Professional Documents
Culture Documents
Organ-Organ Pernafasan
1. Hidung eksternal
Berbentuk pyramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini disusun oleh rangka
a. septum nasal
membagi idung menjadi sisi kiri dan sisi kanan rongga nasal. Bagian interior septum
adalah kartilago
(2) ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril.
c. Tulang hidung
(1) Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.
(2) Vomer dan vendikular tulang etmoid membentuk bagian posterial septum nasal.
1 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
(3) Lantai rongga nasal adalah palatrum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan
palatinum.
(4) Langit-langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang
etmolid, pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal, dan pada sisi posterior dan tulang
sfenoid.
(5) Konka (turbinatum) nasalis superior, tengah dan inferior menonjol pada sisi medial
dinding lateral rongga nasal. Setiap konka dilapisi membrane mukosa (epitel kolumnar
bertingkat dan bersilia) yang berisi kelenjar pembuat mucus dan banyak mengandung pembuluh
darah.
(6) Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak
dibawah konka.
d. Empat pasang sinus paranasial (frontal, etmoid, maksilar dan sphenoid) adalah kantong
tertutup pada bagian frontal etmoid, maksilar dan sphenoid. Sinus ini dilapisi membrane mukosa.
(1) Sinus berfungsi untuk meringankan tulang cranial, memberikan tambahan pada saluran
nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mucus dan
(2) Sinus paranasal mengalirkan cairannya ke meatus rongga nasal melalui duktus kecil yang
berada di area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai sinus. Pada posisi tegak aliran mucus
kedalam rongga nasal mungkin terhambat, terutama pada kasus infeksi sinus.
(3) Diktus naksolakrimal dari kelenjar air mata membuka ke arah meatus inferior.
2 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
2. Membran mukosa nasal
a. struktur
kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung folikel rambut ,
keringat dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang terletak di dalam nostril. Kulit
dibagian ini mengandung rambut (vibrissae) yang berfungsi untuk menyaring partikel dari udara
terhisap.
Dibagian rongga nasal yang terlebih dalam, epithelium respiratorik membentuk mukosa
yang melapisi ruang nasal selebihnya. Lapisan ini terdiri dari epithelium bersilia dengan sel
goblet yang terletak pada lapisan jaringan ikat tervaskularisasi dan terus memanjang untuk
b. Fungsi
(1) Penyaringan partikel kecil.Silia pada epithelium respiratorik melambai kedepan dan
belakang dalam suatu lapisan mucus. Gerakan dan mucus membentuk suatu perangkap untuk
partikelbyang kemudian akan disapu ke atas untuk ditelan, dibatukan atau dibersihkan keluar.
(2) Penghangatan dan pelembapan undara yang masuk. Udara yang kering akan dilembapkan
melalui evaporasi sekresi serosa dan mucus serta dihangatkan oleh radiasi panas dari pembuluh
(3) Resepsi odor. Epithelium olfaktori yang terletak dibagian atas rongga hidung dibawah
lempeng kribriform,, mengadung sel-sel olfaktori yang mengalami spesialisasi untuk indera
penciuman.
3 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
2. Faring
Faring adalah tabung muscular berukuran 12,5cm yang merentang dari bagian dasar
tulang tengkorak sampai esophagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring dan
laringofaring.
1 . Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal
a. Dua tuba Eustachius (auditorik) menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba
ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga.
b. amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak didekat naris
2. Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muscular, suatu perpanjangan
a. Uvula (anggur kecil) adalah proseus kerucut (conical) kecil yang menjulur kebawah dari
3. Langirofaring mengelilingi mulut esophagus dan laring yang merupakan gerbang untuk
4 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
3. Laring
Laring (kotak suara) dihubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek
berbentuk eperti kotak triangular dan ditopang oleh Sembilan kartilago; tiga berpapasan dan tiga
tidak berpapasan.
berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki akibat hormone yang disekresi saat
pubertas.
b. Kartilago krikoidadalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal, terletak
c. Epiglotis adalah katup kartilago elastic yang melekat pada tepian anterior kartilago
tiroid. Saat menelan, epiglottis secara otomatis manutupi mulut laring untuk mencegah
2. Kartilago berpapasan
a. kartilago aritenoid terletak di atas dan di kedua sisi kartilago krikoid. Kartilago ini
melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatan berpapasan dari epithelium skuamosa bertingkat.
lunak.
