You are on page 1of 34

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap kita melakukan percobaan atau analisis kimia, pasti kita akan

diperhadapkan pada larutan.Larutan adalah campuran serba sama terdiri

atas dua atau lebih. Di dalam larutan ada yang bertindak sebagai zat pelarut

dan zat terlarut. Pelarut adalah zat atau komponen yang umumnya berwujud

cair yang jumlahnya lebih banyak, sedangkan zat terlarut adalah komponen

baik gas , cair maupun padat yang jumlahnya lebih sedikit.( Michael Purba,

2006)

Peranan larutan dalam ilmu kimia begitu penting karena melalui

larutannya kita dapat mengetahui tingkat ionisasi suatu larutan. Hasil ionisasi

suatu zat tergantung pada zat itu sendiri.(Paulina Hendrajanti, 2006)

Maksud dari percobaan ini adalah Membuat larutan baku dengan

konsentrasi tertentu.

Tujuan dari percobaan ini yaitu, untuk membuat larutan baku dari

bahan (zat) padat dengan konsentrasi tertentu dan untuk membuat larutan

baku dari zat cair dengan konsentrasi tertentu.

Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan pada penimbangan dan

pelarut suatu zat baik padat maupun cair yang dilarutkan dengan pelarut

yang disesuaikan dengan konsentrasi yang sudah diketahui.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

Larutan Baku adalah larutan yang telah diketahuai

konsentrasinya.Larutan baku sangat erat hubungannya dengan titrasi

asam basa.Oleh karena itu, titrasi dilakukan untuk menetapkan

kemolaran suatu larutan dengan menggunakan larutan lain yang telah

diketahui kemolarannya.Dalam hal ini larutan peniter itu adalah

larutan baku. Ketepatan (akurasi) dari konsentrasi larutan yang dititer

salah satunya bergantung pada kepastian kemolaran dari larutan

baku. Jika kemolaran larutan baku tidak pasti maka kemolaran larutan

yang dititer pasti tidak akurat juga.( Michael Purba, 2006)

Tidak semua zat dapat dibuat larutannya dengan kemolaran

yang akurat.Salah satu di antaranya adalah larutan NaOH.Jika kita

akan menyediakan larutan NaOH, maka kita perlu menimbang Kristal

zat itu, kemudian melarutkannya dengan air.Sebagaimana kita ketahui

bahwa Kristal NaOH bersifat hidroskopis (menyerap air) dan juga

dapat mengikat karbon dioksida dari udara.Sifat ini akan

mempengaruhi ketelitian penimbangan dan selanjutnya akan

mempengaruhi akurasi kemolaran larutan yang diperoleh.( Michael

Purba, 2006)
Untuk memperoleh kemolaran larutan dengan akurasi tinggi,

maka diperlukan beberapa sifat zat terlarut berikut :

1. Tersedia dalam kemurnian tinggi

2. Tidak hidroskopis dan tidak bereaksi dengan sesuatu dari udara

3. Mempunyai massa molekul relative(Mr) yang relative besar,

sehingga lebih teliti dalam penimbangan.

4. Larut dalam pelarut yang diinginkan, misalnya dalam air

5. Bersifat stabil (tidak mudah terurai atau berubah menjadi zat lain)

Larutan Baku dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu larutan

baku primer dan larutan baku sekunder.( Michael Purba, 2006)

1. Larutan Baku Primer, yaitu larutan baku yang dibuat dengan

ketelitian tinggi.

2. Larutan Baku Sekunder, yaitu larutan yang kemolarannya

ditetapkan dengan larutan baku primer.

