Professional Documents
Culture Documents
CAHAYA
(OPTIK)
OPTIK FISIS
ALATALAT OPTIK
OPTIK GEOMETRIS
KAMERA
LUP
PEMBIASAN CAHAYA
MIKROSKOP
KACA PLAN
LENSA PARALEL
TELESKOP
PRISMA
OPTIK GEOMETRI
1. Pemantulan Cahaya
1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu
bidang datar.
2. Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul.
Gambar 1. Diagram
pemantulan cahaya,
dengan keterangan (1)
garis normal, (2) sinar
datang, dan (3) sinar
pantul. Sudut b adalah
sudut datang, sudut c
adalah sudut pantul.
Gambar 4. Dengan
mempertemukan dua
permukaan sermin A dan B di
titik C membentuk sudut apit
sebesar 60° menghasilkan
jumlah bayangan sebanyak lima
buah.
360
n= −1
α
dengan :
n : Jumlah bayangan
Gambar 5. Panjang
minimal cermin yang
diperlukan agar
bayangan anak tampak
seluruhnya dari ujung
kaki sampai ujung
rambut di dalam cermin
adalah cukup L = ½ h,
dimana h sebagai tinggi
badan anak tersebut.
Bagaimana dengan jarak orang ke cermin datar, apakah
berpengaruh dalam pembentukan bayangan? Jawabnya tidak.
Perubahan jarak badan dari cermin datar, hanya merubah besar
sudut datang (i). Akan tetapi karena sudut pantul (r) selalu sama
dengan sudut datang (i), maka besar sudut-sudut pantul akan
berubah sesuai dengan perubahan besar sudut-sudut datang
sehingga tidak merubah bayangan yang terbentuk.
R
f =
2
dengan
f : jarak fokus
Gambar 7. Penomoran
ruang pada cermin cekung.
Daerah di depan cermin
disebut daerah nyata, dan
daerah di belakang cermin
disebut daerah maya.
Gambar 8. Pemantulan
berkas cahaya sejajar sumbu
utama pada cermin cekung
Gambar 9. Pemantulan
berkas cahaya yang
datangnya tidak sejajar
sumbu utama pada cermin
cekung
2. Sinar yang datang melalui titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar
sumbu utama.
2. Sinar yang datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar
sumbu utama.
Hubungan antara jarak benda (s), jarak fokus (f) dan jarak
bayangan (s’) pada cermin cekung dapat ditentukan dengan bantuan
geometrik.
sehingga
A' B' A' F h' s'-f
= =
GO FO h f
Pada gambar tampak juga bahwa segitiga ABO dan A'B'O sebangun
sehingga diperoleh,
1 1 1
= −
s f s'
atau
1 1 1
= +
f s s'
Bila jarak fokus sama dengan separuh jarak pusat
kelengkungan cermin f = ½ R, sehingga persamaan cermin lengkung
juga dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut
2 1 1
= +
R s s'
a. Jarak benda s bernilai positif (+) jika benda nyata terletak di depan
cermin.
Jarak benda s bernilai negatif (-) jika benda maya terletak di
belakang cermin.
c. R dan f bertanda positif (+) untuk cermin cekung dan bertanda (-)
untuk cermin cembung.
Berbeda dengan cermin datar besar bayangan yang dibentuk
oleh cermin lengkung berbeda-beda sesuai dengan letak benda
tersebut terhadap cermin. Untuk mengetahui perbesaran linier pada
pembentukan bayangan pada cermin lengkung maka dapat
dibandingkan tinggi bayangan h’ dengan tinggi benda h atau jarak
bayangan terhadap cermin s’ dengan jarak benda terhadap cermin s.
h' s'
M = =
h s
dengan
M : perbesaran linier
h’ : tinggi bayangan
h : tinggi benda
s’ : jarak bayangan terhadap cermin
s : jarak benda terhadap cermin
Jika dalam penghitungan ternyata diperoleh M >1 artinya
bayangan yang dibentuk lebih besar daripada bendanya, jika M = 1
maka bayangan sama besar dengan bendanya sedangkan jika
0<M<1 maka bayangan yang dibentuk akan lebih kecil dari
bendanya.
