You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN PEREAKSI
Nama : Meity Jolanda K

NIM : H311 08 262

Kelompok : 2 (Dua)

Tgl. Praktikum : 20 September 2010

Asisten : Nurlaida

LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB I

SIFAT-SIFAT BAHAN

1. Ninhidrin

Ninhidrin pertama kali ditemukan pada tahun 1910 dan telah ditetapkan

sebagai pereaksi yan penting dalam bidang kimia, biokimia, dan ilmu forensik.

Ninhidrin digunakan untuk mendeteksi keberadaan asam amino selama lebih dari

50 tahun. Ninhidrin dikenal sebagai triketohidridena, atau 2,2-dihidroksi-1,3-

indanedion.

Reaksi ninhidrin digunakan sebagai dasar untuk penentuan kuantitas asam

amino. Gugus amina dapat bereaksi dengan pereaksi ninhidrin membentuk

amonia, karbon dioksida dan aldehida. Warna biru menunjukkan secara khas

gugus amino.

Ninhidrin banyak pula digunakan untuk mengawasi deproteksi pada

sintesis peptida lewat Uji Kaiser. Ketika rantai peptida terdeproteksi, ninhidrin

memberikan warna biru pada hasil. Sebaliknya, bila rantai peptida selanjutnya

kembali berpasangan, maka hasil uji menghasilkan warna kuning. Selain itu,

larutan yang diduga mengandung ion amonium, juga dapat diuji menggunakan

senyawa ninhidrin dengan meneteskannya pada medium padat seperti silika gel.

Perlakuan dengan ninhidrin ini akan menghasilkan warna ungu bila larutan

tersebut mengandung ion amonium. Ninhidrin banyak pula digunakan dalam

kromatografi lapis tipis untuk menguji adanya amina, karbamat, dan juga amida.
O
C
OH
C
OH
C
O
2. NaOH

Natrium Hidroksida (NaOH) berwarna putih atau praktis putih, massa

melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa,

keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan diudara akan cepat

menyerap karbon dioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan

dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318 oC serta titik didih

1390oC. Hidratnya mengandung 7; 5; 4; 3,5; 3; 2 dan 1 molekul air.

Sumber utamanya adalah melalui elektrolisis air asin dalam sel merkuri

atau dengan berbagai sel diafragma.Produk utama yang diharapkan dari sel sel

tesebut adalah gas klorin (untuk digunakan dalam plastik).

Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke

dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan

digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air

minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum

digunakan dalam laboratorium kimia.

Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam

bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair

dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut

dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol

dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil

daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar

lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain

dan kertas.
3. NaOCl

NaOCl merupakan satu dari beberapa senyawa

disinfektan. The International Agency Research on

Cancer (IARC) menyatakan bahwa NaOCl aman bagi

manusia dan lingkungan, senyawa ini tidak menyebabkan

mutagen, carsinogenic dan teratogenik. NaOCl adalah

hasil reaksi antara molekul Chlorine, Sodium Hydrokside dan air. NaOCl

merupakan seny awa alkali kuat yang memiliki sifat basa.

NaOCl dibidang pertanian digunakan oleh para ahli nematologi untuk

mengekstraksi telur dal larva nematoda bengk ak akar (Meloidogyne spp.) dari

jaringa n akar tanaman. Reaksi antara NaOCl dengan kulit telur nematoda

menyebabkan kulit telur nematoda menjadi larut. Konsentrasi NaOCl yang

digunakan untuk melarutkan kulit telur berkisar antara 0,5 % - 1 %.

4. Buffer Fosfat

Larutan buffer yang berfungsi menahan perubahan pH bila asam atau basa

ditambahkan atau bila larutan diencerkan. Buffer asam terdiri dari asam lemah

dengan garam asam. Garam menyediakan A- , yaitu basa konjugat dari asam HA.

Contohnya adalah H2PO42-

Dalam buffer asam , misalnya molekul HA dan ion A - ada bersama-sama.

Bila asam ditambahkan,maka sebagian besar proton diambil oleh basa.

