You are on page 1of 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN

DENGAN METODE DISKUSI


SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MUARA BATU
ACEH UTARA

2. Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu bagian dari pengajaran dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Di sekolah-sekolah diajarkan cara
membaca yang baik dan benar sesuai dengan tujuan membaca. Jika ingin
membaca dengan baik dan benar maka harus banyak berlatih membaca dan
menguasai cara-cara membaca yang baik dan benar pula. Sebab, untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan yang maksimal harus menguasai keterampilan
membaca yang baik pula.
Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa
yaitu; mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat hal tersebut
mendapat porsi seimbang dan dilaksanakan secara terpadu. Aspek-aspek
keterampilan ini harus digunakan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia dengan tujuan siswa bisa dan terbiasa berkomunikasi, yaitu melalui
latihan-latihan dan praktik bahasa (Tarigan, 1986).
Aspek membaca merupakan salah satu kunci menuju kemajuan siswa.
Pada kenyataannya, masih banyak yang tidak menikmati apa yang dibacanya.
Membaca tetapi tidak dapat memahami apa yang dibaca. Oleh karena itu,
kemampuan memahami bacaan menjadi berkurang, karena membaca dianggap
pekerjaan yang membosankan. Berdasarkan fenomena tersebut kegiatan
membaca harus diikuti dengan pemahaman tentang hal yang dibaca, dengan kata
lain harus ada pemahaman membaca.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat partisipasi siswa
dalam pelaksanaan diskusi serta mengukur efektifitas metode diskusi dalam
meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan.

4. Manfaat Penelitian
Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita
hendak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan
kemampuannya, berpikir kritis, menilai perannya dalam diskusi, memandang
masalah dari pengalaman sendiri dan pelajaran yang diperoleh di sekolah,
memotivasi, dan mengkaji lebih lanjut. Melalui diskusi dapat dikembangkan
keterampilan mengklarifikasi, menyusun hipotesis, menginterpretasi, menarik
kesimpulan, mengaplikasikan teori, dan mengungkapkan pendapat. Disamping
itu, metode diskusi dapat melatih sikap anak menghargai pendapat orang lain,
melatih keberanian untuk mengutarakan pendapat, mempertahankan pendapat,
dan memberi rasional sehubungan dengan pendapat yang dikemukakannya.

5. Definisi Operasional
Berdasarkan pada masalah yang diangkat, pada bagian ini akan
dipaparkan definisi operasional sebagai berikut.
1. Kemampuan memahami isi teks bacaan adalah kemampuan membaca yang
bertujuan untuk memahami isi teks secara menyeluruh mengenai isi dan
kandungan yang ada dalam teks. Dalam kegiatan memahami bacaan,
pembaca dituntut menerapkan intelektual dan menggabungkannya dengan
pengalaman dan diolah secara kritis.
2. Memahami isi bacaan merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk
memahami standar-standar atau norma-norma sastra, resensi kritis, drama
tulis serta pola-pola fiksi. Dalam upaya menunjang pemahaman isi bacaan,
diperlukan suatu kecakapan atau kemampuan siswa mengenai unsur
pengajaran memahami isi bacaan tersebut yaitu kecakapan dan kemampuan
kosakata, pola kalimat, dan tata bahasa. Beberapa faktor sebagai penentu
dalam kemampuan isi bacaan, sebagai berikut: kompetensi bacaan,
kemampuan mata, penentuan informasi fokus, teknik dan metode membaca,
fleksibilitas membaca, dan kebiasaan membaca.

