You are on page 1of 69

Definisi Desain Grafis: adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang

memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau
mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan
dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Gambar maupun
tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi.
Desain grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-
lain.

Ada beberapa tokoh menyatakan pendapatnya tentang desain grafis yang diambil dari situs
http://id.wikipedia.org/

Menurut Suyanto desain grafis didefinisikan sebagai " aplikasi dari keterampilan seni dan
komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri". Aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi
periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan
perusahaan, dan lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan
pesan dalam publikasi.

Sedangkan Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.com/ mendefinisikan desain grafis


sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, foto-foto dan
ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa
menggabungkan elemen-eleman ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang
khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat.

Menurut Danton Sihombing desain grafis mempekerjakan berbagai elemen seperti marka,
simbol, uraian verbal yang divisualisasikan lewat tipografi dan gambar baik dengan teknik
fotografi ataupun ilustrasi. Elemen-elemen tersebut diterapkan dalam dua fungsi, sebagai
perangkat visual dan perangkat komunikasi.

Menurut Michael Kroeger visual communication (komunikasi visual) adalah latihan teori dan
konsep-konsep melalui terma-terma visual dengan menggunakan warna, bentuk, garis dan
penjajaran (juxtaposition).

Warren dalam Suyanto memaknai desain grafis sebagai suatu terjemahan dari ide dan tempat
ke dalam beberapa jenis urutan yang struktural dan visual.

Sedangkan Blanchard mendefinisikan desain grafis sebagai suatu seni komunikatif yang
berhubungan dengan industri, seni dan proses dalam menghasilkan gambaran visual pada
segala permukaan

Kategori Desain Grafis

Secara garis besar, desain grafis dibedakan menjadi beberapa kategori :

1. Printing (Percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer,
pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis.

2. Web Desain: desain untuk halaman web.

3. Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi.


4. Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design) : merupakan desain profesional
yang mencakup desain grafis, desain arsitek, desain industri, dan arsitek taman.

5. Desain Produk, Pemaketan dan sejenisnya.

GRAFIS BERBASIS VEKTOR

Merupakan gambar yang membentuk sejumlah objek garis dan objek kurva berdasarkan
rumus matematika. Format grafis berbasis vektor menyimpan deskripsi matematis seperti
garis, lingkaran, poligon, dll.

Kualitas hasil tampilan grafis berbasis vektor tidak tergantung pada resolusi gambar,
sehingga apabila diubah ukurannya maka kualitas gambar tidak akan berubah baik kehalusan
maupun ketajaman gambarnya.

Grafis berbasis vektor biasanya mempunyai ukuran file lebih kecil sehingga akan menghemat
ruang pada media penyimpanan komputer.

GRAFIS BERBASIS BITMAP

Merupakan gambar yang membentuk objek berdasarkan komposisi unsur titik. Setiap titik
dalam grafis bitmap mempunyai tempat serta warna tersendiri dan secara keseluruhan akan
membentuk kehalusan tampilan gambar.

Gambar dalam format bitmap mempunyai resolusi tertentu, dalam arti setiap gambar
mempunyai jumlah pixel yang tetap. Sehingga apabila gambar diubah ukurannya
(diperbesar / diperkecil), maka gambar akan kelihatan kabur dan tidak jelas. Hal ini
diakibatkan karena gambar kehilangan beberapa titik dan detailnya.

Format grafis berbasis bitmap akan mempunyai ukuran file lebih besar sehingga akan
mengakibatkan ruang dalam media penyimpanan cepat penuh. Dalam grafis berbasis bitmap
terdapat dua istilah penting yaitu :

1. Resolusi atau jumlah titik per satuan luas, yang akan mempengaruhi ketajaman warna dan
detail file bitmap. Biasanya dinyatakan dengan satuan dot per inchi (dpi)

2. Intensitas, yang akan menentukan kualitas warna gambar secara keseluruhan. Biasanya
dipakai istilah 256 warna, high color, true color, grayscale dan black and white.

PROGRAM PENGOLAH GRAFIK / GRAFIS


Oleh karena desain grafis dibagi menjadi beberapa kategori maka sarana untuk mengolah pun
berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan dan tujuan pembuatan karya.

1. Aplikasi Pengolah Tata Letak (Layout)

Program ini sering digunakan untuk keperluan pembuatan brosur, pamflet, booklet, poster,
dan lain yang sejenis. Program ini mampu mengatur penempatan teks dan gambar yang
diambil dari program lain (seperti Adobe Photoshop). Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah:

- Adobe FrameMaker

- Adobe In Design

- Adobe PageMaker

- Corel Ventura

- Microsoft Publisher

- Quark Xpress

2. Aplikasi Pengolah Vektor/Garis

Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat digunakan untuk membuat gambar dalam
bentuk vektor/garis sehingga sering disebut sebagai Illustrator Program. Seluruh objek yang
dihasilkan berupa kombinasi beberapa garis, baik berupa garis lurus maupun lengkung.
Aplikasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

- Adobe Illustrator

- Beneba Canvas

- CorelDraw

- Macromedia Freehand

- Metacreations Expression

- Micrografx Designer

3. Aplikasi Pengolah Pixel/Gambar / bitmap

Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah
gambar/manipulasi foto (photo retouching). Semu objek yang diolah dalam progam-program
tersebut dianggap sebagai kombinasi beberapa titik/pixel yang memiliki kerapatan dan warna
tertentu, misalnya, foto. Gambar dalam foto terbentuk dari beberapa kumpulan pixel yang
memiliki kerapatan dan warna tertentu. Meskipun begitu, program yang termasuk dalam
kelompok ini dapat juga mengolah teks dan garis, akan tetapi dianggapa sebagai kumpulan
pixel. Objek yang diimpor dari program pengolah vektor/garis, setelah diolah dengan
program pengolah pixel/titik secara otomatis akan dikonversikan menjadi bentuk pixel/titik.

Yang termasuk dalam aplikasi ini adalah:

- Adobe Photoshop

- Corel Photo Paint

- Macromedia Xres

- Metacreations Painter

- Metacreations Live Picture

- Micrografx Picture Publisher

- Microsoft Photo Editor

- QFX

- Wright Image

4. Aplikasi Pengolah Film/Video

Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah film dalam
berbagai macam format. Pemberian judul teks (seperti karaoke, teks terjemahan, dll) juga
dapat diolah menggunakan program ini. Umumnya, pemberian efek khusus (special effect)
seperti suara ledakan, desingan peluru, ombak, dan lain-lain juga dapat dibuat menggunakan
aplikasi ini.

Yang termasuk dalam kategori ini adalah:

- Adobe After Effect

- Power Director

- Show Biz DVD

- Ulead Video Studio

- Element Premier

- Easy Media Creator

- Pinnacle Studio Plus

- WinDVD Creater

- Nero Ultra Edition


5. Aplikasi Pengolah Multimedia

Program yang termasuk dalam kelompok ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah
karya dalam bentuk Multimedia berisi promosi, profil perusahaan, maupun yang sejenisnya
dan dikemas dalam bentuk CD maupun DVD. Multimedia tersebut dapat berisi film/movie,
animasi, teks, gambar, dan suara yang dirancan sedemikian rupa sehingga pesan yang
disampaikan lebih interktif dan menarik.

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

- Macromedia

- Macromedia Authorware

- Macromedia Director

- Macromedia Flash

- Multimedia Builder

- Ezedia

- Hyper Studio

- Ovation Studio Pro

- Macromedia Director

- Macromedia Flash

- Multimedia Builder

- Ezedia

- Hyper Studio

- Ovation Studio Pro.

CorelDraw adalah aplikasi design grafis yang digunakan untuk membuat berbagai macam
design seperti logo, kartu nama, kalender, poster, stiker dan lain-lain. Bayangan orang awam,
belajar Coreldraw sangat sulit, oleh karena itu banyak dibuka kursus design grafis dengan
harga yang mahal. Untuk itulah pelajaran desain grafis diberikan di kelas XII semester satu
untuk belajar Coreldraw tanpa biaya.

Langkah awal untuk memulai corelDraw adalah

1. Klik Start ---- All Program ---- CorelDRAW Graphics Suite X3 ---- CorelDRAW X3
2. Klik New Grapihic ---- tunggu beberapa saat, sehingga muncul tampilan sebagai berikut :
3. Penjelasan tentang tampilan diatas
TITLE BAR

Memberi informasi tentang nama file dan aplikasi yang sedang dibuka. Pada ujung pojok
kanan atas terdapat tombol Maximize Button untuk membuat tampilan CoreDraw satu layar
penuh, Minimize button untuk meletakkan program pada Taskbar menu, sedangkan Close
button untuk mengakhiri program.

MENU BAR

Menu Bar adalah barisan menu yang terdiri dari File, Edit, Layout, Type, Element, Utilities,
View, Window dan Help. Semua perintah-perintah terdapat pada menu menu tersebut.

STANDARD TOOL BAR

Perintah - perintah yang sering digunakan dapat juga diakses melalui Standard Tool Bar.
Pada Standard Tool Bar terdapat icon - icon perintah yang sering kita gunakan, misalnya
untuk membuat file baru, membuka file, menyimpan, mencetak dan sebagainya. Hanya
dengan klik sekali pada icon yang dimaksud maka perintah akan langsung dijalankan oleh
CorelDraw.

PROPERTY BAR

Property Bar merupakan baris perintah yang unik, karena tampilannya akan selalu berubah
dan perintah-perintah yang ada didalamnya akan menyesuaikan dengan icon yang sedang
aktif pada tool Box. Misalnya tool Box sedang aktif pada Zoom Tool, maka akan
memunculkan property dari Zoom tool, demikian juga dengan tooltool yang lain. Disini kita
akan dapat lebih cepat dalam mengakses perintah-perintah yang berhubungan dengan tool
yang sedang aktif.

RULER

berfungsi untuk membantu kita dalam membuat desain dengan ukuran yang tepat. karena
terdapat mistar horizontal dengan satuan ukuran yang dapat kita ubah sewaktu-waktu.

PRINTABLE AREA

merupakan area dimana desain kita diletakkan untuk dicetak. Untuk mendesain kita boleh di
luar printable area, namun ketika akan dicetak maka harus dimasukkan ke printable area
tersebut.

COLOR PALETTE

Warna merupakan unsur penting dalam sebuah desain grafis. Corel Draw memberikan
berbagai kemudahan untuk mengakses dan memilih berbagai model warna. Kita dapat
mengakses tool-tool warna melalui on-screen color palette, Color dialog box, maupun Color
Roll-upuntuk memilih warna isi, outline, kertas dan lain-lain. Namun langkah yang tercepat
untuk mengakses warna adalah melalui On-screen color palette yan gtesedia di sebelah kanan
window.

TOOL BOX

merupakan barisan icon yang menyimpan berbagai macam perintah untuk pembuatan obyek
dasar, editing obyek, efek-efek interaktif dan lain lain.

STATUS BAR

Memberikan informasi tentang operasi yang sedang dilakukan, koordinat posisi mouse
berada dan juga informasi tentang warna pada obyek yang sedang diaktifkan, baik warna fill
maupun outline. Yang perlu diperhatikan pada setiap bagian window Corel Draw adalah, kita
dapat mengakses suatu perintah melalui berbagai cara yang kita sukai. Misalnya untuk
membuat file baru, dapat memalui menu bar, tool bar, maupun menggunakan perintah Short
Cut.
Tools untuk menggambar kurva atau bentuk-bentuk bebas yang ada pada Corel Draw X3
terdapat pada curve flyout Freehand Tool pada toolbox yang letaknya di sisi paling kiri dari
jendela Corel. Pada curve flyout ini terdapat pilihan-pilihan tool, yaitu freehand tool, bezier
tool, artistic media tool, pen tool, poly line tool, 3 point curve tool, interactive connector tool
dan dimension tool. Masing-masing memiliki fitur yang berbeda, seperti yang diuraikan
berikut ini :

1. Freehand tool: untuk menggambar kurva bebas dan garis lurus. Kurva bebas
yang saya maksud di sini adalah suatu garis atau bentuk lain yang akan tergambar
mengikuti setiap gerakan mouse. Untuk mengaktifkan freehand tool, klik Freehand
Tool yang ada pada toolbox di sisi kiri jendela Corel atau cukup dengan menekan
tombol F5 pada keyboard. Bila freehand tool ini kita aktifkan, maka pada property bar
(di bawah menu bar) akan muncul pilihan-pilihan seperti gambar di bawah ini.

Pada property bar tampak pilihan-pilihan arrowhead selector untuk menentukan


bentuk ujung atau akhir garis yang akan kita buat, misalnya berupa panah atau ujung
datar biasa. Outline style selector untuk memilih gaya garis seperti apa yang akan kita
buat, apakah garis solid, putus-putus atau tersusun dari titik-titik. Outline width untuk
menentukan seberapa tebal garis yang kita buat. Dan freehand smoothing untuk
mengatur tingkat kehalusan garis.

Untuk membuat sebuah garis lurus, pilihlah freehand tool atau cukup dengan
menekan tombol F5.

Ketika freehand tool ini aktif, kursor akan berubah menjadi seperti tanda “+” dengan
gambar garis melengkung-lengkung di bawahnya.
Arahkan kursor pada suatu titik sebagai titik awal garis tersebut. Klik kiri mouse
kemudian lepaskan. Arahkan kursor pada titik lain dimana garis tersebut akan
berakhir (tekan tombol ctrl bila ingin garis tersebut benar-benar lurus) dan klik kiri
sekali lagi. Sebuah garis lurus akan terbentuk. Jika ingin menambahkan suatu segmen
garis lagi pada ujung garis tersebut (misalnya garis miring, dsb), arahkan kursor pada
ujung garis yang sedang aktif hingga kursor berubah menjadi seperti tand “+” dengan
gambar panah bengkok di bawahnya. Klik pada titik tersebut, arahkan kursor pada
titik lain tempat ujung garis akan berakhir dan klik lagi di sana.

Untuk menggambar kurva bebas, pilihlah freehand tool (F5). Aturlah nilai freehand
smoothing pada property bar. Nilai freehand smoothing ini akan menentukan seberapa
halus alur garis dari kurva yang akan kita gambar. Pengaturan nilai freehand
smoothing harus dilakukan sebelum kita mulai menggambar kurva bebas. Nilainya
antara 0 sampai 100 (Nilai defaultnya adalah 100). Makin tinggi nilainya, makin halus
kurva yang dihasilkan, tetapi makin mengurangi kesamaan dari gerakan mouse kita.
Makin rendah nilainya, kurva yang dihasilkan akan semakin menyerupai gerakan
mouse kita. Untuk melihat perbedaannya, silakan lakukan perubahan nilai-nilai
freehand smoothing ini.

Arahkan kursor pada suatu titik di mana kurva tersebut akan mulai kita gambar. Klik
kiri mouse pada titik tersebut dan tahan. Sambil tetap menekan tombol kiri mouse,
gerakan mouse untuk membentuk kurva atau gambar yang kita inginkan. Gambar
yang terbentuk adalah gambar yang sesuai dengan gerakan dari mouse kita.

