You are on page 1of 44

c  

 
c      

Posted by ARJUNA BAHAGIA 05:14, under PENDIDIKAN | 1 comment


Istilah Transfer belajar berasal dari bahasa Inggris ³Transfer of learning´ yang berarti
pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari matapelajaran yang satu ke matapelajaran yang
lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau
pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat
dipindahkan tsb. dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran intelektual,
keterampilan motorik atau afektif dll. Bila hasil belajar (pengetahuan) yang terdahulu
memperlancar atau membantu proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi ransfer
belajar yang disebut transfer positif. Misalnya materi pelajaran biologi memudahkan siswa untuk
memahami dan mempelajari materi geografi. Sebaliknya bila pengetahuan atau pengalaman yang
diperoleh lebih dahulu mempersulit proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi
transfer belajar negatif.

Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus
membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelu diciptakan kondisi yang memungkinkan transfer
belajar positip dapat terjadi.

Apa saja harus diperhatikan seorang guru agar proses transfer belajar berlangsung secara positif
? seorang guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif untuk terjadinya tansfer beberapa hal
yang harus diperhatikan adalah :

Kemampuan Asli Si belajar


Keefektifan / kelancaran atau kemudahan transfer banyak dipengaruhi oleh kemampuan awal
siswa atau pengetahuan yang lebih dahulu diketahui atau dikuasai. Suatu transfer akan mudah
terjadi bila siswa sudah memiliki kemampuan awal yang berhubungan dengan materi tsb. Oleh
karenanya untuk memudahkan proses transfer guru perlu mengetahui terlebih dahulu
kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan.
Kebermaknaan materi/bidang studi bagi si belajar
Transfer belajar akan terjadi dengan lancar bila siswa merasakan/mengetahui kebermaknaan
materi yang dipelajari bagi dirinya atau kehidupannya. Adanya makna/arti terhadap materi yang
dipelajari akan menjadi pendorong bagi siswa untuk mempelajari materi tsb. Kebermaknaan ini
pun akan memperlancar proses transfer.
Cara Mengajar
Transfer akan mudah terjadi bila penyajian materi dilakukan guru dengan menarik dan
menggunakan berbagai matode yang bervariasi sehingga menarik dan meninggalkan kesan yang
positif bagi siswa. Cara mengajar ini berhubungan dengan kemampuan guru untuk mengkaitkan
materi pelajaran dengan kondisi / keadaan siswa yang dapat memotivasi siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran.
Apa ada hubungan antara transfer belajar dengan pengembangan kurikulum ? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut ada beberapa pandangan mengenai hakekat belajar dan apa konsekwensinya
terhadap pengembangan kurikulum di sekolah.
Teori Generalisai

Menurut teori ini transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
menangkap struktur pokok, pola dan prinsip umum. Bila seorang siswa mampu menangkap
konsep, kaidah dan prinsip untuk memecahkan persoalan maka siswa itu mempunyai bekal yang
dapat ditransferkan ke bidang-bidang lain diluar bidang studi dimana konsepo, kaidah dan
prinsip itu mula-mula diperoleh. Maka siswa itu dikatakan mampu mengadakan ³generalisasi´
yaitu mampu menangkap ciri-ciri atau sifat-sifat umum yang terdapat dalam sejumlah hal yang
khusus. Generalisasi semacam itu sudah terjadi bila siswa membentuk konsep, kaidah, prinsip
dan siasat-siasat pemecahan problem. Jadi kesamaan antara dua bidang studi tsb. tidak terdapat
dalam unsur-unsur khusus melainkan dalam pola, dalam struktur dasar dan dalam prinsip.

Teori elemen identik

Pandangan ini dipelapori oleh Edwar Thorndike yang mengatakan bahwa transfer belajar dari
satu bidang studi ke bidang studi yang lain atau dari pengalaman hidup sehari-hari terjadi
berdasarakan adanya unsur-unsur yang sama (identik) dalam kedua bidang studi itu. Makin
banyak unsur yang sama maka akan semakin besar terjadinya transfer belajar. Dengan kata lain
terjadinya transfer belajar sangat tergantung dari banyak sedikitnya kesamaan unsur-unsur.
Misalnya antara bidang studi aljabar dan ilmu ukur dll.

Menurut teori ini hakekat transfer belajar adalah pengalihan dari penguasaan suatu unsur tertentu
pada bidang studi yang lain, makin banyak adanya unsur-unsur yang sama akan semakin besar
terjadinya transfer belajar positip.

Sementara itu Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengatakan bahwa transfer dapat
digolongkan dalam empat kategori yaitu transfer positip, transfer negatif, transfer vertikal dan
transfer lateran.

Transfer positip dapat terjadi dalam diri seseorang apabila guru membantu si belajar untuk
belajar dalam situasi tertentu dan akan memudahkan siswa untuk belajar dalam situasi-situasi
lainnya. Transfer positif mempunyai pengaruh yang baik bagi siswa untuk mempelajari materi
yang lain.

Transfer negatif dialami seseorang apabila si belajar dalam situasi tertentu memiliki pengaruh
merusak terhadap ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari dalam situasi yang lain. Sehubungan
dengan ini guru berupaya untuk menyadari dan menghindarkan siswa-siswanya dari situasi
belajar tertentu yang dapat berpengaruh negatif terhadap kegiatan belajar dimasa depan.

Transfer vertikal (tegak); terjadi dalam diri seseorang apabila pelajaran yang telah dipelajari
dalam situasi tertentu membantu siswa tsb. dalam menguasai pengetahuan atau ketrampilan yang
lebih tinggi atau rumit. Misalnya dengan menguasai materi tentang pembagian atau perkalian
maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi tentang pangkat. Agar memperoleh transfer
vertikal ini guru dianjurkan untuk menjelaskan kepada siswa secara eksplisit mengenai manfaat
materi yang diajarkan dan hubungannya dengan materi yang lain. Dengan mengetahui manfaat
dari materi yang akan dipelajari dengan materi lain yang akan dipelajari dikelas yang lebih tinggi
diharapkan ia akan mengikuti pelajaran ini dengan lebih serius.

