You are on page 1of 36

SISTEM RESPIRASI

Organ-Organ Pernafasan

A. rongga hidung dan nasal

1. Hidung eksternal

Berbentuk pyramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini disusun oleh rangka

kerja tulang, kartilago hialin, dan jaringan fibroaleolar.

a. septum nasal

membagi idung menjadi sisi kiri dan sisi kanan rongga nasal. Bagian interior septum

adalah kartilago

b. Naris (nostril) eksternal dibatasi oleh kartilago nasal

(1) kartilago nasal lateral terletak dibawah jembatan hidung.

(2) ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril.

c. Tulang hidung

(1) Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.

(2) Vomer dan vendikular tulang etmoid membentuk bagian posterial septum nasal.

1 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
(3) Lantai rongga nasal adalah palatrum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan

palatinum.

(4) Langit-langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang

etmolid, pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal, dan pada sisi posterior dan tulang

sfenoid.

(5) Konka (turbinatum) nasalis superior, tengah dan inferior menonjol pada sisi medial

dinding lateral rongga nasal. Setiap konka dilapisi membrane mukosa (epitel kolumnar

bertingkat dan bersilia) yang berisi kelenjar pembuat mucus dan banyak mengandung pembuluh

darah.

(6) Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak

dibawah konka.

d. Empat pasang sinus paranasial (frontal, etmoid, maksilar dan sphenoid) adalah kantong

tertutup pada bagian frontal etmoid, maksilar dan sphenoid. Sinus ini dilapisi membrane mukosa.

(1) Sinus berfungsi untuk meringankan tulang cranial, memberikan tambahan pada saluran

nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mucus dan

member efek resonasi dalam produk wicara.

(2) Sinus paranasal mengalirkan cairannya ke meatus rongga nasal melalui duktus kecil yang

berada di area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai sinus. Pada posisi tegak aliran mucus

kedalam rongga nasal mungkin terhambat, terutama pada kasus infeksi sinus.

(3) Diktus naksolakrimal dari kelenjar air mata membuka ke arah meatus inferior.
2 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
2. Membran mukosa nasal

a. struktur

kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung folikel rambut ,

keringat dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang terletak di dalam nostril. Kulit

dibagian ini mengandung rambut (vibrissae) yang berfungsi untuk menyaring partikel dari udara

terhisap.

Dibagian rongga nasal yang terlebih dalam, epithelium respiratorik membentuk mukosa

yang melapisi ruang nasal selebihnya. Lapisan ini terdiri dari epithelium bersilia dengan sel

goblet yang terletak pada lapisan jaringan ikat tervaskularisasi dan terus memanjang untuk

melapisi saluran pernapasan sampai ke bronkus.

b. Fungsi

(1) Penyaringan partikel kecil.Silia pada epithelium respiratorik melambai kedepan dan

belakang dalam suatu lapisan mucus. Gerakan dan mucus membentuk suatu perangkap untuk

partikelbyang kemudian akan disapu ke atas untuk ditelan, dibatukan atau dibersihkan keluar.

(2) Penghangatan dan pelembapan undara yang masuk. Udara yang kering akan dilembapkan

melalui evaporasi sekresi serosa dan mucus serta dihangatkan oleh radiasi panas dari pembuluh

darah yang terletak dibawahnya.

(3) Resepsi odor. Epithelium olfaktori yang terletak dibagian atas rongga hidung dibawah

lempeng kribriform,, mengadung sel-sel olfaktori yang mengalami spesialisasi untuk indera

penciuman.
3 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
2. Faring

Faring adalah tabung muscular berukuran 12,5cm yang merentang dari bagian dasar

tulang tengkorak sampai esophagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring dan

laringofaring.

1 . Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal

melalui dua naris internal (koana)..

a. Dua tuba Eustachius (auditorik) menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba

ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga.

b. amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak didekat naris

internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.

2. Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muscular, suatu perpanjangan

palatum keras tulang.

a. Uvula (anggur kecil) adalah proseus kerucut (conical) kecil yang menjulur kebawah dari

bagian tengah tepi bawah palatum lunak.

b. Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.

3. Langirofaring mengelilingi mulut esophagus dan laring yang merupakan gerbang untuk

system respiratorik selanjutnya.

4 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
3. Laring

Laring (kotak suara) dihubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek

berbentuk eperti kotak triangular dan ditopang oleh Sembilan kartilago; tiga berpapasan dan tiga

tidak berpapasan.