Bila gambar telah terbentuk sesuai keinginan, atau kedua ujung kurva telah saling
bertemu , lepaskan tombol mouse. Untuk membuat kurva tertutup, maka titik ujung
dari kurva yang kita gambar harus bertemu/bersatu dengan titik awal kurva (muncul
tanda “+” dengan panah bengkok di bawahnya). Kitapun bisa membuat kurva terbuka
menjadi kurva tertutup. Saat kurva terbuka yang kita buat itu dalam keadaan aktif

(pikced), klik tombol Auto Close Curve pada property bar. Ini akan membuat
kurva terbuka kita menjadi kurva tertutup, dengan menghubungkan ujung-ujung (titik
awal dan akhir ) kurva. Untuk bisa diwarnai dengan fill color, sebuah kurva haruslah
merupakan kurva tertutup.

2. Bezier Tool : Dengan tool ini kita bisa menggambar kurva dengan teknik
menggambar per segment (bagian). Tiap segment dihubungkan oleh titik yang disebut
node. Kita bisa menggambar sebuah kurva dengan menentukan titik-titik untuk tiap
segmennya.

Untuk menggambar sebuah kurva dengan bezier tool ini, kliklah dan tahan tombol kiri
mouse pada tool Freehand tool sehingga muncul curve flyout.
Pilih bezier tool. Kursor akan berubah menjadi seperti tanda “+” dengan semacam
gambar simpul di bawahnya.

Arahkan kursor pada suatu titik dari bidang gambar dimana kita akan memulai
menggambar sebuah kurva. Klik kiri mouse pada titik tersebut.

Arahkan kursor pada titik lain yang akan menjadi segmen kedua dari kurva, klik kiri
mouse dan lepaskan. Titik pertama dan titik kedua akan dihubungkan oleh sebuah
garis lurus.

Arahkan kursor pada titik ke tiga, klik kiri mouse, lepaskan. Begitu seterusnya
sehingga setiap titik-titik tadi akan saling berhubungan dan membentuk sebuah kurva
(bangun) tertentu.

Pada pertemuan kedua ujung kurva yang akan membentuk kurva tertutup (atau ketika
kita menambahkan segmen baru pada ujung suatu kurva yang telah ada), kursor akan
berubah menjadi seperti tanda panah. Ini menandakan pertemuan dua node menjadi
satu atau sebagai tanda bahwa kurva yang kita buat telah membentuk kurva tertutup.

Jika ingin garis yang menghubungkan antara dua titik adalah berupa garis lengkung,
maka ketika menempatkan kursor pada satu titik, klik dan tahan tombol kiri mouse
sambil menggerakkan mouse ke arah tertentu sehingga muncul dua panah putus-putus
saling bertolak belakang. Atur-aturlah gerakan mouse sehingga terbentuk garis
lengkung seperti yang kita kehendaki.

Pada mulanya, menggambar kurva terutama garis lengkung dengan bezier tool
(ataupun curve tool lain) memang agak membingungkan dan terkesan merepotkan.
Tetapi apabila kita telah terlatih dan telah memahami cara kerjanya, tool ini akan
sangat memudahkan dalam pengerjaan kita menggambar kurva.
3. Artistic Media Tool : Penjelasan mengenai Artistic Media Tool ini, silakan klik di
sini.
4. Pen Tool : Penggunaannya mirip dengan Bezier tool, tetapi dengan pen tool kita bisa
melihat pratampil garis yang akan terbentuk. Disamping itu, dengan pen tool ini kita
bisa menambahkan ataupun menghapus segmen (node) pada suatu garis atau kurva
yang telah ada.

Untuk mengaktifkan pen tool, klik dan tahan pada toolbox freehand tool untuk
memunculkan curve fly out dan pilih pen tool. Kursor akan berubah menjadi seperti
gambar pena dengan garis silang di samping nya.

Ketika pen tool aktif, maka property bar akan menampilkan pilihan-pilihan seperti
gambar di bawah ini :

o Preview mode

Bila icon preview mode ( yang ada gambar mata) dengan background
berwarna terang, artinya kita dapat melihat pratampil dari garis yang kita
gambar dengan pen tool. Klik pada icon untuk mengaktifkan atau
menonaktifkannya.

o Auto Add-Delete

Bila background icon Auto Add-Delete (gambar pena dengan tanda plus
minus) berwarna terang, maka kita dapat menambahkan atau menghapus node
atau segmen pada suatu garis atau kurva. Klik pada icon untuk mengaktifkan
atau menonaktifkannya.

o End dan Start Arrowhead Selector menampilkan pilihan-pilihan atas ujung


garis/kurva yang kita gambar. Bisa berupa panah, bulat dan bentuk-bentuk
lainnya. Klik pada tanda “V” untuk menampilkan pilihan-pilihan yang
disediakan.
o Outline Style Selector menampilkan pilihan-pilihan jenis outline yang kita
gunakan: garis solid, putus-putus atau berupa titik-titik. Klik pada tanda “V”
untuk menampilkan pilihan-pilihan yang disediakan.
o Outline width adalah untuk menentukan seberapa tebal outline yang kita buat.
Klik pada tanda “V” untuk menampilkan pilihan-pilihan yang disediakan, atau
blok tulisan “Hariline” yang ada dalam kotak dan ketikkan angka ketebalan
outline yang dikehendaki.

Penggunaan Pen tool mirip seperti bezier tool. Tempatkan kursor pada satu posisi dan
klik kiri di sana untuk memulai menggambar sebuah garis atau kurva. Lepaskan
tombol mouse dan arahkan kursor ke posisi kedua, klik kiri dan lepaskan, maka
sebuah garis lurus yang menghubungkan kedua titik tergambar. (Jika ingin garis
tersebut adalah sebuah garis lengkung, maka pada posisi titik kedua klik dan tahan
tombol kiri mouse dan sambil tetap menekan tombol kiri gerakkan mouse ke arah
tertentu sehingga terbentuk sebuah garis lengkung, lepaskan tombol mouse jika garis
yang terbentuk sudah sesuai atau biarkan saja seperti itu untuk diedit lagi nanti).

Ulangi langkah-langkah tersebut untuk posisi ke tiga dst sehingga terbentuk sebuah
kurva yang diinginkan. Apabila ingin membuat sebuah kurva tertutup, maka titik
terakhir haruslah bertemu dengan titik awal kurva. Pada saat kurva yang sedang kita
gambar akan membentuk sebuah kurva tertutup, maka kursor akan menjadi gambar
pena dengan lingkaran kecil di sampingnya.

Dengan pen tool, kita bisa menambahkan atau menghapus nodes yang ada pada suatu
garis atau kurva. Caranya adalah :

o Untuk menambahkan node :


 (Bila garis atau kurva belum aktif) Aktifkan garis atau kurva yang akan
kita tambahkan node atau segmennya dengan mengklik atau
membloknya menggunakan pick tool.
 Aktifkan pen tool (kursor menjadi gambar pena dengan tanda silang di
sampingnya).
 Arahkan kursor pada outline dari kurva pada posisi-posisi dimana
nodes akan ditambahkan. Kursor akan berubah menjadi gambar pena
dengan tanda “+” disampingnya. Klik pada posisi tersebut. Maka node
baru akan ditambahkan pada garis atau kurva tersebut.
 Ulangi langkah ke tiga bila ingin menambahkan node pada posisi-
posisi yang lain.
o Untuk menghapus node :
 (Bila garis atau kurva belum aktif) Aktifkan garis atau kurva yang akan
kita tambahkan node atau segmennya dengan mengklik atau
membloknya menggunakan pick tool.
 Aktifkan pen tool (kursor menjadi gambar pena dengan tanda silang di
sampingnya).
 Arahkan kursor pada salah satu node yang ada pada outline. Kursor
akan berubah menjadi gambar pena dengan tanda “-” di sampingnya
setiap kali berada di atas suatu node. Klik pada node tersebut, maka
node tersebut akan terhapus.
 Ulangi langkah ke tiga untuk menghapus nodes yang lainnya.

Catatan :Suatu kurva atau garis minimal mempunyai dua node. Jadi
jika kurva atau garis yang memiliki dua node dan salah satu dari
kedua node tersebut kita hapus, maka garis atau kurva tersebut juga
akan hilang.

5. Polyline Tool

Dengan polyline tool kita bisa menggambar suatu kurva yang dapat terdiri atas garis
lurus ataupun garis tidak beraturan (freehand) atau gabungan dari keduanya hanya
dengan satu tool. Misalnya bentuk-bentuk gambar seperti ini :

Munculkan curve flyout dengan mengklik dan tahan pada Freehand Tool, kemudian
pilih Polyline Tool. Pada property bar kita bisa menentukan terlebih dulu ketebalan
outline, outline style serta model ujung-ujung outline (arrowhead) untuk sebuah kurva
yang akan kita gambar. Sedangkan nilai Freehand Smoothing-nya akan mengikuti
pengaturan nilai pada tool Freehand Tool (F5).

Tentukan posisi kursor pada area gambar sebagai titik awal dimana suatu kurva akan
kita buat. Bila ingin menarik garis-garis lurus: cukup klik pada titik awal dan
lepaskan, arahkan pada titik ke dua, klik dan lepaskan lagi, begitu seterusnya.
Sedangkan untuk membuat suatu garis bebas yang mengikuti pergerakan mouse, klik
dan tahan pada suatu titik kemudian bentuk garis sembarang dengan mengatur
pergerakan mouse. Seperti contoh pada gambar di atas, kita bisa mengkombinasikan
garis lurus dan garis sembarang dalam suatu kurva.

Untuk menggambar sebuah kurva tertutup, titik awal kurva harus bertemu (berhimpit)
dengan titik akhir dari kurva tersebut. Pada saat menggambar, kita akan melihat
kursor berbentuk tanda “+” dengan panah bengkok di bawahnya yang menandakan
bahwa pada titik itulah kita bisa menjadikan suatu kurva sebagai kurva tertutup.
(Kursor bertanda “+” dan panah bengkok juga akan muncul jika kita memulai
penempatan titik baru di titik ujung kurva yang sedang aktif.).

Sedangkan untuk menggambar suatu kurva terbuka, maka kita harus melakukan
double klik pada titik terakhir dari kurva yang sedang kita gambar.

Catatan : Dengan polyline tool ini kita tidak bisa membuat garis lengkung langsung
seperti yang dapat dilakukan dengan Bezier dan Pen Tool.

6. 3 Point Curve Tool

Ini adalah tool untuk menggambar suatu garis lengkung dengan menentukan tiga titik
sebagai acuan: yaitu titik awal, titik akhir dan titik lengkung. Setelah mengaktifkan 3
Point Curve Tool dari curve flyout, tentukan titik awal suatu garis lengkung akan kita
buat. Klik dan tahan tombol mouse pada titik tersebut. Sambil tetap menekan tombol
mouse, arahkan pointer pada titik akhir kurva dan lepaskan tombol mouse. Gerakkan
mouse untuk membentuk lengkung garis, dan bila telah didapatkan lengkung yang
diinginkan, klik sekali lagi. Garis lengkung pun tercipta.

7. Interactive Connector Tool

Dengan connector tool ini kita juga bisa membuat suatu garis. Tetapi, sesuai dengan
namanya, tool ini digunakan untuk membuat suatu garis penghubung antara satu
kurva dengan kurva ke dua, misalnya dalam pembuatan diagram fungsi seperti pada
contoh gambar berikut :
Ada dua jenis connector di sini, yaitu angled connector dan straight connector. Kita
bisa menentukan jenis connector ini dengan mengklik salah satu icon-nya yang ada
pada property bar setiap kali kita mengaktifkan tool ini.

Straight connector akan menghasilkan garis lurus sebagai penghubung antara suatu
kurva (diagram) dengan kurva (diagram) lainnya. Sedangkan angled connector akan
menghasilkan garis hubung bersudut (zigzag). Angled connector memiliki handle-
handle yang berfungsi untuk pengaturan letak perhubungan dan juga bentuk dari garis
hubung itu sendiri. Kedua connector ini dapat “mengenali” dan melekat pada
midpoint, node, intersection, maupun center pada suatu kurva. Bila kedua ujung
connector telah melekat pada kurva-kurva yang dihubungkannya, maka akan
menyesuaikan diri dengan pergeseran atau perubahan bentuk dari kurva tersebut.

Misalkan kita ingin menempatkan angled connector pada midpoint (titik tengah) dari
kurva A dan kurva B. Aktifkan tool Interactive Connector Tool. Pada property bar,
klik icon Angled Connector. Arahkan kursor pada sisi dari kurva A dimana garis
hubung akan dimulai. Akan muncul tulisan-tulisan yang menerangkan posisi dari
ujung connector pada suatu kurva, apakah pada node, midpoint, dst. Pada midpoint
dari kurva A, klik dan tahan tombol mouse pada titik itu. Sambil tetap menahan
tombol mouse, arahkan dan tempatkan pointer pada midpoint kurva B pada sisi yang
kita inginkan kemudian lepaskan tombol mouse. Maka kurva A dan kurva B akan
terhubungkan pada titik-titik tengahnya.

Untuk mengatur bentuk dari angled connector yang telah menghubungkan kurva A
dan kurva B ini, geser-geserlah handle-handle yang terdapat pada connector dengan
Shape Tool (F10).

Catatan : (1) Straight connector tidak memiliki handle seperti angled connector. (2)
Connector tidak akan menyesuaikan diri dengan pergeseran dan perubahan suatu
kurva bila ditempatkan tidak pada salah satu dari midpoint, node ataupun center dari
kurva tersebut.

8. Dimension Tool

Ada 5 macam dimension tool yang termasuk dalam kelompok Dimension Tool ini,
yaitu Auto Dimension, Vertical Dimension, Horizontal Dimension, Slanted
Dimension, dan Angular Dimension.
o Auto Dimension : adalah tool untuk mengetahui besaran panjang atau tinggi,
atau juga jarak horizontal maupun vertikal antara dua titik, baik dalam satu
kurva ataupun antara kurva satu dengan yang lain.
o Vertical Dimension : adalah tool untuk mengetahui besaran tinggi atau jarak
vertikal antara dua titik.
o Horizontal Dimension : adalah tool untuk mengetahui besaran panjang atau
jarak horizontal antara dua titik.
o Angular Dimension : adalah tool untuk mengetahui besaran sudut yang
terbentuk oleh dua segmen garis.

Untuk mengaktifkan tool Dimension ini langkah-langkahnya adalah :

1. Klik dan tahan pada Freehand Tool yang ada pada toolbox (jangan tekan F5)
sehingga muncul curve flyout.
2. Pilih (klik) Dimension Tool.

Bila Dimension ini telah kita aktifkan, maka property bar akan menampilkan pilihan-
pilihan untuk Dimension Tool ini, yang terdiri atas (dari kiri ke kanan) :

o Jenis Dimension Tool yang akan digunakan (Auto, Vertical, Horizontal,


Slanted, Call out dan Angular). Pilihan berikutnya yang muncul (kecuali kita
memilih Call Out) adalah :
o Dimension Style : berisi menu drop down yang menampilkan pilihan style
dimensi yang akan kita gunakan. Pilihannya adalah : Decimal, Fractional
(pecahan), US Engineering dan US Architectural. Dari pilihan-pilihan ini
biasanya digunakan Decimal atau Fractional. Sedangkan kedua pilihan lainnya
hanya digunakan untuk kepentingan-kepentingan di bidang tertentu saja
(arsitektur dan engineering). Pilihan Dimension Style ini tidak aktif apabila
dimension tool yang kita gunakan adalah Angular Dimension.
o Dimension Precision : untuk menentukan tingkat ketelitian dari hasil
pengukuran, misalnya sampai tiga digit di belakang koma, seperseratusan, dst.
o Dimension Units : untuk menentukan satuan pengukuran yang kita gunakan,
misalnya milimeter (mm), centimeter (cm), dst.
o Icon Show Dimension Units : ini adalah sebuah icon berlambang “mm”
dengan tanda dua kutip di atasnya. Bila icon ini aktif (background-nya
berwarna terang), maka satuan yang kita gunakan akan tercantum pada
penulisan hasil pengukurannya. Cukup klik pada icon tersebut untuk
mengaktifkan atau menonaktifkannya.
o Prefix dan Suffix For Dimension : untuk menambahkan karakter (keterangan)
di depan atau dibelakang penulisan hasil pengukuran.
o Icon Dynamic Dimensioning : untuk mengaktifkan atau menonaktifkan
pilihan-pilihan seperti tersebut di atas.
o Text Position Drop Down : berupa pilihan dalam menu drop down yang berisi
pilihan penempatan atas penulisan hasil pengukuran pada garis dimensi.
Bagaimana fungsi dan cara menggunakan Dimension Tool ini?

