You are on page 1of 41

1

Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
........................................................................... i

KATA PENGANTAR
........................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
.............................................................. 1
Latar Belakang
........................................................................... 1
Rumusan Masalah
........................................................................... 2
Tujuan Penulisan
........................................................................... 2
Metode Penulisan
........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
........................................................................... 3

Persamaan keadaan
..................................................................... 3

System dan persamaan keadaanya


................................. 3

Persamaan keadaan dalam

termodinamika............................................. 5

Persamaan keadaan van der Waals

............................................. 5

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


2
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Persamaan keadaan Lain pada Gas Nyata

................................. 8

Persamaan keadaan Redlich-Kwong

............................................. 10

BAB III PENUTUP


.................................................. 14

Simpulan ..................................................

14

DAFTAR PUSTAKA

APLIKASI HUKUM TERMODINAMIKA

BAB I
PENDAHULUAN

Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and


dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi
dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat
dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan
termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi proses
perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik
tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


3
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah


"termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang.
Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah
proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses
termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika
tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep
waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang
seharusnya dinamakan termostatik. Hukum termodinamika
kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak
bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti.
Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang
tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud
di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan
Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset
sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


4
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

BAB II
PEMBAHASAN

Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang


diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi
memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut lingkungan.
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas
sistem-lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi
antara sistem dan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang
terjadi antara sistem dan lingkungan:
1. Sistem Terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda
atau kerja dengan lingkungan. Contoh dari sistem
terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas
terisolasi.
2. Sistem Tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan
kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan
lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem
tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak
terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan.
3. Sistem Terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan
kerja) dan benda dengan lingkungannya. Sebuah
pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem
terbuka.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi
sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


5
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan


gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke
sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem
termodinamika, yaitu:
Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan
setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling
setimbang satu dengan lainnya.

Hukum Pertama Termodinamika


Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem
termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor
yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap
sistem.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan
mengenai hukum universal dari kekekalan energi dan
mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk
perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama
termodinamika ini berbunyi: Kenaikan energi internal dari suatu
sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas yang
ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang
dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James
Prescott Joule yang melalui eksperimen-eksperimennya berhasil
menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat dikonversikan.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


6
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada


1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi',
yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan
dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."
Hukum kekekalan energi: Energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dihancurkan/dihilangkan. Tetapi dapat ditransfer
dengan berbagai cara. Aplikasi: Mesin-mesin pembangkit energi
dan pengguna energi. Semuanya hanya mentransfer energi, tidak
menciptakan dan menghilangkan.
Aplikasi :
ANALISIS TERMODINAMIKA SISTEM TERBUKA

Dalam persoalan yang menyangkut adanya aliran massa


ke/dari sistem maka sistemnya adalah sistem terbuka(control
volume). Contohnya : water heater, radiator mobil, turbin,
kompressor, nozle dll. Tidak ada aturan mengenai bagaimana
memilih sistem, tetapi yang penting adalah pemilihan tersebut
dapat memudahkan analisis. Misalkan akan dianalisis aliran udara
melalui nozle, maka pemilihan sistemnya adalah di dalam nozle.
Lapis batas dari control volume disebut control surface, dapat riil
ataupun imajiner. Dalam kasus nozle misalnya, maka permukaan
dalam dari nozle adalah lapis batas yang riil, sedangkan daerah
masuk dan keluarnya aliran adalah lapis batas imajiner karena tidak
ada bentuk fisik sesungguhnya. Control volume dapat tetap (bentuk
dan ukurannya) maupun dapat mengandung moving boundary.
Moving

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


7
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Beberapa istilah Steady : tidak berubah terhadap waktu, lawan


katanya unsteady/transient. Uniform: tidak berubah terhadap
tempat.

Flow work
Flow work adalah energi yang diperlukan untuk mendorong fluida
masuk atau keluar dari control volume,merupakan bagian dari
energi yang dibawa oleh fluida.

Kita tinjau gambar di atas. Jika tekanan fluida P , luas penampang


saluran A, maka gaya yang bekerja pada elemen fluida oleh piston
imajiner adalah : F = P A Untuk memasukkan seluruh elemen fluida
ke dalam control volume maka gaya akan bekerja masuk ke dalam
control volume : Wflow = F L = P A L = P V (kJ)

Dalam basis massa : wflow = P v (kJ/kg)

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


8
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

STEADY FLOW PROCESS

Proses-proses yang dijumpai dalam sistem keteknikan sangat


bervariasi, mulai dari yang sangat sederhana sampai yang rumit.
Dalam beberapa hal, proses yang rumit dapat disederhanakan
menjadi bagian yang sederhana(dengan pengandaian-
pengandaian). Turbin, kompresor dan nozle beroperasi untuk waktu
yang lama dengan kondisi yang sama. Peralatan seperti itu
diklasifikasikan sebagai steady flow devices. Proses dari peralatan
steady dapat dianalisis dengan suatu idealisasi proses yang disebut
“steady flow process”. Steady flow process didefinisikan sebagai
suatu proses di mana fluida mengalir dalam control volume secara
steady. Hal ini berarti bahwa property dapat berubah dari titik ke
titik di dalam control volume tetapi pada setiap titik selalu konstan
selama proses.

Karakteristik steady flow process 1. Selama proses tidak ada


property yang berubah terhadap waktu. Jadi volume V, massa m
dan total energi E konstan. Akibatnya boundary work nol dan total
massa dan energi yang masuk control volume sama dengan total
massa dan energi yang keluar control volume. Dengan kata lain
selama proses kandungan enegi dan massa dari kontrol volume
tetap, tidak berubah terhadap waktu. 2. Selama proses sifat fluida

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


9
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

di inlet dan outlet tidak berubah terhadap waktu 3. Interaksi energi


(berupa panas dan kerja) antara sistem control volume dengan
sekelilingnya tidak berubah terhadap waktu Proses dengan
perubahan sifat-sifat fluida secara periodik dapat dianalisis sebagai
steady flow process.