1. Kartilago tidak berpasangan

a. Kartilago tiroid (jakun) terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid. Biasanya

berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki akibat hormone yang disekresi saat

pubertas.

b. Kartilago krikoidadalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal, terletak

dibawah kartilago tiroid.

c. Epiglotis adalah katup kartilago elastic yang melekat pada tepian anterior kartilago

tiroid. Saat menelan, epiglottis secara otomatis manutupi mulut laring untuk mencegah

masuknya makanan dan cairan.

2. Kartilago berpapasan

a. kartilago aritenoid terletak di atas dan di kedua sisi kartilago krikoid. Kartilago ini

melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatan berpapasan dari epithelium skuamosa bertingkat.

b. Kartilago kornikulata melekat pada bagian ujung kartilago aritenoid.

c. Kartilago kuneiform berupa batang-batang kecil yang membantu menopang jaringan

lunak.

5 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
3. Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laring.

a. Pasangan bagian atas adalah lipatan ventricular yang tidak berfungsi saat produksi

suara.

b. Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat pada kartilago tiroid dan

pada kartilago aritenoid serta kartilago krikoid. Pembuka diantara kedua pita ini adalah Glotis.

(1) saat bernapas pita suara terabduksi (tertarik membuka) oleh otot laring, dan glottis

berbentuk triangular.

(2) saat menelan, pita suara teraduksi (tertarik menutup) dan glottis membentuk celah sempit.

(3) Dengan demikian, kontraksi otot rangka mengatur ukuran pembukaan glottis dan derajat

ketegangan pita suara yang diperlukan untuk pita suara.

4.trakea

Trakea adalah tuba dengan panjang 10-12cm dan diameter 2.5cm serta terletak diatas

permukaan esophagus. Tuba ini terbentang dari laring pada area vertebra serviks keenam sampai

area vertebra toraks dan kelima tempatnya membelah menjadi 2 bronkus utama.

1. trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16-20 cincin kartilago berbentuk C. Ujung

posterior mulut cincin dihubungkan oleh jaringan ikat dan otot sehingga memungkinkan

ekspansi esophagus.

2. Trakea dilapisi epithelium respiratorik (kolumnar bertingkat dan bersilia) yang

mengandung banyak sel goblet.

6 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
5. Percabangan bronkus

Percabangan bronkus

1. Bronkus primer ( utama kanan) berukuran lebih pendek, lebih tebal dan lebih lurus

dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokan trake bawah ke kanan. Objek

asing yang masuk kedalam trakea kemungkinan ditemptkan di bronkus kanan.

2. setiapa bronkus primer bercabang 9-12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tertier

dengan diameter semakin kecil. Saat tuba semakin menyempit, batang atau lempeng kartilago

mengganti cincin kartilago.

3. Bronki disebut ekstrapulmonal sampai memasuki paru-paru, setelah itu disebut

intrapulmonary.

4. Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya :

bronki, bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, diktus alveolar dan alveoli.

Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil.

6. paru-paru

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung

(gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika

dibentangkan luas permukaannya ± 90m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih

700juta buah.

7 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Paru-paru dibagi dua:

Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmodekstra superior, lobus media, dan

lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo sinistra lobus superior dan lobus

inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri

mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen

pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus

superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-

tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.

Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh

darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam

lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus

alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.

Letak paru-paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum

mediastinum. Pada bagian tengah terdapat bagian tampuk paru-paru yang disebut hilus. Pada

mediastinum depan terdapat jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura.

Pleura dibagi menjadi dua:

1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung

membungkus paru.

2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.

Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada

keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang

kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki

8 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada

gerakan bernafas.

VENTILASI PARU-PARU

Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang

karbon diaoksida. Untk mencapai tujuan ini, pernapasan dapat di bagi menjadi empat fungsi

utama

1. Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara atmosfir an alveoli paru

2. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah

3. Pengangkutan oksigen dan karbon dioksida dala m darah dan carian tubuh ke dan dari sel

jaringan tubuh

4. Pengaturan ventilasi dan hal2 lain dari pernapasan

MEKANISME VENTILASI PARU

Otot yang menimbulkan pengembangan dan pengempisan paru

Paru-paru dapt dikembangkan melalui dua cara

1. Dengan gerakan naik turunnya difragma utk memperbesar atau memperkecil rongga dada

2. Dengan depresi dan elevasi tulsng iga untk mempebesar atu memperkecil diameter antero

posterior rongga dada

Pernapasan normal dapat dicapai dengan hamper semprna melalui metode pertama, yaitu

mlalui gerakan diafragama. Metode kedua utk mengembangkan paru adlah dgn meg mengangkat

