Professional Documents
Culture Documents
BAHAN BAKAR DAN PEMBAKARAN tanah, minyak solar, minyak residu, dan juga bahan bakar padat yang diproses menjadi
bahan bakar cair seperti minyak resin dan bahan bakar sintetis. Bahan bakar gas
alamiah misalnya: gas alam dan gas petroleum, sedang bahan bakar gas non-alamiah
I. Pengertian Umum
misalnya gas rengkah (atau cracking gas) dan “producer gas”.
1
Bahan Bakar dan Pembakaran
sebagai “bahan yang tidak dapat terbakar” atau “non-combustible matter”, disingkat hidrokarbon tersebut kadang-kadang merupakan senyawa ikatan dengan belerang,
dengan non-BDT. oksigen dan nitrogen, yang jumlahnya beragam.
Secara singkat komposisi bahan bakar padat dinyatakan menurut: Bahan-bahan gas terdiri dari campuran senyawa-senyawa C dan H yang
a. Analisis pendekatan (proximate analysis), yaitu kandungannya akan BDT, air, mudah terbakar (CH4 , C2 H6 , C2 H4 , C2 H2 , CO, H2 dan lain-lain), serta gas -gas yang
abu. tidak terbakar (N2 , CO2 , SO2 ). Senyawa C dan H tersebut tidak selalu senyawa
BDT terdiri dari: hidrokarbon (CO, H2 ). Contoh bahan bakar gas:
- bahan yang bila terbakar membentuk gas atau uap, yaitu gas CO2 , CO, SO2 , uap - Gas alam : merupakan campuran gas-gas parafin hidrokarbon jenuh seperti
air. Bahan ini disingkat dengan BTG. metana, etana, gas nitrogen, gas karbon dioksida, dan lain-lain.
- bahan yang jika terbakar tidak membentuk gas, dan pembakaran lebih lanjut Kandungan air di dalam bahan bakar cair dan bahan bakar gas terbats pada harga nisbi
terhadap bahan ini menghasilkan kokas. Bahan ini disebut “karbon tetap” atau menurut kelarutanair di dalam cairan dan dalam gas tersebut. Kandungan air,
“fixed carbon” disingkat KT. kandungan abu dan kandungan belerang dalam bahan bakar sangat menentukan mutu
Setelah proses pembakaran: bahan bakar tersebut, karena bahan-bahan tersebut mempengaruhi besarnya nilai kalor
- BTG: terbakar menghasilkan gas-gas CO2 , CO, SO2 , dan uap air yang dan sekaligus menentukan spesifikasinya.
keluar sebagai gas asap atau gas buang.
- non-BDT: unsur O dan N membentuk gas-gas oksigen (O2 ) dan nitrogen (N2 ), II.2 Spesifikasi Dasar
dan keluar sebagai gas asap. Komponen abu tetap tinggal di ruang pembakaran, Spesifikasi bahan bakar yang terpenting adalah:
ditampung oleh penampung (“ash pit”), dan keluar sebagai sisa pembakaran a. Nilai Kalor atau “Heating Value” atau “Calorific Value” atau Kalor Pembakaran.
(“refuse”) disingakt SB. Nilai kalor adalah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna 1 kilogram
- KT: terbakar membentuk kokas. Kokas mempunyai kandungan karbon atau satu satuan berat bahan bakar padat atau cair atau 1 meter kubik atu 1 satuan
mendekati 100%. volume bahan bakar gas, pada keadaan baku.
b. Analisis tuntas (ultimate analysis), yaitu komposisi bahan sampai unsur- Nilai kalor atas atau “gross heating value” atau “higher heating value” adalah kalor
unsurnya, seperti kandungan C, H, O, N, S, abu dan air. Air yang terkandung yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna satu satuan berat bahan bakar padat
dalam bahan bakar mencakup: atau cair, atau satu satuan volume bahan bakar gas, pada tekanan tetap, suhu 250 C,
- air yang menempel secara mekanis, apabila semua air yang mula -mula berwujud cair setelah pembakaran mengembun
- air senyawa, yaitu air yang dapat terbentuk jika unsur O dan H dalam bahan menjadi cair kembali.
