You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini, sebuah perusahaan ataupun

lembaga usaha lainnya dituntut untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dengan tujuan untuk

memperoleh laba. Karna laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan

perusahaan pada suatu periode tertentu. Di samping memaksimalkan kinerja untuk memperoleh

laba, perusahaan juga harus memperhatikan kondisi perekonomian yang saat ini mengalami krisis

berkepanjangan, seperti : naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok maupun bahan baku

untuk industry sehingga sebagian besar industri memilih menutup usahanya karena tidak dapat

memenuhi kebutuhanya.

Namun kondisi perekonomian tersebut di tandai dengan adanya perusahaan maupun

industri yang mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil ini. Maka dari itu

perusahaan mencari manajemen yang baik, yang bisa mengelola semuanya dengan maksimal dan

laba untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan usahanya sebagai alat untuk menjaga

kelangsungan hidup perusahaan.

Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri.

Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan,

maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan yang

bersangkutan. Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menilai

keberhasilan usahanya, juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

1
2

keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi pihak luar perusahaan

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi terhadap

perusahaan yang bersangkutan.

Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan aspek

non keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara, mengukur tingkat

kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat

kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan

karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan

sosisal sekitarnya.

Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena

penilaian dari satu orang berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian

kinerja kebanyakan perusahaan menggunakan aspek keuangan.

Analisis keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah

analisis rasio keuangan. Dengan analisis rasio keuangan akan dapat diketahui tingkat likuiditas

perusahaan. Dengan mengetahui tingkat suatu perubahan, maka akan dapat diketahui kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancarnya.

Tingkat likuiditas ini sangat berguna bagi perusahaan khususnya kreditur yang memberikan

kredit jangka pendek. Jadi dengan mengetahui tingkat likuiditas suatu perusahaan, maka akan

dapat diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah perusahaan tersebut baik atau

buruk, sehingga dapat diperkirakan tentang kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam

suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan dan

hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk

data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya,
3

penganalisa menyendiri bahwa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan

mengintretasikan posisi keuangan suatu perusahaan.

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan atau perimbangan

(mathematical relationship) antara suatu terntu dengan jumlah yang lain, dan dengan

menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran

kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan

terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang

digunakan sebagai standar.

Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam

rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah

alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara

konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki banyak

kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan manajemen, kecuali kerelaan pemilik

merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang

sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan

franchiser.

Di Indonesia franchise dikenal sejak tahun 70an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC,

Swensen, dan Burger King, yang perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995.

Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima franchise di Indonesia

tapi usaha franchise ini mengalami kemerosotan ketika terjadi krisis moneter. Para penerima

franchise asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat dalam.

Hingga tahun 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu

disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabili ditandai dengan perseteruan para elit

politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat

pesat.
4

Perkembangan bisnis waralaba atau franchise saat ini memicu pertumbuhan ekonomi

yang sehat dan membuka kesempatan lapangan kerja baru. Serta mempermudah peluang

pengadaan kesempatan bisnis kepada khalayak luasManajemen yang handal harus ada disetiap

perusahaan, dimana keberhasilan operasi, kinerja dan kelangsungan hidup perusahaan dalam

jangka panjang tergantung dari keputusan tim manajemen. Selain itu manajemen juga perlu

melakukan penilaian atas kinerja keuangannya per periode sehingga berdasarkan hasil kinerja

tersebut tim manajemen dapat mengetahui maju mundurnya perusahaan tersebut. Yang nantinya

akan berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul laporan akhir yang disusun penulis adalah : “ Analisis Likuiditas pada Modal Sendiri Untuk

Menilai Kinerja pada PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC )

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas maka penulis mencoba mengemukakan rumusan

masalah dari Analisis Rasio Likuiditas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja pada PT. Fastfood

Indonesia, Tbk. ( KFC ) adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja PT. Fastfood ndonesia, Tbk (KFC) berdasarkan analisis

likuiditas ? ”.

2. Bagaimana pengaruh modal dan kewajiban terhadap tingkat current ratio ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ingin di teliti oleh peneliti maka yang menjadi

tujuan dari penelitian adalah :


5

1. Untuk mengetahui kenerja PT. Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dilihat dari rasio

likuiditasnya.”

