Professional Documents
Culture Documents
1. TUJUAN PROGRAM :
Menyiapkan tenaga operator yang kompeten di bidang pengoperasian PLTU Minyak
terutama pengoperasian turbin uap.
2. SASARAN PROGRAM
Setelah mengikuti On the Job Training (OJT) ini, diharapkan mampu:
1. Memeriksa kesiapan peralatan
2. Mengoperasikan peralatan
3. Mengatasi gangguan peralatan
3. MATERI PROGRAM
1. Fungsi dan cara kerja peralatan
2. Proses / Pengoperasian
3. Penanganan Gangguan (Troubleshooting)
4. WAKTU
2 Bulan dengan langsung ditempatkan di unit PLTU 3/4
5. METODE
1. On the Job Training (OJT)
2. Diskusi dan tanya jawab
6. REFERENSI
1. Modul 2 pengopeerasian turbin uap dan alat bantunya.Unit Pendidikan Dan
Pelatihan Suralaya.
2. SOP pengoperasaian turbin uap PLTU 3/4
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 27-06-2010 Hal. iv
DAFTAR ISI
Judul i
Lembar Pengesahan ii
Tujuan & Sasaran Program iii
ii
Daftar Isi iv
1. Turbin Uap
1.1 Fungsi turbin uap 1
1.2 Bagian - bagian turbin Uap 1
1.3 Proses Kerja 2
2. Kondensor Utama
2.1 Kondensor Utama 11
2.2 Sistem Penghisap Udara (Air Extraction) 12
2.3 Steam ejector 13
3. Alat - alat bantu turbin
3.1 Steam Chest Dan Katup Uap Utama 14
3.2 Katup Penutup Cepat (Stop Valve) 15
3.3 Katup Pengatur (Governor Valve) 16
4. Sistem Proteksi Turbin
4.1 Proteksi Putaran Lebih (Over Speed Protection) 18
4.2 Low Bearing Oil Pressure Low Trip 19
4.3 Low Condensor Vacum Trip 20
4.4 Manual Trip 20
5. Sistem Pelumas Turbin
5.1 Tangki Pelumas 22
5.2 Pompa - Pompa Pelumas 22
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. iv
1. TURBIN UAP
1.1. Fungsi Turbin Uap
Turbin uap merupakan mesin rotasi yang berfungsi untuk mengubah energi panas
yang terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Turbin uap terdiri dari beberapa bagian utama seperti : Rumah turbin (casing),
bagian yang berputar (Rotor), sudu-sudu yang dipasang pada rotor maupun
casing, bantalan untuk menyangga rotor.
1.2.1. Stator
Stator turbin pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu diam (fixed
blade). Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam dipasang diapragma.
1.2.2. Casing
Casing merupakan rumah turbin yang membentuk ruangan (chamber) disekeliling rotor
sehingga memungkinkan uap mengalir melintasi sudu-sudu. Pedestal yang
berfungsi untuk menempatkan bantalan sebagai penyangga rotor juga dipasangkan
pada casing. Umumnya salah satu pedestal diikat (anchored) mati kepondasi.
Sedang yang lain ditempatkan diatas rel peluncur (Sliding feet) sehinggga casing
dapat bergerak bebas akibat pengaruh pemuaian maupun penyusutan (contraction).
Biasanya pedestal yang diikat pada pondasi adalah pedestal sisi tekanan rendah atau
sisi yang berdekatan dengan generator (generator end). Sedang sisi yang lain
dibiarkan untuk dapat bergerak dengan bebas. Ketika temperatur casing dan rotor
naik, maka seluruh konstruksi turbin akan memuai. Dengan penempatan salah
satu pedestal diatas rel peluncur, maka seluruh bagian turbin dapat bergerak dan
bebas ketika memuai seperti diilustrasikan pada gambar 1
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 2
Casing utuh
Seluruh bagian casing merupakan satu kesatuan. Umumnya diterapkan pada
konstruksi turbin-turbin kecil.
Dari klasifikasi ini casing turbin dibedakan menjadi 3 kategori yaitu single casing,
double casing dan triplle casing.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 3
Single Casing
Double Casing
Dalam rancangan double casing, Turbin terdiri dari 2 casing utuk setiap selinder.
