You are on page 1of 21

Pengertian Seni Secara Umum dan SejarahnyaOleh Syawir

Minggu, 07 Mei 2006 07:34:05

Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan
kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "SANI" yang
kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya memaknainya
dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian
ilimu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau
karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena
kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain
memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.

Berdasarkan penelitian para ahli menyatakan seni/karya seni sudah ada + sejak 60.000 tahun
yang lampau. Bukti ini terdapat pada dinding-dinding gua di Prancis Selatan. Buktinya
berupa lukisan yang berupa torehan-torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang
menggambarkan kehidupan manusia purba. Artefak/bukti ini mengingatkan kita pada lukisan
moderen yang penuh ekspresi. Hal ini dapat kita lihat dari kebebaan mengubah bentuk. Satu
hal yang membedakan antara karya seni manusia Purba dengan manusia Moderen adalah
terletak pada tujuan penciptaannya. Kalau manusia purba membuat karya seni/penanda
kebudayaan pada massanya adalah semat-mata hanya untuk kepentingan Sosioreligi, atau
manusia purba adalah figure yang masih terkungkung oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya.
Sedangkan manusia moderen membuat karya seni/penanda kebudayaan pada massanya
digunakan untuk kepuasan pribadinya dan menggambarkan kondisi lingkungannya
"mungkin". Dengan kata lain manusia moderen adalah figure yang ingin menemukan hal-hal
yang baru dan mempunyai cakrawala berfikir yang lebih luas. Semua bentuk kesenian paa
jaman dahulu selalu ditandai dengan kesadaran magis; karena memang demikian awal
kebudayaan manusia. Dari kehidupan yang sederhana yang memuja alam sampai pada
kesadaran terhadap keberadaan alam

Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama/milik bersama.karya- karya seni
yang ditinggalkan pada masa pra-sejarah digua-gua tidak pernah menunjukan identitas
pembuatnya. Demikian pula peninggalan-peninggalan dari masa lalu seperti bangunan atau
artefak di mesir kuno, Byzantium, Romawi, India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Kalupun
toh ada penjelasan tertentu pada artefak tersebut hanya penjelasan yang menyatakan
benda/bangunan tersebut di buat untuk siapa". Ini pun hanya ada pada setelah jaman, katanya
para ahli arkiologi sich saya sendiri tidak tahu pasti. Kita bisa menyimpulkan kesenian pada
jaman sebelum moderen kesenian tidak beraspek individulistis.

Sejak kapan fungsi individulistis dari seni mulai tampak ?, katanya para sejarawan lagi,
beliau-beliau mengatakan sejak seni memasuki jaman moderen. Kenapa ini bisa terjadi ? (ini
kata saya sedikit mengutip kata-kata para ahli yang terdahulu). Karena mengikuti pola
berfikir manusia yang maunya mencari kebaruan dan membuat perubahan (entah baik atau
buruk).

Begini ceritanya :Dalam sejarah seni terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans atau bahkan
sebelumnya , basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam akibat sekularisasi
masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya mulai mencari otonomi dan
mulai bangkit pemujaan sekular atas keindahan itu sendiri. Dengan kata lain fungsi seni
menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan bersenian adalah berupa kegiatan ekspresi
kreatif, dan setiap karya seni merupakan bentuk yang baru, yang unik dan orisinil. Karena
sifatnya yang bebas dan orisinal akhirnya posisi karya seni menjadi individualistis.

Seni pada perkembangannya di jaman moderen mengalami perubahan atau pembagian yakni
seni murni atau seni terapan/ seni dan desain yang lebih jauh lagi seni dan desain oleh
seorang tokoh pemikir kesenian yang oleh orang tuanya di beri nama Theodor Adorno di beri
nama "Seni Tinggi" untuk Seni Murni dan "Seni Rendah" untuk Seni Terapan atau Desain.
Karena menurutnya dalam seni tinggi seorang seniman tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal (kebutuhan pasar/bertujuan komersial) dalam menciptakan sebuah karya seni/murni
ekspresi, sedangkan seni rupa rendah adalah seni yang dalam penciptaannya dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal. Adorno menganggap seni harus berbeda harus berbeda dengan benda
lain (barang); ia harus mempunyai "sesuatu". Sesuatu itu tidak sekedar menjadi sebuah
komoditas. Karena sebuah karya atau benda yang sebagai komoditas akan menghancurkan
semangat sosial, pola produksi barang yang menjadi komoditas adalah pola yang ditentukan
dari atas oleh seorang produsen.

