You are on page 1of 27

Tugas Mata Kuliah : Tafsir Hadits Maudhui Pendidikan

Oleh: Agus Salim, Lc

PENDAHULUAN

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, sholawat dan salam semoga sellau tercurah kepada
Rosulullah SAW. Teladan ummat sampai akhir zaman dalam semua aspek kehidupan untuk
mengantarkan kita pada kebahagian didunia dan juga diakhirat.

Kisah kisah dalam Alquran sarat dengan hikmah dan ibroh yang tidak akan habis tergali
sampai kapanpun, teladan yang abadi dicontohkan dalam sosok-sosok yang dikisahkan dalam
Alquran, salah satunya Sosok Nabiyullah Ibrahim AS.

Beliau adalah adalah sosok seorang Rosul, pendidik, Ayah dan suami yang sukses mendidik
keluarga dan ummat. Tak ada lagi yang meragukan kualitas keimanan, keshalihan dan
kepemimpinannya sebagai seorang nabi, utusan Allah. Demikian pula tentunya dengan
perannya sebagai ayah dan pendidik. Namun memang tidak mudah untuk begitu saja
memahami atau mencerna konsep-konsep pendidikannya dalam mendidik keluarga dan
ummat.Kalau kita coba mentadabburi firman Allah :

ُ‫ﺳَﺘﺠِ ُﺪﻧِﻲ إِن ﺷَﺎء اﻟﻠﱠﮫ‬


َ ُ‫ﻈﺮْ ﻣَﺎذَا َﺗﺮَى ﻗَﺎلَ ﯾَﺎ َأﺑَﺖِ اﻓْ َﻌﻞْ ﻣَﺎ ﺗُﺆْ َﻣﺮ‬
ُ ‫ﺤﻚَ ﻓَﺎﻧ‬
ُ َ‫َﻓﻠَﻤﱠﺎ َﺑﻠَﻎَ ﻣَﻌَﮫُ اﻟﺴﱠﻌْﻲَ ﻗَﺎلَ ﯾَﺎ ُﺑ َﻨﻲﱠ إِﻧﱢﻲ َأرَى ﻓِﻲ اﻟْﻤَﻨَﺎمِ َأﻧﱢﻲ أَ ْذﺑ‬
َ‫ِﻣﻦَ اﻟﺼﱠﺎ ِﺑﺮِﯾﻦ‬

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
Termasuk orang-orang yang sabar”. QS. Ashaffat:102

Kita bias tarik kesimpulan bahwa bukan pendidikan biasa yang menghasilkan anak luar biasa
yang dengan ahlaq yang mulia, keimanan yang memuncak, kesabaran yang tak terbayang,
kepasrahan dan terhadap Allah dengan tanpa ada ragu sedikitpun menerima dan
melaksanakan perintah Allah dan orang tuanya. Maka tidak berlebihan kemudian Allah
abadikan dalam ayat lain:

َ‫ﻋﻠَﻰ اﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﯿﻦ‬
َ َ‫ﺻﻄَﻔَﻰ آدَمَ َوﻧُﻮﺣًﺎ وَآلَ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ وَآلَ ﻋِ ْﻤﺮَان‬
ْ ‫ِإنﱠ اﻟﻠّﮫَ ا‬

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran
melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), Ali Imran: 33

Demikian juga Allah SWT memerintahkan ummat ini untuk mengambil tauladan dari Nabi
Ibrahim berikut orang –orang yang bersamanya, sebuah jaminan keidealan contoh dan model
dalam semua aspek kehidupan khususnya dalam masalah pendidikan . firman Allah:

ُ‫ﺧﺮَ وَﻣَﻦ َﯾﺘَ َﻮلﱠ َﻓِﺈنﱠ اﻟﻠﱠﮫَ ھُﻮَ اﻟْ َﻐ ِﻨﻲﱡ اﻟْﺤَﻤِﯿﺪ‬
ِ ‫ﺴﻨَﺔٌ ﻟِﻤَﻦ ﻛَﺎنَ َﯾﺮْﺟُﻮ اﻟﻠﱠﮫَ وَا ْﻟﯿَﻮْمَ اﻟْﺂ‬
َ َ‫َﻟﻘَﺪْ ﻛَﺎنَ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﯿﮭِﻢْ أُﺳْ َﻮةٌ ﺣ‬

1
Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu)
bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian.
dan Barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi
Maha Terpuji. QS. Al Mumtahanah, 6

Konsep-konsep pendidikan Nabi ibrahim inilah yang coba kita akan kupas dan kita kaji untuk
kita jadikan acuan dan teladan dalam pendidikan islam khususnya pendidikan keluarga
muslim.

Pembahasan tentang konsep pendidikan Nabi Ibrahim ini akan kita batasi pada pembahasan:

 Siapakah Nabi Ibrahim dan keluarganya


 Apa konsep pendidikan islam yang digunakan oleh Nabi Ibrahim AS sehingga
menjadi tauladan bagi ummat islam.

ِA. Pengertian Konsep dan Pendidikan Islam


Konsep berasal dari bahasa Inggris “concept” yang berarti “ide yang mendasari sekelas
sesuatu objek”,dan “gagasan atau ide umum”. Kata tersebut juga berarti gambaran yang
bersifat umum atau abstrak dari sesuatu[1]

Dalam kamus Bahasa Indonesia, konsep diartikan dengan (1) rancangan atau buram surat
tersebut. (2) Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit (3) gambaran mental
dari objek, proses ataupun yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal- hal
lain (Tim Penyusun, 1989: 456).

Pendidikan Islam Menurut Arifin (1993:237) sebagaimana dikutif oleh Dr. Abdullah Idi,
M.Ed menyatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan islam adalah merealisasikan manusia
muslim yang beriman, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya
kepada sang khalik dengan sikap dan kepribadian bulat menyerahkan diri kepadaNya dalam
segala aspek kehidupan dalam rangka mencari keridhanNya [2] .

Prof. Dr Abuddin Natta MA mengungkapkan secara sederhana pendidikan islam dapat


diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran islam sebagai mana yang
tercantum dalam al-qur’an dan al-hadits serta dalam pemikiran para ulama dalam peraktek
sejarah umat islam[3].

