You are on page 1of 11

DINASTI FATIMIYAH

(Proses Berdiri dan kemajuannya)


DAFTAR ISI
MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


”Sejarah Peradapan Islam” HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ....i

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

Dosen Pengampu: DAFTAR ISI ........................................................................................................ ...iii


Prof. Dr. H. Imam Fuadi, M.Ag.
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ........................................................................ ..1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... ....1

C. Tujuan Masalah ..................................................................................... ..1

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses Berdirinya Dinasti Fatimiyah ........................................................

B. Para Penguasa Dinasti

oleh: Fatimiyah...............................................................3
Miftahuddin
NIM: 28411040 C. Kemajuan Peradaban Dinasti Fatimiyah

..................................................8

PROGRAM PASCA SARJANA BAB III PENUTUP


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG A. Kesimpulan ..............................................................................................15
2011
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
Dinasti Fatimiyah atau disebut juga al-Fathimiyyun adalah satu-satunya PEMBAHASAN
Dinasti Shi’ah dalam Islam yang penamaannya dinisbatkan kepada Fatimah al-
Zahra, putri nabi Muhammad SAW. Kebangkitan Dinasti ini berasal dari suatu
A. PROSES BERDIRINYA DINASTI FATIMIYAH
tempat yang kini dikenal sebagai Tunisia (Ifriqiyyah) ketika Dinasti Abbasiah di
baghdad mulai melemah. Dinasti Fatimiyah ini adalah salah satu dinasti Islam
Dinasti Fatimiyah atau disebut juga al-Fathimiyyun adalah satu-satunya
yang beraliran Syi’ah Isma’iliyah yang lahir di Afrika utara pada tahun 909 M
Dinasti Shi’ah dalam Islam yang penamaannya dinisbatkan kepada Fatimah
setelah mengalahkan Dinasti Aghlabiyah di Sijilmasa.
al-Zahra, putri nabi Muhammad SAW. Kebangkitan Dinasti ini berasal dari
Dalam sejarah, kejayaan Dinasti Fatimiyah datang setelah pusat suatu tempat yang kini dikenal sebagai Tunisia (Ifriqiyyah) Kemunculan
kekuasaanya dipindahkan dari tunisia (al-Mahadiah) ke Mesir. Kekhalifahan Dinasti ini seperti yang dikatakan JJ. Sounders adalah diakibatkan oleh
Fatimiyah lahir sebagai manisfestasi dari idealisme orang-orang Syi’ah yang tuntutan Imamah sebagai Khalifah atau pengganti Rasulallah setelah wafat.
beranggapan bahwa yang berhak memangku jabatan imamah adalah Lebih jauh ia mengatakan gerakan Shi’ah tersebut merupakan sebuah
keturunan dari Fatimah binti Rosulullah. Kekhalifahan ini lahir di antara dua protes politik terhadap penguasa. dan sebagai tandingan bagi penguasa
kekuatan politik kekhalifahan, Abbasiah di Baghdad, dan Umayyah II di dunia Islam pada saat itu yang terpusat di Baghdad. Protes politik tersebut
Cordova. dilakukan dengan jalan konfrontasi, sehingga para penguasa (Mu’awiyah
Sebenarnya golongan Syi’ah sudah lama mencita-citakan berdirinya dan Abbasiyah) tidak ragu-ragu membunuh keluarga Ahl al-Bayt dan
kekholifahan sejak pudarnya kekhalifahan Ali bin Abi Tholib di Kufah. Mereka mengintimidasi para pengikutnya.1 Salah satu sekte Shi’ah yang mampu
selalu mendapat tekanan-tekanan politik semasa periode Kekhalifahan Umayah menampakkan diri pada abad X M. Tepatnya mulai 5 Januari 910 M/ 297 H.
maupun Abbasiah. Dalam kegiatan politiknya, mereka melakukan gerakan hingga 1171M / 567 H.2 adalah Shi’ah Isma’iliyah. Sekte Shi’ah ini
taqiyah yang kelihatannya taat terhadap penguasa tetapi sebenarnya mereka menisbatkan dirinya kepada Imamiyah dan menyetujui penetapan ke enam
menyusun kekuatan secara diam-diam. para Imam yang pertama dari dua belas Imam. Menurut mereka, sesudah
Ja’far al-Shadiq (Imam ke enam), Imamah tidaklah berpindah kepada
putranya yang bernama Musa al-Kazim, akan tetapi berpindah kepada
puteranya yang lain yakni Isma’il. Karena itulah mereka disebut dengan
sekte Shi’ah Isma’iliyah. Namun para Imam yang mereka yakini dari garis
B. Rumusan Masalah keturunan Isma’il tersebut tidak pernah muncul, justru yang muncul
1. Bagaimanakah Proses berdirinya Dinasti Fatimiyah? hanyalah juru dakwah (propagandis/ misionaris). Oleh karena itu, para Imam
tersebut dinamakan al-Aimmah al-Masturun. Para Imam Isma’iliyah baru
2. Siapa sajakah para penguasa Dinasti Fatimiyah? akan muncul kembali setelah keadaan mereka bertambah kuat di Afrika
3. Bagaimanakah kemajuan peradapan Dinasti Fatimiyah? utara pada tahun 297 H. / 909 M.3
Para juru dakwah (propagandis/misionaris) tersebut terus melakukan
C. Tujuan Masalah gerakan-gerakan revolusioner di antara mereka yang cukup terkenal adalah
1. Untuk mengetahui Proses berdirinya Dinasti Fatimiyah.
1
2. Untuk mengetahui para penguasa Dinasti Fatimiyah.
JJ. Sounders, A History of Medival Islam (London: Redwood Book, 1981),.125. lihat
3. Untuk mengetahui kemajuan peradapan Dinasti Fatimiyah. juga, Philip K. Hitti, Hirtory of The Arabs, terj. (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
2006), 787.
2
http://id.wikipedia.org/ wiki/ Bani Fatimiyah.
3
Ahmad Salabi, Mawsu>’ah al-Ta>rikh al-isla>m wa al-Hada>roh al-Isla>miya jld
5 (Kairo: Makbah al-Nahdah al-Mis}riyah, 1979), 231.
Abu al-Khattab yang dihukum mati pada 755 M. Oleh pemerintah Abbasiyah, pemerintahan Aghlabiyah pada tahun 297 H./909 M dan mengusir
Abd Allah bin Maymun al-Qaddah yang mengorganisir kelompok berpotensi penguasanya yang terakhir yaitu Ziyadatullah, Sa’id kemudian
revolusioner, dan Hamdan al-Qarmati yang berasal dari Qarmat, sebuah memproklamirkan dirinya sebagai Khalifah/Imam dengan gelar Ubayd Allah
kota kecil yang ada di Shiria.4 Dia pernah membuat kewalahan Pemerintah al-Mahdi7. Sejak itulah terbentuk Dinasti Fatimiyah (dinisbatkan pada
Abbasiyah dan namanya kemudian dipakai untuk menyebut golongannya Fatimah al-Zahra’ putri Rasululllah Saw) yang disebut juga Dinasti Bani
yaitu Qaramit, Ubaidillah / al-‘Ubaidiyyun (menurut kalangan Sunni atau orang yang tidak
percaya bahwa mereka keturunan Fatimah al-Zahra’) dengan ibu kota
Qairawan (Tunisia). 8

