You are on page 1of 6

RUANG LINGKUP PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN

Pengertian Bank

Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam perekonomian.


Secara umum, bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya
adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut
undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, bank merupakan lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman (kredit) dan atau bentuk lainnya,
dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Mishkin (2001: 8), secara sederhana menjelaskan bank sebagai lembaga


keuangan yang menerima deposito dan memberikan pinjaman. Ia juga menjelaskan
bahwa bank merupakan perantara keuangan (financial intermediaries), sehingga
menimbulkan interaksi antara orang yang membutuhkan pinjaman untuk membiayai
kebutuhan hidupnya, dengan orang yang memiliki kelebihan dana dan berusaha
menjaga keuangannya dalam bentuk tabungan dan deposito lainnya di bank.

Fungsi Bank

Financial intermediation merupakan suatu aktivitas penting dalam


perekonomian, karena ia menimbulkan aliran dana dari pihak yang tidak produktif
kepada pihak yang produktif dalam mengelola dana. Selanjutnya, hal ini akan
membantu mendorong perekonomian menjadi lebih efisien dan dinamis.

Bank Indonesia (2006: 5), mengkategorikan fungsi bank sebagai financial


intermediaries ini ke dalam tiga hal. Pertama, sebagai lembaga yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Kedua, sebagai lembaga yang menyalurkan
dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, dan yang ketiga, melancarkan transaksi
perdagangan dan peredaran uang.
Beberapa karakteristik yang membedakan bank dengan non-bank financial
intermediaries, menurut Bossone (2001), adalah sebagai berikut:

• bank menciptakan likuiditas dalam bentuk bank’s own liabilities atau surat
utang yang dibuat untuk peminjam. Bank tidak melanjutkan likuiditas yang sudah
ada, tetapi menambah likuiditas sistem setiap saat bank mengadakan kredit baru
kepada perusahaan melalui penciptaan deposit. Sedangkan non-bank financial
intermediaries bertindak sebagai capital market intermediaries yang
mengumpulkan likuiditas yang sudah ada (bank deposit) dari savers dengan long
position dan menginvestasikannya pada investor dengan short position.
• bank memberikan pengetahuan pada peminjamnya (borrowers) tentang
operasi harian, kebutuhan likuiditas, aliran pembayaran, juga faktor jangka pendek
dan pengembangan product market. Sedangkan non-bank mengembangkan
pengetahuan tentang prospek usaha jangka panjang, investasi potensial, trend pasar
(market trends), dan perubahan pada faktor fundamental ekonomi.

Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian, terutama


dalam sistem pembayaran moneter. Dengan adanya bank, aktivitas ekonomi dapat
diselenggarakan dengan biaya rendah. Bank juga memiliki tiga karakteristik khusus
yang berbeda dalam fungsinya bila dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya.
Tiga hal tersebut menurut George (1997), adalah sebagai berikut.

Pertama, terkait dengan fungsi bank sebagai lembaga kepercayaan untuk


menyimpan dana masyarakat, bank berperan khusus dalam penciptaan uang dan
mekanisme sistem pembayaran dalam perekonomian. Keberadaan perbankan
memungkinkan berbagai transaksi keuangan dan ekonomi dapat berlangsung lebih
cepat, aman, dan efisien.

Kedua, sebagai lembaga intermediasi keuangan, perbankan berperan khusus


dalam memobilisasikan simpanan masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit dan
pembiayaan lain kepada dunia usaha. Hal ini akan memperbesar dan mempermudah
proses mobilisasi dan alokasi sumber-sumber dana dalam perekonomian.
Ketiga, sebagai lembaga penanaman aset finansial, bank memiliki peran penting
dalam mengembangkan pasar keuangan, terutama pasar uang domestik dan valuta
asing. Bank berperan dalam mentransformasikan aset finansial, seperti simpanan
masyarakat ke dalam bentuk aset finansial lain, yaitu kredit dan surat-surat berharga
yang dikeluarkan pemerintah dan bank sentral.

Ketiga fungsi penting tersebut terkait dengan peran bank baik dari sisi mikro
maupun makro. Dari sisi mikro, bank dibutuhkan sebagai lembaga kepercayaan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menyimpan dana, memperoleh kredit dan
pembiayaan lain, maupun dalam melakukan berbagai transaksi ekonomi dan keuangan.
Dari sisi makro, bank dibutuhkan karena peran pentingnya dalam proses penciptaan
uang dan sistem pembayaran, serta dalam mendorong efektivitas mekanisme transmisi
kebijakan moneter dan efisiensi alokasi sumber dana dalam perekonomian (Warjiyo,
2006: 431–433). Peran tersebut menempatkan bank sebagai lembaga keuangan yang
berperan penting dalam pada sistem perekonomian kita.

