You are on page 1of 14

Pendahuluan

Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat
pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2000-2010)
menjadi Dekade Tulang dan Persendian. Penyebab fraktur terbanyak adalah karena kecelakaan
lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas ini, selain menyebabkan fraktur, menurut WHO, juga
menyebabkan kematian 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar korbannya
adalah remaja atau dewasa muda.
Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli
melalui berbagai literature. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya
kontinuitas tulang, sedangkan menurut Boenges, ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000)
fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Back dan Marassarin (1993) berpendapat bahwa
fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang
yang berlebihan.
TRAKSI

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau
gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim
atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan.
Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat
sejumlah penanganan.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis
atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang
disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992
and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim
splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang
dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).
Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir menggunakan
traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon (Styrcula, 1994 a and Osmond, 1990) dan
Hippocrates (350 BC) menulis tentang traksi manual dan tahanan ekstensi dan ekstensi yang
berlawanan (Styrcula, 1994 a: 71). Pada tahun 1340 ahli bedah Perancis bernama Guy de
Chauliac menulis tentang traksi isotonic dengan berat yang ditahan pada kaki tempat tidur
pasien, tetapi akibat pertimbangan praktek hal ini dilakukan hingga tahun 1829 ketika traksi
berkesinambungan diaplikasikan secara luas (Peltier, 1968: 1603). Sekitar tahun 1848 Josiah
Crosby seorang klinisi amerika merupakan orang yang pertama mempromosikan dan
menunjukkan traksi kulit yang lebih efektif tidak hanya sebagai terapi dari fraktur melainkan
juga untuk menanani deformitas panggul (Peltier, 1968: 1609). Hal ini meripakan aplikasi yang
membuat perhatian Gurdon Buck yang pada tahun 1861 melalui pengetahuannya terhadap kerja
Crosby mempunyai traksi kulit yang dinamakan nama dirinya sendiri. Hal ini tidak dilakukan
hingga pada tahun 1921 seorang ahli bedah Australia Hamilton Russel meluaskan konsep traksi
Buck dengan menggunakan doktrin Pott’s (1780) bahwa fraktur tungkai harus ditempatkan pada
posisi pada otot yang relaksm dinamakan fleksi panggul dan lutut, dengan mengembangkan
traksi Hamilton Russel (Peltier, 1968: 1612). 26 tahun sebelumnya, pada bulan desember 1895,
seorang professor German bernama Röntgen mempublikasikan observasinya dengan ‘tipe baru
X-Ray’ dimana dimulai era baru dalam penelitian fraktur (Peltier, 1968:1613). Dengan
menggunakan X-Ray untuk menilai terapi fraktur, dunia ortopedi berhadapan dengan kenyataan
dimana terapi traksi Buck tidak memuaskan 100% pada semua kasus dan tahun 1907 Fritz
Steinmann secara sukses mengembangkan traksi skeletal dengan menggunakan pin yang
dimasukkan kedalam kondylus femur. (Peltier, 1968: 1615).

Traksi telah menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi
internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang sering. Pengembangan ini
berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur dengan kebutuhan ekonomi untuk
perawatan rumah sakit yang lebih
Penggunaan Traksi telah didokumentasikan melalui banyak literature : traksi digunakan untuk
mempromosikan istirahat/imobilisasi, dimana membuat keurusan tulang dan jaringan lunak
menyembuh (Taylor, 1987; Dave 1995 and Redemann, 2002). Hal ini menolong untuk
mengistirahatkan inflamasi yang ada dan mengurangi nyeri (Taylor, 1987; Dave, 1995 and
Osmond, 1999). Osmond (1999) Menyatakan bahwa hal ini mengurangi subluksasi atau
dislokasi dari sendi dan Styrcula (1994a) serta Rosen, Chen, Hiebert dan Koval (2001)
memberikan kredit dalam penggunaan traksi dengan reduksi tahanan yang dibutuhkan ketika
melakukanreduksi fraktur selama pembedahan. Akhirnya, traksi juga dikatakan untuk membantu
pergerakan dan latihan (Dave, 1995 and Redemann, 2002).
Mekanisme traksi meliputi tidak hanya dorongan traksi sebenarnya tetapi juga tahanan yang
dikenal sebagai kontertraksi, dorongan pada arah yang berlawanan, diperlukan untuk keefektifan
traksi, kontertraksi mencegah pasien dari jatuh dalam arah dorongan traksi. Tanpa hal itu,
spasme otot tidak dapat menjadi lebih baik dan semua keuntungan traksi hanya menjadi lewat
saja. Ada dua tipe dari mekanik untuk traksi, dimana menggunakan Kontertraksi dalam dua cara
yang berbeda. Yang pertama dikenal dengan traksi keseimbangan, juga dikenal sebagai traksi
luncur atau berlari. Disini traksi diaplikasikan melalui kulit pasien atau dnegan metode skeletal.
Berat dan katrol digunakan untuk mengaplikasikan tahanan langsung sementara berat tubuh
pasien dalam kombinasi dengan elevasi dari dorongan tempat tidur traksi untuk menyediakan
kontertraksinya (Taylor, 1987, Styrcula, 1994a; Dave, 1995 and Osmond, 1999). Traksi Buck
akan menjadi contoh dari ha ini. Yang kedua dinamakan traksi fixed dan kontertraksi
dimasukkan diantaran 2 point cocok yang tidak membutuhkan berat atau elevasi tempat tidur
untuk mencapai traksi dan kontertraksi. Splibt Thomas merupakan contoh dari system traksi ini.
(Taylor, 1987, Styrcula, 1994a; Dave, 1995 and Osmond, 1999).

