Professional Documents
Culture Documents
Doa
Tuhanku
Dalam termenung
Tuhanku
Remuk
Tuhanku
Tuhanku
a) Tema
Puisi “Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal
ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental
dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata “dua” yang digunakan sebagai judul
menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan Sang
Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau,
caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan
dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan.
Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi”Doa”sangat tepat bila digolongkan pada
aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya..
Perhatikan kutipan larik berikut :
remuk
Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya dengan
Tuhan. Kata “Tuhan” yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah
penyair sedang berbicara dengan Tuhan.
Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair
terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat
pembacaan puisi.
c) Perasaan
Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi ”Doa” gambaran
perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi
yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku
tak bisa berpaling.
d) Amanat
Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca
agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat
tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair
juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri
asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir
sebagai berikut:
Tuhanku,
Referensi
Abdul Rani, Supratman. 2004. Intisari Sastra indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Culler, Jonatan. 1975. Structuralist Poetics: Structuralim Linguistics and the Study of Literature,
London: Rotledge & Kegan Paul.