Ada beberapa jenis konsentrasi dalam ilmu kimia antara lain :

( Tim Dosen UNHAS, 2009)

b
1. Persen berat (% )
b
Banyaknya zat terlarut dalam gram yang terdapat dalam 100

gram larutan.

b massa zat terlarut


% = × 100 %
b massa larutan
v
2. Persen volume ( % )
v
Banyaknya zat terlarut dalam gran yang terdapat dalam 100

ml larutan.

v massa zat terlarut


% = x 100 %
v massalarutan

b
3. Persen berat per volume (% )
v
Banyaknya zat terlarut dalam gram yang terdapat dalam

100 ml larutan.

b massa zat terlarut


% = x 100 %
v massa larutan

4. Molaritas
Disimbolkan dengan M (huruf M miring) digunakan untuk

menyatakan jumlah mol suatu zat terlarut dalam 1 liter larutan.

a. Untuk bahan padat

n gr
M= =
v Mr .V

Dimana : gr = Massa (gr)

Mr = Massa Molekul relatif (BM)

V = Volume larutan (L)

b. Untuk bahan cair

% K .1000 . BJ
M=
BM
Dimana : % K = Persen kadar

BJ = Berat jenis

BM = Berat Molekul (Mr)

5. Normalitas
Ditimbulkan dengan N menyatakan banyaknya gram

ekuivalen terlarut dalam 1 liter larutan. Besarnya 1 gram

merupakan hasil kali mol dengan valensi.

gr
N=
BE . V

Dimana : gr = Massa zat (gr)

V = Volume larutan (ml)

BE = Berat ekuivalen

6. Molalitas
Disimbolkan dengan m (huruf m miring) yang menyatakan

jumlah mol zat terlarut per kg pelarut dengan satuan dengan satuan

molekul (m) molalitas dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut :

mol zat terlarut gr 1000


M= atau m = ×
1000 gr pelarut Mr P

7. Fraksi mol
Disimbolkan dengan X, untuk fraksi mol A (XA) sedangkan

untuk fraksi mol B (XB), yang menyatakan perbandingan antara

banyaknya mol komponen tersebut dengan mol total dan semua

komponen yang ada.

a. Fraksi mol A
mol A
XA =
mol A +mol B

Dimana jumlah fraksi mol total adalah 1

XA + XB = 1

b. Fraksi mol B

mol B
XB =
mol A +mol B

B. URAIAN BAHAN

1. AQUADEST (FI Edisi III hal 96 )

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

Berat Molekul : 18

Rumus kimia : H₂O

Pemerian : Air jernih,Tidak berwarna,tidak berbau ,

dan tidak berasa.

Kelarutan : Dapat melarutkan senyawa tertentu

2. ASAM KLORIDA (FI Edisi III hal 53 )

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLODIRUM

Nama lain : Asam klorida

Berat Molekul : 36,46

Rumus kimia : HCl

Pemerian : Cairan tidak berwarna,berasap dan bau

merangsang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat terlarut

3. NATRIUM HIDROKSIDA (FI Edisi III hal 315 )

Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM

Nama lain : Natrium hidrogsida

Rumus kimia : NaOH

Berat Molekul : 40

Pemerian : Putih atau paraktis putih ,massa melebur,

berbentuk pellet ,serpihan atau batang

atau bentuk lain ,keras,rapuh dan

menunjukkan pecahan hablur.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

4. NATRIUM KARBONAT (FI Edisi III hal 400 )

Nama resmi : NATRII KARBONAS

Nama lain : Natrium karbonat

Berat molekul : 124,20

Rumus kimia : Na₂CO₃

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur

putih

Kelarutan : Mudah larut dalam aur

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat


Kegunaan : Sebagai zat tambahan

5. METIL MERAH (FI Edisi IV hal 1208)

Nama Resmi :BENZOAT HYDROCHLORYDA

Nama lain : Metil merah

Rumus kimia : C₁₅H₁₅N₃O₂

Berat molekul : 305,76

Pemerian : Serbuk merah tua /hablur lembayung

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Kegunaan : Sebagai penunjuk (indikator)

6. ASAM ASETAT (FI Edisi III hal 41 )

Nama resmi : ACIDUM ACETIKUM

Nama lain : Asam asetat

Rumus kimia : CH₃COOH

Berat molekul : 60

Pemerian :Cairan jernih ,tidak berwarna, bau

menusuk, rasa asam dan tajam

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kelarutan : Dapat di campur dengan air dan etanol