STEADY FLOW DEVICES 1.

Nozle dan diffuser

Nozle : menambah kecepatan fluida Difuser : menaikkan


tekanan fluida dengan menurunkan kecepatan. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan

• Q ≅ 0. Laju perpindahan panas antara fluida yang


mengalir di dalam nozle atau difuser dengan sekeliling
biasanya sangat kecil walaupun tidak diisolasi. Hal ini
karena kecepatan fluida cukup tinggi sehingga tidak
cukup waktu untuk terjadi transfer panas. Oleh sebab
itu jika tidak ada data mengenai transfer panas,
prosesnya dianggap adiabatik
• W ≅ 0 Kerja di dalam nozle dan difuser nol karena
hanya berupa bentuk penampang saluran.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


10
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

• Δke ≠ 0. Pada waktu fluida melewati nozle aatau


difuser terjadi perubahan kecepatan yang besar
sehingga perubahan energi kinetik harus
diperhitungkan dalam analisis.
• Δpe = 0. Biasanya tidak terdapat perbedaan elevasi,
sehingga faktor energi potensial dapat diabaikan.

Turbin dan kompresor

Di dalam steam power plants peralatan yang menggerakkan


generator adalah turbin. Fluida masuk kedalam turbin dan
menggerakkan sudu-sudu sehingga memutar poros. Kerja yang
dihasilkan turbin adalah positif karena dilakukan oleh fluida.
Kompresor adalah alat untuk menaikkan tekanan fluida, seperti
juga pompa dan fan. Fan menaikkan tekanan untuk menggerakkan
udara sekitar. Kompresor untuk menaikkan tekanan gas menjadi
tekanan yang sangat tinggi. Pompa sama seperti kompresor tetapi
untuk fluida cair. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

• Q ≅ 0. Laju perpindahan panas kecil dibandingkan


dengan kerja poros kecuali ada pendinginan, sehingga
dapat diabaikan kecuali ada pendinginan.
• W ≅ 0. Pada persoalan ini pasti ada kerja poros. Pada
turbin berupa daya output, pada pompa dan kompresor
berupa daya input.
• Δke ≅ 0. Perubahan kecepatan fluida biasanya hanya
menyebabkan perubahn energi kinetik yang tidak
signifikan kecuali pada turbin.
• Δpe = 0. Perubahan energi potensial biasanya kecil
sehingga dapat diabaikan.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


11
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Throttling valves

Proses throttling terjadi bila aliran fluida mengalami


kehilangan tekanan sewaktu melewati hambatan. Throttling valve
menyebabkan penurunan tekanan (pressure drops) di dalam fluida.
Pressure drops biasanya diikuti penurunan temperatur yang besar.
Pada throttling valve biasanya diasumsikan adiabatik (q ≅ 0) karena
tidak cukup waktu dan daerah untuk terjadinya perpindahan panas.
Faktor kerja juga tidak ada (w ≅ 0). Perubahan energi potensial
sangat kecil sehingga bisa diabaikan (Δpe ≅ 0). Meskipun
kecepatan keluar lebih besar dari kecepatan masuk tetapi dalam
banyak kasus perubahan energi kinetik tidak signifikan (Δke ≅ 0).

Sehingga persamaan kekekalan energi menjadi : h2 ≅ h1


(kJ/kg) (4.20) u2 + P2 v2 = u1 + P1 v1 atau energi dalam + flow
enegi = konstan Enthalpy pada inlet dan exit sama, disebut proses
isenthalpic. Jika flow work naik (P2v2 > P1v1) maka energi dalam
akan turun dan diikuti turunnya temperatur. Jika flow work turun
(P2v2 < P1v1) maka energi dalam dan temperatur naik.

Heat exchanger

Merupakan perlatan untuk menukar kalor. Di dalam heat


exchanger tidak ada interaksi kerja (w = 0) dan perubahan energi
kinetik serta energi potensial diabaikan (Δke ≅ 0, Δpe ≅ 0).

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


12
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Perpindahan panas tergantung bagaimana memilih control


volumenya. Jika seluruh bagian dipilih sebagai control volume maka
tidak terjadi perpindahan panas (Q ≅ 0). Tetapi jika hanya satu
fluida yang dipilih sebagai control volume maka ada perpindahan
panas dari satu fluida ke fluida yang lain (Q ≠ 0).

http://riyanto04.wordpress.com

Hukum Kedua Termodinamika


Gambar di bawah ini memperlihatkan dua sistem yang
berbeda, masing-masing dilingkungi oleh dinding adiabatik. Pada
gambar (a) sebuah benda yang suhunya T1bersinggungan dengan
benda lain (reservoir) yang suhunya T2 lebih tinggi daripada T1
maka sesuai dengan hukum alam, sejumlah panas akan mengalir
dari reservoir masuk ke dalam benda pertama, sampai akhirnya
dicapai keadaan seimbang, suhu benda pertama menjadi sama
dengan suhu reservoir. Seperti diketahui reservoir adalah benda
yang karena ukurannya besar atau karena mendapat masukkan
energi panas dari sistem lain, maka walaupun sejumlah panas
mengalir ke luar atau masuk ke dalamnya, suhunya tidak berubah.
Gambar