Dengan demikian maka ketebalan masing-masing casing hanya setengah dari
ketebalan single casing. Dengan demikian maka proses pemerataan panas dan
ekspansi menjadi lebih cepat. Disamping itu, karena setiap segmen casing menjadi
lebih ringan, maka pemeliharaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Ilustrasi untuk
Turbin double casing dapat dilihat pada gambar 3.
Tripple Casing
Dalam rancangan tripple casing, setiap selinder terdiri dari 3 buah casing yaitu
inner casing, intermediate casing dan outer casing. Seperti diperlihatkan pada
gambar 4.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 5
1.2.3. Rotor
Rotor turbin terdiri dari poros beserta cincin-cincin yang terbentuk dari rangkaian
sudu-sudu yang dipasangkan sejajar sepanjang poros.
Rotor adalah bagian dari turbin yang mengubah energi yang terkandung dalam
uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Secara umum ada 2 macam tipe rotor turbin yaitu rotor tipe piringan (disk) dan rotor
tipe drum.
Pada rotor tipe ini, piringan-piringan (disk) dipasangkan pada poros sehingga
membentuk jajaran piringan seperti terlihat pada gambar 5.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 6
Pada rotor tipe ini, poros dicor dan dibentuk sesuai yang dikehendaki dan rangkaian
sudusudu Iangsung dipasang pada poros. Rotor tipe drum sangat fleksibel dan dapat
dipakai hampir untuk semua jenis turbin. Ilustrasi rotor jenis ini dapat dilihat pada
gambar 6.
1.2.4. Sudu
Sudu adalah bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu sendiri terdiri
dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu seperti terlihat pada gambar 7.
Dalam gambar 8, terlihat bahwa bagian akar sudu ditanamkan kedalam alur-
alur disekeliling Rotor sedangkan bagian ujung-ujung sudu disatukan oleh plat baja
penghubung yang disebut "SHROUD". Shroud berfungsi untuk memperkokoh serta
mengurangi vibrasi dari rangkaian sudu-sudu. Sudu-sudu tetap umumnya dirangkai
membentuk setengah lingkaran pada sebuah segmen yang disebut diapragma
seperti terlihat pada gambar 9.
1.2.5. Bantalan
Pada bantalan jurnal, permukaaan bagian dalam yang mungkin dapat kontak
langsung dengan permukaaan poros dilapisi oleh logam putih (white metal/babbit)
yang lunak. Disamping itu juga terdapat saluran-saluran tempat minyak pelumas
mengalir masuk ke bantalan dan saluran dimana minyak pelumas dapat mengalir
keluar meninggggalkan bantalan.
Sedangkan pada bantalan aksial (Thrust bearing), umumnya terdiri dari piringan
(Thrust Collar) yang merupakan bagian dari poros dan dua sepatu (Thrust pad) yang
diikatkan ke Casing.
Bantalan aksial berfungsi untuk mengontrol posisi aksial rotor relatif terhadap casing.
Seperti diketahui bahwa dalam siklus PLTU, uap yang keluar meninggalkan tingkat
akhir turbin tekanan rendah akan mengalir memasuki kondensor.
Kondensor PLTU umumnya merupakan perangkat penukar panas tipe permukaan
(surface) yang memiliki 2 fungsi utama yaitu sebagai wahana penghasil vacum tinggi
bagi uap keluar exhaust turbin serta untuk mengkondensasikan uap bekas keluar
dari exhaust turbin. Kedua fungsi tersebut sekilas kurang begitu penting tetapi ternyata
keduanya merupakan faktor yang cukup vital dalam pengoperasian turbin maupun
efisiensi siklus.
Media yang dialirkan ke kondensor untuk mendinginkan/mengkondensasikan uap
adalah air yang disebut air pendingin utama (circulating water). Air pedingin
mengalir didalam pipa - pipa kondensor sedang uap bekas mengalir dibagian luar
pipa. Melalui proses tersebut, panas dalam uap bekas akan diserap oleh air
pendingin sehingga uap akan terkondensasi menjadi air yang dinamakan air
kondensat. Air kondensat ini akan ditampung dibagian bawah kondensor dalam
sebuah penampung yang disebut hotwell. Air kondesat dari dalam hotwell
selanjutnya dipompakan lagi ke deaerator oleh pompa kondensat.