(95%) dan gliserol

7. INDIKATOR PP(FI Edisi III hal 675 )

Nama resmi : Fenol Sulfenotalein


Nama lain : Indikator pp

Rumus kimia : C₂₀H₁₄O₄

Pemerian : Serbuk halus tidak berwarna ,warnanya

dari merah muda sampai merah tua

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan larut etanol

serta mudah larut dalam karbonat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai zat penunjuk

8. ASAM NITRAT (FI Edisi III hal 50)

Nama resmi : ACIDUM NITRICUM

Nama lain : Asam Nitrat

Rumus Kimia : HNO3

Berat Molekul : 63

Pemerian : Cairan berasa, sangat korosif, bau khas

sangat berangsang.

Kelarutan : Larut dalam air dan etanol mendidih pada

suhu ± 120 ℃.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

9. KALIUM IODIUM (FI Edisi III hal 330)

Nama resmi : KALII IODIUM


Nama lain : Kalium Iodida

Rumus kimia : KI

Berat Molekul : 166

Pemerian : Hablur Heksahedral, transparan atau

tidak berwarna, agak buram, opak, dan

putih, serbuk granula putih dan

hidroskopik.

Kelarutan : Mudah larut dalam air terlebih dalam air

mendidih etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Anti jamur

10. NATRIUM TIOSULFAT (FI Edisi III hal 428)

Nama resmi : NATRII TIOSULFAT

Nama lain : Natrium tiosulfat

Rumus kimia : Na2S2O3

Berat Molekul : 248,17

Pemerian : Hablur besar, tidak berwarna dan tidak

larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Anti dalam sianida

11. BESI (III) SULFAT (FI Edisi IV hal 1139)

Nama resmi : FERRI NITRAT


Nama lain : Besi (III) Nitrat

Rumus kimia : Fe(NO3)3

Pemerian : Serbuk Kristal warna putih kekuningan

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

12. BARIUM HIDROKSIDA (FI Edisi III hal 656)

Nama resmi :BARII HYDROXYDUM

Nama lain : Barium hidroksida

Rumus kimia : Ba(OH)2

Berat Molekul : 171

Pemerian : Hablur , tidak berwarna

Kelarutan : Larut dalam air, larutan agak keruh

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

13. ASAM SULFAT (FI Edisi III hal 58)

Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama lain : Asam sulfat

Rumus kimia : H2SO4

Berat Molekul :98,07


Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif,

tidak berwarna; jika ditambahkan ke

dalam air menimbulkan panas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan bahan

1. Alat

1. Corong gelas

2.Erlenmeyer

3. Gelas kimia

4. Gelas ukur

5. Labu ukur

6. Label dan Lap kering

7. Pipet volume

8. Timbangan

2. Bahan

1. Air suling

2. Bahan padat (NaOH, KI, Ba(OH)2, Na2CO3, Na2S2O3, Fe(NO3)3).

3. Bahan cair (H2SO4, HCl, CH3COOH, HNO3).

4.Indikator fenol merah dan pp.


B. Prosedur Kerja

1. Bahan padat

a. NaOH

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditimbang NaOH 0,1 M sebanyak 4 gr

3. Setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

500 ml lalu tambahkan aquadest

4. Masukkan ke dalam labu takar dan cukupkan volumenya

dengan menambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok

hingga homogen

5. Lalu masukkan larutan kedalam botol 500 ml dan beri label

b. KI

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditimbang KI 0,2 N sebanyak 33,2 gr

3. Setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

500 ml lalu tambahkan aquadest


4. Masukkan ke dalam labu takar dan cukupkan volumenya

dengan menambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok

hingga homogen

5. Lalu masukkan larutan kedalam botol 500 ml dan beri label

c. Ba(OH)2

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditimbang Ba(OH)2 0,05 M sebanyak 8,55 gr

3. Setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

500 ml lalu tambahkan aquadest

4. Masukkan ke dalam labu takar dan cukupkan volumenya

dengan menambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok

hingga homogen

5. Lalu masukkan larutan kedalam botol 500 ml dan beri label

d. Na2S2O3

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditimbang Na2S2O3 0,25N sebanyak 24,8 gr

3. Setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

500 ml lalu tambahkan aquadest


4. Masukkan ke dalam labu takar dan cukupkan volumenya

dengan menambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok

hingga homogen

5. Lalu masukkan larutan kedalam botol 500 ml dan beri label

e. Na2CO3

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditimbang NaOH 0,1 M sebanyak 13,25 gr

3. Setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

500 ml lalu tambahkan aquadest

4. Masukkan ke dalam labu takar dan cukupkan volumenya dengan

menambahkan aquadest hingga tanda batas, kocok hingga

homogen

5. Lalu masukkan larutan kedalam botol 500 ml dan beri label

2. Bahan cair

a. H2SO4

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Dipipet H2SO4 0,5 M sebanyak 27,17 ml


3. Setelah dipipet kemudian larutan dimasukkan kedalam

Erlenmeyer 1000 ml lalu ditambahkan aquadest

4. Masukkan ke dalam labu ukur dan cukupkan volumenya

dengan aquadest hingga tanda batas.

5. Masukkan ke dalam botol dan beri label

b. HNO3

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Dipipet H2SO4 0,5 M sebanyak 31,25 ml

3. Setelah dipipet kemudian larutan dimasukkan kedalam

Erlenmeyer 1000 ml lalu ditambahkan aquadest

4. Masukkan ke dalam labu ukur dan cukupkan volumenya

dengan aquadest hingga tanda batas.

5. Masukkan ke dalam botol dan beri label

c. CH3COOH

A. 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Dipipet CH3COOH 0,1 M sebanyak 17,2 ml

3. Setelah dipipet kemudian larutan dimasukkan kedalam

Erlenmeyer 1000 ml lalu ditambahkan aquadest

4. Masukkan ke dalam labu ukur dan cukupkan volumenya

dengan aquadest hingga tanda batas.


5. Masukkan ke dalam botol dan beri label

B. 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Dipipet CH3COOH 0,01 M sebanyak 1,72 ml

3. Setelah dipipet kemudian larutan dimasukkan kedalam

Erlenmeyer 1000 ml lalu ditambahkan aquadest

4. Masukkan ke dalam labu ukur dan cukupkan volumenya

dengan aquadest hingga tanda batas.

5. Masukkan ke dalam botol dan beri label

C. 1.Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Dipipet CH3COOH 0,001 M sebanyak 0,172 ml

3. Setelah dipipet kemudian larutan dimasukkan kedalam

Erlenmeyer 1000 ml lalu ditambahkan aquadest

4. Masukkan ke dalam labu ukur dan cukupkan volumenya

dengan aquadest hingga tanda batas.

5. Masukkan ke dalam botol dan beri label


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

a. Bahan Padat

No Nama bahan Konsentrasi Berat (S)

1. NaOH 0,1 M 4 gr

2. KI 0,2 N 33,2 gr

3. Ba(OH)2 0.05 M 8,55 gr

4. Na2CO3 0,25 N 13,25 gr

5. Na2S2O3 0,2 N 24,8 gr

6. Fe(NO3)3 0,2 N 16,06 gr

7. Metil Merah - 1

8. Indikator PP - 1
b. Bahan Cair

No Nama Bahan Konsentrasi Volume

1. H2SO4 0,5 M 27,17 ml

2. HCl 0,1 M 8,24 ml

3. CH3COOH 0,01 M 1,72 ml

4. CH3COOH 0,001 M 0,172 ml

5. CH3COOH 0,1 M 17,2 ml

6. HNO3 0,5 M 31,25 ml

B. Perhitungan

a. Bahan Padat

1). NaOH Na⁺ + OH⁻

Dik : BM = 40

V = 1 liter

Dit : gram….?

Penyelesaian :

gr = V. N. BE
= 1. 0,1. 40

= 4 gr

2). KI K⁺ + I⁻

Dik : BM = 166

V = 1 liter

Dit : gram…..?