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


13
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

(a) sejumlah panas mengalir reservoar ( T2) ke benda dengan suhu


T1 (T2 > T1 )
(b) gas pada bagian kiri mengalami ekspansi bebas saat
diafragme /penyekat dihilangkan
Proses di atas terjadi secara spontan dan irreversibel.
Keadaan awal, kedua benda mempunyai suhu yang berbeda,
setelah bdisentuhkan dan mencapaui keseimbangan , maka
keadaan akhirnya benda mempunyai suhu yang sama dengan suhu
reservoar. Jika sistem ingin dikembalikan lagi ke keadan semula,
dimana benda kembali mempunyai suhu T1 yang lebih rendah,
tidaklah mungkin terjadi. Andaikata proses ini dapat berlangsung
maka hal ini sama sekali tidak bertentangan dengan hukum
pertama, yang tidak lain adalah hukum kekekalan tenaga.
Tetapi ternyata sesuai dengan pengalaman proses itu tidak
pernah terjadi, walaupun jumlah tenaganya tetap saja, karena
sistem itu dilingkungi dengan dinding adiabatik. Mengapa tidak
dapat tertjadi ? Pada gambar (b) dilukiskan suatu bejana yang
terbagi oleh dua diafragma. Bagian kiri berisi sejumlah gas dan
bagian kanan hampa. Jika diafragma dirobek, maka sejumlah
molekul gas dari bagian kiri akan bergerak memasuki bagian kanan
sampai akhirnya dicapai keadaan seimbang dengan kedua bagian
mempunyai tekanan yang sama.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


14
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Proses inipun tak dapat berlangsung ke arah sebaliknya. Dari


keadaan seimbang dengan molekul-molekul gas menempati kedua
bagian dengan tekanan yang sama kemudian sejumlah molekul
bergerak ke kiri sampai akhirnya bagian kanan menjadi hampa.
Andaikata hal ini dapat terjadi maka inipun tidak bertentangan
dengan hukum pertama. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa
ekspansi bebas, dimana dalam hal ini walaupunvolume sistem
bertambah, sistem dikatakan tidak melakukan usaha. Dari kedua
peristiwa itu timbul pertanyaan mengapa suatu peristiwa yang
sebenarnya tidak bertentangan dengan sesuatu hukum tetapi tidak
juga dapat terjadi.
Di alam ternyata ada peristiwa-peristiwa yang terjadi secara
spontan ke satu arah saja.. Menghadapi kenyataan seperti ini maka
haruslah diambil kesimpulan bahwa pastilah ada satu hukum alam
lain di luar hukum pertama termodinamika dan yang tak dapat
dijabarkan dari hukum pertama itu lagipula dapat menentukan ke
arah mana proses alami itu akan terjadi. Hukum ini selanjutnya
akan disebut kedua termodinamika. Penyusunan hukum kedua ini
tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang
merupakan fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya
adalah Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua ini
dapat dirumuskan sbb.:
Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan
penurunan entropi tidak mungkin terjadi. Dalam setiap
proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi
system tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.
Lebih lanjut, jika suatu sistem terisolasi dalam keadaan
demikian rupa sehingga entropinya maksimum, maka sistem itu

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


15
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

dalam keadaan seimbang. Hal ini disebabkan karena setiap proses


yang akan terjadi berkaitan dengan penurunan entropi, sehingga
tidak mungkin terjadi. Dengan perkataan lain, syarat untuk
keseimbangan ialah bahwa entropinya harus maksimum.
Pernyataan di atas hanya berlaku untuk sistem yang terisolasi. Jadi
mungkin saja bahwa suatu sistem yang tak terisolasi akan
menjalani proses yang berkaitan dengan penurunan entropi. Namun
selalu dapat diketemukan bahwa entropi sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem itu naik paling sedikit dengan jumlah
yang sama dengan penurunan entropinya.

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum


ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem
termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa
mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara
spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung
material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak,
karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah.
Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Aplikasi: Kulkas harus mempunyai pembuang panas di
belakangnya, yang suhunya lebih tinggi dari udara sekitar. Karena
jika tidak Panas dari isi kulkas tidak bisa terbuang keluar. Formulasi
Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan
bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor
yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah
energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


16
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika


mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain,
tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat
dibalikkan arahnya).
Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas
salju, maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari
tubuh beruang tersebut. Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat
mengambil kalor dari salju tersebut untuk menghangatkan
tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki arah, yaitu
dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua
adalah studi tentang mesin kalor. Mesin kalor adalah sebutan untuk
alat yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi
mekanik.
Dalam mesin mobil misalnya, energi panas hasil pembakaran
bahan bakar diubah menjadi energi gerak mobil. Tetapi, dalam
semua mesin kalor kita ketahui bahwa pengubahan energi panas ke
energi mekanik selalu disertai pengeluaran gas buang, yang
membawa sejumlah energi panas. Dengan demikian, hanya
sebagian energi panas hasil pembakaran bahan bakar yang diubah
ke energi mekanik. Contoh lain adalah dalam mesin pembangkit
tenaga listrik; batu bara atau bahan bakar lain dibakar dan energi
panas yang dihasilkan digunakan untuk mengubah wujud air ke
uap. Uap ini diarahkan ke sudu-sudu sebuah turbin, membuat sudu-
sudu ini berputar. Akhirnya energi mekanik putaran ini digunakan
untuk menggerakkan generator listrik.

Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas


tentang hukum Termodinamika yaitu Hukum I Termodinamika.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


17
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa energi adalah


kekal. Ada beberapa proses yang dapat dibayangkan yang
menunjukkan perubahan energi tetapi tidak tampak terjadi di
alam. Sebagai contoh, bila benda yang panas disentuhkan
dengan benda yang dingin maka akan terjadi aliran panas dari
benda yang panas ke benda yang dingin, tidak pernah
sebaliknya secara sendirinya tanpa memasukkan kerja dalam
bentuk apapun. Hukum I Termodinamika tidak membatasi
kemanapun kita untuk mengubah kerja menjadi kalor atau
sebaliknya kalor menjadi kerja asalkan hukum kekekalan energi
terpenuhi. Pada kenyataannya kerja seluruhnya dapat diubah
menjadi kalor tetapi kalor tidak seluruhnya dapat diubah
menjadi kerja. Selanjutnya, pada pembahasan sekarang akan
dibahas tentang Hukum II termodinamika. Dalam membahas
tentang Hukum II Termodinamika, yang dibahas tentang
proses reversibel dan proses irreversibel, mesin kalor, siklus
carnot, mesin pendingin, hukum II termodinamika, dan entropi.
Tetapi, dalam pembahasa kali ini kita tidak akan membahas
tentang entropi.

