You are on page 1of 9

c   

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu ( Lado,1964).

Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk


mengungkapkan suatu gagasan atau pesan,Rusyana ( 1998:191).

Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis
dapat di pahami pembaca (tarigan,1986:21).

Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam tataran
ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu
sistem tanda konvesional yang dapat dilihat/dibaca (Tatkala,1982).

 
 

Beberapa tujuan menulis adalah :

2? Untuk memeberikan suatu informasi (Wacana Informasi)


2? Untuk meyakinkan atau mendesak (Wacana Persuasif)
2? Untuk menghibur atau menyenangkan (Wacana Kesastraan)
2? Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat (Wacana Eksfresif)

 
     
 

1.? Tujuan penugasan (assignment purpose) ,sebenarnya tidak memilki tujuan karena orang yang
menulis melakukan nya karena tugas yang diberikan kepadanya
2.? Tujuan altruistic purpose,penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca,menghindarkan
kedudukan pembaca,ingin menolong pembaca memahami,menghargai perasaan dan
penalaranya,ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan
karyanya itu
3.? Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan
4.? Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para
pembaca
5.? Tujuan pernyataan diri (self expressive purpose) penulis bertujuan memperkenalkan atau
menyatakan dirinya kepada pembaca
6.? Tujuan kreatif (creative purpose) penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan
mencapai norma artistik,nilai-nilai kesenian
7.? Tujuan pemecahan masalah (problem solving) penulis bertujuan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi
è  
 

Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi,
pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan
menjadi empat : deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafi͛ie,1990: 151).sedangkan menurut
Keraf(1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal tersebut menulis dapat
dibedakan menjadi lima : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.

1. Deskripsi (Menggambarkan)

Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau
memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan
sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai
(melihat,mendengar,mencim dan merasakan)apa yang dilikiskan itu sesuai dengan citra
penulisannya.
2. Eksposisi (Memaparakan)

Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka. dapat pula diartikan sebagai
tulisan yang bertujuan untuk memberitahu ,mengupas,menguraikan, atau menerangkan sesuatu.

3.Argumentasi (pendapat)

Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan
dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan
maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian ,
gagasan.
4. Narasi (menceritakan)

Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa
atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada
sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Contoh
roman, novel.

5.Persuasi (Mengajak)

Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga
memegang peranan penting.

 !" !# $%&!"

1.? èujur
2.? èelas
3.? Singkat
4.? Kepariasian


Î   

Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.Dengan menulis
memudahkan kita mersakan dan menikmati hubunganʹhubungan,memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita ,memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi,menyusun urutan bagi pengalaman,
dapat menyumbangkan kecerdasan.
Bernard Percy secara rinci fungsi menulis adalah:
Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti
kegelisahan,keinginan amarah,ü
ü Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat kuat suatu
ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman ) kedalam otaknya
Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasanü pribadi,kebanggaan,perasaan harga diri
artinya dengan menulis bisa melejitkan perasaan harga diri yang semula rendah degan menulis
dapat meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis
selalu dituntut untuk terus menerus belajar sehinnga pengetahuannya menjadi luas
Menulis dapat meningkatkanü keterlibatan secara bersemangat bukannya penerimaan yang
pasrah,artinya dengan menulis seseorang akan menjadi poeka terhadap apa yang tidak benar
disekitarnya sehinnga ia menjadi seoarang yang kreatif
ü Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa
artinya dengan menulis seseorang akan selalu berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat dan
menggunakannya dengan tepat pula

 

Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini menulis
dilakukan dengan pentahapan ʹ pentahapan:
1. Pra menulis (prewriting) : siswa memilih topik,siswa mengumpulkan dan menyesuaikan ide-
ide,siswa mengidentifikasi pembacanya,siswa mengidentifikasi tujuan menulis siswa memilih bentuk
yang sesuai berdasarkan pembaca dan tujuan menulis,dengan aktifitas pengarang persiapan menulis
cerita,menggambar,membaca,memikirkan tulisan, menyusun gagasan dan mengembangkan
rencana
2. Pengedrafan ( drafting ):siswa menulis draf kasar, siswa siswa menulis pokok-pokok yang menarik
pembaca,siswa lebih menekankan isi dari pada mekanik,dengan aktifitas pengarang merangkaikan
gagasan dalam sebuah tulisan tanpa memperhatikan kerapian atau mekanik
3. Merevisi (revising ):siswa membagi tulisanya kepada kelompok,siswa mendiskusikan tulisanya
kepada temannya,siswa membuat perbaikan sesuai komentar teman dan gurunya,siswa membuat
perubahan subtantif dan bukan sekedar perubahan minor antara draf pertama dan kedua .setelah
mendapat saran ʹsaran dari orang lain pengarang dapat membuat beberapa perubahan dan
perubahan itu dapat melibatkan orang lain
4. Mengedit (editing ): siswa mebaca ulang tulisanya,siswa membantu baca ulang tulisan
temannnya,siswa mengidentifikasi kesalahan mekanisme dan membetulkannya.
5. Mempublikasikan (publishing):siswamempublikasikantulisnanya dalam bentuk yang sesuai,siswa
membagi tulisanya yang sudah selesai kepada teman sekelasnya

è  ' 


 
 

Ada lima tingkatan menulis yaitu:

1. Timbulnya pemahaman baca tulis(emergent literacy),anak mulai menyadari adanya kegiatan baca
tulis,anak mulai menyenangi jika ada orang melakukan baca tulis.semula anak hanya memandangi
tapi lama kelamaan ia akan mencoba menirukan .Anak mulai memegang pensil,kemudian mencoret
ʹcoret pada kertas atau media lain.Tulisan yang dihasilkan pada tahap ini memang belum
bermakna,tetapi pada diri anak sudah timbul rasa menyenangi kegiatan tersebut>Supaya tahap ini
dapat timbul pada diri anak maka diharapkan sebelum memulai melatih menulis anak dikenalkan
pada berbagai bahan bacaan ataupun tulisan yang dapat memberikan gambaran awal pada proses
penulisan
2. Menulis permulaan (beginning writing).Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara
merealisasikan simbol- simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik.Tingkatan ini terkait dengan
strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf- huruf yang dapat
dikenali secara konkret.
3. Pembinaan kelancaran menulis (building fluency).pada tahap ini symbol-simbol bunyi bahasa
misalnya huruf-huruf yang telah dikenali secara konkret mulai dihubung-hubungkan lebih lanjut
menjadi kesatuan yang lebih besar dan memiliki makna
4. Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn),sudah timbul
kesenangan pada diri anak akan perlunya menulis,pada tahap ini anak melakukan kegiatan menulis
dengan tujuan ʹtujuan tertentu yang disengaja misalnya mencatat pelajaran,mencatat kegiatan
dibuku harian,menulis surat untuk teman dan sebagainya.Pada tingkatan ini anak sudah dapat
menikmati kegiatan menulisnya
5. Menulis matang ( mature writing) pada tahap ini anak sudah mampu menuangkan dan
mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui tulisan dengan baik ia telah mampu memilih kata
dengan tepat,menyusun kalimat dengan runtut,dan mengembangkan paragraf dengan baik,tahap
inilah yang memberikan kebebasan berekspresi pada anak untuk menghasilkan tulisan ʹ tulisan
kreatif yang sangat mencengangkan hasilnya
Dari kelima tingkatan menulis tersebut secara sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2
tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.
Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat sederhana
dengan tepat.Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat memproduksi tulisan dapat
dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan e,d,f,k,j,dan dapat berupa suku kata seperti su-ka,ma-
ta,ha-rus, lu-kaserta dalam bentuk kalimat sederhana.Seperti halnya membaca permulaan,menulis
permulaan juga dapat menggunakan metode-metode seperti metode abjad, metode suku kata,
metdeglobal dan metode SAS. Menulis permulaan (dengan huruf kecil) di kelas 1SD tujuannya siswa
memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan
secara tertulis,materi pelajaran menulis permulaan dikelas 1SD disajikan secara bertahap dengan
menggunakan pendekatan huruf,suku kata,kata-kata atau kalimat.Menulis permulaan (dengan huruf
besar pada awal kalimat) di kelas II tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan dengan
ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide /pesan secara tertulis,untuk memperkenalkan cara
menulis huruf besar di kelas II SD mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf
diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa.
Tujuan menulis lanjut adalah agar siswa mampu menuangkan pikiran dan perasaannya dengan
bahasa tulis secara teratur dan teliti.Yang membedakan menulis permulaan dengan menulis lanjut
adalah adanya kemampuan untuk mengembangkan skema yang ada yang telah diperoleh
sebelumnya untuk lebih mengembangkan hal-hal yang akan ditulis.
2.6 Permasalahan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar dan penanggulangannya
Yang dimaksud dengan permasalahan di sini ialah segala sesuatu yang dapat menyebabkan kesulitan
dalam mencapai tujuan pengajaran menulis.
A.Siswa
Permasalahan yang timbul dari siswa antara lain rendahnya bakat dan minat untuk menguasai
keterampilan menulis.Akibat dari rendahnya minat siswa dalam mempelajari keterampilan mereka
menulis huruf dengan tulisan yang asal dapat dibaca sendiri, mereka malas menulis.Menulis
dirasakan sebagai suatu beban yang berat.
Untuk mengatasi permasalahan seperti ini gurulah yang harus mampu memberikan motivasi agar
siswa menyadari bahwa menulis merupakan suatu keterampilan yang mutlak diperlukan untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupan .Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin tinggi pula
kemampuan menulis diperlukan.
B. Guru
Guru bahasa Indonesia tidak seluruhnya memilki kualifikasi sebagai tenaga pengajar mata pelajaran