9 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
rangka iga.Otot-otot yang menarik rangka iga kebawah selama ekspirasi adalh Rektus

abdominis dan interkostalis internus

Pergeraka udara kedalam keluar paru dan tekanan yang menyebabkan pergerakan

tersebut

Paru-paru merupakan struktur elastic yang akan mengempis seperti balon dan akan

mengelurakan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untk mempertahan kan

pengembangannya. Juga tidak terdapat pelekatan antara paru-paru dan dinding rangka dada

kecuali pada bagian paru yang tergantung pada hilunya pada mediastinum. Bahkan paru-paru

sebetulnya “ mengapung” dalam rongga troaks, dikelilingi oleh lapisan tipis cairan pleura yang

menjadi pelumas bagi gerakan paru didalam rongga, selanjutnya cairan yang berlebihan akan

dihisap terus menerus kedalam saluran limpatik untuk menjaga agr terdapat sedikit isapan antara

permukaan visceral dari pleura paru dan permukaan pariental pleura dari rongga troaks. Oleh

karna itu kedua paru menetap pada dinding troaks seolah2 terlekat padanya, kecuali ketika dada

melakukun pengembangan dan berkontraksi, maka paru-paru dapat begeser secara bebas karena

terlumas secara baik.

Tekanan pleura dan perubahannya selama pernapasan

Tekanan pleura adalah tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru dan pleura

dinding dada. hubungan Antara tekanan pleura dan perubahan volume paru terjadi peningkatan

negatifitas tekanan pleura -5 menjadi -7,5 selama inspirasi.

10 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Tekanan alveolus

Tekanan alveolus adalah tekanan udara dibagian dalam alveoli paru. Ketika glottis

terbuka, dan tidak ada udara yang mengalir kedalam atau keluar paru, maka tekanan pada semua

bagian jalan napas, sampai alveoli, semuanya sama dengan tekanan atmosfir, yang dianggap

sebagai tekanan acuan 0 dalam napas –yaitu, tekanan 0 sentimeter air.

Selama ekspresi, terjadi tekanan yang berlawanan: tekanan alveolus meningkat sampai

sekitar +1 sentimeter air, dan tekanan ini mendorong 0,5 liter udara inspirasi keluar paru pada

saat ekskresi selama 2 smpai 3 detik.

Tekanan transpulmonal merupakan perbedaan antara tekanan alveoli dan tekanan pada

permukaan luar paru, dan ini adlah nilai daya elastic dalm patu yang cenderung mengempiskan

paru pada setiap pernapasan yany disebut daya lenting paru.

Komplians paru

Luasnya pengembangan paru untuk setiap unit peningkatan tekanan transpulmonal ( jika

terdapat cukup waktu untuk mencapai keseimbangan ), disebut komplians paru. Nilai komplians

total dari kedua paru pada orang dewasa normal rata2 sekitar milliliter udara per cm tekanan

transpulmonal air. Artinya setiap tekanan transpulmonal meningkat sebanyak 1 sentimeter air,

maka volume paru, setelah 10 hingga 20 detik, akan mengembang 200 mililiter.

11 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Efek Rangka Toraks Pada Kemampuan Pengembangan Baru

Rangka toraks memiliki karakreristik elastisitas dan kepadatannya sendiri, mirip dengan

yang terdapat pada paru; bahkan jika paru tidak terdapat dalm toraks, masih tetap diperlukan

pengaruh otot untuk mengembangkan rangka toraks

Mekanisme Pertukaran Gas O2 dan CO2

Bernafas yaitu emngabil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui paru-paru.

Kemudian arti yang lebih khusus adalah pertukaran gas yang terjadi didala sel dengan

“lingkungannya”. Pada pernapasan langsung, pengambilan udara pernapasan dilakukan secara

langsung oleh permukaan tubuh danj pada peranpasan tidak langsung adalah melalui saluran

pernapasan.

Manusia bernapas secara tidak langsung, artinya udar pernapasan tidak bertdifusi

langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungya difusi gas tersebut

terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru. Pernapasan atau pertukaran gas

pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan

dalam (internal).

a. Pernapasan Luar (Eksternal)

Pernapasan luar adalah pertukaran gas di dalam paru-paru. Sehingga berlangsung

difusi gas dari luar masuk kedalam aliran darah. Dengan kata lain, pernapasan luar adalah

pertukaran gas (O2 dan CO2) anatar udara dan darah.


12 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Pada Pernapasan luar, darah kana keluar masuk ke dalam kapiler paru-paru yang


mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat ( HCO3 ) dengan

persamaan reaksi seperti berikut ini.