A. BANK SENTRAL
1. Kebijakan Moneter dan Peranan Bank Sentral
Pengelolaan moneter di Indonesia dipimpin oleh Dewan Moneter yang
diketuai oleh Menteri Keuangan dan anggotanya Menteri Perdagangan dan
Gubernur Bank Sentral. Sebagai anggota DEwan Moneter, Bank Sentral
diserahi tugas untuk membina Bank-bank, mengatur peredaran uang dan
menjalanka operasi moneter. Karean itu Bank sentral adalah pelaksana
kebijaksanaan moneter Pemerintah yang ditetapkan oleh Dewan Moneter.
Dewan moneter sebagai mana diatur dalam Bab IV Undang-undang No.
13 1968 tentang Bank Sentral, memberikan pengarahan dan pedoman kerja
kepada bank sentral demi menjaga kestabilan moneter, pemenuhan kesepatan
kerja dan peningkatan taraf hidup rakyat.
Dalam struktur moneter Indonesia, peranan bank sentral sebagai Pembina
dan pengawas bank-bank serta serta pengendali peredaran uang, dikategorikan
sebagai berikut:
a. Bank Sirkulasi
Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengedarakan uang kertas
adan uang logam sebaagi alat pembayaran yang sah. Hai ini disebut hak
oktrool
b. Banker’s Bank
Bank Sentral dianggap sebagai salah satu sumber dana (yaitu dana dari
pihak kedua, ditinjau dari sudut Bank Umum) dimana bank-bank dapat
meminta bantuan Bank Indonesia untuk menambah permodalan (disebut
kredit likuiditas) mereka dalam rangka pemberian pinjaman (kredit)
kepada nasabah.
c. Lender of Last Resort
Yaitu Bank Indonesia sebagai pemberi pinjaman pada tingkat yang
terakhir. Dalam hal ini pemberian kredit pada saat likuiditas darurat.
2. Bank Indonesia dan Instrumen Moneter
Kebijaksanaan moneter dalam arti luas bertujuan untuk melakukan
pengendalian atas jumlah uang yang beredar, pengendalian tingkat bunga dan
tingkat inflasi serta perbaikan pendapatan nasional. Dalam menjalankan
fungsinya untu mengendalikan sector keuanagan, Bank Indonesia selaku bank
sentral menggunakan beberapa instrument moneter, yaitu kebijaksanaan-
kebijaksanaan (policy) mengenai:
a. Cash and Ratio, atau minimum reserve ratio requiremenet.
b. Discount Rate atau kebijaksanaan suku bunga.
c. Open market Operation atau opreasi pasar terbuka.
d. Revinancing atau fasilitas kredit likuiditas dan discount windows ( fasilitas
diskonto)
e. Credit allocation atau selective credit control.
f. Foreign exchange rate.

B. BANK UMUM DAN KEGIATANNYA


Bank Umum sebenarnya tidak berusaha disesuau bidang tertentu saja, tetapi
juga dalam berbagai bidang usah bank lainnya sehingga disebut bank umum. Jenis
bank ini diperolehkan memberikan kredit, baik jangka pendek, menengah maupun
jangka panjang. Namun dalam prakteknya lebih menekankan perkreditan berjangka
pendek. Bank umum dalam menanamkan dana-dananya memiliki dua macam
pilihan yaitu
a. penanaman dana yang relative sedikit memberikan penghasilan tetapi
likuid dan tidak mengandung resiko.
b. Penanaman dana yang memberikan penghasilan relative banyak, tetapi
kurang likuid dan mengandung resiko.

Kegiatan Jasa Bank Umum


1. Menghimpun dana (perkreditan pasif)
2. Perkreditan dan jasa-jasa (operasi kredit aktif)

C. BANK SKUNDER
Bank skunder adalah bank sebagai perantara dalam penyaluran kredit. Bak
skunder terdiri dari:
1. Bank Pembangunan
Merupakan salah satu sarana untuk menaikkan taraf hidup rakyat. Dan
bentuk Bank pembangunan ini berabagai ragam karena didirikan untuk tujuan
yang berbeda-beda.
Tugas utama dari Bank pembangunan adalah memberikan kredit jangka
menengah dan panjang.
2. Bank Hipotik
Bank hipotik termasuk bank skunder dengan tugas pokok sebagi perantara
dalam masalah perkreditan dengan cara mengumpulkan modal kerja dan
meminjamkannya untuk jangka waktu panjang dengan jaminan hipotik seperti
bangunan, tanah, atau barang-barang yang tidak bergerak.
3. Bank Tabungan

4. B
D. BANK
E.

You might also like