2. Untuk menghitung dan menganalisa Current Ratio dan Quick Ratio pada PT.

Fastfood ndonesia, Tbk (KFC).

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang pastinya berguna diwaktu yang

akan.

2. Dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan

perusahaan pada periode-periode selanjutnya.

3. Memberikan masukan pada PT. Fastfood ndonesia, Tbk (KFC) agar lebih dapat

memaksimalkan kinerja keuangannya melalui analisis rasio likuiditas.

1.5 Sistematika Skripsi

Untuk mempermudah dalam penyusunan dan meahami skripsi ini maka di susun

sistematika sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini mengutarakan latar belakang permasalahan yang ada, sebagai pengantar guna

membahas pokok permasalahan, diikuti oleh perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Penelitian, sistematika Skripsi.

BAB II : Telaah Pustaka

Bab ini memuat uraian tentang teori – teori mengenai laporan arus kas untuuk

mengevaluasi kinerja perusahaan serta penelitian – penelitian laporan arus kas yang pernah

dilakukan sebelumnya.
6

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis, ruang lingkup

penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel,prosedur pengumpulan data, serta tehnik

analisis.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang

merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku

yang bersangkutan.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:“Laporan

keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam

berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga

termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi

keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan

keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang

dibebankan kepada manajemen.

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari

faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data

yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk

membuktikan keabsahan transaksi.

Ada beberapa definisi laporan keuangan keuangan yang dikemiukakan oleh para ahli yaitu :

1. Laporan keuangan menurut J. Fred Weston & Thomas E. Copeland(1994: 24) adalah
laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan
8

kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan Keuangan juga
melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan
analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan.
2. Laporan keuangan mennurut Sawir (2001 : 2).adalah media yang dapat dipakai unluk
meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi,
ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan.
3. Mehurut Harnanto (1987 : 9) Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi,
yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba vang ditahan. laporan perubahan posisi
keuangan serta catatan atas laporan keuangan,
4. Laporan keuangan menurut Munawir (2000: 2) adalah laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat unluk berkomunikaxi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak vang
berkepentingan dengan utau aktivitas perusahaann tersebut .

H.M Djaperi, AK menyatakan bahwa laporan keuangan adalah merupakan suatu

penyajian hasil kegiatan/usaha dari keadaan/posisi financial kepada yang berkepentingan (1992 :

9).

Farid Djahidin, menyatakan bahwa laporan keuangan adalahmerupakan suatu gambaran

dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya pada periode I akutansi) dan memberikan

gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai dalam waktu tersebut (1995 : 9).

Kegunaanya adalah untuk memberikan gambaran mengenai prestasi yang dicapai

perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan

tersebut, seperti manajer perusahaan, para pemilik atau pemegang saham dan lembaga keuangan.

Laporan keuangan diharapkan untuk disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang

mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan

tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya

penyimpangan (biasa), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini,

profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap
9

akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari

setiap perusahaan tertentu.

Adapun pihak-pihak yang biasanya membutuhkan laporan keungan adalah sebagai

berikut :

a. Manajer Perusahaan, untuk mengetahui keadaan atau posisi pada masa lalu untuk
dijadikan sebagai dasar mengambil langkah-langkah atau kebijaksanaan pada masa yang
akan dating dan mengetahui penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan agar dapat
diatasi dan dilakukan perbaikan dimasa mendatang.
b. Para Pemilik atau Pemegang Saham, untuk mengetahui keadaan perusahaan dan menjaga
keamanan dana yang ditanamkannya pada perusahan tersebut serta untuk mengetahui
kondisi tersebut.
c. Lembaga-lembaga Keuangan atau Bank, untuk mengetahui perkembangan dan
kemampuan perusahaan tersebut dan keadaan finansialnya, agar pihak-pihak lembaga
keuangan dan bank dapat terjamin dalam pemberian jaminan.
d. Lembaga-Lembaga Pemerintah serta Dinas Perpajakan berkepentingan sebagai dasar
dalam menentukan tingat persentase pajak yang dibebankan terhadap perusahaan yang
bersangkutan.

