Professional Documents
Culture Documents
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
........................................................................... i
KATA PENGANTAR
........................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
.............................................................. 1
Latar Belakang
........................................................................... 1
Rumusan Masalah
........................................................................... 2
Tujuan Penulisan
........................................................................... 2
Metode Penulisan
........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
........................................................................... 3
Persamaan keadaan
..................................................................... 3
termodinamika............................................. 5
............................................. 5
................................. 8
............................................. 10
Simpulan ..................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Flow work
Flow work adalah energi yang diperlukan untuk mendorong fluida
masuk atau keluar dari control volume,merupakan bagian dari
energi yang dibawa oleh fluida.
Throttling valves
Heat exchanger
http://riyanto04.wordpress.com
Mesin Kalor
∆U = Q − w
(1)
0 = ( Q1 − Q2 ) − W
(2)
W = Q1 − Q2
Atau
(4)
Q2
η = 1−
Q1
Mesin Pendingin
atau
Q1 = W + Q2
W = Q1 − Q2
( 5)
Q2 Q2
η= × 100% = × 100%
W Q1 − Q2
(6)
R-134 R-12
Gambar refrigeran
3. Tidak beracun.
Sifat Refrigeran
1. Tekanan penguapan harus cukup tinggi
2. Sebaiknya refrigeran memiliki suhu pada tekanan yang lebih
tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya
vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik
karena naiknya perbandingan kompresi
3. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi, apabila
tekanan
4. pengembunannya terlalu rendah, maka perbandingan
kompresinya menjadi lebih rendah, sehingga penurunan
dengan turunnya
tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya
akan berkurang
10. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan
∆Q r
∑ T
=0
(10)
Indeks r digunakan untuk menunjukjkan bahwa proses itu
reversibel.
Besaran Q seperti sudah dijelaskan, bukanlah fungsi keadaan,
sehingga d’Q bukan diferensial
eksak. Tetapi adalah diferensial eksak yang untuk selanjutnya
d ' Qr
T
d ' Qr
dS =
T
(11)
Persamaan 11 dapat ditulis menjadi
∫ dS = 0
(12)
Satuan S dalam sistem SI atau MKS adalah J K-1. Entroipi adalah
besaran ekstensif yang bila
dibagi dengan jumlah massa m atau jumlah mol n menjadi entropi
jenis s.
S
s=
m
(13)
Menghitung Perubahan Entropi dalam Proses Reversibel.
Dalam proses adiabatik, d’Q = 0, dan dalam proses adiabatik
reversibel, ds = 0. Oleh karena itu dalam setiap proses adiabatik
reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap. Proses
demikian ini disebut pula sebagai proses isentropik.
Jadi d‘Qr = 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga
perubahan entropi
2 d ' Qr 1 2 Q
S 2 − S1 = ∫ = ∫ d ' Qr = r
1 T T 1 T
(14)
Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem
dihubungkan dengan sebuah reservoir yang suhunya berbeda. Jika
arus panas mengalir masuk kedalam sistem, maka Qr positif dan
entropi sistem naik. Jika arus panas keluar dari sistem, Qr negatif
dan entropi sistem turun. Dalam kebanyakan proses suatu arus
panas yang masuk kedalam sistem secara reversibel umumnya
