Professional Documents
Culture Documents
Dasar-dasar Pemasaran
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengantar Bisnis
Di Susun Oleh :
Dea Yulia Rahman (0802897)
Stephanie (0801087)
Laela Sitti Chaerawati (0804347)
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah
melimpahkan ilmu Shalawat serta semoga tercurah kepada Rasul beserta
keluarganya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu Tugas
Tengah Semester mata kuliah Pengantar Bisnis di Universitas Pendidikan
Indonesia Jurusan Manajement.
Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat
makalah yang berjudul “ DASAR–DASAR PEMASARAN“.
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman
yang di miliki penulis terbatas ,cukup banyak tantangan dan hambatan yang
penulis temukan dalam menyusun makalah ini.
Akhir kata ,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Kata Pengantar………………………………………………………...………1
Daftar Isi………………………………………………………………………..2
Bab. 1 Pendahuluan…………………………………………………………...3
1.1 Latar Belakang……………………………………………………..…..3
1.2 Perumusan Masalah………………………………………………..….. 4
Bab. 2 Dasar-Dasar Pemasaran……………………………………………….5
1. Pemasaran……….…………………………………………………………….……5
1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran………………………..…...
5
1.1.1 Perbedaan Orientasi Produksi, Orientasi Penjualan, dan Orientasi
Pemasaran…………………………………………………………... 7
1.2 Utilitas………………………………………………………..……….10
1.3 Fungsi Pemasaran…………………………………………….……… 11
2. Konsep Pemasaran………………………………………………………………12
2.1 Definisi Konsep Pemasaran.................................................................. 14
2.2 Segmentasi Pasar...................................................................................14
3. Strategi Pemasaran......................................................................................15
3.1 Marketing Mix……………………………………………………….. 20
3.2 Customer Relationship Management (CRM)…………………………
24
3.3 Nilai Pelanggan……………………………………………………….24
3.4 Customer Dependency………………………………………………..25
4. Turbo Marketing……………..………………………..………………………….26
5. Kebijakan Harga………………..…………………………………………..…….
27
Pendahuluan
1. Pemasaran
1.1. Pengertian dan Ruang lingkup pemasaran
Hal utama yang menjadi dasar perlu adanya pemasaran bagi perusahaan adalah karena
produk yang dihasilkannya tidak bisa mencari konsumennya sendiri. Oleh karena itu, di
setiap koorporat selalu terdapat bidang khusus yang menangani distribusi produk mereka agar
sampai ke tangan konsumen. Divisi tersebut dinamakan divisi pemasaran, yang di dalamnya
termasuk bagian penjualan.
Semakin ketatnya kompetisi di antara perusahaan, menjadikan bidang pemasaran ini
mendapat perhatian sangat serius para ahli, karena ia menjadi semacam roh bagi sebuah
koorporat. Betapa pun bagusnya sebuah produk, tanpa didukung pemasaran yang memadai,
akan menjadi sia-sia. Kualitas sebuah produk memang menentukan daya tarik bagi
konsumen, tetapi tanpa didukung model pemasaran yang memadai, akan sulit sampai ke
tangan konsumen.
Sebuah produk barang atau jasa tidak akan dibeli apabila konsumen tidak mengetahui
kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh dan berapa harganya. Untuk
itulah konsumen yang menjadi sasaran produk perlu diberikan informasi yang jelas
mengenai:
• Sebuah produk beserta mutunya.
• Kegunaan produk tersebut serta cara penggunaanya.
• Di mana produk tersebut bisa didapatkan
• Jika dianggap perlu disebutkan berapa harganya
Kedua poin pertama dilakukan oleh bagian promosi. Setelah sebuah produk, baik
berupa barang mau pun jasa cukup dikenal oleh konsumen, barulah sarana distribusi agar
1.2 Utilitas
Utilitas adalah hubungan antara keinginan konsumen dengan nilai atau kegunaan
barang/jasa yang dijual. Empat tipe utilitas adalah sebagai berikut:
1. Utilitas bentuk: nilai tambah suatu produk karena perubahan bentuknya. Contoh:
mobil minivan, dengan bentuknya dapat dipakai sebagai mobil penumpang ataupun
truk pengangkut.