Ada banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum digunakan adalah
:
1. Laporan Laba Rugi

Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:"Laporan rugi laba merupakan sualu

laporan yang sistemalis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh organisasi suatu

perusahaan selama periode tertentu. (2000:26) ".

Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan tujuan

untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dan perusahaan, selama jangka waktu yang

tercakup dalam laporan tersebut, (1984:1) ".

Adapun bentuk Laporan Laba - Rugi ini yakni :

1. Single Step (Langkah Tunggal)

2. Multiple Step (Langkah Ganda)


10

Prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan pada laporan rugi/laba adalah:

a. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok

perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga diperoleh

harga kotor.

b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya administrasi,

biaya penjualan dan biaya umum.

c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar pokok operasi perusahaan yang

diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar pokok perusahaan.

d. Bagian terakhir menunjukkan laba atau rugi dengan insendentil sehingga akhirnya diperoleh

laba bersih sebelum pajak pendapatan.

Adapun penyajian Laporan Laba - Rugi ini harus memenuhi :

1. Beban atau Biaya disajikan berdasarkan klasifikasi sifat / fungsinya didalam

perusahaan.

Beban atau biaya itu dapat digolongkan dalam :

a. Beban atau biaya yang berhubungan langsung dengan usaha ex : Biaya


Penjualan, Biaya Adm. Umum
b. Beban atau biaya yang tdk berhubungan lansung dengan usaha ex : Biaya
Bank, Selisih Kurs.

2. Laporan Laba - Rugi disajikan secara komparatif.

2. Neraca

Munawir menyatakan bahwa:"Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva,

hutang serta modal dari suatu laporan yang disusun pada suatu saat tertentu, (2000:13) ".

Menurut Harnanto, neraca adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan maksud untuk

menunjukkan keadaan (posisi) finansial perusahaan pada saat (tanggal tertentu, (1984: I) ".

Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam, bentuk

dan susunannya tergantung pada tujuan yang akan dicapai.


11

Bentuk neraca yang lazim digunakan adaiah sebagai berikut:

1. Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang serta
modal tercantum sebelah kanan/kredit.
2. Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang
selanjutnya diikuti hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal.
3. Laporan Perubahan Laba Ditahan
Laporan Perubahan Laba Ditahan menunjukkan laba yang diperoleh perusahaan dan

dividen yang dibayarkan selama satu periode sehingga menyebabkan perubahan laba ditahan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas merupakan ringkasan arus kas selama satu periode. Laporan ini

menunjukkan perubahan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi, investasi dan financial

sehingga posisi/saldo kas berubah.

Tujuan yang paling utama dari Laporan Arus Kas ini adalah untuk memberikan informasi

penting atau yang relevan mengenai penerimaan-penerimaan dan pengeluaran-pengeluaran kas

selama periode berjalan. Adapun bentuk penyajian Laporan Arus Kas ini dibagi menjadi empat,

yakni :

1. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Operasi seperti Penjualan Tunai, Pelunasan


Hutang, Pembayaran Biaya-biayanya.
2. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Investasi seperti menginvestasikan dana yang
tidak terpakai
3. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Pendanaan seperti dana pinjaman dari luar
perusahaan (Hutang Jangka panjang)
4. Disesuaikan dengan bisnis perusahaan

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia

tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
12

kinereja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama

sebagaian besar pemakai. namun demikian,laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi

yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum

menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk

menyediakan informasi nonkeuangan.Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship),atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.

Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban

manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan (ekonomi). Keputusan ini

menycakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam

perusahaan atau keuputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

2.1.1.3 Sifat Laporan Keuangan

Menurut Munawir mengenai sifat laporan keuangan adalah sebagai berikut:"Laporan

keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan

kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang

bersangkutan". Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu

progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu

kombinasi antara lain:

1. Fakta yang telah dicatat (recordedfact).

Fakta-fakta yang telah dicatat berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta

dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang

disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang

dimiliki perusahaan. Pencatatan dan pos-pos ini berdasarkan catatan historis dan peristiwa-
13

peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos

itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.

2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi (accounting convention and

postulate).

Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan

pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi

yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.

Disamping itu di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang

melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain:

a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau
kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan
terus. Konsekuensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan
merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih yang berjalan yang
didasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Terjadi
jumlah-jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi
jika aktiva itu dijual atau dikuasai,
b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal ini
bertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat semua transaksi
atau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara
nilai-nilai dari berbagai tahun.
3. Pendapat pribadi (personal judgment).

