Professional Documents
Culture Documents
Definisi perpustakaan sendiri terus berkembang sesuai dengan perkembangan bahan pustaka dan
manajemen perpustakaan itu sendiri. Beberapa pengertian perpustakaan di antaranya seperti di
bawah ini :
Menurut kamus “The Oxford English Dictionary”, kata “library” atau perpustakaan mulai
digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “suatu tempat buku-buku
diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”.
Pengertian perpustakaan ini pada abad ke-19 berkembang menjadi “ suatu gedung, ruangan atau
sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yanng dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh
masyarakat atau golongan masyarakat tertentu.
Pada tahun 1970, The American Library Association menggunakan istilah perpustakaan untuk
suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “pusat media, pusat belajar, pusat sumber
pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan”.
Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam Keputusan Presiden RI
nomor 11, disebutkan bahwa “perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan
pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional”.
B. Fungsi Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka. Bahan pustaka
yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Dalam pengertian perpustakaan yang mutakhir ini tersirat fungsi perpustakaan pada
umunya, yaitu sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Namun
secara khusus, setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi masing-masing, yang berbeda antara
yang satu dan lainnya. Fungsi Perpustakaan Nasional RI berbeda dengan fungsi Perpustakaan
Umum, fungsi Perpustakan Daerah berbeda dengan Perpustakaan Sekolah, fungsi Perpustakaan
Perguruan Tinggi berbeda dengan fungsi Perpustakaan Khusus/Dinas. Karenanya berbeda-beda,
maka masing-masing perpustakaan memiliki tujuan yang berbeda-beda pula yang harus dicapai
oleh masing-masing jenis perpustakaan.
1. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan
imajinasinya.
2. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang
(buku-buku hiburan) Sedangkan menurut Yoseph Mbulu, perpustakaan sekolah sangat
diperlukan keberadaannya dengan pertimbangan bahwa :
a. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar dilingkungan sekolah
b. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran
c. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas
pendidikan dan pengajaran
d. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan
peserta didik dapat mempertajam daya pikirnya
Agar perpustakaan dapat dilaksanakan dengan baik dibutuhkan suatu manajemen yang
baik pula. Pada prinsipnya tugas seorang kepala perpustakaan dapat dibagi dalam beberapa
fungsi yang disebut POSDCORB yaitu akronim dari Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating dan Budgeting. Perencanaan (Planning), penetapan tujuan, penentuan strategi,
kebijakan, prosedur dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian
(Organizing). Penentuan struktur formal dengan mengelompokkan aktifitas-aktifitas ke dalam
bagian-bagian, koordinasi dan pendelegasian wewenang kepada individu-individu untuk
melaksanakan tugasnya.
Penyusunan personalia (Staffing). Penempatan staf pada berbagai posisi sesuai dengan
kemampuannya. Fungsi ini mencakup kegiatan penilaian karyawan untuk promosi, transfer atau
bahkan demosi dan pemecatan serta latihan dan pengembangan karyawan Pengarahan
(Directing). Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah
selanjutnya menugaskan staf untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan.
pekerjaan. Pelaporan (Reporting). Pimpinan harus selalu mengetahui apa yang sedang
dilakukan, karena itu laporan diperlukan. Penganggaran (Budgeting) adalah pembiayaan dalam
bentuk rencana anggaran dan pengawasan anggaran.
MTs Miftahul Huda menekankan sistem kompetisi dan menerapkan sistem gugur di
setiap tingkatannya. Konsekuensinya peserta didik yang tidak dapat mengikuti program
pembelajaran dengan baik akan dikembalikan kepada orang tuanya.
Perpustakaan MTs Miftahul Huda yang berfungsi sebagai pusat sumber belajar bagi
seluruh civitas pendidikan di MTs Miftahul Huda sangat penting dalam mendukung proses
pembelajaran. Agar berfungsi maksimal, pihak penyelenggara terus berupaya mengembangkan
perpustakaan dalam segala bidang, terutama manajemen perpustakaan sekolah.
a. Pengelola
Pengelolaan Perpustakaan MTs Miftahul Huda melibatkan unsur guru dan siswa.
