Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Oleh
Dr.H.Ridjaluddin.FN.,M.Ag.
Kepada Yth.
Lembaga Penelitian dan Pengembangan
(Lemlit ) Uhamka Jakarta
1
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Abstraction
KH Ahmad Dahlan is a man of action types that are already in place when
leaving quite a lot of charitable efforts are not made. Therefore, to explore how the
philosophical orientation of education Ahmad Dahlan more properly refers to how he
built the educational system. With his efforts in education, he can be considered as a
" model “Center / titik pusat”; of the rise of a generation that is central point
“model”; of a movement that rose to address the challenges faced by Islamic groups
in the form of backwardness in education systems and kejumudan understand Islam.
Finding and try to find a different view of Ahmad Dahlan with national figures
of his day is more concerned with political and economic issues, Dahlan was
completely absorbed in the field of education. Aiming point on the world of education
in turn drove him into the heart of the people who actually matter. Based on the
description of this concept can be used later to build a more effective nation that is
through education. Keywords: Education, education, instruction, tarbiyah, taklimi,
pedaegogik
2
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
1
PP.Muhammadiyah, Mukaddimah AD/ART, [Yogyakarta, PP Muhammadiyah, 199], hal.7
3
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
B. KAJIAN TEORI
Aspek filsafat berusaha mengkaji beberapa teori guna membantu adanya tema
Telaah Terhadap Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam menurut KH.Ahmad Dahlan,
Keterkaitannya dengan Pemecahan Problema Pendidikan Bangsa. Maka idzinkan
penulis memberikan keterangan yang sederhana ini. Dalam karya-karya intelektual
Muslim yang berhubungan dengan filsafat pendidikan Islam, diantaranya;
Dalam karya Yunus Salam, Riwayat Hidup K.H Ahmad Dahlan, Amal dan
perjuangannya, Dalam buku ini bahan-bahan terpencar yang berisi nasehat-nasehat
Dahlan kepada murid-muridnya, ada dua buku tapi yang umumnya dirujuk sebagai
sumber utama mengenai kehidupan KH.Ahmad Dahlan. Yang pertama ditulis oleh
R.H.Hadjid, kawan dekat dan pengikut Dahlan, berjudul KH.Ahmad Dahlan dengan
17 kelompok ayat-ayat al-Qur’an, pengajarannya kepada santri-santrinya di
Yogyakarta dan yang kedua adalah karangan H.M.Sjoedja, berjudul Riwayat Hidup
KH.Ahmad Dahlan, Pembina Muhammadiyah Indonesia, menceriterakan kehidupan
KH.Ahmad Dahlan sejak kecil sampai dewasa..
4
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dalam karya Yusuf A.Puar “Kenangan Hari Wafat Kiai Hadji Ahmad Dahlan
dan Pembaharuan Pembangunan Islam”, majalah Panji Masyarakat, juga Yusron
Asrafie, Kiai Ahmad Dahlan: Pemikiran dan Kepemimpinannya, Yogyakarta Offset,
1983. dalam buku ini dijelaskan tentang jasa-jasa Kiai dalam pembaharuan
pendidikan Islam di Indonesia dan sejarah berdirinya organisasi Muhammadiyah.
Juga karya Puar yang berjudul : Perjuangan Muhammadiyah.
Dalam karya Munir Mulkhan, di dalam bukunya yang berjudul Pesan dan
Kisah Kiai Ahmad Dahlan; dalam Hikmah Muhammadiyah. Dalam buku ini
menjelaskan mengenai pesan dan kisah K.H. Ahmad Dahlan. Dalam kajian buku ini
pula menjelaskan bagaimana cita-cita beliau mendirikan organisasi ini yakni
menciptakan para pendidik Islam di nusantara ini menjadi seseorang yang memiliki
daya intelektual yang tinggi. Agar menjadi contoh bagi masyarakat lainnya. Dalam
untaian hikmah Muhammadiyah, merupakan nisbat pandangan keagamaan dan
penyebaran nilai-nilai kehidupan daripada pemimpin para tokoh-tokoh
Muhammadiyah. Demikian pula pola kehidupan pendiri gerakan ini, K.H. Ahmad
Dahlan, yang hingga kini beberapa nasehatnya masih terus hidup dalam sanubari
aktivis Muhammadiyah di pusat kota atau yang berada jauh di daerah terpencil.