Kondensor umumnya terletak dibagian bawah turbin (under slung) dan tersambung ke
exhaust turbin tekanan rendah. Penyambungan antara turbin dengan kondensor
harus cukup feksibel untuk mengakomodir adanya pemuaian akibat variasi
temperatur.
Ada 2 macam cara penyambungan turbin dengan kondensor yaitu Sambungan Rigid
dimana antara turbin exhaust dengan kondensor dihubungkan secara langsung
seperti terlihat pada gambar 12. Untuk mengakomodir pemuaian atau penyusutan
kondensor, bagian bawah kondensor ditumpu oleh pegas-pegas sehingga
memungkinkan kondensor bergerak keatas atau kebawah dengan bebas.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 12
Pada condensing turbin, efisiensi siklus maupun efisiensi turbin turut ditentukan
oleh vacum kondensor. Mengingat bahwa udara serta non condensable gas lain
senantiasa muncul dalam kondensor, baik disebabkan karena kebocoran -
kebocoran maupun yang terbawa bersama uap, maka akumulasi dari udara dan
gas-gas tersebut dapat mengganggu vacum kondensor. Agar tingkat kevacuman
kondensor dapat dipertahankan, maka kumulasi udara dan gas-gas tersebut harus
dikeluarkan dari kondensor secara kontinyu. Untuk keperluan ini, disediakan
perangkat penghisap udara (Air extraction plant) yang berfungsi untuk menghisap
udara dan non condensable gas dari kondensor. Ada 2 macam penghisap udara
yang banyak dipakai yaitu steam ejector dan vacum pump.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 13
Perangkat ini menggunakan ejector uap untuk menghisap udara dan non
condensable gas dari dalam kondensor. Gambar 22, merupakan ejector uap
bertingkat (Multy Stage Steam Ejector) yang terdiri dari 3 tingkat dengan 3 buah
ejector yang masing-masing berbeda ukurannya. Ketiga ejector tersebut
dipasangkan pada sebuah shell/tabung penukar panas tipe permukaan (Surface
Heat Exchanger) dimana di alirankan air kondensat sebagai media pendingin.
Pasokan uap berasal dari main steam katup pengatur tekanan, dialirkan ke Nozzle
ejector tingkat pertama (primary ejector). Akibat transformasi energi pada Nozzle,
maka tekanan dibagian leher Nozzle (Throat) akan turun sehingga udara dan non
condensable gas dari kondensor akan terhisap dan keluar dari mulut Nozzle
bersama uap. Campuran ini kemudian masuk shell tingkat pertama dan mengalir
dibagian dalam pipa-pipa pendingin (tube) dimana dibagian luar pipa dialirkan air
condesate sebagai pendingin. Akibat proses pendingin, fraksi uap dalam campuran
akan terkondensasi sementara fraksi udara dan non condensable gas akan
mengalalmi pengecilan volume (contracting).
Campuran udara akan non condensable gas dari shell tingkat pertama kemudian
dihisap lagi oleh ejector tingkat kedua. Akibat campuran ini sudah mengalami
penurunan volume/kontraksi, maka ejector tingkat kedua hanya memerlukan uap
yang lebih sedikit serta ukuran ejector yang lebih kecil. Campuran uap dengan
udara dan non condensable gas yang keluar dari ejector tingkat kedua kemudian
masuk shell tingkat kedua yang didinginkan oleh air condensate.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 14
Hoging/Starting Ejector.
Selain perangkat ejector seperti yang dijelaskan diatas, PLTU juga dilengkapi dengan
ejector lain yang berukuran lebih besar dan umumnya disebut hoging atau starting
ejector. Sesuai namanya, ejector ini hanya dioperasikan sebelum turbin berputar.
Fungsinya adalah untuk menghisap udara dalam jumlah besar dari kondensor dalam
waktu yang singkat dalam rangka membuat vacum kondensor menjelang start turbin.
Dalam keadaan normal operasi, ejector ini umumnya tidak dioperasikan.
