Professional Documents
Culture Documents
REPUBLIK INDONESIA
SALiNAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 7 /KMK. 09/2011
TENTANG
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang a. bahwa ketentuan mengenai kewajiban dan tata cara penyampaian Laporan
Pajak-Pajak Pribadi (LP2P} bagi PejabatjPegawai di lingkungan
Kementerian Keuangan sebagaimana diatur dalam Instruksi Menteri
Keuangan Nomor 02/KMK01/1986 tentang Kewajiban dan Tata Cara
Penyampaian Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) bagi Pejabat/Pegawai Departemen
Keuangan dan Pejabat/Pegawai Badan Usaha Milik Negara 4alam
Lingkungan Departemen Keuangan, sudah tidak memadai lagi;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a dan dalam rangka
meningkatkan integritas PejabatjPegawai di lingkungan Kementerian
Keuangan, serta sejalan dengan perkembangan organisasi unit-unit di
lingkungan Kementerian Keuangan, perlu dilakukan penyesuaian terhadap
ketentuan mengenai kewajiban dan tata cara penyampaian Laporan Pajak-
Pajak Pribadi (LP2P) bagi Pejabat/Pegawai di lingkungan Kementerian
Keuangan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang
Penyampaian dan Pengelolaan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P)
Pejabat/Pegawai di Ling~ungan Kementerian Keuangan;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
3. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1986 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Pajak-Pajak Pribadi Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil,
Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan Pegawai Badan
Usaha Milik Negara dan Daerah;
4. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENYAMPAIAN DAN
PENGELOLAAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P)
PEJABAT/PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
PERTAMA Menetapkan dan mernintakan kesediaan Pejabat/Pegawili di lingkungan
Kementerian Keuangan, yaitu:
a. Pejabat stmktural;
b. Pejabat fungsional;
c. Pegawai Negeri Sipil yang memiliki pangkat Penata Muda (Golongan III/ <i)
atauleoihtinggfatau
d. Pejabat/Pegawai lainnya yang tugasnya terkait dengan pelayanan publik
yang ditetapkan oleh pejabat eselon I di lingkungan Kementerian
Keuangan,
untuk menyampaikan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) kepada Menteri
Keuangan.
KEDUA Penyampaian Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) sebagaimana dimaksud
dalam Diktum PERTAMA menggunakan formulir sesuai format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan ini, yang
mempakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri Keuangan
In1.
-3-
c. menyimpan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat dijamin ketertiban administrasi, keamanan, dan
kerahasiaannya; dan
d. melaporkan kepada Menteri Keuangan hasil penelitian dan penilaian
Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) secara berkala.
KEENAM Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KELIMA, Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan berwenang untuk:
a. meminta keterangan atau penjelasan dari pimpinan unit eselon I atas
Pejabat/Pegawai yang tidak menyampaikan Laporan Pajak-Pajak Pribadi
(LP2P);
b. meminta keterangan atau penjelasan dari Pejabat/Pegawai mengenai
informasi Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) yang disampaikan.
KETUJUH Dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KELIMA dan Diktum KEENAM, Inspektur Jenderal
Kementerian Keuangan dibantu oleh tim yang terdiri dari Pejabat/Pegawai
yang ditunjuk.
KEDELAPAN Dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang pengelolaan Laporan Pajak-
Pajak Pribadi (LP2P) sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA dan
Diktum KEEN AM, Inspektur Jenderal dan Pejabat/Pegawai yang ditunjuk di
bawah sumpah wajib menjaga kerahasiaan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P)
serta informasi terkait lainnya.
KESEMBILAN Dalam hal Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) diperlukan oleh pihak yang
berwenang di luar Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan untuk
kepentingan pemeriksaan, penyelidikan, atau penyidikan, Laporan Pajak-Pajak
Pribadi (LP2P) dapat diberikan setelah mendapat izin tertulis dari Menteri
Keuangan dengan pemberitahuan kepada yang bersangkutan.
KESEPULUH Pejabat/Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERT AM A yang tidak
menyampaikan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) atau terbukti mengisi
Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA, dikenai sanksi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian danl atau peraturan
perundang-undangan lainnya.