A- + H+ HA

Bila basa ditambahkan , sebagian besar kelebihan ion hidroksida bereaksi

dengan asam yang tak berdissosiasi

OH- + HA A- + H2O
Jadi penambahan asam ataupun basa hanya sedikit mengubah pH.

Konsentrasi ion hydrogen dalam buffer dirumuskan dengan :

Ka = [ H+ ] = [ A- ] / [ HA ]

5. Etanol

Etanol adalah alkohol yang larut dalam air dengan

rumus kimia C2H5OH d.r 0,61. Pada 0oC; titik leleh -169oC; titik

didih -102oC.

Dalam bidang industri etanol digunakan sebagai pelarut

meskipun pernah dijadikan bahan dasar untuk membuat bahan kimia lain.

Alkohol larut dalam air, tidak berwarna, C2H5OH; d.r. 0,61 (00C); titik

lebur (-1690C); titik didih (-1020C). Senyawa ini menjadi minuman yang

meracuni, dibuat melalui fermentasi gula dengan bantuan khamir.

Etanol yang dihasilkan membunuh khamir dan fermentasi saja tidak dapat

menghasilkan larutan etanol dengan kadar lebih dari 15 % (berdasar volume).

Penyulingan dapat menghasilkan campuran didih-tetap yang mengandung 95,6 %

etanol dan 4,4 % air. Etanol murni dibuat dengan menyingkirkan air tersebut

menggunakan bahan pengering.

6. Na2CO3

Natrium karbonat (juga dikenal sebagai soda pencuci, soda kristal atau

soda abu), Na2CO3, adalah garam sodium dari asam karbonat. Natrium karbonat

berbentuk heptahidrat kristal, yang mudah untuk membentuk effloresces bubuk

putih, yang monohidrat, dan terkenal di dalam negeri untuk pemakaian sehari-hari

sebagai pelunak air. Memiliki rasa alkali pendinginan, dan dapat diekstraksi dari
abu dari banyak tanaman. Hal ini secara sintetik diproduksi dalam jumlah besar

dari garam meja dalam proses yang dikenal sebagai proses Solvay.

Sebagai bahan pembuat kaca adalah kegunaan dari natrium karbonat yang

paling penting. Ketika dikombinasikan dengan pasir (SiO2) dan kalsium karbonat

(CaCO3) dan dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi, kemudian didinginkan

dengan sangat cepat, sehingga menghasilkan kaca. Jenis kaca ini dikenal sebagai

kaca kapur soda.

7. Alanin

Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya

oleh otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma,

kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan

produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi

glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin.

Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer

mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan

mayoritas nitrogen dieliminir.

Alanina (Ala, A) atau asam 2-aminopropanoat merupakan salah satu asam amino

bukan esensial. Bentuk yang umum di alam adalah L-alanin (S-alanin) meskipun

terdapat pula bentuk D-alanin (R-alanin) pada dinding sel bakteri dan sejumlah

antibiotika. L-alanin merupakan asam amino proteinogenik yang paling banyak


dipakai dalam protein setelah leusin (7,8% dari struktur primer dari 1.150 contoh

protein).
O
H3C
C
C
OH
H2N

8. Serin

Serina merupakan asam amino penyusun protein yang umum ditemukan

pada protein hewan. Protein mamalia hanya memiliki L-serin. Serina bukan

merupakan asam amino esensial bagi manusia. Namanya diambil dari bahasa

Latin, sericum (berarti sutera) karena pertama kali diisolasi dari protein serat

sutera pada tahun 1865. Strukturnya diketahui pada tahun 1902.

Serina penting bagi metabolisme karena terlibat dalam biosintesis

senyawa-senyawa purin dan pirimidin, sistein, triptofan (pada bakteria), dan

sejumlah besar metabolit lain.