Steam chest adalah merupakan titik pertemuan antara pipa uap utama dengan
saluran uap masuk turbin. Fungsi utama Steam Chest adalah sebagai wadah untuk
menempatkan katup-katup governor sebagai pengatur aliran uap yang akan masuk ke
Turbin.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 15
Posisi Steam Chest pada konstruksi berbagai turbin sangat beragam. Pada salah
satu rancangan turbin, steam chest mungkin ditempatkan dibagian atas dan bawah dari
turbin tekanan tinggi. Pada rancangan lain, steam chest ditempatkan dikedua sisi turbin
tekanan tinggi. Disebagian besar konstruksi turbin, katup penutup cepat (stop valve)
juga ditempatkan pada steam chest. Gambar 26, memperlihatkan sketsa tipikal steam
chest dari turbin uap.
Stop valve adalah katup penutup cepat yang berfungsi untuk memblokir aliran uap
dari ketel ke Turbin. Katup ini dirancang hanya untuk menutup penuh atau membuka
penuh.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 16
Pada sebagian turbin, Pembukaan katup ini juga dapat diatur (Throtling) selama
periode start turbin untuk mengatur aliran uap hingga putaran turbin tertentu.
Fungsi pengaturan ini bagi katup penutup cepat merupakan fungsi tambahan. Fungsi
utamanya adalah untuk memutus aliran uap secara cepat ketika dalam kondisi
emergensi. Sesuai dengan fungsi utamanya, maka stop valve diharapkan menutup
lebih cepat dibanding katup governor.
Karena stop valve memiliki fungsi utama dan fungsi tambahan, maka konstruksinya
juga terdiri dari katup utama (main valve) dan katup bantu (pilot valve) seperti
terlihat pada gambar 28.
Fungsi katup governor adalah untuk mengatur aliran uap dari steam chest yang
akan masuk ke Turbin. Jadi tugas utamanya adalah mengatur putaran atau beban
yang dihasilkan oleh turbin seperti terlihat pada gambar 15.
Turbin merupakan suatu mesin yang beroperasi pada tekanan, temperatur dan putaran
tinggi. Sehingga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar bukan hanya bagi
turbinnya sendiri, tetapi juga bagi manusia. Dalam usaha untuk memperkecil resiko
bahaya, maka turbin dilengkapi dengan berbagai pengaman (protection) yang antara
lain terdiri dari
Pengaman putaran lebih (over Speed Trip)
Pengaman putaran lebih (over Speed Trip)
Pengaman pelumas bantalan rendah (Low Bearing Oil Pressure Trip)
Pengaman tekanan kondensor tinggi (Low Vacum Trip)
Pengaman tekanan minyak bantalan aksial tinggi (Thrust Bearing Oil Pressure)
Pengaman Manual Trip.
Perangkat proteksi turbin kerap disebut Turbine Protective Device seperti dilihat pada
gambar 16.
Pada prinsipnya, semua perangkat proteksi tersebut bermuara pada satu tujuan
yaitu mentrip turbin dengan cara membuka saluran drain sistem minyak kendali
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 18
(control oil system). Pada gambar terlihat bahwa bila tuas dalam posisi horizontal,
berarti seluruh drain control oil system dalam keadaan tertutup. Kondisi ini adalah
kondisi normal operasi.
Pada poros turbin dibuat alur melintang. Pada alur tersebut dimasukkan logam
berbentuk ujung peluru yang ditahan dalam poros oleh pegas tarik. Bila poros
berputar, maka akan timbul gaya sentrifugal ke arah luar yang cenderung menarik
bonggol peluru keluar poros melawan tarikan pegas. Pada putaran nominal, gaya
sentrifugal sebanding dengan gaya tarik pegas. Bila putaran naik hingga mencapai
harga tertentu (umumnya 110 %) gaya sentrifugal yang timbul menjadi lebih besar dari
gaya tarik pegas. Hal ini mengakibatkan bonggol peluru akan menonjol keluar poros
dan mendorong tuas pengunci.
Terdorongnya tuas pengunci akan mengakibatkan terbukanya saluran drain pada
sistem minyak kendali (control oil) sehingga semua katup uap ke turbin akan
menutup yang berarti turbin trip. Dengan tripnya turbin, diharapkan putaran turbin tidak
naik lagi sehingga turbin terhindar dari keadaan yang membahayakan. Sistem proteksi
putaran lebih elktrik biasanya merupakan cadangan (back up) yang juga akan mentrip
bila putaran turbin mencapai > 110%.
