You are on page 1of 4

PERUBAHAN- PERUBAHAN DALAM HUBUNGAN KELUARGA

PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK

Banyak kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga


menjelang berakhirnya masa kanak-kanak. Beberapa diantaranya merupakan
kelanjutan dari kondisi-kondisi sebelumnya dan beberapa lagi merupakan
kondisi-kondisi baru yang timbul dari pelbagai situasi yang khas dari periode
rentang kehidupan ini. Tentu saja ada saat-saat damai dan harmonis di dalam
rumah. Dan ada juga saat-saat dimana anak yang lebih besar benar-benar
menunjukkan rasa kasih sayang dan minat kepada adiknya, bahkan sampai mau
membantu merawat adik-adik mereka dan mengikuti nasihat dan pola perilaku
yang ditetapkan oleh kakaknya. Dan ada pula saat dimana terjadi hubungan
yang baik antara anak dengan orang tua dan sanak saudaranya, namun ada
pula anak yang lebih senang bermain dengan teman-teman sebayanya dan
bersikap kritis serta membenci orang tuanya. Semakin menonjol sikap-sikap dan
perilaku yang kurang baik, semakin merosot pula hubungan keluarga.

Efek dari Hubungan Keluarga


1. Hubungan anak dan keluarga berpengaruh dalam berbagai bidang
kehidupan. Yang terpenting diantaranya yaitu:
2. Pekerjaan di sekolah dan sikap anak terhadap sekolah sangat
dipengaruhi oleh hubungannya dengan anggota keluarga. Jika hubungan
dengan keluarga baik, maka hal itu dapat mendorong anak untuk
berprestasi, begitu pula sebaliknya jika hubungan di keluarga tidak sehat,
maka berpengaruh pula pada prestasi belajar anak.
3. Hubungan di keluarga berpengaruh dengan penyesuaian diri secara
sosial di luar rumah.
4. Peran yang dimainkan dirumah menentukan pola peran diluar rumah.
5. Jenis metode pelatihan anak yang digunakan di rumah mempengaruhi
peran anak.
6. Pelatihan di rumah mempengaruhi peran seks.
7. Cita-cita dan prestasi anak di berbagai bidang sangat dipengaruhi oleh
sikap orang tua.
8. Apakah anak akan menjadi kreatif atau bersikap konformistis dalam
perilaku sangat dipengaruhi oleh pelatihan di rumah.
9. Hubungan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan
kepribadian anak-anak.

KONDISI-KONDISI YANG MENYEBABKAN MEROSOTNYA HUBUNGAN


KELUARGA
 Sikap terhadap peran orang tua
 Harapan orang tua
 Metode pelatihan anak
 Status sosial ekonomi
 Pekerjaan orang tua
 Perubahan sikap kepada orang tua
 Pertentangan antar saudara
 Perubahan sikap kepada sanak keluarga
 Orang tua tiri

PERUBAHAN-PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Dengan meluasnya cakrawala sosial pada saat anak masuk sekolah,
factor-faktor baru mulai mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.
Akibatnya anak harus seringkali memperbaiki konsep diri. Perubahan tidak hanya
terjadi pada konsep diri, tetapi juga pada sifat-sifat orang lain yang dinilai dan
dikagumi dan juga sifat-sifat pada diri anak sendiri.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri


 Kondisi fisik
 Bentuk tubuh
 Nama dan julukan
 Status sosial ekonomi
 Lingkungan sekolah
 Dukungan sosial
 Keberhasilan dan kegagalan
 Seks
 Inteligensi
 Perkembangan Konsep Diri Ideal
Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak mulai
mengagumi tokoh-tokoh dalam sejarah, dalam cerita khayal, film atau
tokoh nasional. Anak-anak kemudian membentuk konsep diri yang
ideal, anak ingin seperti tokoh yang dikaguminya itu. Pada awalnya,
konsep diri yang ideal mengikuti apa yang digambarkan oleh guru, orang
tua dan orang dilingkungannya. Kemudian, dengan meluasnya
pengetahuan anak-anak tersebut, juga mengikuti pola atau tokoh-tokoh
yang dibaca dan didengar. Dari sumber yang banyak inilah anak-anak
membangun ego-ideal.

 Mencari Identitas
Pencarian identitas ini dimulai pada bagian akhir masa kanak-
kanak dan mencapai tahap kritis dalam masa remaja. Menurut Erikson,
“Identitas diri” berarti perasaan dapat berfungsi sebagai seseorang yang
tersendiri tetapi yang berhubungan erat dengan orang lain.
Untuk memperoleh identitas diri, anak harus mempunyai
keyakinan bahwa ia harus dapat bertindak mandiri. Sebelum anak
memiliki keyakinan ini, ia masih merasa kurang aman.

BAHAYA PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK


 Bahaya fisik
 Penyakit
 Kegemukan
 Bentuk tubuh yang tidak sesuai
 Kecelakaan
 Ketidakmampuan Fisik
 Kecanggungan
 Kesederhanaan

 Bahaya psikologis
 Bahaya dalam berbicara
 Bahaya emosi
 Bahaya sosial
 Bahaya bermain
 Bahaya dalam konsep diri
 Bahaya moral
 Bahaya yang menyangkut minat
 Bahaya dalam penggolongan peran seks
 Bahaya hubungan keluarga
 Bahaya dalam perkembangan kepribadian

Akibat dari bahaya Psikologis


Bagi anak yang merasa tidak begitu diterima oleh teman-teman
sebagaimana diharapkan, sering merasa tidak puas terhadap diri sendiri. Tanda-
tanda yang umum dari adanya kesulitan di masa depan yang disebabkan oleh
ketidakpuasan pribadi antara lain adalah kebiasaan menarik diri, sifat mudah
dirangsang yang berlebihan, sangat membenci otoritas, depresi yang kronis,
meninggikan diri sendiri dengan jalan merendahkan orang lain, hiperaktif,
egosentrisme yang berlebihan, dan kecemasan kronis atau emosi yang “mati”.

Usaha untuk Mengatasi Kurangnya Dukungan Sosial


Dengan bimbingan, anak-anak dapat mencapai pola-pola perilaku yang
dapat diterima secara sosial. Anak harus belajar bahwa apa yang disenangi
teman-teman pada saat ini belum menjamin bahwa hal itu juga disenangi teman-
teman nantinya. Akibatnya, anak harus mengubah pola perilakunya untuk
menyesuaikan diri dengan pola kelompok kalau anggota-anggota kelompok
secara sosial menjadi lebih matang.

KEBAHAGIAAN PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK


Akhir masa kanak-kanak dapat dan harus merupakan periode yang
bahagia dalam rentang kehidupan. Sekalipun kebahagiaan yang dialami dalam
periode ini tidak menjamin kebahagiaan seumur hidup, tetapi kondisi-kondisi
yang menimbulkan kebahagiaan akan terus memberikan kebahagiaan pada
tahun-tahun berikut, terutama bila tiga faktor kebahagiaan
-penerimaan/dukungan, kasih sayang dan prestasi –terpenuhi.

You might also like