You are on page 1of 12

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

A. Makna Hukum Internasional


Menurut Mochtar Kusumaatmaja, Hukum Internasional adalah
keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas Negara, antara Negara dengan Negara, dan Negara dengan
subyek hukum internasional bukan Negara, atau antar subyek hukum
internasional bukan Negara satu sama lain.
Hukum Internasional digolngkan menjadi hukum Internasional Publik
dengan hukum perdata internasional.  Hukum Internasional Publik atau
hukum antar negara, adalah asas dan kaidah hukum yang mengatur hubungan
atau persoalan yang bersifat pidana, sedangkan hukuk perdata internasional
atau hukum antar bangsa, yang mengatur masalah perdata lintas Negara
(perkawinan antar warga Negara suatu Negara dengan warga Negara lain).
Wiryono Prodjodikoro, Hukum Internasional adalah hukum yang
mengatur prthubungan hukum antara berbagai bangsa di berbagai Negara.
J.G.Starke menyatakan, Hukum Internasional adalah sekumpulan
hukum (body of low) yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dank arena itu
biasanya ditaati dalam hubungan antar Negara.

B. Asas – asas hukum Internasional


Menurut Resolusi majelis Umum PBB No. 2625 tahun 1970, ada tujuh
asas, yaitu :
           
1. Setiap Negara tidak melakukan ancaman agresi terhadap keutuhan
wilayah dan kemerdekaan Negara lain.        Dalam asas ini ditekankan
bahwa setiap Negara tidak memberikan ancaman dengan kekuatan
militer dan tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan piagam
PBB.
2.   Setiap Negara harus menyelesaikan masalah internasional dengan cara
damai, Dalam asas ini setiap Negara harus mencari solusi damai,

1
menghendalikan diri dari tindakan yang dapat membahayakan
perdamaian internasional.
3. Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri Negara lain,
Dalam asas ini menekankan setip Negara memiliki hak untuk memilih
sendiri keputusan politiknya, ekonomi, social dan system budaya tanpa
intervensi pihak lain.
4. Negara wajib menjalin kerjasama dengan Negara lain berdasar pada
piagam PBB, kerjasama itu dimaksudkan untuk menciptakan perdamaian
dan keamanan internasional di bidang Hak asasi manusia, politik,
ekonomi, social budaya, tekhnik, perdagangan.
5. Asas persaman hak dan penentuan nasib sendiri, kemerdekaan dan
perwujudan kedaulatan suatu Negara ditentukan oleh rakyat.
6. Asas persamaan kedaulatan dari Negara, Setiap Negara memiliki
persamaan kedaulatan secara umum sebagai berikut :
a. Memilki persamaan Yudisial (perlakuan Hukum).
b. Memiliki hak penuh terhadap kedaulatan.
c. Setiap Negara menghormati kepribadian Negara lain.
d. Teritorial dan kemerdekanan politi suatu Negara adalah tidak dapat
diganggu gugat.
e. Setiap Negara bebas untuk membangun system politik, soaial,
ekonomi dan sejarah bangsanya.
f. Setiap Negara wajib untuk hidup damai dengan Negara lain.
7. Setiap Negara harus dapat dipercaya dalam memenuhi kewajibannya,
pemenuhan kewajiban itu harus sesuai dengan ketentuan hukum
internasional.

C.   Subyek Hukum Internasional


Adalah pihak-pihak yang membawa hak dan kewajiban hukum dalam
pergaulan internasional.  Menurut Starke, subyek internasional termasuk
Negara, tahta suci, Palang merah Internasional, Organisasi internasional,
Orang perseorangan (individu), Pemberontak dan pihak-pihak yang
bersengketa.

