You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

SENSUS POPULASI SERANGGA

DENGAN METODE CAPTURE RECAPTURE

Disusun oleh :

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILM PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2010
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Serangga (disebut pula insecta) adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang berkaki enam. Karena itulah mereka disebut pula Hexapoda. Serangga
ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di lautan. Kajian mengenai peri kehidupan
serangga disebut entomologi. Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat
5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera),
170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan
kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa
kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera).
Populasi serangga terdiri atas kelompok serangga yang terdapat pada satu ruang di
suatu waktu. Serangga ini berperan penting dalam menggerakkan energi melalui rantai dan
jaring makanan. Populasi serangga dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu serangga
berguna dan serangga hama. Dalam menghadapi serangga, manusia dituntut untuk bersikap
bijaksana sehingga kehidupan menjadi lestari. Oleh karena itu, maka dilakukan praktikum
ekologi hewan dengan teknik pitfall trap mengingat peranan penting serangga dalam
ekosistem.
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.
Serangga mempunyai warna tubuh yang menarik dan bervariasi atau tidak menarik sama
sekali. Mereka merupakan hewan berdarah dingin. Beberapa serangga dapat bertahan hidup
dengan periode pendek dengan suhu beku. Tetapi ada yang dapat bertahan hidup dalam
periode panjang.
Perhitungan populasi serangga digunakan untuk mengetahui penyebarannya,
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, serta pengaruh lingkungan terhadap
populasinya. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui populasi serangga dapat melalui
berbagai cara, yaitu pit fall trap, capture re-capture, dan pengambilan sampel tanah.

1.2 Identifikasi masalah

Bagaimana keadaan ekosistem di tiga plot pengamatan


1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud :
Mengetahui populasi jenis serangga tanah di suatu area dan menginventarisasi
jenis-jenis serangga tanah.
1.3.2 Tujuan :
Mengetahui jumlah populasi, kelimpahan, keanekaan dan distribusi jenis-
jenis serangga permukaan tanah dan di suatu daerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan
beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula
Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam"). Serangga merupakan hewan
beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama
kali sukses berkolonisasi di bumi. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut
entomologi (Campbell, 2003). Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia)
yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya
kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya
kupu-kupu dan ngengat). Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat
5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera),
170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan
kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa
kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera) (Borror,
2005).

Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.
Serangga mempunyai warna tubuh yang menarik dan bervariasi atau tidak menarik sama
sekali. Mereka merupakan hewan berdarah dingin. Beberapa serangga dapat bertahan hidup
dengan periode pendek dengan suhu beku. Tetapi ada yang dapat bertahan hidup dalam
periode panjang (Odum,1993).

Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, thoraks dan abdomen.
Kutikula dibangun oleh lapisan epikutikula, eksokutila dan endokutikula. Kepala dibangun
oleh cranium di mana terletak mulut; antena, dan mata. Thoraks terdiri dari tiga segmen
prothoraks; mesothoraks, dan metathoraks. Pasangan struktur organ reproduksi terdapat pada
bagian abdomen. Serta Untuk mendukung proses kehidupannya, serangga memerlukan
kesetimbangan dalam makan dan pencernaan, pernafasan, peredaran, ekskresi, syaraf dan
reproduksi. Saluran makanan serangga terdiri dari foregut, midgut dan hindgut.

Zat makanan yang diperlukan serangga adalah karbohidrat, asam amino, lemak,
vitamin, kolestrol, air dan mineral. Organ ekskresi serangga yang penting adalah tubulus
Malpighi dan rektum. Serangga mempunyai sistem peredaran darah terbuka, darah mengalir,
dalam homosol. Untuk berespirasi, serangga menggunakan sistem trakea yang berhubungan
dengan spirakel. Obat serangga dibagi menjadi tiga kategori yaitu visceral, segmental dan
apendage. Yang termasuk gerakan serangga adalah berjalan, merangkak dan terbang
(Anonim2,2008).