5
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2
Tim Pembina Al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan, Muhammadiyah Sejarah, Pemikiran dan
Amal Usaha, [Malang,Pus.Dok.Publ, UMM, tt], hal.39
6
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
kesiapan konsep pemikiran dari para perancang system pendidikan di sisi lain, dalam
menyusun cetak biru bagi reformulasi dan reorientasi sistim pendidikan Islam di
Indonesia.
7
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
C. METODE PENELITIAN
Kajian dan pembahasan mengenai masalah yang ditulis ini sangat bergantung
pada sumber-sumber data. Data penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber yang
mengenai tokoh K.H. Ahmad Dahlan yang relevan dengan masalah yang akan
dibahas. Adapun sumber primer yang dipakai dalam penulisan adalah sebagai berikut:
8
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Analisis Data
3
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, [Yogyakarta : UGM, 1990, Cetakan XXII ], hal 42
9
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Untuk penulisan ini adalah berdasarkan riset atau penelitian kepustakaan, yaitu
mengumpulkan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan pokok bahasan.
Observasi [pengamatan lapangan], yaitu melakukan kunjungan secara
langsung ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah, guna memperoleh data yang lebih valid
dan bisa dipertanggung jawabkan secara ilmah tentang filsaafat pendidikan Islam
menurut KH.Ahmad Dahlan. Observasi akan dilakukan selama 4 [empat] bulan, yaitu
dari bulan Januari 2009. Selama observasi, penulis mencar informasi yang akurat
tentang keterkaitan Muhammadiyah dalam filsafat pendidikan Islam KH.Ahmad
Dahlan.
Interview [wawancara], Yaitu melakukan tanya jawab secara mendalam
mengenai beberapa aspek yang diperlukan peneliti khususnya menyangkut proses
perkembangan Muhamamadiyah, keterkaitan Muhammadiyah dengan pemecahan
masalah penddikan masa kini.
4
Malik Fajar memberi penegasan terhadap eksistensi Muhammadiyah, bukan hanya sekedar organisasi, tetapi juga
sebagai state of mind, suasana berpikir dengan etos kerja tajdid, karena jika hanya diidentifikasi sebagai organisasi, ia akan
terkungkung oleh batas-batas struktur , meknisme serta keanggotaan, lhat Imron Nasti, dkk.,Di Seputar Percakapan Pendidikan
dalam Muhammadiyah, Yogyakarta: Pustaka SM, 14,hal.23
10
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
orang dari kalangan para haji, priyayi, pamong praja, orang umum dan pengurus
pergerakan Boedi Oetomo.5 Tujuan didirikan persyarikatan Muhammadiyah ini
adalah untuk membebaskan umat Islam dari kebekuan dalam segala bidang
kehidupannya, dan praktek-praktek agama yang menyimpang dari kemurnian ajaran
Islam.
Bangsa Indonesia yang menerima pendidikan dari Barat terbatas pada calon-
calon pamong praja. Anak Aristokrat ada yang dididik dalam rumahnya
sendiri,pendidikannya ditujukan untuk mempertinggi budi pekerti, akhlakkul
karimah dan kepandaian bergaul, ditambah dengan adat–istiadat nenek moyang. Bagi
wanita kalau dikatakan belajar, pelajarannya terbatas kepada pengetahuan kehidupan
dalam rumah tangga agar nantinya menjadi istri yang baik. Adapun rakyat jelata
umumnya tidak terdidik, kalau mereka ingin belajar merekapun masuk pondok
pesantren.8
5
M.T.Arifin, Op.Cit., hal.20
6
Ibid., hal.9
7
Malik Fadjar, Op.Cit, hal. 45
8
Nurhadi M.Munasir, ed, Dinamika Pemikiran Islam dan Muhammadiyah, Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 1997,
hal.24
9
Ibid.,hal.31
11
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
karena mementingkan masalah keakhiratan semata, dan di pihak lain pendidikan yang
diselenggarakan oleh kolonial penjajah Belanda sama sekali tidak memperhatikan
masalah-masalah kehidupan keakhiratan, hanya mementingkan kehidupan
keduniawiaan. Akibatnya terjadilah pemisahan, dikotomi yang sangat lebar antara
lulusan lembaga pendidikan Islam dan lulusan sekolah Barat, yang sekuler,10
(menjauhkan ajaran Islam, pendangkalan ajaran Islam.)