Komponen Mekanis dari system traksi, katrol (pulley), tahanan vector dan friksi, terkait dengan
beberapa factor : cara dimana kontertraksi diaplikasikan dan sudut, arah, serta jumlah tahanan
traksi yang diaplikasikan (Taylor, 1987: 3). Sudut dan arah dorongan traksi bergantung pada
posisi katrol dan jumlah efek katrol sama dengan jumlah dorongan yang diaplikasikan. Ketika
dua katrol segaris pada berat traksi yang sama maka disebut dengan ‘block and tackle effect”
hamper menggandakan jumlah dari tahanan dorongan. Tahanan vector diciptakan dengan
mengaplikasikan tahanan traksi pada dua yang berebda tetapi tidak berlawanan terhadap sisi
tubuh yang sama. Hasil ini menghasilkan tahanan ganda untuk dorongan traksi yang actual.
(Taylor, 1987 and Styrcula, 1994a).

Friksi selalu ada dalam setiap system traksi. Friksi memberikan resistansi terhadap dorongan
traksi mala mengurangi tahanan traksi. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir kapanpun dan
bagaimanapun kemungkinan nantinya. (Taylor, 1987 and Styrcula, 1994a).
Kita dapat mnggunakan traksi : (1) untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai,
atau (2) untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau, (3) untuk
melakukan kedua hal tersebut, satunya diikuti dengan yang lain. Untuk mengaplikasikan traksi
dengan sempurna, kita harus menemukan jalan untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur
dengan aman, untuk beberapa minggu jika diperlukan. Ada dua cara untuk melakukan hal
tersebut : (1) memberi pengikat ke kulit (traksi kulit). (2) dapat menggunakan Steinmann pin, a
Denham pin, atau Kirschner wire melalui tulangnya (traksi tulang). Tali kemudian digunakan
untuk mengikat pengikatnya, pin atau wire, ditaruh melalui katrol, dan dicocokkan dengan berat.
Berat tersebut dapat mendorong pasien keluar dari tempat tidurnya, sehingga kita biasanya
membutuhkan traksi yang berlawanan dengan meninggikan kaki dari tempat tidurnya. Salah satu
dari tujuan utama dari traksi adalah memperbolehkan pasien untuk melatih ototnya dan
menggerakkan sedinya, jadi pastikan bahwa pasien melakukan hal ini. Traksi membutuhkan
waktu untuk diaplikasikan dan diatur, tetapi hal ini dapat dengan mudah datur dengan asisten.
Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Dilengan hal ini masih kurang nyaman, tidak
meyakinkan, sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alasan ini, traksi
lengan hanya digunakan dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh. Mengelaborasikan Jenis
dari traksi, seperti Hamilton dan Russel untuk kaki, membutuhkan peralatan yang tidak
semuanya punya. Jadi, hanya dibahas alat-alat sederhana yang digunakan dimakalah ini.
Klasifikasi Traksi didasari pada penahan tubuh yang dicapai :
1. Traksi Manual menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap seseorang di
bagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka. Dorongan ini harus constant dan gentle.
Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau
selama pembedahan. Hal ini juga digunakan selama pemasangan traksi dan jika ada kebutuhan
secara temporal melepaskan berat traksi (Taylor, 1987; Styrcula, 1994a and Osmond, 1999).
2. Traksi Sekeletal menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke sekeleton
melalui pin, wire atau baut yang telah dimasukkan kedalam tulang (Taylor, 1987; Styrcula,
1994a dan Osmond, 1999). Untuk melakukan ini berat yang besar dapat digunakan. Traksi
skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih
besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang (Styrcula, 1994a
and Osmond, 1999).
3. Akhirnya traksi kulit menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada bagian
tubuh yang terkena melalui jaringan lunak (Taylor, 1987; Styrcula, 1994a and Osmond, 1999).
Hal ini bisa dilakukan dalam cara yang bervariasi : ekstensi adhesive dan non adhesive kulit,
splint, sling, sling pelvis, dan halter cervical (Taylor, 1987; Styrcula, 1994a and Osmond, 1999).
Dikarenakan traksi kulit diaplikasikan kekulit kurang aman, batasi kekuatan tahanan traksi.
Dengan kata lain sejumlah berat dapat digunakan (Taylor, 1987; Styrcula, 1994a and Osmond,
1999). Berat harus tidak melebihi (3-4 kg) (Taylor, 1987; Osmond, 1999 dan Redemann, 2002).
Traksi kulit digunakan untuk periode yang pendek dan lebih sering untuk manajemen temporer
fraktur femur dan dislokasi serta untuk mengurangi spasme otot dan nyeri sebelum pembedahan
(Taylor, 1987; Styrcula, 1994a and Dave, 1995).
Traksi Kulit versus Traksi Tulang

