Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini, sebuah perusahaan ataupun
lembaga usaha lainnya dituntut untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dengan tujuan untuk
memperoleh laba. Karna laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan
perusahaan pada suatu periode tertentu. Di samping memaksimalkan kinerja untuk memperoleh
laba, perusahaan juga harus memperhatikan kondisi perekonomian yang saat ini mengalami krisis
berkepanjangan, seperti : naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok maupun bahan baku
untuk industry sehingga sebagian besar industri memilih menutup usahanya karena tidak dapat
memenuhi kebutuhanya.
industri yang mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil ini. Maka dari itu
perusahaan mencari manajemen yang baik, yang bisa mengelola semuanya dengan maksimal dan
laba untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan usahanya sebagai alat untuk menjaga
Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri.
Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan,
maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan yang
bersangkutan. Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menilai
keberhasilan usahanya, juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
1
2
keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi pihak luar perusahaan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi terhadap
Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan aspek
non keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara, mengukur tingkat
kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat
kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan
terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
sosisal sekitarnya.
Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena
penilaian dari satu orang berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian
Analisis keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah
analisis rasio keuangan. Dengan analisis rasio keuangan akan dapat diketahui tingkat likuiditas
perusahaan. Dengan mengetahui tingkat suatu perubahan, maka akan dapat diketahui kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancarnya.
Tingkat likuiditas ini sangat berguna bagi perusahaan khususnya kreditur yang memberikan
kredit jangka pendek. Jadi dengan mengetahui tingkat likuiditas suatu perusahaan, maka akan
dapat diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah perusahaan tersebut baik atau
buruk, sehingga dapat diperkirakan tentang kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam
suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan dan
hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk
data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya,
3
penganalisa menyendiri bahwa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan
(mathematical relationship) antara suatu terntu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan
terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah
alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara
konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki banyak
kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan manajemen, kecuali kerelaan pemilik
merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang
franchiser.
Di Indonesia franchise dikenal sejak tahun 70an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC,
Swensen, dan Burger King, yang perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995.
Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima franchise di Indonesia
tapi usaha franchise ini mengalami kemerosotan ketika terjadi krisis moneter. Para penerima
franchise asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat dalam.
Hingga tahun 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu
disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit
politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat
pesat.
4
Perkembangan bisnis waralaba atau franchise saat ini memicu pertumbuhan ekonomi
yang sehat dan membuka kesempatan lapangan kerja baru. Serta mempermudah peluang
pengadaan kesempatan bisnis kepada khalayak luasManajemen yang handal harus ada disetiap
perusahaan, dimana keberhasilan operasi, kinerja dan kelangsungan hidup perusahaan dalam
jangka panjang tergantung dari keputusan tim manajemen. Selain itu manajemen juga perlu
melakukan penilaian atas kinerja keuangannya per periode sehingga berdasarkan hasil kinerja
tersebut tim manajemen dapat mengetahui maju mundurnya perusahaan tersebut. Yang nantinya
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul laporan akhir yang disusun penulis adalah : “ Analisis Likuiditas pada Modal Sendiri Untuk
Dari latar belakang permasalahan di atas maka penulis mencoba mengemukakan rumusan
masalah dari Analisis Rasio Likuiditas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja pada PT. Fastfood
likuiditas ? ”.
Berdasarkan perumusan masalah yang ingin di teliti oleh peneliti maka yang menjadi
1. Untuk mengetahui kenerja PT. Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dilihat dari rasio
likuiditasnya.”
2. Untuk menghitung dan menganalisa Current Ratio dan Quick Ratio pada PT.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang pastinya berguna diwaktu yang
akan.
3. Memberikan masukan pada PT. Fastfood ndonesia, Tbk (KFC) agar lebih dapat
Untuk mempermudah dalam penyusunan dan meahami skripsi ini maka di susun
BAB I : Pendahuluan
Bab ini mengutarakan latar belakang permasalahan yang ada, sebagai pengantar guna
membahas pokok permasalahan, diikuti oleh perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Bab ini memuat uraian tentang teori – teori mengenai laporan arus kas untuuk
mengevaluasi kinerja perusahaan serta penelitian – penelitian laporan arus kas yang pernah
dilakukan sebelumnya.
6
Bab ini berisi pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis, ruang lingkup
penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel,prosedur pengumpulan data, serta tehnik
analisis.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku
yang bersangkutan.