Terakhir kita menuju pada jaman Post-moderen/Kontemporer. Di jaman Kontemporer ini


bentuk kesenian lebih banyak perubahannya baik secara kebendaan atau kajian estetiknya,
yang lebih dahsyat lagi landasan logikanya. Mungkin disini saya akan memberi sedikit
ilustrasi :

Di era Kontemporer ini aturan-aturan yang telah ada seolah-olah dihancurkan, yang dulunya
karya seni itu harus menyenangkan, sekarang malah bisa sebaliknya. Yang dulunya karya
seni itu setidaknya masih mempertimabangkan etika sosial, etika agama atau etika-etika yang
lain, namun sekarang mungkin kesemuanya itu bisa jadi hanya sebagai aturan usang.
Radikal,.ya..???. itu hanya kelihatannya ????.

Kondisi ini terjadi karena seniman sudah pada titik jenuh dan marah "mungkin". Marah atau
jenuh pada siapa :1. Pada lingkungannya atau pada sesutau yang telah ada2. Atau para
seniman marah dan muak pada perlakuan pasar kapitalismeyang menurutnya terlalu radikal
terhadap karya seni. Yang sedikit-sedikit karya seni itu dinilai dengan nominal. Padahal karya
seni itu sebelum dinilai adalah "nol". Selebihnya adalah makna, ide, representasi, rekreasi,
acuan etik, dokumentasi "politik" dan "sejarah", perlawanan, luka, kekecawaan, paradigma,
atau sekedar main-main belaka, dll (ini katanya Adi Wicaksono yang sepertinya seorang
kritikus seni yang dari Jogya itu..Lho..!!!!). 3. Atau para seniman marah pada kritikus yang
dalam kritiknya memberikan pemaknaan yang terlalu sembrono sehingga esensi pesan dari
karyanya menjadi tidak-karuan.

Di era kontemporer ini juga banyak lahir bentuk seni yang baru semisal: 1. Klik Art : yang
dalam pembuatannya seseorang tidak harus membuatnya dengan Hand Made (melukisnya
sendiri). Dalam Klik Art ini siapa saja bisa membuat lukisan dengan memanfaatkan gambar
yang ada atau lukisan orang lain yang mungkin di rubah atau ditambahi bahkan dikurangi.
Tapi perlu di ingat dalam klik art ini kamu harus bisa mengoperasikan komputer dan
progaram- progaramnya yang di gunakan dalam kegiatan ini, misalnya: Corel Draw,
Photosop, atau yang lainnya, begitu.2. Net Art : adalah bentuk seni yang mana dalam
pamerannya dilakukan diruang maya (Internet), di net art ini kamu bisa mengubah
gambarnya juga lho, atau mengurangi dan menambahi, atau mungkin kamu mangganti ini sial
pembuatnya dengan namamu itu sah-sah saja tidak ada yang melarang kok. Namun perlu di
ingat walaupun kamu merubah atau mengganti inisial pencipta pada karya net art ini
sipembuat akan semakain bangga karena ia merasa menang dan puas karena karyanya
ternyata interaktif dan lebih parah lagi kamu sudah masuk perangkap permainan sang
pembuat. Satu lagi yang terkenal bukan kamu namun si pemilik situs dimana karya itu di
muat,...tahu nggak ////// kapok kon salah' e dewe. Tapi asik kok coba saja. 3. Vidio Art/vidio
instalasi : vidio art ini tidak beda dengan seni instalasi yang mana dalam aktulisasinya si
seniman memanfatkan teknologi telvisi yang terkoneksi dengan vidio, atau komputer, jadi
pesan yang ingin di sampaikan si kreator itu di serahkan pada seonggok mesin, tapi kadang si
kreator juga menyertakan tubuhnya atau tubuh orang lain, yang sepertinya kita melihat itu
mirip seni pertunjukan, namun ini bukan seni pertunjukan lho, karena masih ada unsure rupa-
nya, namun juga bukan seni rupa lho karana dalam vidio art ini unsure gerak, bunyi, dan
sastra juga di pakai. Dan banyak bentuk seni-seni yang lain saja sedikit lupa dan sudah capek
menyebutkan satu-persatu, tapi mungkin dari kalian sudah ada yang tahu bahkan lebih tahu
dari say,...he.he..he..e..ee..eeeh.ehhhh.. ehhhk..grokhg. !!!!!!!. huwek cuihhhhhhh. ( Sori ya
sedikit agak kopros soale aku wis bosen ngetik)

