You are on page 1of 6

BAB.

VI
SYARAT - SYARAT TEKNIS

A. KETENTUAN –KETENTUAN UMUM DI LAPANGAN


1. : LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Nama Kegiatan : Satuan Kerja Perangkat Daerah

1.2. Nama Pekerjaan : Perkerasan,Pengaspalan Lingkungan Kantor


Distakober dan Jalan TPA

2. PENJELASAN GAMBAR dan SPESIFIKASI TEKNIS


Dalam pelaksanaan pekerjaan yang berlaku dan mengikat yaitu :
a. Gambar bestek, Spesifikasi Teknis
b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
c. Berita Acara Penunjukan
d. Surat Keputusan Penangung jawab Kegiatan tentang
Penunjukan Pelaksanaan Pekerjaan
e. Surat Periintah Kerja (SPK)
f. Surat Penawaran beserta Lampiran-lampiran
g. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh
pemberi tugas dan konsultan pengawas

Kontraktor dan konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana


gambar bestek dan SPESIFIKASI TEKNIS termasuk penambahan /
pengurangan atau perubahan yang tercantum dalam Berita Acara
Penjelasan.

Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar bestek dan


SPESIFIKASI TEKNIS maka yang mengikat adalah SPESIFIKASI TEKNIS/ RAB.

Bila terdapat perbedaan dalam rencana gambar kerja maka rencana


gambar yang bersekala lebih besar yang diambil

Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keraguan


sehingga akan menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan maka
harus dikonsultasikan dengan konsultan pengawas untuk penyelesaian
lebih lanjut.

1
3. JADWAL PELAKSANAAN

Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor wajib membuat jadwal


pelaksanaan (Time Schedulle) yang memuat uraian pekerjaan, waktu
pekerjaan, bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci
beserta jadwal penggunaan bahan dan tenaga kerja
Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci kontraktor harus :
a. membuat rencana kerja harian, mingguan, dan bulanan
yang diketahui oleh konsultan pengawas lapangan
b. Membuat atau memberikan gambar kerja untuk
pedoman/ pegangan bagi kepala tukang yang harus
disetujui oleh konsultan pengawas
c. Membuat daftar yang memuat pemasukan bahan
bangunan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
bangunan pada pasal 1
d. Rencana kerja (Time Schedule) di atas harus mendapat
persetujuan pengawas dan pihak pemberi kerja
e. Rencana kerja (Time Schedule) harus sudah selesai dibuat
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPK diterima
f. Kontraktor memberikan salinan rencana kerja sebanyak 4
(empat lembar) kepada konsultan pengawas dan 1 (satu
lembar) dipasang pada dinding bangsal kerja.

4. BAHAN-BAHAN, ALAT-ALAT, DAN TENAGA KERJA LAPANGAN

Bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang dipergunakan untuk


pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor agar pelaksanaannya dapat selesai
dalam waktu yang disediakan.
Alat-alat yang disediakan harus dapat dipergunakan semaksimal
mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki, bila tidak dapat dipakai
harus segera dikeluarkan dari lokasi kegiatan
Pihak pemimpin kegiatan berhak menolak baha-bahan dan alat-alat
yang disediakan kontraktor jika kualitasnya tidak memenuhi persyaratan
Tidak tersediannya bahan-bahan dan alat-alat tidak dapat dijadikan
alasan keterlambatan pekerjaan bila tanpa pemberitahuan atau konsultasi
dengan pemberi kerja
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli dengan
pekerjaannya
Pihak pemimpin kegiatan berhak menolak tenaga kerja yang
disediakan kontraktor jika kualitas pekerjaanya tidak memenuhi
persyaratan

2
5. KEAMANAN PROYEK
Kontraktor harus menjaga barang-barang milik proyek, konsultan
pengawas dan pihak ketiga yang ada dilapangan baik terhadap
pencurian maupun pengrusakan
Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang alat-alat dan
hasil pekerjaan, maka akan menjadi tanggungjawab kontraktor dan tidak
dapat diperhitungkan dalam pekerjaan tambah/kurang atau
pengunduran waktu pelaksanaan
Apabila terjadi kebakaran maka kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya untuk mencegah bahaya kebakaran tersebut kontraktor harus
menyediakan alat pe,madam kebakaran yang siap dipakai dan
ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai.

6. KESELAMATAN KERJA dan KESEHATAN


Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para
pekerja harus dilaksankan kontraktor sesuai dengan peraturan yang
berlaku oleh karena itu kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai
peserta Asuransi Sosial tenaga Kerja (ASTEK) sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku
Pada pekerejaan-pekerjaan yang mengandung resiko jatuh kontraktor
harus menyediakan sabuk pengamanan pada pekerjaan tersebut.
Untuk melaksanakan pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan
medis lainnya yang siap dipakai bila diperlukan
Bila terjadi musibah atau kecelakaaan dilapangan yang memerlukan
perawatan serius kontraktor harus membawa Ke Rumah Sakit yang
terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut pada pemberi tugas.
Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerjaan / petugas baik
yang berada dibawah tanggung jawab maupun yang berada dibawah
pihak ketiga.

7. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Sebelum Pekerjaan dimulai, lokasi harus dibersihakan dari segala
Kotoran Semak belukar, Pepohonan yang dianggap
mengganggu Pelaksanaan Pekerjaan.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Pekerjaan Pengaspalan Halaman Lingkungan Kantor
Distakober
2. Pekerjaan Pengaspalan Jalan TPA
3. Pekerjaan Perkerasan Jalan TPA

3
B. KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS LAPANGAN
1. PENGUKURAN
1.1. Pengukuran dilakukan untuk menentukan penyesuaian
panjang pekerjaan, dimensi konstruksi sehubungan dengan
kondisi lapangan yang ada .
1.2. Pengukuran dapat dilakukan dengan peralatan sederhana
seperti Meteran waterpass selang air, benang untuk
menyamakan level permukaan pekerjaan.
1.3. Hasil pengukuran harus mendapat persetujuan konsultan
pengawas

2. PEMBERSIHAN LOKASI
lokasi harus dibersihakan dari sampah, tumbuhan hidup, sarang-
sarang binatang kecuali tanaman yang sengaja ditanam atau
dibiarkan tumbuh untuk keperluan lingkungan demi menghindari
kerusakan konstruksi pada masa datang.

I. PEKERJAAN PENGASPALAN HALAMAN


LING KUNGAN KANTOR DISTAKOBER
II. PEKERJAAN PENGASPALAN JALAN TPA

1. Lapisan pondasi bawah (LPB) kelas C yang dimaksud dalam


gambar kerja dan uraian pekerjaan pada rencana
anggaran biaya adalah luntuk lapisan pondasi bawah (LPB)
batu pecah 5/7 dengan ketebalan 15 cm kemudian
dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan
dengan mesin gilas dengan bobot 6 -1 0 ton sehinga
mencapai tebal padat minimal 10 cm dan 15 cm Proses
pemadatan harus terus menerus dilakukan benar-benar rapi,
lurus dan merata, perapihan dilakukan dengan tenaga
manusia.

2. Lapisan Pondasi Atas (LPA) kelas B yang dimaksud dalam


gambar kerja dan uraian pekerjaan pada rencana
anggaran biaya adalah agregat batu pecah berukuran
maksimal 5-7 cm tanpa bercampur tanah / pasir. Ditimbun
leveransir di sepanjang jalan di atas LPB kemudian dihampar
dengan tenaga manusia. Pemadatan dilakukan dengan
penyiraman dan penggilasan mengunakan mesin gilas 6 –
10 ton.

3. Diatas lapisan LPA dilaburkan aspal cair teak coat 0,8 ltr/M2,
kemudian agregat 2-3 cm dihampar dengan mengunakan

4
tenaga manusia. Diatas hamparan agregat 2-3 laburkan
aspal cair kedua1,5 kg/m2
4. Lapisan terakhir dari konstruksi adalah hamparan cairan
panas latasir yang dihampar dengan tenaga manusia dan
digilas dengan mesin gilas tandem sehingga menghasilkan
ketebalan pada 3 cm.

III. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN TPA


1. Lapisan pondasi bawah (LPB) kelas C yang dimaksud dalam
gambar kerja dan uraian pekerjaan pada rencana
anggaran biaya adalah luntuk lap[isan pondasi bawah (LPB)
batu pecah 5/7 dengan ketebalan 15 cm kemudian
dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan dengan
mesin gilas dengan bobot 6 -1 0 ton sehinga mencapai tebal
padat minimal 10 cm dan 15 cm Proses pemadatan harus
terus menerus dilakukan benar-benar rapi, lurus dan merata,
perapihan dilakukan dengan tenaga manusia.
2. Lapisan Pondasi Atas (LPA) kelas B yang dimaksud dalam
gambar kerja dan uraian pekerjaan pada rencana
anggaran biaya adalah agregat batu pecah berukuran
maksimal 5-7 cm tanpa bercampur tanah / pasir. Ditimbun
leveransir di sepanjang jalan di atas LPB kemudian dihampar
dengan tenaga manusia. Pemadatan dilakukan dengan
penyiraman dan penggilasan mengunakan mesin gilas 6 – 10
ton.
3. Lapisan terakhir dari konstruksi adalah hamparan pasir
berbatu ( sirtu) yang dihampar dengan tenaga manusia dan
digilas dengan mesin gilas tandem sehingga menghasilkan
ketebalan 5 cm.

IV PENUTUP
1 Meskipun dalam Bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian
bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus
disediakan oleh Pemborong dan tidak disebutkan dalam
penjelasan pekerjaan pemborongan ini, perkataan tersebut
diatas tetap dianggap ada dimuat dalam Bestek ini.
2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan
pembangunan ini tetapi tidak diuraikan atau dimuat dalam
Bestek ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh
Pemborong, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu
diuraikan dan dimuat dalam Bestek ini, untuk menuju

5
kepenyerahan yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan Direksi.

You might also like