bakar mempunyai perbandingan stoikiometeris. Nilai kalor bawah atau “net heating value” atau “lower heating value” adalah kalor
Bahan bakar cair terdiri dari seyawa hidrokarbon atau campuran beberapa yang besarnya sama dengan nilai kalor atas dikurangi kalor yang diperlukan oleh
macam senyawa hidrokarbon. Pada minyak bumi, kandungan hidrokarbon terdiri dari air yang terkandung dalam bahan bakar dan air yang terbentuk dari pembakaran
C5 sampai C16 , meliputi seri parafin, napftena, olefin dan aromatik. Hidrokarbon-
2
Bahan Bakar dan Pembakaran
bahan bakar untuk menguap pada 250 C dan tekanan tetap. Air dalam sistem, t1 = suhu pada saat abu mulai deformasi,
setelah pembakaran berwujud uap air pada 250 C. t2 = suhu pada saat abu mulai lunak,
b. Kandungan Air di dalam Bahan Bakar t3 = suhu pada saat abu mulai mencair.
Air yang terkandung dalam bahan bakar padat terdiri dari: Kalau abu meleleh pada suhu t3 < 13000 C, maka abu bertitik leleh rendah.
- kandungan air internal atau air kristal, yaitu air yang terikat secara kimiawi. Kalau abu meleleh pada suhu 13000 C < t 3 < 14250 C; abu bertitik leleh sedang.
- kandungan air eksternal atau air mekanikal, yaitu air yang menempel pada Kalau abu meleleh pada suhu t3 > 14250 C; abu bertitik leleh tinggi.
permukaan bahan dan terikat secara fisis atau mekanis. Slag dapat menutup aliran udara yang masuk di antara batang-batang rooster (kisi-
Air dalam bahan bakar cair merupakan air eksternal, berperan sebagai kisi) dalam ruang pembakaran, menutupi timbunan bahan bakar dan merusak
pengganggu. dapur, serta abu yang terbawa oleh gas asap mengikis bidang pemanasan ketel.
Air dalam bahan bakar gas merupakan uap air yang bercampur dengan bahan d. Kandungan Belerang
bakar tersebut. Apabila bahan bakar yang mengandung belerang dibakar, belerang akan terbakar
Air yang terkandung dalam bahan bakar menyebabkan penurunan mutu bahan membentuk gas belerang dioksida (SO2 ) dan belerang trioksida (SO3 ). Gas-gas ini
bakar karena: bersifat sangat korosif terhadap logam dan meracuni udara sekeliling.
- menurunkan nilai kalor dan memerlukan sejumlah kalor untuk penguapan, e. Kandungan BTG dan Daya Pembentukan Kokas
- menurunkan titik nyala, Jika bahan bakar padat dibakar tanpa udara berlebihan, pertama -tama yang
- memperlambat proses pembakaran, dan menambah volume gas buang. menguap adalah air, baru kemudian gas-gas yang terbentuk dari terbakarnya BTG.
Keadaan tersebut mengakibatkan: Sisa akhir pembakaran adalah KT atau kokas serta abu. Makin tua umur geologis
- pengurangan efisiensi ketel uap ataupun efisiensi motor bakar, bahan bakar padat, makin rendah kandungan BTG-nya.
- penambahan biaya perawatan ketel, f. Berat Jenis (Spesific Gravity)
- menambah biaya transportasi, merusak saluran bahan bakar cair (“fuel line”) Berat jenis dinyatakan dalam gram per ml, dalam derajat API, dalam lb (baca:
dan ruang bakar. “pound”) per galon, atau lb per cuft, dan derajat Baume. Berat jenis disingkat sp.
c. Kandungan Abu gr. atau sg.
Abu yang terkandung dalam bahan bakar padat adalah mineral yang tak dapat Definisi: perbandingan berat bahan bakar terhadap berat air, diukur pada 600 F,
terbakar (non-BDT) yang tertinggal setelah proses pembakaran dan perubahan- yang pada suhu tersebut berat air = 62.4 lb/cuft.
perubahan atau reaksi-reaksi yang menyertainya selesai. Abu berperan Sg bahan bakar cair berubah oleh suhu, karena adanya ekspansi, terlebih-lebih sg
menurunkan mutu bahan bakar karena menurunkan nilai kalor. Di dalam dapur bahan bakar gas.
atau dalam generator gas, abu dapat meleleh pada suhu tinggi, menghasilkan massa Ada beberapa satuan sg seperti antara lain:
yang disebut “slag”. Sifat kandungan abu dapat ditandai oleh perubahan-perubahan 141 .5
1. Sg 60/600 F = , dimana 0 API diukur pada 600 F.
yang terjadi bila suhunya naik. Kalau suhu diberi lambang t, maka: 0 API + 131 .5
3
Bahan Bakar dan Pembakaran
Rumus pada butir 4 dan 5 sebenarnya hanya berlaku untuk bahan bakar baku dapat terbakar selama waktu sekurang-kurangnya 5 detik.
