You are on page 1of 8

KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

ISLAM DI MADRASAH ALIYAH KEAGAMAAN AL-MANAR SEMARANG 2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi

sekelompok individu untuk mencapai tujuan. (Pidarto Made, 2007: 34) untuk menjadi

seorang pemimpin yang evektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi

seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk

mencapai tujuan pendidikan disekolah. (http://www.agung.h.harsiwi.go.id)

Dalam pengertian umum, kepemimpinan menunjukkan proses kegiatan

seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengendalikan

pikiran, perasaan atau mempengaruhi atau mengendalikan pikiran, perasaan orang

lain. Faktor penting dalam kepemimpinan yakni dalam mempengaruhi atau

mengendalikan pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain adalah tujuan dan

tencana dan dilakukan dengan sengaja, sering jaga kepemimpinan berlangsung secara

sepontan. (Dirawat, dkk. 1989: 60)

Dalam kepemimpinan terdapat macam-macam gaya kepemimpinan dengan

masing-masing kekerangan dan kelebihannya. Berikut beberapa gaya kepemimpinan

yang kerap kali kita liat atau alami saat ini: (1) Kepemimpinan Kediktatoran:Gaya

kepemimpinan ini cenderung mempertahankan diri atas kekuasaan dan kewenangan

dalam pembuatan keputusan. (2) Kepemimpinan Demokrasi Relatif: Gaya

kepemimpinan ini lebih lanjutdari gaya kediktatoran dan kepemimpinan ini berusaha

memastikan bahwa kelompoknya mendapatkan infornasi memadai dan berpartisipasi

1
dalam tujuan team. (3) Kepemimpinan Kemitraan: Gaya ini menguburkan batas

antara pimpinan dan dan para anggotanyasengan sesuatu kesejajaran dan berbagai

tanggung jawab. (4) Kepemimpinan Trenformational: Gaya yang mampu

mendatangkan perubahandidalam diri setiap individu yang terlibat dan berbagai

organisasi untuk mencapai kinerja yang semakin tinggi.

(http://www.mulkisinwijaya.com)

Perkembangan manajemen dan kepemimpinan dalam suatu organisasi apapun

merupakan hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian tanpa adanya suatu

manajemen dan kepemimpinan yang baik dan aspiratif, maka perubahan dan

optimalisasi penerapan kinerja dan tujuan organisasi akan sulit dicapai dan mungkin

tidak akan mendapatkan hasil apapun. (Ahmad Sanusi. 2009: 80)

Ada dua prinsip yang harus diarahkan pada setiap pembuat perubahan, yang

pertama adalah prinsip moralitas yang kedua adalah prinsip efisiensi. Hubungan

efisiensi dan moralitas yang saling mempengaruhi pada berbagai institusi, terutama

tentang institusi pendidikan yang kita sebut dengan sekolah, terus menggugah rasa

ingin tahu, dipermukaan, moralitas maupun efisiensi sangat baik moralitas

menunjukkan kejujuran, kebaikan dan perilaku yang baik, dll. Dan efisiensi

memperlihatkan prestasi dan produksi maksimum dengan pengeluaran usaha, uang

dan waktu minimum. Idealnya sekolah, pemerintahan, tempat kerja dan bahkan

keluarga kita bermoral dan memiliki efisiensi dengan caranya sendiri. (Kay

A.Norlander-Case. 2009: 7)

Pembahasan tentang pemimpin telah menunjukkan pada suatu fenomena

kemampuan seseorang dalam menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan orang

lain dalam suatu kerja sama. (Hendiyat Soetopo. 1980: 3) Fungsi utama kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidik ialah menciptakan situasi belajar mengajar

sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik.

Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda

yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar

dengan baik dan melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah dalam

menjalankan tugas-tugas pengajar dan dalam membimbing pertumbuhan murid.