B. PARA PENGUASA DINASTI FATIMIYAH

1. Al-Mahdi ( 909-934 M. / 297-322 H. )


mereka berhasil mempengaruhi penduduk di daerah Iraq, Suriyah,
Bahrain dan Yaman5. Tokoh lainnya adalah Sa’id bin Muhammad al-Habib.
Dia sangat aktif melakukan gerakan yang mendukung Dinasti Fatimiyah,
terutama di daerah kelahirannya, Salmiyah. Daerah inilah yang merupakan
pusat awal dari gerakan Dinasti Fatimiyah, yang kemudian dilanjutkan oleh Penguasa sekaligus pendiri Dinasti Fatimiyah ini mempunyai nama
Abu Abd Allah al-Husayn al-Shi’i yang berhasil mempengaruhi masyarakat asli Sa’id bin al-Husayn al-Salmiyah dengan gelar Ubayd Allah al-Mahdi
Arab dan melakukan propaganda di berbagai daerah seperti di Yaman yang menegakkan pemerintahannya di istana Aghlabiyah yaitu
dengan memperoleh bantuan dari para tokoh propaganda yang lain, yakni Raqqadah (terletak di pinggiran kota Qairawan) setelah dapat mengusir
Ali bin Fadl al-Yamani dan Ibnu Hawshab al-Kufi. Gerakan propaganda di Ziyadatullah pada tahun 909 M/297 H., penguasa Aghlabi yang terakhir. 9
Yaman ini berhasil dengan baik, karena didukung oleh banyaknya pengikut al-Mahdi adalah pemimpin yang sangat cakap dan berbakat, dua tahun
Shi’ah dan jauh dari pusat pemerintahan Abbasiyah, sehingga Yaman selain setelah berkuasa ia membunuh pemimpin propagandanya, Abu Abd Allah
Salmiyah dapat di jadikan sebagai basis utama untuk melakukan gerakan al-Husayn al-Shi’i karena terbukti bersekongkol dengan saudaranya
selanjutnya.6 sendiri, Abu al-Abbas untuk melancarkam kudeta terhadap dirinya.
Setelah itu ia melakukan ekspansi ke seluruh Afrika yang terbentang
Pada abad X M, Abu Abd Allah al-Husayn al Shi’i seorang penduduk asli
dari wilayah perbatasan Mesir sampai ke wilayah Maroko dan Fes yang
Shan’a Yaman yang mengklaim dirinya sebagai wakil al-Mahdi menyeberang
dikuasai Idrisiyah dan pada tahun 914 M. /302 H. ia berhasil
ke Afrika Utara. Berkat propagandanya yang bersemangat, ia berhasil
menaklukkan Iskandariyah dan kota-kota lain seperti Delta (914 M./304
menarik simpati suku Berber, khususnya dari kalangan suku Kitamah.
H.), Malta, Sardinia, Corsika dan Balearic. Sekitar tahun 920 M/308 H. Ia
Setelah berhasil menegakkan pengaruhnya di Afrika Utara, Abu Abd Allah al-
memindahkan pusat pemerintahannya di kota baru yang diberi nama
Husayn al Shi’i menulis surat kepada Imam isma’iliyah Sa’id bin al-Husayn
dengan namanya sendiri yaitu al-Mahdiyyah di pesisir Tunisia, sekitar
al-Salmiyah (kemungkinan keturunan kedua pendiri sekte Isma’iliyah,
27,2 km. kearah tenggara kota Qairawan.10
seorang Persia yang bernama ‘Abdullah ibn Maymun) di Shiria, agar segera
berangkat ke Afrika Utara untuk menggantikan dirinya sebagai pemimpin
tertinggi Gerakan Shi’ah Isma’iliyah. Sa’id mengabulkan undanganya dan 7
G.E.Von Grunebaum, Classical Islam A History600-1258 (Chicago: Aldine
memproklamirkan dirinya sebagai putra Muhammad al-Habib, cucu dari Publishing company, 1970),114.
Isma’il, selanjutnya gerakan ini berhasil menduduki Tunis, pusat
8
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakarta: Logos Wacana
Ilmu,1997), 116-117. lihat juga, Philip K. Hitti, Hirtory,788. lihat juga, Tim Penyusun,
4
JJ. Sounders, A History, 129. Ensiklopedi Islam,2(Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoove,1997), 4. Lihat Juga, Ira
5
Edward Mortimer, Islam dan Kejayaan(Bandung,Mizan,1984), 39. Lihat Juga, W. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, jld 1-2 (Jakarta: PTRaja Grafindo
Montgomery Watt, Kejayaan Islam:Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis (Yogyakarta: Persada,1999),533.
PT. Tiara WacanaYogya, 1990),178. 9
Philip K. Hitti, Hirtory,788. lihat juga, Hasan Ibrahim Hasan,Tarikh al-Dawlah,49.
6
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Isla>mi al-Siya>si wa al-Din wa al-Thaqaf wa lihat juga, Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Dunia Islam (Jakarta: PT.Raja
al-Ijtima’(Kairo: Maktaba al-Nahd}ah al-Misriyah,1996, jld.3, h.144. lihat juga, Hasan Grafindo Persada, 2004),113.
Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah al-Fa>t}imiyah (Kairo: al-Nasr, 1958), 72. 10
Ibid,789
2. Al-Qaim ( 934-946 M. / 322-334 H. )
Al-Mahdi wafat pada tahun 934 M./322 H. dan digantikan oleh 5. Al-‘Aziz ( 975-996 M. / 365-386 H. )
putra tertuanya Abu al-Qasim yang bergelar al-Qaim bi Amr Allah. Ia
Abu Mansur Nizar (lahir pada tahun 344 H./954 M.) menggantikan
adalah pemimpin pemberani, hampir setiap ekspsdisi militer ia pinpin
ayahnya pada bulan Rabi’ al-Awwal 365 H. memasuki tahun ke-22 dari
sendiri, sehingga dalam tahun pertama kekhalifannya, ia berhasil
umurnya dengan gelar al-‘Aziz bi Allah, ia terkenal sangat pemurah dan
menduduki Genoa dan wilayah sepanjang pantai Calabria dan pada
bijaksana bahkan terhadap musuh-musuhnya sekalipun. Puncak
tahun yang sama ia mengerahkan pasukan ke Mesir namun dapat
kekuasaan Dinasti Fatimiyah adalah pada saat pemerintahannya yang
dikalahkan oleh dinasti Ikhsidiyah sehingga mereka terusir dari
meliputi dari wilayah Euprat sampai Atlantik, melampaui kekuasaan
Iskandariyah. Ia meninggal dunia pada tahun 946 M. 11
dinasti Abbasiyah di Baghdad yang sedang memasuki masa kemunduran
3. Al-Mansur ( 946-952 M. / 334-341 H. ) dibawah kekuasaan Buwaihiyah15
Al-Mansur adalah pemuda yang lincah dan berani, ia Dalam pemerintahannya, ia sangat liberal dan memberi
menggantikan ayahnya dalam usia 27 tahun. Meskipun hanya kebebasan kepada setiap agama untuk berkembang, kerukunan antar
memerintah selama 7 tahun 6 hari, ia masih bisa menjaga kedaulatan umat beragama terjalin dengan sangat baik, bahkan seorang wazirnya,
Dinasti Fatimiyah meskipun putra Abu Yazid Makad dan sejumlah Isa ibn Nastur adalah beragama kristen dan Manasah seorang Yahudi
pengikutnya senantiasa menimbulkan keributan. Ia juga membangun menjadi salah seorang pejabat tinggi di istananya. Pembangunan fisik
sebuah kota di wilayah perbatasan Susa’ pada tahun 337 H./949M. dan seni arsitektur merupakan lambang kemajuan pemerintahannya,
yang diberi nama al-Mansuriyyah.12 karena ia juga ahli Sha’ir dan pendidikan seperti The Golden Palace, The
Pearl Pavillion dan masjid Karafa , masjid al-Azhar dijadikan al-
4. Al-Mu’izz ( 952-975 M. /341-365 H. )
Jami’ah/Universitas16.