Tenaga pengelola terdiri dari 1 orang guru bertindak sebagai kepala perpustakaan dan 2 orang
siswa yang bertugas dalam pelayanan. Pengelola bertanggung jawab kepada Kepala Madrasah.
b. Sarana & Koleks
Perpustakaan MTs Miftahul Huda menempati 1 ruang sederhana seluas sekira 7x8 m2,
disekat menjadi 2 bagian: ruang pelayanan dan ruang baca, dan ruang penyimpanan rak buku.
Sarana yang dimiliki Perpustakaan MTs Miftahul Huda antara lain :
1) beberapa buah rak buku
2) 1 meja layanan
3) 1 lemari administrasi
4) beberapa meja baca
Sampai akhir tahun 2011, Perpustakaan MTs Miftahul Huda memiliki koleksi
500 buku.
Pengolahan dan penyajian koleksi dilaksanakan secara sederhana namun terkontrol. Hal
ini dikarenakan jumlah koleksi belum terlalu banyak dan jumlah pengguna juga masih terbatas
siswa MTs Miftahul Huda sendiri.
Beberapa point pengelolaan yang diselenggarakan oleh Perpustakaan MTs Miftahul Huda antara
lain:
a. Tenaga Kepustakaan
Salah satu tujuan utama manajemen tenaga perpustakaan sekolah ialah agar semua
anggota staf harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai kebijakan jasa perpustakaan, tugas
dan tanggung jawab yang jelas, kondisi peraturan yang sesuai menyangkut pekerjaan dan gaji
yang kompetitif yang mencerminkan profesionalisme pekerjaan.
b. Organisasi dan Manajemen
Perpustakaan Sekolah ditinjau dari struktur organisasinya dapat dibagi atas dua
kelompok; Secara makro dan secara mikro Organisasi Perpustakaan Sekolah secara makro
Sedangkan secara mikro organisasi Perpustakaan Sekolah menggambarkan kedudukan unit unit
Perpustakaan Sekolah sebagai instansi pendidikan yang bersifat teknis edukatif, bersama-sama
dengan unsur pendidikan lainnya ikut menentukan berhasilnya proses pendidikan, maka
kedudukan Perpustakaan Sekolah harus secara jelas tergambar di dalam struktur organisasi
sekolah.
Memang sampai sekarang belum ada struktur organisasi Perpustakaan Sekolah yang
baku, namun secara sederhana organisasi perpustakaan sekolah bisa digambarkan dalam bagan
sebagai berikut:
Kepala
Sekolah
Kepala
Perpustakaan
Teknisi
Layanan
Pengadaan
Pengolahan
Sirkulasi Membaca
Penyusunan Referensi
B. Sarana & Perlengkapan Perpustakaan
a. Ruang Perpustakaan
pemerintahan dan tentunya pemukiman. Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak
bergabung dengan ruangan lain Mudah dicapai oleh pemakai, sehingga pemakai tidak
membuang waktu secara sia-sia. Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan
suara keras dan kegaduhan. Perpustakaan pada umumnya minimal memiliki 4 (empat) macam
ruangan diantaranya :
1 rak (1 sisi, 5 susun, lebar 100 cm) dapat memuat 115-165 eksemplar buku dan jarak antar rak
100-110 cm. Jadi dapat dihitung berapa kebutuhan luas ruang yang diperlukan untuk
menempatan rak dan dapat disesuaikan dengan bahan pustaka yang dimiliki. Hal ini pun perlu
dipertimbangkan untuk tahun- tahun yang akan datang.
2. Ruang Baca
Disesuaikan dengan ruang yang ada. Idealnya terpisah dari ruang koleksi
4. Ruang Sirkulasi
Ruang ini dipergunakan untuk melayani peminjaman dan pengembalian buku, ruang yang
diperlukan minimal cukup untuk meletakan meja sirkulasi dan perlengkapan lainnya.
Penataan ruang perpustakaan harus didasari dengan hubungan antar ruang yang
dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu layanan, keamanan dan pengawasan. Penempatan
perabotan perpustakaan diletakkan sesuai dengan fungsi dan berdasarkan pembagian ruang
diperpustakaan sebagai contoh :
1. Lobi
Di dalam lobi biasanya berisi perabotan: lemari penitipan barang, papan pengumuman dan
2. Ruang Peminjaman
Ruang Peminjaman berisi perabotan: meja dan kursi sirkulasi, kereta buku, lemari arsip, laci-laci
kartu pengguna, komputer, bacode reader dan kursi petugas.
Ditempati perabotan: rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi, kereta buku,
tangga beroda.
