Professional Documents
Culture Documents
Praktikum
LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI DASAR
Disusun Oleh :
Kelompok 4
(Fonda Daniswara)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
Lembar Pengesahan
Laporan praktikum Biologi Dasar ini disusun sebagai salah satu syarat lulus mata
kuliah Biologi Dasar
Koordinator Asisten
Fatwa Nasution
Nim. 0510840019
Asisten,
Afik Sudarsono
Nim. 0810810031
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah.Swt, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktikum
Biologi Dasar dengan lancar.
Laporan ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir praktikum Biologi
Dasar, yaitu Penggunaan Mikrokop, Sel Hewan, Tumbuhan dan Benda Kecil
Lainnya, Sistematika, Anatomi Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila dan Tikus, Jaringan
Tumbuhan dan Hewan, Produsen dan Konsumen Perairan, dan yang terakhir
Mikroorganisme di Perairan.
Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada para asisten Biologi terutama saudara
Solicha yang telah membimbing kami, karena atas pengarahan dan bimbingannya
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi Dasar ini.
Oleh karena itu, pastinya Laporan ini tidak lupa dari kesalahan. Kami harap pada
rekan seperjuangan dapat memberikan kritik dan saran kepada kami dalam rangka
mencapai kesempurnaan. Agar nantinya dapat bermanfaat bagi rekan-rekan kita
lainnya.
Hormat Kami,
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI..………………………………………………………….……………….. iv
4. PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….
6
4.3. Analisa
Hasil……………………………………………………………………………… 6
5.
PENUTUP……………………………………………………………………………………
7
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………….
7
5.2.
Saran……………………………………………………………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR SEL TUMBUHAN, SEL HEWAN DAN
BENDA-BENDA KECIL LAINNYA
1. PENDAHULUAN………………………………………………………………………
…. 8
1.
1. Latar
Belakang……………………………………………………………………….
8
2. Maksud dan
Tujuan………………………………………………………………. 8
3. Waktu dan
Tempat………………………………………………………………… 8
2. TINJAUAN
PUSTAKA……………………………………………………………………… 9
1. Pengertian
Sel……………………………………………………………………… 9
2. Bentuk-Bentuk Sel dan
Contohnya………………………………………….. 9
3. Bagian
Sel…………………………………………………………………………… 9
4. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan………………………………
10
3. METODOLOGI………………………………………………………………………
………… 11
1. Alat dan
Fungsi…………………………………………………………………….. 11
2. Bahan dan
Fungsi…………………………………………………………………. 11
3. Skema
Kerja…………………………………………………………………………
12
4. PEMBAHASAN………………………………………………………………………
……….. 16
1. Data Hasil
Pengamatan…………………………………………………………. 16
2. Analisa
Prosedur…………………………………………………………………… 17
3. Analisa
Hasil……………………………………………………………………….. 18
5. PENUTUP……………………………………………………………………………
………… 20
1. Kesimpulan……………………………………………………………………
…….. 20
2. Saran…………………………………………………………………………
……….. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAPOARAN BIOLOGI DASAR SISTEMATIKA, ANATOMI, FISIOLOGI DAN
MORFOLOGI IKAN MAS ( Cyprinus Carpio ) DAN TIKUS ( Mus Muculus )
1. PENDAHULUAN………………………………………………………………………
……… 21
1. Latar
Belakang………………………………………………………………………
21
2. Maksud dan
Tujuan……………………………………………………………….. 21
2. TINJAUAN
PUSTAKA……………………………………………………………………….. 22
3.
METODOLOGI………………………………………………………………………………
….. 32
4.
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………
….. 35
4.1.Analisa Prosedur…………………………………………………………………….. 35
5.
PENUTUP……………………………………………………………………………………
……. 37
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………….
37
5.2. Saran……………………………………………………………………………………..
38
DAFTAR PUSTAKA
1.
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………
.. 39
2. TINJAUAN
PUSTAKA………………………………………………………………………… 40
4.
PENUTUP……………………………………………………………………………………
…… 45
4.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………….
45
4.2. Saran…………………………………………………………………………………….
45
DAFTAR PUSTAKA
1.
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………
… 46
2. TINJAUAN
PUSTAKA………………………………………………………………………… 47
3.
METODOLOGI………………………………………………………………………………
….. 50
4.
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………
….. 55
5.
PENUTUP……………………………………………………………………………………
……. 62
5.1. Kesimpulan………………………………………………………………………….. 62
5.2. Saran………………………………………………………………………………….. 63
DAFTAR PUSTAKA
1.
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………
.. 64
2. TINJAUAN
PUSTAKA………………………………………………………………………… 66
4.
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………
….. 79
5.
PENUTUP……………………………………………………………………………………
…… 82
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
82
5.2. Saran…………………………………………………………………………………….
82
DAFTAR PUSTAKA
ZONA
ASISTEN…………………………………………………………………………………….
83
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
PENGGUNAAN MIKROSKOP
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
(Fonda Daniswara)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
1. PENDAHULUAN
Pada mikroskop banyak bagian-bagian yang harus diketahui dan diperhatikan oleh
para praktikan agar dapat memakai mikroskop tersebut dengan benar agar tidak
terjadi kerusakan pada mikroskop yang akan dipakai tersebut (Anonymous, 2008).
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui bagian-bagian
dari mikroskop beserta dengan fungsinya dan praktikan dapat menggunakan
mikroskop dengan baik.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 12 Oktober 2009 pukul 10.00
WIB. Praktikum ini dilakukan di laboratorium ilmu-ilmu perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop terdiri atas beberapa macam menurut afidhamr (2008) adalah sebagai
berikut:
1. Mikroskop cahaya
1. Mikroskop stereo
Merupakan jenis mikroskop yang hanya dapat digunakan untuk benda yang
berukuran relatif besar.
1. Mikroskop elektron
Mikroskop yang mampu melakukan perbesaran objek sampai dua juta kali.
1. Mikroskop ultraviolet
1. Mikroskop pender
Mikroskop yang dapat mendeteksi adanya benda asing atau antigen dalam
saringan.
Mikroskop yang digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang
begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk.
Mikroskop yang digunakan untuk mengamati benda hidup dalam keadaan alamiah.
1. Mikroskop elektron
Mikroskop ini digunakan untuk studi detail arsitektur permukaan sel atau struktur,
jasad renik dan objek teramati secara tiga dimensi.
Sumber gambar:
(http://caramembuatkapalfiber.blogspot.com/2009/02 Mikroskop.html
3. METODOLOGI
1. Mikroskop : untuk mengamati benda atau objek yang sangat kecil dan
gerakan yang sangat halus dan tidak dapat terlihat dengan mata telanjang.
2. Cutter atau silet : untuk membelah atau mengiris bagian yang akan diamati.
3. Jarum pentul : untuk mengambil sampel bahan yang akan diamati.
4. Pipet tetes : untuk mengambil cairan.
5. Gunting : untuk memotong bahan yang akan diamati.
6. Objek glass : untuk meletakkan objek yang akan diamati.
7. Gelas piala : untuk meletakkan suatu cairan.
8. pinset : alat bantu untuk mengambil bahan yang akan diamati.