Tuas akan berubah posisi dimana bagian dari engsel akan turun kebawah. Kondisi
ini mengakibatkan terbukanya saluran drain control oil system sehingga turbin trip.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 20
Selain semua perangkat proteksi yang telah dibahas di atas. Turbin juga masih
dilengkapi dengan fasilitas manual trip level yang umumnya ada di lokal serta
manual trip button yang terpasang di ruang kontrol (control room). Dengan
fasilitas ini, operator dapat mentrip turbin secra baik dari lokal maupun dari control
room bila mendapatkan bahwa turbin beroperasi dalam kondisi yang berbahaya.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 21
Pada gambar 17 juga terlihat fasilitas trip manual yang terpasang dilokal berupa tuas
(manual trip level). Bila tuas ini digerakkan ke kiri, maka turbin akan trip karena
gerakan turbin tuas ini akan membuka saluran drain dari sistem minyak kendali
( control oil sistem).
Sistem pelumas sistem yang cukup vital untuk turbin. Fungsinya bukan hanya terbatas
untuk pelumasan kerja saja, tetapi juga untuk memindahkan panas dan
memindahkan kotoran. Disamping itu, pada sebagian besar turbin saat ini, sistem
pelumasan juga memasok kebutuhan minyak hidrolik baik sebagai penggerak aktuator
hidrolik (Power oil) maupun sebagai minyak kendali (control oil) pada sistem
pengaturan governor. Untuk turbin-turbin yang menggerakan generator berpedingin
hidrogen, sistem pelumas juga merupakan pasokan cadangan (Back up oil) bagi
sistem perapat poros generator (seal oil system). Mengingat peranannya yang
cukup vital, maka sistem pelumasan menerapkan sistem sirkulasi bertekanan yang
dilengkapi oleh berbagai komponen seperti terlihat pada gambar 18.
Umumnya merupakan konstruksi double suction single stage. Pompa ini dipasok oleh
minyak dari ejektor minyak (oil ejector) pada tekanan 1 - 1,5 bar dengan tekanan
sisi tekan (discharge) proporsional dengan putaran. Pada putaran nominal, tekanan
keluar pompa berkisar antara 20-30 bar (tergantung desain).
Seperti telah disinggung diatas bahwa minyak pelumas yang mengalir ke bantalan
bukan hanya berfungsi sebagai pelumas tetapi juga menyerap panas yang timbul
dibantalan. Panas yang diserap oleh minyak pelumas ini harus dikeluarkan lagi dari
minyak. Komponen yang dirancang untuk mengeluarkan panas dari minyak adalah
pendingin minyak (oil cooler). Didalam cooler, panas dari minyak akan diserap leh air
pendingin. Umumnya, untuk sistem pelumasan disediakan 2 buah cooler yaitu 1 cooler
aktif sedang 1 cooler lainnya standby seperti terlihat pada gambar 20.
Cooler yang telah selesai dibersihkan harus dikembalikan ke kondisi stand by.
Yang dimaksud kondisi standby adalah bahwa didalam cooler sudah tidak ada lagi sisa
udara dan seluruh volume cooler sudah terisi minyak pelumas. Cara membuang udara
dari cooler adalah dengan
membuka saluran venting dan bersamaan dengan itu minyak pelumas dialirkan
kedalam cooler secara perlahan-lahan. Minyak pelumas yang mengalir dan mengisi
cooler akan mendorong keluar udara dari dalam cooler. Bila dari saluran venting sudah
mulai keluar minyak, berarti udara sudah habis dan katup venting dapat ditutup. Kini
cooler berada pada kondisi standby.
Pendingin minyak (oil cooler) merupakan komponen yang cukup penting karena
menentukan temperatur minyak pelumas. Sedangkan temperatur minyak
pelumas merupakan fungsi dari viskositas minyak pelumas yang turut menentukan
terbentuknya lapisan film pelumas pada bantalan.
Berfungsi untuk menyaring kotoran sehingga minyak pelumas yang akan mengalir
ke komponen-komponen yang akan dilumasi dalam kondisi bersih.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 27
5.5 Saluran Minyak Pelumas masuk dan Kembali (Supply & Return Line)
Sistem pelumas turbin memiliki kapasitas dengan volume minyak yang cukup besar.