tersebut secara profesional. Lebih-lebih di tingkat Sekolah Dasar yang pada umumnya lulusan
Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Pada umumya di Sekolah Dasar masih menganut sistem borongan
artinya seorang guru harus mengajarkan berbagai mata pelajaran pada suatu tingkatan tertentu.
dalam satu hari ia harus mampu mengajar lebih dari satu mata pelajaran ,misalnya jam ke 1-2
matematika ,jam ke3-4 IPS, jam ke 5-6 bahasa Indonesia,jam ke-7 kesenian. Dalam situasi yang
demikian tidaklah mungkin seorang guru harus berkonsentrasi hanya pada pengajaran menulis.
Untuk mengatasi permasalahan yang demikian, peningkatan kualifikasi guru bahasa Indonesia
mutlak diperlukan.salah satu caranya adalah mengikuti penataran ʹ penataran ,kursus-kursus
tertulis, mengikuti perlombaan menulis, atau para pembina guru SD secara priodik memberikan
motivasi kepada guru-guru tersebut meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang
menulis.
C.Tujuan
Sebenarnya tujuan pengajaran menulis sudah cukup jelas tertera dalam GBPP, hanya perlu
dijabarkan lebih khusus lagi oleh guru. Berkenaan dengan tujuan pengajaran menulis, hendaknya
guru berusaha menanamkan tujuan menulis, bukan hanya sekedar asal tulisan para siswa dapat
dibaca oleh mereka sendiri .Tapi sejak kelas 1 harus sudah disadarkan bahwa menulis itu memilki
tujuan artistik (nilai keindahan ), tujuan informatif yaitu memberikan informasi kepada pembaca dan
tujuan persuasif yakni mendorong atau menarik perhatian pembaca agar mau menerims informasi
yang disampaikan oleh penulis
D. Bahan atau materi pengajaran
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang harus disajikah sangat luas dan kompleks, sehingga kalau
guru kurang terampil, materi dalam kurikulum yang begitu banyak itu tidak akan selesai sesuai
dengan kegiatan belajar mengajar yang dapat dilaksanakan .akibanya pembahasan materi pelajaran
itu kurang mendalam dan belum mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk mengatasi hambatan yang seperti itu, guru melaksanakan pengajaran bahasa Indonesia
secara terpadu misalnya melalui pengajaran menulis, uru dapat menjelaskan struktur bahasa, osa
kata, ragmatik, jaan sekaligus dengan pendekatan proses dan sistem CBSA bahan itu pasti akan
dapat diselsaikan tepat pada waktunya.
E. Metode mengajar
Masih banyak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan antara teori dan pelaksanaan cara mengajar
menulis dalam metodik khusus pengajaran bahasa Indonesia pengertian metode pengajaran bahasa
indonesia berbeda dengan metode yang dicantumkan dalam GBPP disini ada kesimpang- siuran
antara metode dan teknik pengajaran bahasa Indonesia .Teknik pengajaran menulis yang
dilaksanakan oleh guru masih banyak yang berpola kepada pengalamannya ketika duduk di SD. Guru
mengajar menulis mencontoh pola gurunya ketika ia menerima pelajaran tersebut akibatnya tekinik
yang digunakan sudah tidak sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sehingga
hasilnya pun belum mencapai tingkat yang optimal.
Untuk mengatasi masalah ini yang paling penting adalah pembinaan kesadaran guru dalam
meningkatkan kemampuan mengembangkan metode mengajar menulis di SD.Karena pada tahap ini
merupakan tonggak yang paling dasar yang harus dimiliki oleh anak didik di SD.
F. Media Pengajaran menulis
Media pengajaran memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar semaksimal
mungkin. Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan media dalam mengajarkan menulis.
Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam media yang dapat dipergunakan dalam
mengajarkan keterampilan menulis. Hal ini berguna untuk mendorong terlaksananya kegiatan
belajar mengajar keterampilan menulis yang lebih efektif dan efisien.
G. Penilaian Keterampilan menulis
Penilaian keterampilan menulis sering hanya mempergunakan cara menulis karangan,terutama
dengan karangan beba. Anak ʹ anak disuruh menulis karangan dengan hanya ditentukan beberapa
judul yang dapat dipilih mereka. Siswa yang satu boleh berbeda memilih judul karangan dengan
yang ditulis siswa lainnya. Hal ini akan menimbulkann kesulitan dalam menentukan kriteria
penilaian. Hasil penilaiannya terlalu subjektif sehingga tidak mampu menempatkan anak seobjektif
mungkin.
Masalah diatas sebaiknya dihindari guru dapat menciptakan alat evaluasi yang lebih efektif yang
memungkinkan hasilnya lebih efektif pula, misalnya dengan cara mengoreksi kesalahan-kesalahan
dalam sebuah tulisan, membutuhkan tanda baca dan penggunaan ejaan yang benar atau dengan
mengembangkan pokok-pokok pikiran yang telah dipersiapkan oleh guru dengan cara demikian
diharapkan dapat menghasilkan nilai yang objektif.