Gambar 1. Morfologi Serangga

Prinsip-Prinsip Populasi Serangga

Populasi adalah sekelompok individu dari satu spesies yang sama berada pada tempat
dan waktu tertentu (Jarvis, 2000). Odum (1998) mendefisikan populasi sebagai kelompok
kolektif organisme-organisme dari sepesies yang sama (atau kelompok-kelompok lain
dimana individu-individu dapat bertukar informasi genetiknya) yang menduduki ruang atau
tempat tertentu, memiliki atau sifat yang merupakan milik kelompok dan bukan merupakan
sifat milik individu didalam kelompok itu.
Smith (2006) menyatakan bahwa definisi populasi mempunyai dua ciri yang spesifik.
Pertama, populasi merupakan kumpulan individu-individu yang sama. Definisi tersebut
menunjukkan kemampuan untuk melakukan perkawinan antara anggota populasi, kedua,
populasi adalah suatu konsep ruang, sehingga memerlukan batas wilayah. Jarvis (2000)
menambahkan bahwa perlu dipertimbangkan wilayah tersebut, mungkin luas atau sempitdan
jelas atau tidak jelas untuk didefinisikan. Batas populasi lebih mudah didefinisikan
dibandingkan kenyataannya di lapangan dan pada spesies yangberpindah-indah, sangat sulit
untuk menentukan batas wilayah yang spesifik (Surheyanto, 2008)
Sekumpulan dari populasi lokal yang berinteraksi dalam wilayah yang luasakan
membentuk metapopulasi (Smith dan Smith, 2006). Menurut Jarvis (2000), metapopulasi
adalah kelompok populasi dari suatu populasi, yang akan terbentuk pada saat ada banyak
atau sedikit. Populasi terpisah, tetapi masih mempunyaitingkat penyebaran dan perkawinan
yang sama. Populais mempunyai karakteristikbiologi dan karakteristik kelompok.
Karakteristik biologi merupakan sifat yang dimiliki oleh individu-individu menyusunpopulasi
tersebut.
Karakteristik biologi yang terdapat di populasi adalah pertahanan diri (kemampuan
keturunan yang ditinggalkan untuk bertahan dalam jangka waktu lama), struktur organisasi
(adanya pembagian kerja dan stratifikasi kasta) dan sejarah hidup (tumbuh dan berkembang).
Karakteristik kelompok timbul sebagaiakibat dari aktifitas kelompok, yang termasuk
karakteristik kelompok adalah densitas (kepadatan), natalitas (laju kelahiran), mortalitas
(laju kematian) dan dispersi.
Populasi memliki dua atribut, yaitu atribut biologik dan atribut kelompok.Yang
termasuk atribut biologik ialah sejarah hidup, bertumbuh, berdiferensiasi,mempertahankan
dirinya dan memiliki organisasi tertentu. Atribut-atribut ini jugadimiliki oleh individu dari
populasi itu. Atribut-atribut kelompok adalah
kepadatan, pertumbuhan dan daya dukung, natalitas (angka kelahiran),mortalitas (angka
kematian), sebaran umur, potensi biotik dan dispersi danbentuk pertumbuhan, atribut-atribut
kelompok ini tidak dimiliki oleh individu-individunya (Oka, 2005

Yang lebih penting untuk diketahui dari kepadatn atribut kelompok ialahapakah suatu
populasi bertambah atau berkurang jumlahnya, jadi kepadatannyaberubah, dalam saat- saat
tertentu. Perubahan kepadatan suatu populasi dapatterjadi karena ada angka kelahiran
(individu-individunya beranak), angkakematian (sejumlah individu tua atau sakit, dimangsa
musuhnya dan lain-lain),atau terjadi suatu imigrasi (sejumlah populasi dari lain tempat
bergabung denganpopulasi tersebut), atau dan sejumlah individu yang berimigrasi ke lain
tempat.