Setelah al-Mansur meninggal dunia pada hari Jum’at akhir Shawal 341
H/952 M., ia digantikan putranya, Abu Tamim Ma’ad dengan gelar al-
Mu’izz li Din Allah. Penobatan al-Mu’izz sebagai khalifah keempat
6. Al-Hakim ( 996-1021 M. / 386-411 H. )
menandai era baru Dinasti Fatimiyah, karena di samping pusat
Al-‘Aziz digantikan oleh anaknya yang bernama Abu Ali Mansur (lahir
pemerintahan sudah berpindah dari al-Mahdiyah ke al-Qa>hirah
pada bulan Rabi’ al-Awwal 875 H./985 M.) dengan gelar al-Hakim bi Amr
Allah yang masih berumur 11 tahun. Selama tahun-tahun pertama, ia
berada dibawah pengaruh Gubernurnya yang bernama Barjawan yang
sedang terlibat koinflik dengan panglima militer Ibn ‘Ammar, setelah
yang dibangun oleh panglima perangnya, Jawhar al-S}iqilli (al- berhasil menyingkirkan sang panglima, Barjawan menjadi pelaku utama
S}aqali)13 setelah menguasai ibu kota Fust}at} sebagai lambang dalam pemerintahannya meskipun pada tanggal 26 Rabi’ Al-Thani 390
kemenangan dan dilanjutkan membangun Masjid al-Azhar setelah Mesir H./1000 M. Bajarwan dibunuh karena tuduhan penyalah-gunaan
dapat ditaklukannya pada bulan Pebruari 969 M./ Rabi’ al-Akhir 358 H., kekuasaan negara. Pemerintahannya ditandai dengan tindakan-tindakan
juga keberhasilan dalam ekspansi kekuasaan yaitu ke Maroko, Sycilia, kejam yang menakutkan, ia membunuh beberapa orang wazirnya,
Palestina dan Suriah Damaskus serta mampu mengambil penjagaan atas menghancurkan beberapa gereja, orang kristen dan orang yahudi harus
tempat-tempat suci di Hejaz.14 memakai jubah hitam dan hanya dibolehkan menunggangi keledai, ia
mengeluarkan maklumat untuk menghancurkan seluruh gereja di Mesir
11
Ibid, Ta>rikh al-Isla>mi al-Siya>si, 136, lihat juga, K. Ali, Sejarah Islam:Tarikh dan menyita-
Pramodern, terj., (Jakarta:: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 492-493.
12
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 92. lihat juga, Ajid Thohir,
Perkembangan, 113
13
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan, 117 15
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Dawlah, 97. dan 156 lihat juga, Ajid Thohir,
14
Philip K.Hitti,Hirtory,790. lihat,Hasan Ibrahim ,Ta>rikh al-Dawlah,92,dan140. Perkembangan, 114.
lihat juga, Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Isla>mi,136. lihat juga, Ajid Thohir, 16
Philip K. Hitti, Hirtory, 790. K. Ali, Sejarah, 499. lihat juga, Ajid Thohir,
Perkembangan,114 Perkembangan,114.
tanah serta seluruh harta kekayaan mereka sehingga mereka merasa 9. Al-Musta’li ( 1094-1101 M. / 487-495 H. )
kehilangan hak-haknya sebagai warga negara.17 Putra termuda dari al-Mustansir yaitu Abu al-Qasim Ahmad yang bergelar
al-Musta’li bi Allah menduduki jabatan khalifah sepeninggal ayahnya,
Prestasi besar dalam pemerintahannya adalah pembangunan
tetapi putra al-Mustansir yang tertua, Nizar menolak penobatan adiknya
sejumlah masjid, perguruan-perguruan dan pusat observatorium
lalu ia bangkit di Ikandariyah
astrologi, tahun 395 H./1005 M. ia merampungkan pembangunan Dar al-
Hikmah sebagai sarana penyebaran ajaran-ajaran Shi’ah dan pada tahun
403 H./1013 M.. ia mendirikan al-Jam’iyyah al-‘Ilmiyyah “Akademia”
dari berbagai disiplin ilmu seperti Fiqh, mantiq, Filsafat, matematika, setelah memecat Gubernur wilayah tersebut, disana ia
kedokteran dan lainnya, setelah itu seluruh kitab yang ada di Dar al- memproklamirkan diri sebagai khalifah dengan gelar al-Mustafa li
Hikmah ia pindahkan ke masjid al-Azhar. Tetapi pada tangaal 13 Pebruari Din Allah. Ketika al-Musta’li tahu kejadian tersebut, maka al-Malik
1021 M./411 H. Ia terbunuh di Mukatam, kemungkinan konspirasi yang al-Afdal sebagai orang yang mengangkat al-Musta’li membawa
dipinpin oleh adik perempuannya yang bernama Sitt al-Mulk yang telah
bala tentara untuk menangkap Nizar dan memenjarakannya
diperlakukan tidak hormat oleh khalifah.18
sampai meninggal.
7. al-Zahir ( 1021-1035 M. / 411-427 H. )
Dengan kejadian ini, rakyat terpoecah menjadi dua
Al-Ha>kim digantikan oleh putranya yang bernama Abu Hashim kelompok, yaitu kelompok Musta’li dan Nizari. Kaum Nizari
dengan gelar al-Zahir li I’zaz din Allah (lahir 10 Ramad}an 395 H./1005 Isma’iliyah sebagian berada di Shiria dan sebagian di pegunungan
M.), ia naik tahta pada usia 16 tahun sehingga pemerintahannya
Persia Barat dibawah pinpinan Hassan assabah, gerakan inilah
dipegang oleh bibinya Sitt al-Mulk, sepeninggal bibinya (tahun 415
H./1025 M.), ia menjadi raja boneka dari menteri-menterinya. Peristiwa
yang kemudian dikenal dengan Asasin yang berasal dari kata
besar pada masa ini adalah penyelesaian sengketa keagamaan di mana Hasyasyin21
para tokoh maz}hab Malikiyah diusir dari Mesir19 10. Al-Amir ( 1101-1130 M. / 495-524 H. )
8. al-Mustansir ( 1035-1094 M. / 427-487 H. ) Setelah al-Musta’li meninggal dunia, anaknya yang masih
Al-Zahir diganti oleh anaknya yang bernama Abu Tamim berumur lima tahun dinobatkan oleh al-Malik al-Afdal sebagai
Muhammad dengan gelar al-Mustansir bi Allah, ia menjabat sebagai khalifah dengaan gelar kehormatan al-Amir li Ahkam Allah . al-
khalifah selama enam puluh tahun empat bulan yang merupakan Malik al-Afdal adalah perdana menteri yang berkuasa secara
pemerintahan terpanjang dalam sejarah. Masa awal pemerintahannya absolut selama 20 tahun, termasuk ketika al-Amir telah dewasa
dipegang oleh ibunya, karena ketika dinobatkan sebagai khalifah ia dan merupakan raja Mesir yang sesungguhnya selama 50 tahun22
masih berumur tujuh tahun.
11. Al-Hafiz ( 1130-1149 M. / 524-544 H. )
Pada masa al-Mustansir, kekuasaan Dinasti Fatimiyah mengalami
kemunduran secara drastis, relatif tidak ada perkembangan kecuali Setelah menjadi korban pembunuhan kelompok
pembangunan teropong bintang, beberapa kali terjadi perebutan Nizariyyah/batiniyyah, sepupunya yeng bernama Abu al-Maymun
perdana menteri dan terjadi pemberontakan dan peperangan seperti Abd al-Majid al-Hafiz memproklamirkan diri sebagai khalifah.
Marokko menyatakan bebas dari kekuasaan Dinasti Fatimiyah pada Pemerintahanmya banyak diwarnai dengan perpecahan antara
tahun 443 H., Mekkah dan Madinah memisahkan diri pada tahun 462 H. unsur-unsur kemiliteran.23
dan di Yaman nama Khalifah telah tidak disebut-sebut lagi pada waktu
khatbah20 12. Al-Zafir ( 1149-1154 M. / 544-549 H. )