Pendapat pribadi (personal judgment), dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan

transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar konvensi yang sudah

ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-

konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan

yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang

dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang

telah disetujui akan digunakan didalam beberapa hal, diantaranya menggunakan metode untuk
14

menaksir piutang tidak dapat ditagih dan penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dan

suatu aktiva tetap akan sangat tergantung, pada pendapat pribadi menajemennya dan berdasar

pengalaman masa lalu.

2.1.1.4 Keterbatasan Laporan Keuangan

Dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat
bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan merupakan
laporan final.
2. Adanya beberapa standar nilai yang bergabung.
Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan
akan tercantum sebesar nilai bukunya.
3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah.

Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian
sehari-hari.
4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang.

Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi transaksi


perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.
5. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya
sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pihak-pihak tertentu.
7. Proses penyusunan ilaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran-taksiran dan
berbagai pertimbangan.
8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai penilaian suatu
pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva
yang paling kecil.
15

10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa/transaksi dari
pada bentuk hukumnya (formalitas).
11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.
12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi
dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya
diabaikan.
14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.
15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.
16 Nilai beli rupiah makin lemah.

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan

pengertian analisa laporan keuangan oleh beberapa ahli adalah: Salah satu tugas penting

manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan,

sedangkan

Harahap mengemukakan anatisa laporan keuangan sebagai berikut:"Analisa laporan

keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil

dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan

yang lain baik antara data kuiantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui

kondisi keuangan lebih dalam yang sangatl penting dalam proses menghasilkan keputusan yung

tepat, (1998:3) ".

Sedangkan menurut Djahidin analisa laporan keuangan adalah:"Analisa laporan

keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan data

lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna

dalam proses pengambilan keputusan (1983) ".

Munawir mengemukakan pengertian analisa laporan keuangan adalah sebagai

berikut:"Mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada suatu

saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu (1998) ".
16

Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa

metode dan teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur hubungan

antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari masing-

masing pos tersebut.

Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu:

1. Analisa Horisontal (dinamis)


Adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa
periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
2. Analisa Vertikal (stalls)
Perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui keadaan
keuangan pada saat itu saja.
Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Analisa perbandingan laporan keuangan
2. Trend
3. Laporan dengan persentase per komponen (common size statement)
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja
5. Analisa sumber dan penggunaan kas
6. Analisa rasio
7. Analisa perubahan laba kotor
8. Analisa Break-even

2.1.3 Analisa Rasio Keuangan

Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk

menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada

pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu

hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan

jumlah yang lain.

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat

keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Salah
17

satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian

relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan

angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai

dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio

keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran

dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio

keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan

keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup,

sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh

manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis

kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian

industri.

Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang

bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keungannya kepada pihak-pihak yang

berkepentingan , terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari

perusahaan itu sendiri.

Dengan menggunakan analisis rasio akan membantu stakeholder dalam hal :

1. Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
2. Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan.
3. Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan

hubungan diantara angka-angka tertenntu. Dalam analisis keuangan angka-angka berasala dari

data-data keuangan, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang

bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan


18

Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan, yaitu :

1. Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu dengan cara membandingkan


rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari
perusahaan lain yang sejenis/industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.
2. Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu dengan cara membandingkan rasio-
rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio dari waktu-waktu sebelumnya dari perusahaan
yang sama, cara ini akan membrikan informasi rasio dari waktu kewaktu sehingga dapat
diketahui perkembangannya dan untuk proyeksi dimasa yang akan dating.
Rasio-rasio keuangan dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar, yaitu:

1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya
2. Rasio Leverage (hutang)
Rasio hutang digunakan untuk mengukur seberapa besar operasi perusahaan dibiayai dari
hutang
3. Rasio Aktivitas
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam
memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada.
4. Rasio Profitabilitas
Yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan laba.
5. Rasio Penilaian
Yaitu nisbah untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai
perusahaan.