Yang jelas pada jaman kontemporer ini sekat antara cabang-cabang seni berusaha
dihilangkan atau bahkan sudah hancur, maksudnya sekat antara cabang seni itu adalah:....,
yang dulunya ada seni rupa sendiri, lantas seni tari, seni musik, atau mungkin seni-seni yang
bau itu Lho !! Yang ada adalah hanya kata dan bentuk kesenian yang mempunyai hasil atau
artefak yang bisa dinikmati, diapresiasi, diinterprestasi, diperjual belikan atau kalau menurut
kamu jelek bisa di caci maki..bebaslah yang penting tidak sampai menyinggung perasaan
yang membuat, karena apa nanti kamu bisa-bisa di caci maki ganti, atau lebih parah kamu
bisa di-kaplok.

Okey.. Itu cerita saya tentang pengertian seni secara umum beserta sejarahnya

Sumber : http://endonesa.net/ email : Sawir@endonesa.net


Pengertian Seni

Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa.


Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata
jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-
bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai
kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian
berkembang menjadi segala macam kekriaan yang
artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam
pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman
bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya
apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu
belum ada pembedaan antara seniman dan tukang.
Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi
pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan
masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu
ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia
saja, juga terdapat di Barat pada masa lampau.

Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada


terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah
teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan
kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes
berarti kelompok orang-orang yang memiliki
ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota
yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka
kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.

Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi l'arte


(Italia), l'art (Perancis), elarte (Spanyol), dan art
(Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun
berkembangan sedikit demi sedikit kearah
pengertiannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga
istilah-istilah yang lain, orang Jerman menyebut seni
dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst,
yang berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan
pengertian yang sama. (Bahasa Jerman juga mengenal
istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus,
yang juga dapat dikembalikan kepada asal mula
pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die
Kunst-lah yang diangkat untuk istilah kegiatan itu).

Yunani yang dipandang sebagai sumber kebudayaan


Eropa walaupun sejak awal sejarahnya sudah mengenal
filsafat dan juga fisafat seni, ternyata tidak juga
memiliki kata yang dapat disejajarkan dengan
pengertian kita sekarang tentang seni. Istilah yang
paling dekat dengan pengertian itu ialah ?hne??ng
sekarang kita kenal memiliki hubungan langsung
dengan perkataan ?nik??

Pengertian Dasar Tentang Lingkup Senirupa

Kata seni yang bersumber dari bahasa asing itu


menekankan arti pada hasil aktivitas seniman. Lingkup
seni sebagai hasil aktivitas artistik yang meliputi seni
suara, seni gerak dan seni rupa sesuai dengan media
aktivitasnya. Media dalam hal ini mempunyai arti
sarana yang menentukan batasan-batasan dari lingkup
seni tersebut.

Media sebagai sarana aktivitas seni dapat menghasilkan


karya seni setelah melalui proses penciptaan seniman
berdasarkan pertimbangan artistik (nilai artistik). Jadi
karya seni sesuai dengan media yang dipakai meliputi
jenisnya; antaranya senirupa (visual art).

Pengertian dasar tentang lingkup senirupa (visual art)


sesuai dengan media aktivitas:
Seni Murni:
Seni Lukis
Seni Patung
Seni Grafis

Disain:
Disain Grafis (Komunikasi Visual)
Disain Interior
Disain Produk (Disain Industri)

Kria:
Kria Tekstil
Kria Kayu
Kria Keramik
Kria Gelas, dll.

Pada masa lampau tidak ada perbedaan yang tegas


antara seniman dan kriawan, antara artists dan
craftsman. Charles Batteaux (1713-1780) membedakan
seni menjadi dua, yaitu:
Seni murni (fine art/ pure art)
Seni terapan (useful art/ applied art)

Dengan timbulnya istilah seni murni (fine art) dalam


abad 18 mulailah terjadi perbedaan yang mendasar
tentang seni murni dan seni pakai.
Seni berkembang terus, dan pada abad 19 ada usaha
untuk menyatukan kembali antara seni dan kria, dalam
sejarah senirupa, kita mengenal lahirnya Werkstatte di
Austria dan Bauhaus di Jerman merupakan suatu usaha
untuk menyatukan kembali seni murni dan seni pakai.
Lahirlah istilah yang kita kenal sekarang dengan
sebutan disain industri.