Sebagai Illustrasi dan untuk lebih memahami fungsi dan penggunaannya, gambarlah
sebuah segitiga siku-siku dengan ukuran sembarang. Beri tanda berupa karakter a, b
dan c pada setiap titik sudut pembentuk segitiga tersebut seperti contoh berikut :

Misalkan kita ingin mengetahui besaran tinggi “ab”, panjang “bc” dan garis miring
“ac” serta besaran sudut “a”. Yang kita lakukan adalah:

1. Pertama, aktifkan dulu tool Dimension tool.


2. Di sini kita tetapkan pilihan-pilihan pada property bar sbb :
 Dimension Style : Decimal
 Dimension Precision : 0.0
 Dimension Unit : mm (Kecuali nanti untuk Angular kita pilih Degrees)
 Show Units For Dimension kita aktifkan
 Sementara kosongkan saja Prefix dan Suffix for Dimension
 Dynamic Dimensioning kita biarkan aktif
 Text Position Drop Down sementara biarkan saja mengikuti default-
nya Corel.
3. Untuk mengetahui tinggi “ab”. Caranya adalah :
 Pilih Vertical Dimension Tool. Cursor akan berubah menjadi tanda “+”
dengan panah atas bawah di kanan bawahnya.
 Arahkan kursor pada titik ujung segitiga di titik a sehingga muncul
kotak kecil dan tulisan “node” berwarna biru.
 Klik pada kotak kecil tersebut. Sampai di sini jika kita menggerakkan
mouse ke suatu arah, maka akan muncul garis vertikal dan dua garis
horizontal di atas dan di bawahnya. Garis-garis ini akan berubah
bentuk dan mengiktui pergerakan kursor. Jika ini tidak terjadi, ulangi
klik pada kotak kecil tadi.
 Arahkan kursor pada titik b hingga muncul lagi kotak kecil dan tulisan
node berwarna biru. Klik pada kotak kecil tersebut.
 Arahkan kursor ke samping kiri garis “ab” dari segitiga. Akan muncul
garis-garis vertikal dan horizontal yang saling tegak lurus. Arahkan
tanda “+” pada kursor ke tengah-tengah garis yang vertikal dan klik di
sana. Bila dimensi unit tidak tertulis, maka aktifkan icon Show
Dimension Units (ikon dengan lambang “mm”). Maka hasilnya akan
seperti gambar berikut :

Catatan : besaran-besaran yang dihasilkan pada illustrasi ini tergantung dari


dimensi segi tiga yang kita gambar.

4. Untuk mengetahui panjang “bc”. Caranya adalah :


 Pilih Horizontal Dimension Tool. Cursor akan berubah menjadi tanda
“+” dengan panah kiri kanan di kanan bawahnya.
 Arahkan kursor pada titik ujung segitiga di titik b sehingga muncul
kotak kecil dan tulisan “node” berwarna biru.
 Klik pada kotak kecil tersebut. Sampai di sini jika kita menggerakkan
mouse ke suatu arah, maka akan muncul satu garis horizontal dan dua
garis vertikal di kiri dan kanannya. Garis-garis ini akan berubah bentuk
dan mengiktui pergerakan kursor. Jika ini tidak terjadi, ulangi klik
pada kotak kecil tadi.
 Arahkan kursor pada titik c hingga muncul lagi kotak kecil dan tulisan
“node” berwarna biru. Klik pada kotak kecil tersebut.
 Arahkan kursor ke bawah garis “bc” dari segitiga. Akan muncul garis-
garis vertikal dan horizontal yang saling tegak lurus. Arahkan tanda
“+” pada kursor ke tengah-tengah garis yang horizontal dan klik di
sana. Bila dimensi unit tidak tertulis, maka aktifkan icon Show
Dimension Units (ikon dengan lambang “mm”). Maka hasilnya akan
seperti gambar berikut :
5. Untuk mengetahui panjang garis miring “ac”. Caranya adalah :
 Pilih Slanted Dimension Tool. Cursor akan berubah menjadi tanda “+”
dengan panah miring atas bawah di kanan bawahnya.
 Arahkan kursor pada titik ujung segitiga di titik a sehingga muncul
kotak kecil dan tulisan “node” berwarna biru.
 Klik pada kotak kecil tersebut. Sampai di sini jika kita menggerakkan
mouse ke suatu arah, maka akan muncul garis-garis miring yang saling
tegak lurus. Garis-garis ini akan berubah bentuk dan mengiktui
pergerakan kursor. Jika ini tidak terjadi, ulangi klik pada kotak kecil
tadi.
 Arahkan kursor pada titik c hingga muncul lagi kotak kecil dan tulisan
node berwarna biru. Klik pada kotak kecil tersebut.
 Arahkan kursor ke samping kanan garis “bc” dari segitiga. Akan
muncul garis-garis miring yang saling tegak lurus. Arahkan tanda “+”
pada kursor ke tengah-tengah garis miring yang sejajar garis “ac” dan
klik di sana. Bila dimensi unit tidak tertulis, maka aktifkan icon Show
Dimension Units (ikon dengan lambang “mm”). Maka hasilnya akan
seperti gambar berikut :

6. Untuk mengetahui besaran sudut titik “a”. Caranya adalah :


 Pilih Angular Dimension Tool. Cursor akan berubah menjadi tanda
“+” dengan panah miring atas bawah di kanan bawahnya.
 Arahkan kursor pada titik ujung segitiga di titik a sehingga muncul
kotak kecil dan tulisan “node” berwarna biru.
 Klik pada kotak kecil tersebut. Sampai di sini jika kita menggerakkan
mouse ke suatu arah, maka akan muncul satu garis lurs. Garis ini akan
mengiktui pergerakan kursor. Jika ini tidak terjadi, ulangi klik pada
kotak kecil tadi.
 Arahkan kursor pada titik b hingga muncul lagi kotak kecil dan tulisan
node berwarna biru. Klik pada kotak kecil tersebut. Dari sini akan
muncul dua garis lurus yang saling membentuk sudut, dimana garis
yang satu melekat pada sisi ab dari segitiga, dengan garis setengah
lingkaran di mulut sudut-nya.
 Arahkan kursor pada titik c hingga muncul lagi kotak kecil dan tulisan
node berwarna biru. Klik pada kotak kecil tersebut. Ada dua garis yang
masing-masing melekat pada sisi “ab” dan “ac” dari segitiga, tetapi
ujung kedua garis dan setengah lingkaran di mulutnya akan mengikuti
pergerakan mouse.
 Arahkan kursor mengikuti mulut sudut “a” sehingga garis setengah
lingkaran berada di luar sisi segitiga. Arahkan tanda “+” pada kursor
ke tengah-tengah setengah lingkaran dan klik di sana. Bila dimensi unit
tidak tertulis, maka aktifkan icon Show Dimension Units (ikon dengan
lambang “mm”). Maka hasilnya akan seperti gambar berikut :

Bila pengukuran dimensi-dimensi tersebut seluruhnya kita lakukan pada segi


tiga yang sama, maka hasilnya adalah :

Tips :

o Jika dirasakan teks yang menunjukkan besaran dan satuan dimensi ukuran
font-nya terlalu besar (atau terlalu kecil), ganti kursor menjadi pick tool (klik
gambar panah putih pada tool box), lalu klik pada sembarang area kosong
pada bidang gambar, kemudian klik pada text tersebut hingga property bar
menampilkan text property, lalu gantilah ukuran atau jenis font-nya.
o Untuk mengatur ketebalan, gaya, dan model ujung garis penunjuk dimensi, ini
dilakukan di luar dan sebelum mengaktifkan Dimension Tool. Yaitu dengan
cara mengubah default outline yang diberikan oleh Corel menjadi seperti yang
kita mau (nilai-nilai default bisa dikembalikan lagi setelah selesai dengan
Dimension Tool, juga dengan cara yang sama). Ini pun berlaku untuk Text.

Seperti disebutkan di awal, Dimension Tool ini dapat dilakukan untuk mengukur jarak
antar dua titik, atau antar dua kurva baik secara vertikal maupun horizontal serta
untuk mengukur besaran sudut yang dibentuk oleh dua titik, dua garis ataupun dua
kurva.

MEMBERI WARNA PADA CORELDRAW X3

Mewarnai objek pada coreldraw dapat dilakukan dengan beberapa cara :

1. Mengklik langsung salah satu warna pilihan yang ada pada color palette: klik kanan untuk memberi
warna outline, klik kiri untuk memberi warna isi (fill color);
2. Menggunakan salah satu menu pewarnaan yang ada pada tool box : smart fill, eyedropper, outline tool,
fill tool, dan interactive fill tool;
3. Menggunakan menu object properties pada docker

Bagaimana caranya menggunakan teknik-teknik pewarnaan tersebut?

A.Memberi warna outline dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1. Klik kanan salah satu warna pada color palette.


2. Pilih salah satu warna pada color palette. Drag warna tersebut ke arah bagian
outline dari objek yang ingin diberi warna. Akan muncul gambar kotak yang
bagian tengahnya bolong dan pinggirannya berwarna sesuai dengan warna yang
kita pilih tadi. Lepaskan tombol mouse.
3. Klik objek yang akan diberi warna. (Bila belum) Aktifkan menu docker object
properties dengan cara klik menu window–docker–object properties. Pada
menu object properties, klik outline (gambar pena). Akan muncul pilihan
pengaturan tebal garis (width), warna (color), dst. Klik tanda “v” di sebelah
kanan tulisan color untuk memunculkan pilihan warna (CMYK default) dan
pilih salah satu warna yang ditampilkan. Jika ingin memilih
warna lain, klik other dibawah kotak-kotak warna. Akan muncul dialog box
yang terdiri atas pilihan pewarnaan melalui:
• models: CMYK = warna-warna hasil perpaduan dari warna
Cyan,Magenta, Yellow dan blaK; RGB = hasil perpaduan dari Red
Green dan Blue; HSB ataupun HLS = kombinasi dari warna (Hue) ,
terang gelapnya warna (Brightness) dan kedalaman warna (Saturation);
… dst sesuai kebutuhan dan fungsinya. Sedangkan jika suatu objek
diberi warna Registration Color maka objek tersebut akan selalu
ada/tercetak pada hasil cetak separasi (biasanya digunakan pada tanda
register atau penanda). Geser-geserlah kotak kecil yang ada di dalam
“kolam warna” dan atau balok kecil pada “batangan warna” atau
masukkan nilai-nilai masing-masing warna yang ada di dalam box
component untuk menemukan warna yang dikehendaki.
• mixer : sama seperti dengan models, hanya cara memadukan
warnanya yang berbeda.
• palette : terdapat pilihan kelompok-kelompok warna (palette)
jika kita klik tanda “v” di sebelah kanan tulisan palette. Pilihlah warna
yang sesuai dan gunakan tint untuk mengatur tebal-tipisnya warna
(dengan menggeser slide).

1. Dengan tool outline tool. Klik outline tool pada toolbox. Akan muncul flyout
menu. Klik outline color dialog: akan muncul dialog box seperti pada cara
nomor 3
.
Catatan :
* Jika color palette tidak muncul dalam jendela applikasi, aktifkan dengan cara mengklik
menu window — color palettes–pilih kelompok warna yang ingin dijadikan acuan: ada
warna CMYK, RGB, ….dan beberapa jenis warna Pantone. Pada jendela Coreldraw bisa
kita tampilkan lebih dari satu color palette, serta tiap color palette dapat kita tempatkan
pada
* Dalam pencetakan dengan teknik separasi, suatu objek yang memiliki warna dari
kelompok CMYK akan dicetak menjadi bagian-bagian terpisah berdasarkan warna-
warna penyusunnya (misalnya objek dengan warna merah akan dicetak menjadi dua
bagian terpisah yaitu yang mengandung warna cyan dan magenta); sedangkan objek
yang memiliki warna Pantone akan dicetak sebagai objek tunggal (spot color/warna
khusus).

B. Memberi Warna Isi (Fill


Color) seperti halnya memberi warna outline, dapat dilakukan dengan
beberapa cara :

1. Klik kiri salah satu warna pada color


palette. Untuk menghilangkan warna fill, klik kiri color
palette pada kotak paling atas ke dua yang ada tanda “X” di dalamnya.
2. Pilih salah satu warna pada color
palette. Drag warna tersebut ke arah bagian dalam objek yang ingin
diberi warna. Akan muncul gambar kotak yang penuh terisi warna sesuai
dengan warna yang kita pilih tadi.
Lepaskan tombol mouse.
3. Klik objek yang akan diberi warna.
(Bila belum) Aktifkan menu docker object properties dengan cara klik menu
window–docker–object properties. Pada menu object properties, klik
fill (gambar kaleng cat). Akan muncul pilihan jenis pewarnaan. Klik tanda “v”
di sebelah kanan tulisan
color untuk memunculkan pilihan warna: uniform fill,, fountain
fill, pattern fill, postcript fill, texture fill dan no fill.
Tentukan jenis pewarnaan apa yang kita inginkan dan pilih warnanya. Jika kita
memilih uniform fill (warna seragam untuk suatu objek), maka akan muncul
pilihan seperti no.3 pada memberi warna
outline.

1. Dengan tool fill tool. Klik fill tool pada toolbox. Akan muncul flyout menu.
Klik fill color dialog: akan muncul dialog box seperti pada cara nomor 3
memberi warna outline.
C.Fountain Fill : Pewarnaan objek dengan lebih dari satu warna, dimana satu warna akan
meredup dan mendekati warna lainnya (degradasi warna). Bisa digunakan untuk
memberi kesan suatu objek mendapat cahaya atau intensitas cahaya yang berbeda pada
bagian-bagian permukaannya.
Pada toolbox, klik fill. Akan muncul flyout. Klik fountain fill dialog sehingga muncul
dialog box fountain fill.
Degradasi warna bisa kita atur secara linear (lurus sejajar), radial (melingkar), conical
(kerucut) dan square (kotak) pada pilihan type. Klik tanda “v” di sebelah kanan type
untuk memunculkan pilihan-pilihan fountain fill yang kita inginkan. Jika kita
menerapkan warna linear fountain fill , maka warna-warna yang kita tetapkan akan
“mengalir” dalam garis lurus melintasi objek dengan warna satu akan meredup menuju
warna yang lain dan sebaliknya.
Jika yang kita terapkan adalah radial fountain fill, maka warna-warna akan menyebar
melingkar dari sumbu pusat objek. Conical fountain fill menghasilkan efek seolah
warna-warna yang dihasilkan cahaya mengenai sebuah kerucut. Sedangkan square
fountail fill menyebar dalam bentuk kotak dari titik pusat (center) objek.
Dari kanan kekiri sesuai jarum jam

Linear, Radial, Square dan Conical fill.