17
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Dawlah, 164-165.
18
Ibid, 428. lihat juga, Philip K. Hitti,Hirtory, 792-793. 21
G.E.Von Grunebaum, Classical Islam, 148. lihat juga, K. Ali, Sejarah, 507.
19
K. Ali, Sejarah Islam, 502. 22
Ibid, K. Ali, Sejarah, 508.
20
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 169. 23
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 176-197.
Setelah kematian al-Hafiz, Putranya yang bernama Abu diteruskan oleh dinasti Ayyubiyah dengan paham ahl al-Sunnah wa al-
Mansur Isma’il dengan gelar al-Zafir. Ia masih berumur tujuh belas Jama’ah dijadikan dasar dalam kehidupan keagamaan di Mesir.27
tahun ketika dinobatkan menjadi khalifah. Ia adalah seorang
pemuda yang tampan dan sembrono yang lebih memikirkan C. KEMAJUAN PERADABAN DINASTI FATIMIYAH
urusan perempuan dan musik dari pada urusan politik dan
Sejak awal pemerintahannya, Al-Mahdi sudah berusaha
pertahanan, meskipun sebenarnya ia hanyalah seorang boneka menaklukkan Mesir, ia melakukan ekspansi tersebut sampai tiga kali yaitu
dari seorang wazir dari Kurdistan, Abu al-Hasari bin al-Sallar yang pada tahun 913 M/301 H. ,919 M./307 H. dan tahun 933 M./321 H yang
menyebut dirinya al-Malik al-‘Adil yang kemudian terbunuh dan dipinpin oleh putranya Abu al-Qasim tetapi tidak pernah berhasil. Menurut
posisi wazir digantikan oleh Abbas. Pada tahun 1153 M./548 H. al- Hasan Ibrahim28, ekspansi tersebut didorong beberapa faktor yang antara
Zafir dibunuh oleh Nasr ibn Abbas 24
lain adalah:
13. Al-Faiz ( 1154-1160 M. / 549-555 H. ) 1. faktor Ekonomi : yaitu keadaan alam Mesir yang agraris dan subur
Dua hari setelah kematian al-Zafir, putranya yang masih berumur serta kaya dengan beberapa penghasilan dan kerajinan.
empat tahun, Abu al-Qasim Isa dinobatkan sebagai khalifah oleh 2. Faktor Geografis: letak Mesir yang strategis, jauh dari pusat
Abbas dengan gelar al-Faiz, khalifah pemerintahan dawlah Abbasiyah di Baghdad, berada di tengah-tengah
timur dan barat, dekat dengan Sham, Palestina dan Hijaz yang merupakan
kecil ini meninggal dunia pada usia sebelas tahun, lalu digantikan oleh daerah-daerah yang subur dan potensial.
sepupunya al-‘Adid25
14. Al-‘Adid ( 1160-1171 M. / 555-567 H. )
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Abd Allah al-‘Adid, ia 3. Faktor Politis: Dinasti Fatimiyah mendapat sambutan yang simpatik dari
masih berumur sembilan tahun ketika dinobatkan sebagai khalifah yang rakyat Mesir
ke empat belas (khalifah terakhir dari Dinasti Fatimiyah), karena segera
disusul penyerangan Almaric, Raja Yerusalem ke Mesir pada tahun 1167 1. Bidang Keagamaan
M./562 H. dan terus menerus terjadi perebutan kekuasaan sampai Dalam urusan keagamaan, disusun lembaga dakwah dan dipimpin
datang Salah al-Din al-Ayyubi yang menggantikan pamannya, Syirkuh oleh kepala dakwah yang sangat tendensius untuk kepentingan politik
sebagai wazir pada tahun 1169 M./564 H.. Shi’ah29. Lembaga ini dalam struktur pemerintahan bertanggung jawab
Salah al-Din adalah seorang yang sangat ramah, sehingga dengan langsung kepada khalifah dengan tugas menyebarkan faham Shi’ah
cepat mendapatkan simpati rakyat dan bahkan sampai mengalahkan Isma’iliyyah30 ke berbagai wilayah kekuasaan Dinasti Fatimiyah serta
pengaruh khalifah. Langkah pertamanya adalah mengirim pasukan menyusun materi pelajaran pada lembaga-lembaga pendidikan melalui
militer melawan tentara Salib da Karak dan Subik dan ia mendapatkan kurikulum-kurikulum yang ditetapkan oleh dinasti tersebut. Sedangkan
kemenangan sehingga rakyat Mesir Shi’ah, orang Turki dan Sunni diluar kekuasaan Dinasti Fatimiyah, dakwah ini dilakukan melalui
menganggapnya sebagai pelindung mereka dalam menghadapi tentara hubungan dagang yang dibangun di daerah-daerah belahan timur,
Salib di Sham, perang tersebut terus berlanjut hingga dibuat perjanjian khusunya di samudera Hindia dan daerah-daerah lain di wilayah Afrika dan
dengan Richard de Lion Heart (raja Inggris), selanjutnya Salah al-Din Eropa.31
mengisi pos-pos keagamaan dengan ulama’fuqaha’ dari golongan Selain itu, disamping terdapat lima belas masjid, (di kota tua
sunni26 hingga pada tanggal 10 Muharram 567 H./1171 M. al-‘Adid Fustat ada tujuh buah masjid dan di Kairo ada delapan buah masjid)
meninggal dunia dan posisi khalifahan dipegang oleh Salah al-Din. Maka
sejak saat itu, Dinasti Fatimiyah (paham sekte Shi’ah Isma’iliyyah) yang
27
Ajid Thohir, Perkembangan,122.
telah eksis selama dua setengah abad berakhir di Mesir dan selanjutnya
28
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 112-113.
29
Heinz Halm, Shiis (Edinburg University Press, 1991),175.
24
Philip K. Hitti, Hirtory, 796. lihad juga, Ajid Thohir, Perkembangan, 121. 30
Tahapan dakwah yang dilakukan bisa dilihat, Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-
25
Ibid. Dawlah, 326-342.
26
Ahmad Amin, Duha al-Islam, jld.2, (Kairo: Lajnah al-Ta’rif wa al-Nashr, tt), 34. 31
Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Yogyakarta: LIPI, 2002), 307.
sebagai tempat penyebaran paham Shi’ah Isma’iliyyah yang baru dalam sejarah Mesir, karena dalam pelaksanaannya, khalifah
diantaranya dicatat oleh Hasan Ibarahim Hasan yaitu: adalah kepala negara yang bersifat temporal dan spritual,
32 pemecatan pejabat tinggi berada dibawah kontrol kekuasaan
a. Masjid al-Azhar, didirikan oleh Jawhar al-Siqilli yang khalifah. Menteri-menteri dibagi dalam beberapa kelompk atau
pembangunannya dimulai pada tanggal 14 Ramadan 359 H. / kelas yaitu:
970M. Dan selesai pada tanggal 7 Ramadan 361 H. / 972 M.
b. Masjid al-Qarafah, dibangun pada tahun 366 H. / 977 M.
a. Menteri Keamanan Negara yaitu menteri yang
c. Masjid al-Maqs, dibangun pada masa pemerintahan al-Hakim mengurusi bidang Ketentaraan, perang, pengawal rumah
d. Masjid Roshidah, pembangunannya dimulai pada tanggal 17 Rabi’ tangga khalifah dan semua permasalahan yang menyangkut
al-Thani 393 H. / 1003 dan selesai bulan Ramadan 395 H. / 1005 keamanan
M. b. Menteri Dalam Negeri
e. Masjid al-Hakim, pembangunannya dimulai pada pemerintahan c. Menteri Urusan Rumah Tangga yang bertugas
al-‘Aziz tahun 380 H. / 990 M. Dan diselesaikan oleh al-Hakim pada menyambut tamu-tamu kehormatan utusan luar negeri
tahun 402 H./ 1012 M. Tetapi roboh pada waktu terjadi gempa pada d. Menteri Sekretaris Negara yang meliputi:
tahun 703 H. / 1309 M  Qadi yang berfungsi sebagai hakim dan direktur
f. Masjid al-Aqmar, dibangun pada masa pemerintahan al-Amir tahun
percetakan uang
519 H. / 1125 M.
