yang sebaliknyamasih tetap
mungkin.

c. Kesangsian

Kita baru menduga-duga saja, tidak dapat memastikan, kita


masih bimbang atau masih ragu-ragu,Hal ini juga dapat
dinyatakan dalam kata-kata seperti : kami sangsi, barangkali,
ada kemungkinan bahwa dan sebagainya.

7. Apa yang dimaksud dengan putusan afirmatif dan putusan negatif ,


jelaskan secara singkat?

Jawab :

c. Putusan afirmatif

Dirumuskan dengan istilah-istilah yang sudah kiata kuasai :

- Isi predikat diterapkan pada (dikatakna tentang) Subjek

- Luas subjek dinyatakan masuk luas/lingkungan predikat

Mis : Kucing itu binatang dua subjek: kucing termasuk binatang

d. Putusan negative

Dinyatakan tidak adanya kesatuan antara subjek dan predikat

Mis : Kucing dan anjing Kucing bukan termasuk anjing

Putusan negatif adalah putusan yang kata penghubungnnya negative.


Misalnya kalimat ‘Barang siapa tidak disuntik pasti tertularan penyakit
berbahaya itu’ adalah putusan positif atau afirmatif, karena kata tidak
termasuk term subjek dan tidak mempengaruhi kata penghubung.

8. Bagaimana caranya agar seseorang dapat terhindar dari ketidak


pastian?
Jawab :

Untuk mengindari ketidak pastian , hal yang perhatikan sebagai berikut :

- Harus selalu kritis, lebih-lebih terhadap dirinya sendiri, kritis tidak


berarti hanya mau menyangkal saja melainkan berfikir dan
objektif.

- Jika tidak pasti jangan dianggap pasti

- Jika sudah merasa pasti, lihatlah dulu apakah betul-


betul(objektif) demikian.

- Jika masih ragu-ragu, jangan memutuskan dulu sebelum


pemikiran yang lebih mendalam.

- Jika tidak mendapat kepastian, beranilah mengatakan hal itu


dengan kata-kata seperti : mungkin,barangkali,kami kira, dan
sebagainya .

9. Sebutkan luas putusan yang dibedakan menurut luas subjeknya?

Jawab :

Luas putusan ditentukan oleh luas subjeknya maka putusan dibedakan :

a. Singular = putusan yang subjeknya singular (Predikat diakui atau di


pungkiri hanya tentang satu hal yang ditunjuk dengan jelas)

Mis : Beberapa penduduk desa ini cukup kaya

b. Partikular = Putusan yang subjeknya partikular (Predikat diakui atau


dipungkiri tentang sebagian dari seluruh luas subjeknya.

c. Universal = Putusan yang subjeknya universal (predikat diakui atau


dipungkiri tentang seluruh luasnya.

Mis : Manusia itu makhluk berbudi

10. Jelaskan perbedaan putusan Analitis dan Putusan sintetis?

Jawab :

Putusan analisis dan putusan sintetis

c. Putusan analitis

Putusan yang di dalamnya predikat dipersatukan dengan subjek


atas dasar analisis subjek (deduksi)
- Closed system statements – yang kebenarannya tidak perlu di
perdebatkan atau dicocokan dengan fakta

- Agreement stetements – yang benar karena sudah disetujui


bersama.

- A priori statements – yang sebelumnya kita pastikan.

Contoh : - Manusia itu makhluk berbudi, Satu kilometer itu 1000


meter

d. Putusan sintesis

Putusan yang didalamnya predikat dipersatukan dengan subjek


atas pengalaman-induksi-penyelidikan-fakta-observasi.

- Putusan empiris (emperi=pengalaman) atau discovery


statements- yang kebenarannya kita temukan atas dasar induksi
dan pengalaman.

- Open’system statements – yang mengenai dunia kongkret yang


kita alami setiap hari.