5 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
3. Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laring.
a. Pasangan bagian atas adalah lipatan ventricular yang tidak berfungsi saat produksi
suara.
b. Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat pada kartilago tiroid dan
pada kartilago aritenoid serta kartilago krikoid. Pembuka diantara kedua pita ini adalah Glotis.
(1) saat bernapas pita suara terabduksi (tertarik membuka) oleh otot laring, dan glottis
berbentuk triangular.
(2) saat menelan, pita suara teraduksi (tertarik menutup) dan glottis membentuk celah sempit.
(3) Dengan demikian, kontraksi otot rangka mengatur ukuran pembukaan glottis dan derajat
4.trakea
Trakea adalah tuba dengan panjang 10-12cm dan diameter 2.5cm serta terletak diatas
permukaan esophagus. Tuba ini terbentang dari laring pada area vertebra serviks keenam sampai
area vertebra toraks dan kelima tempatnya membelah menjadi 2 bronkus utama.
1. trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16-20 cincin kartilago berbentuk C. Ujung
posterior mulut cincin dihubungkan oleh jaringan ikat dan otot sehingga memungkinkan
ekspansi esophagus.
6 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
5. Percabangan bronkus
Percabangan bronkus
1. Bronkus primer ( utama kanan) berukuran lebih pendek, lebih tebal dan lebih lurus
dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokan trake bawah ke kanan. Objek
2. setiapa bronkus primer bercabang 9-12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tertier
dengan diameter semakin kecil. Saat tuba semakin menyempit, batang atau lempeng kartilago
intrapulmonary.
4. Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya :
bronki, bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, diktus alveolar dan alveoli.
Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil.
6. paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
(gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika
dibentangkan luas permukaannya ± 90m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih
700juta buah.
7 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Paru-paru dibagi dua:
Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmodekstra superior, lobus media, dan
lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo sinistra lobus superior dan lobus
inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri
mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen
pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus
superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-
tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh
darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam
lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus
alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.
mediastinum. Pada bagian tengah terdapat bagian tampuk paru-paru yang disebut hilus. Pada
mediastinum depan terdapat jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura.
1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada
keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang
kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki
8 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada
gerakan bernafas.
VENTILASI PARU-PARU
Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang
karbon diaoksida. Untk mencapai tujuan ini, pernapasan dapat di bagi menjadi empat fungsi
utama
1. Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara atmosfir an alveoli paru
3. Pengangkutan oksigen dan karbon dioksida dala m darah dan carian tubuh ke dan dari sel
jaringan tubuh
1. Dengan gerakan naik turunnya difragma utk memperbesar atau memperkecil rongga dada
2. Dengan depresi dan elevasi tulsng iga untk mempebesar atu memperkecil diameter antero
Pernapasan normal dapat dicapai dengan hamper semprna melalui metode pertama, yaitu
mlalui gerakan diafragama. Metode kedua utk mengembangkan paru adlah dgn meg mengangkat
9 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
rangka iga.Otot-otot yang menarik rangka iga kebawah selama ekspirasi adalh Rektus
Pergeraka udara kedalam keluar paru dan tekanan yang menyebabkan pergerakan
tersebut
Paru-paru merupakan struktur elastic yang akan mengempis seperti balon dan akan
mengelurakan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untk mempertahan kan
pengembangannya. Juga tidak terdapat pelekatan antara paru-paru dan dinding rangka dada
kecuali pada bagian paru yang tergantung pada hilunya pada mediastinum. Bahkan paru-paru
sebetulnya “ mengapung” dalam rongga troaks, dikelilingi oleh lapisan tipis cairan pleura yang