Densitas

Densitas atau kepadatan adalah besarnya populasi dalam suatu unit area(permeter
persegi, per hektar) atau habitat (per induvidu, per rumpun) atau volume(per liter, per meter
kubik) atau berat media tempat hidup (per gram tanah, perkilo gram beras). Kepadatan
populasi tidak harus dinyatakan dalam jumlahinduvidu. Apabila ukuran induvidu dari spesies
yang diselidiki bervariasi, tingkatkepadatan populasi itu dapat dinyatakan sebagai kepadatan
biomassa. Kepadatandibedakan atas kepadatan absolut dan kepadatan relatif.

a. Kepadatan abolut (absolute density)


Kepadatan absolut adalah jumlah seluruh induvidu dalam suatu unit area
ataupermukaan. Dari kepadatan ini dapat diketahui jumlah anggota
populasisebenarnya. Contoh: 25 ekor semut/m2, 10 ekor belalang/tanaman apel.
b. Kepadatan relatif (relative denssity)
Kepadatan relatif adalah jumlah induvidu yang berhubungan dengan jumlahlain pada
ruang dan waktu. Kepadatan ini sangat berkaitan dengan metode yangdigunakan pada
pengambilan sampel, sehingga hanya dapat digunakan untukperbandingan. Contoh:
100 ekor wereng coklat/10 ayunan jaring serangga.

Odum (1998) membagi kepadatan menjadi kepadatan kotor (crude density),yaitu


jumlah (biomassa) per satuan areal seluruhnya dan kepadatan ekologi(ecological density)
atau kepadatan ekonomi (economic density) atau kepadatanjenis (specific density), yaitu
jumlah (biomasa) per satuan ruangan habitat (ruangatau tempat atau volume yang tersedia
yang benar-benar dapat diduduki olehpopulasi).
Ada beberapa kemungkinan yang dapat berpotensi menyebabkan kesalahan dalam
menafsirkan kepadatan populasi , yaitu :
1. Pada saat kepadatan jumlah, anggota populasi mengalami peningkatan.
2. Pengamatan berada diluar wilayah populasi.
3. Perubahan perilaku serangga (terutama pergerakan) yang dapat mengakibatkan
perubahan pola penyebaran. Kepadatan populasi dapat berubah-ubah seiring
dengan perubahan waktu, halini disebabkan oleh adanya natlaitas, mortalitas dan
migrasi (imigrasi atau emigrasi).

Teknik pengumpulan data untuk menghitung populasi serangga permukaan tanah antara lain :

1. Sistem Banjir
Teknik ini digunakan untuk serangga permukaan tanah atau serangga permukaan
tanah. Terknik ini relatif lebih mudah dan cepat yaitu dengan membasahi suatu area
yang ditentukan dengan air. Beberapa saat kemudian, serangga – serangga yang
berada di dalam tanah keluar, kemudian dapat dihitung jumlahnya.
2. Pitfall Trap
Teknik ini digunakan untuk serangga tanah pada daerah vegetasi rendahatau di lahan
kosong, dimana serangga – serangga tersebut merupakan serangga aktif.
3. Capture re – capture
Teknik ini digunakan untuk serangga permukaan tanah yang terbang diatas 1 – 2 m.
Serangga ditangkap dengan menggunakan insect net. Serangga yang tertangkap
kemudian di tandai dan dilepaskan kembali, dilakukan dengan pengulangan
penangkapan serangga.
4. Light Trap
Teknik ini digunakan untuk serangga malam, dengan menggunakan suatu layar atau
suatu wadah yang telah berisi air, sabun, dan formalin, diamkan dibawah cahaya
lampu. Serangga tertarik terhadap cahaya lampu yang kemudian akan terjatuh ke
dalam wadah tersebut.

Indeks Keanekaragaman.

Indeks keanekaragaman dapat digunakan untuk menyatakan hubungan kelimpahan


species dalam komunitas. Kenakeragaman terdiri dari 2 komponen, yaitu :
1. Jumlah total spesies.
2. Kesamaan spesies. Kesamaan menunjukkan bagaimana kelimpahan spesies itu.
(yaitu jumlah individu, biomass, penutup tanah, dan sebagainya) .

