Professional Documents
Culture Documents
MIKROBIOLOGI
KUANTITASI MIKROBIA
OLEH :
Oktober, 2010
BAB I
PENDAHULUA N
Mikrobiologi penting sekali dan terkait erat dengan kehidupan manusia, karena
mikroba (jasad renik) tersebar merata di seluruh belahan bumi dan ada di mana-mana.
Mikroba ada di udara, ada di air, di tanah, lantai, meja, kulit dan dimana pun. Oleh
karena itu mikroba memiliki korelasi yang erat dan peranan yang penting dengan
mikroba tertentu. Beberapa koloni bakteri ini, bagi tubuh manusia akan menyebabkan
penyakit. Steril dari bakteri untuk makanan terutama minuman, sangat perlu diketahui
demi menjaga kesehatan. Air minum dari berbagai tempat mempunyai jenis-jenis
bakteri yang tidak sama. Untuk air minum hasil penyulingan diharapkan sudah
untuk menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara
yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan
secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan
(preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung
count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu: perhitungan pada cawan
terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji
konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap
pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam
dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa
jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi
untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif
diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan
Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan
bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes
metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh
Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu
bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN
memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat
jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).
Prinsip metode cawan hitung adalah jika sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebutakan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat lansung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop. Metode perhitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang
1.2 Tujuan
METODE PRAKTIKUM
UNLAM, Banjarbaru.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, tabung durham,
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daging segar, daging kaleng ,
Adapun prosedur kerja pada metode MPN ini adalah sebagai berikut :
2. Disiapkan 15 tabung reaksi yang sudah diisi tabung durham dan dengan media
(DS) dan 10 tabung berisi 9 ml media dengan kriteria Single Strength (SS)
3. Diisikan 5 tabung yang berisi 5 ml media dengan kriteria Double Strength (DS)
menambahkan sampel.
4. Diisikan 5 tabungyang berisi 9 ml media dengan kritera Single Strength (SS)
menambahkan sampel.
7. Dihitung jumlah tabel yang positif yang ditandai dengan adanya gas pada tabung
durham.
8. Dicatat hasil pengamatan dan dihitung dengan tabel MPN. Hasil tersebut
Adapun prosedur kerja pada metode MPN ini adalah sebagai berikut :
mulut tabung reaksi yang dipanaskan terlebih dahulu dengan api bunsen.
4. Ditambahkan media NA
3.1 Hasil
DS 5 ml 5
Daging
1. SS 1 ml 5 >1600
Segar
SS 0,1 ml 5
DS 5 ml 5
Daging
2. SS 1 ml 4 430
Kornet
SS 0,1 ml 5
Tabel 2. Analisis TPC
No Pengenceran
Sampel 10-1 10-2 10-3 10-4
.
10-1(1) = 65 10-2(1) = 61 10-3(1) = 14 10-4(1) = 16
Daging
1.
Segar 10-1(2) = 127 10-2(2) = 128 10-3(2) = 116 10-4(2) = 1
Daging
2.
Kornet 10-1(2) = 48 10-2(2) = 3 10-3(2) = 1 10-4(2) = 19
3.2 Pembahasan
yaitu dengan menggunakan metode MPN (Most Probable Number) dan TPC (Total
Plate Count). Kedua metode ini digunakan atas dasar kemudahan untuk melihat
pertumbuhan mikroorganismenya.
melakukan 3 seri (tahap) pengujian yaitu uji penduga, uji penguat dan uji pelengkap.
Namun pada praktikum yang telah dilakukan hanya melakukan percobaan pada uji
penduga saja. Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba jenis
dengan sejumlah ml air yang mengandung bakteri yang penghasil gas. Medium yang
digunakan adalah Lactose Broth. Jika timbul gas sebelum 48 jam berakhir test ini
disebut positif. Hal ini berdasarkan sifat coliform, bakteri ini dapat
memfermentasikan laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi oleh berubahnya
warna dan gas dalam tabung durham. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam dan telah
terbentuk gas sehingga bisa dikatakan tabung tersebut positif. Nilai MPN ditentukan
dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan gas) tiap serinya setelah
diinkubasi.
