You are on page 1of 4

Ada 2 bentuk investasi:

1. Investasi pada Aktiva Riil, yaitu investasi dalam bentuk yang dapat dilihat secara fisik,
seperti emas, intan, rumah, dll.
2. Investasi pada Aktiva Finansial, yaitu investasi dalam bentuk yang biasanya diwakilkan
dalam surat-surat berharga, seperti deposito, obligasi, dll.

Ada 2 cara dalam berinvestasi pada Aktiva Finansial:

1. Investasi Secara Langsung, artinya: dengan memiliki surat berharga tersebut pemilik
dapat menentukan jalannya kebijaksanaan yang juga berpengaruh pada investasi surat
berharga yang dimilikinya. Contoh: Saham.
2. Investasi Secara Tidak Langsung, artinya: pengelolaan surat berharga diwakilkan oleh
suatu badan atau lembaga yang mengolah investasi para pemegang surat berharganya
untuk sedapat mungkin menghasilkan keuntungan yang memuaskan para pemegang surat
berharganya. Contoh: Reksadana.

Ada 5 pertimbangan dalam berinvestasi:

1. Tujuan Investasi

Tujuan yang utama adalah mengharapkan keuntungan di masa depan. Tujuan yang
lainnya yakni mengantisipasi tekanan inflasi.

Contoh:
Jika suku bunga bank 5% per-tahun dan angka inflasi 9%, maka secara jumlah uang kita
akan bertambah karena suku bunga. Tetapi secara nilai atau daya beli uang, uang kita
mengalami penurunan yang secara kasar adalah sekitar 4%. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasinya kita harus melakukan investasi dengan tingkat suku bunga lebih dari
9% atau minimal sama dengan tingkat inflasi.

2. Jangka Waktu Investasi

Jangka waktu investasi erat dengan tujuan investasi. Jika kita ingin mempersiapkan
investasi untuk membeli mobil tahun depan, maka kita bisa berinvestasi pada instrumen
investasi jangka pendek. Sedangkan jika ingin mempersiapkan dana pensiun, maka kita
dapat melakukan investasi pada instrumen investasi jangan panjang.

Jangka waktu investasi juga berkaitan dengan risiko investasi. Jika ingin berinvestasi
pada deposito [jangka pendek], maka kita akan mendapatkan hasil yang pasti pada saat
jatuh tempo dengan risiko yang relatif kecil, dan mendapatkan keuntungan yang juga
kecil. Sedangkan jika ingin investasi di saham [jangka panjang], maka keuntungan atau
kerugian bisa terjadi jika hanya melihat pada jangka waktu yang relatif pendek.
Sedangkan jika kita lakukan dalam jangka waktu yang rekatif panjang, maka hal ini dapat
menekan fluktuasi yang muncul pada jangka pendek.
Investasi jangka pendek bisa memilih: Deposito atau Sertifikat Bank Indonesia [SBI]
karena keduanya dapat memberikan kepastian hasil dalam jangka waktu yang relatif
pendek.

Investasi jangka panjang bisa memilih: Saham atau Obligasi.

3. Risiko

Dalam berinvestasi, jika ingin mendapatkan hasil yang besar, maka harus bersiap dengan
risiko yang besar pula. Dan jika hanya ingin risiko yang kecil maka keuntungannya juga
akan kecil. Konsep ini dikenal dengan high risk, high return and low risk, low return.

4. Likuiditas

Artinya kemudahan untuk diubah menjadi tunai atau juga mudah diuangkan. Likuiditas
harus disesuaikan dengan tujuan investasi. Jika investasi untuk pensiun, maka tidak perlu
yang terlalu likuid. Sedangkan jika memerlukan untuk tahun depan, maka berinvestasilah
dalam jangka pendek yang relatif lebih likuid.

Aktiva finansial adalah aktiva yang lebih likuid dibandingkan dengan aktiva riil.
Contoh: Sertifikat Deposito lebih mudah diuangkan dibandingkan mobil atau rumah.
Mengapa demikian? Karena nilai aktiva finansial lebih mudah diukur sesuai dengan nilai
yang tertera pada portfolio/surat berharga tersebut. Sedangkan nilai pada aktiva riil akan
lebih sulit diukur karena orang akan menilai/melakukan penawaran terhadap aktiva riil
yang dijual sehingga akan terjadi tawar menawar untuk menentukan nilai atau harga yang
pantas.

5. Pajak

Hasil investasi akan dikenakan pajak BUKAN pada pokoknya melainkan pada hasil
investasinya. Besar pajak pada investasi di Indonesia sekitar 20%.

Memperhitungkan besar kecilnya pajak sebelum melakukan investasi adalah hal yang
bijaksana. Artinya, seorang investor sebaiknya memikirkan dulu berapa besar keuntungan
yang didapat dari hasil investasinya dibandingkan dengan pajak yang akan dikenakan
pada hasil investasinya. Hal ini perlu untuk dapat menentukan hasil investasi bersih
setelah pajak.

Jenis-jenis Investasi pada Aktiva Finansial

Investasi di Pasar Uang

1. Deposito
Investor menanamkan dana dalam jangka waktu tertentu, biasanya jangka pendek, dan
dapat memperoleh hasil berupa bunga. Bunga atau hasil pada instrumen ini biasanya
kecil sesuai dengan risikonya.