2
·   Negara sudah diakui sebagi subyek hukum internasional sejak adanya
hukum international, bahkan hukum international itu disebut sebagai
hukum antarnegara.
·   Tahta Suci (Vatikan) Roma Italia, Paus bukan saja kepala gereja tetapi
memiliki kekuasaan duniawi, Tahta Suci menjadi subyek hukum
Internasional dalam arti penuh karena itu satusnya setara dengan Negara
dan memiliki perwakilan diplomatic diberbagai Negara termasuk di
Indonesia.
·  Palang Merah Internasional, berkedudukan di jenewa dan menjadi subyek
hukum internasional dalam arti terbatas, karena misi kemanusiaan yang
diembannya.
·  Organisasi Internasional, PBB, ILO memiliki hak dan kewajiban  yang
ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional, sehingga menjadi
subyek hukum internasional.
·   Orang persorangan (Individu), dapat menjadi subyek internasional dalam
arti terbatas, sebab telah diatur dalam perdamaian Persailes 1919 yang
memungkinkan orang perseorangan dapat mengajukan perkara ke hadapat
Mahkamah Arbitrase Internasional.
·   Pemberontak dan pihak yang bersengketa, dalam keadaan tertentu
pemberontak dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang
bersengketa dan mendapat pengakuan sedbagai gerakan pembebasan
dalam memuntut hak kemerdekaannya.  Contoh PLO (Palestine
Liberalism Organization) atau Gerakan Pembebasan Palestina.

D.   Sumber-Sumber Internasional
Adalah sumber-sumber yang digunakan oleh Mahkamah Internasional
dalam memutuskan masalah-masalah hubungan internasional.  Sumber
hukum internasional dibedakan menjadi sumber hukumdalam arti materil dan
formal.  Dalam arti materil, adalah sumber hukum internasional yang
membahas dasar berlakunya hukum suatu Negara.  Sedangkan sumber hukum
formal, adalah sumber dari mana untuk mendapatkan atau menemukan
ketentuan-ketentuan hukum internasional.

3
Menurut Brierly, sumber hukum internasional dalam arti formal
merupakan sumber yang paling utama dan memiliki otoritas tertinggi dan
otentik yang dipakai Mahkamah internasional dalam memutuskan suatu
sengketa internasional.
Sumber hukum internasional formal terdapat dalam pasal 38 Piagam
Mahkamah Internasional Permanen 1920, sebagai berikut :
1. Perjanjian Internasional (traktat), adalah perjanjian yang diadakan
antaranggota masyarakat bangsa-bangsa dan mengakibatkan hukum baru.
2. Kebiasaan Internasional yang diterima sebagai hukum, jadi tidak semua
kebiasaan internasional menjadi sumber hukum.  Syaratnya adalah
kebiasann itu harus bersifat umum dan diterima sebagi hukum.
3. Asas-asas hukum umum yang diakui oleh bangsa beradab, adalah asas
hukum yang mendasari system hukum modern.  Sistem hukum modern,
adalah system hukum positif yang didasarkan pada lembagaa hukum 
barat yang berdasarkan sebagaian besar pada asas hukum Romawi.
4. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran para ahli hukum
Internasional,adalah sumber hukum tambahan (subsider), artinya dapat
dipakai untuk membuktikan adanya kaidah hukum internasional
mengenai suatu persoalan yang didasarkan pada sumber hukum primer
atau utama yaitu Perjanjian internasional, kebiasaan internasional, dan
asas hukum umum.
Yang disebut denga keputusan hakim, adalah keputusan pengadilan
dalam arti luas yang meliputi segala macam peradilan internasional dan
nasional, termasuk mahkamah arbitrase.  Ajaran para ahli hukum
internasional itu tidak bersifat mengikat, artinya tidak dapat menimbulkan
suatu kaidah hukum.

4
E. Lembaga Peradilan Internasional

1. Mahkamah Internasional :
Mahkamah internasional adalah lembaga kehakiman PBB
berkedudukan di Den Haag, Belanda. Didirikan pada tahun 1945
berdasarkan piagam PBB, berfungsi sejak tahun 1946 sebagai pengganti
dari Mahkamah Internasional Permanen.
Mahkamah Internasional terdiri dari 15 hakim, dua merangkap
ketua dan wakil ketua, masa jabatan 9 tahun.  Anggotanya direkrut dari
warga Negara anggota yang dinilai cakap di bidang hukum internasional. 
Lima berasal dari Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB seperti
Cina, Rusia, Amerika serikat, Inggris dan Prancis.

Fungsi Mahkamah Internasional:


Adalah menyelesaikan kasus-kasus persengketaan internasional
yang subyeknya adalah Negara.  Ada 3 kategori Negara, yaitu :
Negara anggota PBB, otomatis dapat mengajukan kasusnya ke
Mahkamah Internasional.
Negara bukan anggota PBB yang menjadi wilayah kerja 
Mahkamah intyernasional.  Dan yang bukan wilayah kerja Mahkamah
Internasional boleh mengajukan kasusnya ke Mahkamah internasional
dengan syarat yang ditentukan dewan keamanan PBB.
Negara bukan wilayah kerja (statute) Mahkamah internasional,
harus membuat deklarasi untuk tunduk pada ketentuan Mahjkamah
internasional dan Piagam PBB.