Penyelesaian :

gr = V. N. BE

= 1. 0,2. 166

= 33,2 gr

3). Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH-

Dik : BM = 171

V = 1 liter

Dit : gram….?

Penyelesaian :

gr = V. N. BE
= 1. 0,05. 171

= 8,55

4). Na2CO3 2Na⁺ + CO3-2

Dik : BM = 106

1
BE = BM
2

1
¿ 106=53
2

Dit : gr ?

Penyelesaian :

gr = V. N. BE

= 1. 0,25 . 53

= 13,25

5). Na2S2O3 2Na+ + S2O32-

Dik : BM = 248,17

1
BE = BM
2

1
= 248,17=124,09
2
Dit : gr ?

Penyelesaian :

gr = V. N. BE

= 1. 0,2 . 124,09

= 24,8

6). Fe(NO3)3 Fe3+ + 3NO3-

Dik : BM = 241

1
BE = BM
3

1
= 241=80,3
3

Dit : gr ?

Penyelesaian :

gr = V. N. BE

= 1. 0,2 . 80,3

= 16,06
b. Bahan Cair

1). H2SO4 2H+ + SO4-2

BM : 98 M = 0,5 M

1 1
BE : BM : 98=49
2 2

%K = 98

Bj = 1,84

Penyelesaian :

% K . 1000 . Bj
M=
BM .100

98 .10 . 1,84
¿
98

1803, 2
¿
98

¿ 18,4

M1 . V 1 = M 2 . V2

18,4 . V1 = 0,5 . 1000


0,5 100
V1 =
18,4

V1 = 27,7 / 2,72 ml

2). HCL H+ + Cl-

Dik : %K = 23

Bj = 1,18

BM = 36

Penyelesaian :

% K . 1000 . Bj
M=
BM .100

37 .10 . 1,18
¿
36

¿ 12,12

M1 . V 1 = M 2 . V2

12,12 . V1 = 0,1 1000

0,1. 1000
V1 =
12,12

V1 = 8,25
3). HNO3 0,5 dalam 1000 ml

Dik : %K = 71

Bj = 1,42

BM = 63

Dit : ?

Penyelesaian :

% K . 1000 . Bj
M=
BM .100

71. 10 .1,42
¿
63

¿ 16,003

M1 . V 1 = M 2 . V2

16,03 . V1 = 0,5 . 1000

500
V1 =
16,003

V1 = 31,24
4). CH3COOH 0,1 M dalam 1000 ml

Dik : %K = 33,5

Bj = 1,042

BM = 60

Dit : ?

Penyelesaian :

% K . 1000 . Bj
M=
BM .100

33,5. 10 .1,042
¿
60

¿ 5,817

M1 . V 1 = M 2 . V2

5,817 . V1 = 0,1 . 1000

100
V1 =
5,817

V1 = 17,19 / 17,2 ml
5). CH3COOH 0,001 M dalam 1000 ml

M 1 . V1 = M 2 . V2

5,817 . V1 = 0,001 . 1000

1
V1 =
5,817

V1 = 0,1719 / 0,172 ml

6). CH3COOH 0,01 M dalam 1000 ml

M 1 . V1 = M 2 . V2

5,817 . V1 = 0,01 . 1000

10
V1 =
5,817

V1 = 1,719 / 7,12 ml

C. Reaksi

a. Bahan Padat

NaOH Na+ + OH-

Kl K+ + I-

Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH-

Na2S2O3 2Na+ + S2O32-


Fe(NO3)3 Fe3+ + 3NO3

Na2CO3 2Na+ + CO32-

b. Bahan Cair

H2SO4 2H+ + SO42-

HCl H + + Cl-

CH3COOH CH3COO- + H+

HNO3 H+ + NO3-
BAB V

PEMBAHASAN

Dalam percobaan ini dimana bahan yang digunakan berupa bahan

padat dan bahan cair.Dimana bahan padat : NaOH 0,1 M dengan berat 4 gr,

KI 0,2 M dengan berat 33,2 gr, Ba(OH) 2 0,05 M dengan berat 8,55 gr,

Na2CO3 0,25 N dengan berat 13,25 gr, Na 2S2O3 0,2 N dengan berat 24,8,

dan Fe(NO3)3 0,2 N dengan berat 16,06.Sedangkan untuk bahan padat :