1. menyiapkan mikroskop
2. Lengan mikroskop dipegang dengan tangan satu secara erat, lalu tangan lain menyangga
mikroskop.
3. Mikroskop diletakkan dengan hati-hati di atas meja laboratorium sehingga lengannya
mengarah ke tempat duduk dan obyek mengarah ke tempat yang berlawanan
4. Menyiapkan preparat
5. Diamati di mikroskop
6. Hasil
4. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, adapun analisa hasilnya yaitu sebagai
berikut:Diperbesar, Nyata, Terbalik
Adapun sifat bayangan dari mikroskop yaitu diperbesar, nyata dan terbalik.
Jadi, pada data hasil percobaan yang telah dilakukan adalah benar dan sama
seperti literatur.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
4. Mencari perbesaran hasil pengamatan dari mikroskop yaitu lensa okuler x lensa
objektif.
5.2 Saran
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
(Fonda Daniswara)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
1. Pendahuluan
Bentuk sel ada yang pipih, memanjang, sangat panjang dan bikonkaf. Sedang
ukuran dari sel pada umumnya microskopis. Pada manusia diameter rata-rata kira-
kira 10µ, namun pada sel-sel telur yang belum memulai perkembangan, merupakan
sel tungal yang biasanya terlihat dengan mata biasa (anonymous, 2009).
Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert hooke pada tahun 1665 yang mengamati
jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan fungsional makhluk
hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah
sel dapat berfungsi secarqa autimon asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi
(anonymous, 2009).
Maksud dengan adanya praktikum ini adalah agar para praktikan dapat mengetahui
ciri-ciri dan perbedaan antar sel hewan dengan sel tumbuhan.
Tujuan dengan diadakanya praktikun biologa dasar tentang sel hewan dan sel
tumbuhan adalah untuk menerapkan penggunaan dengan baik dan tepat, serta
memahami ciri-ciri sekaligus dapat membedakan sel hewan dengan sel tumbuhan.
Praktikum buologi dasar tentang sel hewan dan sel tumbuhan dilaksanakan
padahari senin tangal 12 oktober 2009 pukul 10.00-12.00 wib. Bertempat di
laboratorium IIP (ilmu-ilmu perairan) fakultas perikanan dan ilmu kelautan universitas
Brawijaya Malang
2. Tinjauan pustaka
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupai dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan di atur dalam suatu sel dan berlangsung
didalamnya. Sel juga terbagi menjadi 2 yaitu: sel eukariota, dan sel prokariota. Sel
prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular, sedangkan sel-sel eukariota
beradaptasi untuk hidup saling kerja sama dalam lingkup yang rapi (anonymous
2009)
Pada sel hewan bentuknya tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel , sehinga
membrane sel dapat bergerak dengan bebas. Pada tumbuhan bentuknya tetap
karenamemiliki dinding sel, sehingga gerakaan membrane sel terbatas. Sel bisa
berbentuk batang (basil), bulat (coclus), oval dan spiral (anonymous 2009).
> Membran plasma : berfungsi untuk melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat-
zatdan sebagai respirator dari rangsanganluar sel.
> nucleus : sebagai pengendali kehidupan sel, pengatur pembelahan sel, pengatur
warisan sifat dan pengatur pembelahan sel.
3. METODOLOGI
Dalam praktikum biologi dasar tentang sel hewan, sel tumbuhan dan benda kecil
lainya adapun alat-alat yang digunakan diantaranya:
Silet : untuk mengiris tipis bahan-bahan yang akan diamati dengan menggunakan
microskop.
Jarum pentul : untuk mengambil sel gabus pada batang ketela pohon.
Dalam praktikum mengenai sel tumbuhan, sel hewan dan benda kecil lainya adapun bahan-bahan
yang digunakan diantaranya:
Ephitelium squasum pipi : sebagai bahan yang akan diamati untuk dilihat bentuk selnya.
Kulit umbi bawang merah : sebagai bahan yang akan diamati bentuk selnya
Sel gabus / irisan gabus : sebagai bahan yang akan diamati bentuk selnya.
Paramecium dan muchor : sebagai bahan yamg akan diamati bentuk selnya.
Kentang
1. mikroskop disiapkan
2. kentang :
Ketela pohon
1. mikroskop disiapkan
2. Ketela pohon :
Diambil , disayat tipis dengan silet
1. Mikroskop disiapkan
Di tetesi aquades
Paramecium
1. mikroskop disiapkan
3. Paramecium :
Epithelium pipi
1. mikroskop disiapkan
2. Epithelium diambil di pipi :
muchor
1. mikroskop disiapkan
4. PEMBAHASAN
1.
1. Data uji Pengamatan
2 SEL GABUS
3 PARAMECIUM
4 SEL BATANG
KETELA
5
MUCHOR
6
EPHITELIUM PIPI
- kentang
ketela pohon
pertama-tama mempersiapkan alat dan bahan yang akan diggunakan.kemudian menyayat tipis ketela
pohon dengan menggunakan silet kemudian meletakan objek pada objek glass dan menetesi dengan
aquades. Usahakan objek glass miring dengan kemiringan 45 derajat kemudian menutup dengan
cover glass terus mengamati menggunakan microskop dengan perbesaran 400X terus mengamati
dan menggambar objek.
Bawang merah
Pertama-tama mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan , mula-mula menyayat kulit
bawang tipis –tipis dengan menggunakan silet, kemudian meletakan pada objek glass dan menetesi
menggunakan aquades, usahakan objek glass miring kira-kira 45 derajat kemudian menutup bengan
cover glass kemudian mengamati dengan menggunakan microskop dengan perbesaran 400X terus
mengamati dan menggambar.
Paramechium
Ephitelium pipi
Pertama-tama mempersiapkan alat dan bahan yang akan diggunakan,kemudian mengorek pada
bagian pipi dalam menggunakan korek penthul, , kemudian meletakan pada objek glass dengan
menetesi larutan biru methilen, usahakan objek glass miring kira-kira 45 derajat kemudian menutup
bengan cover glass kemudian mengamati dengan menggunakan microskop dengan perbesaran 400X
terus mengamati dan menggambar.
1.
1. Analisa Hasil
Dari data pengamatan yang telah dilakukan didapatkan gambar-gambar sebagai berikut:
5. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum biologi mengenai sel hewan dan sel tumbuhan dapat
di simpulkan bahwa:
Sel merupakan penyusun struktur kehidupan yang paling kecil atau paling sederhana .
Pada sel hewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel sehingga membrane
sel dapat bergerak dengan bebas.
Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki sel sehingga gerakan membrane
sel terbatas.
Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan
diantaranya: microskop binokuler, objek glass, tissue silet batang korek api, jarum penthul
dan cover glass.
Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan
diantaranya: ketela pohon, bawang merah, ephitelium squasum, kentang sel gabus,
paramecium, aquades dan larutan y-ky.