KESEBELAS Inspektur Jenderal atau Pejabat/Pegawai yang ditunjuk yang diwajibkan
menjaga kerahasiaan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) dan informasi terkait
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDELAP AN yang karena
kealpaan atau kesengajaan tidak memenuhi kewajiban menjaga kerahasiaan
Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) dan informasi terkait lailULya, dikenai
sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian
danl atau peraturan perundang-undangan lainnya.
KEDUABELAS Untuk keperluan penatausahaan, penelitian, danl atau penilaian Laporan
Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA,
Pejabat/Pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum PERT AMA dimintakan kesediaannya untuk
menyampaikan daftar harta kekayaan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. penyampaian daftar harta kekayaan dilakukan dengan mengisi dan
menandatangani surat pernyataan dan surat kuasa sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan Menteri Keuangan
ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri Keuangan ini; dan
..
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
b. penyampaian daftar harta kekayaan dilakukan setiap tahun bersamaan
dengan penyampaian Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) paling lama
tanggal· 30 April setelah tahun yang dilaporkan, dengan menggunakan
formulir sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
Keputusan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri Keuangan ini.
KETIGABELAS : a. Penyampaian Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) termasuk Daftar Harta
Kekayaan dapat dilakukan melalui media elektronik;
b. Tata cara penyampaian Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) termasuk
Daftar Harta Kekayaan melalui media elektronik ditetapkan oleh
Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Keuangan.
KEEMPATBELAS: Dalam penyampaian, penatausahaan, pengelolaan, penmvasan, penelitian,
dan penilaian untuk daftar harta kekayaan berlaku\::!ihutatis mutandis
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA huruf b dan huruf
c, Diktum KEEMP AT, Diktum KELIMA, Diktum KEENAM, Diktum
KETUJUH, Diktum KEDELAPAN, Diktum KESEMBILAN, Diktum
KESEPULUH, serta Diktum KESEBELAS untuk Laporan Pajak-Pajak Pribadi
(LP2P).
KELIMABELAS Penyampaian Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) termasuk Daftar Harta
Kekayaan bagi Pejabat/Pegawai wanita kawin sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA untuk :
a. wanita kawin yang suaminya wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, dilaksanakan
sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) Keputusan
Presiden Nomor 33 Tahun 1986;
b. wanita kawin yang suaminya tidak wajib menyampaikan Surat
Pemberitahuan. Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi,
dilaksanakan sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal3 ayat (3)
Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1986.
KEENAMBELAS Pada saat Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku:
1. Penyampaian Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) untuk Tahun Pajak
2009, dilakukan sesuai dengan tata cara sebagaimana diatur dalam
Instruksi Menteri Keuangan Nomor 02/KMK.0l/1986 tentang Kewajiban
dan Tata Cara Penyampaian Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) Bagi
Pejabat/Pegawai Departemen Keuangan dan Pejabat/Pegawai BUMN
dalam Lingkungan Departemen Keuangan;
2. Instruksi Menteri Keuangan Nomor 02/KMK.01/1986 tentang Kewajiban
dan Tata Cara Penyampaian Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) Bagi
PejabatfPegawai Departemen Keuangan dan Pejabat/Pegawai BUMN
dalam Lingkungan Departemen Keuangan, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
KETUJUHBELAS : Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada:
1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi;
2. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi;
3. Kepala Badan Kepegawaian Negara;
,
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
Ditetapkan di Jakarta
..pada tanggal 10 Januari 2011
MENTERI KEUANGAN,
ttd.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
I. Pajak PenghasiIan
Pajak yang Pajak yang di Pajak yang
No Uraian terutang potong/ dipungut dibayar sendiri
(Rp) pihak ketiga (Rp)
(Rp)
1. Penghasilan Neto Tahun ........ Rp
2. Penghasilan Kena Pajak Th ......... Rp
3. Pajak Penghasilan 4 tahun sebelurnnya:
a. Tahun Pajak .....
b. Tahun Pajak .....
c. Tahun Pajak .....
d. Tahun Pajak .....
No SPPT/SKP Nomor Obyek Pajak Atas Nama Keterangan Pajak yang Pajak yang telah
terutang (Rp) dibayar (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
2.