2. Utilitas tempat: nilai tambah karena barang atau jasa tersedia pada tempat yang
diinginkan konsumen. Contoh: restoran fast-food yang menyediakan paket layanan
antar.
3. Utilitas waktu: nilai tambah barang atau jasa karena lebih cepat atau ada ketika
dibutuhkan. Contoh: mesin ATM, karena lebih cepat dibanding ke teller bank.
4. Utility kepemilikan: nilai tambah pada produk sehingga pembeli berhak memakai atau
mengkonsumsi.
Dari sumber lain didapat pembahasan mengenai Utilitas, menurut Wilkipedia:
Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif
(gratifikasi) yang dicapai. Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau
menurunnya utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari
usaha untuk meningkatkan kepuasan seseorang. Unit teoritikal untuk penjumlahan utilitas
adalah util.
2. Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar. Pemasaran
maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari
sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau
salah satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama
adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.
Dari konsep inti pemasaran maka, ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara
organisasi melakukan kegiatan pemasarannya.
Konsep Pemasaran Berwawasan Produksi
Konsep ini adalah salah satu konsep tertua, yaitu akan memilih produk yang mullah didapat
dan murah harganya. Dalam hal ini memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi
produksi yang tinggi serta cakupan distribusi yang luas. Konsep ini dapat dijalankan apabila
permintaan produk melebihi penawarannya dan dimana biaya produk tersebut sangat tingi.
Kelemahan konsep pemasaran ini adalah pelayanan tidak ramah dan buruk.
Konsep Pemasaran Berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa pelanggan akan memilih produk yang menawarkan mutu,
kinerja terbaik dan inovatif dalam hal ini memuaskan perhatian untuk membuat produk yang
lebih baik dan terus menyempurnakannya. Industri yang berwawasan ini cenderung tidak
memperhatikan keinginan dan kebutuhan dari pelanggan, sehingga divisi pemasaran akan
mengalami kesulitan dalam pemasaran.
Konsep Pemasaran Berwawasan Menjual
Konsep ini berpendapat bahwa kalau pelanggan dibiarkan saja, pelanggan tidak akan
membeli produk industri dalam jumlah cukup sehingga harus melakukan usaha penjualan dan
promosi yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa pelanggan enggan membeli dan harus
didorong supaya membeli. Konsep ini sering digunakan pada " Produk yang tidak dicari" atau
tidak terpikir untuk dibeli serta pada industri yang mengalami kelebihan kapasitas produksi.
Konsep Pemasaran Berwawasan Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan industri terdiri dari penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari
suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Dengan
kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang
terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
Masyarakat selaku konsumen pembeli perumahan tidak dengan begitu saja membeli
rumah tanpa mempunyai pertimbangan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
mereka dalam pengambilan keputusan seperti produk, harga, lokasi, promosi (Kotler &
Amstrong 1997). Selain itu, dalam sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak
hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap
perilaku purnabeli (post purchase behavior). Pada tahap ini konsumen akan merasakan
tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya.
Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk
dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain (Bayus dalam Kotler et al. 1996).
Konsumen perumahan mewah selain membeli untuk tinggal, mereka juga
mengharapkan adanya pencapaian kepuasan (Property 2000). Oleh karena itu, di dalam
memasarkan perumahan mewah, para pengembang harus mampu menciptakan kepuasan bagi
para konsumennya.
Untuk mampu menciptakan kepuasan konsumen tersebut, para pengembang perlu
memiliki suatu strategi pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya, karena strategi
pemasaran juga merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang digunakan untuk melayani
pasar sasaran (Tull & Kahle dalam Tjiptono 1997).
Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mendukung dalam memasarkan
perumahan untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah penggunaan marketing mix
(bauran pemasaran) yang dapat meliputi product, price, promotion, dan physical evidence
(Pawitra 1993). Dengan demikian, faktor yang ada dalam bauran pemasaran merupakan
variabel-variabel yang diharapkan mampu menciptakan kepuasan konsumen, atau dengan
kata lain variabel-variabel tersebut akan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli
suatu produk.
Pembangunan perumahan untuk kelompok masyarakat menengah ke atas cenderung
dilakukan oleh para pengembang swasta, dimana mereka lebih menekankan pada profit
orientied. Untuk mencapai tujuan tersebut, penekanan pada daya tarik bentuk rumah yang
c. Third-party response
Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi secara hukum; mengadu
lewat media massa (misalnya menulis di Surat Pembaca); atau secara langsung mendatangi
lembaga konsumen, instansi hukum, dan sebagainya. Tindakan seperti ini sangat ditakuti oleh
sebagian besar perusahaan yang tidak memiliki prosedur penanganan keluhan yang baik.
Kadangkala pelanggan lebih memilih menyebarluaskan keluhannya kepada masyarakat luas,
karena secara psikologis lebih memuaskan. Lagipula mereka yakin akan mendapat tanggapan
yang lebih cepat dari perusahaan yang bersangkutan.
Ada empat faktor yang mempengaruhi apakah seorang konsumen yang tidak puas akan
melakukan komplain atau tidak menurut Day dalam Engel, Well,& Miniard (1994), yaitu:
1. Penting tidaknya konsumsi yang dilakukan, yaitu menyangkut derajat pentingnya produk
bagi konsumen, harga, waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi produk, serta social
visibility.
2. Pengetahuan dan pengalaman, yakni jumlah pembelian sebelumnya, pemahaman akan
produk, persepsi terhadpa kemampuan sebagai konsumen, dan pengalaman komplain
sebelumnya.
3. Tingkat kesulitan dalam mendapatkan ganti rugi, meliputi jangka waktu penyelesaian
masalah; gangguan terhadap aktivitas rutin, dan biaya.
4. Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain.
Kedewasaan
Pertumb Penurunan
uahan
Perkenalan
Waktu
Seperti halnya mahluk hidup, produk juga mengalami daur hidup. Dilihat dari sudut
volume penjualan, mereka juga mengalami lahir (perkenalan), tumbuh, puncak penjualan
(kedewasaan), merosot sampai akhirnya hilang dari peredaran. Daur hidup ini harus benar-
benar menjadi perhatian, karena berguna untuk menentukan strategi perusahaan secara
kesuluruhan.
Dari ada pemahaman tentang daur hidup ini, membantu perusahaan untuk menentukan
kapan harus dilakukan inovasi-inovasi baru. Inovasi diperlukan karena setiap produk yang
Makalah Pengantar Bisnis Halaman 22
mereka miliki pada akhirnya tidak akan diminati konsumen lagi karena pangsa pasar dan
volume penjualan terkurangi oleh adanya produk-produk yang dihasilkan para kompetitor.
Jika penjualan terus merosot, otomatis laba akan menurun. Oleh karena itu, perusahaan harus
merubah atau mengganti produknya. Jika tidak, maka laba, pangsa pasar, volume penjualan
akan terus berkurang, hingga akhirnya perusahaan tersebut tutup.
c. Jenis-Jenis Produk
Ada beberapa penggolongan produk :
- Barang Konsumsi
Beberapa barang konsumsi :
- Barang Konvenien/kebutuhan hidup sehari-hari.
Kebutuhan ini berfrekuensi pembelian tinggi tetapi jumlah pembelian yang kecil-kecil.
- Barang Shoping/perabot rumah tangga
Kebutuhan ini berfrekwensi pembelian rendah dengan jumlah pembelian /pengeluar yang
cukup tinggi.
- Barang Spesial/mewah : Mobil, Video, Tape recorder
Kebutuhan ini berfrekwensi pembelian rendah dengan jumlah pembelian atau pengeluran
tinggi.