Pendidikan islam menurut Burlian somad; Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut
ukuran Allah dan isi pendidikannya adalah mewujudkan tujuan itu, yaitu ajaran Allah[4].

Sedangkan menurut syekh Muhammad An-Naquib Al-Attas pendidikan islam adalah usaha
yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat –
tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing ke
arah pengenalan dan pengakuan akan tempat tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan
keberadaan[5].

B. NABI IBRAHIM AS DAN KELUARGANYA

2
Nama lengkapnya adalah Ibrahim bin Azar (tarikh) bin tahur bin saruj bin rau’ bin falij bin
Aabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin saam bin Nuh AS.

Menurut ibnu kastir nama lengkapnya adalah Ibrahim bin tarikh (250) bin Nahur (148) bin
Sarugh (230) bin Raghu (239) bin Faligh (439) bin Abir (464) nbin Syalih (433) bin
Arfakhsyadz (438) bin saam (600) bin Nuh AS.

Istri nabi Ibrahim yang pertama adalah sarah sedang yang kedua adalah hajar. Adapun anak
anak beliau adalah Nabi Ismail dari istrinya Hajar, dan Nabi Ishaq dari Istrinya Sarah,
kemudian dari Nabi Ishaq mempunyai anak Nabi Ya’qub kemudian Nabi Yusuf dan dari
keturunan Nabi Ismail Nabi kita Nabi Muhammad SAW

C.KONSEP PENDIDIKAN NABI IBRAHIM AS.

Konsep pendidikan Nabi Ibrohim merupakan sebuah pola atau rancangan pendidikan yang
diambil dari proses pendidikan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Sebagi konsep tentu
tidak lepas dari komponen komponen Pendidikan yaitu Tujuan Pendidikan, Peserta didik,
Materi Pendidikan, Metode, sarana dan media serta pendidik dengan sifat sifatnya.

C.1.Tujuan pendidikan dalam konsep Nabi Ibrahim AS.

Sebuah pendidikan harus mempunyai tujuan, dan tujuan pendidikat islam secara umum adalah
sama dengan misi manusia itu sendiri diciptakan dimuka bumi ini yaitu untuk beribadah
kepada Allah dan menjadi khholifah dimuka bumi sebagaimana firman Allah: QS. Adz
dzariyat 56, dan surat Al Baqarah : 30

ِ‫ﺠﻦﱠ وَا ْﻟﺈِﻧﺲَ ِإﻟﱠﺎ ِﻟﯿَ ْﻌﺒُﺪُون‬


ِ ْ‫ﺧَﻠﻘْﺖُ اﻟ‬
َ ‫وَﻣَﺎ‬

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”

ْ‫ل َوإِذ‬
َ ‫ﻼﺋِﻜَﺔِ َرﺑﱡﻚَ ﻗَﺎ‬
َ ‫ﻷرْضِ ﻓِﻲ ﺟَﺎﻋِﻞٌ ِإﻧﱢﻲ ِﻟﻠْ َﻤ‬
َ ‫ﺧﻠِﯿﻔَﺔً ا‬
َ

ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi….” QS. Al Baqarah; 30

Adapun nabi Ibrahim lebih menspesifikkan lagi dan lebih mendetailkan tujuan pendidikan
dalam konsep Beliau, atau dengan bahasa lain yaitu menjadi muslim yang taat dan menjadi
imam dan teladan bagi yang lain.

1.Menjadi muslim yang taat dan patuh kepada Allah SWT. Firman Allah SWT:

‫ﻄﻔَﻰ اﻟﻠّﮫَ ِإنﱠ َﺑﻨِﻲﱠ ﯾَﺎ َوﯾَ ْﻌﻘُﻮبُ َﺑﻨِﯿﮫِ ﺮَاھِﯿ ُﻢِإﺑْ ﺑِﮭَﺎ وَ َوﺻﱠﻰ‬
َ‫ﺻ‬ْ ‫ﺴﻠِﻤُﻮنَ َوأَﻧﺘُﻢ إَﻻﱠ ﺗَﻤُﻮُﺗﻦﱠ َﻓﻼَ اﻟﺪﱢﯾﻦَ ﻟَﻜُﻢُ ا‬
ْ ‫ﻣﱡ‬

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub.
(Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
makajanganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. QS. Al Baqarah: 132

3
Inilah tujuan pendidikan dalam konsep nabi ibrahim berikut juga anak-anak beliau yang juga
menjadi nabi. Didorong juga karena suatu kekhawatiran yang selalu menghinggapi mereka
yang mendorong mereka untuk mendidik anak-anak mereka dengan pendidikan islam dan
jangan sampai mereka lepas dari agama tercita ini. Terungkap kekhwatiran mereka dengan
sebuah pertanyaan orang tua terhadapap anaknya yang sekarang sudah mulai dilupakan olah
kebanyakan orang tua masa sekarang, firman Allah:

ْ‫ﺣﻀَﺮَ إِذْ ﺷُﮭَﺪَاء ﻛُﻨﺘُﻢْ أَم‬


َ ‫ب‬
َ ‫ن ﻣَﺎ ِﻟ َﺒﻨِﯿﮫِ ﻗَﺎلَ إِ ْذ اﻟْﻤَﻮْتُ ﯾَ ْﻌﻘُﻮ‬
َ ‫ﻚ َوِإﻟَـﮫَ ِإﻟَـﮭَﻚَ ﻧَ ْﻌﺒُﺪُ ﻗَﺎﻟُﻮاْ ﺑَﻌْﺪِي ﻣِﻦ ﺗَ ْﻌﺒُﺪُو‬
َ ِ‫َوإِﺳْﻤَﺎﻋِﯿﻞَ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿ َﻢ آﺑَﺎﺋ‬
َ‫ﺤﻖ‬َ ْ‫ﻦ وَاﺣِﺪًا ِإﻟَـﮭًﺎ َوإِﺳ‬ ُ ْ‫ﺴﻠِﻤُﻮنَ ﻟَ ُﮫ َوَﻧﺤ‬
ْ ُ‫ﻣ‬

“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” mereka menjawab: “Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan
yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. QS. Al Baqarah: 133.