hidrokarbon murni tanpa adanya ikutan, namun karena biasanya bahan ikutan j. Bau
jumlahnya kecil sekali, maka kedua rumus tersebut masih aman untuk digunakan. Bau tak enak yang khas biasanya ditimbulkan oleh senyawa belerang dalam bahan
g. Viskositas atau Kekentalan bakar cair. Senyawa itu adalah belerang hidrokarbon atau merkaptan yang bersifat
Viskositas adalah kebalikan fluiditas atau daya alir. Makin tinggi viskositas makin korosif.
sukar mengalir. Mengingat kecepatan mengalir juga tergantung pada berat jenis, k. Titik Anilin
maka pengukuran viskositas demikian dinyatakan sebagai “viskositas kinematik”. Titik anilin adalah suhu dimana sejumlah volume yang sama dari bahan bakar cair
Viskositas absolut = viskositas kinematik × berat jenis cairan. dan anilin tepat bercampur. Atau, suhu terendah dimana terjadi awan yang
Satuan viskositas antara lain: poise, gram/cm detik, atau dengan skala Saybolt disebabkan karena batas pemisahan fase cair dari campurannya yang homogen
Universal diukur dalam detik. sejumlah volume anilin yang sama dengan volume sampel menjadi hilang.
l. Faktor Karakterisasi dan Titik Didih
Catatan: Agar minyak dapat dipompa harus mempunyai viskositas ≤ 10 000 detik
Faktor karakterisasi ini memberi petunjuk tentang watak dan sifat-sifat termal
SU (Saybolt Universal), dan agar dapat dikabutkan dengan tekanan udara
fraksi minyak bumi. Di samping itu, juga menyatakan perbedaan sifat parafinitas
≥ 1 psi harus mempunyai viskositas ≤ 100 detik SU.
4
Bahan Bakar dan Pembakaran
hidrokarbon secara kuantitatif atau indeks parafinitas minyak bumi mentah. Faktor C, S, Ha = fraksi berat karbon, belerang dan hidrogen bebas.
karakterisasi UOP (Universal Oil Products Company) dinyatakan dalam K. NKA = dalam Btu/lb.
3T Catatan: 1 Btu = 252 kalori
B
K=
sg 1 lb = 453.6 gram.
5
Bahan Bakar dan Pembakaran
angka oktana = 100, sedang normal heptana mempunyai angka oktana = 0. Makin - Tanur dalam industri baja, tanur tinggi dalam industri semen dan industri lain
tinggi angka oktana gasolin semakin baik unjuk kerjanya. yang mempunyai kaitan dengan semen, serta berbagai dapur dalam industri
petroleum dan industri kimia.
III.2.2 Kerosen - Mesin diesel, kecuali pada mesin diesel kecepatan tinggi seperti pada truk dan
Termasuk kerosen adalah: lokomotif, pada mesin diesel kapal serta mesin diesel berkecepatan rendah untuk
- Bahan bakar turbin gas pada pesawat terbang. pembangkit tenaga listrik.
- Minyak bakar, biasa dipakai untuk dapur rumah tangga, bahan bakar kapal laut, - Turbin gas.
dan penerangan lampu kereta api di masa lalu.
Mutu kerosen tergantung pada sifatnya dalam uji lamu (lamp test) dan uji bakar, seperti III.3 Bahan Bakar Gas
timbulnya asap dan kabut putih. Asap disebabkan oleh hidrokarbon aromatik sedang Termasuk dalam bahan bakar gas antara lain:
kabut putih oleh disulfida.
III.3.1 Asetilin
III.2.3 Bahan Bakar Diesel Gas asetilin digunakan dalam pengelasan dan pemotongan logam, yang
Bahan bakar diesel atau minyak diesel dipakai untuk mengoperasikan mesin memerlukan suhu nyala yang tinggi, dapat juga dipakai untuk lampu karbida. Gas
diesel atau “compression ignition engine”. Mutunya ditentukan oleh angka cetana. asetilin dapat membentuk asetilida yang eksplosif jika dicampur dengan tembaga (Cu),
Makin tinggi angka cetana, makin tinggi unjuk kerja yang diberikan oleh bahan bakar terlebih-lebih dengan udara.
diesel. Angka cetana adalah besarnya kadar volume cetana dalam campurannya dengan
metilnaphtalen. Cetan murni mempunyai angka cetana = 100, sedang aromatik III.3.2 “Blast Furnace Gas”
mempunyai angka cetana = 0. Unjuk kerja adalah persentase rata-rata daya yang dapat Gas ini merupakan hasil samping peleburan bijih besi dengan kokas dan udara
diperoleh dari mesin dengan bahan bakar tertentu dibandingkan dengan daya yang panas di dalam “blast furnace”.
diperoleh dari bahan bakar yang mempunyai angka cetana = 100.