4. Ruang Baca
Meja kursi baca kelompok, perorangan (studi karel) dan meja kamus.
5. Ruang Administrasi
Meja kursi petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer, telpon, kereta buku,
Kegiatan pengadaan bahan koleksi adalah kegiatan mengadakan bahan koleksi untuk
dijadikan koleksi perpustakaan. Kegiatan pengadaan terdiri dari berbagai kegiatan antara lain
perpustakaan, jenis koleksi, bidang ilmu, dll. Pelaksanaan pengadaan, ialah kegiatan
mengusahakan adanya bahan koleksi dengan berbagai cara semisal membeli, dengan meminta
bantuan/sumbangan baik berupa koleksi atau dana/anggaran, atau dengan cara tukar menukar
bahan koleksi perpustakaan dengan pihak perpustakan lain. Mengumpulkan alat-alat informasi
yang dapat digunakan untuk keperluan memilih bahan pustaka dalam rangka melaksanakan
kegiatan mengadakan bahan koleksi untuk perpustakaan, misalnya saja, berupa: daftar tawaran
buku yang baru terbit, akan terbit, dan telah terbit, atau lainnya. Mempertanggungjawabkan
pengeluaran uang yang telah digunakan untuk keperluan pembelian bahan koleksi, jika di
Pertama, mencatat semua koleksi dalam buku induk dan identifikasi koleksi, sehingga semua
koleksi diketahui jumlahnya, tercatat rapi dan jelas. Termasuk catatan keterangan fisik seperti
pengarang, judul, jumlah eksemplar, dan informasi lain yang dianggap penting.
Contoh format buku induk pustaka
Keterangan:
NF : Non Fiksi H : Hadiah
F : Fiksi
Tk : Tukar menukar
R : Referensi
P : Pembelian
Kedua, memberikan identitas agar semua koleksi memiliki ciri atau tanda
sebagai bukti miliki perpustakaan, dengan cara: mencatat tanggal penerimaan, nomor induk, asal
buku di balik halaman judul dalam. membubuhkan stempel pada halaman tertentu. Tempat-
tempat yang perlu dibubuhi stempel yaitu : dibalik halaman judul dalam, halaman judul bab,
bagian tengah halaman, pada halaman akhir dan pada halaman yang dianggap rahasia.
2. Klasifikasi
Ada berbagai pedoman umum klasifikasi. Yang paling populer dan banyak digunakan
adalah Pedoman Klasifikasi Standar DDC (Dewey Decimal Classification). DDC (Dewey
Decimal Classification (DDC), adalah sebuah sistem klasifikasi perpustakaan yang diciptakan
oleh Melvil Dewey (1851– 1931) pada tahun 1876, dan sejak saat itu telah banyak dimodifikasi
dan dikembangkan dalam duapuluh dua kali revisi yang telah terjadi hingga tahun 2004. Dewey
membagi berbagai disiplin pengetahuan yang ada ke dalam sepuluh kelas utama (main class),
dengan satu “generalities”. Selanjutnya, kelas-kelas utama tersebut dibagi lagi ke dalam sepuluh
divisi, dan setiap divisi dibagi lagi ke dalam sepuluh section. Ke-sepuluh kelas utama tersebut
adalah:
000 Generalities
100 Philosophy, psychology
200 Religion
300 Social Science (incl. economics).
400 Language
500 Natural Science.
600 Technology (incl. medicine, management).
700 Art (incl. architecture, paintings, photography).
800 Literature
900 History, geography, biography.
Hasil klasifikasi adalah penentuan nomor klasifikasi dan kelompok koleksi informasi
menurut isi dan subyek bahan pustaka. Nomor klasifikasi selanjutnya siap digunakan untuk
pembuatan nomor panggil, kartu katalog, label buku dan perlengkapan lain yang digunakan
perpustakan sampai bahan pustaka siap digunakan.
3. Katalogisasi
(1988)/ AACR2R.
Sedangkan perpustakaan mempunyai bentuk fisik catalog yang
bermacam-macam:
Katalog Kartu (Card Catalog) ukuran 7,5cm x 12,5 cm
Katalog Berkas (Sheaf Catalog) ukuran 10 cm x 20 cm
Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog)
Katalog OPAC (Online Public Access Catalog)
OPAC adalah sarana (sistem) untuk mencari koleksi perpustakaan dengan menggunakan data
digital yang tersimpan di komputer. Sedangkan untuk jenis katalog perpustakaan ada beberapa
jenis. Setiap pustaka biasanya diwakili oleh tiga kartu atau lebih. Jenis-jenis katalog tersebut
adalah:
Katalog Shelflist
Katalog Pengarang
Katalog Judul
Katalog Subyek
Katalog Penerbit
Identitas ( nomor klasifikasi, tiga huruf pertama entri utama, satu huruf
pertama judul).