Rasio keuangan menurut Skousen, dkk (2001 : 69) bertujuan untuk menekan bahwa

pembuatan dari laporan keuangan oleh akuntan bukanlah akhir dari proses, tetapi awal. Laporan

kemudian dianalisis oleh penanam modal, kreditur, dan manajemen untuk mendeteksi tanda

adanya kinerja yang kurang dan memperkirakan bagaimana perusahaan akan dilakujkan dimasan

akan datang.

Kebenaran untuk mengartikan rasio tergantung pada perbandingan nilai rasio perusahaan

dengan nilai untuk perusahaan yang sama dalam tahun sebelumnya, sama seperti untuk menilai
19

perusahaan lain dalam industri yang sama. “Suatu rasio mengungkapkan hubungan matematik

antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos

lainnya” (Dwi Prastowo, 1995 : 54). Sedangkan untuk jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu : Rasio Likuiditas

2.1.3.1 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang

harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk

membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer dan Marcus, 1995).

Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva

lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi

kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid.

Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak

managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. Jadi rasio likuiditas

mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah

perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering digunakan adalah

Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).

1. Current Rasio.

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer

jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka

pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva

lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi

kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau

100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.

Aktiva Lancar

Current Rasio =
20

Hutang Lancar

Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat

dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini

tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi

tidak baik bagi industri manufaktur.

2. Acid Test Rasio.

Acid-Test Ratio adalah Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi

dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran

yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta

lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya

dengan kredit/tidak tunai). Menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang-

hutangnya tanpa memperhitungkan persediaan

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi

hutang lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini persediaan dianggap

membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang.

Acid Test Rasio =

( Aktiva Lancar – Persedian )

Hutang Lancar

Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan

aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini

menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.

2.1.3.2 Perputaran Piutang.

Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan

piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan

kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.


21

 Total Penjualan Kredit

Semakin tinggi ratio turn over menunjukan modal kerja yang tertanam dalam

piutang rendah, sehingga keuntungan bagi perusahaan.Sedangkan untuk mengetahui

berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih (days of receivable ) adalah:

Days of Receivable = Piutang Rata-rata x 360 atau 360

Penjualan Kredit Perputaran Piutang ialah Semakin tinggi ratio days of receivable menunjukan

kelemahan bagian penagihan piutang.

Keterangan:
1. Turn over menunjukan bahwa penagihan piutang rata-rata sebanyak 3 kali dalam satu
tahun.
2. Days of receivable menunjukan bahwa rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan
piutang adalah selama 120 hari.
3. Turn over 3 atau 300% berarti bahwa penjualan tahun tersebut sebesar 300% dari rata-
rata piutang.
4. Ratio 300% juga menunjukan bahwa Rp. 3 penjualan kredit maka sebesar Rp. 1 belum
dapat ditagih sampai akhir tahun.

2.1.3.3 Perputaran Persediaan.

Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu tahun serta

tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.Pada perusahaan manufaktur terdapat tiga

macam persediaan:

a. RAW MATERIAL TURNOVER = Cost of raw material used

( Barang mentah ) Average raw material inventory


22

b. GOODS IN PROCESS TURNOVER = Cost of good manufactured

(Barang dalam proses) Average work in process inventory

c. FINISHED GOODS TURNOVER = Cost Of Goods Sold

(Barang jadi ) Average finished goods inventory

2.1.3.4 Perputaran Modal Kerja.

Untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka beberapa rasio lainnya,

misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva,rasio antara tiap pos-pos dalam aktiva

lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total hutang lancar dengan total hutang lancar dan

lain-lain. Maka perputararn modal kerja dapat diformulasikan sebagai berikut :

2.1.3.5 Rasio Rentabilitas

Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak manajemen

perusahaan akan dapat melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan perusahaan. Salah

astu rencana perusahaan adalah melakukan analisa rentabilitas yang berkitan dengan peningkatan

efisiensi kerja perusahaan.

Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara laba

diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan mengemukakan

beberapa pendapat antara lain : Menurut pendapat S. Munawir (2004 : 33), pengertian tentang

rentabilitas sebagai berikut : ” Rentabilitas atau probabilitas adalah menunjkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (Bambang Riyanto, 1995 : 27) memberikan

pengertian rentabilitas adalah sebagai berikut : ”Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan

perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan
23

kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selam periode

tertentu.”

