You are on page 1of 14

MAKALAH

TUGAS INDIVIDU
CLOUD COMPUTING DAN WEB OS (OPERATING SYSTEM)

Dosen : M. Hari Suharto, S.T.


Mata Kuliah : Sistem Operasi

Disusun Oleh:
Ahmad Zaky Ghozali
10523409

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2011
KATA PENGANTAR

‫ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺣﻣﻦ ﺍﻠﺮﺣﻴﻡ‬

Segala puji bagi ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini sesuai dengan kemampuan serta ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Dalam proses penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna, karena
tak ada yang sempurna di dunia ini, kesempurnaan hanyalah milik ALLAH SWT.
Namun atas bimbingan, arahan, koreksi dan saran yang telah kami dapatkan, kami
sampaikan rasa terima kasih yang dalam kepada :
 Bapak M. Hari Suharto selaku dosen mata kuliah “Sistem Operasi”
 Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk
ini.
Demikian makalah ini saya buat, semoga bermanfaat untuk kedepannya,

Yogyakarta, 23 Maret 2011


Penyusun,

Penulis
i
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................ ii
Pembahasan :
A. Sejarah Cloud Computing........................................................1
B. Pengertian Cloud Computing...................................................4
C. Pengertian Web OS..................................................................6
D. Implementasi Cloud Computing dan Web OS.........................7
Daftar Pustaka................................................................................9
ii
A. Sejarah Cloud Computing

Ide awal dari cloud computing bisa ditarik ke tahun 1960-an, saat John
McCarthy, pakar komputasi MIT yang dikenal juga sebagai salah satu pionir
intelejensia buatan, menyampaikan visi bahwa "suatu hari nanti komputasi akan
menjadi infrastruktur publik--seperti listrik dan telpon".

Namun baru di tahun 1995 lah, Larry Ellison, pendiri Oracle , memunculkan
ide "Network Computing" sebagai kampanye untuk menggugat dominasi
Microsoft yang saat itu merajai desktop computing dengan Windows 95-nya.

Larry Ellison menawarkan ide bahwa sebetulnya user tidak memerlukan


berbagai software, mulai dari Sistem Operasi dan berbagai software lain,
dijejalkan ke dalam PC Desktop mereka.

PC Desktop bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung


dengan sebuah server yang menyediakan environment yang berisi berbagai
kebutuhan software yang siap diakses oleh pengguna.

Ide "Network Computing" ini sempat menghangat dengan munculnya


beberapa pabrikan seperti Sun Microsystem dan Novell Netware yang
menawarkan Network Computing client sebagai pengganti desktop.

Penulis sendiri pada tahun '98 sempat mencoba Network Computing yang
dikoneksikan ke sebuah Windows NT Server di mana NC client dapat
menggunakan berbagai aplikasi yang tersedia di dalam server tersebut secara
remote.

Namun akhirnya, gaung Network Computing ini lenyap dengan sendirinya,


terutama disebabkan kualitas jaringan komputer yang saat itu masih belum
memadai, sehingga akses NC ini menjadi sangat lambat, sehingga orang-orang
akhirnya kembali memilih kenyamanan PC Desktop, seiring dengan semakin
murahnya harga PC.

Tonggak selanjutnya adalah kehadiran konsep ASP (Application Service


Provider) di akhir era 90-an. Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas
jaringan komputer, memungkinkan akses aplikasi menjadi lebih cepat.

Hal ini ditangkap sebagai peluang oleh sejumlah pemilik data center untuk
menawarkan fasilitasnya sebagai tempat ‘hosting’ aplikasi yang dapat diakses
oleh pelanggan melalui jaringan komputer.
1
Dengan demikian pelanggan tidak perlu investasi di perangkat data center.
Hanya saja ASP ini masih bersifat "privat", di mana layanan hanya dikastemisasi
khusus untuk satu pelanggan tertentu, sementara aplikasi yang di sediakan waktu
itu umumnya masih bersifat client-server.