Yuridikasi Mahkamah Internasional :


Adalah kewenangan yang dimilki oleh Mahkamah Internasional
yang bersumber pada hukum internasional untuk meentukan dan
menegakkan sebuah aturan hukum.  Kewenangan atau Yuridiksi ini
meliputi:
· Memutuskan perkara-perkara pertikaian (Contentious Case).

5
·   Memberikan opini-opini yang bersifat nasehat (Advisory Opinion).

Yuridikasi menjadi dasar Mahkamah internasional dalam


menyelesaikan sengketa Internasional. Beberapa kemungkinan Cara
penerimaan Yuridikasi sbb :
·   Perjanjian khusus, dalam mhal ini para pihak yang bersengketa
perjanjian khusus yang berisi subyek sengketa dan pihak yang
bersengketa.  Contoh kasus Indonesia degan Malaysia mengenai Pulau
Sipadan dan Pulau Ligitan.
·   Penundukan diri dalam perjanjian internasional, Para pihak yang
sengketa menundukkan diri pada perjanjian internasional diantara
mereka, bila terjadi sengketa diantara para peserta perjanjian.
·   Pernyataan penundukan diri Negara peserta statute Mahkamah
internasional, mereka tunduk pada Mahkamah internasional, tanpa
perlu membuat perjanjiankhusus.
·   Keputusan Mahkamah internasional Mengenai yuriduksinya, bila
terjadi sengketa mengenai yuridikasi Mahkamah Internasional maka
sengketa tersebut diselesaikan dengan keputusan Mahkamah
Internasional sendiri.
·   Penafsiran Putusan, dilakukan jika dimainta oleh salah satu atau pihak
yang bersengketa.  Penapsiran dilakukan dalambentuk perjanjian
pihak bersengketa.
·   Perbaikan putusan, adanya permintaan dari pihak yang bersengketa
karena adanya fakta baru (novum) yang belum duiketahui oleh
Mahkamah Internasional.

2. Mahkamah Pidana Internasional :


Bertujuan untuk mewujudkan supremasi hukum internasional dan
memastikan pelaku kejahatan internasional.  Terdiri dari 18 hakim
dengan masa jabatan 9 tahun dan ahli dibidang hukum pidana
internasional.  Yuridiksi atau kewenangan yang dimiliki oleh Mahkamah
Pidana Internasional adalah memutus perkara terhadap pelaku kejahatan

6
berat oleh warga Negara dari Negara yang telah meratifikasi Statuta
Mahkamah.

3. Panel Khusus dan Spesial Pidana internasional :


Adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili
para tersangka kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen
atau sementara (ad hoc) dalam arti setelah selesai mengadili maka
peradilan ini dibubarkan.  Yuridiksi atau kewenangan darai Panel khusus
dan special pidana internasional ini, adalah menyangkut tindak kejahatan
perang dan genosida (pembersihan etnis) tanpa melihat apakah Negara
dari si pelaku itu telah meratifikasi atau belum terhadap statute panel
khusus dan special pidana internasional ini.  Contoh Special Court for
East Timor dan Indonesia membentuk Peradilan HAM dengan UU No.
26 tahun 2000.

F. Sebab-sebab terjadinya Sengketa Internasional


Sengketa internasional (International despute), adalah perselisihan yang
terjadi antara Negara dengan Negara, Negara dengan individu-individu, atau
Negara dengan lembaga internasional yang menjadi subyek hukum
internasional.
Sebab-sebab sengketa internasional :
1. Salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dalam mperjanjiann
internasional.
2. Perbedaan penafsiran mengenai isi perjanjian internasional
3. Perebutan sumber-sumber ekonomi
4. Perebutan pengaruh ekonomi, politik, atau keamanan regional dan
internasional.
5. Adanya intervensi terhadap kedayulatan Negara lain.
6. Penghinaan terhadap harga diri bangsa.