H++HCO-3 H2CO3H + HCO-3

Ketika karbon dioksida yang tinggal sedikit keluar dari dalam darah, maka terjadi

reaksi seperti di bawah ini.

H2CO3 H2O + CO2

Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah dapat

mempercepat reaksi. Ketika reaksi berlangsung hemoglobin melepaskan ion-ion

hydrogen yang telah diangkut; H Hb menjadi Hb. Hb merupakan singkatan dari

haemoglobin, yaitu jenis protein dalam sel darah merah. Selanjutnya hemoglobin siap

untuk mengikat oksigen dan menjadi oksihemoglobin. Untuk memudahakn penulisan Hb

yang mengikat oksigen disingkat HbO2.

Hb + O2 HbO2

Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO 2

meninggalakan darah dan O2 masuk ke dalam secara difusi. Terjadinya difusi O 2 dan CO2

ini karena adanya perbedaan tekan parsial. Tekanan udara luar sebeasr 1 atm (760

mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru ± 760m mmHg. Tekanan parsial

pada kapiler darah arteri 100 mmHg, dan di vena 40mmHg. Hal ini emnyebabkan O 2

berdifusi dari udara ke dalam darah.


13 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vean ± 47 mmHg, teakan parsial CO2

dalam arteri 41 mmHg dan tekan parsial dalam alveolus ± 40mmHg. Oleh karena itu

CO2 berdifusi dari darah ke alveolus.

b. Pernapasan Dalam (Internal)

Pada pernapasan dalam (pertukaran gas didalam jaringan tubuh) darah masuk

kedalam jaringan tubuh, oksigen meninggalakan hemoglobin dan berdifusi masuk

kedalam cairan jaringan tubuh. Reaksinya sebagai berikut.

HbO2 Hb + O2

Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat

terjadi, karena tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di

dalam darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel secar terus menerus menggunakannya

dalam respirasi selular.

Perlu diketahui bahwa tekanan parsial O2 pada kapiler darah ± 100 mmHg dan

tekan parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon

dioksida adalah tinggi, karena karbon dioksida secara terus-menerus dihasilkan oleh sel-

sel tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah

± 41 mmHg. Peristiwa inilah yang menyebabkan O2 dapat dapat berdifusi ke dalam

jaringan dan CO2 berdifusi ke luar jaringan.

Dalam keadaan biasa tubuh kita menghasilkan 200 mL karbon dioksida per hari.

Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.

14 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011

1. Sekitar 60-70 % CO2 diangkaut ke dalam bentuk ion bikarbonat ( HCO3 ) oleh

plasma darah, setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi


ion hydrogen (H+) dan ion bikarbonat ( HCO3 ). Ion H+ bersifat racun, oleh


sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3 meninggalkan eritrosit


masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO3 dalam eritrosit diganti oelh ion

klorit.

Perasamaan reaksinya sebagai berikut

H2O + CO2 + H2CO3 H+ + HCO3-

2. Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karbosihemoglobin.

Secara sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut.

CO2 + Hb HbCO2

Karbosihemoglobin disebut pula karbominohemoglobin karena bagian dari

hemoglobin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino.

Reaksinya sebagai berikut.

CO2 + RNH2 RNHCOOH

3. Sekitar 6-10% CO2 diangkaut plasma darah dalam senyawa asam karbonat

(H2CO3).

15 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
TRANSPORTASI OKSIGEN

Ventilasi Paru

Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas ke dalam dan keluar paru-

paru.Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan pernapasan yang

utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diafragma. Diafragma dipersarafi oleh saraf frenik

yang keluar dari medulla spinalis pada vertebra servical keempat.

Perpindahan O2 di atmosfer ke alveoli,dari alveoli CO2 kembali ke atmosfer. Faktor

yang mempengaruhi proses oksigenasi dalam sel adalah :

a. Tekanan O2 atmosfer

b. Jalan nafas

c. daya kembang toraks dan paru)

d. Pusat nafas (Medula oblongata) yaitu kemampuan untuk meransang CO2 dalam darah

16 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Difusi gas

Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang lebih

tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.Difusi gas pernapasan terjadi di membran kapiler

alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan membran

Peningkatan ketebalan membrane merintangi proses kecepatan difusi karena hal tersebut

membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membrane tersebut. Klien yang

mengalami edema pulmonar, atau efusi pulmonar Membrane memiliki ketebalan membrane

alveolar kapiler yang meningkat akan mengakibatkan proses difusi yang lambat, pertukaran gas

pernapasan yang lambat dan menganggu proses pengiriman oksigen ke jaringan.