c   ( )
   
   "*
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi :
ü pendekatan komunikatif, pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa
mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran, pendekatan
komunikatif tampak pada pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat,
dan membuat iklan
Pendekatanü integratif Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam pembelajaran.Pendekatan
integratif tampak pada butir pembelajaran, misalnya: menceritakan pengalaman yang menarik,
menuliskan suatu peristiwa
sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang didengar
ü Pendekatan keterampilan proses,pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan
siswa dalam mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan.Pendekatan
keterampilan proses, tampak pada butir pembelajaran, misalnya: melaporkan hasil kunjungan,
menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kalimat acak menjadi paragraf yang
padu
Pendekatan tematis, pendekatan tematisü menekankan tema pembelajaran sebagai
payung/pemandu dalam pembelajaran.pendekatan tematis, tampak pada butir pembelajaran,
misatnya: menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan.
Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mempunyai karakteristik yang sama dengan
pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai subjek
pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran. Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator dan
fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam membangun/mengkonstruk gagasan/ide
masmg-masing di dalam pembelajaran.
Teknik dan Model Pembelajaran Menulis Cerita berdasarkan butir-butir pembelajaran menulis di
kelas tinggi (kelas 3-6) SD terdapat ragam teknik pembelajaran menulis. Teknik pembelajaran
menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk keperluan sehari-hari :
a). Menulis cerita
Teknik ini terdiri atas 6 macam, yaitu: I) menyusun kaiimat. Teknik menyusun cerita dapat dilakukan
dengan: (a) menjawab pertanyaan, (b) melengkapi kalimat, (c) memperbaiki susunan kalimat, (d)
memperluas kalimat, (e) subtitusi, (f) transfomtasi, dan (g) membuat kalimat; (2)Teknik
memperkenalkan cerita: (a) baca dan tulis, (b) simak dan tulis; (3) meniru model; (4) menyusun
paragaf; (5) menceritakan kembali; dan (6) membuat.
b). Menulis untuk keperluan sehari-hari Menulis untuk keperluan sehari-hari mehputi ragam
menulis: (1) menulis surat, (2) menulis pengumuman, (3) mengisi formulir, (4) menulis surat
undangan, (5) membuat iklan, dan (6) menyusun daftar riwayat hidup. Model pembelajaran menulis
cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan gambar, melanjutkan cerita lain, menceritakan mimpi,
menceritakan pengalaman, dan menceritakan cita-cita.
(a) Menceritakan gambar Model ini dapat dilakukan mulai kelas 4 SD. Guru memperlihatkan
beberapa gambar, selanjutnya, siswa diminta mengamati gambar tersebut dengan teliti. Kemudian,
mereka diminta untuk menuliskannya ke dalam centa lengkap.
(b) Melanjutkan centa. Model ini diawali dengan kegiatan guru membacakan atau
memperdengarkan cerita yang dipilih guru, kemudian para siswa diminta melanjutkan cerita guru
tersebut.
(c) Menceritakan mimpi. Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan mimpinya
dengan menambah atau mengurangi isi dan mimpi mereka.
(d) Menceritakan pengalaman Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan
pengalaman, baik pengalaman saat liburan, bermain,darmawisata, dan sebagainya.
(e) Menceritakan cita-cita. Model ini dilakukan dengan cara menugasi siswa untuk menceritakan
cita-citanya setelah dewasa nanti.

 "!#c%&$
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Tujuan menulis adalah untuk memeberikan suatu informasi, untuk meyakinkan atau
mendesak,untuk menghibur atau menyenangkan,untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang
kuat. Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis:tujuan penugasan,
tujuan altruistic, tujuan persuasive, tujuan informasional penulis tujuan pernyataan diri penulis ,
tujuan kreatif penulis,tujuan pemecahan masalah.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung Teori menulis yang
berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini menulis dilakukan dengan
pentahapan ʹ pentahapan: Pra menulis ( prewriting), Pengedrafan ( drafting ), Merevisi (revising ),:
Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn), Mengedit (editing),
Mempublikasikan (publishing).
èenis tulisan : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasif. Tingkatan menulis secara
sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.
Permasalahan dalam pengajaran menulis di Sekolah Dasar ada dari siswa, guru, tujuan, bahan atau
materi, metode pengajaran media pembelajaran, penilaian.
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis di SD meliputi :pendekatan komunikatif,
pendekatan integratif, pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis.
Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk
keperluan sehari-han. Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan
gambar, melanjutkan cerita lain, menceritakan mimpi, menceritakan pengalaman, dan menceritakan
cita-cita.

"
Penulis manusia biasa yang banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu penyusun
menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah pembelajaran pembelajaran menulis,
setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Setelah kita mengetahui
tentang berbagai hal tentang menulis diharapakan kita dapat menulis dengan baik dan benar.

*Î  c%" 


Burns, P.C. Roe, B.D., & Ross, E.P. 1996. Teaching Reading in Todays Elementary School, Boston:
Houghton Mifflin.
Rusyana, Yus, 1988. Bahasa dan sastra dalam Gamitan Pendidikan, Bandung: Diponegoro.
Tarigan, Henry Guntur, 1989. Metodologi Pengajaran Bahasa: Suatu Penelitian Kepustakaan. èakarta:
P2LPTK Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur, 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Tompkins, Gaile E. 1994. Teching Writing: Balancing Process and Product. New York: Macmilan
College Publishing C

You might also like