disertai oleh perubahan suhu, sehingga perhitungan perubahan
entropi dari persamaan (14) suhu T tidak boleh dikeluarkan dari
tanda integral. Jika proses terjadi pada volume tetap, maka d ‘ q =
cv dT, sehingga
T2 dT
S 2 − S1 = ∫ c v
T1 T
(15)
Jika proses terjadi pada tekanan tetap, d ‘ q = cp dT, dan
T2 dT
S 2 − S1 = ∫ c p
T1 T
T T2
( S 2 − S1 ) v = cv ln 2 ( S 2 − S1 ) p = c p ln
T1 T1
(16)
Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem
dengan lingkungannya secara reversibel, maka pada hakekatnya
suhu sistem dan suhu lingkungan adalah sama. Besar arus panas ini
yang masuk ke dalam sitem atau yang masuk kedalam lingkungan
∫ TdS = ∫ d ' Q r = Qr
(17)
Perubahan Entropi dalam Proses Tak-terbalikkan
Perubahan entropi seperti yang dirumuskan dalam pers (16)
berlaku untuk proses reversibel. Namun karena entropi S adalah
variabel keadaan, dan nilai perubahannya hanya ditentukan oleh
keadaan awal dan akhir proses apapun, maka untuk proses
irreversibel boleh digunakan rumus untuk proses reversibel asalkan
keadaan awal dan akhir proses tersebut sama. Ditinjau lagi prroses
irreversibel seperti terlukis dalam gambar 6.1 (a) Suhu benda
pertama setelah berhubungan dengan benda kedua ( reservoar)
berubah dari T1 menjadi T2. Walaupun proes ini irreversibel, namun
dapat digunakan persamaan untuk proses reversible asaklkan
keadaan awal dan keadaan akhirnya juga sama. Jika prose sterjadi
pada tekanan tetap ( isobar) dan Cp juga dapat dianggap tetap,
maka
T2
∆S benda = S 2 − S1 = C p ln
T1
(18)
Karena T2 > T1, maka arus panas masuk kedalam benda dan
T2
ln
T1
2 d 'Q 1 2 T2 − T1
∆S res = ∫ = ∫ dT = C p
1 T T2 1 T2
(19)
karenma arus panas tersebut keluar dari reservoar, maka sesuai
dengan perjanjian tentang tanda, harus diberi tanda negatif, artinya
entropi reservoar berkurang.
T2 − T1
∆S res = −C p
T2
(20)
Perubahan entropi total system
T T −T
∆S = ∆S res + ∆S benda = C p ln 2 − 2 1
T1 T2
(21)
Sesuai dengan Hukum II Termodinamika , Perubahan entropi suatu
sistem
Q Q
∆S A = − ∆S B =
TA TB
Q Q
∆S = ∆S A + ∆S B = − + <0
T A TB
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Titik didih refrigeran merupakan salah satu faktor yang
sangat penting:
1. Refrigeran yang memiliki titik didih rendah biasanya
dipakai untuk keperluan operasi pendinginan temperatur
rendah (refrigerasi)
2. Refrigeran yang memiliki titik didih tinggi digunakan untuk
keperluan pendinginan temperatur tinggi (pendinginan
udara)
3. Titik didih refrigeran merupakan indikator yang
menyatakan apakah refrigeran dapat menguap pada
temperatur rendah yang diinginkan, tetapi pada tekanan
yang tidak terlalu rendah. Dari segi termodinamika R12,
R22, R500, R502, ammonia dapat dipakai untuk daerah
suhu yang luas, dari keperluan pendinginan udara sampai
ke refrigerasi.
4. Hukum I Termodinamika dapat diaplikasikan pada Heat
Echanger, Mixing chamber, Turbin dan kompresor, Nozle dan
diffuser.
5. Hukum II Termodinamika dapat diaplikasikan pada Mesin
penndingin dan mesin kalor.
DAFTAR PUSTAKA
http://multimedia.itb.ac.id/portofolio/Workshop-dan-Kuliah/Hukum-II-
Termodinamika
http://sman1curug.wordpress.com/2008/08/28/hukum-ii-
termodinamika/
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Fisika/0286%20Fis-1-5c.htm
http://www.scribd.com/doc/24264667/Hukum-II-Termodinamika
http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/aplikasi-hukum-
termodinamika.html
htt://pdelouvylux.webng.comdownloadkuliah_geofisikatermodinamik
a_geofisikahukum_2_termodinamika.pdf
http://riyanto04.wordpress.com
Malang.