Kulit hanya bisa dapat menahan sekitar 5 kg traksi pada orang dewasa. Jika lebih dari ini tahanan
yang dibutuhkan untuk mendapatkan dalam menjaga reduksi, traksi tulang mungkin diperlukan.
Hindari traksi tulang pada anak-anak- plate pertumbuhan dapat dengan mudah hancur dengan pin
tulang.
Indikasi untuk traksi kulit
 Anak-anak
 Traksi temporer- hanya untuk beberapa hari, missal pre operasi
 Tahanan kecil dibutuhkan untuk menjaga reduksi 5kg
 Kerusakan kulit atau adanya sepsis diarea tersebut

Indikasi Traksi Skeletal


 Orang dewasa membutuhkan > 5kg traksi
 Kerusakan kulit membutuhkan dressings
 Jangka panjang
Counter Traction

Setiap tahanan diperlukan tahanan yang berlawanan. Jika traksi mendorong tungkai kedistal
pasien akan meluncur turun melalui katrol, dan traksi tidak akan menjadi efektif. Berikan
tahanan yang berlawanan dengan meninggikan kaki dari kasur pada blok tertentu. Dengan
merubah tempat tidur pada arah berlainan tendensi untuk meluncur akan ditahan. Pada traksi
servikal sisi depan dari tempat tidur harus ditinggikan, dan dengan traksi Dunlop sisi tempat
tidur dekat dengan luka membutuhkan elevasi.
Sistem Katrol Multiple

Dalam banyak keadaan katrol yang multioel digunakan, sehingga mengurangi berat amatlah
diperlukan. Katrol multiple seringkali digunakan pada traksi pelvis dimana tahanan tinggi
(biasanya lebih dari 40 kg) dapat diperlukan. Jika triple dan dobel blok dgunakan dalam gambar
hanya 405 atau 8 kg, dibutuhkan untuk dapat mencapai 40 kg. Penaikturun katrol diperlukan.
Traksi Kulit – Ekstremitas Bawah

Traksi kulit Buck’s paling sering digunakan pada tungkai bawah untuk fraktur femur, nyeri
belakang, fraktur acetabulum dan pinggang. Traksi kulit jarangkali mengurangi fraktur, tetapi
mengurangi nyeri dan menjaga panjangnya fraktur.

Buck’s Traction:
Traksi Buck adalah traksi kulit seimbang dengan menggunakan dorongan pada satu tempat
terhadap ekstremitas bawah melalui perluasan kulit (Taylor, 1987; Styrcula, 1994; Osmond,
1999 and Redemann, 2002). Dinamakan setelah Gurdon Buck yang pada tahun 1861
mempublikasikan pengalamannya dengan trapi untuk dua puluh satu kasus dari fraktur (Peltier,
1968: 1610). Traksi Buck digunakan sebagai pengukuran jangka pendek dengan tahanan traksi
yang dibutuhhkan untuk imobilisasi fraktur panggul sebelum pembedahan dan mengurangi
spasme otot (Styrcula, 1994d and Redemann, 2002). Hal ini juga bisa digunakan untuk dislokasi
panggul, kontraktur panggul dan lutut, fraktur tidak berpindah asetabulum dan nyeri pinggang
bawah bilateral (Taylor, 1987 and Styrcula, 1994d) meskipun penggunaannya jarang terlihat
pada akhir-akhir ini . Pasien diposisikan dalam posisi supine dengan kaki lurus pada posisi alami,
dimana melalaikan abduksi (Taylor, 1987 and Styrcula, 1994d). Pembungkus kemudian
diaplikasikan dan tahanan traksi digunakan segaris dengan panjang aksis kaki melalui tali yang
diikat di kaki dari perluasan melewati katrol pada akhir tempat tidur yang dihubungkan dengan
pemberat (Taylor, 1987; Styrcula, 1994d and Osmond, 1999). Katrol tidak mempunyai efek pada
tahanan t=fraksi tetapi bertindak untuk merubah arah dorongan untuk bekerja dengan gravitasi
(Taylor, 1987 and Osmond, 1999). Kontertraksi dicapai dengan mengelevasikan kaki dari tempat
tidur pada ketinggian tertentu untuk mencegah pasien terjatuh dar tempat tidur.

Untuk mengoptimalisasi kenyamanan pasien adalah hal yang penting untuk mempunyai
keseimbangan antara tahanan traksi dengan tahanan kontertraksi. Jika tempat tidur butuh untuk
dielevasikan terlalu tinggi untuk mencegah pasien terdorong dari tempat tidur maka pemberat
dapat terlalu berat dan perlu untuk ditinjau ulang (Dave, 1995 and Osmond, 1999). Hari ini
Traksi Buck digunakan kebanyakan pada orang tua (Styrcula, 1994d: 61) dan kontroversinya
timbul melebihi kefektifitasannya.