7
G. Cara penyelesaian Sengketa internasional
Ada dua cara penyelesaian segketa internasional, yaitu secara damai
dan paksa, kekerasan atau perang.
·  Penyelesaian secara damai, meliputi :
Arbitrase, yaitu penyelesaian sengketa internasional dengan cara
menyerahkannya kepada orang tertentu atau Arbitrator, yang dipilih secara
bebas oleh mereka yang bersengketa, namun keputusannya harus sesuai
dengan kepatutan dan keadilan ( ex aequo et bono).
Prosedur penyelesaiannya, adalah :
1. Masing-masing Negara yang bersengketa menunjuk dua arbitrator,
satu boleh berasal dari warga negaranya sendiri.
2. Para arbitrator tersebut memilih seorang wasit sebagai ketua dari
pengadilan arbitrase tersebut.
3. Putusan melalui suara terbanyak.

Penyelesaian Yudisial, adalah penyelesaian sengketa internasional


melalui suatu pengadilan internasional dengan memberlakukan kaidah-
kaidah hukum.
Negosiasi, tidak seformal arbitrase dan Yudisial.  Terlebih dahulu
dilakukan konsultasi dan komunikasi agar negosiasi dapat berjalan
semestinya.
Jasa-jasa baik atau mediasi, yaitu cara penyelesaian sengketa
internasional dimana Negara mediator bersahabat dengan para pihak yang
bersengketa, dan membantu penyelesaian sengketanya secara damai. 
Contoh Dewan Keamanan PBB dalam penyelesaian konplik Indonesia
Belanda tahu 1947. Dalam penyelesaina dengan Jasa baik pihak ketiga
menawarkan penyelesaian, tapi dalam Penyelesaian secara Mediasi, pihak
mediator berperan lebih aktif dan mengarahkan pihak yang bersengketa
agar penyelesaian dapat tercapai.
Konsiliasi, dalam arti luas adalah penyelesaian sengketa denga
bantuan Negara-negara lain atau badan-badan penyelidik dan komite-
komite penasehat yang tidak berpihak.  Konsiliasi dalam arti sempit,

8
adalah suatu penyelesaian sengketa internasional melalui komisi atau
komite dengan membuat laporan atau ussul penyelesaian  kepada pihak
sengketa dan tidak mengikat.
Penyelidikan, adalah biasanya dipakai dalam perselisioshan batas
wilayah suatu Negara dengan menggunakan fakta-fakta untuk
memperlancar perundingan.
Penyelesian PBB, Dididrikan pada tanggal 24 Oktober 1945 sebagai
pengganti dari LBB (liga Bangsa-Bangsa), tujuan PBB adalah
menyelesaikan sengketa internasional secara damai dan menghindari
ancaman perang.

·  Penyelesaian secara pakasa, kekerasan atau perang :


Perang dan tindakan bersenjata non perang, bertujuan untuk
menaklukkan Negara lawan dan membebankan syarat penyelesaian kepada
Negara lawan.
Retorsi, adalah pembalasan dendam oleh suatu Negara terhadap
tindakan – tindakan tidak pantas yang dilakukan Negara lain. Contoh
menurunkan status hubungan diplomatic, atau penarika diri dari
kesepakatan-kresepakatan fiscal dan bea masuk.
Tindakan-tindakan pembalasan, adalah cara penyelesaian sengketa
internasional yang digunakan suatu Negara untuk mengupayakan 
memperoleh ganti rugi dari Negara lain. Adanya pemaksaan terhadap
suatu Negara.
Blokade secara damai. Adalah tindakan yang dilakukan pada waktu
damai, tapi merupakan suartu pembalasan.  Misalnya permintaan ganti
rugi atas pelabuhan yang di blockade oleh Negara lain.
Intervensi (campur tangan),adalah campur tanagn terhadap
kemerdekaan politik tertentu secara sah dan tidak melanggar hukum
internasional. Contohnya :
1. Intervensi kolektif  sesuai dengan piagam PBB.
2. Intervesi untuk melindungi hak-hak dan kepentingan warga
negaranya.