Namun demikian, perkembangan senirupa sejak tahun


60an sampai sekarang telah menunjukkan suatu
perkembangan yang berbaur dengan berbagai disiplin
seni, seperti munculnya seni Happening, seni Instalasi,
Multimedia dan lain-lain, juga batasan antara seni kria
yang betul-betul memiliki kemahiran teknik (buatan
tangan) dengan campuran yang menggunakan alat
industri, juga perkembangan teknologi fotografi yang
demikian maju.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN SENI
 
 
9 Votes

Kutipan dari: http://guruvalah.20m.com

1. Pengertian Kebudayaan dan Seni

1.1. Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa
Indonesia.

Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh apa
yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan kehidupan.
Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Budaya tidak lagi dilihat sebagai
pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur
kehidupan berasaskan peradaban.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan


Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika. Menurut Edward B. Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda- benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat Menurut Koentjoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam
tiga sistem, pertama sistem budaya yang lazim disebut adat-istiadat, kedua sistem sosial di
mana merupakan suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, sistem
teknologi sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan jasmaniahnya.

Berdasarkan konteks budaya, ragam kesenian terjadi disebabkan adanya sejarah dari zaman
ke zaman. Jenis-jenis kesenian tertentu mempunyai kelompok pendukung yang memiliki
fungsi berbeda. Adanya perubahan fungsi dapat menimbulkan perubahan yang hasil-hasil
seninya disebabkan oleh dinamika masyarakat, kreativitas, dan pola tingkah laku dalam
konteks kemasyarakatan. Koentjoroningrat mengatakan, Kebudayaan Nasional Indonesia
adalah hasil karya putera Indonesia dari suku bangsa manapun asalnya, yang penting khas
dan bermutu sehingga sebagian besar orang Indonesia bisa mengidentifikasikan diri dan
merasa bangga dengan karyanya.Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena
ia bermodalkan berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya

sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan jawaban terhadap


masing-masing tantangan yang member bentuk kesenian, yang merupakan bagian dari
kebudayaan.

Apa-apa saja yang menggambarkan kebudayaan, misalnya ciri khas :

a. Rumah adat daerah yang berbeda satu dengan daerah lainnya, sebagai contoh ciri khas rumah
adat di Jawa mempergunakan joglo sedangkan rumah adat di Sumatera dan rumah adat Hooi
berbentuk panggung.

b. Alat musik di setiap daerah pun berbeda dengan alat musik di daerah lainnya. Jika dilihat dari
perbedaan jenis bentuk serta motif ragam hiasnya beberapa alat musik sudah dikenal di
berbagai wilayah, pengetahuan kita bertambah setelah mengetahui alat musik seperti
Grantang, Tifa dan Sampe.

c. Seni Tari, seperti tari Saman dari Aceh dan tari Merak dari Jawa Barat.
d. Kriya ragam hias dengan motif-motif tradisional, dan batik yang sangat beragam dari daerah
tertentu, dibuat di atas media kain, dan kayu.

e. Properti Kesenian

f. Kesenian Indonesia memiliki beragam-ragam bentuk selain seni musik, seni tari, seni teater,
kesenian wayang golek dan topeng merupakan ragam kesenian yang kita miliki. Wayang
golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan teater yang menggunakan media wayang,
sedangkan topeng adalah bentuk seni pertunjukan tari yang menggunakan topeng untuk
pendukung.

g. Pakaian Daerah. Setiap propinsi memiliki kesenian, pakaian dan benda seni yang berbeda
antara satu daerah dengan daerah lainnya.