- Barang Industri
Barang yang dibutuhkan untuk keperluan alat usaha atau kegiatan produksi. Diantaranya,
Bahan baku, bahan pembantu, peralatan produksi, mesin-mesin pabrik dan peralatan
administrai kantor
2. Harga (Price)
Jika dilihat sejarahnya, harga ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui
mekanisme tawar menawar di antara mereka. Penjual menetapkan harga yang tinngi untuk
produk mereka, sedangkan pembeli menawar dengan harga serendah mungkin. Dengan tawar
menawar akhirnya dicapai kesepakatan harga yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Menurut Philip Kotler bahwa harga untuk semua merupakan gagasan idea. Hal ini
memperoleh dorongan dari berkembangnya penjualan eceran berskala global pada akhir abad
1900-an.
Penentuan harga yang rendah, discount, harga obral serta cuci gudang. Dengan cara ini
penetapan harga semacam ini akan menarik perhatian konsumen untuk memborong.
Dasar penentuan harga terdiri dari :
- Biaya, Harga jual ditambah dengan keuntungan “Cost –Plus Pricing”
- Konsumen
Makalah Pengantar Bisnis Halaman 23
- Persaingan, Politik Dumping/harga jual dibawah biaya produksi, Discount,
Kredit/Leasing
3. Promosi (Promotion).
Kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk sehingga konsumen menjadi kenal
kemudian menyenanginya, bahkan bagi yang lupa diharapkan dapat menjadi ingat kembali.
4. Distribusi (Placement)
Cari distribusi yang memenuhi kebutuhan konsumen dapat juga diterapkan agar
menarik para konsumen. Untuk barang kebutuhan sehari-hari distribusi dibuat sedekat
mungkin dengan konsumen.
Bentuk-bentuk saluran distribusi :
- Saluran Distribusi Langsung
Saluran distribusi ini pengusaha berusaha untuk menyalurkan barang-barangnya yang dibeli
konsumen secara langsung ke tempat konsumen tinggal
- Saluran Distribusi Tidak Langsung
Dalam hal ini pengusaha menggunakan pihak luar untuk membantu menyalurkan barang-
barangnya ke pada konsumen. Pihak luar ini merupakan penyalur/distributor
Setelah kita melihat orientasi perusahaan dalam menghadapi saingan melalui evaluasi
konsep maka ada pembaharuan terakhir usaha perusahaan mengatasi saingan melalui strategi
turbo marketing.
Sedari dulu perusahaan mengungguli saingan melalui:
1) Perang harga, dengan cara meningkatkan efisiensi, harga murah, produksi besar-
besaran
2) Perang dessain, produk perusahaan tampil beda dari perusahaan lain. Orang berlomba
dalam membuat desain, style, rasa, bentuk, dan sebagainya
3) Perang kualitas, produk perusahaan diusahakan makin baik, berkualitas dengan
menerapkan Total Quality Control
4) Perusahaan menerapkan strategi turbo marketing, dengan berusaha menekan waktu
sehingga perusahaan lebih unggul dalam hal:
Proses produksi lebih cepat sehingga konsumen tidak menunggu lama.
Contoh: KA Ekspres, surat kilat khusus, produk mobil terbaru tidak perlu
inden.
Pelayanan lebih cepat sehingga konsumen lebih cepat melihat hasilnya.
Contoh: cetak foto kilat, fast food, dll.
Kebijaksanaan harga adalah keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk
jangka waktu tertentu. Kebijaksanaan harga dapat ditentukan oleh beberapa lembaga seperti:
Produsen
Grosir
Retailer
Pemerintah
Produser dapat membuat kebijaksanaan harga seperti model skimming price,
penetration price.
Grosir dapat melakukan kebijaksanaan harga berdasarkan daerahpembeli, dengan
membebankan ongkos transport atau sebaliknya.
Kebijaksanaan harga oleh retailer, lebih banyak variasinya, yang tujuannya adalah
untuk menarik konsumen.
