You are on page 1of 5

c 



c c

 


Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari adanya perbedaan
respon individu-individu terhadap lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan adaptif.
Suatu populasi terdiri dari suatu sejumlah individu. Dengan suatu kekecualian , maka, tidak
ada dua individu yang serupa, pada populasi manusia dapat kita lihat dengan muda adanya
perbedaan- perbedaan individu.Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut
akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas
(varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian
diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat
yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip).
Faktor lingkungan dapat berupa nutrisi yang mempengaruhi tinggi, latihan fisik mengubah
bentuk badan, berjemur dan menggelapkan kulit. Bahkan kembar identik, yang secara genetik
sama pun, menampakan perbedaan fenotipe sebagai akibat dari pengalaman mereka sendiri-
sendiri. Meskipun penelitian dan penyelidikan tentang peristiwa genetik (hereditas) pada
manusia lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan penyelidikan pada hewan ataupun
tumbuhan. Akan tetapi, kita dapat menyelidiki keanekaragaman manusia dari
keanekaragaman suatu populasi, misalnya : kita bisa mengamati variasi sifat pada manusia
khususnya sifat-sifat fisik yang tampak maupun kita bisa membandingkan persamaan dan
perbedaan sifat yang terbanyak dalam populasi kelas.

c 

etelah selesai melakukan observasi, mahasiswa dapat :
a) Mengamati variasi sifat pada manusia, khususnya sifat-sifat fisik (fenotip)
b) Membandingkan persamaan dan perbedaan sifat yang terbanyak dalam populasi kelas
c) Membuat model cakram genetika berdasarkan hasil pengamatannya.
c 