Kehadiran berbagai teknik baru dalam pengembangan perangkat lunak di


awal abad 21, terutama di area pemrograman berbasis web disertai peningkatan
kapasitas jaringan internet, telah menjadikan situs-situs internet bukan lagi berisi
sekedar informasi statik. Tapi sudah mulai mengarah ke aplikasi bisnis yang lebih
kompleks.

Dan seperti sudah sedikit disinggung sebelumnya, popularitas Cloud


Computing semakin menjulang saat di awal 2000-an, Marc Benioff ex VP di
Oracle, meluncurkan layanan aplikasi CRM dalam bentuk Software as a Service,
Salesforce.com, yang mendapatkan sambutan gegap gempita.

Dengan misinya yang terkenal yaitu "The End of Software", Benioff bisa
dikatakan berhasil mewujudkan visi bos-nya di Oracle, Larry Elisson, tentang
Network Computing menjadi kenyataan satu dekade kemudian.

Selanjutnya jargon Cloud Computing bergulir seperti bola salju menyapu


dunia teknologi informasi. Dimulai di tahun 2005, mulai muncul inisiatif yang
didorong oleh nama-nama besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon
EC2 (Elastic Compute Cloud), Google dengan Google App Engine-nya, tak
ketinggalan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud Initiative dan lain
sebagainya.

Semua inisiatif ini masih terus bergerak, dan bentuk Cloud Computing pun
masih terus mencari bentuk terbaiknya, baik dari sisi praktis maupun dari sisi
akademis. Bahkan dari sisi akademis, jurnal-jurnal yang membahas tentang ini hal
ini baru bermunculan di tiga tahun belakangan.

Akhirnya seperti yang kita saksikan sekarang, seluruh nama-nama besar


terlibat dalam pertarungan menguasai awan ini. Bahkan pabrikan Dell, pernah
mencoba mempatenkan istilah "Cloud Computing", namun ditolak oleh otoritas
paten Amerika.

Walaupun di luaran perebutan kapling awan ini begitu ingar-bingar, tidak


demikian dengan di tanah air Indonesia tercinta ini. Pemain yang benar-benar
mencoba masuk di area ini masih sangat sedikit, bahkan jumlahnya bisa dibilang
belum sebanyak jari sebelah tangan.
2
Salah satu yang cukup serius bermain di area ini adalah PT Telkom, yang
setidaknya saat ini sudah menawarkan dua layanan aplikasi berbasis Software as a
Service. Salah satunya melalui anak usahanya, Sigma Cipta Caraka, yang
menawarkan layanan aplikasi core banking bagi bank kecil-menengah.

Kemudian bekerjasama dengan IBM Indonesia dan mitra bisnisnya, PT


Codephile, Telkom menawarkan layanan e-Office on Demand untuk kebutuhan
kolaborasi/korespondensi di dalam suatu perusahaan atau organisasi.

Sepinya sambutan dunia teknologi informasi dalam negeri terhadap Cloud


Computing ini, mungkin disebabkan beberapa faktor, di antaranya:

1.Penetrasi infrastruktur internet yang bisa dibilang masih terbatas.

2.Tingkat kematangan pengguna internet, yang masih menjadikan media internet


utamanya sebagai media hiburan atau sosialisasi.

3.Tingginya investasi yang dibutuhkan menyediakan layanan cloud ini, karena


harus merupakan kombinasi antara infrastruktur jaringan, hardware dan
software sekaligus.

Namun demikian, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-5 di


dunia--yang berarti juga pasar terbesar ke-5 di dunia--para pelaku teknologi
informasi dalam negeri harus sesegera mungkin mempersiapkan diri dalam arti
mulai mengembangkan layanan-layanan yang siap di-cloud-kan.

