You are on page 1of 5

SISTEM MONETER

Mengatur penentuan tingkat kurs mata uang


suatu negara dalam sistem keuangan
internasional, sistem tersebut ditentukan oleh
intervensi pemerintah dan mekanisme pasar
Intervensi Tingkat Kurs
Pemerintah Tetap Fleksibel

Tidak ada Standar emas Mengambang


bebas
Ada dengan Tetap & terkendali Mengambang
kebijakan terkendali
1. Standar Emas (1870-1930)
Masyarakat dunia memakai emas sebagai
sistem keuangan internasioanl.
Caranya:
- tiap orang bebas melebur emas
- tiap negara mengatur sendiri koin emasnya
Kelebihan:
- Adanya standar umum dalam perdaganan
internasional & relatif stabil dalam perekonomian yang
tidak cepat berubah
Kekurangan:
- Ketidakmampuan sistem ini merespon cepatnya
peruabahan kondisi ekonomi
2. Sistem kurs tetap & terkendali
Tujuan: Mempertahankan tingkat kurs dan
menghindari turunnya nilai uang
Caranya:
- Emas dan dolar amerika sebagi standar moneter
bersama $35 = 1 ons emas
- Nilai uang negara lain ditetapkan terhadap dolar
amerika
- IMF didirikan melalui kontribusi emas & uang dari
negara-negara dagang utama
Kekurangan:
- Amerika bisa kehabisan cadangan emasnya untuk
menjaga kestabilan nilai tukar dengan menjaga nilai
$35 per ons emas
3. Sistem kurs mengambang bebas
Sistem ini menyerahkan sepenuhnya nilai tukar
mata uang pada mekanisme pasar tanpa
campur tangan pemerintah
Kelebihan:
- Nilai tukar mata uang suatu negara sekaligus
mencerminkan keadaan ekonomi negara tersebut
- Cadangan devisa negara tidak perlu untuk menjaga
nilai tukar
Kelemahan:
- Nilai mata uang negara yang mengalami krisis akan
terus jatuh jika belum ada perbaikan ekonomi, hal ini
justru memperburuk perekonomian yang sudah
lumpuh.
4. Sistem kurs mengambang terkendali
Sistem ini menyerahkan nilai tukar mata uang pada
mekanisme pasar namun negara melalui bank sentral
melakukan intervensi untuk mencegah fluktuasi nilai tukar
yang terlalu besar
Kelebihan:
- Dengan adanya intervensi pemerintah nilai tukar mata
uang tidak terus merosot dan menghindari inflasi
Kelemahan:
- Kebijakan bank sentral yang kurang matang bisa
memperburuk keadaan, contohnya Indonesia sebelum Juli
1997. BI menetapkan nilai tukar Rp2.500,00 perdolar,
untuk mempertahankan nilai tukar tersebut BI membeli
rupiah dengan dolar, akibatnya Indonesia kekurangan
devisa dolar akhirnya rupiah semakin melemah

You might also like