9
3. Pertahanan diri.
4. Negara yang menjadi obyek intervensi dipersalahkan melakukan
pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

H. Penyelesaian melalui Mahkamah internasional


Ada dua mekanisme penyelesaian sengketa internasional melalui
Mahkamah internasional, yaitu mekanisme normal dan khusus.
·  Mekanisme Normal :
1. Penyerahan perjanjian khusus yng berisi tdentitas para pihak dan pokok
persoalan sengketa.
2. Pembelaan tertulis, berisi fakta, hukum yang relevan, tambahan fakta
baru, penilakan atas fakta yang disebutkan dan berisi dokumen
pendukung.
3. Presentasi pembelaan bersifat terbuka dan umum atautertutup
tergantung pihak sengketa.
4. Keputusan bersifat menyetujui dan penolakan.  Kasus internasional
dianggap selesai apa bila :
· Para pihak mencapai kesepakatan
· Para pihak menarik diri dari prose persidangan Mahkamah
internasional.
· Mahkamah internasional telah memutus kasus tersebut berdasarkan
pertimbangan dan telah dilakukan ssuai proses hukum internasional
yang berlaku.

Mekanisme Khusus :
1. Keberatan awal karena ada keberatan dari pihak sengketa Karen
mahkamah intrnasional dianggap tidak memiliki yusidiksi atau
kewenangan atas kasus tersebut.
2. Ketidak hadiran salah satu pihak yang bersengketa, biasanya dilakukan
oleh Negara tergugat atau respondent karena menolak yuridiksi
Mahkamah Internasional.

10
3. Keputusan sela, untuk memberikan perlindungan terhadap subyek
persidangan, supaya pihak sengketa tidak melakukan hal-hal yang
mengancah efektivitas persidangan Mahkamah internasional.
4. Beracara bersama, beberapa pihak disatukan untuk mengadakan sidang
bersama karena materi sama terhadap lawan yang sama.
5. Intervensi, mahkamah internasional memberikan hak kepada Negara
lain  yang tidak terlibat dalam sengketa untuk me;lakkan intervensi atas
sengketa yangsedang disidangkan bahwa dengan keputusan Mahkamah
internasional ada kemungkinan Negara tersebut dirugikan.

I. Contoh Keputusan/kasus Mahkamah Internasional


·   Amerika serikat di Filipina : tahun 1906 tentara AS melakukan
pembunuhan warga Filipina, membunuh dan membakar 600 rakyat desa
itu. Para pelakunya telah di sidang di pengadilan militer amun banyak
yang dibebaskan.
·   Amerika serikat di Cina : pada tahun 1968 terjadi pristiwa My lai
Massacre.  Kompi Amerika menyapu warga desa denga  senjata otomatis
dan menewaskan 500 orang. Pra pelakunya telah disidang dan dihukum.
·   Amerika serikat di Jepang : pada tahun 1945 lebih dari 40.000 rakyat
Jepang meninggal akibat Bom Atom.
·   Pembersihan etnis yahudi oleh Nazi Di jerman atas pimpinan Adolf Hitler,
Mahkamah Internasional telah mengadili  dan menhukum pelaku.
·   Jepang banyak membunuh rakyat Indonesia dengan Kerja paksa dan
10.000 rakyat Indonesia hilang.  Pengadilan internasional telah dijalankan
dan menghukum para penjahatnya.
·   Serbia di Bosnia dan Kroasia: anatar 1992-1995 pembersihan etnis kroasia
dan Bosnia oleh Kroasia  danmembunuh sekitar 700.000 warga Bosnia dan
Kroasia.  Para penjahat perangnya sampai sekarang masih menjalani
proses persidangan di Den Haag,Belanda.
·   Pemerintah Rwanda terhadap etniks Hutu : Selama  tiga bulan di tahu 1994
antara 500 samapai 1 juta orang etnis Hutu dan Tutsi telah dibunuh ioleh

11
pemerintah Rwanda.  PBB menggelar pengadilan kejahatan perang di
Arusha Tanzania dan hanya menyeret 29 penjahat perangnya.
·   Indonesia dengan Malaysia terhadap kasus Pulau sipadan dan Ligitan, dan
Mahkamah internasional memenangkan pihak Malaysia pada ahun 2003. 
Malaysia adalah  pemilik ke dua pulau tersebut. Indonesia
menghormatikeputusan tersebut.
·   Kasaus Timor TImur diselesaikan secara Intrnasional dengan referendum. 
Dan sejak tahun 1999 Timor-Timur berdiri sebagai sebuah Negara
bernama Republik Tomor Lorosae /Timor Leste

12

You might also like