Pendidikan Islam yang dalam hal ini diwakili oleh pondok pesantren telah
tersebar sebelum kedatangan penjajah kolonial Belanda ke Indonesia. Ia merupakan
lembaga pendidikan tingkat menengah dan tinggi. Pendidikan Islam untuk tingkat
permulaan diberikan di masjid, langgar, musallah atau surau. Santri diberi kebebasan
memilih bidang studi dari guru yang diingininya. Ada santri senior yang diberi
wewenang untuk mengajar. sorogan dan bandongan atau weton.11 Di pondok
pesantren tidak ada sistem kelas, tidak ada ujian atau pengontrolan (evaluasi proses
belajar) kemajuan santri dan tidak ada batas lamanya belajar [kelas]. Penekanannya
pada kemampuan menghafal saja, tidak merangsang santri untuk berdiskusi dengan
sesama santri. Cabang-cabang ilmu yang dipelajari terbatas pada ilmu-ilmu agama
Islam yang meliputi hadits, musthalah hadits, fikih sunnah/ushul fikih, ilmu tauhid,
ilmu tasauf, ilmu mantik, ilmu falaq dan bahasa Arab. 12
Kyai Ahmad Dahlan, melihat kondisi sosial pendidikan umat Islam pada
waktu itu, tergerak untuk melakukan aktivitas yang menerapkan sistematika kerja
organisasi ala Barat. Melalui pelembagaan amal usahanya, Kyai Ahmad Dahlan
melakukan penangkalan kultural (budaya) atas penetrasi pengaruh kolonial Belanda
dalam kebudayaan, peradaban dan keagamaan, utamanya adalah intensifnya upaya
Kristenisasi yang dilakukan misi zending dari Barat.13
10
Din Syamsuddin, ed,Muhammadiyah Kini dan Esok, hal.220
11
Sorogan adalah system pendidikan dimana seorang santri menghadap kyai dan membawa kitabnya. Kemudin Kyai
membaca teks dan santri mengikuti bacaan sang kyai. Sedangkan bandongan sang kyai membaca, mengartikan dan menerangkan
maksud teks dari kitab tertentu di hadapan sejumlah santri, dan santri tingkat intermadiete dan advance, lihat Ibid., hal 221.
12
Ibid., hal 220-221
13
M.T. Arifin, Op.Cit., hal 4
12
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kyai Ahmad Dahlan dianggap sebagai tokoh pembaharuan Islam yang cukup
unik,dan dikagumi karena usaha pembaharuan Islamnya merupakan upaya terobosan-
terobosan terhadap masalah-masalah umat yang mendesak untuk diatasi. Ia juga tidak
memiliki background pendidikan Barat, tetapi gagasannya yang maju membuka lebar-
lebar pintu ijtihad, (kesungguhan perubahan dalam Islam) dan melarang pengikutnya
bertaklid,16 (mengikuti tanpa mengetahui alasan dalilnya yang tepat).
Konsep tentang kyai intelek dan intelek kyai sebagai tujuan yang hendak
dicapai dari produk pendidikan Muhammadiyah, mengandung maksud bahwa
pendidikan diarahkan dalam pembentukan manusia muslim yang sempurna baik budi
14
PP Muhammadiyah, Op.Cit,hal.59
15
Din Syamsuddin, Op.Cit.,hal.222
16
Malik Fadjar, Op.Cit., hal.89
17
Ibid.,hal.73
13
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pekertinya, patuh dan alim dalam melaksanakan ajaran agamanya, luas dalam
pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan dan bersedia berjuang untuk kemajuan
masyarakatnya.18
18
Munir Mulkan, Op.Cit., hal.120
19
Ibid., hal.154
14
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Jadi dua golongan di atas dalam hati satu sama lain sama rendah
merendahkan. Setelah Kyai Haji Ahmad Dahlan sudah bisa berkenalan dengan
priyayi-priyayi sementara banyak, para priyayi-priyayi sama mengerti bahwa Kyai
Ahmad Dahlan itu pengetahuannya bukan saja tentang agama, tetapi beliau mengerti
berbagai macam pengetahuan juga. Malahan pengetahuan yang diajarkan di sekolah
rendah itu atau di sekolah bakal guru, Mulo dan A.M.S. ada sementara yang termasuk
20
Malik Fadjar, Op.Cit, hal. 63.
21
Majalah yang diterbtkan oleh persyarikatan Muhammadiyah
15
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
rendah kalau dibandingkan sama pengetahuannya Kyai Ahmad Dahlan, misalnya hal
perbintangan, kimiyah dan ilmu alam.