5.2 SARAN
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maximal. Dalam
proses pengamatan objek dengan menggunakan microskop pengaturan focus sebaiknya dilakukan
dengan pelan-pelan.
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
(Fonda Daniswara)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
1.PENDAHULUAN
1.
1. Latar Belakang
Ikan termasuk hewan bertulang belakang ( vertebrata ) , bernafas dengan insang,
habitat berada pada perairan . Ikan bergerak dan menjaga keseimbangan tubuhnya
dengan menggunakan sirip – sirip . Morfologi ikan ada bermacam – macam, tetapi
morfologi dasar adalah terdiri dari badan, kepala, dan juga ekor. ( Anonymous , 2009
).
Sistem organ – organ pada tikus sama dengan manusia , sehingga pada praktikum
tentang morfologi, anatomi dan fisiologi menggunakan tikus sebagai percobaan.
(Anonymous , 2009)
1.
1. Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum tersebut adalah agar pra praktikan dapat melakukan
pembedahan dari tubuh ikan maupun tikus.
1.
1. Waktu dan Tempat
1.3.1 Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 19 Oktober 2009 pukul 10.00 –
12.00 WIB.
1.3.2 Tempat
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Ilmu – Ilmu Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan , Universitas Brawijaya, Malang.
2.TINJAUAN PUSTAKA
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh dan
memanjang dan pipih kesamping, dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari
sungai nil dan danau – danau disekitarnyaaa . Sekarang ikan ini telah trsebar
kenegara – negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Nma ilmiah dari
ikan nila yaitu Oreochromis niloticus dan dalam bahasa inggris dikenal sebagai Nile
Tilapia.
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Ordo : Perciformes
Familia : Cichildae
Genus : Oreochromis
( Taksonomi, 1995 )
Ikan ini memiliki ciri fisik badan dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2
banding satu. Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri lunak dan
dubur dengan 3 duri dan 8-11 jari –jari. Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan,
dengan beberapa pita hitam belang yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor
bergaris – garis tegak, 7-12 sirip punggung dengan warna merah kemerahan atau
kekuningan saat musim berbiak. ( wikipedia, 2009 )
Menurut Ainun nimah (2009), ada 1o sistem anatomi pada tubuh ikan :
1. Sistem penutup (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber- sumber
pewarnaan.
2. Sitem otot (urat daging) : penggerak tubuh, siri-sirip, insang, organ listrik
3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot, pelindung organ – organ dalam dan
penggerak tubuh tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk, visceral (tulang
penyokong insang), appendicular (tulang penyokong sirip), tulang – tulang penutup insag
(operculum, sub eprculum, pre operculum, dan interculum).
4. Sustem pernafasan (respirasi): ikan nila mengambil O2 dari perairan yang dibutuhkan untuk
proses metabolismr. Organ – organ tersebut adalah insang yang terdiri dari tulang lengkung
insag, tulang tipis insang dan dan insang.
5. Sistem peredaran darah sirkulasi) : organnya adalah jantung dan sel – sel darah yang
berfungsi untuk mengedarkan O2, nutrisi, dsb.
6. Sistem pencernaan : organ – organ saluran pencrnaan dari arah depan atau nterior ke arah
belakang berturut – turut adalah mulut atau rongga mulut, esofagus, lambung, usus pilorus
dan pilotik saeka ) dan organ – organ tambahan antara lain kelenaja empedu, dan kelenjar
pankreas
7. Sistem saraf : organnya otak an saraf tepi.
8. Sistem hormon : hormon dihasilkan oleh kelenjar – kelenjar hormon ; hormon pertumbuhan,
hormon reproduksi, hormon ekskresi, dan osmoregulasi.
9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal
10. Sistem reproduksi rgan – organ reproduksi meliputi organ kelamin (gonad) yang
menghasilkan sel – sel kelamin gamet). Gonad jantan menghasilkan spermatozoa
melalui sepasang testis kiri dan kanan dan gonad betina menghasilkan sel telur
melalui ovarium.
Pencernaan pada ikan berlangsuung secara fisik dan kimiawi. Pencernaan secara
fisik dimulai dari bagian rongga mulut yaitu denga berpaaranya gigi dalam proses
pemotongan dan penggurusan makanan. Pencernaan mekanik ini juga berlangsung
di segmen tambung dan usus yaitu melalui gerak-gerak (kontraksi) otot pada
segmen tersebut. Pencernaan mekanik di segmen lambung dan usus terjadi secara
lebih efektif oleh karena adanya peran cairan ‘’digestif’. (wikipedia, 2009)
Ikan memiliki sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang
disebut lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan yan g
berada tepat di belakang anus.
Ginjal pada ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga perisa
hasil metabolisme berjalan lambat dibandingkan ikan air tawar. (ka.462, 2008 ).
1. Sisik Koloid
Hanya dijumpai pada ikan bangasa crossopterygi yang telah punah. Sisik ini
2. Sisik Gonoid
Diitemukan pada ikan suhu lepisosteidane dan polyteride. Sisik ini serupa dengan
sisik kosmoid dengan sebuah lapisan gemoin terletak diantara lapisan kasmin dan
enamed.
3. Sisik Plakoid
Dimiliki oleh ikan hiu dan ikan bertulang belakang rawan lainnya.
4. Sisik leptoid
Didapati pada ikan yang bertulang belakang keras dan memiliki 2 bentuk. Sisik
sikoloid dan sisik klenoid. ( The Diversity of Fishers, 1997 )
( Taksonomi 2005 )
2.2. TIKUS
Tikus yang dalam klasifikasinya dimasukan kedalam sub filum vertebrata ( hewan-
hewan beruas tulang belakang ), kelas mamalia (hewan- hewan menyusui ), ordo
rodentia ( hewan-hewan yang mengerat ) dan family murridae yang merupakan
salah satu hama yang penting pada tanaman pertanian (pangan,horticulur,dan
perkebunan). (Anonymous, 2009)
1. Kerajaan : Animalia
2. Fillum : Chordata
3. Kelas : Mamalia
4. Ordo: : Rodentia
5. Super family : Muroidae
6. Familnya : Muridae
7. Sub suku : Murinae
8. Genus : Mus
9. Species : Musculus
Tikus rumah memiliki panjang 65-95 mm dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh
mereka. Bulu mereka berkisar dalam warna dari coklat muda sampai hitam dan
pada umunya memiliki warna putih. Tikus memiliki ekor panjang yang memiliki
sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik. Tikus rumah cenderung memiliki
panjang bulu ekor lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia, mereka berkisar
12-30 gram berat badanya. Banyak bentuk-bentuk domestik tikus telah
dikembangkan yang bervariasi dalam warna dari putih menjadi hitam dan dangan
bintik-bintik. (Syariffauzi, 2009 ).
3). Pencernaan di lambung dan di usus halus. Dalam usus halus diubah menjadi
asm-asam amino, monosakarida, gliserida, dan unsur-unsur dasar yang lain.