Sehingga saat gelombang besar Cloud Computing ini sampai di sini, tidak
hanya pemain asing besar saja yang akan menangguk keuntungan. Tentu saja
peran pemerintah sebagai fasilitator dan regulator sangat diperlukan di sini, karena
sekali lagi: Everybody wants to be in the Cloud!
3
B. Pengertian Cloud Computing

Istilah Cloud Computing akhir-akhir ini semakin sering terdengar.Namun


sebenarnya implementasi konsepnya sendiri sudah ada sejak puluhan tahun lalu,
sebelum internet berkembang seperti sekarang. Saat ini memang Cloud
Computing identik dengan internet.

Apakah anda tahu dengan apa yang disebut Cloud Computing? Jika diartikan
perkata, cloud berarti awan, computing sendiri berarti komputer, apakah yang
dimaksud dari kata tersebut adalah komputer awan? Mungkinkah dalam benak
anda terlintas ilustrasi komputer anda berarti harus berada di atas awan agar bisa
bekerja, namun bukan itu yang disebut komputer awan atau dengan bahasa asing
disebut Cloud Computing.

Dengan mengetikkan kata kunci "Cloud Computing Definition" di search


engine atau wikipedia, dalam sekejap ratusan definisi tentang "Cloud Computing"
akan muncul. Dari mulai yang sangat teknis, sampai yang sangat simplistis.

Namun semuanya sepakat bahwa yang dimaksud dengan "Cloud Computing"


secara sederhana adalah "layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan
atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet". Kata-kata "Cloud"
sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk
menggambarkan jaringan internet (internet cloud).

Namun tidak semua layanan yang ada di internet bisa dikategorikan sebagai
Cloud Computing, ada setidaknya beberapa syarat yang harus dipenuhi :

1. Layanan bersifat "On Demand", pengguna dapat berlangganan hanya


yang dia butuhkan saja, dan membayar hanya untuk yang mereka gunakan
saja. Misalkan sebuah layanan menyediakan 10 fitur, user dapat
berlangganan 5 fitur saja dan hanya membayar untuk 5 fitur tersebut.

2. Layanan bersifat elastis/scalable, di mana pengguna bisa menambah atau


mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan kapan saja dan
sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan tersebut.

3. Layanan sepenuhnya dikelola oleh penyedia/provider, yang dibutuhkan


oleh pengguna hanyalah komputer personal/notebook ditambah koneksi
internet.
4

Dari sisi jenis layanan tersendiri, Cloud Computing, terbagi dalam 3 jenis
layanan, yaitu : Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS) dan
Infrastructure as a Service (IaaS).

Sementara dari sifat jangkauan layanan, terbagi menjadi Public Cloud, Private
Cloud dan Hybrid Cloud.

Intinya, Cloud Computing adalah sebuah mekanisme yang memungkinkan


kita "menyewa" sumber daya teknologi informasi (software, processing power,
storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita
dan membayar secukupnya pula.

Dengan konsep ini, maka semakin banyak orang yang bisa memiliki akses
dan memanfaatkan sumber daya tersebut, karena tidak harus melakukan investasi
besar-besaran.

Apalagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, setiap organisasi akan


berpikir panjang untuk mengeluarkan investasi tambahan di sisi TI. Terlebih
hanya untuk mendapatkan layanan-layanan yang mungkin hanya dibutuhkan
sewaktu-waktu saja.

Seperti kecenderungan beberapa tahun terakhir dimana banyak perusahaan


telah melakukan outsourcing terhadap pekerjaan non-core mereka. Demikian juga
dengan kebutuhan layanan TI, kecenderungan untuk "menyewa" sumber daya TI
melalui mekanisme Cloud Computing ini, menunjukan peningkatan signifikan
dalam 3 tahun terakhir.

Makanya tidak heran, jika nama-nama besar itu sudah memulai memukul
genderang perang menjadi penguasa awan. Everybody wants to be in the Cloud!