Demikianlah itu lalu kyai Haji Ahmad Dahlan bisa mengerti atau merasa
bahwa para priyayi itu ada yang melebihi di atasnya santri-santri tentang luasnya
pengetahuan, biarpun masih rendah. Segala-galanya serba teratur di atasnya pada
santri, hanya tentang berlakunya kebutuhan,para priyayi banyak yang menunjukkan
korat-koritnya.
Perkara yang baik yang terdapat pada kedua golongan tadi menurut kehendak
Kyai Haji Ahmad Dahlan akan diletakkan pada santri-santri dan priyayi-priyayi yang
termasuk bangunan baru. Sedang cacatnya yang buruk hendak disingkirkan. Oleh
karena itu maka Kyai Haji Ahmad Dahlan berhajad hendak menggabungkan
sekolahan dengan pondok. Penggabungannya demikian :
22
PP Muhammadiyah, Op.Cit.,hal.63
16
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
bid’ah artinya cara ketika hidupnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Cara baru yang
dibicarakan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan tadi disebut cara yang jelek.23
Kyai Ahmad Dahlan dalam menghadapi tantangan, baik yang datang dari para
santri maupun sanak familinya sendiri, senantiasa bersabar dan istiqomah dengan
memberikan penjelasan bahwa meningkatkan sarana dan menyempurnakan metoda
dalam penyelenggaraan pendidikan tidak termasuk perbuatan bid’ah (menambah-
nambah dalam pelaksanaan agama Islam) . Meskipun tidak ada bantuan sedikitpun
dari mereka, namun tetap tidak ada dukungan terhadap cita-cita pembaharuan
pendidikan dalam Islam itu. Dengan tekad yang kuat, tanpa menunggu dukungan dan
bantuan orang luar, ia mendirikan sekolah sendiri. Dengan mengambil tempat di
serambi, pinggiran rumah tinggalnya, diletakkan bangku-bangku dan meja tulis untuk
tempat belajar para murid. Belajar dengan cara sedemikian pada saat itu sangat asing
di kalangan para santri dan dianggap bertentangan dengan ajaran agama Islam.
23
Ibid., hal.72-74
24
Ibid., hal 93-95
17
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
25
Noeng Muhajir, Pendidikan Islam bagi Masa Depan Umat Manusia” dalam Nurhadi M.Munasir, ed, Dinamika
Pemikiran Islam dan Muhammadiyah, Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 1997, hal. 96-102
18
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
terpenting.26 Pandangan Kyai Haji Ahmad Dahlan tentang pendidikan Islam bertitk
tolak dari upaya pengembangan akal melalui proses pendidikan yng pada akhirnya
akan bermuara pada tumbuhnya kreatifitas dan memberikan implikasi bagi warga
Muhammadiyah untuk memiliki semangat tajdid,27 pembaharuan pendidikan Islam
26
Malik Fadjar, Op.Cit., hal. 19
27
Munir Mulkhan, Op.Cit,hal. 94
28
Malik Fadjar, Op.Cit.,hal.4
29
Madrasah Mualimin Muhammadiyah cikal bakalnya adalah pondok Muhammadiyah yang didirikan KH.Ahmad
Dahlan tahun 1920, kemudian pada tahun 1924 berubah nama menjadi Kweek School Muhammadiyah yang kemudan dikenal
dengan madrasah Mualimin /Mualimat Muhammadiyah. Dengan adanya perubahan peraturan, bentuk madrasah yang ada
sekarang dikenal Raudhatul Atfal, Ibtidaiyyah, Tsanawiyah dan Aliyah, lihat Din Syamsuddin, Op.Cit., hal.223
30
Sekolah umum Muhammadiyah sudah dirintis penyelenggaraannya sejak tahun 1926 yang bernama HIS met de
Qur’an, kemudian berganti nama menjadi Holland Inlandse School [HIS] Muhammadiyah tidak lama berdiri pula MULO HIK
dan Schakel School Muhammadiyah dan saat sekarang tingkatan lembaga sejenis adalah Taman Kanak-Kanak, SD,SLP dan SLA
bahkan sampai Perguruan Tinggi. Bersarakan laporan Muktamar ke 41 jumlah madrasah dan sekolah mencapai + 14384 buah
sedngkan Perguruan Tinggi dari berbagai jenis; Universitas, Institut, Sekolah Tinggi dan Akademi sebanyak 67 buah dengan +
120 Fakultas, lihat Ibid., hal.224
31
Ibid., hal. 223
19
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sejarah, ilmu hitung, menggambar, bahasa Melayu, bahasa Belanda dan bahasa
Inggris.32
Dalam perkembangan kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai hal yang biasa,
karena hampir semua lembaga pendidikan telah mengintegrasikan ilmu umum dan
ilmu agama dalam kurikulum pendidikannya. Terlebih-lebih dewasa ini telah ada
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SPN tahun 2003).