3.
Nama jelas
NIP.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Lembar ke-2: Untuk Pejabat/Pegawai
yang bersangkutan
SIFAT RAHASIA
LAPORAN PATAK-PATAK PRIBADI (LP2P)
TAHUN PAJAK .......... .
I. Pajak Penghasilan
No SPPT/SKP Nomor Obyek Pajak Atas Nama Keterangan Pajak yang Pajak yang telah
terutang (Rp) dibayar (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
2.
3.
Namajelas
NIP.
MENTERIKEUANGAN
REPUBUK INDONESIA
- 3-
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P)
TAHUNPAJAK
Diisi dengan Tahun Pajak
1. Diisi dengan nama lengkap, Nomor Induk Pegawai (NIP) terbaru dan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) sesuai dengan yang tercantum pada "Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak" atau
"Surat Keterangan Terdaftar".
Bagi yang tidak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Orang Pribadi, dan belum memiliki NPWP, maka NPWP tidak perIu diisi.
Bagi Wajib Pajak LP2P wanita kawin yang tidak memiliki NPWP:
Bagi wanita kawin yang tidak memiliki NPWP dan suaminya wajib menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (SPT PPh), maka NPWP diisi
sesuai dengan NPWP suami.
Bagi wanita kawin yang tidak memiliki NPWP dan suaminya tidak wajib menyampaikan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (SPT PPh), maka NPWP
tidak perIu diisi.
2. Diisi dengan pangkat dan tanggal mulai ditetapkannya pangkat yang bersangkutan.
3. Diisi dengan jabatan dan tanggal mulainya yang bersangkutan menduduki suatu jabatan.
4. Diisi sesuai dengan unit kerja dimana yang bersangkutan ditempatkan/bekerja dengan
jabatan seperti tersebut pada butir 3.
5. Diisi dengan alamat kantor dan alamat rumah yang bersangkutan.
6. Diisi dengan status perkawinan yang bersangkutan, dengan ketentuan sebagai berikut:
Status yang bersangkutan pada tanggal 1 Januari tahun sebelumnya. Dalam hal yang
bersangkutan berstatus duda atau janda, diisi dengan "Tidak Kawin".
7. Diisi dengan nama isterij suami, dan pekerjaan yang bersangkutan.
I. PAJAK PENGHASILAN
1. Diisi dengan tahun sebelum tahun pelaporan LP2P
1.1. Diisi dari SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun Pajak sebelum tahun
pelaporan LP2P Formulir 1770 huruf A angka 5 atau Formulir 1770 S huruf A
angka4.
1.2. Bagi yang tidak wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang
Pribadi termasuk wanita kawin, diisi dari lampiran I-A SPT Tahunan PPh Pasal 21
formulir 1721-A1 angka 14, atau lampiran I-B SPT Tahunan PPh Pasal 21 formulir
1721-A2 angka 14.
2. Diisi dengan tahun sebelum tahun pelaporan LP2P
2.1. Diisi dari SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi formulir 1770 huruf B angka
11 atau formulir 1770 S huruf B angka 8;
2.2. Bagi yang tidak wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
termasuk wanita kawin, diisi dari lampiran I-A SPT Tahunan PPh Pasal 21 formulir
1721-A1 angka 18, atau lampiran I-B SPT Tahunan PPh Pasal 21 formulir 1721-A2
angka 17.
Kolom : "Pajak yang terutang".
a. Diisi dari SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi formulir 1770 huruf C
angka 14 atau formulir 1770 S huruf C angka 11.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 4-
b. Bagi yang tidak wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang
Pribadi termasuk wanita kawin, diisi dari lampiran I-A SPT Tahunan PPh Pasal
21 formulir 1721-A1 angka 21, atau lampiran I-B SPT Tahunan PPh Pasal 21
formulir 1721-A2 angka 18.
a. Diisi dari SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi formulir 1770 huruf D
angka 15 atau formulir 1770 S huruf D angka 12.
b. Bagi yang tidak wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang
Pribadi termasuk wanita kawin, diisi dengan angka yang sarna seperti tersebut
pada butir 2.2.2.b
MENTERI KEUANGAN,
ttd.
u.b.