III.3.3 Gas Air Biru (Blue Water Gas)
III.2.4 Minyak Residu Dibuat dari reaksi antara kukus (steam) dengan karbon padat yang dipanasi
Minyak residu biasa digunakan pada ketel uap, baik yang stasioner maupun pada suhu tinggi, merupakan campuran antara gas H2 dan gas CO.
yang bergerak. Dalam hal instalasinya, pemakaian minyak residu dalam ketel uap akan
lebih murah dibanding batubara. Disamping itu, pemakaian minyak residu tidak III.3.4 Gas Batubara
menimbulkan masalah abu. Akan tetapi pada ketel uap tekanan tinggi dan suhu tinggi Gas batubara disebut juga gas kota, dibuat dari dis tilasi destruktif batubara
dapat menimbulkan korosi dan kerusakan pada “superheater tube”. Pemakaian minyak dalam retort tertutup dengan pemanasan tinggi.
residu kecuali dalam ketel uap antara lain:
6
Bahan Bakar dan Pembakaran
III.3.5 Gas Alam udara, tidak ikut dalam reaksi pembakaran, malahan menghisap panas dari hasil reaksi
Gas alam tersusun dari parafin hidrokarbon, khususnya gas metana bercampur pembakaran. Untuk menentukan jumlah O2 yang tepat pada setiap pembakaran,
dengan nitrogen, N2 , dan karbon dioksida, CO2 , diperoleh dari tambang dengan merupakan hal yang tidak mudah. Pada umumnya dipakai kelebihan udara.
pengeboran tanah melalui batuan kapur atau batuan pasir. Kandungan metananya di Keuntungannya tidak terjadi pemborosan bahan bakar. Kerugiannya mengurangi panas
atas 90%. hasil pembakaran. Untuk ini dijaga ada kelebihan udara, tetapi tidak terlalu banyak
(antara 5-15%).
III.3.6 Gas Petroleum Dalam pembakaran, ada pengertian udara primer yaitu udara yang
Gas petroleum diperoleh dari fraksionasi minyak bumi mentah, dan dapat juga dicampurkan dengan bahan bakar di dalam burner (sebelum pembakaran) dan udara
dari gas alam, mengandung propana dan butana sebagai komponen terbesar. sekunder yaitu udara yang dimasukkan dalam ruang pembakaran setelah burner,
melalui ruang sekitar ujung burner atau melalui tempat lain pada dinding dapur.
IV. Proses dan Operasional Pembakaran
IV.2 Perbandingan Udara-Bahan Bakar
IV.1 Proses Pembakaran Untuk memperoleh reaksi pembakaran yang baik diperlukan:
Dalam pembakaran proses yang terjadi adalah oksidasi dengan reaksi sebagai 1. Perbandingan tertentu antara bahan bakar dengan udara.
berikut: 2. Pencampuran yang baik antara bahan bakar dengan udara.
Karbon + oksigen = Karbon dioksida + panas 3. Permulaan dan kelangsungan penyalaan campuran.
Hidrogen + oksigen = Uap air + panas Penjelasan 1: lihat tabel 1.
Sulfur + oksigen = Sulfur dioksida + panas Penjelasan 2: Campuran yang baik adalah yang homogen dan tiap partikel bahan bakar
Pembakaran di atas dikatakan sempurna bila campuran bahan bakar dan oksigen (dari harus kontak langsung dengan partikel udara.
udara) mempunyai perbandingan yang tepat, hingga tidak diperoleh sisa. Pada umumnya bahan bakar telah berubah menjadi uap (combustible vapor) sebelum
Bila oksigen terlalu banyak, dikatakan campuran “lean” (kurus). Pembakaran ini terbakar. Untuk mempercepat terjadinya “combustible vapor” diperlukan proses
menghasilkan api oksidasi. pengabutan.