Proses Reversibel dan Proses Irreversibel

Bila kita meninjau sebuah sistem yang khas dalam


kesetimbangan termodinamika dengan massa M dari suatu gas
ideal yang dibatasi dalam sebuah susunan silinder pengisap
dengan volume V, tekanan P serta temperatur T. Dalam
kesetimbangan maka variabel-veriabel tersebut tetap konstan
terhadap waktu. Dimisalkan bahwa silinder tersebut dinding-
dindingnya adalah isolator panas yang ideal dan alasnya

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


18
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

adalah penghantar panas yang ideal ditempatkan pada sebuah


reservoir besar yang dipertahankan pada temperatur T sama
seperti gambar 1. Kemudian keadaan sistem tersebut diubah
dengan T adalah sama tetapi volume V direduksi sebesar setengah
volume awalnya.

1. Proses Irreversibel (Proses Tak Terbalikkan)

Apabila kita menekan pengisap tersebut dengan sangat


cepat sampai kembali lagi ke kesetimbangan dengan reservoir,
selama proses ini gas bergolak dan tekanan serta temperaturnya
tidak dapat didefinisikan secara tepat sehingga grafik proses ini
tidak dapat digambarkan sebagai sebuah garis kontinu dalam
diagram P-V karena tidak diketahui berapa nilai tekanan atau
temperatur yang akan diasosiasikan dengan volume yang
diberikan. Proses inilah yang dinamakan proses irreversibel.

2. Proses Reversibel (Proses Terbalikkan)

Apabila kita menekan pengisap dengan sangat lambat


sehingga tekanan, volume, dan temperatur gas tersebut pada
setiap waktu adalah kuantitas-kuantitas yang dapat didefinisikan
secara tepat. Mula-mula sedikit butiran pasir dijatuhkan pada
pengisap dimana kemudian volume sistem akan direduksi sedikit
dan T akan naik serta terjadi penyimpangan terhadap
kesetimbangan yang sangat kecil. Sejumlah kecil kalor akan
dipindahkan ke reservoir dan dalam waktu singkat sistem akan
mencapai kesetimbangan baru dengan T adalah sama dengan T
reservoir. Peristiwa ini diulakukan berulang-ulang sampai akhirnya
kita mereduksi volume menjadi setengah kali volume awalnya.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


19
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Selama keseluruhan proses ini, sistem tersebut tidak pernah


berada dalam sebuah keadaan yang berbeda banyak dari sebuah
keadaan kesetimbangan. Proses inilah yang dinamakan
proses reversibel. Proses reversibel adalah sebuah proses yang
dengan suatu perubahan diferensial di dalam lingkungannya
dapat dibuat menelusuri kembali lintasan proses tersebut.
Pada praktiknya semua proses adalah irreversibel
tetapi kita dapat mendekati keterbalikan (reversibel) sedekat
mungkin dengan membuat perbaikan- perbaikan eksperimen yang
sesuai. Proses yang betul-betul reversibel adalah suatu abstraksi
sederhana yang berguna dalam hubungannya dengan proses riel
adalah serupa seperti hubungan abstraksi gas ideal dengan gas riel.
Pada proses reversibel juga terjadi proses isotermal, kerena kita
menganggap bahwa T gas berbeda pada setiap waktu hanya
sebanyak diferensial dT dari T konstan reservoir dimana
silinder berdiam. Volume gas tersebuat juga dapat direduksi
secara adiabatikr dengan memindahkan silinder dari reservoir
kalor dan menaruhnya pada sebuah tempat yang tidak bersifat
sebagai penghantar. Dalam proses adiabatikr tidak ada kalor yang
masuk ataupun keluar dari sistem. Proses adiabatikr dapat
merupakan proses reversibel atau irreversibel, dimana proses
reversibel kita dapat menggerakkan pengisap sangat lambat
dengan cara pembebanan pasir dan proses yang irreversibel kita
dapat menyodok pengisap dengan sangat cepat ke bawah.

Selama proses kompresi adiabatik temperatur gas akan


naik karena dari Hukum I Termodinamika bila Q = 0 maka
besarnya usaha W untuk mendorong pengisap ke bawah harus
muncul sebagai suatu pertambahan energi dalam sebesar

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


20
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

ΔU. W akan bernilai berbeda untuk kecepatan yang berbeda


dari pendorongan pengisap tersebut ke bawah yang diberikan
oleh ∫PdV yaitu luas daerah di bawah kurva pada diagram P –V
(hanya untuk proses reversibel untuk P tetap). ΔU dan ΔT ti dak
akan sama baik untuk proses reversibel ataupun irreversibel.

Mesin Kalor

Sebelum kita membahas tentang siklus Carnot dan


Hukum Kedua Termodinamika maka terlebih dahulu membahas
tentang mesin kalor. Bagi kita adalah mudah untuk
menghasilkan energi termal dengan melakukan kerja.
Contohnya adalah dengan menggosokkan telapak tangan
dengan cepat maka tangan akan terasa panas. Namun untuk
mendapatkan kerja dari energi termal lebih sulit, dan penemuan
alat yang praktis untuk melakukan hal ini terjadi sekitar tahun
1700 dengan pengembangan mesin uap (mesin kalor). Ide-
ide yang mendasari mesin kalor adalah bahwa energi mekanik
dapat diperoleh dari energi termal ketika kalor dibiarkan
mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah. Dalam
semua mesin kalor pengubahan energi panas ke energi
mekanik selalu disertai dengan pengeluaran gas buang yang
membawa sejumlah energi panas.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


21
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Efisiensi Termal Mesin Kalor


Efisiensi maksimum sebuah pembangkit tenaga listrik yang
beroperasi antara temperatur TH = 750 K dan TL = 300 K adalah 60
persen jika menggunakan rumus efisiensi mesin reversibel, tetapi
aktualnya hanya sekitar 40 persen. Hal ini sebenarnya tidak begitu
buruk dan hal tersebut masih membutuhkan improvisasi untuk
mendekati efisiensi mesin reversibel.
Mesin menyerap kalor sejumlah Q1 dari reservoir panas

dengan temperatur tinggi (T1), kalor yang diserap ini sebagian

diubah menjadi kerja sebesar W dan sebagiannya lagi dibuang


sebagai kalor Q2 pada temperatur rendah (T2). Karena fluida

kerja melalui suatu proses siklus dimana dalam siklus berawal


dari satu keadaan dan kembali ke keadaan awalnya, sehi ngg a
sangat jelas bahwa ΔU = 0. Sesuai dengan hukum pertama
termodinamika maka besarnya usaha W dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut.

