Professional Documents
Culture Documents
PEMBUATAN PEREAKSI
Nama : Meity Jolanda K
Kelompok : 2 (Dua)
Asisten : Nurlaida
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB I
SIFAT-SIFAT BAHAN
1. Ninhidrin
Ninhidrin pertama kali ditemukan pada tahun 1910 dan telah ditetapkan
sebagai pereaksi yan penting dalam bidang kimia, biokimia, dan ilmu forensik.
Ninhidrin digunakan untuk mendeteksi keberadaan asam amino selama lebih dari
indanedion.
amonia, karbon dioksida dan aldehida. Warna biru menunjukkan secara khas
gugus amino.
sintesis peptida lewat Uji Kaiser. Ketika rantai peptida terdeproteksi, ninhidrin
memberikan warna biru pada hasil. Sebaliknya, bila rantai peptida selanjutnya
kembali berpasangan, maka hasil uji menghasilkan warna kuning. Selain itu,
larutan yang diduga mengandung ion amonium, juga dapat diuji menggunakan
senyawa ninhidrin dengan meneteskannya pada medium padat seperti silika gel.
Perlakuan dengan ninhidrin ini akan menghasilkan warna ungu bila larutan
kromatografi lapis tipis untuk menguji adanya amina, karbamat, dan juga amida.
O
C
OH
C
OH
C
O
2. NaOH
melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa,
keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan diudara akan cepat
menyerap karbon dioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan
dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318 oC serta titik didih
Sumber utamanya adalah melalui elektrolisis air asin dalam sel merkuri
atau dengan berbagai sel diafragma.Produk utama yang diharapkan dari sel sel
digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air
minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum
bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair
dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol
dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil
daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain
dan kertas.
3. NaOCl
hasil reaksi antara molekul Chlorine, Sodium Hydrokside dan air. NaOCl
mengekstraksi telur dal larva nematoda bengk ak akar (Meloidogyne spp.) dari
jaringa n akar tanaman. Reaksi antara NaOCl dengan kulit telur nematoda
4. Buffer Fosfat
Larutan buffer yang berfungsi menahan perubahan pH bila asam atau basa
ditambahkan atau bila larutan diencerkan. Buffer asam terdiri dari asam lemah
dengan garam asam. Garam menyediakan A- , yaitu basa konjugat dari asam HA.
A- + H+ HA
OH- + HA A- + H2O
Jadi penambahan asam ataupun basa hanya sedikit mengubah pH.
Ka = [ H+ ] = [ A- ] / [ HA ]
5. Etanol
rumus kimia C2H5OH d.r 0,61. Pada 0oC; titik leleh -169oC; titik
didih -102oC.
meskipun pernah dijadikan bahan dasar untuk membuat bahan kimia lain.
Alkohol larut dalam air, tidak berwarna, C2H5OH; d.r. 0,61 (00C); titik
lebur (-1690C); titik didih (-1020C). Senyawa ini menjadi minuman yang
Etanol yang dihasilkan membunuh khamir dan fermentasi saja tidak dapat
etanol dan 4,4 % air. Etanol murni dibuat dengan menyingkirkan air tersebut
6. Na2CO3
Natrium karbonat (juga dikenal sebagai soda pencuci, soda kristal atau
soda abu), Na2CO3, adalah garam sodium dari asam karbonat. Natrium karbonat
putih, yang monohidrat, dan terkenal di dalam negeri untuk pemakaian sehari-hari
sebagai pelunak air. Memiliki rasa alkali pendinginan, dan dapat diekstraksi dari
abu dari banyak tanaman. Hal ini secara sintetik diproduksi dalam jumlah besar
dari garam meja dalam proses yang dikenal sebagai proses Solvay.
Sebagai bahan pembuat kaca adalah kegunaan dari natrium karbonat yang
paling penting. Ketika dikombinasikan dengan pasir (SiO2) dan kalsium karbonat
(CaCO3) dan dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi, kemudian didinginkan
dengan sangat cepat, sehingga menghasilkan kaca. Jenis kaca ini dikenal sebagai
7. Alanin
oleh otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma,
produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi
glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin.
Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer
mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan
Alanina (Ala, A) atau asam 2-aminopropanoat merupakan salah satu asam amino
bukan esensial. Bentuk yang umum di alam adalah L-alanin (S-alanin) meskipun
terdapat pula bentuk D-alanin (R-alanin) pada dinding sel bakteri dan sejumlah
protein).
O
H3C
C
C
OH
H2N
8. Serin
pada protein hewan. Protein mamalia hanya memiliki L-serin. Serina bukan
merupakan asam amino esensial bagi manusia. Namanya diambil dari bahasa
Latin, sericum (berarti sutera) karena pertama kali diisolasi dari protein serat
fungsi katalisator enzim. Ia diketahui berada pada bagian aktif kimotripsin, tripsin,
dan banyak enzim lainnya. Berbagai gas-gas perangsang saraf dan senyawa aktif
yang dipakai pada insektisida bekerja melalui residu serina pada enzim asetilkolin
(suatu neurotransmiter) yang seharusnya segera diuraikan oleh enzim itu segera
kematian.