Contohnya : pada suatu komunitas terdiri dari 10 species, jika 90% adalah 1 spesies dan 10%
adalah jenis yang tersebar, kesamaan disebut rendah. Sebaliknya jika masing-masing spesies
jumlahnya 10%, kesamaannya maksimum. Beberap tahun kemusian muncul penggolongan
indeks atas indeks kesamaan. Setelah itu digabungkan menjadi Indeks Keanekaragaman
dengan variabel yang menggolongkan struktur komunitas : (Anonim, 2010)
1) Jumlah species
2) Kelimpahan relatif species (kesamaan)
3) Homogenitas dan ukuran dari area sample
Indeks Kekayaan
Indeks kekayaan species (S), yaitu jumlah total species dalam satu komunitas. S
tergatung dari ukuran sampel (dan waktu yang diperlukan untuk mencapainya), ini dibatasi
sebagai indeks komperatif. Karena itu, sejumlah indeks diusulkan untuk menghitung
kekayaan spesies yang tergantung pada ukuran sampel. Ini disebabkan karena hubungan
antara S dan jumlah total individu yang diobservasi n, yang meningkat dengan meningkatkan
ukuran sampel.

1. Indeks Margalef (1958) R1 = S - 1


In (n)
2. Indeks Menhirick (1964) R2 = S
n

Indeks Diversitas/Keanekaragaman
Kekayaan species dan kesamaannya dalam suatu nilai tunggal digambarkan dengan
Indeks Deversitas. Indeks diversitas mungkin hasil dari kombinasi kekayaan dan kesamaan
species .Ada nilai indeks diversitas yang sama didapat dari komunitas dengan kekayaan yang
rendah dan tinggi kesamaan jika suatu komunitas yang sama didapat dari komunitas dengan
kekayaan tinggi dan kesamaan rendah . Jika hanya memberikan nilai indeks diversitas, tidak
mungkin untuk mengatakan apa pentingnya relatif kekayaan dan kesamaan species .
Diversitas dipresentasikan oleh Hill (1973 b) dengan lebih mudah secara ekologi.

NA =  (Pi) 1/(1-A)

Dimana Pi = ukuran individu (atau biomas, dll) yang dimiliki oleh satu species. Hill
menunjukkan bahwa urutan 0, 1, dan 2 dari jumlah diversitas. Jumlah Diversitas Hill adalah:
1. Jumlah 0 : N0 = S dimana S adalah jumlah total species
2. Jumlah 1 : N1 = e H’ dimana H adalah indeks Shanon
3. Jumlah 2 : N2 = 1/dimana adalah indeks Simpson.
Jumlah diversitas ini dalam unit-unit , jumlah species dihitung disebut oleh Hill
sebagai jumlah species efektif yang ada dalam sampel. Jumlah species efektif ini adalah suatu
hitungan untuk kelimpahan sebanding yang didistribusikan diantara species. Lebih jelasnya ,
N0 adalah jumlah semua species dalam sampel (tanpa memperhatikan kelimpahannya) , N2
adalah jumlah species yang paling melimpah dan N1 adalah jumlah species yang melimpah
(N1 selalu diantara N0 dan N2). Dengan kata lain , jumlah species efektif adalah suatu
hitungan dari jumlah species dalam sampel dimana tiap species dipengaruhi oleh
kelimpahannya. Ada 2 indeks yang diperlukan untuk melengkapi diversitas Hill yaitu:

1. Indeks Simpson
=  Pi2

Dimana: Pi adalah kelimpahan proporsial tiap species dengan Pi = ni, i = 1, 2, 3, . . . .


5 dimana ni adalah jumlah individu pada species itu.

N adalah jumlah total individu yang diketahui untuk semua S species. Dalam populasi
itu nilai indeks ini dari 0 – 1 menunjukkan kemungkinan bahwa 2 individu yang
diambil secara random dari suatu populasi untuk species yang sama. Jika
kemungkinan itu tinggi bahwa ke-2 individu mempunyai species yang sama , maka
diversitas komunitas sampel itu rendah. Rumus di atas hanya digunakan untuk
komunitas yang terbatas dimana semua anggota dapat dihitung. Untuk komunitas
yang tidak terbatas dibuat pembiasannya:

=  ni(ni-1)
i=1 n(n-1)