Kebijaksanaan harga pemerintah sebagai pengawas ekonomi di masyarakat dapat
menetapkan harga berdasarkan ceiling price dan floor price.
Price Discount
Kadang-kadang toko eceran menjual barang lebih murah, ini dimugkinkan karena adanya
discount. Discount ini dapat diberikan berdasarkan jumlah pembelian, karena musim, ada
tujuan tertentu perusahaan dan karena sistem pembayaran.
Promotional Discount
Ada dua tipe promotional discount, yaitu markdowns dan loss leaders. Markdown
discount berarti discount yang diadakan untuk memberanikan konsumen membeli barang
yang sebenarnya tidak ia perlukan.
A loss leader
Ini berarti usaha untuk menjual barang dibawah harga pokoknya. Agar denagn demikian
merangsang orang untuk membeli barang lain. Pengusaha akan rugi besar bila konsumen
yang datang hanya membeli barang loss leadersaja. Akan tetapi dalam kenyataan
konsumen yang datang, juga membeli barang lain untuk kebutuhan rumah tangga.
Promosi adalah elemen ke empat dalam marketing mix. Promosi didefinisikan sebagai
komunikasi yang memberi informasi kepada calon konsumen mengenai suatu produk, yang
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dan mendorong mereka untuk membeli.
Ada beberapa elemen promosi yang dikenal sebagai promotional mix, yaitu:
Advertising
Merupakan alat komunikasi yang sangan ampuh, dapat mencapai daerah yang sangat
jauh, dan sulit dimasuki. Advertising dapat masuk ke rumah-rumah penduduk tidak
mengenal waktu siang atau malam.
Personal selling
Adalah promosi yang dilakukan oleh orang. Misalnya para penjual di toko, atau penjual
dari rumah ke rumah. Jangkauan operasionalnya sangat terbatas dan biayanya mahal.
Akan tetapi personal selling memiliki keunggulan, yaitu dapat mengetahui keberatan-
keberatan yang diajukan oleh konsumen, mereka dapat berdialog dengan konsumen.
Public relation
Merupakan bagian dari perusahaan yang memberi informasi pada publik tentang
perusahaan dan produk yang dihasilkannya.
Sales promotion
Adalah memberi intensif atau hadiah kepada konsumen, agar mereka tertarik untuk
membeli. Sales promotion mengajak mereka agar mau membeli sekarang juga.
Oleh karena itu dengan adanya konsep pemasaran yang baik dan benar, diharapkan
dapat diaplikasikan ke dalam kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi yang sebenarnya.
Sehingga kegiatan perusahaan berjalan dengan baik dan semakin baik lagi.
Fleschuer, Malcolm, and Gschwandtner, Gerhard. The Marriott Miracle. Personal Selling
Power, September 1994.
Mayros, Van, and Dolan, Dennis J. How to Design the MKIS that work for your Business
Marketing, January 1986.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-pemasaran-fungsi-pemasaran-marketing-ilmu-
manajemen-pemasaran
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.answers.com/topic/mass-
marketing&ei=Q77VSejuD9eSkAXyj-
3GBA&sa=X&oi=translate&resnum=4&ct=result&prev=/search%3Fq%3Dstrategi%2Bmass
%2Bmarket%26hl%3Did%26sa%3DG
http://smk.adisanggoro.or.id/download/E-
Book/gunungkidul/10_PENJUALAN/menetapkan_segmentasi_pasar.pdf
http://tumoutou.net/mm_ku/sm/0667/jones_zr.pdf
http://mulaibisnis.files.wordpress.com/2008/09/bab-1-pendahuluan.pdf
http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge_Detail.page/Business/?kid=4088
http://scylics.multiply.com/journal/item/192
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/manajemen-pemasaran/riset-
pemasaran
http://www.midas-solusi.com/knowledge-space,en,detail,39,tahap-tahap-melakukan-riset-
pemasaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Utilitas
http://organisasi.org
http://google.com