(Hendiyat Soetopo. 1980: 15)

Sebagai pemimpin pendidik, kepala madrasah/ sekolah menghadapi tanggung

jawab yang berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan memadahi, banyak tanggung

jawab sehingga ia dapat memusatkan perhatiannya pada pembinaan program

pengajaran. (Hendiyat Soetopo. 1980: 19) Pemimpin pada hakikatnya adalah

seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain

didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan yang dimaksud disini

adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubung

dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. (Nanang Fattah. 1996: 88)

Untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman, pemimpin pendidik

hendaknya memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang menjamin kemampuannya

mengelola madrasah/ sekolah sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar dengan

baik. Ia hendak mempelajari organisasi manajemen dan administrasi madrasah/

sekolah. Pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh kepala madrasah/ sekolah

merupakan faktor yang mempengaruhi kepemimpinannya dan tidak semua kepala

sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas, serta fungsi-fungsi yang harus

dijalankan oleh pemimpin pendidik. (Hendiyat Soetopo. 1980: 23-25)

Seorang manajer definitif memiliki bawahan dan secara posisional otoritas

3
mereka menerima power jabatan yang diberikan secara formal. Seorang pemimpin

tidak memiliki bawahan tetapi memiliki para pengikut (Followers) yang bisa

mengikuti pemimpin diatas kesadaran masing-masing. Seorang pemimpin kerap

mendapatkan powernya secara tidak formal, antara lain berasal dari karisma

personalisasi diri, yang membuat para pengikut merasa terinspirasi untuk mengikuti

dan mewujudkannya sebagai pemimpin. Gaya manajemen yang biasanya terjadi

adalah tranformational yang mengarah pada perubahan dinamis, tantangan, visioner,

perasaan-hati, nilai, motivasi serat inovasi. (http://www.mulkisinwijaya.com)

Manajemen dan kepemimpinan yang demikian diperlukan dalam mendorong

organisasi untuk terus belajar tanggal terhadap perubahan dan perkembangan yang

terjadi, serta semakin berusaha dalam meningkatkan performa organisasinya. Dalam

bidang pendidikan dan persekolahan. Kepemimpinan perlu diformasikan kembali agar

tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat dicapai secara optimal agar berdampak

signitifikasi terhadap hasil tujuan. (Baharuddin. 2010: 216)

Segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan potensi anak

menuju kesempurnaannya secara terencana, terarah, terpadu dan kesinambungan

adalah hakekat pendidikan. Untuk mencapai sasaran dan fungsi dimaksud maka

sistem persekolahan dan lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana strategis

dalam membina sumber daya manusia yang berkualitas. (Jamal Ma’mur Asmani.

2010: 227)

Pendidikan dalam Islam sudah mestinya dikelola dan dimanage dengan

sebaik-baiknya. Dimana Manajemen Pendidikan Islam merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan kualitas umat dari keterbelakangan baik secara moral, materi,

sepiritual. Sehingga dalam Islam manajemen adalah hal yang penting guna untuk
menciptakan tujuan yang diharapkan.

Dalam kenyataan, berbagai tuntutan terhadap kinerja kepala madrasah/

sekolah masih belum dapat dipenuhi seperti masih banyaknya madrasah/ sekolah yang

siswanya prestasinya masih rendah, ketidak disiplinan siswa dan guru, kurangnya

kemampuan guru terhadap bidang keilmuwan, penguasaan sebagai guru, dan lamban

staf pengajar dan tata usaha dalam melayani kebutuhan siswa. (Amitambun. NA.