4). Absorsi air dlam usus besar akibatnya, isi yang tidak dicerna
5). Feces dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada)
Sistem ekskresi mamalia hampir sam dengan manusia, tetapi sedikit berbeda yang
di sebabkan oleh liingkun tempat tinggalnya. Paru-paru terletak di dalam rongga
dada, di lindungi oleh struktur selangka dan di selaputi karung di dinding dikenal
sebagai pelura. Bernafas kebanyakan dilakukan olh diagfragama paru-paru berada
mengembang. Sangkar selangka juga boleh menguncup sedikit ini menyebabkan
udara tertarik ke dalam keluar paru-paru melalui frakhea dan broknial tubes yang
bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil di kapilari yang
penuhi darah. disini oksigen meresap banyak masuk kedalam darah, dimana akan di
angkut oleh hemoglobin. (Ka ,462, 2008).
2.2.5.Sistem Reproduksi
1. Spermatogenesis.
2. Tahapan meiosis
Spermatosid primer, menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan
segera mengalami meiosis 1, yang kemudian diikuti dengan meiosis 2.
3. Tahapan spermiogenesis
3.METODOLOGI
1.
1. 3.3 Alat dan Fungsi
Mikroskop
Fungsinya untuk mengambil objek dan gerakan yang sangat halus yang tidak terlihat
dengan mata telanjang atau untuk mengamati sisik ikan nila.
Penggaris
Nampan
Fungsi sebagai tempat atau wadah membedah ikan nila dan tikus.
Washing bottle
Sarung tangan
Fungsi untuk melindungi tangan dan sebagai alat pelengkap dalam proses
pembedahan
Jarum pentul
Fungsi untuk menjepit badan ikan nila dan tikus yang akan dibedah.
1.
1.
2. 3.2 Bahan dan Fungsi
1.
1. 3.3 Skema Kerja
1. Ikan Nila
Di bedah
Dicatat
Digambar
Hasil
Diamati
Digambar
Dibedah
Dicatat
Digambar
4. PEMBAHASAN
4. 1 Analisa Prosedur
Pertama – tama hal yang harus dilakukan adalah dipersiapkan alat dan bahan.
Untuk percobaan pertama yaiu tikus. Sebelum tikus di bedah, tikus dimatikan
terlebih dahulu dengan larutan chlorofoam, fungsi dari chlorofoam yaitu sebagai obat
bius untuk mematikan tikus. Setelah tikus mati, bedah tikus dengan menggunakan
gunting dan diusahkan agar tidak mengenai organ dalammnya, jika mengenai organ
dalam maka organ dalam tersebut tidak akan bisa di amati. Setelah itu kulit tikus
dikuliti menggunakan silet. Dan kulit tikus tersebut di terlntangkan di atas streofoam
dengan bantuan jarum pentul. Setelah itu di amati bagian organ dalamnya dan
dicatat serta di gambar.
Pada percobaan kedua yaitu ikan nila. Sebelum dibedah ambil ikan nila di aquarium,
ssetelah itu diltakkan di atas meja laboratorium dengan menggunakan alas kain
dengan bertujuan agar meja laboratorium tetap bersih. Lalu ikan nila di bunuh
dengan cara di usuk pada bagin kepala atau pada bagian otak ikan nila tersebut
karena medula oblongata menjadi sistem pusat saraf. Setelah itu sayat ikan
menggunakan silet dan gunting mulai dari bagian bawah ( anus ) sampai bawah
kepala. Setelah itu amati bagian dalam ikan dengan menggunakan pinset agar
mudah di dalam pengamatan. Lalu catat hasilnya dan gambar. Pada sisik ikan
diamati dengan mikroskop untuk melihat pada struktur ikan.
Pada percobaan dari sitematika, morfologi, anatomi dan fisiologi diperoleh hasil yaitu
sebagai berikut. Pada ikan nila setelah di bedah tampak bagian organ dalamnya
yaitu insang, hati, lmbung, usus, pankreas dan gelembung renang. Gelembung
renang berfungsi untuk mengatur naik turunnya ikan saat berenang. Selain organ
dalam terdapat juga organ bagian luar yaitu seperti sirip da sisik. Pada ikan nila
tedapat 5 macam sirip yaitu sirip punggung, sirip ekor, sirip perut, sirip dubur, sirip
dada. Sdankan sisik pada ikan nila disebut cetenoid, bentukya sedikit bergerigi dan
fungsi sisik pada ikan yaitu untuk mengklarisifikasikan jrnis ikan, menentukan umur
dan digunakan dalam taksonomi. Fungsi pada sirip yaitu untuk menyeimbangkan
tubuh ikan dan mempermudah gerakkn pada saat berenang. Adapun insang yang
terletak pada samping kepala ikan dan pada insang ini oksigen dalam air dan
diangkap oleh darah lalu ke sistem pembuluh darah. Kita juga dapat mengetahui
sitematika pencernaan pada ikan nila, yaitu dari mulut ke kerongkongan menuju
lambung kemudian ke usus dan berakhir di anus.
Pada tikus terdapat organ – organ yaitu paru – paru yang dilindungi oleh diagfragma,
tedapat lambung yang tersambung dengan usus, terdapat hati pula. Dan sistematika
pencernaan tikus yaitu dari rongga mulut menuju esofagus lalu menuju ke lambung,
setelah itu ke usus halua dan usus besar dan berakhir di kloaka.
1.
1. 5.1 Kesimpulan
1. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang
telah di lakukan yaitu :
Spermatogenesis
Tahap meiosis
Tahap spermiogenesis
1.
1. 5.2 Saran
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di
persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik. Dan untuk
para praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan dipraktekkan, agar
dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
Fonda Daniswara
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
1. PENDAHULUAN
1.
1. Latar Belakang
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama dari sekumpulan jaringan yang akan membentuk organ. Cabang biologi yang
mempelajari jaringan adalah histology. Sedangkan ilmu biologi yang mempelajari
jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histologi (Anonymous, 2009 )
Jaringan di bedakan menjadi dua, yakni jaringan tumbuhan dan jaringan hewan.
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk,
asal, fungsi dan struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan di bedakan menjadi
dua yaitu meristem primer dan meristem sekunder. Sedangkan jaringan hewan
adalah sekumpulan sel-sel hewan yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama,
di bedakan menjadi empat yakni jaringan otot, Jaringan ikat, Jaringan syaraf dan
jaringan ephitelium.
Maksud dari praktikum biologi dasar dengan materi jaringan tumbuhan dan ewan
adalah agar praktikan dapat mengenali perbedaan antara jaringan tumbuhan dan
jaringan hewan.
Tujuan dari praktikum biologi dasar dengan materi jaringan tumbuhan dan hewan
adalah agar para praktikan dapat mengamati struktur sel tumbuhan dan hewan serta
mengetahui perbedaan jaringan tumbuhan dan hewan.
1. TINJAUAN PUSTAKA
1.
1. Definisi Jaringan.
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang
mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang
mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
1.