Sebaliknya, bila bahan bakarnya terlalu banyak (atau tidak cukup oksigen), dikatakan Butiran-butiran kabut tersebut luas permukaannya menjadi sangat besar, hingga
campuran “rich” (kaya). Pembakaran ini menghasilkan api reduksi. Api reduksi mempercepat penguapan. Untuk bahan bakar padat, tentunya tidak dapat dilakukan
ditandai oleh lidah api panjang, kadang-kadang sampai terlihat berasap. Keadaan ini pengabutan. Untuk mendekati bentuk kabut tersebut diperlukan
juga disebut pembakaran tidak sempurna. pemecahan/penghalusan butirannya dalam “pulverizer” dan sprayer.
Seperti diketahui, oksigen untuk pembakaran diperoleh dari udara yang terdiri Penjelasan 3: Pada awal pembakaran, diperlukan nyala api atau loncatan api listrik
dari 20% O2 dan 80% N2 . Sebagai contoh, bila diperlukan 1 lb O2 , berarti memerlukan setelah sebagian kecil bahan bakar mulai terbakar, maka sebagian
4.32 lb udara atau setiap cuft O2 perlu 4.78 cuft udara. Gas N2 yang mengisi 80% dari panas pembakaran digunakan untuk menaikkan suhu bahan bakar
7
Bahan Bakar dan Pembakaran
sampai suatu saat suhu bahan bakar cukup tinggi untuk terbakar b = berat udara + uap air yang terkandung dalam udara.
sendiri. Bila kondisi ini sudah dicapai, bantuan nyala api sudah tidak Air dalam d dan e = (air yang terkandung dalam bahan bakar) + (air dari kelembaban
diperlukan lagi. udara) + (air yang terbentuk dari reaksi pembakaran).
8
Bahan Bakar dan Pembakaran
Bahan bakar yang masuk ke dalam dapur banyaknya dikontrol oleh temperatur 1. Burner harus selalu bersih dan dipelihara secara rutin. Semua bagian pengatur harus
dalam dapur, antara lain pirometer radiasi dan temperatur atap dapur. Bila mudah digerakkan. Pengontrol udara pada injektor seringkali macet oleh
dibaca terlalu tinggi, maka jumlah bahan bakar harus dikurangi dan seterusnya. kotoran/korosi atau rusak.
- Kontrol Pembakaran 2. Penutup oven harus bebas, bekerja baik dan rapat, agar udara luar tidak masuk.
Pengaturan bahan bakar/udara digunakan flow meter yang disambungkan 3. Pengendalian udara yang tepat harus selalu dijaga agar nyala api baik. Untuk lebih
dengan mekanisme servo pada katup kontrol otomatis. tepat dilakukan analisa gas asap. Akan lebih membantu para Operator bila dilengkapi
- Kontrol Aliran alat pencatat CO2 .
Menjaga kesetimbangan aliran pemasukan udara/bahan bakar dan pengeluaran 4. Pada blast furnace yang umumn ya bekerja dengan nyala api non luminous, nyala api
gas asap. yang panjang dan lemah, menunjukkan terlalu banyak gas. Aliran gas harus
dikecilkan, hingga nyala api lebih pendek dan berwarna kekuning-kuningan. Atau
IV.6 Petunjuk kepada Operator menambah suplai udara hingga terdengar nyala api terkuat.
Di bawah ini beberapa petunjuk yang akan membantu para Operator dalam Nyala api kekuning-kuningan dan cerah adalah yang paling baik. Makin cerah makin
menangani beberapa jenis oven. baik.
Oven dengan bahan bakar batubara. 5. Sekali burner disetel dengan menghasilkan nyala yang baik, jangan diubah-ubah
1. Kedalaman api ± 15 inchi dari pintu. lagi.
Pemasukan batubara ± 1.5-2 sekop penuh tiap sqft luas pembakaran. Bila 6. Klep pada cerobong harus disetel untuk memperoleh kesetimbangan aliran dalam
2. Kisi-kisi pembakaran harus selalu tertutup oleh bahan bakar, dijaga ketinggian nyala Cara pengetesan:
api, garukan digunakan bila perlu. Hembuskan asap/dekatkan nyala api kecil pada lubang di dinding oven. Bila asap
3. Bara api yang tertutup abu harus dicegah dengan membersihkan api secara hati-hati. tidak terisap masuk atau lidah api nyala tidak menuju ke lubang, maka letak
4. Jarak batangan penyangga api harus teratur dan bila bengkok harus segera 7. Bila oven tidak dipakai, saluran gas, udara dan damper harus ditutup.
diluruskan.