32
Amir Hamzah Wiryosukarto, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam, Singasar UP, Ken Mutia, 1966, hal
122-123
33
Penyebutan Al-Islam menjadi ciri khas pendidikan Muhammadiyah adalah agar warga Muhammadiyah menjadi
manusia muslim yang melaksanakan semua komponen pendidikan Islam yang mantap dan terpadu, lihat Di Seputar Percakapan
Pendidikan dalam Muhammadiyah, hal.46-47
34
Ibid., hal. 17
35
Deliar Noer, Op.Cit., hal.95.
36
Deliar Noer, Op.Cit.,hal 97
20
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sekalipun cukup banyak kitab-kitab yang dibaca dan dipelajari, KH. Ahmad
Dahlan termasuk pemikir dan pembaharu yang tidak meninggalkan tulisan dalam
bentuk kitab atau catatan tertulis. Tidak adanya peninggalan karya tulis ini karena
yang ditinggalkan adalah berupa pesan-pesan lisan dalam berbagai forum agar
kembali pada petunjuk alQur'an dan as-Sunnah dan juga dikarenakan adanya
kekhawatiran pengikutnya hanya akan berpegang pada tulisan atau ajarannya saja
yang justru akan memandekkan dalam berfikir dan berpendapat. KH. Ahmad Dahlan
menempatkan al-Qur'an dan as-Sunnah sehagai rujukan utama yang menghargai
kebebasan berfikir dan berpendapat agar ada dinamika dan kemajuan dalam ber-
37
Ibid.,hal. 166
21
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Islam. Dengan demikian, Islam dirasakan akan selalu segar dalam zaman yang selalu
berubah ini.38
Juga dikatakan;
Dahlan is a pragmatist, he didn't leave any writing about his, life or his ideas. There
are few sketchy biographies- in the, form of brief articles or slim books and a few
unecdots but most of these contain personal interperiation and speculative assasments
about him and his alleghed teaching.39
Namun ada seorang murid yaitu R.H Hadjid yang secara tekun berguru dan
bergaul selama bertahun-tahun sampai akhir hayat KH. Ahmad Dahlan dan
menuangkan inti sari pelajaran yang dipelajarinya secara tertulis dalam bentuk buku
kecil yang diberi judul falsafah Pelajaran KH. A Dahlan. Menurut Hadjid dalam
pelajaran yang diberikan berkali-kali KH.Ahmad Dahlan menampakkan rasa takutnva
kepada berita besar" (Nabaal Adziem) yang disebut dalam al-Qur'an surat an-Naba'.
Ini tercermin dalam kata-kata, pelajaran dan nasehat yang KH Ahmad Dahlan
sampaikan, disamping itu pada akhir usianya KH Ahmad Dahlan lebih menampakkan
sifat raja' (mengharapkan rahmat dan pertolongan Tuhan.)40' Rasa takut yang
menyelimuti KH Ahmad Dahlan dengan didasari kecerdasan dan dibekali ilmu agama
yang dimilikinya justru menumbuhkan keberanian mengadakan reformasi dalam
mensikapi berbagai persoalan dalam hidup ini. Apakah akan terbelenggu dalam
ketertutupan dan keterbelakangan atau maju menuju keterbukaan dan kemajuan.
Dalam kesempatan lain yang juga diulang-ulang KH Ahmad Dahlan mengingatkan
manusia bahwa hidup di dunia ini hanya sekali sebagaimana dikatakan: "Kita
manusia ini hanya di dunia sekali, sesudah itu akan mendapat kebahagiaankah atau
kesengsaraankah”.
38
M.Rusli Karim, Op.Cit, tahun 1986, halaman 14
39
Alfian, Op.Cit, tahun 1989. halaman 136
40
RH Hajid, Op.Cit.,tt., halaman 5.
22
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
"Manusa itu semuanya mati perasaannya kecuali orang-orang yang beramal, dan
orang-orang berilmupun dalam keadaan kebingungan kecuali mereka yang beramal,
dan orang yang beramalpun dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas”.