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas suatu perusahaan

merupakan pencerminan kemampuan modal perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan

keuntungan. Oleh karena rentabilitas merupakan pencermian efisiensi suatu perusahaan di dalam

menggunakan modal kerjanya, maka cara mengguankan tingkat rentabilitas untuk ukuran

efisiensi suatu perusahaan merupakan cara yang baik.

Dengan demikian jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting

bagi suatu perusahaan, sebagai suatu usaha efisiensi di mana setiap perusahaan dalam operasinya

selalu berusaha meningkatkan labanya agar asset rentabilitas sesuai dengan standar.

Menurut Abbas Kartadinata (1983 : 66), pada dasarnya profitablitas dapat di bagi dalam

2 jenis, yaitu :

1. Perbandingan laba terhadap penjualan.

2. perbandingan laba terhdap aktiva.

Perbandingan antara laba dengan penjualan dikenal dengan profit on sales, sedangkan

perbandingan antara laba dengan aktiva dikenal dengan return on assets, sering juga disebut

dengan rentabilitas.

2.1.3.6 Rentabiltas modal sendiri

Yang dimaksud dengan rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah

laba dengan modal sendiri di pihak lain, atau denan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri

adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk

menghasilkan keuntungan. Namin dalam perhitunagn laba disini ada perbedaan dengan

rentabilitas ekonomi laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan,

sedangkan laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah

dikurangi dengan bunga modal asing atau pinjaman dan pajak perseroan. Dengan demikian maka
24

jelaslah perbedaan antara rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas mosal sendiri baik dari segi

modal yang diperhitungkan ataupun dari laba yang dipergunakn untuk menentukan tingkat

rentabilitas bagi suatu perusahaan.

Menurut Bambang Riyanto (1995 : 28), rentabilitas juga di bedakan menjadi 2 macam,

yaitu :

1. Rentabilitas ekonomis ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan

modal asing yang digunakn untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam

proses.

Rentabilitas ekonomis dapat pula di artikan sebagai perbandingan antara laba usaha

dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas ekonomis sering pula

dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja

di dalamnya untuk menghasilkan laba. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung

rentabilitas ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan atau disebut

dengan laba usaha. Sedangkan laba yang berasal dari luar usaha tidaklah diperhitungkan.

Begitu pula dengan modal, modal yang digunakan hanyalah modal yang bekerja dalam

perusahaan sedangkan modal yang berasal dari luar perusahaan tidak diperhitungkan.

Adapun rumusnya dapat dilihat sebagai berikut:

2. Rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha ialah perbandingan antara jumlah laba

tersedia bagi pemilik modal sensiri di satu pihak, jumlah modal sendiri yang

menghasilkan laba di pihak lain atau dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk

menghasilkan keuntungan. Dapat dirtikan juga sebagai perbandingan antara jumlah laba

yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang

menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dengan kata lain merupakan kemampuan
25

suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja untuk menghasilkan keuntungan.

Sehingga rumusnya adalah sebagai berikut:

Maka rentabilitas modal sendiri dapat diformulasikan sebagai berikut :

2.1.4 Kinerja

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur dengan cara menganalisis

laporan keuangan yang tersedia. Melalui analisis laporan keuangan, keadaan dan perkembangan

financial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan dapat diketahui, baik di

waktu lampau maupun di waktu yang sedang berjalan sehubungan dengan pemilihan strategi

perusahaan yang akan diterapkan.

2.1.4.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi.

Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan

dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan

sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan

dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.

Berdasarkan keputusan menteri keuangan Republik Indonesia No. 740/KMK.00/1989

tanggal 28 januari 1989 tentang peningkatan efisiensi dan produktivitas badan usaha milik

negara, disebutkan bahwa kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu

periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan.

Kinerja (performance) suatu bank berarti bagaimana kemampuan bank dalam mengeelola

dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya, tolak ukur yang dapat digunakan antara lain laba

yang dihasilkan, pinjaman yang diberikan dan lain-lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi tolak
26

ukur dari kinerja bank adalah EVA (Economic Value Added) atau nilai tambahan ekonomis yang

diperoleh bank.

2.1.4.2 Tujuan Pengukuran Kinerja

Tujuan pengukuran dan penilaian kerja adalah memotivasi karyawan dalam mencapai

sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar

membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Selain itu, penilaian kinerja dilakukan untuk

menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang

semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik

yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001).