g. Masjid al-Salih, dibangun pada tahun 555 H./1160 M. Akan tetapi  Ketua Dakwah yang memimpin Dar al-Hikmah (bidang
masjid ini roboh pada waktu terjadi gempa tahun 702 H. / 1308 M. keilmuan)
 Inspektur Pasar (muhtasib)yang membidangi bazar,
Dinasti Fatimiyah juga membangun sejumlah makam Imam-Imam Shi’ah jalan dan pengawasan timbangan dan takaran dalam
seperti Makam Husayn di Mesir dan memindahkan kepalanya dari perdagangan
Ascalon ke Kairo, sebagai salah satu bentuk pemuliaan kepada Imam  Bendaharawan Negara yang membidangi bayt al-Mal
mereka yang ma’sum sekaligus sebagai figur penyelamat (Messianisal-
 Wakil kepala urusan rumah tangga khalifah
Mahdi), hal ini, disamping dimaksudkan sebagai dakwah juga sebagai
legitimasi keagamaan bagi Imam-Imam Dinasti  Qari’ yang membacakan al-Qur’an kepada khalifah. 35
 Terdapat beberapa pejabat lokal yang diangkat oleh
khalifah untuk mengelola negeri-negeri taklukan untuk
bertugas menarik pajak36
Dalam bidang Kemiliteran dibagi kedalam tiga kelompok,
Fatimiyah yang berkuasa berikutnya sebagai salah satu yaitu:
keturunan para Imam (al-ma’sum dan al-Mahdi ) tersebut.33
a. Amir-amir yang terdiri dari para perwira tertinggi
2. Bidang Administrasi dan Pemerintahan dan para pengawal khalifah
Kekuasaan Pemerintahan Dinasti Fatimiyah mencakup b. Para perwira istana yang terdiri atas para ahli
wilayah yang sangat luas sekali meliputi Afrika Utara, Sisilia, pesisir (ustadh) dan para kasim
Laut Merah Afrika, Palestina, Suriah, Yaman, dan Hijaz34. Bentuk Komando-komando resimen yang masing-masing menyandang
pemerintahan Dinasti Fatimiyah adalah bentuk yang dianggap pola nama berbeda sepertii hafiziyyah, Juyushiyyah dan
32
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 534-540. lihat juga, Philip K.Hitti,
Hirtory, 804.
33
Moh.Nur Hakim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang,UMM Press,2004),106. 35
Philip K.Hitti, Hirtory, 800. lihat juga. Ajid Thohir, Perkembangan, 115.
34
http://id.wikipedia.org / wiki / Bani Fatimiyah. 36
Daftar pejabat bisa dilihat, Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 282-290.
sudaniyyah atau yang dinamai dengan nama khalifah, wazir Adapun disiplin ilmu dalamn buku-buku tersebut adalah ilmu kodrat,
dan suku.37 Tafsir, bahasa dan nahwu, adab, logika, sejarah, musik dan filsafat43,
disamping itu didirikan juga sekolah Persi yang memiliki disiplin ilmu yang
diadopsi dari ajaran-ajaran Neo-Platonisme. Sekolah ini didirikan oleh al-
Di luar jabatan-jabatan istana diatas, terdapat jabatan tingkat Nasafi dan diaktifkan pertama kali di Nisapur lalu di Bukhara dan kemudian
daerah yang meliputi tiga daerah yaitu Mesir, Shiria dan daerah-daerah di tersebar di seluruh wilayah kekuasaan Dinasti Fatimiyah.44
Asia kecil. Khusus daerah Mesir terdiri dari empat provinsi, yaitu provinsi Para ilmuwan yang terkenal pada masa Dinasti Fatimiyah adalah Ya’qub
Mesir bagian atas, provinsi Mesir wilayah timur, provinsi Mesir wilayah ibn Killis, seorang wazir yang sangat peduli terhadap pendidikan dan
barat dan wilayah Iksandariyyah, segala urusan yang berkaitan dengan keilmuan. Pada masanya ia berhasil membesarkan ahli fisika Muhammad
daerah tersebut diserahkan kepada penguasa setempat.38 al-Tamimi dan seorang ahli sejarah yang
3. Bidang Ilmu Pengetahuan, Kebudayaan dan Filsafat bernama Muhammad ibn Yusuf al-Kindi dan ibn Salamah al-Quda’i.
Seorang ahli sastra yang muncul pada masa ini adalah khalifah al-‘Aziz
yang berhasil membangun masjid al-Azhar. Seorang astronomis yang
Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan kebudayaan, Dinasti Fatimiyah terkenal pada masa ini adalah Ali ibn Yunus, Ali al-Hasan dan ibn Haytham
dapat dikatakan mengungguli prestasi bani Abbas di Baghdad dan Bani sebagai peletak dasar ilmu fisika dan optik 45
Umayyah di Spanyol pada saat yang sama,. Prestasi ini bermula dari
tradisi yang dirintis oleh khalifah al-‘Aziz, istananya dijadikan pusat Dalam bidang kebudayaan yang bisa kita saksikan sampai saat ini
kegiatan keilmuan, diskusi para ulama, fuqaha’, qurra’, nuhat dan ahli adalah beberapa bangunan masjid yang memcirikan arsitektur khas Islam
hadith. al-‘Aziz memberi gaji yang besar kepada para pengajar sehingga dengan menampilkan tiang-tiang khas yang didesain dengan kaligrafi
banyak ulama yang pindah dari Baghdad ke Mesir. bergaya kufi serta terdapat pintu-pintu gerbang besar yang masih
bertahan sampai sekarang yaitu: bab zawillah, bab al-Nasr dan bab al-
Di Mesir, disamping terdapat Masjid al-Azhar (Masjid Jami’ dan Futuh dan juga pintu-pintu gerbang yang sangat besar di Mesir yang
dijadikan Jami’ah / Universitas) sebagai pusat kajian keilmuan baik aqli dibangun oleh arsitek-arsitek Edessa dengan rancangan ala Bizantium.
atau naqli, pada tahun 1005 M./395 H. (masa pemerintahan al-Hakim) Termasuk produk budaya masa Dinasti Fatimiyah yang masih bisa kita
didirikan perpustakaan Dar al-Hikmah yang memiliki empat ratus ruang lihat di museum Arab di Kairo adalah papan-papan yang diukir beberapa
dan terisi kurang lebih 200.000 buku dan 2.400 eksemplar al-Qur’an yang makhluk hidup seperti rusa yang diserang monster, kelinci yang diterkam
dihiasi ornamen-ornamen indah (Illuminated)39 sebagai pusat studi tingkat elang dan beberapa pasang burung yang saling berhadapan, koleksi
tinggi yang didalamnya dilakukan kegiatan diskusi, penelitian, penulisan perunggu yang kebanyakan berupa cermin dan pedupaan serta patung
dan penerjemahan bahasa asing dari bahasa Yunani, Persi, dan India ke perunggu grifin dengan tinggi 40 cm. yang sekarang berada Pisa.46
dalam Bahasa Arab serta pendidikan, meskipun pada tahun 1008 M./398
H. lembaga ini ditutup dan para guru besarnya dihukum mati,40 jauh Priode Fatimiyah juga dikenal dalam keindahan budaya tekstilnya,
sebelum itu sudah ada perpustakaan milik Ya’qub ibn Killis (perdana beberapa contoh ditemukan di Barat yang dibawa kesana pada masa
menteri pada masa pemerintahan khalifah al-Mu’iz dan al-‘Aziz wafat perang salib. Sedangkan produk tenun yang berkembang saat itu adalah
tahun 381 H. / 991 M.) yang bernama makatabah al-Qisr,41 dan ada juga bergaya Koptik-Mesir dan kemudian dipengaruhi gaya Iran dan Sasaniyah,
sekolah Dar al-‘Ilm meskipun pada tahun 1119 M./513 H. ditutup oleh al- yang diberi nama dengan nama sesuai tempat asal tenunan tersebut di
Malik al-Afdal karena dianggap menyebarkan ajaran bid’ah42. kota Mesir seperti Dabiki, Dimyat}i, dan Tinnisi yang pada zaman
Chaucher dikenal dengan sebutan Fustian berasal dari kata Fustat, Mesir.47
37