Disamping itu, saluran-saluran minyak pelumas harus melintasi daerah-daerah yang
temperatur cukup tinggi disekitar turbin. Pada situasi yang demikian, bila terjadi
kebocoran minyak pada saluran, kondisinya akan sangat membahayakan. Untuk
mengurangi resiko, maka semua saluran minyak baik saluran pasokan (supply)
maupun saluran minyak kembali (return) ditempatkan dalam suatu sungkup pelindung
berupa pipa besar.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 28
3. Turbin reset
Auxiliary oil pump start discharge pressure 8 – 10 kg/cm 2, bearing oil
pressure 0,8 – 1,2 kg/cm2, Turning oil pump stop (oto), 86T reset
(BTB),Turbin lokal hand Reset, control oil pressure 2 kg/cm 2.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 30
Main governing valve buka penuh, atur load limit dengan tangan 0,5
kg/cm2, lokal vacum trip reset
4. Rolling turbin
Perbedaan temperatur uap antara 2nd SH outlet dengan inlet throttle
valve ± 50 oC
Ikuti grafik start turbin
Throttle valve buka pelan – pelan
catatan : Normal = 120 s/d 180 put/menit
Kritis = 500 put/menit
700 mmHg
3000 45 MW
5
2500
37,5
50
1200
25
400 5
1 2 3 4 6
A B C D E F G H I J K
Keterangan :
B C D E F G H I J Total
Start dingin 30 mnt 60 mnt 30 mnt 30 mnt 60 mnt 60 mnt 60 mnt 60 mnt 60 mnt 5jam20mnt
Start sedang 30 mnt 40 mnt 25 mnt 25 mnt 40 mnt 30 mnt 30 mnt 30 mnt 30 mnt 3jam
Start panas 30 mnt 25 mnt 15 mnt 15 mnt 25 mnt 15 mnt 15 mnt 15 mnt 15 mnt 1jam45mnt
1. Boiler firing 2. Vacum up 3. Rolling turbin 4. Trip test 5. Protective device test 6. Paralel on
Periksa vibrasi
Perhatikan pemuaian relatif dan suara – suara yang mencurigakan
5. Periksa temperatur uap bekas dan hindari kenaikan temperatur yang tidak normal.
Temperatur sisi uap bekas sbb: katup pengatur spray water membuka
pada temperatur 60 0C, alarm 80 0C, trip 120 0C.
periksa sumber tenaga dan katup magnet (selenoid) untuk spray water,
apakah saklarnya sudah dimasukan.
dalam hal katup ini tidak bisa dijalankan, aturlah dengan tangan melalui
katup bypass.
6. Adakan percobaan trip dengan tangan. Lakukan pada saat jalan pertama kali.
bila kecepatan putaran ditambah sampai 400 rpm dan keadaannya baik,
adakan percobaan trip secara manual. Periksa alat-alat trip (alat-alat
pengaman) dan periksa apakah setiap katup menutup dengan baik,
periksa suara-suara yang mencurigakan dengan sebuah tongkat
pendengar.
tutup segera katup masuk utama sesudah turbin ditrip. Putar + 1 kearah
membuka setelah katup tertutup rapat.
dengarkan pada tiap-tiap bagian turbin apakah ada tanda-tanda gesekan
atau keadaan yang tidak normal lainnya.
perhatikan getaran turbin.
reset turbin kembali bila keadaannya baik (reset lokal dilakukan setelah
relay 86 T di control room direset).
buka kembali perlahan-lahan main stop valve dan lakukan pemanasan
pada putaran tetap 400 rpm.