Pertanyaan; “apa yang akan kausembah sepeninggalku?” Inilah yang semestinya menjadi
tujuan pendidikan tiap orang tua sekarang, dan Tujuan pendidikan islam adalah tujuan
manusia itu sendiri diciptakan dimuka bumi ini yaitu untuk menyembah dan menjadi hamba
Allah yang muttaqin, sebagaimana ayat diatas.

2. Menjadi imam para muttaqin

ِ‫ﻋﻠُﻚَ ِإﻧﱢﻲ ﻗَﺎلَ َﻓَﺄﺗَﻤﱠﮭُﻦﱠ ﺑِ َﻜﻠِﻤَﺎتٍ َرﺑﱡﮫُ ِإﺑْﺮَاھِﯿ َﻢ ا ْﺑﺘَﻠَﻰ َوإِذ‬


ِ ‫اﻟﻈﱠﺎﻟِﻤِﯿﻦَ ﻋَﮭْﺪِي َﯾﻨَﺎلُ ﻻَ ﻗَﺎ َل ُذ ﱢرﯾﱠﺘِﻲ وَﻣِﻦ ﻗَﺎلَ إِﻣَﺎﻣًﺎ ﻟِﻠﻨﱠﺎسِ ﺟَﺎ‬

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji(^) Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan
menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari
keturunanku”.(^) Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim”.
(^) Ujian terhadap Nabi Ibrahim a.s. di antaranya: membangun Kakbah, membersihkan
Kakbah dari kemusyrikan, mengorbankan anaknya Ismail, menghadapi raja Namrudz dan
lain-lain. QS. Al Baqarah: 124

Sejalan dengan firman Allah SWT.

‫ﻋُﯿﻦٍ وَاﺟْ َﻌﻠْﻨَﺎ ِﻟﻠْ ُﻤﱠﺘﻘِﯿﻦَ إِﻣَﺎﻣًﺎ‬


ْ ‫ﺟﻨَﺎ وَ ُذ ﱢرﯾﱠﺎ ِﺗﻨَﺎ ُﻗ ﱠﺮةَ َأ‬
ِ ‫وَاﻟﱠﺬِﯾﻦَ َﯾﻘُﻮﻟُﻮنَ َرﱠﺑﻨَﺎ ھَﺐْ َﻟﻨَﺎ ِﻣﻦْ َأزْوَا‬

“dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri
Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa. QS. Al Furqan: 74

Suatu tujuan yang luar biasa. Menjadi orang muttaqin sangatlah tidak mudah apalagi menjadi
imam orang-orang muttaqin, ada beberapa tafsiran tentang kata imam diayat tersebut:

Ibnu Abbas, Al hasan, Qatadah, Asuddy, dan Ar robi’ bin anas berkata: maksud kata imam
diayat tersebut adalah imam yang jadi panutan dan teladan dalam kebaikan. Sebagian yang
lain memberikan makna: imam muttaqin adalah menjadi penunjuk jalan bagi orang orang
yang dapat hidayah dan menjadi dai untuk menyeru kapada kebaikan, dengan harapan apa
yang dilakukan, diserukan dan ibadah yang diprektekkan diteruskan oleh anak anak mereka
4
juga siapa saja, sehingga menjadi amal yang bersambung tak henti memmberikan pahala
yang melimpah meski sudah meninggal dunia pemilik amalnya.

B.2.Peserta Didik

Nabi Ibrahim AS. Mendidik dan berdakwah kepada semua lapisan dan dengan berbagai jenis
dan latar belakang, serta beragam metode yang digunakan. Adapun peserta didik yang
pertama dan utama adalah keluarga beliau sendiri, yaitu anak dan istri, kemudian orang tua
baru kemudian kaumnya. Pendidikan keluarga menjadi prioritas pertama sebelum ke yang
lain sebagaimana firman Allah:

‫ﻋَﻠﯿْﮭَﺎ وَا ْﻟﺤِﺠَﺎرَةُ اﻟﻨﱠﺎسُ َوﻗُﻮدُھَﺎ ﻧَﺎرًا َوأَ ْھﻠِﯿﻜُﻢْ أَﻧﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻗُﻮا ءَا َﻣﻨُﻮا اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾَﺎَأﯾﱡﮭَﺎ‬
َ ٌ‫ﻼظٌ ﻣَﻶﺋِﻜَﺔ‬
َ‫ﻏ‬ِ ُ‫ﻻﯾَ ْﻌﺼُﻮنَ ﺷِﺪَاد‬‫ﻣَﺂأَ َﻣﺮَھُﻢْ اﷲَ ﱠ‬
َ‫ن َو َﯾﻔْ َﻌﻠُﻮن‬
َ ‫ﻣَﺎﯾُﺆْ َﻣﺮُو‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,
dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. QS. At Tahrim: 6

ْ‫ﻦ ْاﻷَ ﻋَﺸِﯿ َﺮﺗَﻚَ َوأَﻧ ِﺬر‬


َ ‫ْﻗ َﺮﺑِﯿ‬

dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, QS. ASysyuara’: 214

Maka Nabi Ibrahim memulai dari keluarganya dulu dari anak-anaknya kemudian istri dan
keluarga besarnya, lalu ummatnya, Tergambar dalam beberapa ayat Allah SWT sebagai
berikut:

‫ﻄﻔَﻰ اﻟﻠّﮫَ ِإنﱠ َﺑﻨِﻲﱠ ﯾَﺎ َوﯾَ ْﻌﻘُﻮبُ َﺑﻨِﯿﮫِ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢُ ﺑِﮭَﺎ وَ َوﺻﱠﻰ‬
َ‫ﺻ‬ْ ‫ﺴﻠِﻤُﻮنَ َوأَﻧﺘُﻢ إَﻻﱠ ﺗَﻤُﻮُﺗﻦﱠ َﻓﻼَ اﻟﺪﱢﯾﻦَ ﻟَﻜُﻢُ ا‬
ْ ‫ﻣﱡ‬

“dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub.
(Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. Qs. Al Baqarah: 132

ْ‫ﻷﺑِﯿﮫِ ﻗَﺎلَ إِذ‬


َ ِ‫ﻇﻨﱡﻜُﻢﻓَﻤَ ُﺗﺮِﯾﺪُونَ اﷲِ دُونَ ءَاﻟِﮭَﺔً َأ ِﺋﻔْﻚً ﺗَ ْﻌﺒُﺪُونَ ﻣَﺎذَا َوﻗَﻮْﻣِﮫ‬
َ ‫بﺎ‬
‫ﻈ َﺮةً َﻓ َﻨﻈَﺮَ اﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﯿﻦَ ِﺑﺮَ ﱢ‬
ْ ‫اﻟ ﱡﻨﺠُﻮمِ ﻓﻲِ َﻧ‬

“ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah yang kamu sembah itu
?Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan
berbohong?Maka Apakah anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam?” QS. AShoffat: 85-87

Dari ayat diatas Nabi ibrahim mendahulukan kelurganya sebelum kemudian masyarakat dan
ummatnya secara umum untuk didakwahi dan dilakukan proses penyadaran dan pendidikan.

Demikianlah konsep pendidikan Islam harus dimulai dari dalam rumah, rumah adalah
“Madrasah ula” bagi anak-anak sebelum mendapatkan pendidikan dan bimbingan dari
lingkungan masyarakat dan sekolah atau lembaga lembaga formal lainnya. Dan sebagai
pendidik demikian juga harus menjadikan rumah, anak dan keluarganya menjadi teladan bagi
keluarga yang lain sehingga dakwah dan bimbingan akan lebih berpengaruh bagi objek
dakwah atau peserta didik.
5
C.3. Materi Pendidikan dalam Konsep Pendidikan Nabi Ibrahim.

Islam adalah agama yang syamilah dan mutakamilah, mencakup semua aspek kehidupan,
maka materi pendidikan islam juga harus menggunakan konsep syumuliyah. maka materi
pendidikan islam juga harus terpadu, tidak sekuler, Total tidak juz’iyyah atau parsial, firman
Allah SWT. Al Baqarah, 208:

‫ﺧﻠُﻮاْ آ َﻣﻨُﻮ ْا اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾَﺎَأﯾﱡﮭَﺎ‬


ُ ْ‫ﺴﻠْﻢِ ﻓِﻲ اد‬
‫ﺧﻄُﻮَاتِ َﺗﱠﺘﺒِﻌُﻮ ْا َوﻻَ ﻛَﺂﻓﱠﺔً اﻟ ﱢ‬
ُ ِ‫ﺸ ْﯿﻄَﺎن‬
‫ﱡﻣﺒِﯿﻦٌ ﻋَﺪُوﱞ ﻟَﻜُﻢْ ِإﻧﱠﮫُ اﻟ ﱠ‬

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

Tidak ada yang terlewat dari pembahasan dan pengaturan oleh islam, mulai aturan keluar
masuk WC, sampai mengatur negara termasuk pendidikan yang memang posisinya begitu
penting dalam Islam. Allah berfirman dalam Surat Al An’am, 38:

‫ﻷرْضِ ﻓِﻲ دَآﺑﱠﺔٍ ﻣِﻦ وَﻣَﺎ‬


َ ‫ﺣﯿْﮫِ َﯾﻄِﯿﺮُ َوﻻَﻃَﺎﺋِﺮٍ ْا‬
َ ‫ﺠﻨَﺎ‬
َ ِ‫ﻃﻨَﺎ أَ ْﻣﺜَﺎﻟُﻜُﻢ أُﻣَﻢٌ إِﻵﱠ ﺑ‬
ْ ‫ﺷﻰْءٍ ﻣِﻦ اﻟْ ِﻜﺘَﺎبِ ﻓِﻲ ﻣﱠﺎ َﻓ ﱠﺮ‬
َ ‫ﺸﺮُونَ َرﺑﱢﮭِﻢْ ِإﻟَﻰ ﺛُﻢﱠ‬
َ ْ‫ُﯾﺤ‬

“dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun
dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”

Demikian juga materi pendidikan yang ada dalam konsep pendidikan Nabi Ibrahim AS.

Pertama adalah Masalah Aqidah dan Ketauhidan.

Tergambar dalam beberapa ayat komunikasi dakwah antara Nabi ibrahim dengan bapaknya
demikian juga kaumnya frman Allah:

ø ْ‫ﻷﺑِﯿﮫِ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢُ ﻗَﺎلَ َوإِذ‬


َ َ‫ﺻﻨَﺎﻣًﺎ َأ َﺗﱠﺘﺨِ ُﺬ ءَازَر‬
ْ ‫ﻼلٍ ﻓِﻲ َوﻗَﻮْﻣَﻚَ أَرَاكَ ِإﻧﱢﻰ ءَاﻟِﮭَﺔً َأ‬
َ‫ﺿ‬َ ٍ‫ﱡﻣﺒِﯿﻦ‬

“ dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, Pantaskah kamu
menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan
kaummu dalam kesesatan yang nyata.” QS. Al Anam: 74