Philip K.Hitti, Hirtory, 800.K.Ali,Sejarah, 509-510. lihat juga, Ajid Thohir, Sedangkan dalam bidang filsafat, kelompok yang paling terkenal
Perkembangan, 115. pada masa ini adalah ikhwan al-Safa, yang pemikirannya lebih cenderung
38
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 289.
39
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 539. 43
Ibid. lihat juga, Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 435.
40
Stepan and Nandy Ronart, Concise Encyclopedia of Arabic Ciuvilication, 44
Grunebaum, Classical, 126.
(Amsterdam: Djambatan, 1966), 172 45
Philip K.Hitti, Hirtory,802. lihat juga, Ajid Thohir, Perkembangan, 117-118
41
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 539. 46
Philip K.Hitti, Hirtory, 805.
42
Philip K.Hitti,Hirtory,801 47
Ibid.
membela kelompok Shi’ah Isma’iliyyah. Beberapa filusuf tersebut keramik, seni kerajinan tangan, seni ukir, tambang besi, baja dan
diantaranya: tembaga49, juga didorong karena pada waktu itu Dinasti Fatimiyah sudah
mempunyai fasilitas pelabuhan di Iksandariyah, Damika, Ascaton dan
Tripoli, jajahan Shiria. Volume perdagangan lewat laut terbesar dilakukan
1. Abu Hatim al-Razi, ia adalah sorang da’i isma’iliyyat yang pemikirannya dengan Barat dan Spanyol, sedangkan di Timur dengan India yang telah
lebih banyak dibidang politik, hasil karyanya al-Zayyinah setebal 1200
berhasil mengubah lintasan perdagangan yang sebelumnya melalui teluk
halaman membahas tentang fiqih, filsafat dan aliran-aliran dalam
Persia ke laut Merah menjadi Hindia ke laut Tengah, Pelabuhan besar yang
agama.
dimiliki Dinasti Fatimiyah disana adalah pelabuhan ‘Aida’ di teluk Sudan.50
2. Abu Abdillah al-Nasafi, ia menulis kitab al-Mawsul membahas ushul Diceritakan oleh Nasir-i-Khusraw pada masa ketika ia berkunjung ke
fiqh Shi’ah Isma’iliyyah, dan kitab Unwan al-Din, usul al-Shar’i, al- Mesir, terdapat tujuh buah perahu berukuran 150 kubik dengan 60 tiang
Da’watu al-Munjiyyah, Kaun al-‘Alam dan al-Kaun al-Mujrof pancang berlabuh ditepi sungai Nil, terdapat 20.000 toko milik khalifah
yang hampir semuanya dibangun dengan batu bata dengan ketinggian
3. Abu Ya’qub al-Sajasi, ia merupakan penulis yang paling bayak hingga lima atau enam lantai dan dipenuhi dengan berbagai pruduk
tulisannya, diantaranya adalah: Asas al-Da’wah, al-Sharai’, Kashf al- komoditi internasional, jalan-jalan utama diberi atap dan diterangi lampu
Asrar, Ithbat al-Nubuwwah dan al-Nashrah serta keamanan dan ketertiban pada masa itu sangat diperhatikan. Konon,
4. Abu Hanifah al-Nu’man, ia menulis kitab Da’aim al-Islam al-Yanabu, jika ada seorang pedagang yang curang, ia akan dipertontonkan diatas
Mukhtasar al-Athar, Mukhtasar al-Idah}, Kayfiyah al-Salah, Manhaj al- sepanjang jalan kota sambil membunyikan lonceng dan mengakui
Faraid} dan al-Risalah al-Misriyyah, kesalahannya, toko-toko perhiasan atau tempat penukaran uang (money
changer) tidak pernah dikunci saat ditinggal pemiliknya.51 Ini semua
menandakan betapa makmur, aman dan damainya penduduk Mesir ketika
5. Ja’far ibn Mansur al-Yamani, ia menulis al-Shawahid wa al-Bayan dan al- itu.
fitrah wa al-Qirnat
6. Hamid al-Din al-Kirmani, ia menulis kitab Uyun al-Akhbar dan al- Dalam hubungannya dengan masalah keuangan, ditulis oleh Hasan
Masabih fi Ithbat al-Imamah48 Ibrahim Hasan52, bahwa pada masa itu sudah diatur dengan sangat rapi,
seperti pajak (kharaj)
4. Bidang Ekonomi dan Sosial
termasuk juga pajak wajib bagi ahl al-zimmah khusus orang laki-laki dan
sudah baligh yang disebut al-Jawali, kemudian sudah ada peraturan cukai
Mesir pada masa ini mengalami kemakmuran ekonomi dan (al-Maks) untuk produk-produk impor serta peraturan-peraturan lainnya
kesejahteraan sosial yang mengungguli Irak dan daerah-daerah lain dalam terhadap beberapa hasil bumi yang diterapkan dan dipatuhi dengan baik
dunia Islam masa itu, diceritakan oleh seorang Persi yang menjadi sesuai dengan peraturan fiqh.
Propagandis Isma’iliyah, Nasir-i-Khusraw ketika ia berkunjung ke Mesir
5. Bidang Politik
pada tahun 1046-1049 H. Bahwa istana khalifah mempekerjakan 30.000
orang, 12.000 orang diantaranya adala pelayan dan 1.000 orang pengurus Keadaan politik pada masa awal pemerintahan Dinasti Fatimiyah
kuda. Hubungan dagang dengan dunia non-muslim terbina dengan baik, sampai priode pemerintahan yang ketujuh, masa pemerintahan al-Zahir,
termasuk dengan India dan negeri Mediterania yang beragama kristen relatif stabil dan tidak ada kejadian besar, karena para khalifah tersebut
serta melakukan hubungan kerja sama dengan republik Italia, al-Maji, Pisa masih berkuasa penuh terhadap pemerintahan, meskipun keputusan politik
dan Vinice. yang diambil oleh mereka sering kali merugikan pihak lain yang non Shi’ah
bahkan non muslim, seperti keputusan politik yang diambil oleh al-Hakim
Hal tersebut dilakukan disamping karena dari Mesir banyak
dihasilkan produk industri tenun, kain sutra, wol dan industri kristal, 49
Lebih jelas lihat, Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 582-592.
50
Grunebaum, Classical, 146.
51
Philip K.Hitti, Hirtory, 798.
48
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 465-501. 52
Hasan Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Dawlah, 206.
terhadap orang-orang Yahudi dan Kristen dengan memaksa mereka 1. Dinasti Fatimiyah adalah dinasti yang dibangun atas dasar
memakai jubah hitam dan hanya dibolehkan menunggangi keledai, lalu al-
Hakim mengeluarkan maklumat untuk menghancurkan seluruh gereja di protes politik terhadap kekuasaan pada saat itu dengan
Mesir dan menyita tanah serta seluruh harta kekayaan mereka sehingga legitimasi agama yaitu tuntutan Imamah sebagai pengganti
mereka merasa kehilangan hak-haknya sebagai warga negara53,
sedangkan kepada orang-orang muslim yang menjadi pegawai kerajaan Rasulallah SAW. Karena sebuah hadith al-aimmah min quraysh
diwajibkan mengikuti paham Shi’ah, Keadaan ini sangat bertolak belakang
dengan kehidupan politik pada masa pemerintahan al-‘Aziz yang begitu dengan keyakinan bahwa Ali ibn Abi Talib (suami Fatimah al-
moderat, kondusif terhadap perkembangan semua paham dan agama Zahro putri Rasulallah) dan keturunannya sebagai pewaris
yang ada di Mesir, meskipun al-‘Aziz sendiri pernah melarang pelaksanaan
salat tarawih disemua masjid di Mesir54, hal itu disebabkan agar tidak kekhalifahan / Nabi
terjadi gejolak sosial antara pengikut beberapa mazhab dengan pendapat
yang berbeda-beda tentang pelaksanaan salat tersebut.
2. Dinasti Fatimiyah adalah satu-satunya dinasti Shi’ah dalam