h. Benda Seni. Karya seni yang tidak dapat dihitung ragamnya, merupakan identitas dan
kebanggaan bangsa Indonesia. Benda seni atau souvenir yang terbuat dari perak yang beasal
dari Kota Gede di Yogyakarta adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi ciri khas
daerah Yogyakarta, karya seni dapat menjadi sumber mata pencaharian dan objek
wisata.Kesenian khas yang mempunyai nilai-nilai filosofi misalnya kesenian Ondel-ondel
dianggap sebagai boneka raksasa mempunyai nilai filosofi sebagai pelindung menolak bala,
nilai filosofi dari kesenian Reog Ponorogo mempunyai nilai kepahlawanan yakni rombongan
tentara kerajaan Bantarangin (Ponorogo) yang akan melamar putri Kediri dapat diartikan
Ponorogo menjadi pahlawan dari serangan ancaman musuh, selain hal-hal tersebut, adat
istiadat, agama, mata pencaharian, system kekerabatan dan sistem kemasyarakatan, makanan
khas, juga merupakan bagian dari kebudayaan.

i. Adat Istiadat. Setiap suku mempunyai adata istiadat masing-masing seperti suku Toraja
memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara pemakaman yang biasa disebut
Rambu Tuka. Di Bali adalah adat istiadat Ngaben. Ngaben adalah upacara pembakaran
mayat, khususnya oleh mereka yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas
di Pulau Seribu Pura ini. Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaan tubuh
melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang bisa menindik diri hanya pemimpin
suku atau panglima perang yang mengenakan tindik di kuping, sedangkan kaum wanita
Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar daun telinga, menurut
kepercayaan mereka, semakin besar pelebaranlubang daun telinga semakin cantik, dan
semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.

1.2. Pengertian Seni

Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “sani” yang
artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Dalam bahasa Inggris dengan istilah “ART”
(artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.

Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan kehidupan
masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni:

a. Ensiklopedia Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang karena
kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar
b. Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu,

c. Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan manusia
yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa
perasaan manusia lainnya,

d. Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan dalam
sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan
pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.

e. Erich Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan realitas
itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang mencerminkan “dunia
besar”.

Cabang-cabang Seni :

Berdasarkan bentuk dan mediumnya seni dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok :

seni rupa, seni pertunjukan, dan seni sastra.

No

Cabang Seni

Bentuk Media

Indera Penikmat

Matra

Rupa Benda

Penglihatan,

peraba

2 dimensi

atau 3

dimensi

Sastra

Tulisan
Penglihatan

2 dimensi

Musik

Suara, benda,

manusis, gerak

Pendengaran,

penglihatan

Waktu 3

dimensi

Tari

Tubuh manusia,

gerak, musik

Penglihatan,

pedengaran

Waktu

3 dimensi

Teater

Manusia,

benda/alam, akting,

adegan, suara/musik

Penglihatan,

pendengaran
Waktu

3 dimensi

1.3. Sifat Dasar Seni

Terdapat 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang meliputi :

a. Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu
mencipta karya baru.

b. Sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman merupakan
karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.

c. Nilai ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus
memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan perasaan estetisnya
ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati, memahami dan
mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.

d. Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang dihasilkan oleh
seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau
terhapuskan oleh waktu.

e. Semesta atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang waktu.
Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra sejarah hingga
jaman modern ini orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi dan wujudnya
sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.

1.4. Struktur Seni

The Liang Gie (1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsur- unsur
yang membangun karya seni sebagai berikut:

a. Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk suatu
kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah garis,
warna, bentuk, bidang dan tekstur. Bidang seni musik adalah irama dan melodi. Bidang seni
tari adalah wirama, wirasa dan

wiraga. Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon.

b. Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu karya
seni dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter (pokok soal) danjudul
karya. Pokok soal dapat berhubungan dengan niat estetis atau nilai kehidupan, yakni berupa:
objek alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa yang metafora atau alegori. Namun tidak
semua karya memiliki tema melainkan kritik.

c. Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu karya
seni melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat serta penguasaan teknik berkarya.
Tana medium tak ada karya seni.
d. Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si
seniman dalam menyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP (1987), gaya adalah ciri bentuk
luar yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan dengan isi karya seni
yang merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman dalam menanggapai sesuatu.

1.5. Pengertian Nilai Seni

Menurut (Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau
kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang penting yang
bermutu atau berguna dalam kehidupan manusia. Dalam estetika, “nilai” diartikan sebagai
keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Menurut Koentjaraningrat,“nilai” berarti
suatu ide yang paling baik, yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman
manusia/masyarakat dalam bertingkah laku, mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan, dan
sebagainya Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni,
baik kualitas yang bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang
dimiliki karya seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh
seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian diekspresikan
daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik seni).

Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:

1) nilai keindahan,

2) nilai pengetahuan, 3) nilai kehidupan.

Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan estetis yang
menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya pengertian,yakni:

a) keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual),

b) keindahan dalam arti estetis murni, b) keindhaan dalam arti estetis murni,

c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam
arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji tentang
hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya seni dan benda-
benda lainnya.

Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi menjadi
tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman beranggapan lebih penting
menggoncang publik dengan nilai estetis legatif (ugliness) daripada menyenangkan atau
memuaskan mereka. Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir
atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih
mementingkan makna simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang
negatif. Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif.

1.6. Pengertian Ekspresi

Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni,
proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi; media seni rupa
adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara dan
lakon.

1.7. Fungsi dan Tujuan Seni

a. Fungsi Religi/Keagamaan

Karya seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana muslim/muslimah,
dan lagu-lago rohani Seni yang digunakan untuk sebuah upacara yang berhubungan dengan
upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh : Gamelan yang dimainkan pada
upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang, Angklung, dan Gambang. Gamelan di Jawa
Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.

b. Fungsi Pendidikan

Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya
terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan kesenian
tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin. Pelajaran menggunakan bantuan
karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster,
lagu anak-anak, alat peraga IPA

c. Fungsi Komunikasi

Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial, kebijakan, gagasan,
dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media seni tertentu seperti, wayang
kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair sebuah lagu yang mempunyai pesan,
poster, drama komedi, dan reklame.

d. Fungsi Rekreasi/Hiburan

Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan, Sebuah
pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian yang tanpa
dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.

e. Fungsi Artistik

Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk
hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari kontemporer, dan seni
rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati para
seniman dan komunitasnya.

f. Fungsi Guna (seni terapan)

Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media ekspresi
disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses penciptaan seniman harus
mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini disebut seni guna atau seni terapan.
Contoh : Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan untuk perlengkapan/peralatan rumah
tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.

g. Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)


Pengobatan untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui terapi
musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi musik telah
terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis
trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel (1999) menyatakan bahwa musik
klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang dapat merangsang sistem
limbic jarikan neuron otak. Menurut Gregorian bahwa gamelandapat mempertajam pikiran.

1.8. Apresiasi Seni

Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni
lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi
estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan
semestinya. S.E. Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi adalah mengenali karya sehingga
menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk mencermatikelebihan dan
kekurangan terhadap karya.

Kegiatan apresiasi meliputi :

a. Persepsi

Kegiatan mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia,
misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia,
baik tradisi, maupun moderen Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan
meningkatkan kemampuan dengan

mengidentifikasi bentuk seni.

b. Pengetahuan

Pemberian pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang
diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masingbidang seni.

c. Pengertian

Membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman,


dalam kemampuannya dalam merasakan musik.

d. Analisis

Mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang
diapresiasi.

e. Penilaian

Melakukan penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif
maupun obyektif.

f. Apresiasi
Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni : 1).
pendekatan aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3). Pendekatan problematik. Pendekatan
aplikatif, adalah pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam-macamkegiatan seni.
Pendekatan kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisiperiodisasi dan asal
usulnya. Sedangkan pendekatan problematik, dengan caramemahami permasalahan di dalam
seni. Seorang pengamat akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebua
pertunjukan seni. Hal ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar belakang pendidikan
yang berbeda.

Bahasan kajian dalam mengapresiasi seni pada tingkatan awal dengan pendekatan aplikatif
adalah sebagai berikut:

Seni Musik Klasik

Ciri khas musiknya

Bentuk musik dari zamannya

Struktur musiknya

Gaya musiknya

Seni Musik Tradisi

Ciri-ciri khas musiknya : – Laras

- Pola tabuhan

- Instrumen yang dimainkan

- Struktur musiknya

- Gaya musiknya

Fungsi seni

Ekspresif (nilai-nilai keindahan)

Makna / pesan yang terkandung

Seni Tari Kreatif

Mencermati identifikasi gerak

Mencermati keharmonisan gerak dan musik

Mencermati kreativitas gerak

Mencermati kemampuan wiraga / kelenturan


Mengidentifikasi jenis tari berdasarkan garapan

Mengidentifikasi tari berdasarkan orientasi

Mengidentifikasi berdasarkan fungsinya

Seni Teater

Mengidentifikasi perbedaan teater dan film

Mengidentifikasi keberhasilan suatu pementasan

Mengidentifikasi nada ucapan dan makna dalam dialog

Mengidentifikasi plot lakon

Seni Rupa

Makna

Gaya

Material

Elemen

Estetika

Kutipan dari: http://guruvalah.20m.com


pengertian budaya,dan asal usul kebudayaan, serta
macam-macam kebudayaan
Posted by seabass86 pada Mei 7, 2009

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa
Indonesia.

“Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk


sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan
merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-
strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan
digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam
tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.” (Hlm. 2-18 alinea I)
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan
milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya
kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui
proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang
terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia).
Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai
kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan
oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang
mereka hadapi tidak selamanya sama.

2.2. Budaya yang Hilang

Lagu Rasa Sayang-sayange diklaim oleh Pemerintah Malaysia.


Rasa Sayange atau Rasa Sayang-Sayange adalah lagu daerah yang berasal dari Maluku,
Indonesia. Lagu ini merupakan lagu daerah yang selalu dinyanyikan secara turun-temurun
sejak dahulu untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan sosialisasi
di antara masyarakat Maluku.
Lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan
kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar bulan Oktober 2007. Sementara Menteri
Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu Rasa Sayange
merupakan lagu kepulauan Nusantara (Malay archipelago)[1], Gubernur Maluku Karel Albert
Ralahalu bersikeras lagu “Rasa Sayange” adalah milik Indonesia karena ia merupakan lagu
rakyat yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia itu
adalah salah.[2].
Bagaimanapun, bukti tersebut akhirnya ditemukan. ‘Rasa Sayange1′ diketahui direkam
pertama kali di perusahaan rekaman Lokananta Solo 1962. [3] Pada tanggal 11 November
2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim, mengakui
bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia [4]. Namun, ada beberapa sumber yang
mengatakan bahwa Malaysia menyebutkan bahwa mereka mengakui bahwa Rasa Sayange
adalah milik bersama, maksudnya warisan milik bersama bangsa Melayu, antara Indonesia
dan Malaysia[5].
Tentang bukti rekaman “Rasa Sayange”, bukti lagu tersebut direkam oleh PT Lokananta,
Solo, Indonesia pada tanggal 1962 dalam piringan hitam Gramophone [6]. Rekaman master
dari piringan ini masih disimpan oleh PT Lokananta. Ini dikenal sebagai rekaman pertama
terhadap lagu ini. Piringan hitam tersebut didistribusikan sebagai souvenir kepada partisipan
Asian Games ke 4 tahun 1962 di Jakarta, dan lagu “Rasa Sayange” adalah salah satu lagu
rakyat Indonesia di piringan tersebut, bersama dengan lagu etnis lain Indonesia seperti Sorak-
sorak Bergembira, O Ina ni Keke, dan Sengko Dainang.

Desain Grafis Perak Asli Bali


Rasa terambilnya desain garafis perak asli Bali ini muncul ketika seorang warga bali yang
menjaul hasil karyanya ke konsumen luar negeri. Namun tanpa diketahui konsumentersebut
malah mematenkan hasil karya tersebut sebagai desain dari luar negeri, sehingga ketika
warga Bali ini hendak mengekspor hasil karyanya ternyata dia harus beurusan dengan WTO
karena dianggap telah melanggar Trade Related Intellectual Property Rights (TRIPs).
Sesungguhnya desain tersebut telah dimiliki dan merupakan warisan dari leluhur masyarakat
Bali itu sendiri. Namun ada juga kejadian perebutan hak paten yang terjadi di dalam negeri
ini sendiri yang dimana kedua belah pihak telah mematenkan hak ciptanya. Namun salah satu
pihak menganggap bahwa karya lainnya merupakan plagiat dari hasil karya yang telah
mereka buat.

