Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS : A
NAMA/NIM :
HUDA, HJ (S.09.415)
BANJARMASIN
2011
BAB.I
PENDAHULUAN
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul
Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan
tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk
memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu.
( Ibrahim C, 1998).
d. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak
dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu
nifas maupun bayinya.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar
hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan
diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang
ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari
kehilangan darah.
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan
kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua
wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca
persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat
untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.
2. Infeksi Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa nifas
masih merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa
nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan
salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas,
malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa
nyeri pada payudara atau adanya disuria.
3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai
dengan tekanan darah yang tinggi.
4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.
5. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam
vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi
peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang
ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi, hematom dinding vagina.
6. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang lecet, BH
yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.
7. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan,sehingga
ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu
minuman hangat,susu,kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang.
Berikanlah makanan yang sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna
memulihkan keadaanya kembali.
8. Rasa sakit,merah,lunak dan pembengkakan di kaki
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di
pelvis yang mengalami dilatasi.
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami
kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas,kelelahan akibat
kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya
untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak
menarik lagi.
BAB. II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EDEMA
B. TANDA-TANDA
Adapun tanda-tanda pembengkakan, diantaranya :
1. Meningkatnya ukuran perut (ascites).
2. Napas pendek-pendek atau sulit bernapas (pulmonary edema).
3. Volume air kencing yang dikeluarkan sangat sedikit meskipun minum air dalam
takaran normal harian.
4. Baju, celana, rok, atau aksesoris yang digunakan terasa sempit.
5. Pada tahapan yang parah, tanda-tanda edema itu dapat berupa kesulitan bernapas,
napas pendek-pendek ketika berbaring, batuk, dan tangan serta kaki jika disentuh
atau dipegang terasa dingin.
C. ETIOLOGI/PENYEBAB
Penyebab (causa) edema adalah adanya kongesti, obstruksi limfatik, permeabilitas
kapiler yang bertambah, hipoproteinemia, tekanan osmotic koloid dan retensi natrium dan
air.
Mekanisme:
1. Adanya kongesti
Pada kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan
hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam vaskula
oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam ruang
interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat longgar dan
rongga badan (terjadi edema).
2. Obstruksi limfatik
Apabila terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan),
maka cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk
ke dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi
akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau
akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe. Selain itu, saluran dan
kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga menyebabkan
edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki gajah/elephantiasis).
4. Hipoproteinemia
Menurunnya jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya
daya ikat air protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar
vaskula sebagai cairan edema. Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan
darah secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di
dalam mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang
menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria, protein darah albumin keluar bersama
urin) berkepanjangan. Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema umum.
D. PENCEGAHAN
Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi kadar natriumnya.
Tidak berdiri atau duduk terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA
DI BPS...
Tanggal pengkajian : 19 desember 2010
A. SUBJECTIVE DATA
1. Identitas
Istri
Nama : Ny. Z
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suami
Nama : Tn. M
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan telah melahirkan 2 hari yang lalu, mengeluh bengkak pada bagian
kakinya.
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur 19 tahun, dengan suami sekarang sudah 7
tahun.
Penyulit
No Thn Kehamilan Persalinan Bayi Ket
Nifas
1 2005 aterm HEG Aterm Spontan RMH/Bidan Tidak 3050 50 P Hidup Tidak ASI s,d
5
ada ada
bulan
Bayi
2 2008 kurang Tidak Kurang Spontan RMH/DK Tidak 1500 44 L Hidup Tidak menin
ggal
bulan ada Bulan Ada Ada umur
10 hari
karena
tetanus
3 ini aterm Tidak aterm spontan RMH/Bidan Tidak 3500 50 L Hidup Tidak
)
3. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Umur kehamilan saat melahirkan :
aterm
b. Tanggal/Jam melahirkan :
17 desember 2010
c. Tempat/Penolong :
rumah/bidan
d. Lama Proses Persalinan
Mulai merasakan nyeri sampai dengan mulai mengedan : 8 jam
Lama mengedan sampai dengan bayi lahir : 30 menit
Lama masa pengeluaran plasenta : 10 menit
e. Jenis Persalinan : spontan
f. Penyulit saat bersalin : tidak
ada
g. Tindakan saat persalinan
Pelebaran jalan lahir : tidak
Penjahitan Luka Jalan Lahir : tidak
h. Keadaan Bayi yang dilahirkan :
Hidup, Segera menangis, BB 3500 gram, PB 50 cm, Jenis kelamin laki-laki.
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun, penyakit menular,
maupun penyakit kronis lainnya.
b. Riwayat kesehatan keluarga :
Ibu mengatakan dari pihak keluarga juga tidak pernah menderita penyakit
menurun, penyakit menular, maupun penyakit kronis lainnya.
B. OBJECTIVE DATA
1. Pemeriksaan umum
a. K/U : Baik
c. Berat badan : 53 kg
d. Tanda Vital :
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 37 °C
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
2. Pemeriksaan khusus
-Inspeksi dan palpasi
Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok.
Muka : tidak edema, tidak pucat.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Telinga : simetris, tidak ada serumen dan pengeluaran cairan.
Hidung : tidak ada polip dan pernapasan cuping hidung.
Mulut : bibir merah muda, tidak sariawan, tidak ada karies gigi.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
Dada/mamae : tidak ada massa, tidak nyeri tekan, puting susu menonjol, tampak
hiperpigmentasi pada areola, kolostrum (+).
Perut : tidak ada jaringan parut bekas operasi, TFU 2 jari bawah pusat.
Genetalia : pengeluaran lochea berwarna merah kehitaman, tidak terdapat
tanda-tanda infeksi.
Ekstremitas : tungkai nampak edema, tidak terdapat varises.
3. Pemeriksaan Penunjang
C. ASSESMENT
a. Diagnosa Kebidanan :
P₃Aо Post Partum spontan Hari ke-2 dengan edema pada ekstremitas bawah.
b. Masalah : tidak ada
c. Kebutuhan : konseling dan HE
D. PLANNING
1. Memberitahukan pada ibu tentang hasil
pemeriksaan, yaitu TD. 130/80 mmHg, suhu : 37
°C, nadi : 80 x/menit, respirasi : 24 x/menit,
kontraksi baik. Edema pada ektremitas bawah.
’ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.’
’ibu bersedia untuk mengurangi konsumsi makanan yang tinggi kadar natriumnya dan
akan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi.’