Metode
Kulit dipersiapkan dan dicukur- harus sampai kering. Balsem Friar dapat digunakan untuk
meningkatkan adhesi. Pengikat yang tersedia secara komersil diaplikasikan kekulit dan luka
dengan lapisan yang overlap. Perban harus tidak melebihi diatas tingg fraktur.

Bahaya Traksi Kulit


 Distal Oedema
 Kerusakan vaskular
 Peroneal nerve palsy
 Nekrosis kulit melalui tulang-tulang prominen

Hindari timbulnya komplikasi dalam keinginan untuk mencoba meningkatkan adhesi dengan
mengikat perban lebih ketat

Perfusi Jaringan yang Berubah, Bahaya untuk deep vein thrombosis (DVT) atau pulmonary
embolism (PE) merupakan masalah yang sering is (Taylor, 1987; Styrcula, 1994d; Osmond,
1999; Rosen et al, 2001 dan Redemann, 2002). Pernafasan yang dalam dan latihan pompa siku
sama halnya dengan penggunaan stocking dan terapi antikoagulan merupakan cara untuk
mencegah hal ini terjadi (Taylor, 1987; Styrcula, 1994d; Rosen et al, 2001 and Redemann,
2002). Calves harus diinspeksi untuk kekakuan, hangat yang tidak biasa, dan kemerahan
(Carroll, 1993 and Bright and Gorgi, 1994) dan setiap tanda dispnea dan tachypnea dapat
mengindikasikan (Smeltzer and Bare, 1996 and Turpie, Chin and Gregory, 2002).
Ada juga akan resiko tinggginya disfungsi perifer seperti sindrom kompartemen atau paralisis
saraf. Periksa neurovascular dan penilaian gerakan harus dilakukan sebelum mengaplikasikan
traksi kemudian setiap jam selama 24 jam pertama dan jika baik dilakukan 4 jam sekali (Taylor,
1987; Styrcula, 1994b and Kunkler, 1999).
Meskipun traksi dikatakan untuk mengurangi nyeri danspasme otot hal in dapat menjadi tidak
cukup dan management nyeri untuk itu merupakan bagian penting dalam perawatan. Nyeri dapat
dinilai dengan menggunakan skala 1-10 (McCaffery and Pasero, 2001 and Redemann, 2002) dan
pasien harus diminta untuk mengambil analgetik sebelum nyeri menjadi lebih parah. Edukasi
untuk mencegah ketakutan dan resiko konstipasi sebaiknya juga dilakukan (Redemann,
2002:316). Sama dengan pasien yang imobilisasi ada tingginya resiko untuk konstipasi tidak
hanya menghasilkan imobilitas tetapi juga kombinasinya dengan ambilan analgetik dan untuk
pasien traksi terutama tantangan dalam nyeri, ditambah dengan malunya mereka untuk membuka
ususnya ditempat tidur (Taylor, 1987; Winney, 1998 and Redemann, 2002). Penggunaan dari alat
fraktur, privasi, ambilan cairan yang tinggi, teratur dalam diet dapat menolong eliminasi untuk
mencapai usus yang normal (Winney, 1998 and Redemann, 2002).

Pertukaran gas yang terganggu merupakan kesulitan pada pasien dengan traksi pada resiko
masalah respirasi. Posisi rekumben atai semirecumbent pasien ini diyakinkan untuk tidak
diijinkan bergerak penuh pada diafragmanya yang bisa menyebabkan tidal kecul dan volume
residu yang besar(Redemann, 2002:317). Untuk mencegah masalah in elevasi reposisi yang
sering dari kepala tempat tidur kapanpun memungkinkan dikombinasikan dengan batuk dan
latihan nafas yang dalam dan penggunaan spirometer kesemuanya dapat membantu untuk
menjaga pertukaran gas yang adekuat. (Smeltzer and Bare, 1996 and Redemann, 2002).
Tingginya resiko untuk terluka terutama relevansinya pada pasien traksi sebagai management
yang tidak benar dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang harus dipertimbangkan (Taylor,
1987 and Redemann, 2002). Traksi harus diperiksa melalui perbagian untuk menjamin tidak ada
yang dapat membahayakan pasien, garis dorongan dijaga, semua clamps ketat dan tidak ada tali
yang rapuh atau knot yang tidak aman. Tali musti dibebaskan melalui katrol, gars traksi harus
dijaga setiap saat. Baik pemberat ataupun tali harus disentuh oleh kasur. Bantal tidak ditaruh
dibawah kaki yang sakit dan ketika menggerakkan pasien pemberat tidak boleh dipindahkan.
Ketika melakukan perluasan sekali traksi manual harus diaplikasikan.
Traksi Gallows
Traksi ini digunakan pada bayi dan anak-anak dengan fraktur femur .