Ada tiga hal yang ditekankan oleh KH Ahmad Dahlan dalam memandang dan
mensikapi berbagai persoalan kehidupan ini yaitu hidup yang dikaitkan dengan ilmu,
amal dan sikap ikhlas.
41
RH.Hajid, Op.Cit,tt, halaman 6
23
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
42
S e jarah Hidu p Wa hid Hasyim,Pan itia Buku Peringa ta n Alma rhu m KH.A. Wa hid Ha syim, ta hu n
175 , hala ma n 241 .
43
M.Rusli Karim (ed), Muhammadiyah dalam Kritik dan Komentar, CV Rajawali, Jakarta, tahun 1986,
halaman 5
44
H.Djarnawi Hadikusumo, Op,Cit, tt, halaman 6
24
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dalam kaitan dengan ilmu ini maka memelihara agama adalah dengan
melestarikan ilmu agama itu sendiri dan mengajarkannya serta mempelajarinya, tentu
saja untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. tentang pengamalan ini akan
dibahas tersendiri setelah uraian masalah ilmu ini. Faktor ilmu ini pula yang
mendorong KH Ahmad Dahlan untuk mengadakan pembaharuan agar Islam selalu
dirasakan tetap segar dan mampu menjawab tantangan zaman.
Dalam hal ini Prof Dr. Hamka mengemukakan bahwa untuk melaksanakan
idealisme ini perlu adanya kekuatan yang menggerakkan, kekuatan itu bukan pedang
tetapi organisasi yang teratur dan rapi serta disiplin. Muhammadiyah dengan
organisasi otonominya didirikan untuk mewujudkan idealisme ini.45
Hal kedua yang mendapat penekanan dalam sikap hidup KH Ahmad Dahlan
adalah bidang amal usaha dan ini merupakan identitas kehidupannya. Menurut
pandangannya beragama adalah beramal, artinya berbuat sesuatu melakukan tindakan
45
Sejarah Hidup KH Wahid Hasyim, tahun 1957, halaman 248 "Abdu l Minir Mulkan. op.cit. tahun 1990,
halaman 8.
25
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sesuai dengan isi pedoman al-Qur"an dan as-Sunnah.46 Dikatakan pula bahwa
didirikannya persyarikatan Muhammadiyah ,justru untuk beramal, tidak ada gunanya
Mendirikan parsyarikatan kalau tidak ada amal usaha yang nyata. Suatu saat
dalam pengajian KH Ahmad Dahlan menyampaikan pesan;
"Kamu tidak mau menjalankan tugas amal itu karena kamu tidak bisa, bukan
? Beruntunglah ! Marilah saya ajarkan soalnya itu. Jadi kalau sudah dapat dan
mengerti kamu harus menjalankan. Dan soalnya kalau kamu tidak mau, asal tidak
mau saja. Siapakah yang dapat mengatasi orang yang sengaja sudah tidak mau.”47
Ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan, juga dikatakan ajaran Islam
mewajibkan pemeluknya untuk mencari ilmu setinggi mungkin dan dengan ilmu yang
dicapainya itu setiap orang harus melakukan sesuatu dalam rangka mengamalkan
ilmunya.