Pada pilihan-pilihan color blend terdapat dua option, yaitu two color dan custom. Bila
kita pilih two color, maka dibawahnya akan terdapat pilihan from dan to yang masing-
masing menunjukkan bahwa warna fountain fill akan “bergerak” dari (from) warna satu
menuju (to) warna ke dua. Tentukan warna-warnanya dengan mengklik tanda “v”
dikanan kotak warna di sebelah kanan pilihan from atau to dan pilih salah satu warna
yang muncul (atau other untuk memilih warna lainnya).
Bila ingin membuat fountain fill dengan lebih dari dua warna, bisa kita lakukan dengan
mengaktifkan pilihan custom color. Akan muncul sebuah kotak persegi panjang dengan
warna di ujung kiri dan ujung kanan yang berbeda. Di atas ujung kiri dan kanan persegi
panjang tersebut ada kotak kecil. Bila ingin mengganti salah satu warnanya, klik kotak
kecil tadi hingga berubah menjadi hitam, kemudian klik salah satu warna yang ada dalam
color palette di sebelah kanan persegi panjang. Bila ingin menambahkan warna ke tiga
dst, klik ganda di atas persegi panjang (di area persegi panjang kecil dengan garis putus-
putus) hingga muncul segitiga kecil berwarna hitam. Klik salah satu warna pada color
palette. Untuk mengubah posisi warna ke tiga dst tadi, geser-geser segi tiga ke posisi
yang diinginkan. Untuk membuang warna ke tiga dst dilakukan dengan mengklik ganda
tanda segitiga yang mewakili salah satu warna.
Attribut lainnya yang bisa kita tentukan adalah sudut (angle) dari fountain fill, arah
pergerakan warna, titik pusat (untuk radial, conical dan square), midpoint dan edge pad.
Untuk dapat memahami dengan baik semua fungsi-fungsi tersebut, tentu saja kita harus
mencoba kombinasi-kombinasi dari semuanya.
Kita juga bisa menerapkan preset fountain fill (siap pakai) yang disediakan oleh Corel.
Sebaliknya, kita juga dapat menyimpan gaya fountain fill yang telah kita buat menjadi
preset dengan cara menuliskan nama preset (sesuka kita) di kanan tulisan “preset”
kemudian tekan tanda “+”.
Untuk mengatur kualitas tampilan dan hasil cetak objek dengan fountain fill dapat kita
lakukan dengan mengatur nilai fountain steps. Nilai default yang ditentukan oleh Corel
adalah 256. Nilai ini dikunci sehingga kualitas cetakan fountain fill ditentukan oleh nilai-
nilai yang ditentukan pada print setting dan kualitas tampilan ditentukan oleh nilai yang
telah kita atur. Tetapi kita bisa membuka kunci tersebut dan menentukan nilai baru yang
nantinya akan berlaku baik untuk kualitas tampilan maupun cetak.

Corel Draw telah menetapkan nilai-nilai default atas pilihan-pilihan misalnya jenis dan
ukuran font yang kita gunakan, outline properties (ketebalan, jenis, warna, dsb), satuan unit,
setup halaman dsb. Jadi, setiap kali kita membuka applikasi Corel Draw dan menggambar
garis, misalnya, maka secara otomatis garis tersebut akan ditetapkan sebagai garis solid
dengan warna hitam dan hairline untuk ketebalannya. Demikian juga setiap kali kita
mengetikkan suatu kata (karakter) maka secara otomatis karakter tersebut ditetapkan
menggunakan jenis font Arial dengan size 24 dan warna hitam.

Dengan adanya nilai-nilai default tersebut kita tidak harus menetapkan terlebih dahulu
pilihan-pilihan nilai atas gambar/teks yang akan kita buat dengan Corel Draw. Jika ada nilai-
nilai lain yang kita inginkan selain dari nilai default yang telah ditetapkana tersebut, barulah
kita melakukan pergantian-pergantian atas nilai-nilai tersebut.

Tetapi, adakalanya kita memiliki nilai default sendiri bagi gambar/teks yang akan kita buat
dengan Corel Draw. Misalnya dalam suatu dokumen kita ingin setiap teks yang kita tuliskan,
atau sebagian besar dari teks yang akan kita gunakan adalah berukuran 12pt. Atau untuk
beberapa penulisan teks berikutnya kita ingin nilai defaultnya seperti itu. Tentu akan lebih
memudahkan jika nilai default dari teks yang digunakan bukanlah 24pt, tetapi 12pt, sehingga
kita tidak perlu mengubah nilai size teks setiap kali mengetikkannya. Atau misalnya kita
ingin setiap garis yang kita buat, atau sebagian dari garis yang akan kita buat memiliki
ketebalan sebesar 0.35mm dan style-nya tidak solid tetapi putus-putus serta berwarna biru.
Tentu juga lebih baik jika nilai default dari garis yang dibuat adalah seperti itu.

Nah, bagaimana mengubah nilai-nilai default tersebut?

Di sini saya hanya akan memperkenalkan beberapa cara untuk mengubah nilai-nilai default
tersebut. Selanjutnya anda diharapkan melakukan eksplorasi sendiri apa-apa saja dari nilai-
nilai default yang dapat kita ubah. Saya pikir, cara terbaik untuk dapat lebih memahami
dengan baik mengenai hal itu adalah dengan melakukan eksplorasi dan usaha coba-coba.

1. Mengubah text default :


o Jika ada salah satu objek atau teks yang sedang aktif, non aktifkan dengan
menekan tombol “Esc” pada keyboard atau dengan mengklik sembarang area
kosong pada jendela gambar dengan pick tool.
o Klik Text tool pada tool box atau cukup tekan tombol F8;
o Pada property bar tentukan font yang akan digunakan sebagai jenis font
default; muncul text attribute dialog seperti gambar berikut :
o Aktifkan tanda centang (v) pada pilihan Artistic Text atau Paragraph Text
ataupun keduanya untuk menetapkan jenis font default itu akan diterapkan
pada model text apa (Artistic, Paragraph atau keduanya).
o Klik OK
o Kembali pada property bar, tentukan ukuran font yang akan digunakan sebagai
ukuran default. Text Attribute dialog akan muncul lagi. Lakukan langkah yang
sama seperti pada langkah no.4
o Klik OK
2. Mengubah warna default
o Jika ada salah satu objek atau teks yang sedang aktif, non aktifkan dengan
menekan tombol “Esc” pada keyboard atau dengan mengklik sembarang area
kosong pada jendela gambar dengan pick tool.
o Klik dan tahan pada Fill Tool hingga muncul Fill Flyout

o Klik pada salah satu pilihan yang ada pada Fill flyout tersebut (Color,
Fountain, Pattern, Texture, Postscript atau No Fill). Maka akan muncul kotak
Fill Dialog yang akan menanyakan kepada pilihan apa saja warna default akan
diterapkan (Graphics, Artistic Text atau Paragraph Text). Tentukan pilihan
kita.
o Klik OK
3. Mengubah Outline Properties
o Jika ada salah satu objek atau teks yang sedang aktif, non aktifkan dengan
menekan tombol “Esc” pada keyboard atau dengan mengklik sembarang area
kosong pada jendela gambar dengan pick tool.
o Pada toolbox, klik dan tahan pada Outline Tool sehingga muncul Outline
Flyout
o Pilihlah Outline Pen Dialog.

Catatan: Langkah ke 2 dan ke 3 dapat dipersingkat dengan cukup menekan


tombol F12 saja.

o Tentukan kepada apa saja outline properties default nantinya akan diterapkan,
apakah akan diterapkan pada Graphics, Artistic Text ataukah Paragraph Text
atau ke semuanya.
o Klik OK. Muncul kotak dialog Outline Pen.

o Pada kotak outline pen ini kita bisa menentukan warna outline (Color), satuan
dan nilai ketebalan outline (Width), gaya dari outline: solid, putus-putus, titik-
titik (Style), dst.
o Bila sudah ditetapkan semuanya, klik OK.

Catatan Tambahan :

• Setelah nilai-nilai default dari teks, warna dan outline kita tetapkan, maka nilai-nilai
default tersebutlah yang akan berlaku setiap kali kita menuliskan suatu teks, atau
menggambar sebuah garis atau bangun tertentu. Ini berlaku pada dokumen yang
sedang kita kerjakan, dan ketika dokumen tersebut kemudian kita simpan, nilai-nilai
default tersebut akan ikut tersimpan juga. Jadi, setiap kali kita membuka dokumen
tersebut dan melakukan editing ataupun menggambar, nilai-nilai defaultnya akan tetap
berlaku.
• Nilai-nilai yang kita tentukan sebagai default tersebut hanya berlaku pada dokumen
yang sedang kita kerjakan, atau pada dokumen yang telah tersimpan dengan nilai-nilai
tersebut bersamanya. Ketika kita membuka dokumen baru, maka nilai-nilai defaultnya
akan kembali mengikuti nilai default dari Corel Draw.
• Beberapa nilai default lain, misalnya satuan unit yang digunakan, ukuran halaman
dsb, dapat diubah melalui menu Tools — Options atau Tools — Customization.
Sebagai contoh jika kita ingin mengubah ukuran paper size dari halaman setiap kali
kita menambahkannya adalah A4 (bukan Letter). Maka yang kita lakukan adalah :
o Klik menu Tools — Options
o Pada kotak dialog Option, pilihlah Document — Page — Size

o Pada pilihan Page — Size, tentukan jenis dan ukuran kertas yang digunakan,
dst. Pada pilihan Page — Background, kita juga bisa menentukan warna lain
background dari halaman kita (jika merasa bosan dengan warna putih atau
memang membutuhkan warna background lain).
• POSISI RELATIF ANTAR OBJEK
PADA CORELDRAW X13

• Sebelumnya perlu untuk diingatkan disini, terutama bagi para pengguna
pemula coreldraw, bahwa semua perintah terhadap objek hanya dapat
dijalankan apabila objek dalam keadaan aktif/terpilih.
Untuk memilih lebih dari satu objek, klik masing-masing objek sambil
menekan tombol “shift” pada keyboard, atau dengan menggunakan pick tool
bloklah objek-objek yang akan dipilih.

• Fungsi
• Menu
• Shortcuts
• 1.
• Untuk mengatur perataan (align) dua buah objek atau lebih (posisi
relatif terhadap objek-objek yang aktif):

Arrange–Align and distribute –………(align objects to active
objects)
• ‫ ٭‬Rata kiri
• align left — apply
• tombol “L”

• ‫ ٭‬Rata kanan
• align right — apply
• tombol “R”
• ‫ ٭‬Rata tengah vertikal (sejajar ke atas)
• alignc enter vertically — apply
• tombol “C”
• ‫ ٭‬Rata atas
• align top — apply
• tombol “T”

• ‫ ٭‬Rata bawah
• align bottom — apply
• tombol “B”

• ‫ ٭‬Rata tengah horizontal (sejajar kesamping)
• align center horizontally — apply
• tombol “E”
• 2.
• Penyebaran (distribution) objek: mengatur jarak horizontal secara rata
antar objek
• Arrange — Align and
distribute — distribute ……….(baris pilihan sebelah atas)
• ‫ ٭‬horizontal, patokan objek paling kanan
• right – apply
• ‫ ٭‬horizontal, patokan objek paling kiri
• left — apply
• ‫ ٭‬horizontal, patokan objek paling tengah
• center — apply
• ‫ ٭‬horizontal tanpa objek patokan
• spacing — apply
• 3.
• Penyebaran (distribution) objek: mengatur jarak vertikal secara rata antar
objek
• Arrange — Align and
distribute — distribute ……….(baris pilihan sebelah kiri)
• ‫ ٭‬vertikal, patokan objek paling kanan
• right — apply
• ‫ ٭‬vertikal, patokan objek paling kiri
• left — apply
• ‫ ٭‬vertikal, patokan objek paling tengah
• center — apply
• ‫ ٭‬vertikal tanpa objek patokan
• spacing — apply
• Catatan :
• * untuk mengatur posisi relatif objek terhadap halaman, pada kotak menu align and
distribute pilihlah menu align dan pada pilihan “Align objects to:” pilihlah posisi
relatif terhadap halaman yang anda inginkan (edge of page, center of page, grid atau
specified point)
• * untuk mengatur edistribusi relatif objek terhadap halaman, pada kotak menu align
and distribute pilihlah menu distribute dan pada pilihan “distribte to:” pilihlah extent
of page.
• *untuk membuat suatu objek atau suatu grup objek berada pada posisi di tengah-
tengah halaman, pada kotak menu align and distribute pilihlah menu align dan pada
pilihan “Align objects to:” pilihlahcenter of page kemudian aktifkan tanda centang
pada kotak center barisan sebelah atas dan barisan sebelah kiri. Atau dengan cara
singkat, anda cukup mengaktifkan objek yang akan di tempatkan di tengah-tengah
halaman, kemudian tekan tombol “P” pada keyboard.

Duplikasi (copy/penggandaan) objek atau beberapa atau objek terkelompok (group) pada
coreldraw dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu (dilakukan pada objek atau group
objek yang sedang aktif):

1. Dengan shorcut “+”. Caranya, tekan tanda “+” pada numlock pad. Objek anda telah
terduplikasi dan bisa dipindahkan ke posisi yang diinginkan.
2. Melalui menu bar. Caranya, pilih menu “edit”, kemudian pilih “copy”. Selanjutnya
pilih lagi menu “edit”, kemudian pilih “paste”.
3. Dengan klik kanan pada mouse, kemudian pilih “copy”, klik kanan lagi dan pilih
“paste”.
4. Pada objek yang kita ingin duplikasi, drag dengan tombol kanan mouse ke posisi yang
kita inginkan. Lepaskan tombol mouse dan pilih “copy here”.
5. Dengan tombol kiri mouse, drag objek ke suatu posisi. Dengan tombol kiri mouse
tetap kita tekan, secara bersamaan tekan pula tombol kanan mouse kemudian lepaskan
kedua tombol tersebut.
6. SHAPING
TRIM, WELD, INTERSECT

Istilah-istilah :
* Source object Merupakan objek yang kita jadikan sebagai “alat” atau “bahan” untuk kita trim, weld
atau intersect-kan dengan objek yang lain.
* Target object Merupakan objek yang akan dibentuk dengan menggunakan source object.
* Trim menghilangkan suatu bagian dari salah satu objek yang saling tumpang tindih (overlap).
Bayangkan kita memiliki sebuah pisau kue yang memiliki bentuk tertentu (misalnya
kotak, lingkaran, ataupun bentuk tak teratur), dan kita memotong kue dengan cara
menekankan pisau tersebut di atas bagian tertentu dari kue. Maka bagian dari kue yang
tertekan pisau akan hilang (bolong), dan bagian yang hilang (bolong) tersebut akan
memiliki bentuk yang sama dengan pisau yang kita gunakan.
* Weld dengan perintah ini kita bisa membuat suatu bentuk baru yang merupakan gabungan dari
objek-objek yang kita pilih. Objek-objek yang kita pilih bisa merupakan objek-objek
yang saling tumpang tindih atau tidak. Warna dan outline dari source objek nantinya
akan mengikuti (sama) dengan warna dan outline objek yang menjadi targetnya.
* Intersect Merupakan suatu bentuk yang berasal dari dua atau lebih objek yang saling tumpang
tindih (overlap). Jika kita punya dua buah objek (A dan B) yang saling tumpang tindih,
maka intersect dari keduanya (objek C) adalah suatu bentuk yang merupakan bagian dari
A dan juga dari B.
Melakukan Tim, Weld atau Intersect

Untuk melakukan trim, weld atau intersect dapat dilakukan melalui cara-cara, yaitu :
1. Melalui Menu bar : Aktifkan objek-objek yang akan dilakukan proses trim, weld atau intersect. Klik menu
arrange – shaping – trim/intersect/weld.
Dengan cara ini, bila kita melakukan proses trim atau intersect, maka source object akan
tetap ada (tidak terhapus). Jadi kita akan memiliki objek-objek: source object, target
object dan objek yang merupakan hasil dari proses trim atau intersect. Sedangkan untuk
proses weld, maka source object dan target object tidak akan ada lagi, yang ada hanyalah
objek hasil penggabungannya.