Sebenarnya Cloud Computing adalah teknologi yang menggunakan jaringan


internet dan server terpusat untuk mengelola data dan menjalankan aplikasi.
Cloud Computing membantu user untuk menggunakan aplikasi tanpa melakukan
instalasi, mengakses file pribadi mereka di komputer manapun dengan akses
internet. Teknologi ini memungkinkan efisiensi lebih dengan memusatkan
penyimpanan data, memory, pemrosesan aplikasi, dan resource lainnya di Internet
(server). Dengan Cloud Computing, seorang user hanya membutuhkan komputer
dengan web browser dan akses Internet untuk menjalankan berbagai aplikasi
seperti game, office application, Web Desktop/Web Operating System, dan
sebagainya.

Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet


Computing “Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara
permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di
komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer
tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-
lain.”

Manfaat dari Cloud Computing yang dirasakan oleh user yakni user tidak
perlu menginstal program di komputernya semua nya bisa dilakukan secara online
contohnya banyak web yang menyediakan penggunaan adobe photoshop dengan
gratis yang bisa dimanfaatkan oleh user namun dengan catatan user hanya sebatas
menggunakan tanpa harus memiliki. nah begitulah nantinya teknologi cloud
komputing bekerja. untuk saat ini pengusa internet yakni google telah
mengembangkan google apps nya untuk menjadi layanan komputer awan.
5
C. Pengertian Web OS

Secara teknis, Web OS atau juga disebut Web Desktop (webtop) adalah sebuah
desktop environment yang berjalan di atas web. Web OS dapat diartikan sebagai
“sistem operasi” yang berjalan di atas web browser. Tentunya, Web OS bukanlah
sebuah sistem operasi yang sebenarnya. Web OS hanyalah meniru tampilan, look-
and-feel, dan beberapa fitur yang biasanya ditemukan pada sebuah sistem operasi
seperti Windows, Linux, atau Mac OS. Dengan kata lain, Web OS bisa juga
disebut sebagai virtual desktop yang berjalan di dalam web browser. Semua
aplikasi, data, file, dan konfigurasi berada di server (cloud) dan diakses secara
remote dari client melalui jaringan. Fungsi web browser hanya sebagai media
penampil dan input.  

Salah satu contoh dari Web OS adalah EyeOS (www.eyeos.org). EyeOS


adalah sebuah aplikasi web yang menampilkan desktop ke dalam web browser.
Dalam aplikasi tersebut sudah terdapat office dan beberapa aplikasi default dalam
windows. Sama halnya sebuah frame work yang dikembangkan untuk web
aplikasi dimana aplikasi tersebut memiliki aplikasi desktop. Aplikasi ini bersifat
open source, jadi dapat didapat dengan mudah.

Web aplikasi berbasis PHP, XML, dan JavaScript. Tiga hal tersebut
merupakan platform utama dari pembuatan web aplikasi tersebut. Dalam aplikasi
tersebut sudah terdapat office dan beberapa aplikasi (±67 aplikasi).

Teknologi yang digunakan dalam membangun aplikasi Web desktop sangat


beragam tergantung dari masing-masing penyedia layanan. Secara umum Web
desktop menggunakan teknologi Client-server dan menggunakan engine berbasis
PHP, Ajax, Java, Flash, Silverlight (Microsoft), atau kombinasinya.
6

D. Implementasi Cloud Computing dan Web OS

Ada 3 point utama yang diperlukan dalam implementasi Cloud


Computing, yaitu komputer front end, komputer back end dan yang terakhir
penghubung antara keduanya. Komputer front end biasanya merupakan komputer
desktop biasa, sedangkan komputer back end dalam skala besar bisa berupa server
komputer yang dilengkapi dengan data center dalam rak-rak besar. Pada
umumnya komputer back end harus mempunyai kinerja yang tinggi, karena d
harus melayani, mungkin hingga ribuan permintaan data.