‫ﻷﺑِﯿ ِﮫ ﻗَﺎلَ إِ ْذ‬


َ ِ‫ﻻﯾَﺴْﻤَﻊُ ﺗَ ْﻌﺒُﺪُ ﻟِﻢَ ﯾَﺂَأﺑَﺖ‬
َ ‫ﻻُﯾ ْﺒﺼِﺮُ ﻣَﺎ‬َ ‫ﻻﯾُ ْﻐﻨِﻲ َو‬
َ ‫ﺷ ْﯿﺌًﺎ ﻋَﻨﻚَ َو‬َ ‫ﺖ‬ِ َ‫أَھْ ِﺪكَ ﺒِ ْﻌﻨِﻲﻓَﺎﺗﱠ َﯾ ْﺄﺗِﻚَ ﻣَﺎﻟَﻢْ اﻟْ ِﻌﻠْﻢِ ِﻣﻦَ ﺟَﺂ َءﻧِﻲ ﻗَﺪْ ِإﻧﱢﻲ ﯾَﺂَأﺑ‬
‫ﺻﺮَاﻃًﺎ‬ِ ‫ﺎ‬‫ﺖ ﺳَ ِﻮﯾ‬ ِ َ‫ﻻﺗَ ْﻌﺒُﺪِ ﯾَﺂَأﺑ‬
َ َ‫ﺸ ْﯿﻄَﺎن‬ ‫ﺸ ْﯿﻄَﺎنَ إِنﱠ اﻟ ﱠ‬
‫ﻦ ﻛَﺎنَ اﻟ ﱠ‬ ِ َ‫ﺎ ﻟِﻠ ﱠﺮﺣْﻤ‬‫ﺼﯿ‬
ِ ‫ﻋ‬َ ِ‫ﺴﻚَ أَن َأﺧَﺎفُ ِإﻧﱢﻲ ﯾَﺂَأ َﺑﺖ‬ ‫ﻦ ﱢﻣﻦَ ﻋَﺬَابٌ ﯾَﻤَ ﱠ‬ ِ ‫َﻓﺘَﻜُﻮنَ اﻟﺮﱠﺣْﻤَـ‬
ِ‫ﺸ ْﯿﻄَﺎن‬
‫ﺎ ﻟِﻠ ﱠ‬‫َوِﻟﯿ‬

“ ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah
sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu
sedikitpun?Wahai bapakku, Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu
pengetahuan yang tidak datang kepadamu, Maka ikutilah Aku, niscaya aku akan
menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah.Wahai

6
bapakku, Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha
pemurah, Maka kamu menjadi kawan bagi syaitan”. QS. Maryam. 42-45

ْ‫ﻷﺑِﯿﮫِ ﻗَﺎلَ إِذ‬


َ ِ‫ﻼلٍ ﻓِﻲ وَءَاﺑَﺂؤُﻛُﻢْ أَﻧﺘُ ْﻢ ﻛُﻨﺘُﻢْ َﻟﻘَﺪْ ﻗَﺎلَ ﻋَﺎﺑِﺪِﯾﻦَ ﻟَﮭَﺎ ءَاﺑَﺂ َءﻧَﺎ وَﺟَ ْﺪﻧَﺂ ﻗَﺎﻟُﻮا ﻋَﺎ ِﻛﻔُﻮنَ ﻟَﮭَﺎ أَﻧﺘُﻢْ اﻟﱠﺘِﻲ اﻟﺘﱠﻤَﺎﺛِﯿﻞُ ﻣَﺎھَﺬِهِ َوﻗَﻮْﻣِﮫ‬َ‫ﺿ‬ َ
ٍ‫ﺟ ْﺌ َﺘﻨَﺎ ﻗَﺎﻟُﻮا ﱡﻣﺒِﯿﻦ‬ ِ ‫ﻋﺒِﯿﻦَ ﻣِﻦَ أَﻧﺖَ أَمْ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖﱢ َأ‬ ِ‫ﻻ‬ ‫ﻷرْضِ اﻟﺴﱠﻤَﺎوَاتِ رَبﱡ ﱠرﺑﱡﻜُﻢْ َﺑﻞْ ﻗَﺎلَ ا ﱠ‬ َ ‫ﻄﺮَھُﻦﱠ اﻟﱠﺬِي َو ْا‬ َ ‫ﻋﻠَﻰ َوَأﻧَﺎ َﻓ‬َ ‫ﻦ َذﻟِﻜُﻢ‬َ ‫ﱢﻣ‬
َ‫اﻟﺸﱠﺎھِﺪِﯾﻦ‬

(ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung Apa
mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak Kami menyembahnya”.Ibrahim berkata:
“Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata”.mereka
menjawab: “Apakah kamu datang kepada Kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu
Termasuk orang-orang yang bermain-main[961]?”Ibrahim berkata: “Sebenarnya Tuhan
kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku Termasuk orang-
orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu”.QS. Al Anbiya’

Demikian juga dalam surat al Ankabut 16-17, Surat asyuara’ 70-82, Azzuhruf 26-28

Kita juga bisa lihat dalam kisah ketauhidan dan gambaran keimanan serta aqidah yang kuat
sebagai pelajaran bagi kita semua, yaitu pada saat Nabi Ibrahim AS. Dibakar hidup-hidup
oleh penguasa yang berseberangan aqidah dengan beliau setelah kejadian penghancuran
berhala oleh Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam Al Quran Surat Al Anbiya’ ayat 51-70.
Firman Allah:

‫ﺣ ﱢﺮﻗُﻮهُ ﻗَﺎﻟُﻮا‬
َ ‫ﺼﺮُوا‬
ُ ‫ﻓَﺎﻋِﻠِﯿﻦَ ﻛُﻨﺘُﻢْ إِن آﻟِ َﮭﺘَﻜُﻢْ وَاﻧ‬ ‫ﺳﻠَﺎﻣًﺎ ﺑَﺮْدًا ﻛُﻮﻧِﻲ ﻧَﺎرُ ﯾَﺎ ُﻗ ْﻠﻨَﺎ‬
َ َ‫ﻋﻠَﻰ و‬
َ َ‫ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢ‬

“ mereka berkata: “Bakarlah Dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar
hendak bertindak”. Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi
keselamatanlah bagi Ibrahim”, QS. Al Anbiya’, 68-69

Ketika Nabi Ibrahim diikat kalimat yang beliau katakan adalah :

“‫“ كل كيرش ال كلملا كلو دمحلا كل نيملاعلا بر كناحبس تنأ الإ هلإ ال‬

“Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha suci Engkau wahai rabb semesta
alam bagi-Mu segala puji, dan bagi-Mu kerajaan tiada sekutu bagi-Mu” [6]

Lalu ketika dilemparkan kedalam api beliau mengatakan:

‫ليكولا معنو هللا انبسح‬

“cukuplah bagi kami, Allah sebagai pelindung”

Sebagaimana diriwayatkan imam Bukhori dalam shohihnya[7]:

‫ لاق هنأ سابع نبا نع‬: ‫دمحم اهلاقو رانلا يف يقلأ نيح ميهاربإ اهلاق ليكولا معنو هللا انبسح‬
‫ هل ليق نيح‬: { ‫* ليكولا معنو هللا انبسح اولاقو اناميإ مهدازف مهوشخاف مكل اوعمج دق سانلا نإ‬
‫ةيآلا } ءوس مهسسمي مل لضفو هللا نم ةمعنب اوبلقناف‬

7
Dari Ibnu Abbas sesungguhnya beliau berkata: kalimat “hasbunallah wani’mal wakiil”
diucapkan oleh Nabi Ibrahim AS. Ketika dilemparkan kedalam api, demikian juga diucapkan
oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika dikatakan kepada beliau ( pada perang Ahzab atau
perang khondaq): “(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka
ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan
untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah
keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan
Allah adalah Sebaik-baik Pelindung”. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia
(yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti
keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar” QS.Al Anbiya’ 173-174

Hal ini memberikan gambaran sikap ketauhidan Nabi Ibrahim, keimanan yang kuat, aqidah
yang lurus. Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan adalah Allah sebaik-baik pelindung.
Senada dengan firman Allah, surat Alfatihah

َ‫ﻦ وِإﯾﱠﺎكَ ﻧَ ْﻌﺒُﺪُ ِإﯾﱠﺎك‬


ُ ‫ﺴﺘَﻌِﯿ‬
ْ َ‫ﻧ‬

Demikian juga firman Allah surat Al An’am ,162.

ْ‫ﻼﺗِﻲ إِنﱠ ﻗُﻞ‬


َ‫ﺻ‬َ ‫ﺤﯿَﺎيَ َوﻧُﺴُﻜِﻲ‬
ْ ‫اﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﯿﻦَ رَبﱢ ِﻟﻠّ ِﮫ وَﻣَﻤَﺎﺗِﻲ وَ َﻣ‬

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk


Allah, Tuhan semesta alam. QS. Al An’am, 162

Kedua: ibadah dan Tazkiyatun Nufus

Ibadah dan tazkiyyatun nufus sebagai manifestasi tujuan dan misi setiap manusia untuk
menyembah Allah SWT dan selalu melakukan pensucian diri dari penyakit penyakit yang
mengotori hati, Sholat, doa, haji, menunaikan nazar, dan semua perintah Allah serta menjauhi
larangan-larangannya, serta mengikhlaskan semua ibadah hanya karena Allah. Firman Allah:

‫ﻏﯿْﺮِ ﺑِﻮَا ٍد ُذ ﱢرﱠﯾﺘِﻲ ﻣِﻦ أَﺳْﻜَﻨﺖُ ِإﻧﱢﻲ َرﱠﺑﻨَﺂ‬


َ ‫ﺤﺮﱠمِ َﺑ ْﯿﺘِﻚَ ﻋِﻨﺪَ َزرْعٍ ذِي‬
َ ُ‫ﺼﻼَةَ ِﻟُﯿﻘِﯿﻤُﻮا َرﱠﺑﻨَﺎ اﻟْﻤ‬
‫ِإَﻟﯿْﮭِﻢْ ﺗَﮭْﻮِي اﻟﻨﱠﺎسِ ﱢﻣﻦَ َأ ْﻓﺌِﺪَةً ﻓَﺎﺟْﻌَﻞْ اﻟ ﱠ‬
‫ﻦ وَا ْر ُزﻗْﮭُﻢ‬
َ ‫ﯾَﺸْ ُﻜﺮُونَ ﻟَ َﻌﻠﱠﮭُﻢْ اﻟﺜﱠ َﻤﺮَاتِ ﱢﻣ‬

“Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati,
Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
Mudah-mudahan mereka bersyukur”. QS. Ibrahim 37

‫ﺼﻼَ ِة ُﻣﻘِﯿﻢَ اﺟْ َﻌ ْﻠﻨِﻲ رَبﱢ‬


‫ُدﻋَﺂ ِء َو َﺗ َﻘﺒﱠﻞْ َرﺑﱠﻨَﺎ ُذ ﱢرﱠﯾﺘِﻲ وَﻣِﻦْ اﻟ ﱠ‬

Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya
Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.QS. Ibrahim: 40

Suatu permohonan kepada Allah yang dilakukan oleh seorang nabi tentu setelah melakukan
ikhtiar yang sudah maksimal, dan sudah melakukan proses pembinaan dan pendidikan

8
sebelumnya, dalam doa yang dimunajatkan beliau meminta agar Allah memberikan kekuatan
kepada mereka untuk tetap istiqamah dan mendirikan sholat.

ِ‫… َﻓَﺄﺗَﻤﱠﮭُﻦﱠ ﺑِ َﻜﻠِﻤَﺎتٍ َرﺑﱡﮫُ ِإﺑْﺮَاھِﯿ َﻢ ا ْﺑﺘَﻠَﻰ َوإِذ‬

“dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrahim menunaikannya”. QS. Al Baqarah: 124.

Hadist Ibnu abbas, mustanna menceritakan dari ishaq, Muhammad bin Harbi, Ibnu Lahi’ah
dari Ab u Hurairah, Hinsi dari Ibnu Abbas Nabi Ibrahim diuji oleh Allah dan dapat
mnyempurnakannay yaitu enam pada diri manusia dan empat dalam ibadah haji, pada diri
manusia yaitu mencukur kumis, khitan, mencabut bulu ketiak, menggunting kuku, mencukur
bulu kemaluan, mandi pada hari jumat dan empat lagi pada ibadah haji: thowaf, sa’I antara
showa dan marwa, melempar jumrah dan ifadhah dan dlam keterangan ismail bin kholid
redaksinya ujian itu adalah ibadah haji.[8]

