Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Dalam membuat
suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf.
Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan
paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan
pengait antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraph dengan baik dan
benar sesuai dengan kaedahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2. PENDAHULUAN
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat
dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk
gagasan atau topik tersebut.Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri
atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat.
Contoh sebuah paragraf :
Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali
pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap
menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung,
penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah
banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama
pengumpulan pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat
dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh sebab
itu, paragraf itu mempunyai topik ”masalah sampah” karena pokok permasalahan dalam paragraf
itu adalah masalah sampah.
Dalam tulisan-tulisan lain mungkin kita menjumpai topik paragraf,
seperti:
a. peranan bahasa dalam kehidupan;
b. penyebab kebakaran hutan:
c. manfaat koperasi;
d. Tragedi Semanggi;
e. kehidupan di ruang angkasa;
f. Trisakti sebagai karnpus reformasi.
Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf
itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang menjadi topik persoalan atau pokok
pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah
paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah
topik paragraf.
2.2. Syarat-Syarat Paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
a) Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang
membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang
dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu,
paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari
paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses, Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan
final Kejurnas TinjuAmatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Kota
Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota Propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap
wajar karena yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali
perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke
tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pemah diraih oleh Jateng
dalam arena seperti itu.
Dalam paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat
tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
b) Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan
(kata-kata) pengait kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam
paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan
yang dibicarakan
Pengait Paragraf
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, berupa :
1) Ungkapan penghubung transisi,
2) Kata ganti, atau
3) Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).
Ungkapan pengait antar kalimat dapat berupa penghubung/transisi.
2) Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti
yang lain.
>>>Buku Sutan Takdir Alisjahbana banyak sekali.Beliau adalah budayawan yang sangat disegani.
(Salah)
>>>Sutan Takdir Alisjahbana mengarang buku banyak sekali. Beliau adalah budayawan yang
sangat disegani. (Betul)
>>>Hutan-hutan di Indonesia habis ditebangi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka
hanya mementingkan diri sendiri.(Salah)
>>>Orang-orang yang tidak bertanggung jawab menebangi hutan-hutan di Indonesia habis-habisan.
Mereka hanya mementingkan diri sendiri. (Betul)
>>>Di mana-mana pabrik didirikan oleh konglomerat. Dengan demikian, mereka menganggap
bahwa masalah pengangguran telah teratasi. (Salah)
>>>Di mana-mana konglomerat mendirikan pabrik. Dengan demikian, mereka menganggap bahwa
rnasalah pengangguran telah teratasi. (Betul)
>>Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibiearakan pengarang. Pengarang
meletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.
Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan
kalimat utama dalam paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, paragraf
itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama.
>>Kalimat utama bersifat umum. Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu saja.
Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi kalimat yang khusus
apabila paragraf itu diperluas.
Perhatikan paragraf berikut
Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan makanan
yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh
ledakan penduduk Tegal terlalu besar sehingga daerah pertanian yang relatif tidak bertambah
hasilnya itu tidak dapat menampung perkembangan penduduk. Pertumbuhan penduduk Tegal jauh
lebih besar daripada perkembangan daerah pertanian yang ada di situ.
Kalau kita lihat paragraf di atas, kalimat yang paling umum’ sifatnya ialah kalimat pertama, yaitu
“Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan
makanan yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk.” Kalimat-kalimat
selanjutnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang fungsinya menjelaskan gagasan utama yang
terletak pada kalimat pertama.
Kalau kalimat dalam paragraf itu ditambah dengan sebuah kalimat lagi, sifat keumuman kalimat
pertama itu berubah menjadi khusus. Kalimat yang ditambahkan itu berbunyi
”tidak dapat dimungkiri bahwa pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan
produksi dapat menyebabkan tingkat kemakmuran berkurang.”
Kalimat yang terakhir ini bersifat lebih umum daripada kalimat pertama. Kalau kalimat terakhir ini
ditambahkan pada paragraf itu, kalimat terkahir ini akan menjadi kalimat utama.
Kalau kita melihat perkembangan paragraf yang kita perbincangkan ini, dapat dikatakan bahwa
sebelum kalimat itu ditambahkan pada paragraf itu, kalimat utama paragraf itu berada di awal
paragraf, sedangkan setelah ditambahkan, kalimat utama (kalimat topik) terletak di akhir paragraf.
1.Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi
dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan
disusul dengan penjelasan umum.
Contoh:
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin
meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentase
angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga
semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti
program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat
Indonesia
2.Paragraf Induktif
Pargaragraf Induktif adalah Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat
penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan
disusul dengan pernyataan umum.
Contoh:
Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar
pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia.
Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.
Narasi:
Kubuka peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat pukul
12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam istirahat aku
gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat, aku menyudahi pekerjaanku
untuk memburu bus yang akan membawaku pulang.
Eksposisi:
Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat
di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga
Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga.
Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik
reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang
merata.
Argumentasi
Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian.
Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal
kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-
baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita
peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang
saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraph / alinea. Untuk dapat membuat
suatu paragraph yang baik harus memiliki dua ketentuan yakni kesatuan paragraph dan kepaduan
paragraph.
Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
1. Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan
bawahan;
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
Saran
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia.Karena dengan itu
dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu paragraf, kita tidak keliru lagi. Lebih
memahami unsur-unsur yang menyangkut suatu paragraf.