H2SO4 0,5 M dengan volume 27,17 ml, HCl 0,1 M dengan volume 8,24 ml,

CH3COOH 0,1 M dengan volume 17,2 ml, CH 3COOH 0,01 M dengan volume

1,72 ml, CH3COOH 0,001 M dengan volume 0,172 ml, dan HNO 3 0,5 M

dengan volume 31,25 ml.

Dalam percobaan ini, untuk dapat mengetahui berapa banyak bahan

yang digunakan maka terlebih dahulu membuat perhitungan dengan

menggunakan rumus sesuai dengan bahan yang digunakan.

Percobaan ini banyak menggunakan alat, misalnya : Erlenmeyer. Jika

bahannya berupa zat padat maka terlebih dahulu bahan tersebut harus

ditimbang karena tidak dapat langsung dimasukkan kedalam labu takar.

Sebaliknya, jika bahan tersebut berupa cairan maka bahan tersebut dapat

langsung dimasukkan kedalam labu ukur.


Banyak hal yang bisa terjadi dalam pembuatan larutan baku. Adapun

faktor – faktor yang mempengaruhinya antara lain :

1. Penimbangan dan perhitungan sampel kurang teliti

2. Adanya pengaruh dari bahan yang digunakan

3. Prosedur kerja yang kurang tepat

4. Penggunakan alat yang kurang tepat

5. Cara pengadukan yang kurang sempurna


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan yang kami lakukan tersebut dapat disimpulkan :

1. Larutan NaOH 0,1 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka

dibutuhkan 4 gr untuk pembuatan larutan baku

2. Larutan Kl 0,2 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka

dibutuhkan 33,2 gr untuk pembuatan larutan baku

3. Larutan Ba(OH)2 0,05 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka

dibutuhkan 8,55 gr untuk pembuatan larutan baku

4. Larutan Na2CO3 0,25 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka

dibutuhkan 13,25 gr untuk pembuatan larutan baku

5. Larutan Na2S2CO3 0,2 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka

dibutuhkan 24,8 gr untuk pembuatan larutan baku

6. Larutan Fe(NO)30,2 M dilarutkan ke dalam 1000 ml air maka

dibutuhkan 16,06 gr untuk pembuatan larutan baku

7. Untuk mengencerkan larutan H2SO4 0,5 M ke dalam 1000 ml air

maka dibutuhkan 2,72 ml H2SO4

8. Untuk mengencerkan larutan HCl 0,1 M ke dalam 1000 ml air

maka dibutuhkan 31,24 ml HNO3


9. Untuk mengencerkan larutan HNO3 0,5 M ke dalam 1000 ml air

maka dibutuhkan 31,24 ml HNO3

10. Untuk mengencerkan larutan CH3COOH 0,1 M ke dalam 1000

ml air maka dibutuhkan 17,2 ml

11. Untuk mengencerkan larutan CH3COOH 0,01 M ke dalam 1000

ml air maka dibutuhkan 1,72 ml

12. Untuk mengencerkan larutan CH3COOH 0,001 M ke dalam

1000 ml air maka dibutuhkan 0,172 ml

B. Saran

Saran kami agar alat-alat dan bahan yang kurang lengkap

agar dapat dilengkapi biar pada saat kita praktikum tidak ada lagi

kendala yang terjadi.


LAMPIRAN

CARA KERJA

1. Untuk Bahan Padat

Timbang sesuai gr yang


Bahan padat Labu ukur 100
telah diperoleh pada + air ml + air sampai
tanda batas
setiap bahan padat

Masukkan larutan
ke dalam botol

2. Untuk Bahan Cair

Diukur sesuai Bahan cair + Labu 100 ml + air Masukkan larutan


volume yg air hingga tanda kedalam botol
diperoleh batas

You might also like