You are on page 1of 8

UPAYA PENINGKATAN MORAL MAHASISWA FKIP

AGAR MENJADI GURU YANG


BERKARAKTER KUAT DAN CERDAS

Makalah ditulis untuk memenuhi tugas

Filsafat Ilmu

Dosen Prof.Dr Sarwiji M.Pd

Oleh

Bambang Prihantoro

K1210014

Ê   
   


   Ê 

 
      


 


c

c


Ê 

A.Latar Belakang Masalah

Jika kita bertanya kepada beberapa siswa yang sedang menjalani


pandidikan,maka jangan heran bila kita mendapati sebagian besar siswa akan
mengatakan bahwa gurunya galak, gurunya membosankan, gurunya tidak menarik, dan
sebagainya. Pada intinya mereka mengatakan bahwa guru yang mengajar mereka belum
memuaskan.

Dari fenomena ini, kita dapat menelusuri dari mana guru berasal. Telah kita
ketahui bersama bahwa guru berasal dari kampus ilmu pendidikan. Saat ini kehidupan
kampus ilmu pendidikan di Indonesia umumnya mengalami degradasi moral. Realita
bahwa profesprofesii guru adalah profesi yang menjanjikan semakin memperburuk
wajah kampus yang bertugas menelurkan calon-calon pendidik masa depan di Indonesia.

Kesempurnaan penciptaan manusia dibanding makhluk lain adalah adanya bekal


cipta rasa dan karsa. Kesempurnaan fisik yang dianugerahkan , kecerdasan otak dan
bersemayamnya hati dalam diri kita,sepatutnya disyukuri. Adanya bekal tersebut akan
berkembang positif bila diolah berdasarkan keinginan dan kemauan untuk belajar. Maka
dari itu seorang guru harus menjalankan tugasnya sebagai pendidik yang professional.
Tidak hanya cerdas dalam penguasaan materi, terampilnya berkomunikasi dan interaksi,
tetapi kita jangan sampai melupakan kecerdasan moral yang akan menjadi cermin siswa
dalam berperilaku. Karena itu saya menyusun makalah dengan judul ´Upaya
Peningkatan Moral Mahasiswa FKIP Agar menjadi Guru yang Berkarakter Kuat dan
Cerdas´ sebagai langkah mencerdaskan moral mahasiswa sebagai calon pendidik masa
depan.

c
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka saya merumuskan masalah


sebagai berikut:

1.c Bagaimana kondisi moral mahasiswa sebagai calon pendidik?


2.c Seberapa penting pendidikan moral dalam upaya pembentukan karakter seorang
pendidik?
3.c Bagaimana solosi pendidikan moral terkait pembentukan karakter sebagai
penyeimbang pendidikan akal?

c
BAB II

PEMBAHASAN

Kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia.
Bidang moral adalah kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikanya sebagi manusia.
Norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan
manusia dilihat dari segi baik buruknya sebagai manusia bukan sebagai pelaku peran
tertentu dan terbatas. Dalam kamus psikologi, dinyatakan bahwa karakter adalah
kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral. Jadi dari kedua pernyataan diatas
dapat dikatakan bahwa baik-buruknya perilaku manusia secara tidak langsung
menunjukan perilaku manusia tersebut.

Dalam fase kehidupan manusia, seorang pendidik mempunyai andil dalam proses
pembentukan karakter. Guru secara tidak langsung juga memberikan pendidikan
karakter pada peserta didiknya. Oleh karena itu, profil dan penampilan guru seharusnya
memiliki sifat-sifat yang dapat membawa peserta didik kearah pembentukan karakter
yang kuat. (M.Furqon Hidayatullah,2009:15).

Seorang guru yang baik, ketika dia mengajarkan suatu materi kepada peserta
didiknya, dia tidak hanya sekadar mentrasfer pengetahuan tetapi juga memberikan
pemahaman tentang bagaimana berfikir dan bersikap ilmiah. Dwi Budiyanto,2009:229
mengatakan beberapa cara mengajar yang baik,yaitu:

1.c Menanamkan sturuktur berfikir ilmiah yang berpijak pada alasan dan
dasar hokum yang jelas.
2.c Memberi jawaban tidak sekadar pada pertanyaan,tetapi menjawab dengan
kaidah umum agar peserta didik mendapatkan hasil dengan sendirinya
tanpa dikte dari pengajar.
3.c Member perhatian terhadap potensi yang dimiliki perserta didik.

c
4.c Menghubungkan materi dengan kenyataan sehari-hari.
5.c Memberi apresiasi positif bagi peserta didik.
6.c Menyampaikan materi dengan menarik dan variatif.