1. Diferensiasi Jaringan.
Jaringan hewan adalah sekumpulan sel hewan yang mempunyai sttruktur dan fungsi
yang sama. Jaringsn di dalam tubuh hewan mempunyai sifat yayng khusus dalam
melakukan fungsinya seperti jaringan otot, Jaringan ikat, Jaringan syaraf dan
jaringan ephitel. Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel di bedakan menjadi empat
yaitu epitel proteksi, epitel kelenjar , epitel absorbs, dan epitel sensori dan
berdasarkan bentuknya yaitu epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis, epitel kubus
selapis, epitel kubur berlapis, epitel silindris selapis, epitel silindris berlapis, epitel
silindris bersila, dan epitel transisional. Jaringan otot dibedakan menjadi tiga, yaitu
jaaringan otot ppolos, otot larik dan otot jantung sedangkan jaringan ikat di bedakan
menjadi enam yakni jaringan kartilago, jaringan orleon, jaringan darah, jaringan
limfa, jaringan lemak, jaringan ikat padat, dan jaringan ikat longgar. (Laila, 2004)
Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai
struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus
memungkinkan mereka mempunyai fungsi dan spesifik, misalnya otot-otot jantung
yang bercabang menghubungkan sel jantung yang lain. Jaringan ada 4 macam,
antara lain:
1. Jaringan Epithelium
Terdiri atas satu atau banyak lapisan sel yang menutupi permukaan dalam dan luar
suatu organ. Secara embriologi, jaringan ephitelium berasal dari lapisan eksoderm,
mesoderm, dan endoderm. Dibagian luar luar tubuh epithelium membentuk lapisan
pelindung, di bagian luar tubuh epithelium membentuk lapisan pelindung, di bagian
dalam tubuh terdapat di sepanjang sisi organ
( Wikipedia a, 2009 ).
1. Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, di bentuk oleh sel dalam jumlah
sedikit. Terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matriks, secara embriologi,
jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Sel-sel tersebut mensulesir matriks
dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnya.
1. Jaringan Otot
Secara embiologii jaringan otot dari lapisan mesoderm. terdiri atas sel-sel yang atau
berbentuk sel karena adanya molekul miofibri.
1. Jaringan Syaraf
1. Jaringan Maristem
Jaringan ini sel-selnya selalu membelah. Ciri-cirinya bentuk dan ukurannya sama,
dinding sel tipis, selnya penuh dengan protoplasma dan isi sel tidak mengandung zat
makanan.
1. Jaringan Permanen
Jaringan mengalami deferensiasi dan tidak meristematis lagi. Ciri-ciri selnya sudah
tidak membelah, bentuk tetap, vakuala besar, dinding sel sudah mengalami
penebalan.
1. METODOLOGI
lain :
Bahan yang akan digunakan pada prkatikum jaringan tumbuhan dan hewan
antara lain :
Penampang melintas (akar, batang daun monokotil) atau dikotil : Objek yang diamati
Penampang organ tubuh hewan atau tumbuhan : Objek yang diamati
Penampang daun monokotil : Objek yang diamati
Penampang dikotil : Objek yang diamati
1. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jaringan adlah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel tumbuhan yang mempunyai struktur sama.
Jaringan hewan adalah sekumpula sel-sel hewan yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama
Jaringan ada otot dibedakan menjadi 3, yaitu jaringan otot polos, otot larik, dan otot jantung.
Jaringan pada hewan ada 4, yaitu Ephitelium, ikat, otot, dan syaraf.
4.2 Saran
Agar pada praktikum lebih interaktif dan lebih bersosialisasi terhadap Asisten praktikum. Serta lebih
memperhatikan saat di jelaskan..
5. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum biologi mengenai sel hewan dan sel tumbuhan dapat
di simpulkan bahwa:
Sel merupakan penyusun struktur kehidupan yang paling kecil atau paling sederhana .
Pada sel hewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel sehingga membrane
sel dapat bergerak dengan bebas.
Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki sel sehingga gerakan membrane
sel terbatas.
Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan
diantaranya: microskop binokuler, objek glass, tissue silet batang korek api, jarum penthul
dan cover glass.
Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan
diantaranya: ketela pohon, bawang merah, ephitelium squasum, kentang sel gabus,
paramecium, aquades dan larutan y-ky.
5.2 SARAN
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maximal. Dalam
proses pengamatan objek dengan menggunakan microskop pengaturan focus sebaiknya dilakukan
dengan pelan-pelan.
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
(Fonda Daniswara)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
1. PENDAHULUAN
1.
1. 1.1 Latar Belakang
dan berakhir pada pengurai . Selain energi dalam bentuk makanan , tubuh
organisme juga memerlukan air , oksigen , dan mineral . Munculnya
1.
1.
1.
1.
1. 1.2 Maksud dan Tujuan
Pada paktikum ini dimaksudkan agar para praktikan dapat mengetahui peran
produsen dan konsumen dalam siklus karbon .
Dan bertujuan agar para praktikan dapat memahami peran produsen dan konsumen
dalam siklus karbon .
1.
1. 1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Senin tanggal 16 November 2009 pada pukul
10.30-13.00 WIB . Bertempat di Laboratorium Ilmu – Ilmu Perairan (IIP) Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan , Universitas Brawijaya , Malang
1. TINJAUAN PUSTAKA
1.
1. 2.1 Pengertian Karbon
Model siklus karbon dapat digabungkan ke dalam model iklim global , sehingga
reaksi interaktif dari lautan dan biosfer terhadap nilai CO2 dimana dapat
dimodelkan . Ada ketidakpastian yang besar dalm model ini. Baik dalam sub model
fisika maupun biokimia . Model – model seperti itu biasanya menunjukka bahwa ada
timbal balik positif antaa temperatur dan CO2 (Anonymous , 2009 ) .
CO2 yang terkandung dalam atmosfer dan larut dalam air membentuk persediaan
(sumber) C organik berasal fotosintesis ,
terutama oleh tanaman hijau , yang mengekstrak C dari cadangan atuan arang ini
tercanpur ke dalam molekul organik kompleks , sebagai sari bahan untuk hidup
(Anonymous , 2009 )
1.
1. 2.2 Gambar Siklus Karbon dan Penjelasannya
Di ekosistem air , pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung ,
karbondioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai
menjadi ion karbonat . Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain .
Sebaliknya saat organisme air berespirasi , CO2 yang mereka keluarkan menjadi
bikarbonat . Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2
dalam air .
1.
1. 2.3 Siklus Karbon dalam Hubungan dengan Produsen dan
Konsumen
di Peraiaran
Laut mempunyai peranan penting pada siklus karbon bumi . Banyaknya jumlah
karbon dilaut adalah 50 menit . Lebih besar daripada atmosfer dan perpindahannya
karbon dar atmosfer ke lautan melalui proses fiksi . Laut mengandung sekitar 36.000
gigaton karbon , dimana sebagian besar dalam bentuk ion di karbonat . Untuk
sementara 48% dari karbon yang dilepaskan atmosfer oleh pembakaran bahan
bakar fosil dan penebangan hutan diserap oleh untuk digunakan dalam proses
fotosintesis oleh di atom dan alga (Anonymous , 2009 ) .