16. Paralel ON
Drain main steam tutup
Drain super heater tutup
Drain throtle valve tutup
17. Beban 10 MW
Drain valve churtis chamber tutup
18. Beban 14 – 20 MW
Heater 5
Buka katup warming setelah 60oC buka katup ext.5
Drain extraction tutup
Spill over gland steam ke kondensor tutup dan ke heater 5 buka
Heater 4
Buka katup warming setelah 60oC buka katup ext.4
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 34
Drain trap 5 dan 4 buka, untuk heater 5 dan 4 by pass orifice tutup
Ext.3 deaerator
Buka katup warming, setelah 150 oC tercapai buka penuh
Drain valve ext. 3 tutup
Auxiliary steam tutup pelan-pelan
Air vent orifice buka, by pass tutup
Valve control PC 209 dan PC 208 tutup
Drain valve dari heater 2 buka (setelah ext.2 dibuka)
Heater 2
Buka katup pengambilan ke heater 2 warming sampai 200 oC
Periksa level, temperatur dan tekanan pada LC 205
Drain setelah check valve tutup
Katup heater 2 buka penuh
Drain setelah check valve tutup
Heater 1
Katup heater 1 warming sampai ± 300 oC
Periksa LC 206 level, temperatur dan tekanan
Drain setelah check valve tutup
Katup heater 1 buka penuh
Drain sebelum check valve tutup
Keterangan :
Steam air heater dari auxiliary steam tutup, dari ext.2 buka
Air fan dari heater 1 ke heater 2 buka ke deaerator
16. Beban 40 MW
SAH diganti dari ext.2 ke ext.3
17. Beban 50 MW
Maximum Continous Rating ( MCR )
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 35
Turbin terdiri dari dua macam komponen utama yaitu komponen yang berputar (rotor)
dan komponen yang stationer (casing). Keduanya akan bersentuhan dengan uap
yang bertemperatur tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan pada
komponen turbin oleh pengoperasian yang melebihi batas.
Parameter-parameter operasional ini perlu mendapat perhatian lebih serius ketika
melakukan start turbin. Parameter-parameter tersebut antara lain :
perbedaan pemuaian
thermal stress
vibrasi
putaran
tekanan dan temperatur uap masuk MSV
Setelah unit (turbin generator) sinkron dengan sistem dan berbeban minimum,
kegiatan berikutnya adalah pembebanan (melayani kebutuhan daya). Sebagaimana
pada proses start-up (rolling), laju pembebanan juga harus mengikuti kurva
pembebanan yang dibuat oleh pabrik pembuat turbin.
Pada saat kondisi operasi sudah steady pengamatan terhadap trend parameter
utama tetap harus dilakukan. Adanya kecenderungan penyimpangan parameter
operasi harus segera diambil tindakan dan kelangsungan operasi yang aman serta
efisien harus dijaga.
Untuk memastikan pemeriksaan telah dilakukan biasanya manajemen pengoperasian
menyediakan logsheet untuk mencatat parameter penting dan kritis. Logsheet juga
berguna untuk pembanding bila terjadi penyimpangan dikemudian hari.
TURBIN UAP OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK 10/03/2010 Hal. 36
1. Beban 40 MW
SAH dari extraction 3 dipindahkan ke extraction 2 (51 V – 52T)
2. Beban 12 MW
Heater 1 s/d heater 5 stop
Spill over gland steam ke kondensor buka, ke heater 5 stopAuxiliary
steam untuk SAH buka, extraction 2 tutup
Drain SAH ke heater 4 tutup, ke drain pit buka
Buka by pass spray water exhaust steam
3. Beban 10 MW
Drain curtis chamber buka
4. Paralel OFF
7. TROUBLESHOOTING
8. Kesimpulan / Saran
8.1. Kesimpulan
Secara keseluruhan dalam pengopersian turbin uap ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu :
Persiapan dan Pemeriksaan Peralatan dan sistem-sistem seperti :
Sistem air pendingin ok
Sistem pelumas ok
Sistem udara kontrol ok
Turning gear ok
Sistem drain ekstraksi siap
Pemantauan Operasional Turbin
perbedaan pemuaian
thermal stress
vibrasi
putaran
tekanan dan temperatur uap masuk MSV
Dari OJT Turbin ini juga diharapkan operator mampu mengoperasikan start stop
turbin uap, khususnya turbin uap PLTU.
8.2. Saran
Dalam OJT ini saya menyadari pengetahuan dibidang turbin sangat minim
dikarenakan keterbatasan waktu mentor maupun kondisi turbin di PLTU ¾. Bisa
dibayangkan OJT selama 2 bulan saya hanya bisa mengikuti proses start turbin 2 kali
dan stop turbin 1 kali. Padahal operator turbin bisa dikatakan kompeten bila jam
terbang dalam mengoperasikan turbin sering khususnya dalam start stop turbin.
Usulan dari saya sebelum OJT diadakan terlebih dahulu semacam diklat pengenalan
turbin uap secara keseluruhan agar pada saat nanti OJT sedikit banyak sudah
paham akan fungsi turbin dan alat bantunya.