‫ﺷ ْﯿﺌًﺎ َوﻃَ ﱢﮭﺮْ َﺑ ْﯿ ِﺘﻲَ ﻟِﻠﻄﱠﺂ ِﺋﻔِﯿﻦَ وَا ْﻟﻘَﺂﺋِﻤِﯿﻦَ وَاﻟﺮﱡﻛﱠﻊِ ا‬


َ ‫ﺸ ِﺮكْ ﺑِﻲ‬ ْ ُ‫ﻻﺗ‬
‫ﻹ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ ﻣَﻜَﺎنَ ا ْﻟ َﺒﯿْﺖِ أَن ﱠ‬ ِ ‫ﺤﺞﱢ ﻟﺴﱡﺠُﻮ ِد َوإِذْ ﺑَ ﱠﻮ ْأﻧَﺎ‬ َ ‫َوأِذﱢن ﻓِﻲ اﻟﻨﱠﺎسِ ﺑِﺎ ْﻟ‬
‫ﻖ‬
ٍ ‫ﻋﻠَﻰ ُﻛﻞﱢ ﺿَﺎ ِﻣﺮٍ َﯾ ْﺄﺗِﯿﻦَ ﻣِﻦ ُﻛﻞﱢ َﻓﺞﱟ ﻋَﻤِﯿ‬ َ ‫ﻋﻠَﻰ ﻣَﺎ َر َزﻗَﮭُﻢ َﯾ ْﺄﺗُﻮكَ رِﺟَﺎﻻً َو‬ َ ٍ‫ِﻟﯿَﺸْﮭَﺪُوا َﻣﻨَﺎﻓِﻊَ ﻟَﮭُ ْﻢ َوﯾَﺬْ ُﻛﺮُوا اﺳْﻢَ اﷲِ ﻓِﻲ َأﯾﱠﺎمٍ ﻣﱠ ْﻌﻠُﻮﻣَﺎت‬
ُ‫ﻷﻧْﻌَﺎمِ ﻓَ ُﻜﻠ‬
َ ‫ﻖ ﻮا ِﻣﻨْﮭَﺎ َوَأﻃْﻌِﻤُﻮا ا ْﻟﺒَﺂ ِﺋﺲَ ا ْﻟ َﻔﻘِﯿﺮَ ﻣﱢﻦ ﺑَﮭِﯿﻤَﺔِ ْا‬ ِ ‫ﺛُﻢﱠ ْﻟ َﯿ ْﻘﻀُﻮا َﺗﻔَﺜَﮭُﻢْ َو ْﻟﯿُﻮﻓُﻮا ﻧُﺬُورَھُ ْﻢ َو ْﻟ َﯿﻄﱠ ﱠﻮﻓُﻮا ﺑِﺎ ْﻟ َﺒﯿْﺖِ اﻟْ َﻌﺘِﯿ‬

“dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan
mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan aku dan sucikanlah
rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-
orang yang ruku’ dan sujud.dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh,supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi
mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki
yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak Maka makanlah sebahagian
daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara
dan fakir. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan
mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka
melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). QS. Al Haj: 26-29

Tazkiyatunnufus

َ‫ﻹ ْﺑﺮَاھِﯿﻢ‬
ِ ِ‫ﺳﻠِﯿﻢٍ َوِإنﱠ ﻣِﻦ ﺷِﯿ َﻌﺘِﮫ‬
َ ٍ‫إِذْﺟَﺂءَ َرﺑﱠﮫُ ِﺑ َﻘﻠْﺐ‬

“dan Sesungguhnya Ibrahim benar-benar Termasuk golongannya (Nuh), (lngatlah) ketika ia


datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.” QS. Ashoffat : 83-84

Hati yang bersih dan suci adalah gambaran hasil proses tazkiyyatun nufus yang dilakukan
oleh Nabi Ibrahim AS

Ketiga: Ahlaq Al Karimah

Cakupan pembahasan ahlaq dalam pendidikan islam amatlah luas dia mencakup ahlaq kepada
Allah, akhlak kepada kedua orang tua, akhlaq kepada sesama manusia dan akhlaq kepada
siapapun juga, Firman Allah: menggambarkan ucapan nabi Ibrahim AS.
9
ö َ‫ﻻرَبﱠ اﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﯿﻦ‬ ‫ﺧَﻠ َﻘﻨِﻲ ﻓَﮭُﻮَ ﯾَﮭْﺪِﯾﻦِ ﻓَ ِﺈﻧﱠﮭُﻢْ ﻋَﺪُوﱞ ﻟﱢﻲ ِإ ﱠ‬
َ ‫ﺴﻘِﯿﻦِ اﻟﱠﺬِي‬
ْ َ‫ﺸﻔِﯿﻦِ وَاﻟﱠﺬِي ھُﻮَ ُﯾﻄْﻌِ ُﻤﻨِﻲ َوﯾ‬ ْ َ‫وَاﻟﱠﺬِي َوإِذَا َﻣ ِﺮﺿْﺖُ ﻓَﮭُﻮَ ﯾ‬
ِ‫ﺤﯿِﯿﻦ‬
ْ ُ‫ﺧﻄِﯿ َﺌﺘِﻲ ﯾَ ْﻮ ﯾُﻤِﯿ ُﺘﻨِﻲ ﺛُﻢﱠ ﯾ‬
َ ‫ﺤ ْﻘﻨِﻲ ﺑِﺎﻟﺼﱠﺎﻟِﺤِﯿﻦَ مَ اﻟﺪﱢﯾﻦِ وَاﻟﱠﺬِي َأﻃْﻤَﻊُ أَن ﯾَ ْﻐ ِﻔﺮَ ﻟِﻲ‬ ِ ْ‫وَاﺟْﻌَﻞ ﻟﱢﻲ ﻟِﺴَﺎنَ رَبﱢ ھَﺐْ ﻟِﻲ ﺣُﻜْﻤًﺎ َوَأﻟ‬
َ‫ﻷﺧِﺮِﯾﻦ‬ َ ‫ﺟﻨﱠﺔَ اﻟﻨﱠﻌِﯿﻢِ ﺻِ ْﺪقٍ ﻓِﻲ ْا‬ َ ِ‫ﻷﺑِﻲ إِﻧﱠﮫُ ﻛَﺎنَ ِﻣﻦَ اﻟﻀﱠﺂﻟﱢﯿﻦَ وَاﺟْ َﻌﻠْﻨِﻲ ﻣِﻦ َو َرﺛَﺔ‬ َ ْ‫ﻏ ِﻔﺮ‬
ْ ‫ﺨ ِﺰﻧِﻲ ﯾَﻮْمَ ُﯾﺒْ َﻌﺜُﻮنَ وَا‬ ْ ‫ﻻُﺗ‬َ ‫ﻻﯾَﻨﻔَﻊُ ﯾَ ْﻮ َو‬
َ َ‫م‬
َ‫ﻻ َﺑﻨُﻮن‬َ ‫ﺳﻠِﯿ ٍﻢ ﻣَﺎلٌ َو‬
َ ٍ‫ِإﻻﱠ َﻣﻦْ َأﺗَﻰ اﷲَ ِﺑ َﻘﻠْﺐ‬