Nama Pengarang. Cara penulisannya seperti peraturan pembuatan
Judul buku. Ditulis sesuai dengan apa yang tertera di halaman judul.
633.18.1
Win
C WINARNO, AGUS
Cara penanaman sampai pasca panen/Agus
Winarno,--Bogor[IPB],1996
ix.85 p.; 1 l;23 cm
Bibl,p 82-85
828/D/86 633.18.1
RICE
I.JUDUL II. INSTITUT PERTANIAN BOGOR
633.18. 1 633.18. 1
Win
C WINARNO, AGUS
Cara penanaman sampai pasca panen/Agus
Winarno,--Bogor[IPB],1996
ix.85 p.; 1 l;23 cm
Bibl,p 82-85
828/D/86 633.18.1
RICE
I.JUDUL II. INSTITUT PERTANIAN BOGOR
4. Nomor Panggil
Nomor Panggil atau Call Number adalah suatu kode yang dibuat untuk suatu bahan
pustaka agar bahan pustaka tersebut dapat dengan mudah dikenali, disusun dalam katalog, dalam
rak, dan mudah ditelusuri kembali. Penentuan nomor panggil dibuat pada saat proses
katalogisasi. Kartu katalog yang telah siap, segera dibuatkan nomor panggilnya.
Ditulis dengan huruf kecil, pada baris terakhir setelah tajuk entri utama. Untuk judul dalam
Bahasa Inggris, kata sandang “a, an, dant he” tidak dipakai. Yang digunakan adalah kata yang
berada di belakang kata sandang tersebut.
Label buku adalah identitas yang ditempelkan pada punggung buku sebagai tanda kepemilikan
buku dan informasi tentang buku. Pemberian label juga bertujuan memudahkan pencarian buku
di rak.
633.18 1
WIN
C C.1
Kartu buku adalah kartu yang dibuat pada waktu pengolahan bahan pustaka. Kartu
ditempatkan dalam kantong yang ditempelkan di bagian dalam sampul belakang buku. Di sisi
kartu buku atau berhadapan dengan katu buku juga ditempelkan slip tanggal kembali.
Filing & Shelving adalah penyimpanan, pengaturan dan penempatan buku-buku di rak,
baik buku baru atau buku setelah dibaca atau dipinjam. Buku diatur di rak dengan baik dan
teratur sehingga waktu pemakai dapat dihemat. Karena itu buku di perpustakaan disusun dalam
berbagai koleksi/urutan memenuhi kebutuhan pemakai, contoh : buku teks (pengajaran ), buku
referensi, majalah, khusus ( buku langka, mahal, mini), skripsi, pustaka non buku : kaset dsb.
4) buku baru.
D. Manajemen Layanan
a. Sistem Layanan
Akses layanan terbuka memberikan kesempatan kepada pemakai untuk menemukan dan
mencari bahan pustaka yang diperlukannya. Pemakai diizinkan langsung ke ruang koleksi
perpustakaan dan mengambil bahan pustaka yang diinginkannya. Tujuan akses layanan terbuka
adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya, tidak hanya sekedar membaca-baca di rak, tetapi
juga mengetahui berbagai alternatif dari pilihan koleksi yang ada di rak, yang kira-kira dapat
mendukung penelitiannya, akses layanan terbuka biasanya diterapkan untuk layanan di
perpustakaan umum, perpustaaan sekolah, dan perpustakaan perguruan tinggi.
Cara pelaksanaannya:
• Apabila bahan pustaka akan dipinjam untuk dibawa pulang, maka pemakai
harus membawa ke bagian petugas pencatatan peminjaman.