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga
termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari
faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data
yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk
Ada beberapa definisi laporan keuangan keuangan yang dikemiukakan oleh para ahli yaitu :
1. Laporan keuangan menurut J. Fred Weston & Thomas E. Copeland(1994: 24) adalah
laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan
8
kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan Keuangan juga
melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan
analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan.
2. Laporan keuangan mennurut Sawir (2001 : 2).adalah media yang dapat dipakai unluk
meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi,
ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan.
3. Mehurut Harnanto (1987 : 9) Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi,
yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba vang ditahan. laporan perubahan posisi
keuangan serta catatan atas laporan keuangan,
4. Laporan keuangan menurut Munawir (2000: 2) adalah laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat unluk berkomunikaxi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak vang
berkepentingan dengan utau aktivitas perusahaann tersebut .
penyajian hasil kegiatan/usaha dari keadaan/posisi financial kepada yang berkepentingan (1992 :
9).
dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya pada periode I akutansi) dan memberikan
gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai dalam waktu tersebut (1995 : 9).
perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan
tersebut, seperti manajer perusahaan, para pemilik atau pemegang saham dan lembaga keuangan.
Laporan keuangan diharapkan untuk disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya
penyimpangan (biasa), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini,
profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap
9
akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari
berikut :
a. Manajer Perusahaan, untuk mengetahui keadaan atau posisi pada masa lalu untuk
dijadikan sebagai dasar mengambil langkah-langkah atau kebijaksanaan pada masa yang
akan dating dan mengetahui penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan agar dapat
diatasi dan dilakukan perbaikan dimasa mendatang.
b. Para Pemilik atau Pemegang Saham, untuk mengetahui keadaan perusahaan dan menjaga
keamanan dana yang ditanamkannya pada perusahan tersebut serta untuk mengetahui
kondisi tersebut.
c. Lembaga-lembaga Keuangan atau Bank, untuk mengetahui perkembangan dan
kemampuan perusahaan tersebut dan keadaan finansialnya, agar pihak-pihak lembaga
keuangan dan bank dapat terjamin dalam pemberian jaminan.
d. Lembaga-Lembaga Pemerintah serta Dinas Perpajakan berkepentingan sebagai dasar
dalam menentukan tingat persentase pajak yang dibebankan terhadap perusahaan yang
bersangkutan.
Ada banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum digunakan adalah
:
1. Laporan Laba Rugi
Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:"Laporan rugi laba merupakan sualu
laporan yang sistemalis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh organisasi suatu
Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan tujuan
untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dan perusahaan, selama jangka waktu yang
a. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga diperoleh
harga kotor.
b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya administrasi,
c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar pokok operasi perusahaan yang
d. Bagian terakhir menunjukkan laba atau rugi dengan insendentil sehingga akhirnya diperoleh
perusahaan.
2. Neraca
hutang serta modal dari suatu laporan yang disusun pada suatu saat tertentu, (2000:13) ".
Menurut Harnanto, neraca adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan maksud untuk
menunjukkan keadaan (posisi) finansial perusahaan pada saat (tanggal tertentu, (1984: I) ".
Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam, bentuk
1. Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang serta
modal tercantum sebelah kanan/kredit.
2. Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang
selanjutnya diikuti hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal.
3. Laporan Perubahan Laba Ditahan
Laporan Perubahan Laba Ditahan menunjukkan laba yang diperoleh perusahaan dan
dividen yang dibayarkan selama satu periode sehingga menyebabkan perubahan laba ditahan.
Laporan Arus Kas merupakan ringkasan arus kas selama satu periode. Laporan ini
menunjukkan perubahan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi, investasi dan financial
Tujuan yang paling utama dari Laporan Arus Kas ini adalah untuk memberikan informasi
selama periode berjalan. Adapun bentuk penyajian Laporan Arus Kas ini dibagi menjadi empat,
yakni :
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
12
kinereja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagaian besar pemakai. namun demikian,laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi
yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan (ekonomi). Keputusan ini
menycakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam
keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan
kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang
bersangkutan". Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu
Fakta-fakta yang telah dicatat berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta
dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang
disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan. Pencatatan dan pos-pos ini berdasarkan catatan historis dan peristiwa-
13
peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos
postulate).
Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan
yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.
Disamping itu di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang
a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau
kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan
terus. Konsekuensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan
merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih yang berjalan yang
didasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Terjadi
jumlah-jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi
jika aktiva itu dijual atau dikuasai,
b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal ini
bertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat semua transaksi
atau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara
nilai-nilai dari berbagai tahun.