Deposito dibagi menjadi 2:

o Deposito Berjangka

Investor menanamkan uang dalam jangka waktu pendek [biasanya tidak lebih dari
1 tahun], dan saat jatuh tempo akan menerima kembali dana yang diinvestasikan
bersama dengan bunga/hasil investasinya. Pada portfolio/surat berharga tersebut
tertera besar dana yang diinvestasikan, jangka waktu, nama nasabah/investor,
serta besar bunga yang akan didapat pada saat jatuh tempo.

o Sertifikat Deposito

Berbeda dengan Deposito Berjangka, pada Sertifikat Deposito bunga akan


diterima diawal. Instrumen ini mempunyai jangka waktu kurang lebih sama
dengan Deposito Berjangka, yaitu di bawah 1 tahun. Pada portfolio hanya tertulis
besar dana yang diinvestasikan, jangka waktu dan besar bunga. Nama
nasabah/investor tidak tertulis di sini, sehingga bisa diperjual belikan.

2. Sertifikat Bank Indonesia [SBI]

Merupakan surat pengakuan hutang dari Bank Indonesia [BI]. BI mengeluarkan


portfolio/surat berharga yang sudah tertera nilai dari portfolio tersebut, dengan jangka
waktu tertentu, dan besar hasil investasi yang dijanjikan pada saat jatuh tempo. Jika
investor membeli portfolio ini maka ia akan mendapatkan keuntungan berupa hasil
investasi yang berbentuk bunga pada saat jatuh tempo. Bunga SBI biasanya berkisar 1%
hingga 2% di atas rata-rata bunga bank umum. Tidak tercantum nama nasabah/investor
dalam portfolio ini sehingga dapat diperjual belikan.

3. Commercial Paper [Surat Berharga]

Diterbitkan oleh perusahaan umum guna mendapatkan modal untuk pengembangan


usahanya. Tidak ada jaminan spesifik dan pasti karena jika perusahaan tersebut pailit
maka tidak ada jaminan yang pasti bagi para investornya. Penjualan Surat Berharga ini
biasanya dilakukan melalui perantara bank umum. Serupa dengan Sertifikat Deposito
atau SBI, Surat Berharga ini tidak memuat nama investor sehingga dapat diperjual
belikan. Surat Berharga ini biasanya kurang diminati karena hasil yang kecil tapi dengan
risiko yang relatif besar.

Investasi di Pasar Modal

1. Obligasi
Instrumen investasi yang memberikan hasil investasi tetap berupa bunga atau yang lebih
dikenal dengan nama Kupon, yakni bunga yang didapat pada Obligasi dan besarnya
sudah ditetapkan sejak awal, serta tidak dapat diubah hingga jatuh tempo. Walaupun pada
saat tertentu nilai Obligasi ini mengalami penurunan atau kenaikan, besarnya bunga
Kupon yang sudah dijanjikan di awal tidak akan berubah hingga jatuh tempo Obligasi
berakhir.

Obligasi dikeluarkan dengan tujuan agar perusahaan yang mengeluarkan Obligasi


tersebut mendapatkan sejumlah dana untuk mengembangkan bisnisnya dengan
menerbitkan dan menjual surat berharga tersebut dan menjanjikan Kupon [bunga] yang
tetap sebagai kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan hingga jatuh tempo. Saat
jatuh tempo, perusahaan membeli kembali Obligasi dengan nilainya. Oleh sebab itu
Obligasi juga dikenal dengan Surat Hutang.

2. Saham

Memiliki saham sama dengan memiliki aset perusahaan itu sendiri. Artinya, jika
memiliki 70% saham dari satu perusahaan, maka 70% aset perusahaan tersebut menjadi
hak pemilik saham tersebut. Jika memiliki saham mayoritas pasa suatu perusahaan, tentu
saja pemilik saham mayoritas tersebut berhak memiliki hak terbanyak untuk menentukan
jalannya perusahaan, dan berhak pula mendapatkan hasil terbanyak sesuai dengan
proporsi kepemilikan sahamnya.

Dalam hal keuntungan, instrumen investasi ini bisa memberikan keuntungan yang relatif
sangat besar, sekaligus memiliki risiko yang besar pula. Keuntungan pada saham disebut
dengan Dividen. Selain itu, keuntungan pada saham juga bisa didapat dari selisih harga
pada saat membeli dan saat menjual, atau dikenal dengan Capital Gain. Namun jika
harga jual lebih murah dari harga beli, maka akan terjadi kerugian atau Capital Loss.

INSTRUMEN INVESTASI APAKAH YANG PALING TEPAT?

Sesuaikan dengan tujuan investasi kita dan bagaimana tingkat toleransi terhadap risiko. SBI,
deposito bank, serta instrumen pasar uang lainnya cocok untuk investasi jangan pendek. Meski
keuntungan relatif kecil, tapi risikonya juga relatif kecil. Sedangkan Obligasi cocok untuk
investasi jangka menengah, dengan keuntungan dan risiko yang sedang. Sementara saham cocok
untuk investasi jangka panjang, dengan keuntungan dan risiko yang relatif tinggi.

You might also like