Pada akses layanan tertutup, koleksi tertutup bagi pemakai, dalam arti pemakai tidak
boleh langsung mengambil bahan pustaka di rak, tetapi petugas perpustakaan yang akan
mengambilnya. Dengan menggunakan akses ini petugas akan lebih sibuk karena harus mencari
bahan pustaka di rak, terutama pada jam-jam sibuk pada saat banyak pemakai yang memerlukan
bahan pustaka. Tujuan akses layanan ini adalah memberikan layanan secara terbatas kepada
pemakai, sehingga pemakai tidak dapat mencari bahan pustaka yang dibutuhkannya di rak, tetapi
akan dilayani oleh petugas. Oleh karena itu pemakai harus mencari nomor panggil bahan pustaka
melalui katalog yang disediakan. Cara pelaksanaannya:
• Pemakai mencatat judul bahan pustaka dan nomor panggil pada bon
permintaan atau peminjaman.
1) Layanan Sirkulasi
Kegiatan pada layanan sirkulasi merupakan ujung tombak jasa perpustakaan, karena
pada bagian sirkulasi pertama kali pemakai harus berhubungan dengan masalah administrasi
peminjaman bahan pustaka. Kegiatan peminjaman ini sering dikenal dengan istilah sirkulasi.
Bagian sirkulasi berkaitan dengan masalah peredaran koleksi yang dimiliki perpustakaan. Tujuan
layanan sirkulasi adalah memperlancar dan mempermudah proses peminjaman bahan pustaka
untuk dibawa pulang oleh pemakai.
a) Tugas bagian sirkulasi
Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya.
Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak.
Bertanggung jawab atas segala berkas anggota, peminjaman buku-buku terlambat dikembalikan,
buku tandon, uang denda, dan uang ganti rugi buku yang hilang. Membuat statistik peminjaman.
Peminjaman antara perpustakaan.
Buku keterangan yang memuat keterangan mengenai peraturan penggunaan bahan pustaka,
bahan pustaka yang boleh dipinjam, kebijaksanaan mengenai denda, penggantian buku hilang,
jam buka perpustakaan, dan keterangan lain yang memberikan pedoman kepada pembaca.
Kelengkapan buku seperti kartu buku, kantong buku, kantong peminjaman, lembar tanggal
kembali, kotak kartu peminjaman, dan buku daftar peminjam.
Kertas kosong.
Kotak saran.
c) Cara Pelaksanaan
Setiap kali ada pembaca yang ingin meminjam bahan pustaka, maka petugas bagian sirkulasi
melakukan hal-hal sebagai berikut:
Mengambil kartu buku dari kantong buku, tulis tanggal buku harus dikembalikan pada lajur
tanggal kembali, minta kartu peminjaman dan kartu buku.
Mencatat tanggal kembali dalam lembar pengembalian yang distempel pada bahan pustaka.
Catatan ini merupakan peringatan bagi pembaca kapan ia harus mengembalikan bahan pustaka.
Dalam proses pengembalian bahan pustaka maka petugas mengambil kartu buku ke kantong
buku, kantong peminjaman dikembalikan kepada pembaca, coret catatan tanggal kembali,
kembalikan buku ke rak.
Bila buku terlambat dikembalikan, petugas menghitung denda sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan. Apabila tejadi keterlambatan dalam pengembalian dalam mengembalikan buku,
petugas perlu mengirim surat peringatan.
Bila ada buku yang rusak atau hilang, maka anggota harus mengganti dengan buku yang sama.
Bila buku tersebut tidak dapat diganti, anggota harus membayar ganti rugi sebesar harga buku
harga buku pada nilai pasar ditambah biaya pengolahan.
Petugas bagian layanan sirkulasi juga harus membuat statistik peminjaman, baik tentang
tambahan anggota baru, jumlah buku yang dipinjam, peminjaman buku berdasarkan subjek atau
klasifikasi, dan jumlah pengunjung.
d) Sistem Peminjaman
Setiap anggota perpustakaan memperoleh tiket pembaca, jumlahnya sama dengan buku yang
boleh dipinjam oleh anggota perpustakaan. Tiket anggota berbentuk kantong dan berisi nomor
anggota, nama, serta alamat yang diketik pada masing-masing tiket. Untuk mendampingi tiket
diperlukan kartu buku. Kartu buku ini dimasukkan ke dalam kantong buku. Label tanggal atau
slip tanggal diletakkan di bagian akhir buku.
Cara kerjanya:
Bila peminjam ingin meminjam buku maka petugas mencabut kartu buku dari kantong buku
kemudian dimasukkan ke tiket pembaca. Tanggal kembali harus diterakan pada slip tanggal.