3. Pendapat pribadi (personal judgment).
transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar konvensi yang sudah
ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-
konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan
yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang
dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang
telah disetujui akan digunakan didalam beberapa hal, diantaranya menggunakan metode untuk
14
menaksir piutang tidak dapat ditagih dan penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dan
suatu aktiva tetap akan sangat tergantung, pada pendapat pribadi menajemennya dan berdasar
Dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat
bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan merupakan
laporan final.
2. Adanya beberapa standar nilai yang bergabung.
Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan
akan tercantum sebesar nilai bukunya.
3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah.
Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian
sehari-hari.
4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang.
10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa/transaksi dari
pada bentuk hukumnya (formalitas).
11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.
12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi
dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya
diabaikan.
14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.
15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.
16 Nilai beli rupiah makin lemah.
pengertian analisa laporan keuangan oleh beberapa ahli adalah: Salah satu tugas penting
manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan,
sedangkan
keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil
dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan
yang lain baik antara data kuiantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangatl penting dalam proses menghasilkan keputusan yung
keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan data
lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna
saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu (1998) ".
16
metode dan teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur hubungan
antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari masing-
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu:
Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk
menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada
pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat
keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Salah
17
satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian
relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai
dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio
keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran
dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio
keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan
keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup,
sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh
manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis
kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian
industri.
Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang
bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keungannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan , terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari
1. Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
2. Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan.
3. Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan
hubungan diantara angka-angka tertenntu. Dalam analisis keuangan angka-angka berasala dari
data-data keuangan, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang
Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan, yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya
2. Rasio Leverage (hutang)
Rasio hutang digunakan untuk mengukur seberapa besar operasi perusahaan dibiayai dari
hutang
3. Rasio Aktivitas
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam
memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada.
4. Rasio Profitabilitas
Yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan laba.
5. Rasio Penilaian
Yaitu nisbah untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai
perusahaan.
Rasio keuangan menurut Skousen, dkk (2001 : 69) bertujuan untuk menekan bahwa
pembuatan dari laporan keuangan oleh akuntan bukanlah akhir dari proses, tetapi awal. Laporan
kemudian dianalisis oleh penanam modal, kreditur, dan manajemen untuk mendeteksi tanda
adanya kinerja yang kurang dan memperkirakan bagaimana perusahaan akan dilakujkan dimasan
akan datang.
Kebenaran untuk mengartikan rasio tergantung pada perbandingan nilai rasio perusahaan
dengan nilai untuk perusahaan yang sama dalam tahun sebelumnya, sama seperti untuk menilai
19
perusahaan lain dalam industri yang sama. “Suatu rasio mengungkapkan hubungan matematik
antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos
lainnya” (Dwi Prastowo, 1995 : 54). Sedangkan untuk jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan
harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer dan Marcus, 1995).
Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva
lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi
Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak
managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. Jadi rasio likuiditas
mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah
perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering digunakan adalah
1. Current Rasio.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer
jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka
pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva
lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi
100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.
Aktiva Lancar
Current Rasio =
20
Hutang Lancar
Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat
dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini
tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi
Acid-Test Ratio adalah Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran
yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta
lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi
hutang lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini persediaan dianggap
Hutang Lancar
Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan
aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan
piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan
Semakin tinggi ratio turn over menunjukan modal kerja yang tertanam dalam
berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih (days of receivable ) adalah:
Penjualan Kredit Perputaran Piutang ialah Semakin tinggi ratio days of receivable menunjukan
Keterangan:
1. Turn over menunjukan bahwa penagihan piutang rata-rata sebanyak 3 kali dalam satu
tahun.
2. Days of receivable menunjukan bahwa rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan
piutang adalah selama 120 hari.
3. Turn over 3 atau 300% berarti bahwa penjualan tahun tersebut sebesar 300% dari rata-
rata piutang.
4. Ratio 300% juga menunjukan bahwa Rp. 3 penjualan kredit maka sebesar Rp. 1 belum
dapat ditagih sampai akhir tahun.
Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu tahun serta
macam persediaan:
Untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka beberapa rasio lainnya,
misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva,rasio antara tiap pos-pos dalam aktiva
lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total hutang lancar dengan total hutang lancar dan
Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak manajemen
perusahaan akan dapat melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan perusahaan. Salah
astu rencana perusahaan adalah melakukan analisa rentabilitas yang berkitan dengan peningkatan
Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara laba
diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan mengemukakan
beberapa pendapat antara lain : Menurut pendapat S. Munawir (2004 : 33), pengertian tentang
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan
23
kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selam periode
tertentu.”