6. Landasan Teori
6.1. Pengertian Isi Bacaan
Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang menuntut seseorang
untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis
sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan
makna tulisan dan memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran
untuk mengembangkan intelektualitas dan pembelajaran sepanjang hayat

6.2. Teknik Memahami Isi Bacaan


Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk memahami isi bacaan,
yaitu:
1. Cara memahami isi bacaan dengan cepat adalah dengan menganalisis
pokok pikiran setiap alinea paragraf. Secara umum setiap alinea/paragraf
memiliki pikiran utama sebagai pokok bahasa dalam alinea tersebut.
Apabila pembaca dapat mengenali pikiran utama dari alinea yang dibaca
maka pada hakekatnya sudah dapat memahami isi bacaan. Untuk Bahasa
Indonesia, pikiran utama biasanya terdapat pada awal atau akhir alinea.
2. Menangkap makna pesan yang terkandung dalam bacaan. Makna pesan
adalah inti dari informasi yang disampaikan oleh penulis kepada
pembaca. Caranya adalah dengan mengenali kata-kata operasi (sering
disebut dengan predikat pada kalimat SPO) pada pikira utama.
3. Meyakini atau menyangkal kebenaran isi bacaan merupakan langkah yang
paling sulit dari memahami isi bacaan, karena pembaca harus mempunyai
kemampuan menjustifikasi. Untuk memlakukan kegiatan tersebut
pembaca harus mempunyai banyak informasi pendukung, mengetahui
teknik-teknik mengutip tulisan, dapat melakukan logika universal, dan
validasi informasi.
4. Sangat mungkin informasi yang diperoleh banar adanya. Akan tetapi, ada
informasi yang kurang lengkap. Untuk informasi seperti ini maka
pembaca harus mencoba mencari informasi selengkapnya. Seandainya
tidak ditemukan, maka sebaiknya tidak digunakan.
5. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencari kelengkapan
informasi adalah dengan melacak sumber asli.

6.3. Aspek Penilaian


Dalam memahami isi bacaan dengan metode diskusi, ada beberapa
aspek yang dinilai, yaitu:
1. Kemampuan berfikir dan keberanian dalam mengemukakan pendapat
dalam menyanggah/ membetulkan/memberi solusi pemecahan masalah,
2. Partisipasi dalam berdiskusi
3. Kerjasama dalam membantu teman kelompok
4. Berbicara dengan resmi tanpa melihat teks
5. Mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki dari pembicaraan.
6. Menjawab pertanyaan peserta forum ilmiah.
7. Menyebutkan pokok-pokok isi bacaan

6.4. Pengertian Metode Diskusi


Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu
keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau masalah dimana para
peserta dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu
keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Dengan kata lain, metode
diskusi, merupakan suatu metode di dalam pembelajaran yang mempelajari
bahan atau yang menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya.

6.5. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Metode Diskusi


Secara umum untuk keperluan pembelajaran di kelas, langkah-
langkah diskusi kelas dapat dilaksanakan dengan prosedur sederhana.
Budiarjo, dkk (1992 : 20-23) menyebutkan langkah-langkah umum
pelaksanaan diskusi sebagai berikut ini.
1. Tahap Persiapan
1) Merumuskan tujuan pembelajaran
2) Merumuskan permasalahan dengan jelas dan ringkas.
3) Mempertimbangkan karakteristik anak dengan benar.
4) Menyiapkan kerangka diskusi yang meliputi: 1) menentukan dan
merumuskan aspek-aspek masalah, 2) menentukan alokasi waktu, 3)
menuliskan garis besar bahan diskusi, 3) menentukan format susunan
tempat, 4) menetukan aturan main jalannya diskusi.
5) Menyiapkan fasilitas diskusi, meliputi: 1) menggandakan bahan
diskusi, 2) menentukan dan mendisain tempat, 3) mempersiapkan alat-
alat yang dibutuhkan.
2. Tahap pelaksanaan
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Menyampaikan pokok-pokok yang akan didiskusikan.
3) Menjelaskan prosedur diskusi.
4) Mengatur kelompok-kelompok diskusi
5) Melaksanakan diskusi.
3. Tahap penutup
1) Memberi kesempatan kelompok untuk melaporkan hasil.
2) Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.
3) Memberikan umpan balik.
4) Menyimpulkan hasil diskusi.

6.6. Keunggulan dan Kelemahan Metode Diskusi


1. Kelebihan metode diskusi
1) Dapat memperluas wawasan peserta didik.
2) Dapat merangsang kreativitas peserta didik dalam memunculkan ide
dalam memecahkan suatu masalah.
3) Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
4) Dapat menumbuhkan partisipasi peserta didik menjadi lebih aktif.