Indikasi Traksi Gallow’s


 Berat anak-anak harus kurang dari 12 kg
 Fraktur femur
 Kulit harus intak
Kedua dari femur yang fraktur dan yang baik ditempatkan dalam traksi kulit dan bayi ditahan
dari sudut yang istimewa. Compromise vascular merupakan bahaya terbesar. Periksa sirkulasi
dua kali sehari. Pantatnya harus diangkat jangan mengenai tempat tidur
Fraktur Femur Pada Anak yang lebih Besar

Anak lebih besar dengan fraktur femur dapat ditangani dengan traksi kulit dengan splint tHomas.
Tidak seperti orang dewasa lutut harus dijaga lurus pada splint Thomas. Cincin dari splint
Thomas harus membuat pembersihan dua jari pada semua sisi- dicoba pada kaki yang sehat
untuk dicocokkan sebelum diaplikasikan. Pengikatan kulit diaplikaskan dan splint Thomas
dipasangkan. Tali dari pengikat di ikat hingga akhir dar splint tHomas. Yang paking kuar
melewat jarak splint Thomas dan bagian dalam melaluinya. Hal ini merotasikan kaki secara
internal. Tungkai diistirahatkan pada tiga strip falnnerl untuk menjaga keamanan pin. Sling
Master merupakan strip flannel yang diarahkan kedistal fraktur. Slng ini bisa ditambahkan
sehingga garis akhir fraktur pada ruang vertical. Traksi longitudinal membuthkan tambahan
setiap haru pada minggu pertama. Simpul dari akhir splint Thomas dilonggarkan. Kualitas
reduksi dikonfirmasikan dengan X ray.

Splint Thomas ditahan dari Frame Balkan. Frame ini ditempelkan ke tempat tidur. Tungkai
dengan splint Thomas ditahan dari puncak dengan maksut berat berlawanan. Traksi longitudinal
menggunakan tekanan pada sudut dan berat yang lebih jauh ditempatkan melalui katrol dari
frame Balkan. Hal ini segaris dengan panjang aksis tungkai di kaki dari tempat tidur. Perlawanan
ini bertindak sebagai tahanan reaktif dari sudut yang digenerasikan oleh traksi kulit.
Fraktur Femur Pada Orang Dewasa

Hal ini membutuhkan pin skeletal. Pada beberapa rumah sakit, pn Denham merupakan pin yang
paling sering digunakan, Ia mempunyai porsi tengah ulir yang dijaganya pada tibia. Untuk
fraktur femur pin Denham melalui tibia proksimal, Selalu memasukkan dari lateral ke medial
pada tibia proksimal, sebagaimana saraf peroneal tidak terkenda dan tempat keluarnya tidak bisa
diprediksikan. Pada beberapa keadaan femur distal, atau bahkan kalkaneus dapat digunakan.

Splint tHomas, (periksa apakah cocok dengan mencoba pada kaki yang sehat) diaplikasikan.
Tiga sling flannel diamankan dengan keamanan pin dibawah paha. Satu dari splint master
dibawah fraktur. Tekanan yang benar pada sling ini akan menggarisi fraktur pada sisi lateral.
Lutut dapat difleksikan dengan menggunakan splint fleksi Pearson yang ditempelkan ke splint
Thomas pada daerah lutut. Fleksi lutut yang diinginkan dapat dijaga dengan tali pada akhirnya
dibawa dari splint tHimas ke Perlengketan Pearson. Tali dari pin Denham apakah harus diikat
secara distal ke splnt tHomas (traksi statis) atau mereka dapat dinaikkan melalui katrol pada
akhir dari frame Balkan (traksi dinamis). Pada semua kasus diawali dengan 7 kg (atau 10% berat
badan) pada panjang aksis femur. Hal ini melawan trakian dari otot paha. Sebagaimana halnya
dnegan anak-anak, traksi dbuat seimbang dengan sisitem katrol pada tungkai horizontal frma
Balkan untuk membuat pasien dapat menggerakkan tungkainya.
Garis Splint Thomas

Splint Thomas harus digariskan dengan menitikkan pada frma belakn searah dengan fragmen
proksimal.

Perpndahan-Fraktur Femur Proksimal


 Prox. Femur – Flexion
 Prox. Femur – Abduction
 Frame Garis – Flexion & Abduction
Fraktur mid shaft dijaga tetap relative sebagaimana otot proksimal dan distalnya seimbang

Perpindahan Fraktur Femur Distal


 Angulasi Posterior – dorongan dari gastrocnimeus
 Sousi – fleksi lutut sejauh mungkin
Block Tempat Tidur (bed block)

Bed Blocks harus ditempatkan dibawah kaki dengan semua tipe traksi diatas. Meninggikan kaki
dari tempat tidur beberapa sentimeter memberikan tahanan counter untuk mencegah pasien
terdorong secara distal dari tempat tidur oleh traksi longitudinal.
Traksi Servikal
Halter Traction
Traksi halter digunakan untuk traksi servikal jangka pendek. Penggunaannya meliputi cedera
leher minor tanpa kejelasan adanya fraktur contoh spasme otot leher, terapi conservative dari lesi
di diskus servikal. Anak dengan fraktur servikal juga dapat ditangani dtanpa pin skeletal
sebagaimana tulang mereka terlalu rapuh terhadap pin. .
Masalah dengan Traksi Halter
 Tidak nyaman
 Nyeri di Tempero-mandibular
 Kontraoindikasi pada fraktur mandibula
 Sulit untuk mengontrol fleksi dan ekstensi
Fleksi Extensi X Ray Cervical