2. Indeks Shannon
Indeks ini didasarkan pada teori informasi dan merupakan suatu hitungan rata-
rata yang tidak pasti dalam memprediksi individu species apa yang dipilih secara
random dari koleksi S species dan individual N akan dimiliki . Rata-rata ini naik
dengan naiknya jumlah species dan distribusi individu antara species-species menjadi
sama/merata . Ada 2 hal yang dimiliki oleh indeks Shanon yaitu ;

1. H’=0 jika dan hanya jika ada satu species dalam sampel.
2. H’ adalah maksimum hanya ketika semua species S diwakili oleh jumlah
individu yang sama, ini adalah distribusi kelimpahan yang merata secara
sempurna.
H’ = -(Pi LnPi) dimana H’ adalah rata-rata.
i=1
Tidak pasti species dalam komunitas yang tidak terbatas membuat S* spesies
yang kelimpahan proporsional P1, P2, P3, . . . PS*. S* adan Pi’S adalah
parameter populasi dan dalam praktek H’ diduga dari suatu sampel sebagai :
H’ =  [ ( ni ) Ln ( ni ) ]
i=1 n n
Dimana ni adalah jumlah individu tiap S species dalam sampel dan n adalah
jumlah total individu dalam dalam sampel. Jika n lebih besar, biasanya akan
menjadi lebih kecil.

Indeks Kesamaan
Jika semua spesies dalam suatu sampel kelimpahannya sama, itu menunjukkan bahwa
indeks kesamaan maksimum dan akan menurun menuju nol sebagai kelimpahan relatif suatu
spesies yang tidak sama (Anonim, 2010).

BAB III

METODELOGI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Plot FR KR Pi Ln
No Nama Spesies Family FM KM Pi
1 2 3 (%) (%) Pi
Kupu-kupu
1 Pieridae 7 8 0 0.6 0.0025 3.92 7.5 0.08 -0,20
Coklat
Kupu-kupu
2 Pieridae 2 0 0 0.3 0.0003 1.96 0.89 0.01 -0,046
Hitam
Kupu-kupu
3 Pieridae 2 1 0 0.6 0.0005 3.92 1.5 0.015 -0,06
kuning
4 Kupu-kupu Putih Pieridae 14 4 0 0.6 0.003  3.92  8.9  0.09  -0,22
 0.00
5 Tawon Vespidae 0 1 0 0.3 0.0002  1.96  0.59 5  -0,03
6 Nyamuk Biasa Culicidae 50 2 0 0.6 0.009  3.92  26.8  0.26  -0,35
 0.03
7 Nyamuk Hutan Culicidae 6 0 1 0.6 0.001  3.92  2.9 5  -0,12
Belalang
8 Tehigoniidae 0 6 0 0.3 0.001 1.96 2.9 0.03 -0,1
Runcing
 0.08
9 Belalang Coklat Acrididae 8 2 7 1 0.003  6.54  8.9 5  -0,21
 0.00
10 Ngengat Putih Noctuidae 1 0 0 0.3 0.0002  1.96  0.59 5  -0,03
11 Ngengat Coklat Noctuidae 8 1 1 1 0.002  6.54  5.9  0.05  -0,15
12 Capung Coklat Ligellulidae 1 1 0 0,6 0.0003  3.92  0.89  0.01  -0,046
13 Belalang Putih Acrididae 2 0 0 0.3 0.0003  1.96  0.89  0.01  -0,046
 0.00
14 Belalang Hitam Acrididae 1 0 0 0.3 0.0002  1.96  0.59 5  -0,03
Belalang Hijau
15 Acrididae 3 2 0 0.6 0.0008 3.92 2.4 0.025 -0,09
Kuning
 0.03
16 Jangkring Gryllidae 5 1 1 1 0.001  6.54  2.9 5  -0,12
 0.03
17 Walang sangit Alydidae 6 1 0 0,6 0.001  3.92  2.9 5  -0,12
18 Kumbang Hitam Buprestidae 1 0 1 0,6 0.0003  3.92  0.89 0.01  -0,046
 0.00
19 Srg.abdomen.pjg Pelecinidae 1 0 0 0,3 0.0002  1.96  0.59 5  -0.03
20 Capung Raksasa Aeshnidae 0 0 6 0,3 0.001  1.96  2.9  0.03  -0,1
 0.04
21 Ladybugs Coccinellidae 0 0 9 0,3 0.0015  1.96  4.5 5  -0,14
 0.00
22 Capung peluncur Libellulidae 0 0 1 0,3 0.0002  1.96  0.59 5  -0,03
23 Belalang sembah Mantidae 0 0 2 0,3 0.0003 1.96  0.89  0.01  -0,046
 0.01
24 Belalang daun Tettigoniidae 0 0 3 0,3 0.0005  1.96  1.5 5  -0,062
Kupu layang-
25 Papilionidae 0 0 1 0,3 0.0002 1.96 0.59 0.005 -0,03
layang
 0.00
26 Kupu-Kupu Heliconidae 0 0 1 0,3 0.0002  1.96  0.59 5  -0,03
 0.01
27 Kupu-kupu Satyridae 0 0 3 0,3 0.0005  1.96  1.5 5  -0,062
 0.01
28 Kupu-kupu Danaidae 0 0 3 0,3 0.0005  1.96  1.5 5  -0,062
 0.01
29 Lalat buah Tephritidae 0 0 3 0,3 0.0005  1.96  1.5 5  -0,062
 0.00
30 Blister beetles Maloidae 0 0 1 0,3 0.0002 1,96  0.59 5  -0,03
31 Kupu-kupu Nymphalidae 0 0 1 0,3 0.0002  1.96  0.59  0.00  -0,03
5
Lembah
32 Pinggang Sphecidae 0 0 2 0,3 0.0003 1.96 0.89 0.01 -0,046
ramping
 0.00
33 Lalat parasit Tachinidae 0 0 1 0,3 0.0002  1.96  0.59 5  -0,03
 0.00
34 Lebah laba-laba Pompilidae 0 0 1 0,3 0.0002  1.96   0.59 5  -0,03
Kumbang sungut
35 Cerambicidae 0 0 1 0,3 0.0002 1.96 0.59 0.005 -0,03
panjang