Metode MPN memiliki kelebihan dari metode lainnya, yaitu dapat digunakan
untuk menghitung jumlah jasad renik tertentu yang terdapat diantara jasad renik
lainnya. Kekurangan metode MPN adalah hanya dapat menghitung jumlah mikroba
yang hidup dan harus melalui tiga tahap pengujian untuk mendapat hasil yang benar
Metode hitungan cawan ( plate count) didasarkan pada anggapan bahwa setiap
sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni, jadi jumlah koloni yang
muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup
yang terkandung dalam sampel. Kelebihan metode TPC ini adalah beberapa jenis
koloni mikroba dapat dihitung sekaligus baik yang hidup maupun yang mati, dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penambahan spesifik. Kekurangan
metode TPC ini adalah mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada
medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar, serta
medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda.
Hasil yang diperoleh dari percobaan menggunakan metode MPN adalah pada
sampel daging segar yaitu jumlah tabung positif berturut-turut pada medium lactose
borth double strenght (DS) 5 ml, Single Strength (SS) 1,0 ml, Single Strength (SS)
0,1 ml yaitu 5, 5, 5 buah. Lalu dilihat pada tabel MPN dan didapatkan nilai MPN
adalah > 1600 MPN/ml, dan pada sampel daging kornet dan jumlah tabung positif
MPN/ml. Pada semua sampel, metode MPN menggunakan Double strenght dan
Hasil yang didapat dari perhitungan cawan pada daging segar dengan
pengenceran 10-1(1) adalah 65 koloni dan 10-1(2) adalah 127 koloni. Pada pengenceran
10-2(1) adalah 61 koloni dan 10-2(2) adalah 128 koloni. Pada pengenceran 10-3(1) adalah
14 koloni dan 10-3(2) adalah 16 koloni. Pada pengenceran 10-4(1) adalah 16 koloni dan
10-4(2) adalah 1 koloni. Sedangkan pada daging kornet untuk pengenceran 10 -1(1)
adalah 70 koloni dan 10-1(1) adalah 10-1(2) adalah 48 koloni. Pada pengenceran 10 -2(1)
adalah 1 koloni dan 10-2(2) adalah 3 koloni. Pada pengenceran 10-3(1) adalah 1 koloni
dan 10-3(2) adalah 1 koloni. Pada pengenceran 10-4(1) adalah 1 koloni dan 10-4(2) adalah
19 koloni.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, jumlah koloni yang lebih banyak terdapat
pada sampel daging segar daripada daging kornet. Hal ini disebabkan pada daging
segar lebih rentan terhadap timbulnya mikroba karena belum terdapat suatu
pengolahan dan adanya kontaminasi dari udara ataupun dari orang yang melakukan
baik dari proses pemotongan hewan sampai pada saat praktikum tersebut. Sedangkan
pada daging kaleng lebih sedikit didapatkan mikroba karena sudah mengalami proses
saluran pernapasan manusia. Bakteri coliform adalah fecal adalah indikator adanya
patogen. Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu koliform fekal
misalnya Escherchia coli dan koliform non fekal misalnya Enterobacter aerogenes.
penyusun dua kali lebih banyak daripada Single Strength (SS) sedangkan kriteria
media Single Strength (SS) konsentrasinya setengah dari kriteria media Double
Strength (DS). Kriteria media Double Strength (DS) ini digunakan apabila pada
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Metode perhitungan kuantitasi mikrobia dalam praktikum ini menggunakan
dengan memakai cawan petri. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
MPN dan TPC diperoleh hasil yng sama yaitu, jumlah koloni yang lebih banyak
saluran pernapasan manusia. Bakteri coliform adalah fecal adalah indikator adanya
penyusun dua kali lebih banyak daripada Single Strength (SS) sedangkan kriteria
media Single Strength (SS) konsentrasinya setengah dari kriteria media Double
Strength (DS). Kriteria media Double Strength (DS) ini digunakan apabila pada
4.2 Saran
keributan sebab dapat menggangu hasil dari praktikum yang dilakukan serta
praktikum harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar didapat hasil yang benar
dan akurat. Pada penggunaan metode MPN sebaiknya dilakukan seri pengerjaan
sampai pada tahap uji pelengkap agar dapat lebih mudah dimengerti lagi bagaimana
DAFTAR PUSTAKA