5. Pemasukan udara dijaga agar nyala api baik. Oven dengan bahan bakar minyak.
6. Kebocoran oven harus dicegah agar tidak ada udara luar masuk. 1. Viskositas minyak harus benar.
2. Minyak harus bebas air, karena dapat menunda pembakaran dan membentuk asap
9
Bahan Bakar dan Pembakaran
4. Burner harus dibuka dan dibersihkan secara teratur, sebaiknya tiap penggantian shift. Biasanya gas SO3 terbentuk dalam dapur karena oksidasi SO2 menjadi SO3 . Akibat
5. Bila oven dimatikan, burner harus dipindahkan untuk melindungi dari panas radiasi. yang ditimbulkan oleh gas-gas ini ialah:
6. Celah lubang burner harus dicek secara periodik. - Apabila terjadi kontak dengan air akan terbentuk asam belerang (H2 SO4 ) yang
bersifat korosif terhadap logam dan merusak instalasi dapur.
Aturan umum untuk penghematan bahan bakar: - Gas SO2 dan SO3 membentuk kabut di atmosfer, mengakibatkan terjadinya
1. Dengan alat yang ada harus dibuat rencana agar beban oven selalu penuh. hujan asam yang membahayakan kehidupan tumbuh-tumbuhan.
2. Nyala api harus selalu dijaga berada dalam oven. Agar dicegah terjadinya - Menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan.
pembakaran di luar oven atau pada aliran gas asap. 3. Gas nitrogen oksida, terbentuk apabila pembakaran dilakukan dalam udara, pada
3. Pintu-pintu harus selalu dijaga dalam kondisi baik dan tertutup rapat/tidak bocor. suhu yang cukup tinggi. Hal ini terjadi karena gas nitrogen N2 dan gas oksigen O2
4. Penggunaan bahan bakar harus disesuaikan dengan kondisi pembakaran. bereaksi membentuk NO dan NO2 . Efek yang ditimbulkan oleh gas ini ialah:
5. Jumlah bahan bakar harus selalu dicatat, demikian juga dengan berat bahan yang - dapat merusak kehidupan tanaman dan binatang,
dipanaskan. - mengganggu kesehatan manusia karena menimbulkan iritasi pada saluran
6. Kebocoran pada dinding oven adalah penyebab besarnya kehilangan panas. pernafasan,
Dinding oven harus selalu disemir dengan bahan tertentu antara lain campuran tanah - bersifat korosif pada logam,
liat dan semen api untuk mencegah bocoran udara. - menimbulkan hujan asam oleh terbentuknya asam nitrat di atmosfer,
- apabila bereaksi dengan uap atau gas dari senyawa organik dengan bantuan sinar
V. Pencemaran matahari dapat menimbulkan kabut fotokimia.
Pada proses pembakaran bahan bakar konvensional (bukan bahan bakar 4. Gas karbon monoksida yang terbentuk apabila pembakaran tidak sempurna. Efek
nuklir), tak dapat dihindari kemungkinan terjadinya pencemaran, baik oleh komponen- yang ditimbulkan oleh gas CO bagi kesehatan manusia ialah:
komponen dalam gas asap yang bersifat racun bagi kesehatan serta mengganggu - apabila gas tersebut terhisap melalui pernafasan, gas CO bereaksi dengan
kenyamanan manusia, maupun oleh radiasi kalor. haemoglobin dalam darah, sehingga menghambat transfer oksigen yang
Khusus pencemaran oleh bahan-bahan hasil pembakaran, meliputi 5 macam membahayakan kehidupan manusia.
bahan pencemar utama yaitu: 5. Gas-gas senyawa organik.
1. Partikulat, yaitu padatan atau cairan yang sangat kecil, tersuspensi dalam gas asap. Akibat yang ditimbulkan oleh adanya gas ini adalah:
Partikulat ini terlepas ke atmosfer, dan efek yang ditimbulkan berupa: – Di atmosfer dengan gas NOx membentuk oksidant, berupa kabut. Kabut oksidant
- terganggunya penglihatan oleh kabut partikulat, ini menimbulkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan.
- menyebabkan bronkhitis, emphysema dan kanker.
2. Bas belerang oksida, atau SOx, yaitu SO2 dan SO3 .
10
Bahan Bakar dan Pembakaran
11
Bahan Bakar dan Pembakaran
12