1974: 23)

Kita dapat mengubah pembelajaran dan pengajaran jika ada sebuah praktek

kepemimpinan dan pengaturan. Praktek dan pengaturan itu perlu sebagaimana fokus

mereka dalam mengembangkan kapasitas madrasah/ sekolah. Secara menyeluruh

team guru-guru dan guru-guru individual kelas belajar tentang pembelajaran dan

bagaimana menopang dan mempercepat pembelajaran pada anak-anak, hal ini

memerlukan seorang pemimpin dan pengatur untuk memperkokoh pendirian, dan

untuk memimpin dan mengatur proses tersebut, sebuah pemusat pembelajaran dapat

terjadi.ini berarti kepala sekolah harus menciptakan waktu dan tempat untuk guru-

guru dan mendukung karyawan untuk mencoba mengeluarkan ide-ide baru dan

mengajaknya berfikir jauh kedepan. (Departemen P&K RI. 2001: 23)

Masalah ini merupakan cerminan kurangnya kemampuan kepala madrasah/

sekolah dalam memberdayakan perubahan untuk kinerja yang lebih tinggi. Kepala

madrasah/ sekolah harusnya mampu mengelola semua sumber daya yang ada secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan disekolahnya. Adanya

perubahan paradigma pendidikan, diperlukan juga perubahan paradigma

kepemimpinan kepala madrasah/ sekolah yang profesional. Pendidikan Islam sudah

semestinya dikelola dan dimanage dengan sebaik-baiknya. Dimana pendidikan

5
manajemen Islam merupakan salah satu cara untuk menciptakan kualitas umat dalam

keterbelakangan baik secara moral, materi dan sepiritual. Sehingga dalam Islam,

manajemen adalah hal yang pentingguna untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Untuk menjawab berbagai masalah, hambatan-hambatan yang dihadapi kepala

madrasah/ sekolah dan bagaimana mengatasi masalah tersebut serta solusi yang akan

ditempuh, pola kepemimpinan tranformational merupakan salah satu pilihan bagi

kepala madrasah/ sekolah untuk memimpin dan mengembangkan kepala madrasah/

sekolah yang berkualitas kepemimpinan tranformational memiliki penekanan dalam

hal pernyataan visi misi yang jelas, penggunaan komunikasi secara efektif, pemberian

rangsangan intelektual serta perhatian pribadi terhadap permasalahan individu

anggota organisasinya. Dengan penekanan hal-hal seperti itu, diharapkan kepala

madrasah/ sekolah akan mampu meningkatkan kinerja staf pengajarnya dalam rangka

mengembangkan kualitas sekolahnya. Penerapan kepemimpinan tranformational juga

diperlukan karena berbagai informasi terkini seyogyanya dapat ditransformasikan

kepada guru, tenaga administrasi, siswa dan orang tua melalui sentuhan persuasif,

psikologi dan edukatif dari kepala sekolah.

Berdasarkan pernyataan di atas, penyusun tertarik untuk meneliti tentang

“Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam

Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran Semarang Tahun 2011”

B. Perumusan Masalah

Sebagai langkah awal dan arah yang jelas dalam penelitian ini untuk

pembahasan selanjutnya, maka perumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah

sebagai berikut:
1. Bagaimana Gambaran Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen

Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran

Semarang Tahun 2011?

2. Apakah Hambatan dan Solusi dalam Kepemimpinan Tranformational Dalam

Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-

Manar Tengaran Semarang Tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Gambaran Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen

Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran

Semarang Tahun 2011.

2. Untuk mengetahui Hambatan dan Solusi dalam Kepemimpinan Tranformational

Dalam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan

Al-Manar Tengaran Semarang Tahun 2011

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah khazanah keilmuwan para pembaca khususnya mengenai

Gambaran Kepemimpinan Tranformational Dalam Manajemen Lembaga

Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Manar Tengaran

Semarang Tahun 2011

7
b. Sebagai bahan dan pertimbangan atau acuan bagi para peneliti lebih lanjut

terhadap Hambatan dan Solusi dalam Kepemimpinan Tranformational Dalam

Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-

Manar Tengaran Semarang Tahun 2011

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

masukan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan tugas sebagai

pemimpin tranformational

b. Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk

meningkatkan kompetensi guru dan dirasakan bahwa tranformational oleh

kepala sekolah sebagai bentuk pembinaan

You might also like