Transfer lateral (ke arah samping) terjadi pada siswa bila ia mampu menggunakan materi yang
telah dipelajari untuk mempelajari materi yang memiliki tingkat kesulitan yang sama dalam
situasi lain. Dalam hal ini perubahan waktu dan tempat tidak mempengaruhi mutu hasil belajar
siswa. Misalnya siswa telah mempelajari materi tentang tambahan, dengan menguasai materi
tambahan maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi yang lebih tinggi tingkat
kesilitannya misalnya materi tentang pembagian. Contoh lainnya seorang siswa STM telah
mempelajari tentang mesin, maka ia akan dengan mudah mempelajari teknologi mesin lain yang
memiliki elemen dan tingkat kerumitan yang hampir sama.

h 
      
 h  

 
PRINSIPPEMBELAJARANERAKANRANSFER
A M

 


M

 



 
 
 
      
h

  !"S#$%%&
A    


S   

#   
  h
 
!# 
 h 

     h
 h    h
     
h   




 h  
        h #  

 
h     



#   h' 
 
 # 

 h
 
 
 
 
  
   
  

#

h
   h   #   h  h  h 
K  h



 
   
h      
  h  h  
     
 M 
 

    P  

 h
#  
   
  
'
 
  

 " & S 
h
  



  

  ( 
  
  

S 

  

# 

       

h   h 

  
hh 
 h

  
h

 

(  
 


 h h'   h
  

   h
 
  # 
     

  
 h  h) # 
   
K



        
h  


B 
A


M


 
    

  
   h  

   "
& 
  #    
 
   
 
 
 "SR&!A !A

!A *
+
 !
M    


 
I    
 
 + 
 K



I
 h  SR    h
 
 hP #Ah
F

 
R
 
 
 
    
   


#
  
  
 # 
h      
   
  
M
 
h     
  

 
#
 
   P  #  
   
"
   &#  
  h
  
 
   
   # 
  
  

   

# h    
 
I
 
  
hh 
 h  
  #  
   


    
      + h
     
h  
         
      
J
    
  


#   
 


    h

 A    
#
 
     #  


  h    
 

 , "I   &+



B F S
     h  
  

 h   
 
 -    
 

   
#  
 

#
 
  
. 
 
#
  
 
    !

  J

 



   # 
  


  


 
 
)  
   
'   
S   h  /h  

 
" 

 #  h
 
&
 h #  
     # 
    # 
 
  h

    
 I
 h  
#   


 
h 

 K

 
  
 h 


 
M    
 
  I
 

h   )

P 

 h    R  
h
 hh

# 

   h  h     
 #  

 h
 '
 
P 

 
  h 





    
P 
 h  
h   
h
A h
     
 
h  ( 

 
  '
 # 


h   h
 
 
+ h
   
  

h   
  
 

S
  
 h   

    ! I
      
   # 
 h 
 
# 
 

 
   h
   
 
 h
 
   
P 
h

0M 
  
 
  
# 
h
 
 
 


  #     
  h 
0A     h  
#  
   ! 

  
 
 
I   


h '       
 S 
  


 
#
    h     

  


    
h   
 
J
   
   


#   h     ' 
    


 A    

      

  
     


  

+ ( h
! P  
h
"$1& 
h
 h 
SR 
  
h   "L

# ' # '2
&  
 
     
 
 L'R
"h  
&
P  h     

      



  
SR#  h     
#
 hh#
h
    


  
  

  
  I


  
 h 
  h   h      

 #  
 h
   
 
 L'E "(  &
P   
 
    
h h   # 


 h
" & 
   
  
   
 SR
     

  

 '    h
 
 
h    
  

       
J
  h
 
      
 #h
 
  
  
 


   
h # 
  
hh 
 

  P

  h
   
   
 
! I
   
     
  
 
   
 h'
 h
     
 

P h

 
    
   
     
 h
! 
 M
 
  h'  #  


  

  
h  
1 L'2
"h  
h&
P   
 SR# 
 h
  
h -    


 
h    h
 

# 
h 
hh  h
  ! P  
 h'   

 hh

   
    
 



+ 
K



SR  h
  h   
  h
 


 
#  
   
 # h  

#
    h
  h  M   h h'
  #

 
  

 

    
 SR S h 
 
# 
  


 

 
    I

   
  h   
h 
 

h 
  h    



   
SR 
 "$34&  h'
  h
h  h h#  


    h   

  
  h  

 h   

    P  h " 
 h#

     

!  

# 
 
h


h
  
h 

S    
  
   
 !  

  
0P   
 5

h "
  &! 

 

!  h   h S 
 h#h
 
h 



 
   
  
#  

 h
 

   
 Ah
  h    " 
 &
    h    
 
# 



    h
# 
  h
 
 #

 
  


h  
 


0P  h

 
 h

h   h  
  h
   

h I

       h


  
    

   , h 
 
   

 
h
 
#        
 'h 

 
B S



  
    

 

h
 h
 
 
 P 
h
  


 
  
   
 h

    
 h  h
   
    
 
 

 
 h

 h !    
 


 


h'   
 
  
 
  
  #
  
 

  h    
  h h' 
h
 

  

    S 
     

 

  
 h '   #  

  h
  


  
 
B"$%%&    h'    
 
0Ph

 #  h   
)
0R 
 

#  h

 
P 
h  

 
 
0M   h'
h
h 
  

0I  h
 
  
  P 
h   
 
   
 
0R 
 h    
 
  A h

h' 
h  h      


  
    
0,  

 
  

  
P 
h 

hh

   

  h
 
 

F 
B

 "h
 #$%%& h
 h' 

 
   h
    "&#  
  h      h

 
 I
 h! ! S h ! 
 

)  

  h       
 

S 
h 


     R h h 
  

  h
  
  



  


0K

'   
 
# 
 h    
0S


 
  # 
   h # 
 
 


     
B  h    '    
  P
'  



 
    h 
/

 h
0K '

# 

 h 
 h  
0(
R# 
 
 
h
  
K
    h 
#



 
   
  
 
 
Sh
 "$%%&  



 
   h 
h  
    
 
0S  
  h 
0
    h
   #    


0P  h  

  h
  



 B M 
F  
  
  
0K
  h
 h' h h  h   
  SR 
0B
  
 h 
 


    


K
h
  
     


 
h
# h  

  
h          A  
  
    
     
 S 
  

   
h'  h
   

I 

6   '

 



, h hh
7P
"  h&I  6
 h
P




 h
   h7E   
B6 
 


  h
7 
 I
 6 
 



 

 


  h
 7P h
6   



    

F   


  
h
 h
 
7h
 h

 F    


F  

 h  
 

 
 
  h  h  
h
 h  
h
   h 
"&
  h
 

"   
  h ( 




0(


0M 
  h )
0A h   


 )
0P      h)
0P h 
  
   
  h)
0M h


  
P 
h  
 
  



 #   
  h" &
 
 
    

S   
  # 
h 
 


h   


 
   
 


/   #  

h 
 # 

  
# h 

  

h' 

h
    

 
I






 
  
  
 
h
 
   
 F  R
 
R
 " & 
 '   h  h # h
h  
        h 
 

P 



  
    
 


  
      !      
 

