Professional Documents
Culture Documents
State (Negara)
Dalam buku Filsafat Pemerintahan , para ahli memberikan definisi mereka tentang negara,
diantaranya:
• Aristoteles menyatakan bahwa negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna
memperoleh hidup yang lebih baik.
• Jean Bodin menyatakan, negara adalah suatu persekutuan dari keluarga-keluarga dengan
segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat.
• Herman Finer menyatakan, negara adalah organisasi kewilayahan yang bergerak di bidang
kemasyarakatan dan kepenting a perseornangan dari segenap kehidupan yang
multidimensional untuk pengawasan pemerintahan denga legalitas kekuasaa tertinggi.
• Roger H. Soltau menyatakan, negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama rakyat.
• Harold J. Laski menyatakan, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan secara sah lebih agung daripada individu
atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, secara sederhana Negara dapat diartikan sebagai
suatu wilayah dengan yang di dalamnya terdapat rakyat dan pemerintah yang berdaulat.
Rakyat atau warga negara harus taat pada peraturan perundang-undangan dari kekuasaan
yang sah.
Unsur-unsur pembentuk.negara terdiri atas :
1. Wilayah
Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri
atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak
memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan menjalani kehidupannya
sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.
2. Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan dipersatukan
oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu ngara maka pemerintahan
tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya manusia untuk menjalankan
aktivitas kehidupan sehari-hari.
- Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari kata “demos” artinya rakyat, dan “archein” atau “cratia” artinya
memerintah. Jadi demokrasi adalah suatu pemerintahan yang dipegang oleh rakyat.
- Monarki
Istilah monarki berasal dari kata “mono” artinya satu, dan “archein” atau “cratia” artinya
memerintah. Jadi monarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh satu orang, yang
berkuasa, berbakat, dan mempunyai sifat-sifat yang lebih unggul daripada warga Negara
yang lain, sehingga mendapatkan kepercayaan untuk memerintah dan pemerintahannya
ditujukan untuk kepentingan rakyat biasanya merupakan kerajaan.
- Oligarki
Istilah oligarki berasal dari kata “oligos” artinya sedikit, kecil, dan “archein” atau “cratia”
artinya memerintah. Jadi oligarki adalah pemerintahan yang dipegang oleh segolongan kecil
yang memerintah demi kepentingan golongannya itu sendiri.
- Teokrasi
Istilah teokrasi berasal dari kata “teo” artinya tuhan, dan “archein” atau “cratia” artinya
memerintah. Jadi teokrasi adalah pemeritahan yang tidak secara langsung dikuasai oleh
masalah-masalah keduniawian, terutama yang berhubungan dengan kepentingan-kepentingan
material, melainkan pemerintahan yang ditinjau dari segi ketuhanan, dari segi agama.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan, negara adalah suatu wilayah yang di dalamnya
terdapat rakyat dan pemerintah yang berdaulat. Bangsa di negara tersebut merupakan rakyat
atau warga negara harus taat pada peraturan perundang-undangan dari kekuasaan yang sah,
dalam hal ini pemerintah. Pemerintah merupakan pihak yang berwenang untuk membuat dan
menerapkan hukum di suatu wilayah, dan merupakan salah satu dari aktor yang berperan
dalam pemerintahan. Pemerintahan sendiri memiliki berbagai macam bentuk, seperti
aristokrasi, otokrasi, demokrasi, monarki, oligarki, dan teokrasi.
Dengan latar belakang pemahaman bahwa masyarakat Indonesia bersifat plural dan
multikultural maka kehadiran peraturan perundang-undangan kewarganegaraan baru dengan
asas dan nilai baru, tetap mengacu dan didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung di dalam
konstitusi UUD 1945 (baik sebelum maupun sesudah amandemen) dan nilai-nilai yang
terkandung di dalam pola kehidupan yang menghargai pluralisme dan multikuralisme
Indonesia dengan bersendikan pada Pancasila. Dengan kata lain perubahan dan perombakan
pengertian Warga Negara dan memasukkan semua kaum minoritas berbagai ras dan/atau
etnis sebagai Bangsa Indonesia Asli dimungkinkan asalkan tidak merusak harmoni wawasan
kebangsaan Indonesia, karena perubahan terhadap norma-norma yang telah lama ada dan
telah berakar dapat menyebabkan disharmoni, namun hal ini dianggap wajar sejauh diikuti
oleh sesuatu usaha ke arah pembentukan harmoni wawasan kebangsaan Indonesia yang
responsif terhadap perbedaan dan kemajemukan masyarakat. Dalam hal ini pluralisme dan
multikulturalisme adalah prasyarat yang harus diterima bukan ditakuti. Mengingat bahwa
yang bernaung dalam kerangka negara bangsa adalah komunitas politik ; selama konsep
Bangsa Indonesia Asli mendapatkan ruang dalam komunitas politik tersebut maka sama
sekali tidak ada alasan untuk semua kaum minoritas berbagai ras dan/atau etnis, agama dan
kepercayaan, adat istiadat, serta kultural sebagai bangsa Indonesia melepaskan diri dari
kerangka negara bangsa Indonesia.