3. METODOLOGI
Adapun alat – alat yang digunakan dalam praktikum produsen dan konsumen ini
yaitu sebagai berikut :
Hot plate
1.
1. Bahan dan Fungsi
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu sebagai berikut :
6. Kapas : Untuk menutup mulut tabung reaksi setelah ditetesi bromotimol biru .
1.
1. Skema Kerja
Siapkan siput
Di amati
Dicatat
Hasil
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi air aquarium ±2 cm dari mulut tabung
Di dinginkan
Di dinginkan
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi air aquarium ±2 cm dari mulut tabung
Di dinginkan
Siapkan siput
Dimasukkan dalam tabung reaksi berisi air aquarium ±2 cm dari mulut tabung
Di dinginkan
Dimasukkan dalam tabung reaksi berisi air aquarium ±2 cm dari mulut tabung
Di dinginkan
Dimasukkan dalam tabung reaksi berisi air aquarium ±2 cm dari mulut tabung
Di dinginkan
Dimasukkan dalam tabung reaksi berisi air aquarium ±2 cm dari mulut tabung
Di dinginkan
4.PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Tabung
reaksi
berisi
siput +
hidrylla.
Tabung
berisi
hydrilla.
Tabung
berisi air
aquariu
m.
2 A1 Berwarna Mati _
hijau
A2 Mati Terdapat
Biru gelembung
A3 _ hdrylla
Air
A4 jernih,air _ Hydrilla segar
berkurang
B1 Mati _
Biru muda
B2 bening Mati Segar
B3 Biru _ Segar
kehijauan(
B4 bening dari _ Hydrilla Layu
Kemarin)
_
Air bening
Air
kehijauan
Biru muda
bening
3 A1 Bromtimol Mati _
Biru
A2 Mati Hydrilla segar
Air jernih
A3 _ Segar,hidup
Air
A4 berkurang _ _
Air keruh
dan
berkurang
Air
berkurang
Biru muda
bening
Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu
tabung reaksi,rak tabung,nampan,pipet,hot plate,sedangkan bahan yang disunakan
adalah siput air,paraffin cair,air aquarium,bromotimol biru,kapas,kertas label. Setelah
alat dan bahan sudah siap,air aquarium dimasukkan ke dalam tabung reaksi ± 2 cm
dari mulut tabung. Kemudian tabung reaksi tersebut diberi kertas label A1. Lalu
ditetesi dengan bromtimol biru sebanyak 3 tetes,dan segeralah ditutupi dengan
kapas. Setelah itu dicelupkan dan dikeraskan kapas pada tabung reaksi
menggunakan parafin cair,untuk mencegah masuknya udara dari pori-pori kapas.
Lalu diletakkan tabung reaksi di tempat terang. Dicatat dan diamati hasilnya
secarabertahap sehari sekali selama 3 hari berturut-turut.
Pertama yang dilakukan adalah sama dengan tabung A1 menyiapkan alat dan
bahan. Kemudian Siput dan Hydrilla juga disiapkan. Lalu tabung reaksi diberi atau
diisi air aquarium sebanyak ± 2cm dari mulut tabung. Kemudian Siput dan Hydrilla
dimasukkan ke dalam tabung reaksi tersebut. Lalu diberi beri kertas label A2.
Setelah itu ditetesi 3 tetes bromotimol biru menggunakan ppipet tetes. Selanjutnya
mulut tabung reaksi tersebut ditutup dengan kapas. Lalu dicelupkan dan dikeraskan
kapas pada tabung reaksi menggunakan parafin cair,untuk mencegah masuknya
udara dari pori-pori kapas. Lalu diletakkan tabung reaksi di tempat terang. Diamati
hasilnya secara bertahap sehari sekali selama 3 hari berturut-turut. Kemudian
dicatat hasilnya.
Pertama yang dilakukan adalah sama dengan tabung A1 dan A2 yaitu menyiapkan
alat dan bahan,kemudian daun hydrilla dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
telah berisi air aquarium. Sebanyak ± 2cm dari mulut tabung reaksi. Lalu diberi
kertas label A3 pada tabung reaksi. Kemudian ditetesi 3 tetes bromotimol biru
dengan menggunakan ppipet tetes. Setelah itu mulut tabung reaksi tersebut ditutup
dengan kapas. Kemudian dicelupkan dan dikeraskan kapas pada tabung reaksi
menggunakan parafin cair yang dipanaskan di atas hotplate karena untuk mencegah
masuknya udara dari pori-pori kapas. Lalu diletakkan tabung reaksi di tempat terang.
Diamati hasilnya secara bertahap sehari sekali selama 3 hari berturut-turut.
Kemudian dicatat hasilnya
Pertama yang dilakukan adalah alat dan bahan disiapkan sama seperti langkah
pada tabung sebelumnya. Setelah itu air aquarium dimasukkan ke dalam tabung
reaksi sebanyak ± 2cm dari mulut tabung. Kemudian dimasukkan siput tersebut ke
dalam tabung reaksi. Lalu diberi label B1 untuk menandai. Selanjutnya,ditetesi
dengan bromtimol biru sebanyak 3 tetes. Ditutup mulut tabung dengan menggunkan
kapas. Kemudian dicelupkan dan dikeraskan kapas menggunakan parafin cair,untuk
mencegah masuknya udara dari pori-pori panas. Lalu diletakkan di tempat yang
gelap. Kemudian diamati hasil yang terjadi selama 3 hari secara berturut turut. Lalu
dicatat hasilnya.
Pertama yang dilakukan adalah sama dengan B1 yakni menyiapkan alat dan bahan.
Dimasukkan air aquarium ke dalam tabung reaksi sebanyak ± 2cm dari mulut
tabung. Kemudian dimasukkan Siput dan bromotimol Biru sebanyak 3 tetes. Di tutup
mulut tabung dengan menggunakan kapas. Kemudian dicelupkan dan dikeraskan
kapas menggunakan parafin cair,untuk mencegah masuknya udara dari pori-pori
panas. Lalu diletakkan di tempat yang gelap,kemudian diamati hasil yang terjadi
selama 3 hari secara berturt-turut. Lalu dicatat hasil yang diketahui.
Pertama yang dilakukan adalah sama seperti tabung B1 dan B2 yaitu menyiapkan
alat dan bahan. Kemudian tabung reaksi diberi air aquarium,lalu dimasukkan daun
hydrilla. Kedalam tabung reaksi diberi air aquarium,lalu dimasukkan daun hydrilla ke
dalam tabung reaksi tersebut. Setelah itu tabung reaksi diberi label B2 untuk
menandai dari tabung yang lain. Selanjutnya tabung reaksi ditetesi dengan
bromontimol biru sebanyak 3 tetes. Ditutup mulut tabung dengan kapas. Kemudian
kapas dikeraskan dengan menggunakan parafin cair. Lalu dibiarkan di ruang
gelap,lalu dicata hasilnya bertahap sehari sekali selama 3 hari kemudian dicata
hasilnya.