     
 
M 
   

# 

 h   
 
   

  



  E   h   h  
  
 h   
 
  
+ h   h    
  B
 
  




' 
  
 
# 
 h 
    
h 
h 
 

1 F   
( 
P 
h 
 
 
 hh # 
   h 
 
      h       
 
h 
h  
(  '
h
  h 
   
   
 

 
   M h    
  

h    
      
( 
 
 
0K  

 
 

)
0M h

 
0

  
  h 
(  
0

h   h )
0

  h
 )
0
  
 ')
0
   h


  
 


 )
0
 
 

  

 )
3 F   



P  

 
 
   


  P 
  h h 

     
h  


  h'  
# 
 


       
F  

  


  
   h    
M   h
h 
  
    

  /   
  

       
h  

 
   M h   
 #   "

  
   


 



& h   


 
        
h   h
 

 h  
  #       
h 
     
    
   

    
  
 
h 

( P  

h         
 h   

   



 
   S
"$8&h 
  
!    h'
       
 
   h h I
 h
  ! !  
 
  




 
  
   
 
 


h 


 
    S 
 h h  
       

h
h




h h
   
    
 
   h'
   
    P 
h
     

  S 
"$8&



  

    
  h h  

  
 
 S
S
A   
 F    



  

 
 P
P


h  

 

 


  h
 


1 A


S
K
      
  
 
#  
  

   
3 L
 L
 "B
L  &9 

   
h 

   "hh) 
& E         
 
h   h  
  
: P

 S
M  

 

     "S 
#$8#P 1& h



  
# 
     # 
   h

 
 
4 S S P   
 
  

 
    
   
    P    
h

 
   
 h        hh      
 A  
  

 
 ;
0S
    
     
# 
h  


 

 
0S
  #


 
 

 
0J
  
   



  
 
  h

 
 
0A     
  
  
h

      

  
  h
 

0P 
h    
     
 

   " 
  


      
    2 


     & 
0Ph 
 
" 
< h       & 
0P


 h 
 



0S
     
'    h
 


   
0P

 
   h" 
 

     #   &#

 h
 h'  
h 

 
# 
h    h
   
    
 
  
    I
 

 
h 
    h' h   
 
h

  h

 
 
   

#       h


   h
   


  h' 
1% 

R 


h '   4

     h  

 
SRAEIPELAKSANAANRANSFER,FKN,-LEEALAM

PR,.EKIMPLEMENASISISEMINF,RMASI



( P
#
h = h 

P M

S 
P
J  



.R h# =  





SEIIBB



ABSRAK



 '   h  


  
  
  

 


K h
  h  
  

 

   
 


    '  M


#     
  

 

 ' 


 
 
h
 

A  '  h


   h h    
' 

h


# 




#  



        
h
 

 h

  ' # 


 

#  

S 
 

  



 

#   
h
 h h F  
  

 

  
 
  '  


K  
  ' 





,K  


   h

 PENA(/L/AN

 
   
h


K' ",K&   K


'

  
 

     h


  


       
 

  h  
  

 




  h
  I   


I   
 #  
 



 
# 
  


    
 
#

  

  


 

  h  


  K
#  



  *
*  K

  ,K
    


  
 

  


  
 

  

   
  


# 
   h  h,K




h
   h 
 FAK,RFAK,RPERIMBANAN

    A    



 

A h
#,K  h  h    ,K F  

  
   S  
   
 h    


    

    


  
   
 
  h
P  

  

    ,K

 
 
   

'    # 

  

   ,K F      h


  # h  

#   # 



  h SM h


 I
 
 h 

'   ,K    P,K  h  h

 F K




  
 h

   S
 

    h'
 


 
   h

 h  h
   
h 
 

  
      
    h 


     
 hh
  
    h  h
    ( 


I  

 

  h    
  h 

  


  
'      
 h  

   
 h  h  
     M
h    h


  h
'  ' #



 h  
hh   

  

   
   

   



   

 

   ' 

S h   
    ,K



    


 h
 F M



hh '   

M M '#


h

   h



     


#


# 

   
 'h

  
,K
  #  ' 

" #
# 
&


 
 
 

  


" 



& /h

P    ,K#h  


 h 

   
   h

 


 h    '     


h




     
  S


   '  h





 M '


 # 



       



    

     h   

 

 

     

,   


 '  

     


  
 
 

F  
  
h
 


  

"h 
 & S h 

   h



P  
   h     h

'  


 


   h 


 

 

# 
>3?

 

 A  L
 h

 S
  
h


 h  
   
 

K  h
h 
 


   



   #
  

   #h


   h

  


 #
 


    


h  


 
+    

  h 



'

  


 
    



   

' 

E2  2 






M

   
h


)

h 

 F B 

A 
    h' 



 
  


   h   h 
 
 
 

h M

h


 S
 ' 

 h  # h      


 

M
       


      

   

 
#
 

    


     P 



# '  

     #
  



 h 

   


 

  h 

  h S 
 #




  

 
       

 P A 

  
 '   # 

M     


h

 

  
 
h


 #
  



S
h


     

    


 
 

    





  h
 

 ES
 


       



  A

M

    
   
  
 

h
 h#
  


 h



#  

h




h  




 #  






   
 h


 h

 #   

h
h
  


  #   

  +


  

  
h



   B     


#


 
  I
 #


   h      h



 
   

 

    


 P ,K# 

h 

           M    h



  


  

    
  '
  


 

      


 

 

 h

 ' # 



   h  
  

  '


 h  
,K  

,K 


 
  



 
 

 1+hM 

I  

 

 

 
  

  
 

  


  h 
 

K
    h   
P h
  
    

     h  


  

  


 
    h 


h


  
h M K
#


 




   h  
#

 h  
# 
>?