Kantong buku kemudian disusun menurut tanggal harus kembali. Bila pada tanggal kembali
yang sama terdapat berbagai kantong buku, maka kantong disusun menurut nomor panggil.
Sistem Newark menggunakan kartu buku, kantong buku, serta slip tanggal. Kartu buku
berisi keterangan mengenai buku, termasuk di dalamnya nomor panggil, pengarang, judul,
nomor induk beserta kolom untuk tanggal harus kembali, dan nama peminjam atau tanda tangan
peminjam.
Kantong buku merupakan kantong yang diletakkan di bagian akhir buku, pada fly leaf.
Di kantong buku lazimnya diketik nama pengarang, judul, serta nomor induk.
Pemakai perpustakaan membawa buku yang akan dipinjamnya beserta kartu anggota ke meja
peminjaman. Petugas sirkulasi mencap tanggal harus kembali pada kartu peminjam, slip tanggal,
dan kartu buku. Nomor registrasi anggota ditulis di kartu buku. Anggota diminta memberi paraf
atau tanda tangan di kartu buku dekat nomor registrasi. Buku beserta kartu anggota kemudian
diserahkan kepada peminjam. Kartu buku kemudian dijajarkan menurut tanggal harus kembali.
Bila terdapat kartu buku dengan tanggal harus kembali yang sama maka kartu buku disusun
menurut nomor klasifikasi.
Tatkala mengembalikan buku, pemnjam harus menyertakan kartu anggota. Petugas harus
memeriksa tanggal kembali yang tertera di slip tanggal, kemudian mencabut kartu buku yang
berada di sebuah jajaran.
2) Layanan Rujukan atau Referens
Layanan rujukan atau referens merupakan jenis layanan yang diberikan di semua jenis
perpustakaan, yang intinya menjawab atau memberikan bantuan kepada pemakai perpustakaan.
Layanan rujukan dapat berupa hal-hal yang mudah seperti memeberikan informasi dimana
bagian buku anak-anak, bagaimana menjadi anggota perpustakaan, tetapi dapat pula berupa
bantuan dalam penyiapan bahan-bahan penelitian, ara menggunakan bahan rujukan seperti
kamus, ensiklopedi, direktori, dan alamanak. Pada prinsipnya layanan rujukan adalah menjawab
pertanyaan pemakai, bak secara langsung maupun melalui sarana komunikasi, dan membimbing
pemakai agar dapat mencari informasi secara mandiri dan mengetahui jenis-jenis informasi, serta
dimana informasi tersebut dapat diperoleh. Layanan rujukan atau referensi dapat digunakan
sebagai tolak ukur bagus atau tidaknya perpustakaan. Petugas bagian ini perlu wawasan yang
luas dan memahami seluk beluk koleksi dan dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan
akurat. Agar petugas rujukan dapat memberikan tugasnya dengan baik, perlu ditunjang dengan
buku-buku rujukan. Ada 12 type buku rujukan, yakni:
1. Bibliografi
2. Kamus
3. Ensiklopedi
4. Buku Tahunan
5. Buku Petunjuk
6. Sumber Biografi
7. Indeks
8. Terbitan Berseri
9. Buku Pegangan
10. Direktori
11. Sumber Geografi
12. Terbitan Pemerintah
E. Managemen Keanggotaan
a. Buku Induk Anggota
b. Kartu Anggota
Kartu anggota perpustakaan di berikan kepada anggota yang telah resmi terdaftar. Bentuk dan
desain anggota di sesuaikan dengan kreatifitas pengelola perpustakaan. Perpustakaan yang sudah
menggunakan sistem digital melengkapi kartu anggotanya dengan label barcode. Namun salah
satu contoh sebagai kartu anggota adalah sebagai berikut:
Nomor:
Nama:
Kamar:
Alamat: HP:
C. Kartu peminjaman.
D. Buku Peminjaman
b. Keanggotaan
Peraturan Keanggotaan mengatur syarat-syarat untuk menjadi anggota dan
tata tertib setelah menjadi anggota.