1. Pembiasan Cahaya
c
n medium =
v
dengan
atau
n1 n2
n12 = n 21 =
n2 n1
dengan
1. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang
datar.
2. Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias dari
suatu cahaya yang melewati dua medium yang berbeda
merupakan suatu konstanta.
sin i n2
=
sin r n1 Cahaya datang dengan sudut
i dan dibiaskan dengan sudut
Menurut teori muka gelombang rambatan
r. Cepat cahaya dapat
rambat cahaya di
digambarkan sebagai muka gelombang yang tegak
medium lurus
1 adalah arah
v1 dan di
rambatan dan muka gelombang itu membelok
mediumsaat menembus
2 adalah v2. Waktu
bidang batas medium 1 dan medium 2 sepertiyang
diperlihatkan
diperlukan gambar
cahaya
18. untuk merambat dari B ke D
sama dengan waktu yang
dibutuhkan dari A ke E
sehingga DE menjadi muka
gelombang pada medium 2.
Gambar 18. Muka gelombang pada pembiasan cahaya dari medium1
ke medium 2.
Sin i = ,
BD v1.t
=
AD AD
sin i v1
=
sin r v 2
Dengan keterangan,
Pemantulan Total
Pada saat cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke
medium optik kurang rapat dengan sudut datang tertentu, cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis normal. Artinya sudut bias akan selalu
lebih besar dibandingkan sudut datang. Apabila sudut datang cukup
besar, maka sudut bias akan lebih besar lagi, Apa yang terjadi, bila
sudut datang terus diperbesar?
Bila sudut datang terus diperbesar, maka suatu saat sinar bias
akan sejajar dengan bidang yang berarti besar sudut biasnya (r) 90°.
Tidak ada lagi cahaya yang dibiaskan, seluruhnya akan dipantulkan.
Sudut datang pada saat sudut biasnya mencapai 90° ini disebut sudut
kritis atau sudut batas. Pemantulan yang terjadi disebut pemantulan
total atau pemantulan sempurna. Persamaan sudut kritis sebagai
berikut.
Keterangan
sin i n 2
= ik = sudut kritis medium lebih rapat (asal sinar datang)
sin r n 1
n1 = indeks bias medium kurang rapat (tempat sinar
sin i k n bias)
= 2
sin 90 0
n1 n2 = indeks bias bahan lebih rapat (asal sinar datang)
n1> n2
sin ik =
n2
n1
Gambar 20. Intan berkilauan akibat pemantulan
sempurna
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga
dimensi yang dibatasi oleh sisi-sisi yang sejajar.
maka
d d
cos r1 = s=
s cosr1
maka
t t = s. sinα
sin α =
s
d
t= .sinα.
cosr1
Karena maka
i1 = α + r1 d.sin(i1 − r1 )
t=
α = i1 − r1 cosr1
r1 = i2
dengan keterangan
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, (°)
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)
Karena i1 = r2
δ = i1 + r2 − β
δm = i1 + i1 − β
δm + β = 2i1
δm + β
i1 =
2
dan r1 = i2
β = r1 + i 2
β = r1 + r1
→
β = 2r1 β
r1 =
2
sehingga :
sini1 n 2
=
sinr1 n 1
δm + β
sin( )
2 n
= 2
β n1
sin( )
2
δm + β
sin( )
2 n
= 2
β n1
sin( )
2
δm + β
( )
2 n
= 2
β n1
( )
2
δm + β n 2
=
β n1
n2
δm = β −β
n1
n2
δm = ( − 1)β
n1
Dengan keterangan,
n1 = indeks bias medium di sekitar permukaan lengkung
n2 = indeks bias permukaan lengkung
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
R = jari-jari kelengkungan permukaan lengkung
Syarat : R = (+) jika sinar datang menjumpai permukaan
cembung
Bila i dan r merupakan sudut-sudut kecil, maka harga tan i = sin i dan
tan r = sin r sehingga M=
s' sin r
s sin i
Karena atau
sin i n 2 sin r n 1
= =
sin r n 1 sin i n 2
M=
s' n 1
s n2
di peroleh ,
n1 n 2 n 2 − n1 n1 n 2 n 2 − n1
s + s' = R + =
~ R
f1
sehingga atau
n1 n 2 − n1
+ 0 =
f1 R
1 n 2 − n1
=
f n1R
f2 =
n2R
n 2 − n1
(1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa, dibiaskan melalui titik
fokus.