    P h  





   
  
  

h 

     P hh 



 

(





   h  
h hP h   
  


        




#
  h
# 

 
  ( 

 h 



 
     

  ,K 

S 





 
 

 h  


   h
h
 

 h     h"


  

  

h& K
#

h




 h  h  


 h

 K 
2


    h   K @

I



  
2

 h

Sh 
   
  






  
 



  '

   
 h     h



 


   ( 



  # 
 

#


#


#


   h
 

' 




#
 
 >1? 

,K
   


M
h 
 
  h   # 

h
,K 



 h  


  





   ,K 

1 P



S
h    
  

 




#,K  h

1 A(APANA(APAN

M
     h

  K
#




 


h
 #    h h

 
    

 
  ,K  h






 

h h    h 


 
 

P  ,K
    
h 



       





h 
h      

  

1 hI




h



  h'  



 


h  

  
  ,K P h




  





 

 h   




 h

#

 
 




A     


 

 K 
 
 h  


   

K 
 
 h 



  ,K# 


  
 

h  

#

 M





  h

  



M

  ' 
  



  h
 

     ,K



  .
 
 

 
 h  ,




  h h






 







  '


 
  
 #
h#


   
   





 
   P

 # 
  
 

 

 




  


  ' 

 
 
 h 

   B h

   

S  

B h



 
 

     ,K ,



   




  
   




  h 

  h  



   

 

 h  


 

h  

S     




   h  ,K  
 

 
 


 # 



h  
hh   

 M P  

1 hP

P,K  h  


  


S  h   




# 




 

  h   
   

h    h    

   


  


h


'
   
  h  h ( 


   h 



    h  



  ' h'

  
  
2

 




h


 #     


    
 h  


 #

    


h 
   


   
 









,K K
#  

P h

 

  

 
  

h    h   h h


  h  h
  
  




     h 

P  '
  



 

  h

 hM  K'  



 

   ,K

 AhA L#AN  S


A

  
# 

   


      


  #    # 

' 
 

h


  
   

M   
  

 M 



   

' 
 



A 
  
 # 

>3?

 'h  
 '  

 ,' h  

 ,

h




   h


  ,'  h 

 
 h

   


      h 

 
    ' 





M 
 
  

   

 ,'h


 


 
hh
   


 h  
 

 
  
 
 

   

h
 h 


         h 

h 

 # 

 

'   

    

M 
 
 h
  
1 ,' 
  
  S 

   

  
  

   # 
 

    


 h





 h
  

 
 

 h  ' 

# 

 
  

3 ,' h  


  


  
h M 
 




M h
h       

 

 

 
  

   
hh  


 h

 
h 

: ,' 
 
#  



ABELPERBANINANME,AME,APEMBELAJARAN>:?

M K 
hK h

P 
M     

 M 

   
'    




 

Mh  
' S
   
   

B
     
    

R P  M  
 M  h ' 


   


   
 M


   
  
 

    M  h '       


 
h

P  
 
  

M Mh ' M     

    
 




M 
 
 
 
' P      

M
 
 


S
  h   

K      


  
  

   

   h
h


 
P   
  hB   



 


P   
 
M  '  
h


S 
 M  h   
  I
h    

 

 
 h   h 

M  h '     
  
 

P   
 
P  
     
   

 
M  

 (    

M
   
 M  h '     


M 
   


  




h  h 
 

    


   S 

     
 #

   



 '   

4 S
  #' 

 h
,K P  
  

  
 h      
h   


    

  '  h  '
h 

 

'
 #   h  'h
  



     
 '  
   


  # 
'    h
,K#


 h   
 



    
  

h


B    #  


h h


 h  

h    

BP h h 


 



    
  


    

 




h 

 



BR
   



,

 

h 

 
 
  

 

    


 
,K 

BP 
     

    



     


 

,K 






   



BP 
     

1 M




 
 h
  

M
,K h      

 

 


    




'  h


 M
    

: - P  

 
 

 

#'   ,K



##h
# 


 
 h'  
 
  


 

  




 

#


 

 



'  M


    

  #*
 h ' 



  

 

  

 
   #
  


  
,K S



  
  * 


,K
   h h  
 
 

A
   ,K
  
  

BM  

  

 h
 h


 h 


 
  

 
 '  

 
  

 
 '  

K
# 
   
' 


BM  
   

h  h
 
' 

   h 



 '  
 

'   


 


    h    
BM
 

 h
  



h    '  

h 

 
  
h  




  
  

 

 

BM  
    ' 





h

 



4 B
 

 

h 
 h


P  ,K  h 


 

,K#  h   


h


h
  
 h

A
 

 M
 
  h  
 


    
   
# 


    






  
   


# 
  
h 
  



 ,K 
   

 h 


  
 
  
 



 M
 h h  


1 1hP  

    
 h 

S     ,K#


   
 '  

   h  h 



'  



 
h
#  


3 P 

 M  
  

#


P    h  

   


 
 

   h
h

  

 
 h   

   P   h 

,K K
  

 #         


  h   

  h

     


   



 #
 #  #

REFERENSI

 
 ,K  h


 C#R M #h+

L
 N'


h 
h     . ( #R
h -
 #I"$4:& 


  
   K
#Rh #+h#
#J  

4#

,K 

1 M 
 
   1 K #J P@Sh 
#L A +h

 

  
    S  
+h#(B
R
'#


h 
h    
h B #M $%$ 

3 L
 #S h#P

 ,A L
 

     ,K 

A
<  ( hS
#S h

S  h 

'    
h
 

M 
+
+ #$$ 

,K 
  
 

: M
h #Jh@B 
#( #A L



  P  ,K 

S 

M h#4F 
$$$ 






  
,K#

4 N #J  '


#B  #L
('

'   #   #


  

L + 
/

P"$83& 


   h
,K 

% R
 #(' K' #A





FP
Sh
 I 
 

3 KESIMP/LAN

8 Sh#M
+ #+


P  ,K  h   
 

I  


  P 

   


  h
,K

hR K' #K Sh 


h   h


 (/

#+ 
#

  

 

 
   

$ Sh
#P
K' 

A   h h  

S
hh( 
A
 


  h
  
 
 h 

+h
S S  P#D   


  
 
h
  

J E E #E #N #A 


#$$8 

'      


 

 
:     c   

January3

Faktor-faktor tersebut adalah faktor kognitif, faktor budaya dan faktor motivasi.