Dengan cara ini juga, maka source object dan target object ditentukan sbb :

* bila kita memilih objek-objek yang akan kita trim dengan cara memblok objek-objek
tersebut, maka objek yang posisinya berada di urutan paling bawah (back of page/layer)
dianggap sebagai target object dan yang lainnya sebagai source objek.

* bila kita memilih objek-objek yang akan kita trim dengan cara mengklik (pick) objek-
objek tersebut satu per satu (shift + klik), maka objek terakhir yang kita klik akan
dianggap sebagai target object dan yang lainnya sebagai source object.

2. Melalui Menu Aktifkan objek (atau objek-objek) yang akan kita trim/ weld/ intersect/ ….
Docker
Bila jendela docker shaping belum muncul pada sidebar kanan, munculkan dengan cara
mengklik pada menu bar window–dockers–shaping; bila docker shaping ada pada
sidebar tapi belum terbuka, bukalah dengan cara mengkliknya.

Pada docker shaping di bawah tulisan Shaping akan terdapat pilihan perintah berupa
drop down menu yang berisikan Weld, Trim, Intersect, Simplify, Front Minus Back dan
Back Minus Front bila kita mengklik tanda “v”. Pilihlah perintah yang ingin kita
jalankan (misalnya kita pilih Trim).
Di bawah tulisan Trim akan terdapat kotak dengan image yang menggambarkan proses
trim dan dibawahnya ada tulisan Leave Original:.
Dibawah tulisan Leave Original: tersebut ada kotak-kotak tempat kita mengaktifkan atau
menonaktifkan pilihan leave original Source Object(s) dan atau Target Object(s). Bila
kita aktifkan salah satu atau kedua pilihan tersebut (akan muncul tanda centang), maka
source object ataupun target object akan tetap ada dan tidak terhapus. Jika kita ingin
yang tertinggal hanyalah objek hasil dari proses, tanda centang yang ada di samping kiri
tulisan Source atau Target Object(s) harus kita hilangkan (dengan cara mengklik tanda
tersebut).

3. Melalui shortcut Jika kita sebelumnya telah menentukan shortcut yang dapat kita pakai untuk mengatur
perintah-perintah trim/weld/intersect, kita dapat menggunakannya untuk proses tersebut
(lihat tulisan mengatur shortcut).

Untuk mengatur agar source atau target object tetap ada atau terhapus, kita harus terlebih
dahulu menggunakan perintah melalui menu docker dan mengatur leave original-nya di
sana.

Contoh-contoh hasil
operasi
Misalkan kita memiliki dua objek (kotak A dan lingkaran B). Kemudian kedua objek tersebut kita atur posisinya
sehingga keduanya saling tumpang tindih (overlap). Hasil dari operasi trim, weld dst dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

Kontur
Contour

Dengan perintah contour kita dapat membuat suatu seri garis-garis konsentris yang bergerak ke arah
atau menjauhi titik pusat dari objek. Dengan Coreldraw kita bisa menentukan jumlah dan jarak dari
garis-garis kontur tersebut.Kita juga dapat mengkopi atau mengklon karakteristik-karakteristik
kontur suatu objek kepada objek lainnya.

>Disamping itu, kita dapat mengubah warna outline garis-garis kontur serta warna isi (fill color)
diantara garis-garis kontur tersebut. Pergerakan warna kontur untuk memberikan efek-efek tertentu
pun bisa kita atur, dimana warna satu akan bergerak ke warna lainnya (blending). Pergerakan warna-
warna tersebut bisa mengikuti garis lurus, berputar searah atau berlawanan arah jarum jam.
Membuat kontur dari suatu objek

1.Klik dan tahan Interactive tools flyout , pilih dan klik Interactive contour tool
2.Klik sebuah objek atau objek-objek yang digrup, kemudian drag start handle (sisi dari objek) ke
arah center untuk menghasilkan inside contour (kontur ke arah dalam) atau menjauhi center
untuk menghasilkan outside contour (kontur ke arah luar).
3.Geserlah object slider untuk mengubah jumlah dari contour step (berapa banyak kontur yang
dihasilkan).

Kita bisa juga :


Menentukan jumlah garis-garis kontur :
Pada property bar, klik tombol Inside atau Outside, kemudian tuliskan suatu nilai dalam kotak
Contour steps .
Menentukan jarak antar garis-garis kontur.:
Ketikkan suatu nilai dalam kotak Contour offset pada property bar.
Menentukan “akselerasi” dari pergerakan garis-garis kontur
Klik tombol Object and color acceleration pada property bar dan geser-geserlah object
slidernya.
Contoh penerapan outside contour pada sebuah objek dengan linear contour color, contour
steps= 4, contour offset= 0.586mm, outline color= cyan dan fill color=blue.

Menentukan fill color untuk sebuah contour object


1.Klik dan tahan Interactive tools flyout , dan klik Interactive contour tool
2.Pilih objek kontur.
3.Bukalah Fill color picker pada property bar, dan klik sebuah warna
*Jika kontur diterapkan pada objek yang berisi fountain fill, maka akan muncul color picker ke
tiga untuk menentukan end fountain fill (warna akhir fountain).

Mengkopi atau mengklon sebuah kontur


1.Pilih objek yang akan dibuatkan konturnya
2.Pada menu bar klik Effects dan klik salah satu dari
* Copy effect Contour from
* Clone effect Contour from
3.Pilih objek yang dari mana kontur akan dikopikan.

Memecah objek kontour menjadi objek-objek tunggal


Objek yang telah kita kontur sebenarnya terdiri dari objek-objek yang jumlahnya tergantung dari
contour steps yang kita tentukan. Kita bisa memecah objek-objek tersebut menjadi masing-masing
objek tunggal dengan cara: klik objek kontur, pada menu bar klik Arrange, klik Break contour group
appart. Bila sebelumnya kita menetapkan step contour=1, maka objek kontur akan terpecah menjadi
dua objek tunggal. Bila sebelumnya step contour lebih dari dua, maka akan terpecah menjadi satu
objek awal dan satu grup objek-objek pembentuk kontur yang dapat kita pisahkan juga dengan
meng-ungroup group objek tersebut.

Smart Fill Tool


SMART FILL TOOL

Smart fill tool merupakan salah satu fitur baru yang terdapat dalam Coreldraw X3. Dengan fitur ini
kita bisa melakukan pewarnaan terhadap objek-objek, sekaligus juga kita dapat menghasilkan objek-
objek baru yang merupakan hasil dari perpotongan, pengurangan, ataupun penggabungan dari objek-
objek awal.

Memberi warna dengan smart fill tool

Misalkan kita memiliki tiga objek (A, B, C) seperti gambar dibawah ini:
Bila kita susun ketiga objek tersebut seperti gambar di samping, maka
sebenarnya kita dapat memiliki enam objek, yaitu masing-masing objek-objek
awal (A, B, C) dan objek-objek baru yang merupakan intersep (D dan E) serta
penggabungan dari ketiga objek tadi (F).

Ketiga objek baru (D, E dan F) dapat kita hasilkan setelah kita memberi warna
pada area-area D dan E serta di luar area ketiga objek tersebut dengan
menggunakan smart fill tool. Tetapi untuk dapat menghasilkan hal tersebut, A
B C harus tidak memiliki warna sebelumnya. Jika A B C telah terisi warna
sebelumnya, dan jika B merupakan objek yang secara urutan berada paling
atas (depan), maka akan menghasilkan objek-objek A, B, C, ditambah A dan
C yang terpotong oleh B, serta gabungan dari A, B dan C.

Untuk dapat melakukan hal tersebut, langkah-langkah yang dilakukan adalah :


Pada toolbox pilihlah menu smart fill tool. Perhatikan pada property bar
(dibawah menu bar) akan terdapat menu-menu seperti gambar di bawah (jika
property bar tidak muncul, pada menu bar klik window –toolbar–property
bar).

Misalkan kita ingin memberi warna fill merah dan outline biru pada area A maka di sebelah kanan
Fill Options klik tanda “v” dan pilih Specify; klik lagi tanda “v” di sebelah kanan kotak yang warna
dan pilih warna red. Pada pilihan Outline Options pilih Specify, tentukan ketebalan garis (misalnya
Hairline) dan warna outline pilih blue. Jika kita ingin tidak memberi outline pada area tertentu, maka
pada Outline Options pilihlah No Outline.

Dengan cara yang sama, kita bisa tentukan warna fill dan outline pada area yang lain. Jika kita ingin
memberi warna dan outline yang sama pada keseluruhan objek, klik saja pada sembarang titik di luar
area objek-objek tadi. Akan dihasilkan objek baru yang merupakan hasil penggabungan dari A, B
dan C (objek F). Tetapi bila kita melakukan hal itu, semua objek yang ada pada dokumen kita akan
terisi dengan warna dan outline yang sama sekalipun objek-objek yang ada telah kita lock (kecuali
objek-objek yang ada pada hidden layer).

Contoh-contoh hasil operasi dengan smart fill tool dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
BEKERJA DENGAN TEKS (Bag 1)
Untuk menuliskan sebuah teks pada halaman coreldraw, langkah pertama yang kita lakukan
adalah mengklik text tool pada tool bar di sisi paling kiri jendela coreldraw atau dengan
menekan tombol F8 pada keyboard.

Jika ingin menuliskan teks dalam sebuah bingkai (frame), tekan dan tahan tombol kiri mouse
kemudian tarik hingga membentuk sebuah kotak yang besarnya sesuai dengan yang kita
kehendaki lalu lepaskan. Akan terbentuk sebuah kotak dengan garis putus-putus dan kursos
yang berkedip di dalamnya, dimana kita bisa mengetikkan teks di dalam bingkai tersebut.

Atur jenis dan ukuran font dari teks yang kita kehendaki. Pengaturan ini bisa dilakukan
sebelum mulai menuliskan teks ataupun setelah seluruh teks selesai ditulis dalam bingkai
tersebut. Teks akan “mengalir” mengikuti bentuk bingkai dan mengisi seluruh ruang yang
ada di dalamnya.

Ukuran bingkai kemudian bisa kita sesuaikan dengan isi teks yang ada di dalamnya ataupun
sebaliknya. Jika bingkai tidak cukup untuk menampilkan keseluruhan teks yang telah kita
tuliskan, atur kembali ukurannya dengan menarik “gagang” bingkai yang terdapat pada setiap
sudut dan sisi bingkai. Sebaliknya, jika ingin teks yang menyesuaikan dengan bentuk dan
ukuran bingkai, atur kembali jenis dan ukuran font yang kita gunakan, atau secara otomatis
dapat dilakukan dengan mengklik kanan pada bingkai teks kemudian klik “Fit Text to
Frame“.

Apabila kita ingin menuliskan sebuah teks yang tidak berada di dalam bingkai, maka setelah
kita mengklik text tool atau menekan tombol F8, klik-lah pada sembaran area di luar suatu
frame dan mulailah mengetikkannya. Teks yang kita ketikkan di luar suatu frame akan
dianggap sebagai “artistic text”.

Baik pharagraph text maupun artistic text dapat diatur properties-nya sesuai yang kita
inginkan, misalnya jenis dan ukuran font, pola perataan alinea, dsb. Artistic text bisa kita
ubah menjadi Pharagraph text. Pharapgraph text dalam suatu bingkai persegi empat pun bisa
kita ubah menjadi artistic text.

Catatan: bila kita mengubah ukuran bingkai dengan cara menarik “gagang” bingkai suatu
pharagraph teks, maka yang berubah hanyalah ukuran bingkai tersebut tanpa mengubah
properti teks di dalamnya. Bila kita menarik “gagang (handle)” dari suatu artistic text, maka
bentuk character (panjang dan lebar) teks tersebut akan berubah. Cobalah!

Pengaturan Teks
Untuk mengatur tampilan suatu teks, tools yang bisa digunakan adalah seperti gambar di
bawah ini :

Untuk mengubah tampilan teks secara keseluruhan, aktifkan teks dengan mengklik teks
tersebut (teks aktif ditandai dengan adanya kotak2 hitam kecil di sekeliling teks tersebut).
Untuk mengubah tampilan sebagian dari teks yang ada, blok-lah bagian teks tersebut.

Atur tampilan teks dengan mengklik salah satu tools seperti yang tampak pada gambar. Anda
bisa mencoba hasil yang didapat dari mengklik tools tersebut agar lebih memahaminya.

Pengaturan jenis dan ukuran serta gaya penulisan font dari suatu teks yang kita tuliskan juga
bisa dilakukan dengan cara mengklik tools “F” (Character formatting), yang akan
memunculkan kotak dialog seperti gambar berikut :

Melalui jendela menu tersebut kita bisa mengatur jenis dan ukuran font yang kita gunakan,
perataan alinea serta memberikan efek-efek (misalnya garis bawah, posisi) untuk seluruh atau
sebagian dari suatu teks.
Range Kerning

Untuk mengatur spasi (jarak) antar teks atau antar karakter, bloklah teks atau sebagian dari
teks yang diinginkan. Klik tools “F” (character formatting). Atur nilai yang ada pada pilihan
range kerning. Pada kondisi default, nilai ini adalah “0″ (nol). Semakin besar nilai range
kerning, semakin jauh jarak antara satu huruf dengan huruf berikutnya serta antara satu kata
dengan kata berikutnya. Contoh seperti pada gambar di bawah :

Nilai range kerning ini bisa kita atur antara -100 hingga 10000%.

Menenpatkan Teks dalam Suatu Bingkai

Jika kita belum menuliskan sebuah teks dan ingin menuliskan teks didalam suatu bentuk
bingkai tertentu, misalnya seperti bentuk di bawah ini

Langkah-langkahnyanya adalah :

1. klik text tool atau tekan F8, kemudian arahkan kursor ke dalam bingkai hingga muncul
sebuah kotak yang ada tulisan “AB” di dalamnya dan klik pada tempat tersebut.

2. Ketikkan teks yang diinginkan.

Apabila kita sudah mengetikkan sebuah teks dan memiliki sebuah bentuk bangun tertentu,
kemudian kita menginginkan teks yang telah kita ketikkan berada di dalam bentuk bangun
tsb, langkahnya adalah :

1. Klik kanan mouse dan tahan pada teks tersebut

2. Bawa teks ke dalam area dari bentuk bangun tersebut dan lepaskan tombol mouse

3. Klik pilihan “Place Text Inside“.


Teks Mengikuti Bentuk Tertentu

Misalkan kita memiliki sebuah bentuk bangun tertentu, ambil contoh bentuk lingkaran

Jika kita ingin menuliskan teks mengikuti alur bentuk lingkaran tersebut, langkah-langkahnya
adalah :

1. Klik text tool.


2. Arahkan pointer pada bagian sisi lingkaran hingga kursor berubah menjadi tanda “A”
dengan garis lengkung di bawahnya.
3. Klik pada sisi tersebut dan mulailah mengetik.