(2. Sinar datang melalui titik fokus lensa, dibiaskan sejajar sumbu
utama.
(3. Sinar datang melalui titik pusat lensa tidak dibiaskan melainkan
diteruskan.
Sifat-sifat bayangan
yang terbentuk:
Nyata, terbalik,
diperbesar
Sifat-sifat bayangan
yang terbentuk:
Nyata, terbalik,
diperkecil
Sifat-sifat bayangan
yang terbentuk:
Sifat-sifat bayangan
yang terbentuk:
n1 n 2 n 2 − n1
s + s' = R
maka
n1 n n − n1
+ 2 = 2
OB BI1 R 1
Pada permukaan lengkung ADC , sinar dari lensa ke medium n1, s =
-DI1, s’ = DI2
maka
n2 n n − n2
+ 1 = 1
- DI1 DI 2 - R 2
+
n1 n n − n1 n1 − n 2
+ 1 = 2
OB DI 2 R 2 − R1
+
n1 n1 n 2 − n1 n1 − n 2
s + s' = R
2 − R1
+
n1 n1 n 2 − n1 n 2 − n1
s + s' = R
2 R1
n 1 n 1 n 2 − n 1 1 1
+ = +
s s' R 2 R 1 R 2
1 1 n2 1 1
+ = − 1 +
s s' n 1 R 1 R 2
Dengan keterangan,
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
n2 = indeks bias lensa
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa
Jarak fokus lensa (f) adalah jarak dari pusat optik ke titik fokus
(F). Jadi bila s = ~ bayangan akan terbentuk di titik fokus (F), maka
s’= f.
1 1 n2 1 1
+ = − 1 +
s s' n 1 1R R 2
1 1 n2 1 1
+ = − 1 +
~ f n1 R 1 R 2
1 1 1
= +
f s s1
Dengan keterangan,
5. Perbesaran bayangan
s1 h'
M= =
s h
Dengan keterangan,
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
h = tinggi benda
h' = tinggi bayangan
berikut.
Pgab = P1 + P2 + P3 + ....
Berlaku ketentuan untuk lensa positif (lensa cembung), jarak fokus (f)
bertanda plus, sedangkan untuk lensa negatif (lensa cekung), jarak
fokus bertanda minus.
Lensa I : Lensa II :
1 1 1 1 1 1
= + 1 = + 1
f1 s1 s1 f 2 s2 s2
s11 s 12
M1 = M2 =
s1 s2
d = s11 + s 2
M = M1 . M2
s11 s 12
M = .
s1 s 2
Rangkuman
L=½h
n=
3600
−1
α
R=2f
= +
1 1 1
f S S1
14. Pada balok kaca, prisma dan lensa, berkas cahaya mengalami dua
kali pembiasan. Pembiasan menyebabkan berkas sinar yang masuk
pada balok kaca mengalami pergeseran saat keluar dari balok kaca
tersebut.
δm = (n2-1– 1)β
M=
s ' n1
sn2
= +
s1 h'
M= =
s h
P=
1
f
18. Bayangan sebuah benda di depan lensa dapat bersifat nyata atau
maya, tegak atau terbalik, diperbesar atau diperkecil bergantung
posisi benda dan jenis lensanya.
GLOSARIUM
Bidang fokus : bidang vertikal yang melalui titik fokus tegak lurus
sumbu utama
Kekuatan
lensa :
Lensa tipis
:
Pemantulan
baur
Sudut datang : sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal
Sudut deviasi sudut yang dibentuk oleh berkas sinar masuk dan
: berkas sinar yang keluar dari prisma.
Sudut pantul : sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dan garis normal