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka

mewujudkan visi dan misi.

Tujuan daripada pengukuran kinerja perusahaan adalah untuk mengetahui:

1. Tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan pada saat ditagih.

2. Tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan

jangka pendek maupu jangka panjang.

3. Tingkat rentabilitas/profitabilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba pada

periode tertentu.

4. Stabilitas usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan

perusahaan untuk membayar tingkat bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya

serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada pemegang

saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan (Munawir, 2000).


27

Jadi penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas bisnis telah dijalankan

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan strategis serta untuk

mencegah pemborosan.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang membahas tentang penerpan laporan arus kas telah dilakukan sebelumnya

oleh M.Rizki Wanahdi. Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) tahun 2009 dengan

judul “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas Modal Sendiri

Untuk Menilai Kinerja pada PT. Berlian Maju Motor “ penelitian ini membahas tentang

memperoleh data-data dari PT. Berlian Maju Motor, yang berupa laporan keuangan perusahaan

yang berupa laporan laba rugi dan laporan neraca. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan

menggunakan analisis rasio likuiditas dan analisis rasio rentabilitas. Dalam hal ini, analisis rasio

likiuditas mencakup current rasio, acid test rasio, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan

mancakup rasio rentabilitas ekonomis (earning power) dan rasio rentabilitas modal sendiri.

Setelah diketahui masing-masing likuiditas dan rentabilitasnya, maka akan dilakukan intrepretasi

hasil pengolahan data tersebut untuk mengetahui kinerja pada PT. Berlian Maju Motor.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh M.Rizki Wanahdi dengan penulis adalah :

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh M.Rizki Wanahdi dengan cara

menganalisis data-data perusahaan yang berupa laporan keuangan dengan menggunakan analisis

rasio likuiditas dan analisis rasio rentabilitas Penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki

landasan teori yang hampir sama yaitu membahas mengenai analisis rasio likiuditas dan analisis

rasio rentabilitas.
28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini yang digunakan adalah rasio likiuditas mencakup current rasio, acid

test rasio, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan mancakup rasio rentabilitas ekonomis

(earning power) dan rasio rentabilitas modal sendiri, Dalam skripsi ini metode yang digunakan

dalam penelitian adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk (KFC). Dalam kasus ini penulis meneliti

dan menilai apakah perusahaan sudah menerapkan laporan keuangan tersebut sesuai dengan

analisis rasio keuangan. Dari laporan tersebut dapat dilihat apakah perusahaan sudah menerapkan

dan mengelola laporanya dengan baik atau tidak. Sebab kinerja perusahaan sudah cukup baik

dilihat dari data-data laporan keungan yang diambil dengan mengunakan analisis rasio, dan

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif karena :

1. Penelitian dilakukan berdasarkan fakta yang telah terjadi didalam perusahaan.


2. Memakai perusahaan sebagai subyek penelitian bukan sebagai kesimpulan yang
dihasilkan tidak dapat digeneralisasikan.
3. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis.

3.2 Ruang lingkup analisis

Objek Penelitian PT. Fastfood Indonesia Tbk . PT. Fastfood Indonesia Tbk Adalah

sebuah badan usaha yang didirikan oleh Kelompok Gelael pada tahun 1978, dan dengan

bergabungnya Kelompok Salim pada tahun 1990, terdaftar sebagai perusahaan public pada

tahun 1994. operasi restoran pertama pada bulan Oktober 1979 berawal dari pembukuan

restoran pertama di Jalan Melawai, Jakarta. Suskses restoran QSR (Quick Service

Restaurant) asing pertam aini kemudian diikuti dengan penambahan ini kemudian diikuti
29

dengan penambahan restoran ke kota-kota besar lainya di Indonesia. Sebagai pemegang hak

waralaba tunggal pada saat ini, Perseroan terus membangun KFC brand, dan berbekal 26

tahun kesuksesannya di bidang ini telah menjadikan KFC pemimpin pasar restoran cepat saji

yang dominant dan dikenal luas. Pada saat ini memiliki 270 restoran termasuk 1 unit mobile

catering yang terbesar di 60 kota di Indonesia, dan memperkerjakan 10.293 karyawan dengan

total penjualan lebih dari Rp. 1,276 triliun pada akhir 2006.