Hasilnya adalah :
Untuk menempatkan artistic teks yang sudah ada (sebelumnya sudah kita ketik) mengikuti
suatu bentuk tertentu (misalnya lingkaran tadi), langkah yang kita lakukan adalah :

1. Dengan pointer (tanda panah putih), klik teks


2. Klik menu Text — Fit text to path
3. Arahkah pointer yang berbentuk panah hitam dan ada lambang “A” ke lingkaran.
4. Atur bentuk penempatan teks pada seputar lingkaran tersebut dan klik.

Cara lainnya adalah :

1. Klik kanan mouse dan tahan pada teks


2. Arahkan ke dalam lingkaran
3. Lepaskan tombol mouse dan klik Fit Text to Path

Catatan : paragraph teks harus diconvert dulu menjadi artistic text agar bisa dilakukan
proses Fit text to path ini.

Kita bisa mengatur orientasi dari teks, jarak antara teks dengan sisi terluar dari lingkaran,
horizontal offset serta mirroring pada toolbars yang muncul ketika teks tersebut aktif.
Penempatan teks pada sisi lingkaran juga bisa kita lakukan dengan menarik dan mengatur
penempatan handle teks (yang berwarna merah) pada posisi dan jarak yang kita inginkan.

Bekerja Dengan Teks (2)


Bekerja Dengan Teks (Bagian-2)

Menambahkan bullets (tanda-tanda sub/bagian)

Untuk menambahkan bullet, langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah :


1. Pilih paragraph text (blok teks-teks yang diinginkan) dimana bullet akan
ditambahkan (bullet tidak bisa ditambahkan pada artistic text)
2. Klit menu Text — klik Bullets.
3. Klik kotak di sebelah kiri tulisan “Use bullets” untuk mengaktifkan tanda
centang pada kotak tersebut.
4. Pada jendela (kotak menu) Appearance pilih jenis font yang digunakan
5. Pilih macam Symbol sebagai bullet
6. Atur ukuran bullet pada pilihan Size
7. Atur nilai Baseline shift untuk menentukan posisi bullet terhadap baseline
teks; nilai positif akan membuat bullet semakin ke atas dan negatif
membuat bullet semakin ke bawah. Nilai default-nya adalah nol.
8. Pada kotak menu Spacing, atur nilai Text frame to bullet untuk
menentukan jarak bullet dari bingkai teks. Nilai nol akan membuat bullet
berada di sisi paling kiri bingkai (menempel), nilai positif akan membuat
bullet berada lebih ke dalam bingkai.
9. Tentukan nilai Bullet to text untuk mengatur seberapa jarak antara teks
dengan bullet.
10.Untuk membuat teks menggantung (rata kiri dengan teks setelah bullet di
atasnya), aktifkan tanda centang di sebelah kiri pilihan Use hanging
indent stule for bulleted lists.
11.Untuk melihat pratampilan penambahan bullet, klik tombol Preview pada
kotak menu bullets.
12.Apabila bullet yang ingin digunakan telah sesuai, Klik OK

Untuk mengganti warna bullet, pilihlah bullet (dengan text tools) dan klik salah satu warna
yang ada pada color picker (kotak2 warna di sebelah kanan jendela coreldraw).

Menambahkan kolom pada paragraf teks

Kita bisa menjadikan teks yang kita ketika dalam suatu pharagraph text tersusun dalam satu
atau lebih kolom paragraf. Langkah-langkahnya adalah :

1. Pilih bingkai teks


2. Klik Menu Text — klik Columns
3. Atur nilai di dalam kotak Number of columns untuk menentukan berapa
jumlah kolom yang kita inginkan
4. Atur nilai-nilai lebar kolom (Width), dan jarak antar kolom (Gutter). Jika
ingin semua kolom memiliki lebar yang sebanding, aktifkan tanda centang
pada kotak Equal column width
5. Pada kotak Frame Settings, aktifkan tanda Automatically adjust frame
width jika ingin lebar bingkai paragraf disesuaikan secara otomatis.

Menambahkan drop cap

Dengan drop cap kita menjadikan huruf pertama dari suatu paragraf teks memiliki ukuran
yang lebih besar dari huruf-huruf yang lainnya.

Langkah-langkahnya adalah :

1. Pilih paragraf teks yang akan kita tambahkan drop cap


2. Klik menu Text — pilih Drop cap
3. Aktifkan tanda Use drop cap
4. Atur nilai Number of lines dropped untuk menentukan tinggi (berapa baris
dari paragraf tersebut) drop cap akan dibuat
5. Atur nilai Space after drop cap untuk menentukan jarak antara drop cap
dengan huruf sesudahnya.
6. Bila ingin teks menggantung setelah drop cap, aktifkan tanda Use hanging
indent style for drop cap.
7. Klik Preview untuk melihat pratampilannya.
8. Klik OK bila telah sesuai semuanya.
Menyisipkan Gambar dan Karakter Khusus

Kita bisa menyisipkan suatu gambar objek ataupun bitmap di dalam teks. Gambar objek atau
bitmap tersebut akan dianggap sebagai karakter khusus, sehingga kita dapat menerapkan
format-format sesuai dengan karakter (huruf) yang kita gunakan.

Kita juga bisa menambahkan karakter khusus sebagai teks atau sebagai grafis. Apabila
karakter yang kita tambahkan tersebut bersifat sebagai teks, kita bisa melakukan format-
format sebagaimana halnya terhadap teks. Sedangkan jika karakter yang kita tambahkan
tersebut bersifat sebagai grafik, maka karakter tersebut adalah sebuah kurva, sehingga kita
bisa mengeditnya sebagaimana kita mengedit sebuah kurva (grafik).

Disamping itu, kitapun dapat mengubah objek, misalnya sebuah logo atau huruf yang telah
dimodifikasi, menjadi karakter khusus dan kemudian menambahkannya sebagai suatu
karakter (huruf). Ini memungkinkan kita untuk menambahkan suatu objek sebagai teks atau
grafik di dalam suatu paragraf. Objek tersebut secara otomatis akan berubah ukuran
mengikuti perubahan ukuran karakter yang disisipinya secara proporsional.

Misalkan kita punya sebuah gambar burung. Gambar burung tersebut ingin kita sisipkan atau
tambahkan ke dalam teks kita, yang nantinya gambar burung tersebut akan menyesuaikan
ukurannya dengan ukuran teks yang kita gunakan. Jika teks-nya membesar, gambar burung
ikut membesar dan sebaliknya. Untuk ini, langkah-langkahnya adalah :

1. Pilih gambar burung tersebut. Klik menu Edit, kemudian klik salah satu
dari : cut/copy
2. Dengan menggunakan Text tool (A), klik dimana gambar burung tsb akan
ditempatkan dalam paragraf
3. Klik menu Edit, kemudian klik Paste.

Cara lainnya adalah :


1. Klik dan tahan tombol kanan mouse pada gambar burung tersebut.
2. Bawa kursor ke dalam paragraf teks hingga muncul tanda “A” dan anak
panah bengkok di dalam gambar burung.
3. Tempatkan pada bagian di mana gambar burung tersebut ingin disisipkan.
4. Lepaskan tombol mouse dan klik Copy into text.

Maka gambar burung tersebut telah disisipkan ke dalam paragraf teks serta akan berubah
mengikuti format yang kita kenakan terhadap teks. Artinya, jika teks tersebut kita format
dengan huruf miring (italic), maka gambar burungnya pun akan ikut miring. Jika teks kita
format dengan cetak tebal (bold), maka gambar burungnya pun akan ikut tercetak tebal, dst.

Untuk menyisipkan karakter khusus, misalnya lambang-lambang matematika dsb, maka


langkah yang dapat kita lakukan adalah :

1. Klik text tool (A) dan klik pada bagian di dalam paragraf teks dimana
karakter khusus akan kita sisipkan
2. Klik menu Teks — Insert symbol character
3. Pada jendela docker Insert Character , untuk jenis font pilihlah Symbol
4. Pilih symbol yang ingin disisipkan, tentukan ukuran character pada
Character Size kemudian klik Insert.

Memberi Nomor Halaman Otomatis


Corel draw memungkinkan kita untuk mengerjakan lebih dari satu (banyak) halaman dalam
satu file.
Akan tetapi, jika kita ingin secara otomatis memberikan nomor halaman pada setiap halaman
yang kita buat, coreldraw tidak memiliki fitur standar untuk hal ini, meskipun kita bisa
memberikan nomor halaman pada saat melakukan printout.

Lantas bagaimana seandainya kita ingin memberikan penomoran halaman secara otomatis
pada lembar-lembar halaman kerja yang kita buat?

Untuk itu, kita membutuhkan program tambahan berupa plugin ataupun macro. Salah satu
yang bisa kita gunakan untuk hal ini adalah program macro oleh Jeff Harrison yang dapat
menyisipkan nomor halaman secara otomatis pada setiap halaman yang kita buat.

Setelah itu kita bisa membuat shortcut dan tool untuk mengaktifkan penomoran halaman
otomatis tersebut. Langkah-langkahnya adalah :

1. download file program macro PageNumberer.gms dan icon-nya (dalam bentuk zip).
2. unzip dan simpan file tersebut ke dalam suatu folder tertentu, kopikan file macro pada
folder plugin program coreldraw X3 yang ada pada folder “Program
Files/Corel/CorelDraw Graphics Suite 13/Plugins”;
3. jalankan program coreldraw x3
4. buka menu Tools — Options
5. Pada pilihan Options, klik Workspace — Customization — Commands
6. Di bawah pilihan commands, pada dropdown menu, pilih macros —
CorelMacros.PageNumbering. Kemudian pada kotak menu di sebelah kanannya, klik
Shortcut keys.
7. Pada kotak New Shortcut Key dalam Shortcut Assignment tekan tombol shortcut yang
kita inginkan untuk mengaktifkan menu auto page numbering (misalnya “Ctrl Shift
P”) lalu klik Assign (lihat tulisan Mengatur Shortcut pada halaman CorelDraw X3).
8. Klik jendela Appearance.
9. Klik Import. Pilihlah file bitmap icon (Page-number-icon.bmp) yang telah kita simpan
pada folder tertentu tadi. Hasilnya adalah seperti gambar di bawah :

10. Geret (drag) icon yang muncul di bawah kotak macros ke command bar pada jendela
coreldraw. Pada jendela (kotak) Option, klik OK.
1. Apabila kita memiliki banyak halaman untuk dikerjakan dan kita ingin coreldraw
memberikan nomor halaman otomatis pada setiap halaman tersebut, kita tinggal
mengklik icon pada command bar atau dengan menekan shortcut yang telah kita
tentukan tadi untuk mengaktifkan perintah auto page numbering. Bila ini yang kita
lakukan, maka akan muncul kotak menu Page Numbering :
2. Pada pilihan Label Text sebelum tanda “#”, ketikkan label halaman jika kita ingin
setiap halaman memiliki label tertentu (misalnya : Kerja 1, Kerja 2, dst). Jika kita
hanya menginginkan nomor halaman saja tanpa label, maka kosongkan saja.

3. Klik Font. Pada jendela Font Properties, pilihlah jenis font yang yang akan
digunakan. Tentukan juga dimana nomor dan label halaman akan ditempatkan : ada
Top Left, Top Center, Top Right, Bottom Left, Bottom Center, dan Bottom Right.
4. Tentukan juga ukuran dan warna font yang digunakan. Jika ingin mengganti warna
font yang akan digunakan, klik Change Color dan tentukan warna penggantinya.
5. Jika ingin penulisan nomor dan label halaman tersebut kita putar pada sudut tertentu,
maka klik Effects. Pada pilihan Rotation, pilih Yes dan tentukan sudut putarnya.
6. Bila telah kita atur semuanya, klik Apply dan Exit. Setiap halaman kita sekarang telah
memiliki nomor (dan label) halaman.

Beberapa hal yang terjadi pada auto page numbering ini adalah :
1. Kita bisa melakukan modifikasi secara manual (hapus, putar, ganti jenis dan ukuran
font dsb) nomor dan label pada sembarang halaman tanpa mempengaruhi nomor dan
label pada halaman lainnya.
2. Apabila kita mendelete salah satu halaman, maka nomor dan label halaman akan tetap
sama seperti yang telah kita tentukan sebelumnya. Misalnya jika kita memiliki 6
halaman yang telah diberi nomor, maka jika kita mendelete halaman 3, maka nomor
halaman terakhir akan tetap tertulis “6″. Jadi, jika kita urutkan dari halaman pertama,
nomor halaman yang muncul adalah : 1, 2, 4, 5, 6. Kalau ingin penomoran halaman
terurut lagi sesuai jumlah halaman yang ada, kita harus mengaktifkan kembali
perintah auto page numbering dengan urutan langkah seperti yang telah kita lakukan
tadi.

Seperti halnya program olah grafis lainnya seperti Photoshop atau Illustrator, Coreldraw juga
menyediakan fasilitas layer yang sangat berguna dalam penataan objek-objek. Meskipun
penggunaan layer pada Coreldraw tidak “seenak” seperti pada Photoshop atau Illustrator, tapi
fungsi dan manfaatnya tetap sama.

Pertama, kita akan mengingat lagi definisi-definisi yang berhubungan dengan layer dan
mempelajari menu-menu layer pada Coreldraw.

· Layer : Suatu lembar transparan dimana kita menempatkan objek ketika


menggambar. Jika kita menggambar pada suatu halaman (page), maka
satu page dapat terdiri dari lebih satu layer. Kita juga dapat mengatur
posisi (urutan) layer-layer pada suatu halaman.

· Master layer : layer yang terdapat dalam master page yang objek-objek yang
terdapat didalamnya juga akan muncul pada setiap halaman. Master layer
ini sangat berguna bila kita ingin suatu objek berada (ditampilkan) pada
setiap halaman, misalnya sebagai header. Suatu master page dapat
memiliki lebih dari satu master layer. Master layer yang kita buat akan
secara otomatis berpindah ke master page.

· Master Page : halaman yang mengontrol master setting untuk mengatur grid, garis bantu, dan
dekstop layer.

Untuk menampilkan menu layers pada docker adalah: pada menu bar klik
window – dockers – object manager. Pada docker akan tampil jendela
seperti pada gambar di bawah ini:
Pertamakali muncul, secara default layer yang aktif adalah layer1. Jika kita sedang bekerja pada
page 1, maka pada jendela object manager muncul page 1 kemudian di bawahnya ada Layer 1
yang apabila kita klik tanda “+” di dalam kotak kecil sebelah kiri tulisan Layer 1 tersebut akan
terbuka objek-objek properti di dalamnya secara pull down (berurutan ke bawah).

Posisi objek dan layers diurutkan dari atas ke bawah, sesuai dengan posisi objek/layer tersebut
pada halaman atau area gambar. Objek/layer yang berada lebih di atas, bila ditumpuk, akan
menutupi objek/layer yang berada lebih dibawahnya. Bayangkanlah anda menggambar objek-
objek pada beberapa lembar kertas transparan: setiap lembar kertas transparan itu adalah satu
layer. Seperti itu jugalah sifat-sifat layer.