Jika pasien mempunyai x-ray cervical yang normal, tetapi mempunyai spasme otot leher,
gambaran fleksi ekstensi dapat diperlukan untuk menyingkirkan instabilitas yang serius dari
tulang servikal. Traksi Halter merupakan cara yang baik untuk meredakan spasme sebelum X-
Ray dapat dilakukan. Pasien yang dimasukkan dan ditempatkan dalam traksi Halter hingga leher
bebas dari spasme otot. Pasien harus tidak mempunyai rasa nyeri ketika leher difelksikan
ataupun diekstensikan. Jika gejala neurologis seperti paraesthesia timbul maka X-Ray tidak perlu
dilakukan.
Traksi Skeletal

Pada cedera servikal yang lebih serius, penjepit tulang kepala seperti caliper Cones
diinndikasikan. Indikasi termasuk terapi konservatif dari fraktur servik dan dislokasi.

Aplikasi Caliper Cones


 Cukur rambut dibawah area telinga
 Anastesi Lokal
 Hindari Masseter
 Hindari arteri temporal
 Insisi kecil dibawah telinga segars dengan meatus auditorius
 Kaitkan pada pin hingga perforasi dari tulang luarl
 Ikat pada tali

Arah dan Berat


 Tahanan – 2.5 kg untuk kepala dan 12 kg untuk setiap vertebra
 Arah netral segars dengan meatus auditorius
 Diperlukan Fleksi – tinggikan katrol
 Dperlukan Ekstensi – gunakan matras dobel yang berakhir pada bahu

Komplikasi dari Traksi Cervical


 Perdarahan arteri temporalis
 Tekanan sangat sakit pada tulang
 Sepsis – dari kulit ke abses subdural
 Perburukan status neurologis
 Mata juling dari jatuhnya nervus kranialis ke 6

Kontraindikasi Penjepit tulang kepala


 Anak-anak
 Sepsis Lokal
 Fraktur tulang kepala
Metode dobel matras merupakan cara yang efektif untuk memperluas leher. Jangan pernah
menempatkan katrol kepala terlalu rendah sebagaimana tekanan dapat dihasilkan pada occciput,
terutama pada pasien yang tdiak sadar.
Reduksi dari Dislokasi Facet
Traksi skeletal terhadap tulang tengkorak dapat digunakan untuk mengurangi dislokasi faset
servikal. Berat biasanya ditambahkan secara serial sementara leher diposisikan fleksi. Setelah
setiap penambahan 2,5 kg berat, X-Ray lateral diambil untuk membedakan reduksinya. Dokter
yang ada harus memeriksa tanda neurologis. Jika ada perubahan neurologis, berat tersebut
dpindahkan hingga 20 kg. Traksi dapat digunakan dalam hal ini hanya untuk beberapa jam.
Setelah reduksi, leher dalam keadaan ekstensi dan berat maintenance kemudian digunakan.
Metode Traksi Lain

Traksi Dunlop

Penggunaan utama dari Traksi Dunlop adalah untuk maintenance reduksi fraktur supracondylus
humerus pada anak.

Traksi Dunlop
 Fraktur supracondylar pada anak
 Membuat Siku bengkak menjadi tenang kembali
 Dikontraindikasikan [ada fraktur terbuka dan defek kulit.
Traksi kulit ditempatkan pada lengan bawah dan frame khusus digunakan pada sisi tempat tidur.
Traksi ditempatkan disepanjang aksis lengan bawah sebagaimana sudut kanan dari humerus
dengan sling ditempatkan disekitar lengan atas. Bed blocks dibutuhkan untuk sisi lateral (fraktur
ditinggikan) dari tempat tidur. Jika fraktur supracondylar tidak dapat dikurangi hingga dibawah
90 derajat fleksi siku, metode traksi in merupakan alternative terhadap metode invasive seperti
percutaneous K-wires. Hal ini membuat pembengkakan sisi sebelahnya. Jangan bergantung pada
metode ini untuk mengurangi fraktur supracondylar, sebuah manipulasi bagaimanapun tetap
akan diperlukan
Traksi Pelvis untuk Nyeri Pinggang
Pad skiatik dan penyembuhan pinggang lain dari nyeri dapat dicapai dengan maksud traksi
pelvis. Traksi diaplikasikan ke pengikat pelvis dengan berat melebihi akhir tempat tidur. Dengan
maksud bantal dibawah lutut, pinggul difleksikan mendekati sudut 90 derajat, sebagaimana
halnya dengan lutut. Hal ini memperpendek nervus skiatika dan meredakan nyeri.
Traksi Asetabulum

Pada terapi konservatif dari fraktur acetabulum, traksi longitudinal pada panjang aksis tungkai
seringkali digunakan. Sebagai tambahan dari kepala femur dapat mempengaruhi acetabulum
(dislokasi fraktur sentral) dengan maksud manipulasi dibawah anastesi. Reduksi ini dapat dijaga
dengan membuat traksi lateral dari pin yang ditempatkan pada wilayah intertrochanter.