Daerah permukaan membran dapat mengalami perubahan sebagai akibat suatu penyakit

kronik, penyakit akut, atau proses pembedahan. Apabila alveoli yang berfungsi lebih sedikit

maka darah permukaan menjadi berkurang

O2 alveoli berpindah ke kapiler paru, CO2 kapiler paru berpindah ke alveoli.

17 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Faktor yang mempengaruhi difusi :

a. Luas permukaan paru

b. Tebal membrane respirasi

c. Jumlah eryth/kadar Hb

d. Perbedaan tekanan dan konsentrasi gas

e. Waktu difusi

f. Afinitas gas

Transportasi gas

Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen

ditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru- paru

ke darah dan karbon dioksida ditransfer dari darah ke alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk

sampah. Pada tingkat jarinagn, oksigen ditransfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida

18 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
ditransfer dari jaringan ke darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan.Transfer ini

bergantung pada proses difusi.

Transpor O 2 :

Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular. Proses

pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran

darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen.

Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalam

plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen

(Ahrens, 1990).

19 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%. Sebagian

besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen

dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi

hemoglobin. Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), sehingga

memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas.Sehingga

oksigen ini bias masuk ke dalam jaringan.

Transpor CO 2

Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi

menjadi asam karbonat(H 2 CO 3 ) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian

+ -
berpisah menjadi ion hydrogen(H )dan ion bikarbonat (HCO 3 ) berdifusi dalam plasma.

Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darah merah bereaksi dengan kelompok

asam amino membentuk senyawa karbamino. Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpa

adanya enzim. Hemoglobin yang berkurang (deoksihemoglobin) dapat bersenyawa dengan

karbon dioksida dengan lebih midah daripada oksi hemoglobin. Dengan demikian darah vena

mentrasportasi sebagian besar karbon doiksida.

Proses Sistem Pernapasan/Respirasi Pada Manusia

Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,

pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas

menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.

20 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.

2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.

Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua

cara pernapasan, yaitu :

1. Respirasi / Pernapasan Dada

- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut

- Tulang rusuk terangkat ke atas

- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara

masuk ke dalam badan.

2. Respirasi / Pernapasan Perut

- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi

- Diafragma datar

- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil

sehingga udara pasuk ke paru-paru.

Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh

bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa

21 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan

mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.

Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc

oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan

12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana

setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan

keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.

Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :

1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2

2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2

3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2

4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

MACAM – MACAM PERNAPASAN

1. Pernapasan Dada

Pernapasan dada berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :

Inspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat,

volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, sehingga tekanan udaranya menjadi

lebih kecil dari udara atmosfer, sehingga udara masuk.


22 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Ekspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk akan tertarik

ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan udara rongga dada meningkat, tekanan

udara dalam paru-paru lebih tinggi dari udara atmosfer, akibatnya udara keluar.

2. Pernapasan Perut

Pernapasan perut berlangsung dalam dua tahap, yaitu :

Inspirasi, terjadi bila otot diafragma berkontraksi, diafragma mendatar mengakibatkan

volume rongga dada membesar sehingga tekanan udaranya mengecil dan diikuti paru-paru yang

mengembang mengakibatkan tekanan udaranya lebih kecil dari tekanan udara atmosfer dan

udara masuk.

Ekspirasi, diawali dengan otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut berkontraksi

menyebabkan diafragma terangkat dan melengkung menekan rongga dada, sehingga volume

rongga dada mengecil dan tekanannya meningkat sehingga udara dalam paru-paru keluar.

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM RESPIRASI

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk

metabolisme sel  dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut

dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

Strukutr Sistem Respirasi


23 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Sistem respirasi terdiri dari:

 1. Saluran nafas bagian atas

    Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan

 2. Saluran nafas bagian bawah

   Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli

 3. Alveoli

terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2

4. Sirkulasi paru

    Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan

paru.

5. Paru, terdiri dari :

a.       Saluran nafas bagian bawah

b.      Alveoli

c.       Sirkulasi paru

6. Rongga Pleura

            Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang

disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura   veserali 

7. Rongga dan dinding dada

    Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi

Saluran Nafas Bagian Atas

a.       Rongga hidung

       Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami  tiga hal :
24 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
-         Dihangatkan

-         Disaring

-         Dan dilembabkan

Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied

ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring

sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous

yang berfungsi melembabkan udara yang masuk,  pembuluh darah yang berfungsi

menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan

diteruskan ke

b.      Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)

c.       Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah)

d.        Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

Saluran Nafas Bagian Bawah

25 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
a.       Laring

       Terdiri dari tiga struktur yang penting

-         Tulang rawan krikoid

-         Selaput/pita suara

-         Epilotis

-         Glotis

b.      Trakhea

       Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan       

seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan  oleh membran fibroelastic menempel pada

dinding depan usofagus.

c.       Bronkhi

       Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut          

carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea.

       Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus        

kiri terdiri dari : lobus superior dan inferior

Alveoli

Terdiri dari : membran alveolar dan ruang interstisial.

Membran alveolar :

-         Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli

-         Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang menghasilkan surfactant.

-         Anastomosing capillary, merupakan system vena dan arteri yang saling berhubungan

langsung, ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam rongga endotel
26 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
-         Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh : endotel kapiler, epitel alveoli,

saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum.

Aliran pertukaran gas

Proses pertukaran gas berlangsung sebagai berikut: alveoli epitel alveoli - membran dasar -

endotel kapiler - plasma - eitrosit.

Membran - sitoplasma eritrosit -  molekul hemoglobin

 FUNGSI RESPIRASI DAN NON RESPIRASI DARI PARU

1.       Respirasi : pertukaran gas O² dan CO²

2.       Keseimbangan asam basa

3.       Keseimbangan cairan

4.       Keseimbangan suhu  tubuh

5.       Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi

6.          Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan angiotensin

7.       Perlindungan terhadap infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri

Mekanisme Pernafasan

Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras

pernafasan yang tergantung pada:

1.      Tekanan intar-pleural

27 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan

normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan

tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg).

Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intar

pleural dan intar alveolar turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan

waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan

intra alveolar meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.

2.      Compliance

Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai

copliance.

Ada dua bentuk compliance:

-         Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas

( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm

H2O

-         Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: ±50

ml/cm H2O

Compliance dapat menurun karena:

-         Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru

-         Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak

-         Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen

Penurunan compliance akan mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas.

 
28 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
3.      Airway resistance (tahanan saluran nafas)

Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas

SIRKULASI PARU

a.       Pulmonary blood flow total  = 5 liter/menit

      Ventilasi alveolar = 4 liter/menit

      Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8

b.      Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.

   Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg. Sehingga pada

keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah dari arteri pulmonalis

ke vena pulmonalis

c.   Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari rongga kapiler

ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan menarik garam dan air dari

rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini dalam keadaan normal selalu

seimbang.Peningkatan tekanan kapiler  atau penurunan koloid akan menyebabkan peningkatan

akumulasi air dan garam   dalam   rongga interstitial.

     

TRANSPOR OKSIGEN

1.Hemoglobin

Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:

-         Kelarutan fisik dalam plasma

-         Ikatan kimiawi dengan hemoglobin


29 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH

darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan

hemoglobin dan O2 menurun.

2. Oksigen content

Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 )

-         Plasma

-         Hemoglobin

Pengangkutan Oksigen dan Karbon Dioksida di dalam darah dan

cairan tubuh

Bila oksigen telah berdifusi dari alveoli ke dalam darah paru oksigen diangkut ke kapiler

jaringan perifer hamper seluruhnya dalam bentuk gabungan dengan hemoglobin. Adanya

hemoglobin dalam sel darah merah memungkinkan darah untuk mengangkut 30 sampai 100 kali

jumlah oksigen yang dapat diangkut dalam bentuk oksigen terlarut dalam cairan darah (plasma).

Pengangkutan oksigen dari paru ke jaringan tubuh

Oksigen berdifusi dari alveoli ke dalam darah kapiler paru karena tekanan parsial oksigen

(PO2) dalam alveoli lebih besar dari pada PO2 dalam darah kapiler paru. Dalam jaringan tubuh

lainnya, PO2 yang lebih tinggi dalam darah kapiler daripada dalam jaringan menyebabkan

oksigen berdifusi ke dalam sel-sel di sekitanya. Sehingga pengankuta oksigen dan

karbondioksida oleh darah bergantung pada difusi keduanya dan aliran darah.

Difusi oksigen dari Alveoli ke Darah Kapiler Paru

30 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
PO2 dari gas oksigen dalam alveolus rata-rata 104 mm Hg, sedangkan PO 2 darah vena

yang masuk kapiler paru pada ujung arterinya, rata-rata hanya 40 mm Hg karena sejumlah besar

oksigen dikeluarkan dari darah ini setelah melalui jaringan perifer.