Setelah memasuki priode pemerintahan yang kedelapan, masa Islam yang eksis selama kurang lebih dua setengah abad dan
pemerintahan al-Mustansir, barulah terjadi gejolak politik dalam bisa bejaya melampaui capaian wilayah kekuasaan kerajaan-
pemerintahan dinasti ini, kekacauan politik terjadi dimana-mana,
pertikaian antara orang Turki, suku Berber, bani Hamdan dan pasukan kerajaan Islam terdahulu, dan telah memberi banyak
Sudan, lalu dilanjutkan dengan munculnya perseteruan para pejabat tinggi
istana dalam memperebutkan posisi wazir yang didukung oleh kelompok sumbangan peradaban terhadap dunia Islam, khususnya Mesir,
tentara masing-masing. Hal ini disebabkan karena khalifah yang diangkat karena pada masa Dinasti Fatimiyah ini, Mesir mengalami
masih dibawah umur sehingga tidak bisa berkuasa penuh terhadap
pemerintahan dan hanya dijadikan sebagai boneka oleh para wazir tingkat kemakmuran dan vitalitas kultural yang mengungguli
tersebut.
Irak dan Baghdad sebagai pusat kekuasaan Islam kala itu.
3. Dalam segala aspek kehidupan secara umum, Dinasti Fatimiyah
memberikan kelonggaran kepada semua orang untuk
melakukan kegiatan sosial, keagamaan dan bahkan politik,
meskipun disisi lain dinasti ini mempunyai misi menanamkan
paham keagamaan, yaitu Shi’ah sekte Isma’iliyah
4. Sumbangan terbesar Dinasti Fatimiyah yang cukup signifikan
adalah menyatukan Dunia Barat dan Timur, karena letak Mesir