∆U = Q − w
(1)

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


22
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

0 = ( Q1 − Q2 ) − W
(2)
W = Q1 − Q2

Dengan Q1 dan Q2 adalah besaran yang bernilai positif. Jika

fluida kerjanya adalah gas, maka usaha yang dilakukan fluida


kerja untuk sebuah proses siklus sama dengan luas yang
dimuat siklus pada diagram P – V. Efisiensi termal sebuah
mesin kalor merupakan perbandingan nilai antara usaha yang
dilakukan dan kalor yang diserap dari reservoir suhu tinggi
selama satu siklus. Hubungan ini dapat dirumuskan dalam suatu
persamaan sebagai berikut.
(3)
W Q1 − Q2
η= =
Q1 Q1

Atau
(4)
Q2
η = 1−
Q1

Dengan adalah efisiensi mesin kalor


η

Mesin Pendingin

Mesin pendingin adalah mesin kalor yang prinsip kerjanya


terbalik dengan mesin kalor. Mesin kalor mengambil kalor dari
reservoir kalor bersuhu tinggi dan mengubahnya menjadi kerja
mekanik serta membuang kelebihannya ke reservoir suhu rendah.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


23
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Tetapi mesin pendingin mengambil panas dari reservoir suhu


rendah kemudian kompresornya memberikan input usaha
mekanik dan kalor dibuang pada reservoir suhu tinggi.

COP Mesin Pendingin


COP mesin pendingin dan pompa kalor menurun ketika TL
menurun. Berarti hal ini memerlukan kerja untuk menyerap panas
da media bertemepratur rendah. Ketika temperatur ruang
refrigerasi mendekati nol, jumlah kerja yang diperlukan untuk
memproduksi jumlah pendinginan tertentu akan mendekati tak
terbatas dan COP-nya akan mendekati nol.

Sebagai contoh dari mesin pendingin adalah lemari es


(kulkas) dan pendingin ruangan atau AC. Dalam lemari es,
bagian dalam peralatan bertindak sebagai reservoir dingin,
sedangkan bagian luar yang lebih hangat bertindak sebagai
reservoir panas (seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3).
Kulkas mengambil kalor dari makanan yang tersimpan dalam
kulkas dan mengalirkan kalor ke udara di sekitar kulkas. Untuk
dapat mengalirkan kalor maka diperlukan energi listrik untuk
melakukan usaha pada sistem sehingga kalor dapat mengalir dari
reservoir dingin ke reservoir panas. Maka dari itulah pada saat

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


24
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

kulkas bekerja permukaan-permukaan luar kebanyakan kulkas


terasa hangat ketika kita sentuh (kulkas menghangatkan udara
di sekitarnya).
Dalam satu kali siklus panas Q2 masuk ke dalam mesin

pendingin pada suhu T . Besarnya usaha W dilakukan pada


2
mesin dan kalor Q1 dilepaskan ke reservoir suhu tinggi T1,

sehingga dapat ditulis dengan menggunakan persamaan sebagai


berikut.

atau
Q1 = W + Q2

W = Q1 − Q2
( 5)

`Efisiensi mesin pendingin (η) didefinisikan sebagai


perbandingan antara jumlah kalor yang diserap dengan usaha
yang dilakukan pada sistem.

Q2 Q2
η= × 100% = × 100%
W Q1 − Q2

(6)

Dengan gas ideal sebagai fluida maka persamaan di


atas dapat diubah menjadi sebagai berikut.
(7)
T2
η= × 100%
T1 − T2

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


25
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Refrigeran adalah fluida kerja yang bersirkulasi dalam siklus


refrigerasi. Refrigeran merupakan komponen terpenting siklus
refrigerasi karena refrigeran yang menimbulkan efek pendinginan
dan pemanasan pada mesin refrigerasi. ASHRAE (2005)
mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja di dalam mesin
refrigerasi, pengkondisian udara, dan sistem pompa kalor.
Refrigeran menyerap panas dari satu lokasi dan membuangnya ke
lokasi yang lain, biasanya melalui mekanisme evaporasi dan
kondensasi.
Calm (2002) membagi perkembangan refrigeran dalam 3
periode: Periode pertama, 1830-an hingga 1930-an, dengan kriteria
refrigeran "apa pun yang bekerja di dalam mesin refrigerasi".
Refrigeran yang digunakan dalam periode ini adalah ether, CO2,
NH3, SO2, hidrokarbon, H2O, CCl4, CHCs. Periode ke- dua, 1930-an
hingga 1990-an menggunakan kriteria refrigeran: aman dan tahan
lama (durable). Refrigeran pada periode ini adalah CFCs (Chloro
Fluoro Carbons), HCFCs (Hydro Chloro Fluoro Carbons), HFCs (Hydro
Fluoro Carbons), NH3, H2O. Periode ke-tiga, setelah 1990- an,
dengan kriteria refrigeran "ramah lingkungan". Refrigeran pada
periode ini adalah HCFCs, NH3, HFCs, H2O, CO2.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