DAFTAR PUSTAKA
1) Sjamsuhidajat R dan de Jong, Wim (Editor). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta:
EGC.2005
2) Djoko Simbardjo. Fraktur Batang Femur. Dalam: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian
Bedah FKUI.
3) Dandy DJ. Essential Orthopaedics and Trauma. Edinburg, London, Melborue, New York:
Churchill Livingstone, 1989.
4) Salter/ Textbook of Disorders and injuries of the Musculoskeletal System. 2nd ed.
Baltimore/London: Willians & Wilkins, 1983.
5) Rosenthal RE. Fracture and Dislocation of the Lower Extremity. In: Early Care of the Injured
Patient, ed IV. Toronto, Philadelphia: B.C. Decker, 1990

http://satriaperwira.wordpress.com/2009/02/26/traksi/

Kategori Artikel : Orthopedi

Reduksi Tertutup dengan Traksi


Posted on08 June 2010. Tags: Anak-anak, Anggota, berat badan, bone graft, fiksasi eksterna,
fiksasi interna, Fraktur, Gen, golden period, jaringan, kawat bedah, kekuatan, Komplikasi, Mal-
Union, Non-Union, pencegahan, pengobatan, Reduksi Tertutup, rehabilitasi, Traksi berimbang,
Traksi kulit, Traksi tulang, Tulang

Metode traksi yang digunakan :

- Traksi kulit

• traksi menurut Bryant (Gallow) pada anak-anak 2 tahun dengan berat badan
kurang 10 kg.

- Traksi tulang dengan kawat Kirschner (K-wire) dan pin Steinmann yang dimasukkan ke dalam
tulang. – Traksi berimbang dan traksi sliding. Biasanya dipergunakan bidai Thomas dan Pearson
attachment.

Reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna

Setelah reduksi tertutup fraktur yang tidak stabil, reduksi dapat dipertahankan dengan
memasukkan K-wire perkutaneus misalnya fraktur supra-kondiler humeri anak-anak.

Reduksi terbuka dengan fiksasi interna

Alat-alat yang dipergunakan dalam operasi yaitu kawat bedah, kawat Kirschner’s, pin Kuntscher
intrameduler, pin Rush, pin Steinmann, plate, screw.

Fraktur terbuka
Terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri
sehingga timbul komplikasi berupa infeksi. Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat
yang memerlukan penanganan yang terstandar untuk mengurangi resiko infeksi, golden period 6
hours.

Penanggulangan Fraktur Terbuka

• Fraktur terbuka merupakan kegawatdaruratan ortoped.


• Dilakukan dengan segera, secara hati-hati debridemen yang berulang-ulang,
• Stabilisasi fraktur
• Penutupan kulit dan bone grafting yang dini
• Pemberian antibiotik yang adekuat
• Obati fraktur terbuka sebagai suatu kegawatan
• Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat di kamar operasi dan setelah
operasi
• Segera dilakukan debrideman dan irigasi yang baik
• Ulangi debrideman 24-72 jam berikutnya
• Stabilisasi fraktur
• Biarkan luka terbuka antara 5-7 hari
• Lakukan bone graft autogenous secepatnya
• Rehabilitasi anggota gerak yang terkena

Tahap-tahap pengobatan fraktur terbuka

1. Pembersihan luka
2. Eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati (debrideman)
3. Pengobatan fraktur itu sendiri
4. Penutupan kulit
5. Pemberian antibakteri
6. Pencegahan tetanus

Komplikasi Fraktur terbuka

1. Perdarahan, septik syok sampai kematian


2. Septikemia, toksemia oleh karena infeksi piogenik
3. Tetanus
4. Gangren
5. Perdarahan sekunder
6. Osteomielitis kronik
7. Delayed yunion
8. Non-union dan mal-union
9. Kekuatan sendi

Terapi Operatif

Indikasi :

1. Fraktur terbuka
2. Kegagalan dalam terapi konservatif
3. Fraktur tidak stabil
4. Adanya non-union

http://www.infofisioterapi.com/reduksi-tertutup-dengan-traksi.html

Berikut Konsep Traksi:

Traksi adalah tindakan menarik atau memberikan gaya tarik.

• Axis traksi ? Traksi sepanjang sumbu seperti sumbu pelvis pada obstetri
• Traksi elastik?Traksi dengan tenaga elastik atau dengan menggunakan
bahan elastik
• Traksi skeletal? Traksi yang dipasang secara langsung pada tulang panjang
dengan menggunakan pen, kawat dll
• Traksi kulit? Traksi pada bagian tubuh yang ditahan dengan alat yang
dilekatkan dengan membalutkan ke permukaan tubuh.