BAB III (Iskandariyah) yang sangat strategis untuk tercapainya hal


tersebut.
KESIMPULAN

53
Ibid,208
54
Ibid,218
Stepan and Nandy Ronart, Concise Encyclopedia of Arabic Ciuvilication, Amsterdam:
Djambatan,1966.

Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam, 2. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoove,1994.
BIBLIOGRAPHY
Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di Dunia Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Amin, Ahmad, D}uha al-Islam, jld.2, Kairo: Lajnah al-Ta’rif wa al-Nashr, tt. Persada,2004.

Ali, K. Sejarah Islam:Tarikh Pramodern, terj. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003.

Abdullah, Taufik, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. Yogyakarta: LIPI, 2002.

G.E. Von Grunebaum, Classical Islam A History 600-1258. Chicago: Aldine Publishing
company, 1970.

Hasan, Ibrahim Hasan, Ta>rikh al-Isla>mi al-Siya>si wa al-Din wa al-Thaqaf wa al-


Ijtima’ , jld.3. Kairo: Maktab al-Nahd}ah al-Misriyah,1996.

__________,Tarikh al-Dawlah al-Fatimiyyah. Kairo: al-Nashr, 1958.

Halm, Heinz, Shiism, Edinburg: University Press,1991.

Nur Hakim, Moh., Sejarah dan Peradaban Islam. Malang, UMM Press, 2004.

http://id.wikipedia.org/ wiki / Bani Fatimiyah.

K. Hitti, Philip, Hisrtory of The Arabs, terj. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.2006.

Lapidus, Ira, Sejarah Sosial Umat Islam,jld. 1-2. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,1999.

Mortimer, Edward, Islam dan Kejayaan. Bandung: Mizan,1984.

Montgomery Watt, W. Kejayaan Islam:Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis. Yogyakarta: PT.
Tiara WacanaYogya,1990.

Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,(Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997)

Sounders, JJ., A History of Medival Islam. London: Redwood Book,1981.

Salabi, Ahmad, Mawsu>’ah al-Ta>rikh al-isla>m wa al-Had}a>roh al-Isla>miyyah jld 5.


Kairo: Maktbah al-Nahdah al-Misriyah,1979.

You might also like