 Fm = 15.3  Km = 0.0335 N = 198 H’ = 2.404 D = 0,102

RID = 1- 0,102 = 0,898

Keterangan :

Plot 1 : Blok Tanaman Langka Arboretum UNPAD

Plot 2 : Blok Tanaman Jeruk Arboretum UNPAD

Plot 3 : Blok Kebun Singkong Arboretum UNPAD

IDENTIFIKASI
Gambar Spesies Klasifikasi

Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Class Insecta
Ordo Lepidoptera
Family Noctuidae

Ngengat

Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Class Insecta
Ordo Lepidoptera
Family Pieridae

Kupu-kupu Coklat

Kingdom Animalia
Kingdom
PhyllumAnimalia
Arthropoda
Phyllum
Class Arthropoda
Insecta
Class Ordo InsectaLepidoptera
Ordo Family Lepidoptera
Pieridae
Family Pieridae

Kupu-kupu Kuning
Kupu-kupu Coklat
Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Class KingdomInsectaAnimalia
Ordo PhyllumLepidoptera
Arthropoda
FamilyClass PieridaeInsecta
Ordo Orthoptera
Family Acrididae

Kupu-kupu Putih
Belalang Coklat

Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Class Insecta
Ordo Orthoptera
Family Tehigoniidae

Belalang Runcing

Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Class Insecta
Ordo Orthoptera
Family Acrididae

Belalang Hijau Kuning

Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Class Insecta
Ordo Odonata
Family Ligellulidae

Capung Coklat

Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Class Insecta
Ordo Odonata
Family Alydidae

Walang sangit

Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Class Insecta
Ordo Homoptera
Family Vespidae

Tawon

Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Class Insecta
Ordo Diptera
Family Culicidae

Nyamuk

4.2 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A,J.B. Reece, dan L.G. Mitchell, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2.
ISBN : 979-688-469-0. Jakarta: Erlangga.

Borror et al. 2005. Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.

You might also like