 Pengambilan oksigen oleh darah paru selama kerja

Selama kerja berat, tubuh manusia membutuhkan 20 kali jumlah oksigen normal. Juga,

karena peningkatan curah jantung selama kerja, waktu menetapnya darah dalam kapiler paru

dapat berkurang hingga menjadi kuraang dari setengah normal. Selama kerja fisik, walaupun

darah hanya sebentar saja berada dalam kapiler, tetapi darah masih dapat teroksigenesiasi penuh

atau hamper penuh.

Transport Oksigen dalam Darah Arteri

Kira-kira 98% darah dari paru yang memasuki atrium kiri, mengalir mmelalui kapiler

alveolus dan menjadi teroksigenasi sampai PO2 kira-kira 104 mm Hg. Sekitar 2% melewati aorta

melalui sirkulasi bronchial yang teritama menyuplai jaringan dalam pada paru dan tidak terpapar

dengan udara paru. Aliran darah ini disebut “aliran pintas”, yang berarti darah melintas daerah

pertukaran gas.

Contoh : Difusi oksigen dari kapiler jaringan ke sel (PO 2 pada cairan interstisial = 40 mm

Hg, dan sel jaringan = 23 mm Hg.)

Difusi oksigen dari kapiler perifer ke dalam cairan interstisial

Cairan Interstisial yang mengelilingi sel jaringan rata-rata hanya 40 mm Hg.

31 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
 Efek kecepatan aliran darah terhadap PO2 cairan interstisial

 Efek kecepatan metabolisme jaringan terhadap PO2 cairan interstisial

Difusi oksigen dari kapiler perifer ke sel jaringan

Oksigen selalu dipakai oleh sel. Oleh karena itu, PO 2 intrasel dalam jaringan perifer tetap

lebih rendah daripada PO2 dalam kapiler perifer. Pada keadaan normal hanya dibutuhkan tekanan

oksigen sebesar 1-3 mm Hg untuk mendukung sepenuhnya proses kimiawi dalam sel yang

menggunakan oksigen, maka kita dapat melihat bahwa PO2 intrasel yang rendah, yaitu 23 mm

Hg, lebih dari cukup dan merupakan suatu factor pengaman yang besar.

Difusi karbondioksida dari sel jaringan perifer ke dalam kapiler jaringan dan dari

kapiler paru ke dalam alveoli

tekanan-tekanan CO2 ini kurang lebih sebagai berikut :

1. PCO2 intrasel, kira-kira 46 mm Hg; Pco2 interstiisial, kira-kira 45 mm Hg. Dengan

demikian, hanya ada perbedaan tekanan 1mm Hg.

2. PCO2 darah arteri yang masuk ke jaringan,, 40 mm Hg; PCO 2 darah vena yang

meninggalkan jaringan, 45 mm Hg.

Peran Hemoglobin dalam Pengangkutan Oksigen

Pada keadaan normal, sekitar 97% oksigen yang diangkut dari paru ke jaringan, dibawa

dalam campuran kimiawi dengan hemoglobin di dalam sel darah merah. Sisanya 3 % diangkut

dalam bentuk terlarut dalam cairan plasma dan sel darah. Dengan demikian, pada keadaan

normal, oksigen dibawa ke jaringan hampir seluruhnya oleh hemoglobin.

32 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Gabungan Reversibel antara Oksigen dengan Hemoglobin

 Kurva disosiasi oksigen-hemoglobin

 Jumlah maksimum oksigen yang dapat bergabung dengan hemoglobin darah

 Jumlah oksigen yang dilepaskan dari hemoglobin ketika aliran darah arteri sistemik

mengalir melalui jaringan.

 Pengangkutan oksigen selama kerja berat

 Koefisien penggunaan.

Efek Hemoglobin untuk “dapar” PO2 jaringan

Meskipun hemoglobin diperlukan untuk pengangkutan oksigen ke jaringan, hemoglobin

mempunyai fungsi utama lainnya untuk kehidupan. Fungsi ini adalah fungsi hemoglobin sebagai

system “dapar oksigen jaringan”. Dengan ini, hemoglobin darah bertanggung jawab terutama

untuk stabilitasi tekanan oksigen dalam jaringan. Fungsi ini dapat dijelaskan.

 Peran Hemoglobin dalam Mempertahankan PO2 yang hampir konstan dalam

jaringan.

 Bila konsentrasi oksigen atmosfer berubah secara nyata efek dapar hemoglobin

masih dapat mempertahankan PO2 jaringan yang hampir konstan.