- A posteriori statements – yang kebenenarannya tidak dapat


dipastikan sebelumnya, sesudahnya atas dasar pengalaman

11. Sebutkan tentang luas predikat berikut contohnya?

Jawab ;

Ketentuan-ketentuan tentang luas predikat

1. Predikat adalah singular, jika dengan tegas menunjukan satu hal


tertentu.

Mis : Slamet itu bukan orang yang terkecil dari anak-anak kelas 3.

2. Dalam putusan afirmatif predikat adalah partikuler

Mis: Anjing itu binatang

12. Apa perbedaan antara penyataan tentang fakta dan pernyataan


tentang pendapat?

1. Pernyataan tentang fakta ialah putusan yang mengatakan sesuatu


tentang dunia nyata dan yang benar salahnya dapat dicek dengan
mencocokannya dengan fakta.

2. Pernyataan tentang pendapat ialah putusan yang memberikan


keterangan tentang pendapat, perasaan atau interpretasi seseorang, dan
yang kebenarannya tidak dijatuhkan apabila ada orang lain yang
mengajukan pendapat lain.

13. Gambarkan putusan-putusan pada kalimat berikut:

a. Sapi itu binatang

b. Ada orang desa yang kolot sekali

c. tidak ada mahasiswa yang masih sekolah di SMP

jawab :

a. subjek putusan ini universal, karena menunjukan seluruh luas subjek :


Semua sapi, tak ada dikecualikan.

b. dalam putusan ini predikatnya tidak tentang semua orang desa,


melainkan hanya tentang sebagian saja.

c. Putusan ini negatif, subjeknya universal, karena dikatakan tentang


semua mahasiswa tanpa perkecualiaan.

14. Apa yang di maksud dengan kesalahan logis?

Jawab :

Kesalahan logis bukanlah kesalahan dalam fakta tetapi merupakan bentuk


kesimpulan yang dicapai atas dasar logika dan penalaran yang tidak
sehat.

Mis: Dadang lahir dibawah bintang scorpio.

15. sebutkan dan jelaskan berbagai macam kesalahan logis?

Jawab :

a. Geralisasi tergesa-gesa

Terjadi karena kecerobohan, tidak mempunyai dasar induktif yang


sehat.

Mis : Para mahasiswa menolak NKK beserta BKKnya.

b. Non Sequitur (belum tentu)

Hubungan premis dan kesimpulan hanya semu, hubungan yang


sesungguhnya tidak ada.

Mis : Dia orang yang pandai, maka perilakunya pasti aneh.

c. Analogi palsu
Suatu bentuk perbandingan yang mencoba membuat suatu idea
atau gagasan terlihat dengan cara membandingkannya dengan idea
dan gagasan lain.

Mis : ABRI laksana tiang bendera. Apapun juga bendera yang


dikibarkan ABRI harus tunduk, tidak melawan.

d. Penalaran melingkar

Kesalahan logis karena si penalar meletakan kesimpulannya


kedalam premisnya dan kemudian memakai premisnya untuk
membuktikan kesimpulannya.

Mis : Saya senang padanya karena saya senang

e. Deduksi cacat

Manakala kita memakai suatu premis yang cacat didalam menarik


suatu kesimpualan deduktif, besar kemungkinan kesimpulannya
juga cacat.

Mis : Andar tumbuh dalam keluarga tanpa seorang ayah. Ia akan


menjadi masalah di sekolahnya.

f. Pikiran simplistis

Kesalahan logis karena si penalar terlalu menyederhanakan


masalah.

Mis : “Saudara mengikuti strategi A, atau membuat strategi


sendiri?”

g. Argumen ad Hominem

Kesalahan logis ini terjadi karena kita tidak memperhatikan masalah


yang sesungguhnya dan menyernag orangnya. Pribadinya.

h. Argumen ad Populum

Sasaran kesalahan logis argumen ad populum adalah kelompok


bukan masalahnya.

i. Kewibawaan palsu

Karena dipakainya kewibawaan yang bukan sesungguhnya.

j. Tidak relevan (tidak bergayutan)

Menggunakan landasan penalaran yang tidak relevan.

You might also like