Berikut adalah Struktur kepemilikan dan Franchise Relationship PT. Fastfood Indonesia Tbk :

MANAJEMEN

Komisaris : - Anthony Salim

- Elizabeth Gelael

- Benny S Santoso

- Rudy Tanudjaja Saputra

- Anton Aditya Subowo

- Ken Laksono

Direktur Utama : -Dick Gelael

Wakil Direktur Utama : -Fery Noviar Yosaputra

Direktur : - Ricardo Gelael

- Adhi Indrawan

- Leonny Elimin

Justinus J Juwono

3.3 Jenis dan Sumber Data


30

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. data kuantatif, yaitu data berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya

sesuatu,yaitu laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan laba rugi ).

2. data kuantitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalm bentuk angka, seperti sejarah

singkat perusahaan dan bidang usaha perusahaan.

Adapin sumber data dalam penelititan ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan

yang diperoleh dari situs internet.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pegumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni pengumpulan data

yang dilakukan dengan memepelajari dokumen atau arsip-arsip dari perusahaan ataupun data-data

yang berkaitan dengan keperluan penelitian.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ.

Penelitian ini menggunakan sampel PT. Fastfood Indonesia, Tbk. ( KFC ), yaitu perusahaan

yang telah terdaftar di BEJ.

3.6 Definisi Operasional

Berdasarkan perumusan masalah dan model analisis, maka variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalh sebagai berikut :

1. current rasio, yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi
dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
2. Acid Test Rasio, yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran
31

yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah
harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual
biasanya dengan kredit/tidak tunai).
3. Perputaran Piutang, adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan
piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk
menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.
4. Perputaran Persediaan, Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian
persediaan dalam satu tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.
5. Perputaran Modal Kerja, yaitu untuk menganalisa posisi modal kerja dapat juga digunaka
beberapa rasio lainnya, misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva,rasio
antara tiap pos-pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total
hutang lancar dengan total hutang lancar dan lain-lain.
6. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales,
perbandingan mana dinyatakan dengan persentase.
7. Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan
perputaran operating assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat
ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets.
8. Rentabilitas Ekonomis (Earning Power), yaitu perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut
yang dinyatakan dalam prosentase.
9. Rentabiltas modal sendiri, perbandingan antara jumlah laba dengan modal sendiri di
pihak lain, atau dengan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan
suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan
keuntungan.

3.7 Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dengan menggunakan rasio likuiditas terbaginatas, yaitu:

1. Current Rasio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer
jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka
pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi
32

kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau


100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.

Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.Current ratio = 2,0 dapat
dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini
tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi
tidak baik bagi industri manufaktur.

2. Acid Test Rasio


Acid-Test Ratio adalah Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Acid-Test Ratio merupakan ukuran
yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta
lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya
dengan kredit/tidak tunai).
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi
hutang lancar. Semakin besar ratio ini semakin baik.Dengan ratio ini persediaan dianggap
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang.
Ratio ini dimulai lebih tajam dari pada current ratio karena lainnya memperhitungkan
aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini
menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.
33

DAFTAR PUSTAKA

 http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/FASTFOOD_INDONESIA_Tbk%2C_PT/

 Djahidin, 1983, Analisa Laporan Keuangan.Ghalia Indonesia, Jakarta.

 Harnanto, 1984, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.Edisi

Pertama, BPFE Yogyakarta.

 Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta.

 Sawir, A., 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT.

Gramedia Pustaka Utama.

 Sofyan, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo

Persada.

 Subrolo, B., 1985, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Liberty Yogyakarta.

 Tunggal, AW., 1995, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, PT. Rineka

Cipta, Jakarta.

 Skousen, Fred K, W. Steve Albrecht, James D. STICE, Earl K. stice, Monte R. Swan. 2001.

Akuntansi Keuangan. Konsep dan Aplikasi. Terjemahan. Salemba Empat. Jakarta.

 Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.

 Jumingan . 2006. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta .

 Kartadinata, Abbas. 1983. Pembelanjaan. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi yang

Diperbaharui. Cetaka Kedua. PT. Bina Aksara. Jakarta .

You might also like