2. Kekurangan metode diskusi


1) Kemungkin besar diskusi akan dikuasai oleh peserta didik yang suka
berbicara atau ingin menonjolkan diri.
2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga
kesimpulan menjadi kabur.
3) Memerlukan waktu yang cukup panjang dan sering kali tidak sesuai
dengan yang direncanakan.
4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak
yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu suasana
pembelajaran.
5) Tidak semua guru memahami cara peserta didik melakukan diskusi.

6.7. Pembelajaran Memahami Isi Bacaan dengan Metode Diskusi


Hasil pengembangan model penerapan metode diskusi dalam
pembelajaran memahami isi bacaan ini diwujudkan dalam bentuk langkah-
langkah pembelajaran memahami isi bacaan dengan menggunakan metode
diskusi, mulai tahap persiapan diskusi, tahap berdiskusi, sampai dengan tahap
setelah diskusi. Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Secara lebi rinci, langkah-langkah penerapan metode diskusi dalam
pembelajaran memahami isi bacaan dijelaskan berdasarkan tahapan-tahapan
pembelajaran, yakni persiapan diskusi, tahap berdiskusi, sampai dengan
tahap setelah diskusi. Pada tahap persiapan diskusi, kegiatan diarahkan pada
pembentukan pengetahuan awal, pengaktifan pengetahuan awal, dan
pemfokusan perhatian siswa pada saat berdiskusi. Kegiatan pada saat
membaca dimaksudkan untuk mengarahkan interaksi perhatian siswa dengan
topic diskusi. Adapun tahap setelah diskusi dimaksudkan untuk memberikan
pengulangan, balikan, dan rangsangan kognetif.
Pada tahap persiapan diskusi, kegiatan yang dilakukan adalah
mengaktifkan pengetahuan awal siswa. Pengetahuan awal siswa berhubungan
dengan kemampuan dalam memahami isi bacaan. Apabila siswa kurang
memiliki pengetahuan awal atau tidak dapat mengaktifkan pengetahuan awal
yang diperlukan untuk memahami isi bacaan maka dilakukan kegiatan
membentuk dan mengaktifkan pengetahuan awal siswa dengan cara:
pengayaan pengetahuan awal, pembelajaran kosa kata, pengaktifan
pengetahuan yang dimiliki, dan pemusatan perhatian.
Pengayaan pengetahuan awal dapat dilakukan misalnya dengan
memberikan gambaran umum isi bacaan sebelum memulai diskusi atau
memberikan analoginya. Tujuan pemberian ringkasan isi umum adalah
memperkenalkan masalah utama yang dikemukakan penulis, peristiwa-
peristiwa pokok yang mengandung masalah yang mengarah pada pemecahan
masalah.
Apabila guru belum berhasil menyiapkan pengetahuan awal siswa,
dapat ditempuh langkah yang kedua, yakni pembelajaran kosakata.
Pembelajaran kosa kata ini bertujuan untuk membangkitkan hubungan
konseptual antara konsep-konsep yang sudah dikenal dengan konsep-konsep
yang belum dikenal. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan kosakata
sukar. Siswa diajak untuk mendaftar kosakata sulit, mengartikannya,
menggunakannya dalam kalimat dengan konteks yang tepat.
Apabila siswa telah memiliki kosakata awal yang memadai, tugas
guru adalah mengaktifkan pengetahuan awal. Salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah dengan memberikan pengorganisasian kemahiran (advance
organizer). Pengorganisasian kemahiran ini dimaksudkan untuk
menjembatani kesenjangan antara apa yang sudah diketahui dengan apa yang
perlu diketahui siswa sebelum membaca.
Perhatian siswa dapat difokuskan pada teks yang dibacanya dengan
cara memberikan kegiatan yang dapat meningkatkan perhatian tersebut.
Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk ini antara lain penetapan tujuan
dan pemberian pertanyaan sebelum kegiatan membaca.
Kegiatan pada saat diskusi dapat dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan pertanyaan sisipan . Pemberian pertanyaan sisipan
dapat dilakukan dengan cara menghentikan aktivitas diskusi dan guru
menyampaikan sejumlah pertanyaan. Pertanyaan dikembangkan berdasarkan
diskusi dan juga sejumlah pertanyaan untuk memprediksi apa yang akan
terjadi selanjutnya.
Kegiatan setelah diskusi dimaksudkan untuk memberikan
pengulangan, balikan, dan rangsangan kognetif. Teknik-teknik yang dapat
digunakan antara lain pemberian pertanyaan, pemberian balikan, dan
meringkas isi diskusi yang akan dibahas. Pemberian pertanyaan dapat
dilakukan berdasarkan pertanyaan yang terdapat dalam buku teks atau yang
dipersiapkan sendiri oleh guru, sedangkan pemberian balikan dilakukan
setelah siswa menjawab pertanyaan.