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas suatu perusahaan
keuntungan. Oleh karena rentabilitas merupakan pencermian efisiensi suatu perusahaan di dalam
menggunakan modal kerjanya, maka cara mengguankan tingkat rentabilitas untuk ukuran
Dengan demikian jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting
bagi suatu perusahaan, sebagai suatu usaha efisiensi di mana setiap perusahaan dalam operasinya
selalu berusaha meningkatkan labanya agar asset rentabilitas sesuai dengan standar.
Menurut Abbas Kartadinata (1983 : 66), pada dasarnya profitablitas dapat di bagi dalam
2 jenis, yaitu :
Perbandingan antara laba dengan penjualan dikenal dengan profit on sales, sedangkan
perbandingan antara laba dengan aktiva dikenal dengan return on assets, sering juga disebut
dengan rentabilitas.
Yang dimaksud dengan rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah
laba dengan modal sendiri di pihak lain, atau denan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri
adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk
menghasilkan keuntungan. Namin dalam perhitunagn laba disini ada perbedaan dengan
rentabilitas ekonomi laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan,
sedangkan laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah
dikurangi dengan bunga modal asing atau pinjaman dan pajak perseroan. Dengan demikian maka
24
jelaslah perbedaan antara rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas mosal sendiri baik dari segi
modal yang diperhitungkan ataupun dari laba yang dipergunakn untuk menentukan tingkat
Menurut Bambang Riyanto (1995 : 28), rentabilitas juga di bedakan menjadi 2 macam,
yaitu :
1. Rentabilitas ekonomis ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan
modal asing yang digunakn untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
proses.
Rentabilitas ekonomis dapat pula di artikan sebagai perbandingan antara laba usaha
dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja
rentabilitas ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan atau disebut
dengan laba usaha. Sedangkan laba yang berasal dari luar usaha tidaklah diperhitungkan.
Begitu pula dengan modal, modal yang digunakan hanyalah modal yang bekerja dalam
perusahaan sedangkan modal yang berasal dari luar perusahaan tidak diperhitungkan.
2. Rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha ialah perbandingan antara jumlah laba
tersedia bagi pemilik modal sensiri di satu pihak, jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba di pihak lain atau dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk
menghasilkan keuntungan. Dapat dirtikan juga sebagai perbandingan antara jumlah laba
yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dengan kata lain merupakan kemampuan
25
suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja untuk menghasilkan keuntungan.
2.1.4 Kinerja
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur dengan cara menganalisis
laporan keuangan yang tersedia. Melalui analisis laporan keuangan, keadaan dan perkembangan
financial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan dapat diketahui, baik di
waktu lampau maupun di waktu yang sedang berjalan sehubungan dengan pemilihan strategi
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi.
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan
sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan
dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
tanggal 28 januari 1989 tentang peningkatan efisiensi dan produktivitas badan usaha milik
negara, disebutkan bahwa kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu
Kinerja (performance) suatu bank berarti bagaimana kemampuan bank dalam mengeelola
dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya, tolak ukur yang dapat digunakan antara lain laba
yang dihasilkan, pinjaman yang diberikan dan lain-lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi tolak
26
ukur dari kinerja bank adalah EVA (Economic Value Added) atau nilai tambahan ekonomis yang
diperoleh bank.
Tujuan pengukuran dan penilaian kerja adalah memotivasi karyawan dalam mencapai
sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Selain itu, penilaian kinerja dilakukan untuk
menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang
semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
keuangan yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
periode tertentu.
perusahaan untuk membayar tingkat bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya
serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada pemegang
Jadi penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas bisnis telah dijalankan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan strategis serta untuk
mencegah pemborosan.
Penelitian yang membahas tentang penerpan laporan arus kas telah dilakukan sebelumnya
oleh M.Rizki Wanahdi. Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) tahun 2009 dengan
judul “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas Modal Sendiri
Untuk Menilai Kinerja pada PT. Berlian Maju Motor “ penelitian ini membahas tentang
memperoleh data-data dari PT. Berlian Maju Motor, yang berupa laporan keuangan perusahaan
yang berupa laporan laba rugi dan laporan neraca. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan
menggunakan analisis rasio likuiditas dan analisis rasio rentabilitas. Dalam hal ini, analisis rasio
likiuditas mencakup current rasio, acid test rasio, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan
mancakup rasio rentabilitas ekonomis (earning power) dan rasio rentabilitas modal sendiri.