Pertama yang dilakukan adalah sama seperti tabung B1,B2 dan B3 yaitu
menyiapkan alat dan bahan. Lalu tabung reaksi diberi air aquarium sampai ± 2cm
dari mulut tabung. Lalu diberi label B4 untuk menandai dari tabung yang lain.
Selanjutnya tabung reaksi tersebut ditetesi dengan bromotimol biru sebanyak 3
tetes. Ditutup mulut tabung denan menggunakan parafin cair. Lalu dibiarkan di ruang
gelap. Kemudian diamati perubahan yang terjadi 3 hari berturut-turut. Lalu dicatat
hasilnya.
Sedankan pada tabung B1 yang diis siput air,hari pertama Belem ada
perubahan,hari kedua siput mati dan air berwarna kehijauan,dan hari ketiga siput
mati,air hijau kekuningan dan berkurang volumennya. Tabung B2 diisi dengan siput
dan hydrilla masih hidup. Pada hari kedua siput sudah mati dan hydrilla masih segar
dan terdapat suatui endapan. Hari ketiga siput dan hydrilla mati,air nampak keruh
dan berkurang. Dan pada tabung B3 hari pertama air bening kehijauan. Pada hari
ketiga air berkurang dan hydrilla kekuningan layu. Pada B4 pada hari pertama
sampai hari ketiga tidak ada perubahan.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam praktikum ke depan semoga praktikum tambah lancer dan asisten kalau bisa
lebih dekat dengan praktikannya.
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
“MIKROORGANISME PERAIRAN”
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Fonda Daniswara
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
1. PENDAHULUAN
1.
1. Latar Belakang
Menurut Soemarwoto (1980), dalam ilmu Biologi cabang ilmu yang mempelajari
tentang mikroorganisme disebut dengan mikrobiologi, yang merupakan dsalah satu
ilmu tentang mahluk hidup. Mikroorganisme terdapat di segala macam lingkungan
sebagai bagian dari ekosistem alam. Sebagian dari mikroorganisme itu adalah
produsen, sebagian konsumen pertama dan sebagian lagi konsumen kedua dan
ketiga. Mikroorganisme dapat ditemukan di daerah kutub, di daerah tropik, dalam air,
dalam tanah, dalam debu di udara, padaa tumbuhan, tubuh hewan, dan ,manusia.
Mikroorganisme ini mempunyai peranan penting dalam jaring – jaring makanan,
yaitu berperan sebagai pengurai utama (dekomposer) dari berbagai zat dan
senyawa.
Berdasarkan jenis makanannya mahluk hidup dibedakan dalam tiga dunia, yakni
hewan, tumbuhan, dan protista. Perbedaan ini didasarkan pdari perbedaan sosok
dan susunan dari tiap – tiap mahluk hidup. Hewan memperoleh makanannya dari
bahan organik siap pakai (C-heterotrof), yang di dalam tubuh, dalam saluran
cernanya mengalami proses pengolahan, pencernaan, dan penyerapan. Jenis yang
cara makannya amat berlainan (C-autotrof) adalah tumbuhan, yang bentuk tubuhnya
sama sekali lain. Bahan yang diperlukan oleh tumbuhan untuk membentuk bentuk
tubuhnya terdiri dari bahan anoraganik dan memanfaatkan sinar matahari sebagai
sumber energi (Schmidt, 1994).
Menurut Ratna (1986), sedangkan pada mikroorganisme dibagi menjadi dua, yaitu
mikroorganisme autotrof dan mikroorganisme heterotrof. Sebagian besar merupakan
fotoautotrof dan hanya sebagian kecil yang merupakan heterotrof.
Praktikum biologi dasar ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 November
2009. Pukul 10.30-13.00 WIB.
1. TINJAUAN PUSTAKA
1.
1. Pengertian Mikroorganisme
Menurut Iqbal Ali (2008), Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang
berukuran sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya
di perlukan alat bantuan. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniselular)
meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan
ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang.
1.
1. Macam-macam Mikroorganisme dilingkungan
Kepentingan
Kelompok Morfologi Ukuran Ciri penting
Praktis
Dibutuhkan
Mikroskop Elektron
untuk melihatnya.
1.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
1. Faktor intrinsik
pH
Keasaman dan kebasaan dari lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan pada aktifitas dan
stabilitas makromolekul seprti enzim, maka dari itu pertumbuhan dan metabolisme dari mikrobe
sangat dipengaruhi pH. Sebagian besar mikroba dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH netral
(6,6 – 7,5) dan sedikit yang dapat bertahan di bawah pH 4,0. Bakteri sangatlah rentan terhadapa pH
ekstrim dibandingkan dengan kapang dan khamir, dimana bakteri patogenlah yang paling rentan.
Itulah sebabnya sebagian besar makanan seperti saurkraut, pikel dan keju, diawetkan dengan bakteri
patogen dengan asam yang diproduksi melalui fermentasi bakteri.
Salah satu dari metoda penimpanan adalah pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan melakukan
pengeluaran air yang terikat dari bahan yang mengakibatkan mikroba tidak mudah tumbuh. Secarra
umum bakteri memerlukan nilai Aw yang lebih tinggi dibandingkan jamur, dimana bakteri gram positif
memerlukan nilai Aw lebih rendah dibandingkan bakteri gram negatif. Sebagian besar bakteri
merugikan tidak dapat tumbuh di bawah Aw 0,91 seadangkan kapang merugikan dapat tumbuh pada
Aw paling rendah 0,80.
Potensial Oksidasi Reduksi substrat dapat didefinisikan sebagai perubahan yang diakibatkan oleh
substrat yang kehilangan (oksidasi) maupun mendapatkan elektron (reduksi). Mikroba aerob
memerlukan Eh positif (oksidasi) sedangkan mikroba anaerob memerlukan Eh negatif (reduksi).
Bakteri dapat tumbuh pada kondisi sedikit reduksi dengan baik dinamakan mikroaerofil. Contohnya
adalah lactobacilli dan Streptococci.
Kandungan nutrien
1. Air
2. Sumber Energi
3. Sumber Nitrogen
4. Vitamin dan faktor pertumbuhan
5. Mineral.
Pentingnya air untuk tumbuh sudah dapat di kelompokkan sebagai berikut: kapang
mempunyai kebutuhan air paling minimal, diikuti khamir, bakteri gram negatif dan
baktri gram positif. Sebagai sumber energi, mikroba memanfaatkan gula, alkohol,
dan asam amino serta lemak, namun hanya sedikit yang memanfaatkannya. Sumber
Nitrogen utama yang dimanfaatkan oleh mikroba heterotrofik yaituasam amino.
Vitamin B juga dimanfaatkan dalam jumlah yang rendah.
Komponen antimikroba misalnya minyak asiri, eugenol pada cengkeh dan aksin pada bawang putih.
1. Faktor Ekstrinsik
Suhu
Berdasarkan kisaran suhu mikroba digolongkan menjadi 3 kelompok, yakni: psikrifillik (mikroba yang
suka terhadap suhu dingin), mesofilik (mikroba suka suhu sedang), dan termofilik (mikroba suka suhu
tinggi).
