You are on page 1of 3

Klasifikasi luka

1. Ekskoriasi atau luka lecat atau luka gores adalah cedera pada permukaan
epidermis akibat bersentuhan dengan benda berpermukaan kasar atau
runcing

2. Vulnus scissum adalah luka sayat atau iris yang ditandai dengan tepi luka
yang berupa garis lurus dan beraturan

3. Vulnus laceratum atau lluka robek adalah luka dengan tepi yang tidak
beraturan atau compang camping biasanya karena terikan atau goresan
benda tumpul.

4. Vulnus punctum atau luka tusuk adalah luka akibat tusukan benda runcing
yang biasanya kedalaman luka lebih dari lebihnya.

5. Vulnus morsum adalah luka karena gigitan binatang.

6. Vulnus combutio adalah luka bakar

Luka robek adalah jenis kekerasan benda tumpul (blunt force injury) yang merusak
atau merobek kulit ( epidermis dan dermis) dan jaringan dibawahnya ( lemak, folikel
rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasae)

Klasifikasi laceration berdasarkan cara terjadinya :

1. Luka retak  arah kekerasan tegak lurus terhadap kulit sedangkan jaringan
dibawah kulit terdapat tulang misalnya kepala yang terbentur pada sisi meja.

2. Luka robek ( laceration) dan terkelupas  arah kekerasan miring (tengensial)

3. Luka yang sirkuler  akibat benda yang berputar. Contonhya gilasan mobil

4. Patah tulang yang menembus kulit.

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

1. Vaskularisasi

2. Keadaan umum penderita

3. Ukuran luka

4. Ada tidaknya komplikasi

Tatalaksana untuk hipovolemia

1. Berikan O2  terapi hipoksia


2. Perbaikan volume intravaskular dengan cara :

- Tinggikan kaki 30 derajat

- Pasang vena kateter besar sekaligus dua

3. Infus kristaloid sebanyak 2 liter dengan cepat selama 30-60 menit  untuk
memperbaiki volume sirkulasi dan meningkatkan aliran darah

4. Pilih cairan yang sesuai kristaloid, koloid dan darah

(setelah pemberian infus kristaloid 2 liter)

5. Monitor nadi, sirkulasi tiap 5 menit

6. Pasang kateter  urin output

Perdarahan tidak akan mempengaruhi curah jantung atau tekanan arteri apabila 10
persen dari volume darah total yang hilang. Tetapi apabila lebih akan
mempengaruhi dan semakin lama akan turun menjadi nol dan meninggal.

Ketika 15-20 persen volume darah yang keluar selama 30 menit setelahnya akan
meninggal kalau tidak ada refleks dari simpatis. Apabila refleks simpatis
berlangsung walaupun volume darah yang keluar mencapai 30-40 persen volume
darah , orang yang mengalami perdarahan akan tetap bertahan. Karena itu refleks
simpatis sangat berperan dalam mempertahankan tubuh dari perdarahan hingga
dua kali lipat dengan seseorang yang tanpa refleks simpatis.

Karena perdarahan akan menurunkan tekanan arteri arteri dan vena vena
pulmonalis akan menyebabkan refleks simpatis yang sangat kuat (yang terutama
dimulai oleh baroreseptor arteri dan reseptor regangan lainnya ). Refleks- refleks
simpatis ini akan merangsang sistem vasokonstriktor simpatis di seluruh tubuh ,
yang menghasilkan 3 pengaruh

1. Kontriksi anteriol di sebagian besar sirkulasi sistemik , sehingga


meningkatkan tahanan perifer total.

2. Kontriksi vena dan saluran penampung darah vena, sehingga membantu


mempertahankan aliran balik vena yang adekuat walaupun volume darah
berkurang ( aliran balik vena mempengaruhi curah jantung )

3. Aktivitas jantung meningkat secara nyata ( denyut nadi meningkat)

Faktor faktor yang menyebabkan pemulihan dari syok tingkat sedang adalah semua
mekanisme pengaturan umpan balik negatif dari sirkulasi yang beruaha
mengembalikan curah jantung dan tekanan arteri kembali ke keadaan normal.
Faktor faktronya sbb :

1. Refleks baroreseptor, yang menimbulkan rangsangan simpatis kuat pada


sirkulasi

2. Respon iskemik sistem saraf pusat, yang menimbulkan rangsangan simpatis


yang bahkan lebih kuat lagi di seluruh tubuh tetapi tidak teraktivasi secara
bermakna sampai tekanan arteri turun dibawah 50 mmHg

3. Pembalikan proses stres-relaksasi sistem sirkulasi, yang menyebabkan


pembuluh darah berkontraksi seiring dengan pengurangan volume darah,
sehingga volume darah yang tersedia memenuhi sirkulasi secara lebih
adekuat.

4. Pembentukan angiotensin oleh ginjal, yang menimbulkan konstriksi arteri


perifer dan juga menyebabkan penurunan keluaran air dan garam oleh ginjal,
keduanya akan membantu mencegah berlanjutnya syok.

5. Pembentukan vasopresin (hormon antidiuretik) oleh kelenjar hipofisis


posterior, yang menimbulkan konstriksi arteri dan vena perifer serta sangat
meningkatkan retensi air oleh ginjal.

6. Mekanisme kompensasi yang menggembalikan volume darah ke normal,


termasuk absorpsi sejumlah besar cairan dari traktus interstinal , absorpsi
cairan dari ruang interstisial tubuh kedalam kapiler darah , penahanan air
dan garam oleh ginjal, dan peningkatan rasa haus serta kenaikan selera
untuk garam.

Refleks simpatis memberikan bantuan segera untuk menimbulkan proses


pemulihan, karena refleks ini akan teraktivasi secara maksimal dalam waktu 30
detik hingga satu menit setelah perdarahan.

Fisiologi guyton :*

You might also like