7. Metode penelitian
7.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : pendekatan
secara kualitatif yang bersifat deskriptif, karena data hasil penelitian
berbentuk uraian dan dianalisis dengan teknik kualitatif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas
siklus-siklus. Tiap siklus terdiri atas: 1) perencanaan, 2) tindakan, 3)
observasi, dan 4) refleksi.

7.2. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada SMP NEGERI 1 MUARA BATU
yang terletak di Krueng Mane.
Alasan pemilihan sekolah tersebut karena:
1) Guru tetap.
2) Dekat dengan tempat tinggal penelitian.
3) Belum pernah diteliti tentang peningkatan kemampuan memahami isi
bacaan dengan metode diskusi.
7.3. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah murid kelas VII A SMP NEGERI 1
MUARA BATU tahun pelajaran 2011yang berjumlah 30 orang.

7.4. Teknik Pengumpulan Data


Data dikumpulkan dengan teknik tes, observasi, wawancara, dan
catatan lapangan. Masing-masing teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tes terdiri atas
1) Tes awal, untuk mengumpulkan data sebelum pembelajaran
memahami isi bacaan.
2) Tes akhir, untuk memperoleh data setelah pembelajaran memahami isi
bacaan
2. Observasi, dilaksanakan untuk memperoleh data tentang kegiatan guru
dan murid/siswa dalam pembelajaran memahami isi bacaan.
Observasi dilakukan oleh dua pengamat dengan menggunakan lembar
observasi.
3. Wawancara, untuk memperoleh data pada murid (responden) yang
bertanya tentang pembelajaran memahami isi bacaan.
4. Catatan lapangan, untuk memperoleh data terhadap hal-hal yang muncul
dalam pembelajaran memahami isi bacaan.

7.5. Teknik Analisa Data


Data hasil penelitian ini dianalisa dengan teknik kuantatif. Langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1) Mereduksi data
Data yang telah terkumpul melalui teknik tes, observasi, wawancara, dan
catatan lapangan akan diklasifikasi dan disederhanakan.
2) Menyajikan data
Data yang telah disederhanakan ditampilkan dan dianalisis.
3) Menarik kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan harus berdasarkan hasil analisis.

Daftar Pustaka

1. Eriyanti, Ribut Wahyu. Model Penerapan Teori Skemata untuk Meningkatkan


Pemahaman Isi Bacaan bagi Siswa Sekolah Dasar. http://research-
report.umm.ac.id/, diakses 4 April 2011
2. Sandjaja, S. 2006. Pengaruh Program Identifikasi Tema Terhadap
Pemahaman Tema Moral Murid Sekolah Dasar. Disertasi. Yogyakarta :
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada
3. Faizin. 2009. Efektifitas Diskusi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
dan Berpendapat. Jurnal Pendidikan Islam, 01, 47, 2009.
4. Hasran, Rabainah. Peningkatan Kecepatanefektif Membaca (Kem) dengan
Teknik Tri-Fokus Steve Snyder Siswa Kelas I Program Keahlian Multimedia.
http://www.guruvalah.20m.com, diaksesk 2 April 2011.

You might also like