26
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

R-134 R-12
Gambar refrigeran

Perkembangan mutakhir di bidang refrigeran utamanya


didorong oleh dua masalah lingkungan, yakni lubang ozon dan
pemanasan global. Sifat merusak ozon yang dimiliki oleh refrigeran
utama yang digunakan pada periode ke-dua, yakni CFCs,
dikemukakan oleh Molina dan Rowland (1974) yang kemudian
didukung oleh data pengukuran lapangan oleh Farman dkk. (1985).
Setelah keberadaan lubang ozon di lapisan atmosfer diverifikasi
secara saintifik, perjanjian internasional untuk mengatur dan
melarang penggunaan zat-zat perusak ozon disepakati pada 1987
yang terkenal dengan sebutan Protokol Montreal. CFCs dan HCFCs
merupakan dua refrigeran utama yang dijadwalkan untuk dihapuskan
masing- masing pada tahun 1996 dan 2030 untuk negara-negara
maju (United Nation Environment Programme, 2000). Sedangkan
untuk negara-negara berkembang, kedua refrigeran utama tersebut
masing-masing dijadwalkan untuk dihapus (phased-out) pada tahun
2010 (CFCs) dan 2040 (HCFCs) (Powell, 2002). Pada tahun 1997,
Protokol Kyoto mengatur pembatasan dan pengurangan gas-gas

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


27
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

penyebab rumah kaca, termasuk HFCs (United Nation Framework


Convention on Climate Change, 2005).

Powell (2002) menerangkan beberapa syarat yang harus dimiliki


oleh refrigeran pengganti, yakni:

1. Memiliki sifat-sifat termodinamika yang berdekatan dengan


refrigeran yang hendak digantikannya, utamanya pada
tekanan maksimum operasi refrigeran baru yang diharapkan
tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan dengan tekanan
refrigeran lama yang ber-klorin.

2. Tidak mudah terbakar.

3. Tidak beracun.

4. Bisa bercampur (miscible) dengan pelumas yang umum


digunakan dalam mesin refrigerasi.

5. Setiap refrigeran CFC hendaknya digantikan oleh satu jenis


refrigeran ramah lingkungan.

Sifat Refrigeran
1. Tekanan penguapan harus cukup tinggi
2. Sebaiknya refrigeran memiliki suhu pada tekanan yang lebih
tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya
vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik
karena naiknya perbandingan kompresi
3. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi, apabila

tekanan
4. pengembunannya terlalu rendah, maka perbandingan
kompresinya menjadi lebih rendah, sehingga penurunan

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


28
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

prestasi kondensor dapat dihindarkan, selain itu dengan


tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih
aman karena kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan,
ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil.
5. Kalor laten penguapan harus tinggi, refrigeran yang
mempunyai kalor laten penguapan yang tinggi lebih
menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang
sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil
6. Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup

kecil, Refrigeran dengan


kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas
yang kecil (berat jenis yang besar) akan memungkinkan
penggunaan kompresor dengan volume
langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk
kapasitas refrigerasi yang sama ukuran unit refrigerasi yang
bersangkutan menjadi lebih kecil.
7. Koefisien prestasi harus tinggi, dari segi karakteristik
termodinamika dari
refrigeran, koefisien prestasi merupakan parameter
yang terpenting untuk menentukan biaya operasi
8. Konduktivitas termal yang tinggi, konduktivitas termal
sangat penting untuk
menentukan karakteristik perpindahan kalor
9. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas,

dengan turunnya
tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya
akan berkurang
10. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


29
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi pada


material isolator listrik
11. Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan
material yang dipakai,
jadi juga tidak menyebabkan korosi
12. Refrigeran tidak boleh beracun
13. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak
14. Sebaiknya refrigeran menguap pada tekanan sedikit lebih
tinggi dari pada tekanan atmosfir. Dengan demikian dapat
dicegah terjadinya kebocoran udara luar masuk sistem
refrigeran karena kemungkinan adanya vakum pada seksi
masuk kompresor (pada tekanan rendah).

Sifat termofisik dari beberapa refrigeran disajikan pada tabel:


Tahun ODP GWP
Refrigeran
atmosferik
Karbon 50-200 0 1
dioksida
Metana 12 + 3 0 21
R-11 50 +5 1.0 4000
R-12 120 1.0 8500
R-22 120 0.055 1700
R-502 13.3 0.283 5600
R-717 (Amonia) - 0 Tidak ada

Pengalaman menunjukkan bahwa tidak ada satupun dari


mesin-mesin yang dibicarakan sebelumnya (mesin kalor dan mesin
pendingin) mempunyai efisiensi 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada satupun mesin-mesin tersebut yang mampu mengubah
kalor seluruhnya menjadi usaha. Dalam pembahasans sebelumnya
mengenai hukum pertama termodinamika ketidakmungkinan ini
tidak disinggung sama sekali. Dalam membahas tentang hukum
kedua termodinamika, hal ini akan dibahas.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


30
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Mungkin dalam pikiran kita akan muncul pertanyaan,


mungkinkah kalor mengalir dari benda bersuhu rendah ke benda
bersuhu dingin? Hukum kedua termodinamika mengabaikan
kemungkinan kalor dapat mengalir dari benda bertemperatur
rendah ke benda bertemperatur tinggi. Hal ini berarti bahwa, pada
hukum kedua termodinamika arah proses menjadi perhatian,
dimana arah tersebut hanya dapat dibalik dengan adanya suatu
usaha luar dari sistem.
http://www.scribd.com/doc/24264667/Hukum-II-Termodinamika
Hukum Ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol
absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem
mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga
menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum suhu 0 Kelvin (-273,15 Celcius): Teori termodinamika
menyatakan bahwa panas (dan tekanan gas) terjadi karena gerakan
kinetik dalam skala molekular. Jika gerakan ini dihentikan, maka
suhu material tsb akan mencapai 0 derajat kelvin.
Aplikasi: Kebanyakan logam bisa menjadi superkonduktor
pada suhu sangat rendah, karena tidak banyak keacakan gerakan
kinetik dalam skala molekular yang menggangu aliran elektron.
http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/aplikasi-hukum-
termodinamika.html
Entropi
Dalam pembicaraan tentang siklus Carnot Pasal 4.5, disebutkan
bahwa Q2 adalah panas yang masuk kedalam sistem dan Q1 panas