Membuat layer baru

Klik tombol fly out di bagian kanan atas docker object manager (object manager options),
pilih new layer untuk membuat layer atau new master layer untuk membuat master layer baru.

Membuat layer baru juga dapat dilakukan dengan mengklik icon new layer pada pojok
kiri bawah docker object manager.

Untuk dapat menggunakan suatu layer (bekerja pada suatu layer), kita harus membuat
layer tersebut aktif terlebih dahulu dengan cara meng- klik pada nama layernya hingga
tulisan nama layer menjadi berwarna merah (pada saat tidak ter-highlight).

Untuk membuat suatu layer menjadi master layer, klik kanan pada layer kemudian pilih master.

Pengaturan layer
· Mengaktifkan layer : klik pada nama layer

· Mengunci atau membuka kunci layer : klik pada ikon lock or unlock (gambar pencil)
disebelah nama layer. Bila gambar pencil redup, berarti layer tersebut terkunci
dan kita tidak dapat melakukan editing pada layer tersebut sekalipun layer
dalam keadaan aktif, tetapi masih dapat di print (kecuali pilihan printing and
exporting pada layer tersebut kita set menjadi disable). Kita juga dapat
mengunci atau membuka kunci layer dengan cara meng-klik kanan pada nama
layer kemudian aktifkan atau non aktifkan pilihan editable.

· Untuk mengedit pada semua layer (edit lintas layer) : klik pada ikon object manager options
dan klik edit across layers. Bila ini diaktifkan, kita dapat melakukan proses
editing pada semua layers baik yang sedang aktif maupun yang sedang tidak
aktif (kecuali layer tersebut dalam keadaan terkunci atau disembunyikan).

· Untuk mengedit hanya pada layer yang sedang aktif : klik pada ikon object manager options
dan perhatikan tulisan edit across layers. Bila disamping kirinya ada tanda centang,
maka klik edit across layers untuk menonaktifkannya. Bila tidak ada tanda centang,
maka biarkan saja. Bila edit across layers tidak aktif, kita hanya dapat melakukan
editing pada layer yang sedang aktif atau yang berada pada dekstop. Kita tidak dapat
memilih atau mengedit objek yang berada pada layer yang sedang tidak aktif.

Misalkan ada tiga gambar pada satu halaman yang masing-masing berada pada layer
yang berbeda. Jika kita blok keseluruhan halaman tersebut, maka objek yang
akan terseleksi hanyalah objek yang berada pada layer yang sedang aktif saja,
sekalipun tidak ada yang terkunci.

• Untuk menampilkan atau menyembunyikan layer beserta objek-objek di


dalamnya, klik gambar mata (ikon show or hide) di sebelah kiri nama
layer. Bila gambar mata tersebut terang, berarti layer ditampilkan. Bila
gambar mata tersebut redup, berarti layer disembunyikan.

Objek yang berada pada layer yang disembunyikan tetap akan ditampilkan pada print
preview (masih bisa di print) dan tetap akan terbawa bila kita mengekspor halaman
gambar (kecuali pilihan printing and exporting pada layer tersebut kita set menjadi
disable).

Dengan menyembunyikan suatu layer kita dapat mengenali dan melakukan editing objek-
objek pada layer lainnya. Disamping itu juga dapat lebih menghemat waktu untuk
merefresh tampilan gambar saat kita mengeditnya.

· Untuk menampilkan atau menyembunyikan halaman (page) pada objek manager, klik object
manager options dan pilihlah show pages.

· Untuk pengaturan layer dan page, aktifkan dengan cara mengklik ikon layer manager view
yang berupa gambar mata di atas tumpukan kertas.

· Memberi nama atau mengganti nama layer : klik kanan pada nama layer kemudian klik
rename, tuliskan nama untuk layer tersebut. Penamaan layer berguna untuk menunjukkan
isi atau urutan atau hubungan dengan layer lainnya.

· Mengubah urutan layer : drag layer pada object manager docker dan pindahkan ke urutan
yang kita kehendaki.
Perpindahan dan duplikasi objek antar layer

Kita bisa memindahkan atau mengkopi objek-objek yang kita seleksi ke dalam layer baru atau
layer lain. Demikian juga perpindahan atau duplikasi layer ke dalam master page.

Untuk memindahkan atau mengkopi suatu objek ke layer lain dapat dilakukan dengan cara :

1. Pilih objek yang akan dipindah atau dikopi

2. Klik ikon object manager options

3. Pilih dan klik salah satu : move to layer untuk pindah atau copy to layer untuk
mengkopi ke layer baru

4. Klik layer baru tempat objek tersebut akan dipindah atau dikopi-kan

Menindahkan objek antar layer juga dapat dilakukan melalui docker objek manager dengan cara
mendrag objek dari suatu layer ke layer lainnya.

Agar kita dapat memindahkan atau mengkopi suatu objek antar layer, maka layer-layer tersebut
harus dalam keadaan tidak terkunci (unlock).

Mengubah Vector Menjadi Bitmap

Meskipun CorelDraw merupakan program olah grafis untuk vektor, tetapi ia memiliki
fasilitas-fasilitas yang memungkinkan kita bekerja dengan bitmap. Misalnya melakukan
beberapa modifikasi atau penyesuaian-penyesuaian atas image bitmap yang sedang kita
tangani.

Di sini saya hanya akan memberikan beberapa contoh. Selebihnya anda bisa melakukan
eksplorasi sendiri, atau akan kita bahas pada lain kesempatan.

Biasanya kita akan lebih mudah memahami dan mengingatnya lebih lama atas pelajaran-
pelajaran yang kita mengerti karena hasil eksplorasi kita sendiri.

Jika nanti dirasa perlu, saya rasa tidak perlu merasa ragu untuk mengajukan pertanyaan.

Hasil kerja kita dengan Coreldraw, misalnya logo atau gambar lainnya, adalah dalam format
vektor grafik Coreldraw. Tentu saja hasil kerja kita tersebut hanya bisa ditampilkan dengan
menggunakan program Coreldraw.

Agar dapat kita tampilkan tanpa program Coreldraw, misalnya kita ingin menampilkannya di
halaman web atau blog atau menyisipkannya pada halaman words, kita dapat mengubahnya
terlebih dahulu menjadi bitmap. Caranya adalah:

• Klik atau blok gambar yang akan kita ubah menjadi bitmap.
• Pilih menu bitmap pada menubar, kemudian pilih convert to bitmap. Akan muncul
kotak dialog yang menampilkan pilihan-pilihan resolution, color mode, dan option.
• Bitmap bisa kita tampilkan dalam mode grayscale (gambar abu-abu), black and white
(hitam-putih), RGB, CMYK atau mode lainnya sesuai keperluan. Jika untuk sekedar
ditampilkan di layar monitor komputer, pilih saja mode RGB.
• ICC Profile : Jika kita ingin bitmap yang kita hasilkan memiliki warna yang lebih
akurat saat dicetak
• Anti-aliasing : jika ingin bitmap yang dihasilkan lebih halus terutama pada daerah-
daerah lengkungan (kurva).
• Transparent background: Jika kita ingin background image adalah transparan (tidak
ada warna pada background).
• Tekan OK. Gambar vektor kita telah berubah menjadi bitmap.

Setelah mengubah vektor menjadi bitmap, kita bisa menyimpan image tersebut ke dalam
beberapa format yang kita inginkan, misalnya dalam format JPEG, TIFF, GIF, dst.

Caranya adalah:

• Klik kanan pada bitmap yang akan kita simpan


• Pilih save bitmap as…
• Akan muncul kotak dialog export.
• Pada kotak save in, tentukan letak folder dimana kita akan menyimpan file bitmap
kita;
• Tuliskan nama file pada kotak file name
• Pilihan save as type adalah menu drop-down. Kita bisa memilih format bitmap yang
kita inginkan, misalnya JPEG, BMP, GIF, TIFF, dst
• kuti instruksi-instruksi selanjutnya, atau tekan “ok” saja.
• Klik Export. File bitmap kita telah tersimpan.
Untuk melakukan cropping (membuang bagian gambar yang tidak kita inginkan) pada
bitmap, caranya adalah :

• Pada toolbox, pilihlah crop tool


• bloklah area/bagian gambar yang ingin kita ambil
• double klik pada area tersebut

Cara lainnya adalah :

• Pada toolbox, pilihlah shape tool atau tekan F10


• Dengan shape tool tersebut, aturlah bentuk yang didalamnya adalah area yang ingin
kita pilih.
• Pada menu bar, pilihlah bitmaps kemudian crop bitmap.

Mengubah Ukuran dan Mode Bitmap

Jika kita ingin mengubah ukuran bitmap yang ada dalam drawing page/drawing window,
maka langkah yang kita lakukan adalah :

• klik menu bitmaps. Pilih resample. Akan muncul kotak dialog yang berisi pilihan-
pilihan image size dan resolution. Tentukan berapa ukuran bitmap yang kita
kehendaki dan berapa resolusinya.

Sedangkan bila kita ingin mengubah mode bitmap, misalnya dari mode RGB menjadi CMYK
atau sebaliknya,langkahnya adalah :

• Klik menu bitmaps. Pilih mode. Di situ kita bisa memilih mode apa yang akan kita
terapkan pada image bitmap yang kita pilih.
Apa cuma itu yang dapat kita lakukan pada bitmap dengan Coreldraw? Tentu saja tidak. Kita
bisa melakukan modifikasi-modifikasi pada bitmap misalnya mengatur
brightness/contrass,color balance, curve, tone dan lain-lain seperti halnya pada program olah
bitmap semacam photoshop. Tentu saja, program coreldraw adalah program applikasi olah
vektor, sehingga performa maupun pilihan-pilihan dalam olah bitmap tidak sebaik dan
selengkap photoshop misalnya.

Tapi, fasilitas olah bitmap yang diberikan oleh coreldraw bisa dikatakan sangat lengkap dan
mungkin tidak semua bisa kita temukan dalam program oleh vektor lainnya.

Find and Replace

Misalkan kita memiliki objek-objek dan teks dengan warna-warna magenta, kuning, cyan, hijau, biru dan merah
dengan susunan seperti gambar di bawah ini.

Katakanlah kita ingin mengganti semua objek yang berwarna merah menjadi berwarna orange, juga semua
tulisan “merah” menjadi “orange”, seperti gambar di bawah.
Kita bisa mengganti semua objek yang berwarna merah menjadi berwarna orange dengan cara memilih objek-
objek tersebut satu persatu, baik dengan mengklik tiap objek pada gambar ataupun pada objek manager,
kemudian mengklik warna baru (pada color picker) sebagai warna penggantinya. Kemudian kita mengganti
semua kata “merah” menjadi kata “orange” melalui menu edit text satu per satu.

Ini merupakan langkah yang paling umum dilakukan. Tetapi, gambar kita tersusun oleh banyak objek yang
beragam warna dengan susunan yang rumit dan mungkin dengan warna-warna yang berdekatan, maka
pemilihan objek satu persatu seperti itu akan memakan waktu, merepotkan dan memungkinkan adanya objek-
objek yang terlewati (yang seharusnya kita ganti ternyata tidak). So?

Sebenarnya ada fasilitas pada Coreldraw yang mempermudah pekerjaan seperti itu. Namanya perintah Find and
Replace. Dengan perintah ini kita bisa menemukan objek-objek dengan ciri tertentu sekaligus mengubahnya
menjadi objek dengan ciri tertentu lainnya yang kita inginkan (misalnya mengganti warna).

Langkah-langkah yang kita lakukan adalah :

1.

Find : pada menu bar klik Edit – Find and Replace – Find Objects untuk mencari objek-objek tertentu atau Find
Text untuk mencari teks tertentu. Muncul Find Wizard
Untuk mencari objek dengan karakteristik tertentu, pilihlah Begin a New Search. Sedangkan jika kita ingin
mencari objek-objek lain yang memiliki kesamaan karakteristik dengan objek yang sedang aktif, pilihlah Find
objects that match the currently selected object. Misalkan kita pilih Begin a New Search. Klik Next.

Pada Find Wizard selanjutnya, pilihlah macam objek (Object Types) yang ingin kita cari: apakah curve,
segiempat/rectangles, lingkaran/elipses, dst; warna (Fills), Outlines serta Special Effects jika ada dari objek
tersebut. Misalkan kita ingin mencari semua objek berbentuk lingkaran (elips) berwarna merah dengan outline
kuning setebal 0,1mm. Maka pada jendela Object Types pada Find Wizard, aktifkan tanda centang di kotak
sebelah kiri tulisan Rectangles. Kemudian pada jendela Fills, aktifkan tanda centang pada salah satu pilihan
mode pewarnaan dari objek tersebut (uniform fill, fountain fill, dsb). Seterusnya tentukan outline properties dari
objek yang ingin kita cari dengan mengaktifkan tanda centang di sebelah kiri outline properties pada jendela
Outlines. Selanjutnya kita tinggal mengikuti pilihan-pilihan yang ditampilkan pada menu Find Wizard.
Setiap selesai memilih, klik Next atau jika ingin mengganti pilihan pada jendela sebelumnya klik Back.

Bila ingin mencari objek dengan warna tertentu, maka pada Find Wizard selanjutnya aktifkan tanda centang
pada pilihan Spesific Uniform Color Fill dan tentukan warna pilihannya pada kotak warna yang tersedia.
Begitulah selanjutnya, tinggal mengikuti instruksi. Bila telah selesai klik Finish.

Pada contoh objek-objek dengan warna-warni seperti contoh kali ini, maka pada menu Find Wizard langkah
yang perlu kita lakukan hanyalah mengaktifkan tanda centang di sebelah kiri tulisan Uniform Color pada
jendela Fills (jendela Object Types kita lewati; kita tidak peduli pada tipe objek, kita hanya mencari objek
dengan warna tertentu). Jendela Outlines dan Special Effects kita lewati saja. Klik Next, kemudian aktifkan
tanda bulatan hijau di sebelah kiri tulisan Spesific Uniform Color Fill dan klik warna red. Klik Next kemudian
klik Finish.
Kalau objek yang kita cari sudah ketemu, objek tersebut akan aktif dan pada jendela gambar akan muncul

Jika ingin menemukan objek berikutnya yang sama, klik Find


Next. Jika ingin menemukan kesemua objek yang sama seperti itu, kita tinggal klik Find All.

Objek-objek hasil pencarian yang masih aktif tadi bisa langsung kita ganti warna dengan mengklik salah satu
warna pada color picker, memberinya outline, menghapusnya, atau perintah-perintah lain yang ingin kita
lakukan.

Sebaliknya jika objek yang ingin kita cari tidak terdapat dalam gambar, maka akan muncul pesan

Kita bisa melakukan langkah yang lebih singkat untuk menemukan teks-teks tertentu. Yang kita lakukan
hanyalah mengklik menu Edit pada menu bar, kemudian pilih/sorot Find and Replace dan klik Find Text (atau
dengan menu singkat kita bisa menekan tombol Alt dan F3 bersamaan). Pada Find Text wizard, ketikkan kata
yang ingin kita cari kemudian klik Find Next setiap kali ingin mencari kata yang sama. Bila tidak ada lagi kata
yang sama seperti yang kita cari, Coreldraw akan menampilkan pesan:
Disini kita bisa mengaktifkan tanda
centang di sebelah kiri Match case jika kita ingin Coreldraw mencari suatu kata sama persis dengan apa yang
kita ketikkan (misalnya berawalan huruf besar). Jadi, bila Match case diaktifkan dan kita ingin mencari kata
“kambing” misalnya, maka yang dianggap sesuai dengan yang kita cari hanyalah yang bertuliskan “kambing”.
Sedangkan yang bertulis “Kambing” atau “kambinG” misalnya, tidak akan dianggap sama (tidak
dipilih). Sebaliknya, kata yang bertuliskan “kambingg” atau “pengkambinghitaman”, maka tulisan “kambing”
dari kata tersebut akan tetap dipilih.