Sekalipun Perpustakaan Sekolah anggotanya terdiri dari guru dan murid,
namun perlu dicantumkan di dalam peraturan keanggotaannya.
c. Peminjaman Buku
Peraturan dan lata tertib peminjaman perlu disusun secaa jelas, yaitu :
1. Jadwal peminjaman
2. Lama peminjaman
3. Jumlah buku yang boleh dipinjam sekaligus
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan peminjaman
f.Tidak diperkenankan membawa tas dan bungkusan lain ke dalam ruang perpustakaan.
g. Tidak diperkenankan membawa keluar buku / majalah / bahan pustaka lainnya milik
perpustakaan, tanpa dicatat dahulu di bagian peminjaman.
h. Pencurian dan penyobekan bahan pustaka merupakan pelanggaran. Untuk itu pelanggar dapat
dicabut keanggotaannya atau dikenakan sanksi administrasi atau akademik.
a. Pemeliharaan
Agar koleksi perpustakaan dapat didayagunakan dan dimanfaaatkan lebih lama perlu
dilakukan upaya pelestarian dan pemeliharaan untuk mencegah kerusakan. Pemeliharaan Bahan
pustaka dilakukan dengan cara melakukan pencegahan kerusakan bahan-bahan pustaka, baik dari
faktor lingkungan dan dari faktor manusia.
Upaya pemeliharaan yang paling utama adalah pencegahan dini terhadap kerusakan-
kerusakan tersebut. Namun bila kerusakan terlanjur terjadi, hendaknya segara ditangani dan
diperbaiki agar tidak lebih parah. Kerusakan yang sering terjadi adalah rusaknya jilid buku baik
ringan atau berat. Penjilidan kembali perlu segera dilakukan pada kasus-kasus seperti itu.
Contoh lain adalah bila label buku copot atau kabur tulisannya, perlu segera diperbaiki.
Juga bila pemakai menempatkan buku yang salah pada tempatnya., maka pustakawan melakukan
pembetulan letak buku. Dalam pemeliharaan dan pemeriksaan koleksi di rak ada kegiatan
penghitungan kembali buku milik perpustakaan, dalam arti pemeriksaan fisik terhadap buku
yang tercatat sebagai milik perpustakaan (stok opname). Hal ini dinamakan verifikasi koleksi.
Dilakukan karena buku dapat hilang, rusak atau salah tempat.
b. Pelaporan
Pelaporan perpustakaan diperlukan dalam setiap kegiatan dan program yang telah
dikerjakan oleh perpustakaan. Pelaporan ini merupakan pertanggung jawaban perpustakaan
dalam aktivitasnya. Pelaporan ini juga berfungsi sebagai tolok ukur keberhasilan dan kemajuan
perpustakaan. Data statistik yang dapat digunakan sebagai laporan perpustakaan meliputi:
statistik bahan pustaka, statistik anggota, dan statistik pengunjung. Laporan Perpustakaan
Sekolah disampaikan setiap bulan pada akhir tahun. Laporan tahunan merupakan rangkaian dari
semua laporan bulanan.
1. Pengadaan bahan pustaka: meliputi jumlah koleksi yang dibeli, hadian dan atau pertukaran.
Data ini dikelompokkan berdasarkan jenis koleksi dan jenis subyek.
3. Keanggotaan: meliputi jumlah anggota berdasarkan katagori tertentu (umum, jenis kelamin,
pekerjaan, tempat tinggal dan sebagainya) dan jumlah pengunjung.
4. Koleksi yang dipinjam: meliputi jumlah koleksi yang dipinjam baik buku maupun bentuk
lainnya, yang dikelompokkan berdasarkan bahasa, subyek dan sebagainya.
5. Layanan rujukan: meliputi jumlah pertanyaan yang diberikan, pertanyaan yang dijawab dalam
bentuk singkat atau memerlukan waktu penelusuran yang lama.
Perpustakaan Sekolah merupakan unit kerja dan perangkat pokok dari suatu sekolah.
Tujuan Perpustakaan sekolah adalah menyediakan koleksi pustaka untuk menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar. Perpustakaan juga sebagai “jantung” pelaksanaan
pendidikan di sekolah itu.
Sedangkan fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai pusat sumber belajar,
pusat sumber informasi dan pusat bacaan rekreasi. Selain itu sebagai tempat membina minat dan
bakat siswa. Karena vitalnya fungsi perpustakaan sekolah, maka perlu dilakukan usaha untuk
peningkatan manajemen yang handal dan profesional
B. Saran
Karena vitalnya fungsi perpustakaan sekolah, maka perlu dilakukan usaha-usaha semua
pihak secara berkesinambungan dalam upaya peningkatan manajemen perpustakaan sekolah
yang handal dan professional.