RH dari ruangan adalah point penting yang mempengaruhi Aw, dan pertummbuhan mikroba pada
permukaan suatu bahan. Jika Aw 0,6 adalah sangat penting untuk menyimpan dan mempertahankan
nilai Aw pada kondisi RH yang tidak memungkinkan adanya pengambilan air dari udara menuju ke
dalam permukaan bahan.
1.
1. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi (sterilization) yaitu proses pemusnaan total semua mikrop dan organisme
lain yang dapat hidup dalam lingkungan atau material dengan cara-cara fisik dan /
atau kimia (Rifal , 2004).
1.
1. Pengertian Media dan PCA
“know”) Agarnutrien
Pada praktisnya , semua media tersebut secara komersial dalam bentuk bubuk ,
seperti PCA (plate count agar) , NA (nutrient agar) TSA (trypticase soy agar ) dan
lain-lain (Anonymous , 2008).
1.
1. Cara Perhitungan Bakteri
Ada beberapa cara yang dapat di gunakan untuk mengukur atau menghitung
jumblah jazat teknik , yaitu:
1.
o hitungan mikroskopik
o hitungan cawan
o MPN (most probable number)
1.
o cara volumetric
o cara grafimetrik
o tumbidimetri (kekeruhan)
* analisa konsumsi nutren (karbon , nitrogen , oksigen , asm amino , mineral dan
sebagainya ) .
Metode volum metric , pengukuran volume dan berat sel di lakukan terlebih dahulu
dengan menyaring mikroorganisme tersebut . Oleh karma itu , bila suptrat tempat
tumbuhnya banyak mengandung padatan , misalnya badan pangan , sel
mikroorganisme tidak dapat di ukur dengan menggunakan volum metrik maupun
dengan turbina metri . Perhitungan massa sel secara tidak langsung sering di
gunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses fermetasi , di mana
komponen suptrat atau bahan yang di difermentasi , dapat di amati dan di ukur .
Metode petroff-hausser
Jumblah sel per ml sampel = jumblah sel per kotak besar x 25 3 x 50 x10
3. METODOLOGI
1.
1. Alat dan fungsi
Alat-alat yang digunakan yang dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum biologi dasar ini adalah sebagai
berikut
1.
1. Skema kerja
Praktikum Biologi Dasar ini dilaksanakan dengan skema kerja sebagai berikut:
1. Sterilisasi
Cawan Petri
Dicuci
Dikeringkan
Dibungkus Koran
Dimasukkan autoklaf
Autoklaf
Dilihat airnya
Ditutup
Dinyalakan autoklaf
Disterilisasi 15-20 menit
Dikeluarkan alat
Didinginkan
Hasil
1. Pembuatan Media
Dihomogen kan
Disterilisasi basah
Hasil
1. PCA Hangat
PCA
Didinginkan
Dibalik
1. Penanaman
Ditutup
Dibalik
Dibungkus Koran
Diinkubasi 24 jam
Hasil
e. Penghitungan Koloni
Hasil
4. PEMBAHASAN
1.
1. Data hasil pengamatan
Pepton : 5 gr
Glukosa : 1 gr
17,5 gr
1000
Pengenceran
= 15 ml x 90
= 1350
1.
1. Analisa Prosedur
Dalam praktikum ini dilakukan 4 tahap, yaitu sterelisasi, pembuatan media,
pemanasan dan perhitungan bakteri. Sebelum melakukan tahap pertama sterilisasi
disiapkan alat dan bahan yang digunakan. Alat yang digunakan antara lain, cawan
petri, autoklaf, erlenmeyer, waterbath, incase, bunsen dan spatula, sedangkan
bahan-bahan yang digunakan antara lain medium agar steril (PCA), koran, tali,
kertas label, spirtus dan aquades.
Tahap kedua adalah pembuatan media, pertama disiapkan PCA yang kemudian
ditimbang 8,4 gram dan Aquades sebanyak 480 ml, kemudian PCA dan Aquades
dimasukkan kedalam erlenmeyer kemudian diaduk dengan spatula hingga larut lalu
erlenmeyer ditutup dengan kapas pada mulut erlenmeyer, erlenmeyer dibungkus
koran dan ditalikan lalu dihomogenkan. Setelah itu di sterilisasi basah dengan
autoklaf PCA yang telah di sterilisasi (PCA hangat) di tuangkan dalam cawan petri
kemudian didinginkan setelah dingin, cawan petri dibalik dan di ikat, setelah itu
disimpan didalam kulkas.
Kemudian tahap ketiga dilakukan yaitu tahap penanaman organisme atau bakteri,
media PCA beku yang telah jadi diberi dua perlakuan, yaitu dibiarkan terbuka agar
organisme yang ada di lingkungan sekitar dapat hinggap di media dan ditutup untuk
mengetahui bakteri/ organisme yang ada pada mulut. Untuk yang dibiarkan terbuka
cawan petri diletakkan dan kemudian dibuka selama 10 menit lalu ditutup dan
dibungkus koran serta diikat/ ditali. Setelah itu media PCA beku di inkubasi dalam
incase selama 5 hari, untuk yang ditutup, media PCA beku ditiup, kemudian ditutup
dan dibalik agar tidak ada gelembung air yang terbentuk. Setelah itu dibungkus
koran dan ditali. Setelah itu media PCA di inkubasi selama 1 hari dalam incase.
Setelah 1 hari dilakukan pengamatan apakah sudah tumbuh bakteri atau organisme
yang tumbuh dan dilakukan perhitungan koloni. Cawan yang bermodium (sudah di
inkubasi) di kekarkan dari incase kemudian di hitung koloni counter, di catat jumlah
koloni yang tumbuh.
1.
1. Analisa hasil
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengamatan selama tiga hari pada cawan petri
yang berada dalam incase, telah terdapat mikroorganisme atau telah tampak pada
cawan petri setelah itu dihitung dengan menggunakan koloni counter dan terlihat
jelas bentuk dari organisme tersebut. Yaitu pada perlakuan cawan petri dibuka
terdapat koloni mikroorganisme berwarna hitam sebanyak dua, yang berwarna putih
sebanyak 59 koloni dan yang berwarna coklat ada 12 koloni mikroorganisme.
Sedangkan pada perlakuna ditiup lalu ditutup, tidak terdapat koloni mikroorganisme
berwarna hitam dan coklat, namun terdapat 35 koloni mikroorganisme berwarna
putih.
Pada komponen PCA terdapat 5 gr agar, 5 gr pepton, 2,5 gr extract yeast, dan 1 gr
glukosa. Yang jumlah seluruhnya ada 17,5 gr.
Pada pembuatan medium PCA yaitu PCA ditimbang sesuai komposisi yaitu 17,5 gr
PCA dibagi dengan 1 liter air dikali 15 ml dikalikan banyak cawan petri (90) dan
hasilnya 23,6.
5.PENUTUP
1.
1. Kesimpulan
1.
1. Saran
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di
persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik. Dan untuk
para praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan dipraktekkan, agar
dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.