Penghubung keduanya bisa berupa jaringan LAN atau internet. Semua


pengguna komputer yang pernah mengakses internet, secara sadar atau tidak sadar
pasti pernah melakukan cloud computing. Siapa yang tidak pernah mengakses
Google? Pasti hampir semua pengguna internet pernah mengaksesnya. Ketika
pengguna mengakses Google, sebenarnya dia sedang melakukan cloud
computing!
Mesin pencari Google atau mesin pencari lainnya, merupakan aplikasi
web. Dimana data-data pendukung mereka berada di server masing-masing.
Selain itu implementasinya masih banyak lagi. Karena website yang ada sekarang
rata-rata sudah berupa aplikasi web, layanan seperti Gmail, Yahoo!Mail dan
Google Docs merupakan contoh aplikasi web. Bukankah dengan itu aplikasi web
seperti Outlook dan MS Word bisa digantikan?
7

Software yang bisa dijalankan


dalam sistem cloud computing
meliputi semua software yang
ada saat ini. Word Processing,
Image editor, Spreadsheet,
Media player, dan jenis
software lain yang sudah ada
padanannya di aplikasi
desktop.
Bahkan Sistem Operasi
bisa diimplementasikan dalam
sistem cloud computing. Saat
ini sistem operasi berbasis web
yang sudah dikembangkan adalah EyeOS . EyeOS merupakan sistem operasi
berbasis web yang dibuat dengan bahasa PHP dan berjalan diatas browser biasa.
Jadi bisa dibayangkan menjalankan sistem operasi dengan browser yang
dijalankan oleh sistem operasi juga dan Eye Os merupakan contoh implementasi
sistem operasi berbasis cloud.

Saat ini kendala yang dihadapi dalam implementasi total cloud computing
adalah masalah kecepatan transfer data dari back end ke front end. Karena
diantara keduanya terjadi pertukaran data. Saat ini infrastruktur internet
kebanyakan belum ada yang bisa menyamai harddisk dalam hal kecepatan transfer
data. Transfer data harddisk berkisar 50 MB/s, sedangkan internet rata-rata
mungkin hanya 50 KB/s. Jauh sekali bukan? Oleh karena itu, aplikasi-aplikasi
cloud computing saat ini masih terbatas dalam hal ukuran aplikasinya. Apabila
ukurannya terlalu besar, tentu saja waktu loading aplikasinya akan sangat lama.

Meski bisa diakali dengan caching dan AJAX, tetap saja sebelumnya harus
mendownload file-file yang dibutuhkan lebih dahulu. Karena itulah saat ini
interaktifitas aplikasi web masih kalah dengan aplikasi desktop. Dan itu salah satu
sebab mengapa aplikasi web selalu kalah dalam hal fiturnya, misalnya aplikasi
Google Docs tentu saja fiturnya tidak selengkap MS Word.

Sistem operasi berbasis web juga isinya tidak selengkap Distro Linux yang
paling hemat. Apabila fitur yang ditanamkan terlalu berat, yang ada hanya waktu
loading yang sangat lambat. Namun apabila masalah koneksi tidak menjadi
masalah lagi, dalam artian kecepatannya sudah sesuai untuk lalu lintas data yang
besar seperti yang saat ini dimiliki oleh harddisk. Bukan tidak mungkin pengguna
komputer tidak lagi perlu menginstal banyak sekali software di komputernya, tapi
cukup mengandalkan koneksi internet.
8
Daftar Pustaka

http://febripuguhpermana.blogspot.com/2011/03/cloud-computing-web-operating-
system.html?showComment=1300893673848#c6242882645822179183

http://heldinisafitri.blogspot.com/2010/06/implementasi-cloud-computing-pada-
suatu.html

www.wilsarbali.co.cc

http://pusteka.depkominfo.go.id

http://linux.blog.gunadarma.ac.id/2010/11/30/cloud-computing/

http://bayanu.wordpress.com/2010/10/26/cloud-computing-atau-komputer-awan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan

http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=74783&page=1
9

You might also like