Tapi pada kenyataanya telah kita ketahui bersama bahwa kondisi moral
mahasiswa sebagai calon pendidik masih sangat memprihatinkan. Keadaan mahasiswa
saat ini menunjukan terjadinya ketidakseimbangan antara pengembangan pendidikan
hati (moral) dan akal (kecerdasan) yang secara fitrah melekat pada hati manusia.
Penurunan kualitas moral mahahsiswa sebagai calon pendidik ini terjadi Karena
kurangnya kesadaran mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menaati nilai-nilai dan
moral oleh orang dewasa di sekitarnya.

Dalam perkembanganya, peran orang dewasa sebagai tempat berinteraksi sangat


berpengaruh. Perkembangab moral tidak tergantung terutama pada upaya-upaya
pendidikan karakter yang eksplisit tetapi pada kematangan dan kapasitas etis orang-
orang dewasa yang jadi teman mereka berinteraksi khususnya orang tua, tetapi
pendamping dan orang-orang dewasa dalam masyarakat lainya. (Robert E.Slavin,
2008:78)

Mahasiswa yang dipersiapkan sebagai calon pendidik dirasa perlu mendapatkan


penekanan khusus mengenai pendidikan moral sebagai bekal untuk menjadi ³orang-
orang dewasa´ yang nantinya akan berinteraksi dengan pesrta didik.

Pemahaman seseorang akan pentingnya moral sangat berpengaruh terhadap


pembentukan karakter orang tersebut. Dengan asumsi yang sama, ketika calon pendidik
memiliki karakter yang kuat maka akan terbentuk anak didik yang berkarakter kuat pula.

c
Upaya untuk mengurangi degradasi moral kalangan mahasiswa dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

1.c Dengan cara menyisipkan nilai-nilai moral dalam setiap perkuliahan.


Misalnya: Dalam mata kuliah Sastra Lama pada pembahasan contoh ±
contoh sastra lama yang berupa pantun,syair,gurindam dan talibun,
mahasiswa dapat mengetahui nilai nilai moral yang terkandung dalam
karya sastra lama tersebut.
2.c Di bentuknya kelas motivasi, yang lebih menekankan pada penggugahan
motivasi internal peserta didik.
Mengingat bahwa motivasi internal dari seorang itu akan berimbas
sangat dahsyat pada sistem keyakinan, sedangkan system keyakinan akan
turut menentukan budaya kerja dari seorang tersebut. Yang pada akhirnya
akan bermuara pada pembentukan karakter.
3.c Menambah mata kuliah tentang pendidikan moral, meski tidak diberi
beban SKS namun mahasiswa dipersyaratkan lulus mata kuliah tersebut.
4.c Mata kuliah yang substansinya sudah mengandung nilai moral hendaknya
lebih bersifat aplikatif.
5.c Menyeimbangkan porsi antara materi mata kuliah akal (kecerdasan) dan
hati (moral). Sehingga akan menghasilkan pendidik-pendidik yang tidak
hanya unggul secara intelektual tetapi juga unggul secara moral.

c
Ê 
Ê

 

1.c Kondisi moral mahasiswa saat ini masih sangat memprihatinkan. Maka perlu
mendapat perhatian yang khusus.
2.c Pendidikan moral sangat penting bagi salah satu sarana pembentukan karakter
yang kuat bagi calon seorang pendidik, karena mahasiswa yang di persiapkan
sebagai calon pendidik perlu mendapatkan penekanan khusus mengenai
pendidikan moral sebagai bekal untuk menjadi seseorang yang memiliki kualitas
moral yang tinggi yang nantinya akan berinteraksi dengan peserta didik.
3.c Upaya mewujudkan pendidikan moral dapat dilakukan dengan cara: menyisipkan
nilai moral kedalam perkuliahan,di bentuknya kelas motivasi,menambah
matakuliah tentang pendidikan moral dan dilaksanakan dengan lebih aplikatif.

 

1.c Perlu diperhatikanya kondisi moral mahasiswa sebagai calon guru masa depan.
2.c Dibentuknya kelas motivasi, yang dalam hal ini lebih menekankan pada
penggugahan motifasi internal peserta didik.
3.c Menambah matakuliah tentang pendidikan moral.
4.c Menyeimbangkan porsi antara pendidikan intelektual dengan pendidikan moral.

c
DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah, M. Furqon. 2009. V   :


 
  
 
 
 Surakarta:Yuma Pustaka

Sagala, Syaiful.2009.     V    V


 Bandung:Alfabeta

Rohayati, Isnaini.2010. VV  


 Diakses di
scrib.com,tanggal 4 April 2011

Slavin, Robert E.2008. ! " "" 


"  "Indeks

You might also like