Sebagai penyusun enzim, serina sering memainkan peran penting dalam

fungsi katalisator enzim. Ia diketahui berada pada bagian aktif kimotripsin, tripsin,

dan banyak enzim lainnya. Berbagai gas-gas perangsang saraf dan senyawa aktif

yang dipakai pada insektisida bekerja melalui residu serina pada enzim asetilkolin

esterase, sehingga melumpuhkan enzim itu sepenuhnya. Akibatnya, asetilkolin

(suatu neurotransmiter) yang seharusnya segera diuraikan oleh enzim itu segera

setelah bekerja malah menumpuk di sel dan mengakibatkan kekejangan dan

kematian.

Sebagai penyusun protein non-enzim, rantai sampingnya dapat mengalami

glikolisasi yang dapat menjelaskan gangguan akibat diabetes. Serina juga


merupakan satu dari tiga asam amino yang biasanya terfosforilasi oleh enzim

kinase pada saat transduksi signal pada eukariota.

9. Glisin

Glisina (Gly, G) atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling

sederhana. Rumus kimianya C2H5NO2. Asam amino ini bagi manusia bukan

merupakan asam amino esensial karena tubuh manusia dapat mencukupi

kebutuhannya.

Glisina merupakan satu-satunya asam amino yang tidak memiliki isomer

optik karena gugus residu yang terikat pada atom karbon alpha adalah atom

hidrogen sehingga terjadi simetri. Jadi, tidak ada L-glisin atau D-glisin. Secara

umum protein tidak banyak pengandung glisina. Perkecualian ialah pada kolagen

yang dua per tiga dari keseluruhan asam aminonya adalah glisina.

Glisina merupakan asam amino nonesensial bagi manusia. Tubuh manusia

memproduksi glisina dalam jumlah mencukupi. Glisina berperan dalam sistem

saraf sebagai inhibitor neurotransmiter pada sistem saraf pusat (CNS).


BAB II

PERHITUNGAN

1. Ninhidrin 0,1 % sebanyak 100 mL

% ×V 0,1 ×100
b= = =0,1 g dilarutkan dalam aseton
100 100

2. Ninhidrin 2 % sebanyak 200 mL

% ×V 2 ×200
b= = =4 g dilarutkan dalam aseton
100 100

3. NaOH 2,5 M dari NaOH 10 N sebanyak 100 mL

Valensi NaOH = 1

Jadi NaOH 10 N = M × valensi

N 10
M= = =1
valensi 1

M1 V1 = M2 V2

M 2 V 2 2,5 ×100
V1 = = =25 mL
M1 10

4. NaOCl 2 % dari NaOCl 12 % sebanyak 100 mL

M1 V1 = M2 V2

M 2 V 2 2 ×100
V1 = = =16,67 mL
M1 12

5. Buffer fosfat

Larutan A (NaH2PO4)

gr NaH2PO4 = M x Mr x V(L)

= 0,2 x 137,99 x 0,25


= 6,8995 gr

Larutan B (Na2HPO4)

gr Na2HPO4 = M x Mr x V (L)

= 0,2 x 177,99 x 0,25

= 8,8995 gr

6. Etanol 95 % dari etanol 100 % sebanyak 100 mL

M1 V1 = M2 V2

M 2 V 2 95 ×100
V1 = = =95 mL
M1 100

7. Na2CO3 2 % sebanyak 100 mL

gr
% Na2CO3 = ×100 %
mL

gr
2%= ×100 %
100

gr = 2 gram

8. Alanin 0,01 M sebanyak 5 mL

Massa = M × Mr × L

Massa = 0,01 × 89,09 × 0,005

Massa = 0,0045 gram

9. Serin 0,01 M sebanyak 5 mL

Massa = M × Mr × L

Massa = 0,01 × 105,09 × 0,005

Massa = 0,0053 gram


10. Glisin 0,01 M sebanyak 5 mL

Massa = M × Mr × L

Massa = 0,01 × 75,07 × 0,005

Massa = 0,0038 gram

11. NaOH 0,1 N dari NaOH 0,5 M sebanyak 100 mL

M1 V1 = M2 V2

M 2 V 2 0,1 ×100
V1 = = =20 mL
M1 0,5
BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Ninhidrin 0,1 %

Pertama-tama ditimbang 0,1 gram ninhidrin kemudian dimasukkan dalam

gelas piala 200 mL. Lalu dilarutkan dengan aseton sebanyak 100 mL dan diaduk

sampai semua ninhidrin larut dengan sempurna, lalu dimasukkan kedalam botol

reagen dan diberi label.