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


31
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

yang keluar dari sistem. Ada faedahnya apabila masing-masing


diberi tanda yang berbeda. Panas yang masuk ke dalam sistem
yaitu Q2 diberi tanda positif dan panas Q1 yang keluar dari sistem
diberi tanda negatif. Karena itu untuk siklus Carnot
(8)
T2 Q
=− 2
T1 Q1

Jika suatu siklus kecil beroperasi antara suhu T2 dan T1 dengan


arus panas yang bersangkutan ΔQ2 dan ΔQ1 , maka untuk siklus itu
berlaku persamaan
(9)
∆Q1 ∆Q2
+ =0
T1 T2

Jika dijumlahkan untuk semua siklus, diperoleh

∆Q r
∑ T
=0

(10)
Indeks r digunakan untuk menunjukjkan bahwa proses itu
reversibel.
Besaran Q seperti sudah dijelaskan, bukanlah fungsi keadaan,
sehingga d’Q bukan diferensial
eksak. Tetapi adalah diferensial eksak yang untuk selanjutnya
d ' Qr
T

akan diberi lambang dS.


Besaran S ini disebut entropi yang adalah fungsi keadaan. Jadi

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


32
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

d ' Qr
dS =
T

(11)
Persamaan 11 dapat ditulis menjadi

∫ dS = 0
(12)
Satuan S dalam sistem SI atau MKS adalah J K-1. Entroipi adalah
besaran ekstensif yang bila
dibagi dengan jumlah massa m atau jumlah mol n menjadi entropi
jenis s.

S
s=
m

(13)
Menghitung Perubahan Entropi dalam Proses Reversibel.
Dalam proses adiabatik, d’Q = 0, dan dalam proses adiabatik
reversibel, ds = 0. Oleh karena itu dalam setiap proses adiabatik
reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap. Proses
demikian ini disebut pula sebagai proses isentropik.
Jadi d‘Qr = 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga
perubahan entropi

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


33
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

2 d ' Qr 1 2 Q
S 2 − S1 = ∫ = ∫ d ' Qr = r
1 T T 1 T

(14)
Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem
dihubungkan dengan sebuah reservoir yang suhunya berbeda. Jika
arus panas mengalir masuk kedalam sistem, maka Qr positif dan
entropi sistem naik. Jika arus panas keluar dari sistem, Qr negatif
dan entropi sistem turun. Dalam kebanyakan proses suatu arus
panas yang masuk kedalam sistem secara reversibel umumnya
disertai oleh perubahan suhu, sehingga perhitungan perubahan
entropi dari persamaan (14) suhu T tidak boleh dikeluarkan dari
tanda integral. Jika proses terjadi pada volume tetap, maka d ‘ q =
cv dT, sehingga

T2 dT
S 2 − S1 = ∫ c v
T1 T

(15)
Jika proses terjadi pada tekanan tetap, d ‘ q = cp dT, dan

T2 dT
S 2 − S1 = ∫ c p
T1 T
T T2
( S 2 − S1 ) v = cv ln 2 ( S 2 − S1 ) p = c p ln
T1 T1

(16)
Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem
dengan lingkungannya secara reversibel, maka pada hakekatnya
suhu sistem dan suhu lingkungan adalah sama. Besar arus panas ini
yang masuk ke dalam sitem atau yang masuk kedalam lingkungan

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


34
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

di setiap titik adalah sama, tetapi harus diberi tanda yang


berlawanan. Karena itu perubahan entropi lingkungan sama besar
tetapi berlawanan tanda tanda dengan perubahan entropi sistem
dan jumlahnya menjadi nol. Karena sistem bersama dengan
lingkungannya membentuk dunia, maka boleh dikatakan bahwa
entropi dunia adalah tetap. Hendaknya diingat bahwa pernyataan
ini hanya berlaku unatuk proses reversibel saja.
Diagram T-S
Entropi adalah fungsi keadaan, nilainya pada suatu keadaan
seimbang dapat dinyatakan dalam variabel-variabel yang
menentukan lkeadaan sistem. Dalam sistem pVT, entropi dapat
dinyatakan sebagai fungsi p dan V, atau T dan V atau p dan T.
Siklus Carnot mempunyai bentuk yang lebih sederhana bila
dilukiskan dalam diagram T-S. Hal ini disebabkan karena siklus
Carnot dibatasi oleh dua isoterm dan dua isentrop (adiabatik
rewversibel) berupa garis lurus pada sumbu S.

Gambar Siklus Carnot dalam diagram T-S


Luas kawasan yang dikelilingi oleh kurva siklus Carnot adalah panas
total yang masuk dan keluar system

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


35
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

∫ TdS = ∫ d ' Q r = Qr

(17)
Perubahan Entropi dalam Proses Tak-terbalikkan
Perubahan entropi seperti yang dirumuskan dalam pers (16)
berlaku untuk proses reversibel. Namun karena entropi S adalah
variabel keadaan, dan nilai perubahannya hanya ditentukan oleh
keadaan awal dan akhir proses apapun, maka untuk proses
irreversibel boleh digunakan rumus untuk proses reversibel asalkan
keadaan awal dan akhir proses tersebut sama. Ditinjau lagi prroses
irreversibel seperti terlukis dalam gambar 6.1 (a) Suhu benda
pertama setelah berhubungan dengan benda kedua ( reservoar)
berubah dari T1 menjadi T2. Walaupun proes ini irreversibel, namun
dapat digunakan persamaan untuk proses reversible asaklkan
keadaan awal dan keadaan akhirnya juga sama. Jika prose sterjadi
pada tekanan tetap ( isobar) dan Cp juga dapat dianggap tetap,
maka

T2
∆S benda = S 2 − S1 = C p ln
T1

(18)
Karena T2 > T1, maka arus panas masuk kedalam benda dan
T2
ln
T1

positif. Jadi entropi benda


naik. Perubahan entropi reservoar dapat dihitung seperti
menghitung entropi pada proses isotermal reversibel. Jadi
perubahan entropi reservoir

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


36
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

2 d 'Q 1 2 T2 − T1
∆S res = ∫ = ∫ dT = C p
1 T T2 1 T2

(19)
karenma arus panas tersebut keluar dari reservoar, maka sesuai
dengan perjanjian tentang tanda, harus diberi tanda negatif, artinya
entropi reservoar berkurang.