46
Abdul Munir Mulkan, Op.Cit, tahun 1990, halaman 8
47
Solihin Salam, Op.Cit, tahun 1962, halaman 24
48
H.Djarnawi Hadikusumo,Dari Jamaluddin Al-Ghani sampai KH Ahmad Dahlan, tt.halaman 51, dan Nurholis
Majid,dkk, Aspirasi Umat Islam Indonesia, Op.Cit, 1983, halaman 131
26
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pada kesempatan lain dengan semboyan sedikit bicara banyak bekerja dalam
pengajian yang diadakan di kalangan jama'ah AI-Irsyad di Jakarta, KH. Ahmad
Dahlan dalam pidato vang tajam dan memukau menerangkan betapa pentingnya hidup
ini di isi amal usaha yang konkrit sebagaimana yang telah dirintisnya dalam
mendirikan sekolah-sekolah Islam yang saat itu masih merupakan suatu hal yang
baru. Anggota ,jama’ah menyambutnya dengan antusias dan senang hati berlomba--
lomba untuk beramal. Dalam waktu yang singkat bagaikan pohon yang dirontokkan
buahnya dapat dikumpulkan derma sampai ribuan rupiah yang luar biasa banyaknya
untuk ukuran saat itu.49
Sebagai wujud dari amal usahanya pada tahun 1916, empat tahun setelah
Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan persyarikatan telah itu
membangun 266 lembaga PKU yang didirikan dari 210 panti asuhan, 13() BP/RB. 8
RS dan 8 sekolah kesehatan.50 Saat Direktur Jenderal Agraria membuka pengurusan
sertifikat tanah melalui Prona ada 8500 sertifikat tanah yang diurus oleh PP
Muhammadiyah dengan luas tanah yang beragam dari hanya 100 - 200 m2 sampai
dengan 8-12 ha51 Oleh Alfian dikatakan bahwa salah satu keberhasilan KH Ahmad
Dahlan adalah sebagaimana diungkapkannya :
"He appeared to have shrewdly ludged his societs and for that matter he had
been able to create a more or less favourable surrounding of Muhammadiyah,
thereby enabling him to work quietly but tiredly in building he solid foundation of
movement. This was the secret of Dahlan success.”52
Hal ketiga yang ditekankan dalam sikap hidup KH Ahmad Dahlan adalah
keikhlasannya dalam beramal. Keikhlasan ini telah dicontohkan sendiri dalam segala
tindakannya seperti halnya ketika membangun musholla dan menggunakan rumahnya
untuk tempat sekolah. KH Ahmad Dahlan menekankan bahwa dalam hati seseorang
harus ditanamkan gairah dan gerak hati untuk maju dengan landasan moral dan
49
Solichin Salam, Op.Cit, tahun 1963, halaman 60, :Sejarah Hidup Wahid Hasyim,tahun 1957, halaman 243.
50
M.Rusli, Op.Cit, tahun 1986, halaman 224
51
Ibid, halaman 203
52
Alfian, Op.Cit, tahun 190, halaman 9
27
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
keikhlasan dalam beramal.53 Keikhlasan beramal inilah yang dapat dirasakan dalam
wasiat menjadi pedoman dalam beramal sebagaimana dikemukakan :
Dari tiga hal tersebut di atas yaitu ilmu, amal dan ikhlas sebagaimana
dipesankan oleh KH Ahmad Dahlan dan menjadi sikap hidupnya, pertumbuhan dan
perkembangan persyarikatan yang dibina oleh KH Ahmad Dahlan dapat maju dengan
pesat. Dengan demikian tidak adanya peninggalan KH Ahmad Dahlan dalam bentuk
tulisan dan kitab-kitab, itu menandakan justru seluruh amal usaha yang dirintisnya itu
merupakan tulisan KH Ahmad Dahlan yang sebenarnya.
Tulisan dalam bentuk amal usaha yang berkembang pesat baik kuantitas
maupun kualitas merupakan refleksi dari sikap hidupnya dan itu untuk menjawab
tantangan kemunduran umat Islam saat itu dan untuk memenuhi kemajuan umat.
Berkali-kali KH Ahmad Dahlan mengingatkan bahwa hidup itu hanya sekali yang
diterjemahkan hidup sekali itu harus dioptimalkan aspek keduniaannya dengan tidak
mengisolasi diri tetapi justru untuk memajukan kehidupan dunia dalam rangka
menatap kehidupan yang abadi di akhirat.
53
AM.Mulkan, Op.Cit, tt, halamn 51
54
Solihin Salam, Op.Cit, tt, halaman 51
28
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Surat Al-Imran ayat 104 yang dijadikan rujukan dalam persyarikatan yang
dirintisnya merupakan identitas dari setiap gerak dan langkahnya, yaitu gerakan amar
ma’ruf nahi munkar agar umat manusia dapat meraih keberuntungan hidup baik di
dunia yang hanya sekali ini maupun juga keberuntungan hidup yang lebih abadi di
akherat. D sinilah letak kekuatan moral dari gerak sosial vang disebarluaskan diantara
para muridnya, karena untuk dapat beramar ma'ruf dan bernahi munkar terhadap
orang lain, para murid KH Ahmad Dahlan harus lebih dahulu beramar ma'ruf dan
bernahi munkar terhadap dirinya sendiri.