KEPALAB~~~~~~~\~ MEN
~
LAMPIRAN 1I
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 7 /KMK. 09/2011 TENTANG
PENYAMPAIAN DAN PENGELOLAAN
LAPORAN PAJAK-PAJAK PRlBADI (LP2P)
PEJABAT/PEGAWAI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SURATPERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Daftar harta kekayaan serta keterangan dan dokumen-dokumen tersebut di atas hanya
diberikan untuk digunakan oleh Menteri Keuangan atau Pejabat/Pegawai yang ditunjuk dengan
tetap menjaga kerahasiaan daftar harta kekayaan serta keterangan dan dokumen-dokumen
dimaksud.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Yang menyatakan,
meterai
Rp6.000,-
- 2-
SURATKUASA
dengan ini memberikan kuasa penuh kepada Menteri Keuangan untuk meminta informasi
KHUSUS
mengenai:
a. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi; dan/ atau
b. rekening bank kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PP ATK),
dalam rangka pengujian kebenaran terhadap daftar harta kekayaan yang saya sampaikan.
Demikian surat kuasa ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya .
Pemberi kuasa,
meterai
Rp6.000,-
-3-
(1) Diisi dengan nama lengkap sesuai surat keputusan kepangkatan terakhir, dan Nomor Induk
Pegawai (NIP) diisi dengan NIP Pegawai yang bersangkutan.
(2) Diisi dengan pangkat/ golongan sesuai surat keputusan kepangkatan terakhir.
(3) Diisi dengan jabatan sesuai surat keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir.
(4) Diisi dengan unit kerja sesuai surat keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir dengan
urutan unit terkecil sampai dengan unit eselon I.
(5) Diisi dengan temp at dan tanggal dibuatnya surat pernyataan dan surat kuasa dimaksud.
MENTERI KEUANGAN,
ttd
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
III. UANG TUNAl, DEPOSITO, GIRO, TABUNGAN DAN SETARA KAS LAINNYA **)
Atas Nama/ Asal Usul Nama Bank/ Lembaga Nomor Saldo Saat
No Jenis Hubungan Keluarga Kekayaan Penyimpanan Rekening Pelaporan
(Rp dan/atau valas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
2.
3.
Jumlah Rp ............... ..
valuta asing ..
Jumlah Rp ........... ..
valuta asing
JUMLAH TOTAL: (9)
Nama jelas
NIP.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Lembar ke-2: Untuk Pejabat/Pegawai
yang bersangkutan
SIFAT RAHASIA
DAFT AR HARTA KEKAYAAN
TAHUN PAJAK .......... .
III. UANG TUNAl, DEPOSITO, GIRO, TABUNGAN DAN SETARA KAS LAINNYA •• )
Atas Nama/ Asal Usul Nama Bank/ Lembaga Nomer SaldoSaat
No Jenis Hubungan Keluarga Kekayaan Penyimpanan Rekening Pelaporan
(Rp dan/atau valas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
2.
3.
Jumlah Rp ..... ...........
valuta asing .....
Jumlah Rp .............
valuta asing ......
JUMLAH TOTAL: (9)
Nama jelas
NIP.
MENTERIKEUANGAN
REPUBUK INDONESIA
-3-
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR HARTA KEKAYAAN
TAHUNPAIAK
Diisi dengan Tahun Pajak.
Nama lengkapINIP dan NPWP:
Diisi dengan nama lengkap, Nomor Induk Pegawai (NIP) terbaru dan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP).
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
Kolom (5) Diisi luas tanah, luas bangunan (apabila ada), dan Nomor Objek Pajak
(NOP).
Kolom (6) Diisi dengan:
Hasil sendiri;
Warisan;
Hibah;
Hasil sendiri dan warisan;
Hasil sendiri dan hibah;
Warisan dan hibah;
Hasil sendiri, warisan dan hibah; atau
Lainnya (misalnya kredit, angsuran, pinjaman).
Kolom (7) Diisi dengan harga perolehan tanah dan atau bangunan tersebut.
Kolom (8) Diisi dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang tercantum dalam SPPT.