9. Glisin
Glisina (Gly, G) atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling
sederhana. Rumus kimianya C2H5NO2. Asam amino ini bagi manusia bukan
kebutuhannya.
optik karena gugus residu yang terikat pada atom karbon alpha adalah atom
hidrogen sehingga terjadi simetri. Jadi, tidak ada L-glisin atau D-glisin. Secara
umum protein tidak banyak pengandung glisina. Perkecualian ialah pada kolagen
yang dua per tiga dari keseluruhan asam aminonya adalah glisina.
PERHITUNGAN
% ×V 0,1 ×100
b= = =0,1 g dilarutkan dalam aseton
100 100
% ×V 2 ×200
b= = =4 g dilarutkan dalam aseton
100 100
Valensi NaOH = 1
N 10
M= = =1
valensi 1
M1 V1 = M2 V2
M 2 V 2 2,5 ×100
V1 = = =25 mL
M1 10
M1 V1 = M2 V2
M 2 V 2 2 ×100
V1 = = =16,67 mL
M1 12
5. Buffer fosfat
Larutan A (NaH2PO4)
gr NaH2PO4 = M x Mr x V(L)
Larutan B (Na2HPO4)
gr Na2HPO4 = M x Mr x V (L)
= 8,8995 gr
M1 V1 = M2 V2
M 2 V 2 95 ×100
V1 = = =95 mL
M1 100
gr
% Na2CO3 = ×100 %
mL
gr
2%= ×100 %
100
gr = 2 gram
Massa = M × Mr × L
Massa = M × Mr × L
Massa = M × Mr × L
M1 V1 = M2 V2
M 2 V 2 0,1 ×100
V1 = = =20 mL
M1 0,5
BAB III
PROSEDUR KERJA
gelas piala 200 mL. Lalu dilarutkan dengan aseton sebanyak 100 mL dan diaduk
sampai semua ninhidrin larut dengan sempurna, lalu dimasukkan kedalam botol
3.2 Ninhidrin 2 %
piala 200 mL. Kemudian dilarutkan dengan aseton sebanyak 200 mL dan diaduk
sampai larut sempurna, kemudian dimasukkan kedalam botol reagen dan diberi
label.
diaduk sampai homogen lalu dimasukkan kedalam botol reagen dan diberi label.
3.4 NaOCl 2 %
dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL lalu diencerkan dengan aquadest hingga
100 mL kemudian dihimpitkan pada miniskus lalu dikocok sampai homogen.
larutan B sebanyak 40,5 ke dalam gelas piala, ditambahkan aquades hingga 100
mL. Dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi label.
100 mL. Dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi label.
3.6 Etanol 95 %
sebanyak 5 mL). Lalu diaduk hingga homogen dan dimasukkan kedalam botol
3.7 Na2CO3 2 %
larutan NaOH 0,1 N dari larutan NaOH 0,5 M. Setelah itu, Na 2CO3 ditimbang
sebanyak 2 gram dan dimasukkan kedalam gelas piala 200 mL lalu dilarutkan
dengan NaOH 0,1 N sebanyak 100 mL. Lalu diaduk sampai larut sempurna
gelas piala 100 mL, lalu ditambahkan aquadest sebanyak 5 mL. Setelah itu diaduk
sampai larut sempurna dan kemudian dimasukkan kedalam botol reagen dan
diberi label.
gelas piala 100 mL, lalu ditambahkan aquadest sebanyak 5 mL. Setelah itu diaduk
sampai larut sempurna dan kemudian dimasukkan kedalam botol reagen dan
diberi label.
gelas piala 100 mL, lalu ditambahkan aquadest sebanyak 5 mL. Setelah itu diaduk
sampai larut sempurna dan kemudian dimasukkan kedalam botol reagen dan
diberi label.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, T., Djaja, L., dan Hersanti, 2005, Pengujian Sodium Hypochlorite
(NaOCl) Terhadap Perkembangan Nematoda Sista Kentang (Globodera
Rostochiensis) Pada Tanaman Kentang, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN : BAGAN KERJA
a. NaOCl 2 % 100 mL
NaOCl 12 %
Hasil
49 mL larutan A + 51 mL larutan B
- Dimasukkan kedalam gelas kimia
- Ditambahkan akuades sebanyak 100 mL
- Diaduk
Hasil
19 mL larutan A + 81 mL larutan B
d. Etanol 95 %
Etanol 100 %
e. Na2CO3 2% 100 mL
Na2CO3 2%
Hasil
f. Glisin
Glisin
g. Serin
Serin
h. Alanin
Glisin
Ninhidrin 0,1 %
Hasil
j. Ninhidrin 2 % 200 mL
Ninhidrin 2 %
Hasil
NaOH 10 N
- Diambil sebanyak 25 mL
- Ditambahkan akuades sampai volume 100 mL
- Diaduk agar homogen
Hasil