menjadi pelumas bagi gerakan paru didalam rongga, selanjutnya cairan yang berlebihan akan
dihisap terus menerus kedalam saluran limpatik untuk menjaga agr terdapat sedikit isapan antara
permukaan visceral dari pleura paru dan permukaan pariental pleura dari rongga troaks. Oleh
karna itu kedua paru menetap pada dinding troaks seolah2 terlekat padanya, kecuali ketika dada
melakukun pengembangan dan berkontraksi, maka paru-paru dapat begeser secara bebas karena
Tekanan pleura adalah tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru dan pleura
dinding dada. hubungan Antara tekanan pleura dan perubahan volume paru terjadi peningkatan
10 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Tekanan alveolus
Tekanan alveolus adalah tekanan udara dibagian dalam alveoli paru. Ketika glottis
terbuka, dan tidak ada udara yang mengalir kedalam atau keluar paru, maka tekanan pada semua
bagian jalan napas, sampai alveoli, semuanya sama dengan tekanan atmosfir, yang dianggap
Selama ekspresi, terjadi tekanan yang berlawanan: tekanan alveolus meningkat sampai
sekitar +1 sentimeter air, dan tekanan ini mendorong 0,5 liter udara inspirasi keluar paru pada
Tekanan transpulmonal merupakan perbedaan antara tekanan alveoli dan tekanan pada
permukaan luar paru, dan ini adlah nilai daya elastic dalm patu yang cenderung mengempiskan
Komplians paru
Luasnya pengembangan paru untuk setiap unit peningkatan tekanan transpulmonal ( jika
terdapat cukup waktu untuk mencapai keseimbangan ), disebut komplians paru. Nilai komplians
total dari kedua paru pada orang dewasa normal rata2 sekitar milliliter udara per cm tekanan
transpulmonal air. Artinya setiap tekanan transpulmonal meningkat sebanyak 1 sentimeter air,
maka volume paru, setelah 10 hingga 20 detik, akan mengembang 200 mililiter.
11 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Efek Rangka Toraks Pada Kemampuan Pengembangan Baru
Rangka toraks memiliki karakreristik elastisitas dan kepadatannya sendiri, mirip dengan
yang terdapat pada paru; bahkan jika paru tidak terdapat dalm toraks, masih tetap diperlukan
Kemudian arti yang lebih khusus adalah pertukaran gas yang terjadi didala sel dengan
langsung oleh permukaan tubuh danj pada peranpasan tidak langsung adalah melalui saluran
pernapasan.
Manusia bernapas secara tidak langsung, artinya udar pernapasan tidak bertdifusi
langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungya difusi gas tersebut
terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru. Pernapasan atau pertukaran gas
pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan
dalam (internal).
difusi gas dari luar masuk kedalam aliran darah. Dengan kata lain, pernapasan luar adalah
−
mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat ( HCO3 ) dengan
Ketika karbon dioksida yang tinggal sedikit keluar dari dalam darah, maka terjadi
Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah dapat
haemoglobin, yaitu jenis protein dalam sel darah merah. Selanjutnya hemoglobin siap
Hb + O2 HbO2
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO 2
meninggalakan darah dan O2 masuk ke dalam secara difusi. Terjadinya difusi O 2 dan CO2
ini karena adanya perbedaan tekan parsial. Tekanan udara luar sebeasr 1 atm (760
pada kapiler darah arteri 100 mmHg, dan di vena 40mmHg. Hal ini emnyebabkan O 2
dalam arteri 41 mmHg dan tekan parsial dalam alveolus ± 40mmHg. Oleh karena itu
Pada pernapasan dalam (pertukaran gas didalam jaringan tubuh) darah masuk
HbO2 Hb + O2
Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat
terjadi, karena tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di
dalam darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel secar terus menerus menggunakannya
Perlu diketahui bahwa tekanan parsial O2 pada kapiler darah ± 100 mmHg dan
tekan parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon
dioksida adalah tinggi, karena karbon dioksida secara terus-menerus dihasilkan oleh sel-
sel tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah
Dalam keadaan biasa tubuh kita menghasilkan 200 mL karbon dioksida per hari.
Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
14 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
−
1. Sekitar 60-70 % CO2 diangkaut ke dalam bentuk ion bikarbonat ( HCO3 ) oleh
plasma darah, setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi
−
ion hydrogen (H+) dan ion bikarbonat ( HCO3 ). Ion H+ bersifat racun, oleh
−
sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3 meninggalkan eritrosit
−
masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO3 dalam eritrosit diganti oelh ion
klorit.