Jika sebelum mencari suatu teks kita telah mengaktifkan teks tertentu yang bukan berada pada awal dokumen,
dan Coreldraw tidak dapat lagi menemukan kata yang kita cari hingga akhir dokumen, maka pesan yang
ditampilkan adalah :

Klik Yes untuk meneruskan mencari, atau No untuk


berhenti mencari.

Catatan : Kita tidak bisa menggunakan fasilitas find ataupun replaceuntuk mencari suatu kata, apabila
huruf-huruf dari kata tersebut telah diconvert menjadi curve. Ini sering dilakukan untuk menghindari
terjadinya missing fontketika artwork yang dibuat dibuka di komputer lain.

2.

Replace

Kita juga bisa langsung mengganti atribut dari objek-objek atau teks-teks tertentu dengan atribut atau teks yang
lain dengan perintah Replace. Caranya: pada menu bar kliklah menuEdit, kemudian sorot Find and Replace dan
klik salah satu dari Replace Objects (untuk mengganti attribut dari objek) atau Replace Text (untuk mengganti
teks tertentu).
Pada Replace Wizard ini kita diminta untuk menentukan objek dengan atribut apa yang ingin kita cari dan
dengan atribut apa kita ingin menggantinya.

Pilihlah atribut apa dari suatu objek yang ingin kita ganti: pilih Replace a color (untuk mengganti warna),
Replace a color model or palette (untuk mengganti mode pewarnaan: CMYK, RGB, Pantone, dst), Replace
outline pen properties (untuk mengganti atribut dari outline tertentu), atau Replace text properties (untuk
mengganti atribut dari suatu teks: misalnya semua huruf Arial kita ganti menjadi Times News Roman). Bila
kita memblok (melakukan multiple select) pada beberapa objek dan hanya kumpulan objek-objek tersebut saja
yang ingin kita ganti attributnya, maka aktifkan tanda centang di sebelah kotak Apply to currently selected
objects only. Dengan demikian hanya objek-objek yang terselect saja yang akan diganti, sedangkan objek
lainnya akan tetap sebagaimana adanya.

Langkah selanjutnya hanyalah mengklik Next, ikuti instruksi dan pilihlah pilihan yang disediakan, ……dan bila
telah selesai klik Finish. Akan muncul

Untuk mengganti satu per satu, klik Replace,


kemudian Find Next, Replace….dst. Sedangkan untuk mengganti semuanya sekaligus, klik Replace All.

Mengatur Shortcut
MENENTUKAN SHORTCUT SENDIRI

Salah satu cara untuk mempercepat proses pengerjaan artwork atau gambar yang sedang kita buat
adalah dengan menggunakan tombol pintas (shortcut). Dengan menekan satu atau kombinasi dari
beberapa (dua atau lebih) tombol pada keyboard, kita dapat memberikan instruksi pada program
applikasi untuk melakukan tugas-tugas tertentu: misalnya melakukan trim, weld, copy, paste, dll.
Cara ini lebih cepat dibandingkan dengan jika kita harus mengklik menu-menu pada menu bar
kemudian mengklik lagi pilihan-pilihan yang tersedia. Contoh, jika kita ingin memberikan perintah
copy, kita akan mengklik menu edit kemudian mengklik lagi copy. Dengan shortcut, kita cukup
menekan tombol “Ctrl” dan tombol “C” secara bersamaan untuk memberikan perintah copy. Ini
adalah shortcut default yang diberikan oleh program Coreldraw (juga oleh program-program lain
termasuk windows, words, dsb)

Meskipun shortcut-shortcut tersebut telah disediakan secara default, tapi kita dapat mengubah
ataupun menambahkan shortcut kita sendiri sesuai dengan kebutuhan dan apa yang kita rasa “lebih
enak” buat kita.
Untuk mengubah atau menambahkan shortcut

1. Klik menu Tools, kemudian pilih Customization. Kotak options akan muncul.
2. Klik commands. Akan muncul kotak commands seperti pada gambar di bawah ini.
3. Pada pilihan-pilihan di bawah kata commands (command list), pilih salah satu command
yang ingin kita ubah atau tambahkan shortcutsnya (misalkan kita pilih Arrange). Akan
muncul sub-sub command di bawahnya yang berupa slide menu (jika yang kita pilih
command Arrange, akan muncul sub-sub command: Arrange, Align and Distribute,….dst).
Klik salah satu sub command tersebut (misalnya Trim Target untuk melakukan trim suatu
objek ke objek tertentu lainnya).
4. Klik tab Shortcut Keys.
5. Pada pilihan Shortcut Key Table, pilih Main.
6. Di bawah Shortcut Key Table ada kotak Shortcut Assignment. Di dalamnya ada menu New
Shortcut Key, Currently assigned to, Navigate to conflict on Assign, dan ada kotak Current
Shortcut Keys yang akan menampilkan shortcut yang telah digunakan untuk suatu fungsi
tertentu. Pada kotak di bawah tulisan New Shortcut Key tekan/ketikkan satu tombol/karakter
atau kombinasi dari tombol/karakter (misalnya K atau Ctrl + K) yang akan kita gunakan
sebagai shortcut untuk fungsi yang tadi kita pilih (Trim Target).
7. Bila tombol/karakter yang kita masukkan tadi telah dipakai untuk suatu fungsi/perintah
yang lain, maka di kotak Currently assigned to akan muncul fungsi/perintah yang
menggunakan shortcut tersebut. Bila belum, kotak tersebut akan tetap kosong.
8. Jika shortcut yang kita masukkan tadi belum dipakai untuk fungsi/perintah yang lain dan
kita ingin menggunakannya, tekan tombol Assign yang ada di sebelah kanan New Shortcut
Keys.
9. Jika ingin membuat shortcut lain untuk fungsi/perintah yang lain, ulangi langkah mulai
nomor 6 sampai 8.
10. Klik OK. Kita telah punya shortcut baru.

* Jika kita menentukan suatu shortcut baru (dengan menekan tombol assign dan ok) yang telah lebih
dulu digunakan untuk fungsi/perintah yang lain, maka shortcut baru yang akan dipakai, dan
fungsi/perintah lama akan kehilangan shortcutnya. Misalnya kita menentukan shortcut “T”
untuk perintah Trim Target padahal shortcut “T” telah dipakai untuk Align Top. Maka setiap
kali kita menekan huruf “T” apabila suatu objek sedang aktif, maka objek tersebut akan
ditrimkan kepada objek lain, dan kita tidak bisa melakukan perataan align top dengan shorcut
“T” lagi.

* Untuk menghapus suatu shortcut tertentu yang telah ada, klik shortcut yang ada di kotak Current
Shortcut Key kemudian klik tombol Delete yang ada di sebelah kanannya.

* Kita bisa melihat shortcut-shortcut apa saja dan untuk fungsi/perintah apa saja shortcut tersebut
dipakai dengan menekan tombol View All.

* Untuk mengembalikan seluruh shortcut kepada keadaan defaultnya, klik tombol Reset All.
Shortcut Standar

Berikut adalah beberapa shortcut-shortcut yang digunakan dan


fungsi-fungsinya :

Shortcut Fungsi

Ctrl + C Copy

Ctrl + V Paste

Ctrl + Z Undo

Ctrl + Shift + Z Redo

Ctrl + G Group

Ctrl + U Ungroup

L Align Left = rata kiri

R Align Right = rata kanan

T Align Top

B Align Bottom

C Align Center Vertically

E Align Center Horizontally

Kita bisa mempelajari dan menghafal semua shortcut, baik yang merupakan bawaan dari Coreldraw
ataupun yang telah kita tambahkan, satu persatu dengan mem-print daftar shortcut yang available
dalam Coreldraw kita. Caranya : pada kotak menu options klik tombol View All dan klik tombol
Print.

Saya telah menggunakan shortcut-shortcut tersebut untuk membantu penyelesaian semua pekerjaan
saya dengan lebih cepat. Memang mulanya agak repot karena harus menghafal satu per satu. Tapi,
bila telah menguasai, pekerjaan kita bisa jauh lebih cepat dengan shorcut.
Selamat mencoba!

Artistic Media Sendiri


Artistic Media Tools

Selain fasilitas untuk menggambar garis-garis lurus dan lengkung biasa, Corel Draw juga
menyediakan tool untuk menggambar bentuk-bentuk artistic yang dikenal dengan Artistic
Media Tool. Dengan tool ini kita maka garis atau suatu bangun tertentu yang kita buat seolah
dilukis dengan kuas tertentu atau hasil dari sprayer dengan pola-pola tertentu, misalnya
seperti gambar berikut :

Untuk mengaktifkan tool Artistic Media, cukup klik dan tahan Free Hand Tool yang akan
memunculkan curve fly out, kemudian pilihlah Artistic Media Tool.

Atau kalau tidak ingin repot-repot, cukup tekan tombol “I” saja maka Artistic Media tool ini
akan segera aktif. Kursor akan berubah menjadi bentuk menyerupai sebuah kuas.

Pada menu bar, pilihlah jenis artistic tool yang akan kita gunakan. Ada pilihan preset, brush,
spayer, calligrapic, dan pressure. Misalkan kita pilih Sprayer, maka kita dapat menentukan
pilihan nilai-nilai Freehand smoothing dan Size Object to be sprayed, jenis spray-nya pada
spraylist file list, Choice of Spray order. Misalkan juga kita menentukan pilihan-pilihan
seperti gambar di bawah ini :
Kemudian arahkan kursor (yang berbentuk kuas) kepada bidang gambar yang kita inginkan.
Buatlah suatu bentuk sembarang saja dengan artistic tool tersebut, misalnya seperti berikut :

Dengan menggambar pola seperti itu, maka hasil yang kita dapat bisa seperti ini :

Atau ini :

Atau pola-pola lainnya.

Artistic media tools juga bisa kita terapkan pada suatu bentuk bangun yang telah kita buat
sebelumnya. Misal kita memiliki sebuah bentuk bangun lingkaran,
Arahkan artistic media tool yang kita tentukan tadi ke sisi luar dari lingkaran dan sekali lagi
tentukan pilihan dari spraylist list (misalnya gambar gelembung) . Maka hasilnya adalah :

Silakan lakukan eksplorasi dan eksperimen-eksperimen dengan mengubah-ubah nilai-nilai


dan pilihan-pilihan yang ada pada menu bar ketika Artistic tool sedang aktif untuk melihat
perbedaan-perbedaan yang terjadi agar kita bisa memahami dengan lebih baik mengenai
fasilitas Artistic tool tersebut.

Membuat Brush Stroke atau Spraylist Artistic Media Tools Sendiri

Pilihan-pilihan yang ada pada spraylist file atau brush stroke list yang disediakan Corel Draw
memang terbatas dan mungkin tidak ada yang sesuai dengan selera kita. Bisakah kita
menambahkannya?

Tentu saja bisa! Kita bahkan bisa membuat sendiri. Caranya adalah :

1. Buat atau ambil sebuah gambar atau bentuk yang kita sukai. Sebagai contoh di sini
saya gambar sebuah hati yang berukuran tinggi 6mm.
2. Ketika gambar tersebut sedang aktif (dengan mengklik gambar atau membloknya),
pada menu bar klik Windows — Dockers – Artistic Media. Akan muncul jendela
Artistic Media pada sisi docker di sebelah kanan.
3. Pada bagian bawah jendela Artistic Media itu akan terdapat lambang seperti sebuah
floppy disk (disket). Klik lambang tersebut untuk menyimpan gambar hati dan
menjadikannya sebagai spraylist atau stroke. Menu berikutnya yang muncul adalah :

4. Pilih Object Sprayer (Untuk membuat brush stroke sebaiknya buat sebuah bentuk
yang menyerupai aluran kuas tertentu dengan warna dan pola yang sesuai kehendak
kita). Muncul lagi menu saving :

5. Objek sprayer yang kita buat akan disimpan pada folder CustomMediaStrokes
program Corel. Pada kolom File name berikan nama untuk objek tersebut, misalnya
kita beri nama “heart”.

Sekarang kita telah memiliki satu lagi tambahan Spraylist yang dapat kita gunakan setiap kali
kita memakai Artistic Media Tool jenis sprayer.

Sekali lagi, silakan bereksplorasi dan bereksperimen untuk membuat bermacam objek
spraylist atau brush stroke. Cobalah dengan mengganti-ganti bentuk ukuran objek yang akan
dijadikan spraylist atau brush stroke buatan kita sendiri.

Selamat Mencoba!

Menyiapkan File Sebelum Dikirim Ke Pihak Ke Tiga


Bila ingin melakukan reproduksi artwork yang kita kerjakan dengan coreldraw, kita
mungkin perlu untuk terlebih dahulu melakukan proses pracetak yaitu melakukan
output film sebelum membuat plat/master. Untuk itu kita mungkin harus
menyerahkan file artwork kita kepada pihak ke tiga yaitu penyedia jasa output film.

Terkadang pihak penyedia jasa output film menemui masalah dengan file yang kita
kirimkan: mungkin mereka tidak memiliki file jenis font yang kita gunakan dalam
file kita, mungkin juga mereka tidak menggunakan program grafis yang sama
dengan kita (coreldraw), dsb.

Untuk mengurangi kemungkinan masalah seperti itu, maka langkah antisipasi yang
kita siapkan adalah dengan mengirimkan file dalam format yang lebih compatible
selain dalam format cdr tentu saja.

Disamping itu, kita juga harus menyertakan file dari font-font yang kita gunakan
dalam pembuatan file kita. Bagaimana caranya agar itu semua dapat kita lakukan
dalam program CorelDraw?

Langkah yang kita lakukan adalah sebagai berikut :

1. Pada menu File kliklah Prepare For Service Bureau

2. Muncul kotak dialog Prepare For Service Bureau Wizard. Klik pada bulatan
sebelum tulisan Gather all files associated with this document

3. Klik Next

4. Aktifkan tanda centang pada pilihan Copy fonts (jika ada). Klik Next

5. Aktifkan tanda centang pada pilihan Generate PDF untuk meyimpan artwork kita
ke dalam format PDF disamping format cdr. Klik Next.

6. Pilih lokasi tempat kita menyimpan file-file yang akan kita kirim ke pihak ke tiga
dan berilah nama folder tersebut sesuai dengan file kita.

7. Selanjutnya tinggal klik Next, Next dan Finish

Sekarang artwork kita tersimpan dalam satu folder yang telah kita beri nama tadi. Di
dalam folder tersebut akan berisi: file kita dalam format cdr dan PDF; file-file font
yang kita gunakan (jika ada); serta dua file text document yang masing-masing berisi
keterangan tentang font yang kita gunakan serta job info dari file kita.

Selanjutnya adalah mengcopy folder beserta isinya tersebut ke dalam media (cd atau flash
disk) yang akan kita kirimkan kepada pihak ke tiga penyedia jasa output film atau plat.

You might also like