3.2 Ninhidrin 2 %

Pertama-tama ditimbang 4 gram ninhidrin lalu demasukkan kedalam gelas

piala 200 mL. Kemudian dilarutkan dengan aseton sebanyak 200 mL dan diaduk

sampai larut sempurna, kemudian dimasukkan kedalam botol reagen dan diberi

label.

3.3 NaOH 2,5 M

Dipipet larutan NaOH 10 N sebanyak 25 mL, kemudian dimasukkan

kedalam gelas piala 200 mL lalu ditambahkan aquadest sebanyak 75 mL dan

diaduk sampai homogen lalu dimasukkan kedalam botol reagen dan diberi label.

3.4 NaOCl 2 %

Diambil 16,67 mL NaOCl 12 % menggunakan gelas ukur kemudian

dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL lalu diencerkan dengan aquadest hingga
100 mL kemudian dihimpitkan pada miniskus lalu dikocok sampai homogen.

Kemudian dimasukkan kedalam botol reagen dan diberi label.

3.5 Buffer Fosfat

Ditimbang NaH2PO4 sebanyak 6,8995 gram. Dilarutkan dalam aquades.

Dimasukkan dalam labu ukur 250 mL dan diimpitkan. Dihomogenkan dan

dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi label. ( Larutan A).

Ditimbang Na2HPO4 sebanyak 8,8995 gram. Dilarutkan dalam aquades.

Dimasukkan dalam labu ukur 250 mL dan diimpitkan. Dihomogenkan dan

dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi label. (Larutan B).

Larutan buffer fosfat pH 7,4 ; Dipipet larutan A sebanyak 9,5 mL dan

larutan B sebanyak 40,5 ke dalam gelas piala, ditambahkan aquades hingga 100

mL. Dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi label.

Larutan buffer fosfat pH 6,8 ; Dipipet larutan A sebanyak 25,5 mL dan

larutan B sebanyak 24,5 mL ke dalam gelas piala, ditambahkan aquades hingga

100 mL. Dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam botol reagen dan diberi label.

3.6 Etanol 95 %

Pertama-tama dengan gelas ukur diambil 95 mL etanol 100 % lalu

diencerkan dengan aquadest hingga 100 mL (dengan menambahkan aquadest

sebanyak 5 mL). Lalu diaduk hingga homogen dan dimasukkan kedalam botol

reagen dan diberi label.

3.7 Na2CO3 2 %

Pertama-tama untuk membuat larutan ini, sebelumnya harus membuat

larutan NaOH 0,1 N dari larutan NaOH 0,5 M. Setelah itu, Na 2CO3 ditimbang
sebanyak 2 gram dan dimasukkan kedalam gelas piala 200 mL lalu dilarutkan

dengan NaOH 0,1 N sebanyak 100 mL. Lalu diaduk sampai larut sempurna

kemudian dimasukkan kedalam botol reagen dan diberi label.

3.8 Alanin 0,01 M

Pertama-tama ditimbang 0,0045 gram alanin, lalu dimasukkan kedalam

gelas piala 100 mL, lalu ditambahkan aquadest sebanyak 5 mL. Setelah itu diaduk

sampai larut sempurna dan kemudian dimasukkan kedalam botol reagen dan

diberi label.

3.9 Serin 0,01 M

Pertama-tama ditimbang 0,0053 gram serin, lalu dimasukkan kedalam

gelas piala 100 mL, lalu ditambahkan aquadest sebanyak 5 mL. Setelah itu diaduk

sampai larut sempurna dan kemudian dimasukkan kedalam botol reagen dan

diberi label.