CO2 + Hb HbCO2
3. Sekitar 6-10% CO2 diangkaut plasma darah dalam senyawa asam karbonat
(H2CO3).
15 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
TRANSPORTASI OKSIGEN
Ventilasi Paru
Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas ke dalam dan keluar paru-
paru.Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan pernapasan yang
utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diafragma. Diafragma dipersarafi oleh saraf frenik
a. Tekanan O2 atmosfer
b. Jalan nafas
d. Pusat nafas (Medula oblongata) yaitu kemampuan untuk meransang CO2 dalam darah
16 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Difusi gas
Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang lebih
tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.Difusi gas pernapasan terjadi di membran kapiler
Peningkatan ketebalan membrane merintangi proses kecepatan difusi karena hal tersebut
membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membrane tersebut. Klien yang
mengalami edema pulmonar, atau efusi pulmonar Membrane memiliki ketebalan membrane
alveolar kapiler yang meningkat akan mengakibatkan proses difusi yang lambat, pertukaran gas
Daerah permukaan membran dapat mengalami perubahan sebagai akibat suatu penyakit
kronik, penyakit akut, atau proses pembedahan. Apabila alveoli yang berfungsi lebih sedikit
17 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Faktor yang mempengaruhi difusi :
c. Jumlah eryth/kadar Hb
e. Waktu difusi
f. Afinitas gas
Transportasi gas
Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen
ditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru- paru
ke darah dan karbon dioksida ditransfer dari darah ke alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk
sampah. Pada tingkat jarinagn, oksigen ditransfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida
18 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
ditransfer dari jaringan ke darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan.Transfer ini
Transpor O 2 :
Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular. Proses
pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran
darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen.
Kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalam
plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen
(Ahrens, 1990).
19 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%. Sebagian
besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen
dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi
Transpor CO 2
Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi
menjadi asam karbonat(H 2 CO 3 ) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian
+ -
berpisah menjadi ion hydrogen(H )dan ion bikarbonat (HCO 3 ) berdifusi dalam plasma.
Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darah merah bereaksi dengan kelompok
asam amino membentuk senyawa karbamino. Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpa
karbon dioksida dengan lebih midah daripada oksi hemoglobin. Dengan demikian darah vena
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas
20 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh
bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa
21 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan
mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc
oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan
12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana
setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan
1. Pernapasan Dada
Inspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat,
volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, sehingga tekanan udaranya menjadi
ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan udara rongga dada meningkat, tekanan
udara dalam paru-paru lebih tinggi dari udara atmosfer, akibatnya udara keluar.
2. Pernapasan Perut
volume rongga dada membesar sehingga tekanan udaranya mengecil dan diikuti paru-paru yang
mengembang mengakibatkan tekanan udaranya lebih kecil dari tekanan udara atmosfer dan
udara masuk.
Ekspirasi, diawali dengan otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut berkontraksi
menyebabkan diafragma terangkat dan melengkung menekan rongga dada, sehingga volume
rongga dada mengecil dan tekanannya meningkat sehingga udara dalam paru-paru keluar.
Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan
Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli
3. Alveoli
4. Sirkulasi paru
Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan
paru.
b. Alveoli
6. Rongga Pleura
Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang
disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veserali
Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi
Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal :
24 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
- Dihangatkan
- Disaring
Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied
ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring
sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous
yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi
menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan
diteruskan ke
c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah)
25 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
a. Laring
- Epilotis
- Glotis
b. Trakhea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan
seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel pada
c. Bronkhi
Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut
carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea.
Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus
Alveoli
Membran alveolar :
- Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli
- Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang menghasilkan surfactant.
- Anastomosing capillary, merupakan system vena dan arteri yang saling berhubungan
langsung, ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam rongga endotel
26 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
- Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh : endotel kapiler, epitel alveoli,
Proses pertukaran gas berlangsung sebagai berikut: alveoli epitel alveoli - membran dasar -
5. Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi
6. Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan angiotensin
Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras
27 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan
normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan
tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg).
Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intar
pleural dan intar alveolar turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan
waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan
2. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai
copliance.
- Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas
( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm
H2O
- Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: ±50
ml/cm H2O
28 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
3. Airway resistance (tahanan saluran nafas)
SIRKULASI PARU
Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8
Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg. Sehingga pada
keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah dari arteri pulmonalis
ke vena pulmonalis
c. Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari rongga kapiler
ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan menarik garam dan air dari
rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini dalam keadaan normal selalu
TRANSPOR OKSIGEN
1.Hemoglobin
darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan
2. Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 )
- Plasma
- Hemoglobin
cairan tubuh
Bila oksigen telah berdifusi dari alveoli ke dalam darah paru oksigen diangkut ke kapiler
jaringan perifer hamper seluruhnya dalam bentuk gabungan dengan hemoglobin. Adanya
hemoglobin dalam sel darah merah memungkinkan darah untuk mengangkut 30 sampai 100 kali
jumlah oksigen yang dapat diangkut dalam bentuk oksigen terlarut dalam cairan darah (plasma).
Oksigen berdifusi dari alveoli ke dalam darah kapiler paru karena tekanan parsial oksigen
(PO2) dalam alveoli lebih besar dari pada PO2 dalam darah kapiler paru. Dalam jaringan tubuh
lainnya, PO2 yang lebih tinggi dalam darah kapiler daripada dalam jaringan menyebabkan
karbondioksida oleh darah bergantung pada difusi keduanya dan aliran darah.
30 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
PO2 dari gas oksigen dalam alveolus rata-rata 104 mm Hg, sedangkan PO 2 darah vena
yang masuk kapiler paru pada ujung arterinya, rata-rata hanya 40 mm Hg karena sejumlah besar
Selama kerja berat, tubuh manusia membutuhkan 20 kali jumlah oksigen normal. Juga,
karena peningkatan curah jantung selama kerja, waktu menetapnya darah dalam kapiler paru
dapat berkurang hingga menjadi kuraang dari setengah normal. Selama kerja fisik, walaupun
darah hanya sebentar saja berada dalam kapiler, tetapi darah masih dapat teroksigenesiasi penuh
Kira-kira 98% darah dari paru yang memasuki atrium kiri, mengalir mmelalui kapiler
alveolus dan menjadi teroksigenasi sampai PO2 kira-kira 104 mm Hg. Sekitar 2% melewati aorta
melalui sirkulasi bronchial yang teritama menyuplai jaringan dalam pada paru dan tidak terpapar
dengan udara paru. Aliran darah ini disebut “aliran pintas”, yang berarti darah melintas daerah
pertukaran gas.
Contoh : Difusi oksigen dari kapiler jaringan ke sel (PO 2 pada cairan interstisial = 40 mm
31 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Efek kecepatan aliran darah terhadap PO2 cairan interstisial
Oksigen selalu dipakai oleh sel. Oleh karena itu, PO 2 intrasel dalam jaringan perifer tetap
lebih rendah daripada PO2 dalam kapiler perifer. Pada keadaan normal hanya dibutuhkan tekanan
oksigen sebesar 1-3 mm Hg untuk mendukung sepenuhnya proses kimiawi dalam sel yang
menggunakan oksigen, maka kita dapat melihat bahwa PO2 intrasel yang rendah, yaitu 23 mm
Hg, lebih dari cukup dan merupakan suatu factor pengaman yang besar.
Difusi karbondioksida dari sel jaringan perifer ke dalam kapiler jaringan dan dari
2. PCO2 darah arteri yang masuk ke jaringan,, 40 mm Hg; PCO 2 darah vena yang
Pada keadaan normal, sekitar 97% oksigen yang diangkut dari paru ke jaringan, dibawa
dalam campuran kimiawi dengan hemoglobin di dalam sel darah merah. Sisanya 3 % diangkut
dalam bentuk terlarut dalam cairan plasma dan sel darah. Dengan demikian, pada keadaan
32 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
Gabungan Reversibel antara Oksigen dengan Hemoglobin
Jumlah oksigen yang dilepaskan dari hemoglobin ketika aliran darah arteri sistemik
Koefisien penggunaan.
mempunyai fungsi utama lainnya untuk kehidupan. Fungsi ini adalah fungsi hemoglobin sebagai
system “dapar oksigen jaringan”. Dengan ini, hemoglobin darah bertanggung jawab terutama
untuk stabilitasi tekanan oksigen dalam jaringan. Fungsi ini dapat dijelaskan.
jaringan.