:    

Sains kognitif berkata bahwa manusia dapat menerima konsep-konsep baru jika hanya jika
konsep tersebut tidak terlalu jauh dengan apa yang manusia tersebut sudah ketahui sebelumnya.
Hal ini menyebabkan mengapa manusia membutuhkan waktu yang cukup untuk mempelajari
sebuah subjek yang baru. Manusia harus belajar selangkah demi selangkah dari waktu ke waktu,
dan masing-masing konsep baru harus meresap terlebih dahulu sebelum konsep selanjutnya
dibangun di atasnya. Salah satu teknik untuk membuat proses TOK dapat berjalan dengan cepat
dan efektif adalah dengan memecah-mecah knowledge yang akan ditransfer menjadi paket-paket
kecil. Dengan cara ini, maka sekali proses TOK dilakukan, maka knowledge akan ditransfer
secara streamline. Pada saat melakukan TOK, hal yang dibutuhkan adalah membuat pola
knowledge yang tampak lebih dekat dengan knowledge lama sehingga penerima siap
merentangkan tangan untuk merangkul informasi baru. Otak sebagai media penyimpan
knowledge dapat menerima dan memproses secara paralel input-input dari berbagai indera
„ 
. Salah satu cara untuk menambah kecepatan proses belajar adalah dengan
menggunakan beberapa 
sekaligus secara efektif.  
 adalah
sebuah teknik pembelajaran yang mengadopsi konsep pemanfaatan berbagai input secara paralel,
misalnya: mencampur antara bercerita dan membaca, simulasi visual dan grafik. Cara tersebut
mempercepat proses pembelajaran secara signifikan baik untuk anak-anak maupun orang
dewasa.

: 

Ada teori yang mengatakan bahwa kognisi juga dibentuk oleh budaya secara umum khususnya
bahasa. Mungkin kita pernah menjumpai penggunaan sebuah kata, yang mana hanya latar
belakang sosialbudaya tertentu yang memberikan arti yang tepat pada kata tersebut. Pada konsep
ini, knowledge dapat diterima dan membenam dengan hanya membutuhkan sedikit langkah.
Sebaliknya, jika kita mempunyai budaya yang berbeda dengan latar belakang dari mana
knowledge berasal, maka proses pembelajaran menjadi lebih sulit. Setiap orang sudah memiliki
banyak latar belakang budaya sendiri-sendiri yang akhirnya membangun budaya tertentu dalam
dirinya. Ada budaya utama dan yang paling besar yang biasanya paling berpengaruh pada diri
setiap manusia, budaya dimana dia dibesarkan, budaya dimana dia memperoleh pendidikan
formal, budaya dalam lingkungan pekerjaan, budaya komunitas profesi atau budaya komunitas
hobbi dimana dia ikut bergabung dan sebagainya. Intinya, seseorang memiliki budaya sendiri
namun mempunyai kemampuan untuk menyerap budaya lain. Pada kasus TOK, dapat dilihat
latar belakang budaya merupakan alat untuk menetapkan nilai dan kepercayaan yang
memberikan konteks dan cara pandang. Dengan mengenal budaya karyawan yang ada, maka
organisasi dapat mendesain sebuah metoda dan materi TOK yang dapat memberikan signal yang
kompatibel untuk mentransfer informasi kepada karyawan.
:   

Menurut Maslow, ada lima hirarki kebutuhan manusia, mulai dari level yang paling bawah
(makanan, perlindungan, dan pakaian) sampai pada level yang paling tinggi (aktualisasi diri).
Usaha untuk mencukupi kebutuhan ini akan menjadi motivasi manusia untuk melakukan
tindakan. Sesuai dengan konsep Maslow di atas, maka setiap orang selalu berada pada kondisi
level kebutuhan tertentu yang akan memotivasi orang tersebut untuk melakukan sesuatu. Faktor
lain yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran adalah motivasi

 
c    

January3

c  (TOK) atau pembelajaran merupakan faktor yang mutlak harus dilakukan
dalam sebuah proyek implementasi sistem informasi. Ibarat berganti kendaraan, yang tadinya
organisasi naik kereta kuda dan berganti menggunakan mobil, maka organisasi membutuhkan
orang-orang yang bisa menjalankan ´mobil´nya. Kemampuan menjalankan sistem informasi
yang baru diimplementasi tidak serta merta didapatkan begitu saja, melainkan membutuhkan
sebuah proses TOK yang bisa saja menghabiskan dan membutuhkan resources dan effort yang
besar. Agar berhasil, proses TOK membutuhkan sebuah strategi pelaksanaan. Strategi tersebut
dibutuhkan karena beberapa alasan berikut:

`p Proyek implementasi dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dan ketika implementasi
sistem informasi berjalan, maka perusahaan membutuhkan SDM yang sudah siap. Ini
berarti waktu untuk proses TOK terbatas.
`p Proses TOK membutuhkan dana yang harus dialokasikan oleh organisasi. Dana tersebut
seringkali terbatas sehingga dibutuhkan sebuah strategi pelaksanaan agar dengan dana
yang terbatas tersebut diperoleh hasil yang maksimum.
`p Implementasi sistem informasi membutuhkan sumber daya manusia dengan kompetensi
tertentu. Dibutuhkan sebuah strategi pelaksanaan TOK yang dapat menjamin kebutuhan
kompentesi tersebut dipenuhi.
`p Kesiapan pegawai dengan implementasi yang dilakukan merupakan faktor yang sangat
krusial bagi keberhasilan proyek. Ibarat membeli kenderaan tadi, apa gunanya mobil baru
yang bagus tetapi tidak ada orang yang bisa mengendarainya. Karena itu, strategi
pelaksanaan TOK diperlukan untuk menjamin kesiapan sumber daya manusia.

h    

 1  '  
   

 
    

December14
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mendukung transfer knowledge dalam suatu organisasi.
Cara-cara tersebut adalah dengan training, insentif, struktur organisasi dan teknologi.