T2 − T1
∆S res = −C p
T2

(20)
Perubahan entropi total system

 T T −T 
∆S = ∆S res + ∆S benda = C p  ln 2 − 2 1 
 T1 T2 

(21)
Sesuai dengan Hukum II Termodinamika , Perubahan entropi suatu
sistem

Azas Kenaikan Entropi


Dari pembahasan proses-proses ireversibel dalam bagian
terdahulu, diketahui bahwa entropi duania ( universe) selalui naik.
Hal ini juga benar untuk semua proses ireversibel yang sudah dapat
dianalisa. Kesimpulan ini dikenal sebagai azas kenaikan entropi dan
dianggap ebagai bagian dari hukum kedua termodinamika. Azas ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Entropi dunia selalu naik pada tiap proses irreversibel.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


37
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Jika semua sistem yang berinteraksi di dalam proses


dilingkungi dengan dinding adiabatik yang tegar, maka semua itu
membentuk sistem yang terisolasi sempurna dan membentuk
dunianya sendiri. Karena itu dpaat dikatakan bahwa entropi dari
suatu sistem yang terisolasi sempurna selalu naik dalam tiap proses
ireversibel yang terjadi dalam proses itu. namun jika sistem
mengalami proses reversibel, entropi sistem tetap.
Pada setiap proses yang terjadi di dalam sistem yang
terisolasi, entropi system tersebut selalu naik atau
tetap tidak berubah.
Pernyataan Clausius dan Kelvin Planck tentang Hukum
kedua
Dalam uraian terdahulu telah diberikan pernyataan tentang
hukum kedua sebagai pernyataan yang dikaitkan dengan
jkemungkinan perubahan entropi pada sebarang proses. Dua
pernyataan juga sering dipakai sebagai titik awal untuk
merumuskan hukum kedua. Pernyataan clausius tentang hukum
kedua adalah sbb . tidak ada proses yang mungkin terjadi bila satu-
satunya hasil adalah adanya aliran panas dari suatu sistem pada
suhu tertentu dan panas yang sama jumlahnya dialirkan pada
sistem lain yang mempunyai suhu lebih tinggi .
Pernyataan Clausius ini dapat dilihat secara langsung pada
prinsip kenaikan entropi. Perubahan entropi masing-masing sistem :

Q Q
∆S A = − ∆S B =
TA TB
Q Q
∆S = ∆S A + ∆S B = − + <0
T A TB

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


38
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

Proses dengan jumlah entropi semesta menjadi berkurang


bertentangan dengan hukum ke II sehingga tidak ungkin terjadi.
Pernyataan Kelvin-Planck tentang hukum kedua adalah : tidak
ada proses yang mungkin terjadi bila satu-satunya hasil adalah
adanya aliran panas satu reservoar pada suhu tertentu dan
mengubah seluruhnya menjadi menghasilkan kerja W ( usaha
mekanik). Pada pernyataan ini hanya terjadi penurunan entropi dari
suatu reservoar tanpa diikuti dengan lkenaikan entropi pada sistem
lain, sehingga perubahan entropi semestanmya negatif. Hal ini tidak
sesuai dengan hukum kedua termodinamika

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


39
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Titik didih refrigeran merupakan salah satu faktor yang
sangat penting:
1. Refrigeran yang memiliki titik didih rendah biasanya
dipakai untuk keperluan operasi pendinginan temperatur
rendah (refrigerasi)
2. Refrigeran yang memiliki titik didih tinggi digunakan untuk
keperluan pendinginan temperatur tinggi (pendinginan
udara)
3. Titik didih refrigeran merupakan indikator yang
menyatakan apakah refrigeran dapat menguap pada
temperatur rendah yang diinginkan, tetapi pada tekanan
yang tidak terlalu rendah. Dari segi termodinamika R12,
R22, R500, R502, ammonia dapat dipakai untuk daerah
suhu yang luas, dari keperluan pendinginan udara sampai
ke refrigerasi.
4. Hukum I Termodinamika dapat diaplikasikan pada Heat
Echanger, Mixing chamber, Turbin dan kompresor, Nozle dan
diffuser.
5. Hukum II Termodinamika dapat diaplikasikan pada Mesin
penndingin dan mesin kalor.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


40
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

DAFTAR PUSTAKA

http://multimedia.itb.ac.id/portofolio/Workshop-dan-Kuliah/Hukum-II-

Termodinamika

http://sman1curug.wordpress.com/2008/08/28/hukum-ii-

termodinamika/

http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-

Pendamping/Praweda/Fisika/0286%20Fis-1-5c.htm

http://www.scribd.com/doc/24264667/Hukum-II-Termodinamika

http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/aplikasi-hukum-

termodinamika.html

htt://pdelouvylux.webng.comdownloadkuliah_geofisikatermodinamik

a_geofisikahukum_2_termodinamika.pdf

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA


41
Makalah Termodinamika
LA ODE ASMIN/ F1B1 07003

http://riyanto04.wordpress.com

Sudjito, Ph.D. ,Saifuddin Baedoewie, Agung Sugeng W., ST., MT.

Diktat TERMODINAMIKA DASAR, Program Semi Que IV,

Fakultas Teknik, Jurusan Mesin, Universitas Brawijaya,

Malang.

HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN APLIKASINYA

You might also like