Bila konsentrasi oksigen atmosfer berubah secara nyata efek dapar hemoglobin
Selain perubahan pH, dikenal pula beberapa factor lain yang menyebabkan penggeseran
kurva. Tiga factor di antaranya, yang ketiganya menggeser kurva ke kanan ialah: (1).peningkatan
33 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
konsentrasi karbondioksida, (2). Peninggian suhu darah dan (3). Peningkatan 2,3 difosfogliserat
(DPG), suatu senyawa fosfat yang secara metabolic penting, terdapat dalam darah dengan
menggeser kurva diasosiasi oksigen hemoglobin—Efek Bohr. Terjadi efek yang berlawanan
di dalam paru, yang menyebabkan karbondioksida berdifusi dari darah dalam alveoli. Efek ini
menurunkan PCO2 dan menurunkan konsentrasi ion hydrogen, menggeser kurva disosiasi
oksigen-hemoglobin ke kiri dan ke arah atas. Oleh karena itu, jumlah oksigen yang berikatan
dengan hemoglobin pada PO2 alveolus tertentu, menjadi sangat meningkat sehingga
Efek DPG untuk menggeser kurva diasosiasi oksigen—Hemoglobin. DPG normal dalam
saat. Tetapi, pada pada keadaan hipoksia yang berlangsung lebih dari beberapa jam, jumlah DPG
dalam darah sangat meningkat sehingga menggeser kurva disosiasi oksigen-hemoglobin lebih ke
kanan.
Suhu otot seringkali meningkatkan, sebesar 2 0 sampai 30C, yang dapat meningkatkan
pengiriman oksigen ke serabut-serabut otot lebih banyak lain. Semua faktor ini bekerja sama
menggeserkan kurva disosiasi oksigen-hemoglobin dari darah kapiler otot tersebut cukup jauh ke
kanan. Penggeseran kurva ke arah memaksa oksigen dilepaskan dari hemoglobin darah ke otot
pada PO2 sebesar 40 mm Hg, walaupun bila 70 persen oksigen telah dikeluarkan dari
34 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
hemoglobin. Kemudian, dalam paru, terjadi penggeseran kearah yang berlawanan, yang
Efek PO2 intrasel terhadap kecepatan pemakaian OKsigen. Dalam sel hanya dibutuhkan
sedikit tekanan oksigen untuk terjadinya reaksi kimia intrasel yang normal. Pada keadaan kerja
yang normal, kecepatan pemakaian oksigen oleh sel diatur oleh kecepatan pengeluaran energy
dalam sel tersebut- yaitu oleh kecepatan pembentukkan ADP dari ATP.
Efek jarak difusi dari kapiler ke sel terhadap pemakaian oksigen. Jarak dari sel jaringan
ke kapiler jarang lebih dari 50 mikrometer, dan oksigen dalam keadaan normal dapat berdifusi
dapat berdifusi dengan mudah dari kapiler ke sel untuk memenuhi sejumlah oksigen yang
Jumlah total oksigen tertentu yang tersedia setiap menit untuk keperluan jaringan tertentu
ditentukan oleh (1) jumlah oksigen yang dapat ditranspor ke jaringan dalam setiap 100
millimeter darah dan (2). Kecepatan aliran darah. Pada keadaan ini, kecepatan pemakaian
Pada keadaan PO2 arteri normal, yaitu 95 mm Hg, sekitar 0,29 milliliter cairan darah, dan
bila PO2 darah menjadi turun 40 mm Hg dalam kapiler jaringan, hanya 0,12 ml oksigen yang
35 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011
tetap terlarut. Oksigen secara normal diangkut dalam keadaan terlaryt dalam jaringan oleh setiap
100 ml darah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arthur C. guyton, MD, dan John E. Hall, PhD. 2007. Fisiologi kedokteran. Jakarta :
EGC
2. www.e-smartschool.com
3. Sloane, etel. 1994.anatomy and fhysiology: an easy learner. Jones and Bartlett
publishers, inc.
36 | a n a t o m i fi s i o l o g i s i s t e m p e r n a f a s a n
Kelompok 1
2010-2011