Factor-faktor yang menggeser kurva Disosiasi Oksigen Hemoglobin—mamfaatnya

untuk pengangkutan oksigen

Selain perubahan pH, dikenal pula beberapa factor lain yang menyebabkan penggeseran

kurva. Tiga factor di antaranya, yang ketiganya menggeser kurva ke kanan ialah: (1).peningkatan

33 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
konsentrasi karbondioksida, (2). Peninggian suhu darah dan (3). Peningkatan 2,3 difosfogliserat

(DPG), suatu senyawa fosfat yang secara metabolic penting, terdapat dalam darah dengan

konsentrasi yang berubah-ubah

Peningkatan Pengirimkan oksigen ke jaringkan bila karbondioksida ion hydrogen

menggeser kurva diasosiasi oksigen hemoglobin—Efek Bohr. Terjadi efek yang berlawanan

di dalam paru, yang menyebabkan karbondioksida berdifusi dari darah dalam alveoli. Efek ini

menurunkan PCO2 dan menurunkan konsentrasi ion hydrogen, menggeser kurva disosiasi

oksigen-hemoglobin ke kiri dan ke arah atas. Oleh karena itu, jumlah oksigen yang berikatan

dengan hemoglobin pada PO2 alveolus tertentu, menjadi sangat meningkat sehingga

menyebabkan pengiriman oksigen ke jaringan dalam jumlah yang lebih besar.

Efek DPG untuk menggeser kurva diasosiasi oksigen—Hemoglobin. DPG normal dalam

darah mempertahankan kurva disosiasi oksigen-hemoglobin sedikit bergeser ke kanan setiap

saat. Tetapi, pada pada keadaan hipoksia yang berlangsung lebih dari beberapa jam, jumlah DPG

dalam darah sangat meningkat sehingga menggeser kurva disosiasi oksigen-hemoglobin lebih ke

kanan.

Penggeseran kurva disosiasi selama kerja fisik

Suhu otot seringkali meningkatkan, sebesar 2 0 sampai 30C, yang dapat meningkatkan

pengiriman oksigen ke serabut-serabut otot lebih banyak lain. Semua faktor ini bekerja sama

menggeserkan kurva disosiasi oksigen-hemoglobin dari darah kapiler otot tersebut cukup jauh ke

kanan. Penggeseran kurva ke arah memaksa oksigen dilepaskan dari hemoglobin darah ke otot

pada PO2 sebesar 40 mm Hg, walaupun bila 70 persen oksigen telah dikeluarkan dari

34 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
hemoglobin. Kemudian, dalam paru, terjadi penggeseran kearah yang berlawanan, yang

memungkinkan pengambilan sejumlah oksigen tambahan dari alveoli.

Penggunakan Metabolik oksigen oleh sel

Efek PO2 intrasel terhadap kecepatan pemakaian OKsigen. Dalam sel hanya dibutuhkan

sedikit tekanan oksigen untuk terjadinya reaksi kimia intrasel yang normal. Pada keadaan kerja

yang normal, kecepatan pemakaian oksigen oleh sel diatur oleh kecepatan pengeluaran energy

dalam sel tersebut- yaitu oleh kecepatan pembentukkan ADP dari ATP.

Efek jarak difusi dari kapiler ke sel terhadap pemakaian oksigen. Jarak dari sel jaringan

ke kapiler jarang lebih dari 50 mikrometer, dan oksigen dalam keadaan normal dapat berdifusi

dapat berdifusi dengan mudah dari kapiler ke sel untuk memenuhi sejumlah oksigen yang

diperlukan untuk metabolisme.

Efek aliran darah terhadap pemakaian metabolic oksigen.

Jumlah total oksigen tertentu yang tersedia setiap menit untuk keperluan jaringan tertentu

ditentukan oleh (1) jumlah oksigen yang dapat ditranspor ke jaringan dalam setiap 100

millimeter darah dan (2). Kecepatan aliran darah. Pada keadaan ini, kecepatan pemakaian

oksigen oleh jaringan dibatasi oleh aliran darah.

Transport oksigen dalam bentuk terlarut

Pada keadaan PO2 arteri normal, yaitu 95 mm Hg, sekitar 0,29 milliliter cairan darah, dan

bila PO2 darah menjadi turun 40 mm Hg dalam kapiler jaringan, hanya 0,12 ml oksigen yang

35 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
tetap terlarut. Oksigen secara normal diangkut dalam keadaan terlaryt dalam jaringan oleh setiap

100 ml darah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arthur C. guyton, MD, dan John E. Hall, PhD. 2007. Fisiologi kedokteran. Jakarta :

EGC

2. www.e-smartschool.com

3. Sloane, etel. 1994.anatomy and fhysiology: an easy learner. Jones and Bartlett

publishers, inc.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: EGC. 2002

5. Human anatomy online ( www.innerbody.com )

36 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011

You might also like