Setelah diketahui masing-masing likuiditas dan rentabilitasnya, maka akan dilakukan intrepretasi
hasil pengolahan data tersebut untuk mengetahui kinerja pada PT. Berlian Maju Motor.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh M.Rizki Wanahdi dengan penulis adalah :
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh M.Rizki Wanahdi dengan cara
menganalisis data-data perusahaan yang berupa laporan keuangan dengan menggunakan analisis
rasio likuiditas dan analisis rasio rentabilitas Penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki
landasan teori yang hampir sama yaitu membahas mengenai analisis rasio likiuditas dan analisis
rasio rentabilitas.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini yang digunakan adalah rasio likiuditas mencakup current rasio, acid
test rasio, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan mancakup rasio rentabilitas ekonomis
(earning power) dan rasio rentabilitas modal sendiri, Dalam skripsi ini metode yang digunakan
dalam penelitian adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk (KFC). Dalam kasus ini penulis meneliti
dan menilai apakah perusahaan sudah menerapkan laporan keuangan tersebut sesuai dengan
analisis rasio keuangan. Dari laporan tersebut dapat dilihat apakah perusahaan sudah menerapkan
dan mengelola laporanya dengan baik atau tidak. Sebab kinerja perusahaan sudah cukup baik
dilihat dari data-data laporan keungan yang diambil dengan mengunakan analisis rasio, dan
Objek Penelitian PT. Fastfood Indonesia Tbk . PT. Fastfood Indonesia Tbk Adalah
sebuah badan usaha yang didirikan oleh Kelompok Gelael pada tahun 1978, dan dengan
bergabungnya Kelompok Salim pada tahun 1990, terdaftar sebagai perusahaan public pada
tahun 1994. operasi restoran pertama pada bulan Oktober 1979 berawal dari pembukuan
restoran pertama di Jalan Melawai, Jakarta. Suskses restoran QSR (Quick Service
Restaurant) asing pertam aini kemudian diikuti dengan penambahan ini kemudian diikuti
29
dengan penambahan restoran ke kota-kota besar lainya di Indonesia. Sebagai pemegang hak
waralaba tunggal pada saat ini, Perseroan terus membangun KFC brand, dan berbekal 26
tahun kesuksesannya di bidang ini telah menjadikan KFC pemimpin pasar restoran cepat saji
yang dominant dan dikenal luas. Pada saat ini memiliki 270 restoran termasuk 1 unit mobile
catering yang terbesar di 60 kota di Indonesia, dan memperkerjakan 10.293 karyawan dengan
total penjualan lebih dari Rp. 1,276 triliun pada akhir 2006.
Berikut adalah Struktur kepemilikan dan Franchise Relationship PT. Fastfood Indonesia Tbk :
MANAJEMEN
- Elizabeth Gelael
- Benny S Santoso
- Ken Laksono
- Adhi Indrawan
- Leonny Elimin
Justinus J Juwono
1. data kuantatif, yaitu data berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya
2. data kuantitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalm bentuk angka, seperti sejarah
Adapin sumber data dalam penelititan ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan
Teknik pegumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni pengumpulan data
yang dilakukan dengan memepelajari dokumen atau arsip-arsip dari perusahaan ataupun data-data
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ.
Penelitian ini menggunakan sampel PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ), yaitu perusahaan
Berdasarkan perumusan masalah dan model analisis, maka variabel yang digunakan
1. current rasio, yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi
dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
2. Acid Test Rasio, yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran
31
yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah
harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual
biasanya dengan kredit/tidak tunai).
3. Perputaran Piutang, adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan
piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk
menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.
4. Perputaran Persediaan, Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian
persediaan dalam satu tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.
5. Perputaran Modal Kerja, yaitu untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka
beberapa rasio lainnya, misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva,rasio
antara tiap pos-pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total
hutang lancar dengan total hutang lancar dan lain-lain.
6. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales,
perbandingan mana dinyatakan dengan persentase.
7. Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan
perputaran operating assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat
ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets.
8. Rentabilitas Ekonomis (Earning Power), yaitu perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut
yang dinyatakan dalam prosentase.
9. Rentabiltas modal sendiri, perbandingan antara jumlah laba dengan modal sendiri di
pihak lain, atau dengan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan
suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan
keuntungan.
1. Current Rasio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer
jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka
pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi
32
Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat
dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini
tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi
tidak baik bagi industri manufaktur.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/FASTFOOD_INDONESIA_Tbk%2C_PT/
Sawir, A., 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT.
Sofyan, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo
Persada.
Subrolo, B., 1985, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Liberty Yogyakarta.
Tunggal, AW., 1995, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
Skousen, Fred K, W. Steve Albrecht, James D. STICE, Earl K. stice, Monte R. Swan. 2001.