1. Training
Kreasi terhadap ide-ide baru bisa dipancing dengan cara training dalam hal penyelesaian
masalah yang meliputi berpikir 

 . Contoh program misalnya identifikasi
masalah, melakukan prioritas, analisa akar masalah, identifikasi kemungkinan
pengukuran masalah, implementasi solusi, dan melakukan cek terhadap kemungkinan
berhasilnya solusi. Trainig juga akan memicu terjadinya sharing pengetahuan, dari trainer
ke peserta atau antar peserta. Manager dan pekerja perlu diberi training untuk melakukan
evaluasi terhadap ide-ide baru yang muncul. Training juga dilakukan untuk melakukan
pembelajaran penyebaran dan adopsi pengetahuan. Karyawan harus tau, bagaimana
melakukan penyebaran pengetahuan kepada orang atau organisasi yang tepat, dan
karyawan harus tahu pentingnya tahap adopsi.

2. Insentif
Kreasi terhadap ide-ide baru bisa dipancing dengan pemberian insentif. Insentif diberikan
kepada ide-ide baru yang muncul dan sudah divalidasi. Ide-ide yang gagal tidak
mendapatkan insentif tetapi mendapatkan kredit atau point khusus. Dengan demikian
maka kreasi-kreasi baru diharapkan akan muncul. Kebijakan insentif juga akan memicu
terjadinya sharing pengetahuan. Bagi karyawan yang bisa memberikan sharing
pengetahuan yang berguna, maka akan diberikan insentif khusus. Karyawan akan terpacu
untuk senantiasa belajar dan melakukan sharing terhadap apa yang sudah dipelajari.
Dalam tahap evaluasi dan penyebaran, karyawan akan diberikan insentif jika mampu
melakukan evaluasi terhadap ide-ide yang muncul dan melakukan penyebaran dengan
tepat. Penyebaran pada level unit kerja sangat susah untuk dimonitor, oleh karena itu jika
monitoring berada pada level unit juga, maka penyebaran akan lebih efektif. Untuk itulah
diperlukan adanya insentif dalam hal evaluasi dan penyebaran. Tahap berikutnya adalah
adopsi. Setelah mempelajari pengetahuan, maka karyawan diberi reward jika bisa
melakukan sesuai dengan pengetahuan tersebut. Jika hal itu masih belum berhasil, maka
kemungkina ada faktor-faktor lainnya.

3. Struktur
Kreasi ide-ide baru bisa ditingkatkan dengan membentuk organisasi yang
mengkhususkan diri untuk pengembangan ide-ide baru. Organisasi ini mendukung semua
organisasi, mengntrol, mengadakapn training dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan pengetahuan. Sharing informasi, evaluasi , penyebaran dan adopsi
bisa dimediasi dengan adanya organisasi ini. Dengan demikian diharapkan management
pengetahuan bisa berjalan efektif dan efisien.

4. Teknologi
Knowledge management system tidak akan berjalan tanpa dukunga teknologi yang
bagus. Melalu media internet atau intranet, maka sharing informasi dapat dengan mudah
untuk dilakukan. Pembetukan forum-forum diskusi, sharing document, komunikasi lewat
internet merupakan salah satu media penyebaran pengetahuan. Evaluasi bisa dilakukan
secara bersama-sams dengan suatu dokumen terpusat yang bisa diakses oleh semua orang
yang berkepintingan. Melalui teknologi inilah strustur dasar dari Knowledge
Management System dibangun.

h    

 $3 
    ' 


 
  c   !"#   

December2

Transfer pengetahuan dalam organisasi memegang peranan penting dalam implementasi


knowledge management system (KMS). Salah satu faktor penentu sukses tidaknya suatu KMS
tergantung pada adanya transfer pengetahuan dalam organisasi. Teknologi informasi yang maju
mendukung untuk dilakukannya sharing dan learning. Transfer pengetahuan hanya bisa berjalan
jika diintegrasikan dengan system kebijakan dalam organisasi tersebut. Kesadaran individual
untuk melakukan sharing tidak akan muncul jika tidak ada pendukung dari organisasi.

Komponen Transfer Pengetahuan

Transfer pengetahuan bisa dibagi kedalam lima tahap. Tahap-tahap tersebut adalah : Kreasi ide,
sharing, validasi, penyebaran dan adopsi. Tahapan-tahapan ini terkadan bisa saling mendahului
(overlap), dikombinasi, dilewati(skipped), dan selalu mempunyai umpan balik (feedback).

1. Kreasi Ide

Kreasi ide merupakan pemunculuna ide-ide baru berupa inovasi-inovasi dalam suatu organisasi
atau suatu kelompok. Menurut Robert Sutton, dalam studinya mengenai creativity, bahwa
kreatifitas dalam suatu kelompok ditentukan dari seberapa besar potensi kelompok tersebut
untuk menghasilkan kreatifitas. Beberapa pertanyaan bisa diajukan untuk menjawab hal ini :

- Apakah pengetahuan dalam kelompok tersebut memiliki variasi yang cukup?

- Apakah ada penghormatan terhadap pengetahuan mengenai apa yang diketahui dan mencari
apa yang tidak diketahui?

- Apakah kelompok itu tahu untuk mempertahankan idenya?

- Apakah kelompok tersebut melakukan percobaan terhadap ide-idenya secara teratur?

- Apakah ide dalam kelompok bisa diatur sendiri ataukan diatur oleh bos?

2. Sharing

Sharing biasanya dikombinasikan dengan validasi dan penyebaran (dissemination). Sebagai


contoh, sekelompok individu melakukan pertemuan untuk membahas ide-ide baru dan terjadilah
sharing pengetahuan. Ide-ide tersebut akan dievaluasi atau di validasi kebenarannya. Setelah ide-
ide tersebut divalidasi maka akan disebarkan dalam kelompok tersebut. Dengan demikian proses
sharing sebernarnya kombinasi dari proses validasi dan penyebaran.

Sharing bisa terjadi jika terpenuhi dua kondisi yaitu pertama ide harus berada dalam bentuk
dimana organisasi bisa memahaminya. Nonaka (1994) mempelajari interaksi antara tacit dan
explicit knowledge. Transfer pengetahuan yang sudah menjadi wisdom sulit untuk dilakukan,
oleh karena itu organisasi harus memfokuskan pada motivasi untuk sharing pengetahuan.
Szulanski (1996) menemukan bahwa bentuk-bentuk pengetahuan dan kemampuan penerima
pengetahuan dalam melakukan interpretasi adalah faktor penting dalam transfer knowledge.
Kedua, adalah kemauan dari individu untuk melakukan sharing ide. Sahring ide berada dalam
berbgai macam level. Dari pekerja ke kelompok pekerja, dari kelompok ke kelompok, antar
department, antar bisnis unit, dan atar organisasi. Szulanski (1996) menemukan bahwa jika
hubungan antara sumber ide dan penerima tidak baik atau konflik maka transfer pengetahuan
akan sulit.