Prinsip : Penetralan kekuatan memendek otot pada daerah yang patah dan membidai tulang
yang patah dengan kekuatan otot.

Keuntungan : Mudah, cepat terjadi pembentukan kalus.

Kerugian : Pasien harus berada di tempat tidur dalam waktu yang lama ( hati-hati pneumonia,
trombosis ) bila tidak dipantau dengan baik, dapat juga terjadi infeksi pin penjepit.

Traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada bagian ekstremitas pasien, tempat
tarikan di sesuaikan dengan sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu
panjang tulang yang patah. Traksi mempunyai banyak keuntungan sebagai metode yang dengan
nyata dapat mempertahankan reduksi. Bentuk-bentuk traksi biasanya akan membuat ekstremitas
yang patah akan terangkat lebih tinggi sehingga pembengkakan dan meningkatkan penyembuhan
jaringan lunak.

Penggunaan traksi memungkinkan pasien masih bisa bergerak di tempat tidur asal tali
longitudinal ditempatkan pada posisi yang tepat dan bidai, gips atau bebat yang digunakan untuk
menahan ekstremitas tersebut berada dalam keseimbangan yang baik.

Sewaktu pemasangan atau mempertahankan traksi ada beberapa faktor penting yang harus
dipertimbangkan, Yaitu:

1. Tali utama yang biasanya dipasang pada rangka sebaiknya menimbulkan gaya tarik yang
segaris dengan sumbu panjang normal tulang panjang yang patah

2. Berat ekstremitas maupun alat-alat penyokongnya sebaiknya seimbang dengan pemberat


untuk menjamin agar reduksi dapat dipertahankan secara stabil dan mendukung ektremitas yang
patah itu selama penderita dirawat di tempat tidur, sedapat mungkin kerekan dan tali ditempatkan
cukup tinggi dan berada disamping tempat tidur.
3. Tulang yang menonjol seperti tumit, maleolus dan kepala fibula harus diberi perhatian khusus
dengan memberikan lapisan secukupnya atau terlindung dengan baik

4. Tali traksi sebaiknya dapat bergerak bebas melalui kerekan. Pemberat harus cukup tinggi di
atas lantai dengan pasien dalam posisi normal diatas tempat tidur sehingga perubahan posisi rutin
tidak menyebabkan pemberat diletakkan diatas lantai sehingga menghilangkan regangan yang
diperlukan oleh tali. Traksi yang dipasang dan dipertahankan dengan baik akan terasa nyaman.

Cara melakukan traksi :

1. Traksi kulit

Indikasi fraktur femur dan siku pada anak-anak.

• oleskan benzoin tinktur pada kulit dengan letakkan bilah papan pada kadua
sistem ekstremitas sampai garis patahan tulang
• Balut dengan krep secara spiral ( jangan sekali-kali buat balutan melingkar
dari bilah perekat.
• Lekatkan sebuah pita kebilah papan menggunakan sepotong kayu. Hati-hati:
jangan membalut sampai ke proksimal garis patahan kontrol peredaran
darah dan keadaan kulit secara teratur. Pemberat traksi tidak boleh lebih dari
5 kg.

2. Traksi tulang

Indikasi fraktur femur. Tibia. Suprakondilansnumeros, yang tidak dapat ditangani dengan plester
paris (misalnya fraktur terbuka derajat 2 dan 3, fraktur kolumna femoris yang letaknya tidak
baik).

• Desinfeksi kulit, penutup steril, anastesi lokal


• Insisi kulit dengan skapel
• Masukkan pin stein man (2-4 mm) atau kawat kirschner (2 mm) mulai pada
sisi yang sulit (femur dan kalkaneus dari sisi medial, tibia dari sisi lateral),
insisi kulit kedua pada sisi kontralateral dan masukkan pin melalui kulit
• Fiksasi pin dengan menggunakan sanggurdi Bohler dengan pin penempel
tomas
• Pasang pemberat traksi (numerus 2,5 %, femur 10-15 %, tibia 5 % atau 1/7
dari berat badan)
• Disekeliling lempeng dibalu dengan balutan steril tutup ujung runcingnya.
Perhatikan : kontrol arah optimal traksi dan lubang pin setiap hari, kurangi
beban traksi jika patahan tulang keluar. Mulai lakukan fisioterapi dini.

Semoga materi mengenai traksi bisa bermanfaat..

search term:traksi, pengertian traksi, traksi tulang, pemasangan traksi, traksi


adalah, macam-macam traksi, traksi kulit, traksi skeletal, definisi traksi, skeletal
traksi, traksi pada anak, indikasi traksi, alat traksi, metode traksi, cara pemasangan
traksi, BIDAI TRAKSI, macam traksi, traksi pengertian, prinsip tindakan traksi, alat-
alat traksi, beban traksi, definisi gips, cara penggunaan traksi, gambar traksi,
konsep traksi, skletal traksi, gips *traksi, pengertian traksi kulit, pengertian traksi
tulang, gips dan traksi

http://arispurnomo.com/konsep-traksi-definisi

You might also like