 
Êada manusia, setiap sel somatik (semua sel selain sperma dan ovum) memiliki 46
kromosom. Dengan mikroskop cahaya, kromosom-kromosom yang terkondensasi
(kromosom mitorik) dapat dibedakan satu dengan yang lain dari penampilannya. Masing-
masing kromosom juga memiliki suatu pola pita/garis tertentu ketika diberi zat warna
tertentu.
Êengujian dengan mikroskop terhadap ke-46 kromosom manusia memperlihatkan
bahwa ada dua untuk setiap jenisnya. Hal ini terjadi jelas pada saat kromosom-kromosom
tersebut disusun berpasang-pasangan dimulai dari kromosom terpanjang. Tampilan visualnya
dinamakan kariotipe. Kromosom membentuk pasangan yang mempunyai panjang, posisi
stromer, dan pola pewarnaan yang sama (Kromosom homolog). Kedua kromosom dari setiap
pasangan membawa gen yang mengendalikan karakter warisan yang sama. Sebagai contoh
jika suatu gen untuk warna mata ditempatkan pada suatu lokus pada kromosom tertentu,
maka homolog dari kromosom tersebut juga akan memiliki sebuah gen yang menentukan
warna mata pada lokus yang setara.
Ada satu pengecualian penting terhadap aturan kromosom homolog ini untuk sel
somatic manusia. Kedua kromosom yang unik ini disebut sebagai X dan Y. Wanita memiliki
sepasang kromosom homolog X (XX), tetapi pria memiliki sebuah kromosom X dan
Kromosom Y (XY). Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu individu, maka
kromosom X dan Y dinamakan kromosom seks. Kromosom lainnya selain kromosom seksual
dinamakan autosom.
Terjadinya pasangan kromosom homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi dari
asal usul seksual kita. Kita mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan kromosom dari
masing-masing orang tua. Dengan demikian ke-46 kromosom dalam sel somatic sebenarnya
adalah dua set yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom. (Campbell, 1999).
Sel-sel semua makhluk hidup saat ini, tidak peduli dimana atau bagaimana hidup
mengandung sekitar 100.000 gen yang sama. Secara kolektif, gen tersebut dikenal sebagai
genom manusia, yang mengandung semua informasi yang membedakan kita dengan spesies
lain. Namun, beberapa gen manusia dinyatakan sebagai sebagai alel yang berbeda.
Êerbedaan fisik (seperti warna rambut dan mata) yang membantu kita membedakan orang
satu dengan yang lain. Masing-masing dari kita, selain kembar identik, adalah individu unik,
dikenal sebagai manusia tapi berbeda dari manusia lain. (www.scribd.com,)
Keanekaragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada
jumlah total karakteristik genetik dalam genetika keseluruhan spesies. Ia berbeda dari
variabilitas genetik, yang menjelaskan kecenderungan karakteristik genetik bervariasi.
Êada bidang akademik genetik populasi, terdapat beberapa hipotesis dan teori
mengenai keanekaragaman genetik. Teori netral evolusi mengajukan bahwa keanekaragaman
adalah akibat dari akumulasi substitusi netral. Seleksi pemutus adalah hipotesis bahwa dua
subpopulasi suatu spesies yang tinggal di lingkungan yang berbeda akan menyeleksi alel-alel
pada lokus tertentu yang berbeda pula. Hal ini dapat terjadi, jika suatu spesies memiliki
jangkauan yang luas relatif terhadap mobilitas individu dalam populasi tersebut. Hipotesis
seleksi gayut frekuensi menyatakan bahwa semakin umum suatu alel, semakin tidak bugar
alel tersebut. Hal ini dapat terlihat pada interaksi inang dengan patogen, dimana frekuensi alel
pertahanan yang tinggi pada inang dapat mengakibatkan penyebaran patogen yang luas jika
patogen dapat mengatasi alel pertahanan tersebut.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur keanekaragaman genetika. Sebab-sebab
hilangnya keanekaragaman genetika pada hewan juga telah dikaji dan diidentifikasi. Kajian
tahun 2007 yang dilakukan oleh National Science Foundation menemukan bahwa
keanekaragaman genetik dan keanekaragaman hayati bergantung satu sama lainnya, bahwa
keanekaragaman dalam suatu spesies diperlukan untuk menjaga keanekaragaman
antarspesies.
Keanekaragaman genetik memainkan peran yang sangat penting dalam adaptabilitas
suatu spesies, karena ketika lingkungan suatu spesies berubah, variasi gen yang kecil
diperlukan agar spesies dapat bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies yang memiliki derajat
keanekaragaman genetik yang tinggi pada populasinya akan memiliki lebih banyak variasi
alel yang dapat diseleksi. Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cenderung memiliki
risiko lebih besar.
Keanekaragaman genetika suatu populasi dapat diperkirakan dengan menggunakan
beberapa pengukuran sederhana, yaitu diantaranya : Keanekaragaman gen (proporsi lokus
polimorfik di seluruh genom), Heterozigositas (jumlah rata-rata individu dengan lokus
polimorfik), dan alel per lokus. (id.wikipedia.org, ____)
Untuk melihat bagaimana keanekaragaman, kita harus mulai dari suatu struktur yang
paling kecil, tetapi sangat penting, struktur tersebut adalah asam deoksiribonukleat yang
terdiri dari 4 macam asam nukleat, yakni adenin mitosin (C), guanin(G), dan timidin(T). Bila
asam amino terakhir diganti dengan urasil(U), maka asam nukleat akan membentuk 20
macam asam amino esensial. Kini diketahui bahwa kombinasi tiga dari keempat macam
asam nukleat akan membentuk asam amino. Kombinasi ini dikenal dengan kode genetik .
Apabila ada 4 macam asam nukleat yang membentuk asam amino, maka hanya diperoleh 16
kombinasi untuk 16 asam amino, sehingga tidak ditemukan 4 macam asam amino esensial
yang lain.
Secara umum, setiap satu asam amino dikode oleh sekitar 3 macam kombinasi asam
amino, sedangkan asam amino yang lain dikode oleh 6 macam kombinasi. Dengan demikian
maka suatu asam amino dapat dihasilkan lebih banyak kemungkinan.
(zaifbio.wordpress.com, 2009)
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian
diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat
yang tampak (fenotip) suatu individu disamping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip).
(yudhim.blogspot.com, 2008) 

cc  þ
Kegiatan praktikum mengenai keanekaragaman manusia ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan atau melakukan pengamatan pada sifat-sifat yang tampak yang
terdapat dalam anggota satu kelompok . Setiap anggota kelompok, terdiri atas 6 orang dan
terdiri atas mahasiswa puteri. Kegiatan praktikum mengenai keanekaragaman manusia ini
dilaksanakan dengan mengamati 10 sifat atau karakteristik yang tampak.
Hasil pengamatan tersebut kemudian dituliskan pada tabel hasil pengamatan yang
tersedia, dan menentukan pula kemungkinan genotip dari sifat-sifat tersebut dengan
mengingat sifat dominan dan resesifnya. Kemudian membuat cakram genetika berdasarkan
hasil data pengamatan kelompok, dengan setiap individu dalam kelompok diberi warna yang
berbeda.
BAB II
Ê MBAHASAN







ë ë
  ë    
 ë  ë 

ë       


      

     ë
 ë   

You might also like