3.10 Glisin 0,01 M

Pertama-tama ditimbang 0,0038 gram glisin, lalu dimasukkan kedalam

gelas piala 100 mL, lalu ditambahkan aquadest sebanyak 5 mL. Setelah itu diaduk

sampai larut sempurna dan kemudian dimasukkan kedalam botol reagen dan

diberi label.
DAFTAR PUSTAKA

Iryanti, T., 2009, Pembuatan Pereaksi (online),


(http://funchemiztry.blogspot.com/2009/05/bab-i-sifat-bahan-1.html,
diakses tanggal 22 september 2010, 22.00 WITA).

Iryanti, T., 2009, Sifat Bahan Kimia (online),


(http://www.blogcatalog.com/blog/kumpulan-jurnal-kimia-
1/657aa20b8568a3a81ed2f1fc8fb31b44, diakses tanggal 22 September
2010, 22.00 WITA).

Julistiana, E., 2009, Pengembangan dan Validasi Metode Pengujian Kadar


Sianida dalam Limbah Cair Secara Spektroskopi UV-Vis, Institut
Pertanian Bogor.

Riyadi, W., 2009, Berbagai Larutan Buffer (online),


(http://wwwblogcatalog.com/blog/Berbagai%20Larutan%20Buffer%20_
%20ScienceBiotech.htm, diakses tanggal 22 september 2010, 22.00
WITA).

Sunarto, T., Djaja, L., dan Hersanti, 2005, Pengujian Sodium Hypochlorite
(NaOCl) Terhadap Perkembangan Nematoda Sista Kentang (Globodera
Rostochiensis) Pada Tanaman Kentang, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN : BAGAN KERJA

a. NaOCl 2 % 100 mL

NaOCl 12 %

- Dimasukkan sebanyak 16,67 mL kedalam gelas


kimia
- Ditambahkan sedikit akuades
- Diaduk
- Dimasukkan kedalam gelas ukur
- Ditambahkan akuades sampai volume 100 mL

Hasil

b. Buffer fosfat pH 6,8 200 mL

49 mL larutan A + 51 mL larutan B
- Dimasukkan kedalam gelas kimia
- Ditambahkan akuades sebanyak 100 mL
- Diaduk

Hasil

c. Buffer fosfat pH 7,4 200 mL

19 mL larutan A + 81 mL larutan B

- Dimasukkan kedalam gelas kimia


- Ditambahkan akuades sebanyak 100 mL
- Diaduk
Hasil

d. Etanol 95 %

Etanol 100 %

- Dimasukkan kedalam gelas ukur sebanyak 95 mL


- Ditambahkan akuades sampai volume 100 mL
- Diaduk
Hasil

e. Na2CO3 2% 100 mL

Na2CO3 2%

- Ditimbang sebanyak 2 gram


- Dilarutkan dalam 20 mL NaOH
- Diaduk
- Ditambahkan akuades sampai volume 100 mL

Hasil

f. Glisin

Glisin

- Ditimbang sebanyak 0,4455 gram


- Dilarutkan dalam 5 mL akuades
- Diaduk
Hasil

g. Serin

Serin

- Ditimbang sebanyak 0,4455 gram


- Dilarutkan dalam 5 mL akuades
- Diaduk
Hasil

h. Alanin

Glisin

- Ditimbang sebanyak 0,4455 gram


- Dilarutkan dalam 5 mL akuades
- Diaduk
Hasil
i. Ninhidrin 0,1 % 100 mL

Ninhidrin 0,1 %

- Ditimbang ninhidrin 0,1 % seberat 0,1 gram


- Dimasukkan kedalam gelas kimia
- Dituangkan aseton sebanyak 100 mL
- Diaduk agar homogen

Hasil

j. Ninhidrin 2 % 200 mL

Ninhidrin 2 %

- Ditimbang ninhidrin 2 % seberat 4 gram


- Dimasukkan kedalam gelas kimia
- Dituangkan aseton sebanyak 200 mL
- Diaduk agar homogen

Hasil

k. NaOH 2,5 M 100 mL

NaOH 10 N

- Diambil sebanyak 25 mL
- Ditambahkan akuades sampai volume 100 mL
- Diaduk agar homogen

Hasil

You might also like