Tari Reog Ponorogo dengan Tari Barongan Malaysia


Dikisahkan di dalam Asal Usul Reog Ponorogo telah terjadi pertempuran antara Raja
Ponorogo dengan Singa Barong penjaga hutan Lodoyo. Pujangga Anom nama raja itu telah
membangunkan dan membuat marah singa tersebut, karena mencuri 150 anak macan dari
hutan Lodoyo. Anak-anak macan itu rencananya akan dia gunakan sebagai mas kawin
pernikahannya dengan seorang puteri dari Raja Kadiri. Pertempuran antara Pujangga Anom
dan singa penjaga hutan Lodoyo kemudian tak terelakkan. Kisah itu lalu menjadi legenda
pada rakyat Ponorogo dan sekitarnya tentang keberanian dan ketabahan orang-orang
Ponorogo dan diwujudkan dalam bentuk tarian Reog.
Dalam tarian Reog para penari bukan saja menampilkan gerakan-gerakan badan yang
mempesona namun juga menyertakan suasana magis. Para penari dipercaya berada dalam
keadaaan kesurupan meskipun yang sesungguhnya terjadi mereka mendahului tarian Reog
dengan ritual puasa dan semedi. Adegan ketika seorang penari memanggul topeng besar
berupa kepala singa yang di atasnya dihiasai dengan bulu merak adalah salah satu contoh
kuatnya aroma magis tersebut.
Barongan Malaysia tidak seperti itu dan itulah yang membedakan tarian itu dengan Reog dari
Ponorogo. Mungkin tema tariannya agak mirip meskipun harus dikatakan antara keduanya
terdapat perberbedaan yang jauh. Namun andai pun dianggap mirip, hal itu hanya terletak
pada temanya yang mengusung tema singa atau macan. Tema semacam itu juga bisa dijumpai
dalam tarian Sisingaan dari Kuningan Jawa Barat dan Barongsai tarian khas Cina. Dan jika
dilihat dari filosofinya, Barongan Malaysia cenderung bernuansa keagaamaan (penyebaran
Islam) sementara filosofi Reog adalah keberanian dan ketabahan.

Tempe yang diklaim oleh WN Jepang


Tercatat ada 19 paten tentang tempe, di mana 13 buah paten adalah milik AS, yaitu: 8 paten
dimiliki oleh Z-L Limited Partnership; 2 paten oleh Gyorgy mengenai minyak tempe; 2 paten
oleh Pfaff mengenai alat inkubator dan cara membuat bahan makanan; dan 1 paten oleh Yueh
mengenai pembuatan makanan ringan dengan campuran tempe. Sedangkan 6 buah milik
Jepang adalah 4 paten mengenai pembuatan tempe; 1 paten mengenai antioksidan; dan 1
paten mengenai kosmetik menggunakan bahan tempe yang diisolasi. Paten lain untuk Jepang,
disebut Tempeh, temuan Nishi dan Inoue (Riken Vitamin Co. Ltd) diberikan pada 10 Juli
1986. Tempe tersebut terbuat dari limbah susu kedelai dicampur tepung kedele, tepung
terigu, tepung beras, tepung jagung, dekstrin, Na-kaseinat dan putih telur.
Makanan Daerah yang tergantikan oleh makanan dari Luar Negeri
Sekarang ini banyak sekali makanan daerah yang tergantikan terutama didaerah pariwisata.
Sebenarnya tidak ada kerugian yang akan dialami oleh negara, namun jika dilaihat dari segi
lain maka akan merugikan karena para penerus bangsa mendatang mungkin tidak akan tahu
apa makanan daerah yang mereka miliki. Penyebab utamanya yaitu danya investor asing
yang ingin memajukan perekonomian daerah pariwisata dengan membangun restoran cepat
saji ataupun sejenis kedai junkfood. Masyarakat sekarang ini khususnya anak – anak muda,
berpikir makanan daerah sudah ketinggalan jaman sehingga mereka berusaha untuk
mengikuti tren yang ada. Semua itu tak lain juga akibat dari globalisasi apalagi sarana dan
prasarana telah memadai bahkan terpenuhi.

Berikut ini adalah beberapa daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan
atau diklaim oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain:
i. Batik dari Jawa oleh Adidas
ii. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
iii. Naskah Kuno dari Sumetera Barat oleh Pemerintah Malaysia
iv. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
v. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
vi. Rendang dari Sumetera Barat oleh Oknum WN Malaysia
vii. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
viii. Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
ix. Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
x. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
xi. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
xii. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
xiii. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
xiv. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
xv. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
xvi. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
xvii. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
xviii. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN
Perancis
xix. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
xx. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
xxi. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co
Ltd
xxii. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
xxiii. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
xxiv. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
xxv. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia

by: andy setyo w, 060310083 p


perikanan unair, surabaya, jawatimur, indonesia, asia tenggara.

You might also like