3. Validasi

Organisasi harus melakukan evaluasi terhadap ide-ide baru yang muncul. Individu harus
memiliki kemampuan, pendorong dan struktur untuk melakukan validasi. Sebagai contoh, di
Xerox, ahli teknik atau yang sudah berpengalaman melakukan evaluasi terhadap ide-ide yang
baru, ide yang bagus akan ditambahkan ke database best praktis agar bisa dipelajari oleh
karyawan lain.

4. Penyebaran

Penyebaran terletak pada level setelah validasi. Pada prinsipnya banyak informasi lebih bagus
daripada sedikit informasi. Namun terlalu banyak informasi akan menyebabkan overload. Kunci
dari penyebaran ini adalah bagaimana menyebarkan pengetahuan kepada orang yang bisa
menggunakannya. Perlu dibuat suatu tingkatan atau ranging dari informasi bersifat khusus
hingga bersifat umum.

5. Adopsi

Informasi setelah diterima oleh orang yang benar maka seharusnya dia melakukan tindakan
sesuai informasi tersebut. Namun pertanyaannya, apakah orang tersebut mau melakukannya. Jika
sharing telah berjalan, penyebaran telah tepat sasaran, namun individu tidak melakukan sesuai
dengan pengetahuan yang didapat, maka sia-saialah management pengetahuan ini. Absorbsi
merupakan suatu tingkatan dimana seseorang setelah memahami pengetahuan yang baru, maka
dia akan melakukan tindakan sesui dengan pengetahuan tersebut.

h    

 $   h 




 B ) 

h  
  

      


 
 M   #    
   

  
  

 

      
  




 
      J  
  




        
       
"

&     

 

  h 



  

   

   

  h 
 h 

 
 , h 
#h      

  





  
 
 
   

h  

  
:


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istilah Transfer belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari matapelajaran yang
satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah.
Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar
yang diperoleh dan dapat dipindahkan tsb. dapat berupa pengetahuan,kemahiran intelektual,
keterampilan motorik atau afektif dll..
Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus
membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Karena transfer belajar penting bagi perkembangan ketrampilan anak
maka pemakalah ingin mengambil judul Transfer Belajar .
B. Rumusan Masalah
1. Apakah transfer belajar itu?
2. Apa saja pandangan-pandangan tentang transfer belajar?
3. Apa saja faktor-faktor yang berperan dalam transfer belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti transfer belajar
Istilah transfer belajar berasal dari bahasa inggris ³transfer of learning´ dan berarti : pemindahan
atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang
lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah. Pemindahan atau
pengalihan ini menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh, digunakan di
suatau bidang atau situasi diluar lingkup bidang studi dimana hasil itu mula-mula diperoleh.
Misalnya, hasil belajar bidang studi geografi, digunakan dalam mempelajari bidang studi
ekonomi; hasil belejar dicabang olahraga main bola tangan, digunakan dalam belajar main
basket; hasil belajar dibidang fisika dan kimia, digunakan dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
Hasil studi yang dipindahkan atau dialihkan itu dapat berupa pengetahuan (informasi verbal),
kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, ketrampilan motorik dan sikap. Berkat
pemindahan dan pengalihan hasil belajar itu, seseorang memperoleh keuntungan atau mengalami
hambatan dalam mempelajari sesuatu dibidang studi yang lain.
Transfer dalam belajar ada yang bersifat psitif dan ada yang negatif. Transfer belajar disebut
positif jika pengalaman-pengalaman atau kecakapan-kecakapan yang telah dipelajari dapat
diterapkan untuk mempelajari situasi yang baru, contoh ketampilan mengendarai sepeda motor,
akan mempermudah belajar mengendarai kendaraan bermotor roda empat. Atau dengan kata
lain, respon yang lama dapat memudahkan untuk menerima timulus yang baru. Disebut transfer
negatif jika pengalaman atau kecakapan yang lama menghambat untuk menerima
pelajaran/kecakapan yang baru. Contoh ketrampilan mengemudikan kendaraan bermotor dalam
arus lalu lintas yang bergerak di sebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama tinggal di
indonesia, akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila ia dipindah ke salah satu negara eropa
barat, yang arus lalu lintasnya bergerak disebelah kanan jalan.
Sementara itu Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengatakan bahwa transfer dapat
digolongkan dalam empat kategori yaitu :
a. Transfer positip dapat terjadi dalam diri seseorang apabila guru membantu si belajar untuk
belajar dalam situasi tertentu dan akan memudahkan siswa untuk belajar dalam situasi-situasi
lainnya. Transfer positif mempunyai pengaruh yang baik bagi siswa untuk mempelajari materi
yang lain.
b. Transfer negatif dialami seseorang apabila si belajar dalam situasi tertentu memiliki pengaruh
merusak terhadap ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari dalam situasi yang lain. Sehubungan
dengan ini guru berupaya untuk menyadari dan menghindarkan siswa-siswanya dari situasi
belajar tertentu yang dapat berpengaruh negatif terhadap kegiatan belajar dimasa depan.
c. Transfer vertikal (tegak); terjadi dalam diri seseorang apabila pelajaran yang telah dipelajari
dalam situasi tertentu membantu siswa tsb. dalam menguasai pengetahuan atau ketrampilan yang
lebih tinggi atau rumit. Misalnya dengan menguasai materi tentang pembagian atau perkalian
maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi tentang pangkat. Agar memperoleh transfer
vertikal ini guru dianjurkan untuk menjelaskan kepada siswa secara eksplisit mengenai manfaat
materi yang diajarkan dan hubungannya dengan materi yang lain. Dengan mengetahui manfaat
dari materi yang akan dipelajari dengan materi lain yang akan dipelajari dikelas yang lebih tinggi
diharapkan ia akan mengikuti pelajaran ini dengan lebih serius.
d. Transfer lateral (ke arah samping) terjadi pada siswa bila ia mampu menggunakan materi yang
telah dipelajari untuk mempelajari materi yang memiliki tingkat kesulitan yang sama dalam
situasi lain. Dalam hal ini perubahan waktu dan tempat tidak mempengaruhi mutu hasil belajar
siswa. Misalnya siswa telah mempelajari materi tentang tambahan, dengan menguasai materi
tambahan maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi yang lebih tinggi tingkat
kesilitannya misalnya materi tentang pembagian. Contoh lainnya seorang siswa STM telah
mempelajari tentang mesin, maka ia akan dengan mudah mempelajari teknologi mesin lain yang
memiliki elemen dan tingkat kerumitan yang hampir sama.
B. Beberapa pandangan tentang tranfer belajar
1. Teori disiplin formal
Pandangan ini bertitik tolak pada pandangan aliran psikologis, daya tentang psike/kejiwaan
manusia, psike itu dipandang sebagai kumpulan dari sejumlah bagian / daya-daya yang berdiri
sendiri. Seperti daya berfikir, daya mengingat, daya kemauan, daya merasa, dan lain-lain.
Menurut teori daya (formal disiplin) daya-daya jiwa yang ada pada manusia itu dapat dilatih.
Dan setelah berlatih dengan baik, daya-daya itu dapat digunakan pula untuk pekerjaan yang lain
yang menggunakan daya tersebut dengan demikian terjdilah transfer belajar. Misalnya seorang
anak yang semenjak kecil melatih diri cara-cara melempar dengan tepat, mula-mula ia
melempar-melempar dengan batu, kemudian disekolah ia sering bermain kasti sehingga terlatih
pula melempar dengan bola. Menurut teori daya, anak yang telah melatih daya melemparnya
dengan baik, nantinya jika ia telah dewasa dan menjadi dewasa dapat menjadi pelempar granat
yang baik. Contoh lain murid-murid dilatih belajar sejarah. Dengan mempelajari pelajaran
sejarah tidak boleh tidak daya ingatannya sering digunakan untuk mengingat-ingat bermacam-
macam peristiwa, ingatan anak itu makin terlatih dan makin baik terhadap pelajaran itu. Maka
pendapat menurut teori daya daya ingatan yang telah terlatih baik bagi pelajaran itu dapat
digunakan pula (ditransferkan) kepada pekerjaan lain.
Demikian, menurut teori daya pada tiap mata pelajaran disekolah pendidik perlu melatih daya-
daya itu (daya ingatan, berpikir, merasakan, dan sebagainya) sehingga daya-daya yang sudah
terlatih itu akan dapat digunakan dalam mata pelajaran yang lain dan bagi pekerjaan pekerjaan
lain diluar sekolah. Sekolah yang menganut teori daya ini, sudah tentu mengutamakan terlatihnya
semua daya-daya jiwa anak, dari pada nilai atau kegunaan mata pelajaran. Berguna atau tidaknya
materi/isi mata pelajaran itu dalam praktek dikemudian hari, tidak menjadi soal. Yang penting,
apapun yang diajarkan asal dapat melatih daya-daya jiwa adalah baik. Penganut teori daya
beranggapan bahwa anak-anak yang pandai di sekolah suadah tentu akan pandai pula
dimasyarakat.
2. Teori elemen identik
Pandangan ini dipelopori oleh edward thorndike, yang berpendapat bahwa transfer belajar dari
satu bidang studi kebidang studi yang lain atau idang studi sekolah ke kehidupan sehari-hari,
terjadi berdasarkan adanya unsur-unsur yang sama dalam kedua bidang studi atau antara bidang
studi di sekolah ke kehidupan sehari-hari. Makin banyak unsur yang sama makin besar
kemungkinan terjadi tarnsfer belajar.Dengan kata lain terjadinya transfer belajar sangat
tergantung dari banyak sedikitnya kesamaan unsur-unsur. Misalnya antara bidang studi aljabar
dan ilmu ukur dll.
Mula-mula thorndike mengartikan ³elemen identik´ sebagai unsur yang sungguh-sungguh sama
(=identik) kemudian pengertian identik diartikan sebagai ³ada kesamaan, sejenis´ perubahan
pandangan ini membuat teorinya tentang transfer belajar lebih mudah dapat diterima.
menurut teori ini hakekat transfer belajar adalah pengalihan dari penguasaan suatu unsur tertentu
pada bidang studi yang lain, makin banyak adanya unsur-unsur yang sama akan semakin besar
terjadinya transfer belajar positip.
3. Teori generalisasi
Pandangan ini dikemukakan oleh charles judd yang berpendapat bahwa Menurut teori ini transfer
belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola dan
prinsip umum . Bila seorang siswa mampu menangkap konsep, kaidah dan prinsip untuk
memecahkan persoalan maka siswa itu mempunyai bekal yang dapat ditransferkan ke bidang-
bidang lain diluar bidang studi dimana konsep, kaidah dan prinsip itu mula-mula diperoleh.
Maka siswa itu dikatakan mampu mengadakan ³generalisasi´ yaitu mampu menangkap ciri-ciri
atau sifat-sifat umum yang terdapat dalam sejumlah hal yang khusus. Generalisasi semacam itu
sudah terjadi bila siswa membentuk konsep, kaidah, prinsip dan siasat-siasat pemecahan
problem. Jadi kesamaan antara dua bidang studi tsb. tidak terdapat dalam unsur-unsur khusus
melainkan dalam pola, dalam struktur dasar dan dalam prinsip.
C. Faktor-faktor yang berperan dalam transfer belajar
1. Proses belajar
2. Hasil belajar
3. Bahan/materi bidang-bidang studi
4. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
5. Sikap dan usaha guru
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Transfer belajar pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi
yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan
sekolah.
2. Ada tiga teori tentang trnsfer belajar
a. Teori disiplin formal
b. Teori elemen identik
c. Teori generalisasi
3. Faktor-faktor yang berperan dalam transfer belajar
a. Proses belajar
b. Hasil belajar
c. Bahan/materi bidang-bidang studi
d. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
e. Sikap dan usaha guru

REFERENSI
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta : Media Abadi, 2004)
M. Ngalim purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996)

http://massofa.wordpress.com/2009/01/30/prinsip-prinsip-belajar/

http://ridho05.multiply.com/reviews/item/1

h 
h'
 ' %  h     


You might also like