Salah satu contoh yang jelas dan yang benar-benar berat untuk dilaksanakan
pada saat itu, sebelum mendirikan persyarikatan adalah upaya KH Ahmad Dahlan
dalam meluruskan kiblat sholat vang sudah mentradisi menghadap ke barat yang
mendapat tantangan dari para kyai yang ada dan juga mengadakan gerakan kebersihan
lingkungan seperti selokan dan jalan kampung. untuk ukuran sekarang upaya
kebersihan dalam contoh tersebut sangatlah sederhana, tetapi untuk memahami
kebersihan di mana kadar kesadaran sosial tentang kebersihan masih sangat rendah
dan yang lebih mementingkan kesucian formal ketimbang kebersihan riel gerakan KH
Ahmad Dahlan tersebut merupakan gerakan yang luar biasa. Karena kebersihan
lingkungan masih merupakan acuan normatif teoritik ketimbang sebagai amalan
praktek.
29
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Empat aspek potensial yang tampak itu adalah untuk kelompok tradisional dari
segi SDM-nya adalah petani, ideologinya madzhab (faham golongan), produknya
pesantren, dan efeknya adalah penerimaan secara dogmatik/konservatif; sebaliknva
kelompok Muhammadiyah tampak dari segi SDMnya adalah kelas menengah
commercial class. ideologi tajdid, produk sekolah modern, panti asuhan, rumah sakit,
poliklinik dan lain-lain, sedang dari segi efeknya adalah munculnya rasionalis dalam
kehidupan. 55
Dibawah ini ini dikemukakan beberapa konsep dan saran strategis diharapkan
berguna bagi pelaksanaan pendidikan Islam menuju masa depan yang cerah,
55
M.Rusli Karim, Muhammadiyah dalam Kritik dan Komentar, CV Rajawali, Jakarta, tahun
1986, halaman 140
30
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
diterapkannya digali dari syariat Islam. Sistem tersebut menjadi sumber asasi setiap
undang-undang dan peraturan teknis di semua aspek kehidupan. Manusia merupakan
agen perubahan dan pendidikan merupakan alat perubahan. Maka untuk menciptakan
masyarakat yang Islami, pendidikan Islam harus dijadikan alat perubahan dan
pendidikan merupakan alat perubahan. Maka untuk menciptakan masyarakat yang
Islami, pendidikan Islam harus dijadikan alat perubahannya. Sesungguhnya Allah
Tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’ad, 13 : 11)
31
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
32
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
33
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
kehidupan sosial dan materialnya agar memperoleh penghargaan soaial dan imbalan
material yang layak.
34
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kesimpulan
Filsafat Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan tidak terlepas dari peran dan
amal usaha yang ia terapkan kepada umatnya, dan juga gerakan yang didirikannya
Muhammadiyah di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330
H/18 Nopember 1912. ia bukan seorang pemikir Islam dan juga bukan seorang
intelektual. Tapi ia seorang tokoh dalam memerankan pendidikannya melalui dakwah.
Maka jarang sekali kita melihat karya Ahmad Dahlan. Bahkan para murid-muridnya
yang selalu mencatat apa yang beliau sampaikan. Seperti KRH, Hadjid yang menulis
tentang pelajaran Ahmad Dahlan mengenai 7 falsafah ajaran & 17 kelompok ayat al-
Qur’an.
Saran saya terhadap filsafat pendidikan Islam menurut K.H. Ahmad Dahlan
adanya peran dalam beramal dan berusaha. Itu sebenarnya yang dikedepankan oleh
K.H. Ahmad Dahlan. Walaupun pada saat-saat ini gagasan yang ia tancapkan di ibu
pertiwi sangatlah urgens, bagi pemikir modernis di Indonesia.
35
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kritik saya terhadap K.H. Ahmad Dahlan, dia seorang tipe man of action.
Tidak memberi karya satupun. Tapi mampu memberi warisan intelektualnya, ini
sungguh magic bagi intelektual manapun. Pasti dalam pribadinya ada kekurangan
dalam gagasan beliau, akan tetapi mampu membuat pendidikan Islam di Indonesia ini
menjadi modern.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdul Munir Mulkhan, Pesan dan Mas Kiai Ahmad Dahlan; dalam Hikmah
Muhammadiyah, Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2007.
36
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Mulkhan, Abdul Munir. 1990, Warisan Intelektual K.H. Ahmad Dahlan dan
Amal Muhamammadiyah, Yogyakarta: PT Percetakan Persatuan.
Mulkhan, Abdul Munir. 2007, Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan; dalam
Hikmah Muhammadiyah, Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.
Madjid, Nurholis, dkk, Aspirasi Umat Islam, Lappenas, Jakarta, tahun 1983.
37
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
38
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
39