II. KENDARAAN BERMOTOR
Mencakup seluruh jenis alat transportasi yang dimiliki, baik untuk keperluan pribadi~ untuk
keperluan us aha maupun sebagai barang dagangan.
Kolom (1) Diisi dengan nomor urut.
Kolom (2) Diisi jenis kendaraan yang dimiliki misalnya bus, truk, mobil, yacht, jet
ski, dan kendaraan sejenis lainnya;
Diisi dengan merk kendaraan misalnya Toyota Altis, Honda Accord, dan
lain-lain;
Diisi tahun pembuatan sebagaimana tercantum dalam BPKB/STNK.
Kolom (3) Diisi dengan tahun perolehan kendaraan bermotor.
Kolom (4) Diisi dengan nomor polisi atau nomor indentifikasi lainnya untuk jenis
kendaraan di atas air.
Kolom (5) Diisi dengan nama yang tercantum dalam BPKB dan hubungan keluarga
dengan pelapor apabila nama yang tercantum BPKB berbeda dengan nama
pelapor.
Kolom (6) Diisi dengan:
Hasil sendiri;
Warisan;
Hibah;
Hasil sendiri dan warisan;
Hasil sendiri dan hibah;
Warisan dan hibah;
Hasil sendiri, warisan dan hibah; atau
Lainnya (misalnya kredit, angsuran, pinjaman).
Kolom (7) Diisi dengan nilai perolehan kendaraan bermotor
III. UANG TUNAl, DEPOSITO, GIRO, TABUNGAN DAN SETARA KAS LAINNYA
Diisi seluruh uang tunai, deposito, giro, tabungan, dan setara kas yang dimiliki oleh pelapor
termasuk isteri/ suami dan anak-anak yang belum dewasa.
Kolom (1) Diisi dengan nomor urut.
Kolom (2) Diisi dengan:
Uang tunai;
Deposito;
Giro;
Tabungan; a.tau
Setara Kas
•
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 5-
Kolom (3) a. Diisi sesuai dengan nama yang tercantum dalam suratj tanda bukti
kepemilikan;
b. Hubungan Keluarga diisi dengan:
Yang bersangkutan;
Isterij suami;
Anak; atau
Lainnya.
Kolom (4) Diisi dengan:
Hasil sendiri;
Warisan;
Hibah;
Hasil sendiri dan warisan;
Hasil sendiri dan hibah;
Warisan dan hibah; atau
Hasil sendiri, warisan dan hibah.
Kolom (5) Diisi dengan nama bank/Lembaga Penyimpan.
Kolom (6) Diisi dengan nomor rekening.
Kolom (7) Diisi dengan nilai nominal pada saat pelaporan dalam rupiah dan/ atau
valuta asing.
IV. SURAT BERHARGA (OBLIGASI, SAHAM, DAN SURAT BERHARGA LAINNYA)
Diisi seluruh obligasi, saham dan surat berharga lainnya yang dimiliki oleh pelapor
termasuk isteri/ suami dan anak-anak yang belum dewasa, termasuk juga harta kekayaan
tidak bergerak dan tidak berwujud, misalnya hak cipta, hak paten, hak usaha dan lain-lain
yang dikelompokkan kedalam surat berharga lainnya.
Kolom (1) Diisi dengan nomor urut.
Kolom (2) Diisi dengan:
Obligasi;
Saham;
Hak Cipta;
Hak Paten;
Hak Us aha; atau
Lainnya (sebut jenisnya bagaimana tertera dalam surat/ tanda bukti
kepemilikan)
Kolom (3) a. Diisi sesuai dengan nama yang tercantum dalam surat/ tanda bukti
kepemilikan;
b. Hubungan Keluarga diisi dengan:
Yang bersangkutan;
Isteri/ suami;
Anak; atau
Lainnya
Kolom (4) Diisi dengan:
Hasil sendiri;
Warisan;
Hibah;
Hasil sendiri dan warisan;
Hasil sendiri dan hibah;
Warisan dan hibah; atau
Hasil sendiri, warisan, dan hibah.
•
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
•
MENTERI KEUANGAN,
ttd.