“karena Sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta
alam, (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku,dan
Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu,dan apabila aku sakit, Dialah
yang menyembuhkan Aku,dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku
(kembali),dan yang Amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”.
(Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku Hikmah dan masukkanlah aku ke
dalam golongan orang-orang yang saleh,dan Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi
orang-orang (yang datang) Kemudian, dan Jadikanlah aku Termasuk orang-orang yang
mempusakai surga yang penuh kenikmatan,dan ampunilah bapakku, karena Sesungguhnya ia
adalah Termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku
pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”, QS. Asyuaro’: 77-89

Ahlaq terhadap sesama muslim dengan dianjurkannya berpegang teguh pada kitab Allah dan
tidak boleh pecah belah diantara mereka, firman Allah:

ِ‫ﻻ َﺗ َﺘ َﻔ ﱠﺮﻗُﻮا ﻓِﯿﮫ‬


َ ‫ﺻ ْﯿﻨَﺎ ﺑِﮫِ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ وَﻣُﻮﺳَﻰ َوﻋِﯿﺴَﻰ َأنْ َأﻗِﯿﻤُﻮا اﻟﺪﱢﯾﻦَ َو‬
‫ﺣ ْﯿﻨَﺂ ِإَﻟ ْﯿﻚَ وَﻣَﺎ َو ﱠ‬
َ ‫ﺷ َﺮعَ ﻟَﻜُﻢ ﱢﻣﻦَ اﻟﺪﱢﯾﻦِ ﻣَﺎ َوﺻﱠﻰ ﺑِﮫِ ﻧُﻮﺣًﺎ وَاﻟﱠﺬِي أَ ْو‬ َ
ْ‫ﺠ َﺘﺒِﻲ ِإَﻟﯿ‬
ْ ‫ﺸﺮِﻛِﯿﻦَ ﻣَﺎﺗَ ْﺪﻋُﻮھُﻢْ ِإَﻟﯿْﮫِ اﷲُ َﯾ‬ ْ ُ‫ﻋﻠَﻰ اﻟْﻤ‬َ َ‫ﮫِ ﻣَﻦ ﯾَﺸَﺂءُ َوﯾَﮭْﺪِي ِإَﻟﯿْﮫِ ﻣَﻦ ُﯾﻨِﯿﺐُ َﻛُﺒﺮ‬

Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah
belah tentangnya” .QS.Asyura: 13

Akhlaq kepada orang tua

‫ﺷﻰْ ٍء‬
َ ‫ﺳﺘَ ْﻐ ِﻔ َﺮنﱠ َﻟﻚَ وَﻣَﺂأَ ْﻣِﻠﻚُ َﻟﻚَ ﻣِﻦَ اﷲِ ﻣِﻦ‬
ْ َ‫ﻷﺑِﯿﮫِ ﻷ‬
َ ِ َ‫ْإﻻﱠ ﻗَ ْﻮلَ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢ‬

“Kecuali Perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan


ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”.
QS. Al Mumtahanah : 4

Meskipun kemudian beliau dilarang mendoakan lagi karena bapaknya dalam kekafiran

Akhlaq terhadap tamu dengan memberikan sambutan hangat dan memberikan jamuan

ö َ‫ﺿ ْﯿﻒِ إِ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ اﻟْﻤُ ْﻜﺮَﻣِﯿﻦ‬


َ ُ‫ﺳﻼَمٌ ﻗَﻮْ ٌم ﻣﱡﻨ َﻜﺮُونَ َھﻞْ َأﺗَﺎكَ ﺣَﺪِﯾﺚ‬
َ َ‫ﺳﻼَﻣًﺎ ﻗَﺎل‬
َ ‫ﻋَﻠﯿْﮫِ َﻓﻘَﺎﻟُﻮا‬
َ ‫ﺧﻠُﻮا‬
َ ‫ﺠﻞٍ إِذْ َد‬
ْ ‫َﻓﺮَاغَ ِإﻟَﻰ أَ ْھﻠِﮫِ ﻓَﺠَﺂءَ ﺑِ ِﻌ‬
ٍ‫ﺳَﻤِﯿﻦ‬

“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (Yaitu malaikat-
malaikat) yang dimuliakan?(ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan:
“Salaamun”. Ibrahim menjawab: “Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.

10
Maka Dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak
sapi gemuk “ QS. Adzariyat 24-26

C.4.Metode Pendidikan dalam konsep Pendidikan Nabi Ibrahim AS

Setelah kita tadabburi ayat ayat yang berkaitan dengan kisah Nabi Ibrahim dapat ambil
beberapa bentuk metode yang Nabiyullah Ibrahim AS gunakan dalam pendidikan.

1.Metode Keteladanan atau Uswah Hasanah

Keteladanan merupakan salah satu metode dalam pendidikan Islam yang pengaruhnya luar
biasa bagi peserta didik. Apalagi dizaman sekarang ini yang miskin keteladanan. Allah
jadikan Nabi Ibrahim sebagai teladan bagi keluarga, anak dan ummatnya dalam menunaikan
perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya, demikian juga akhlaq kesehariannya.
Sampai kita ummat Muhaamd SAW juga diperintahkan untuk mengambil teladan dari Abul
Anbiya’ ini, Firman Allah dalam QS. QS. Al Mumtahanah 4 dan 6

‫ﺴﻨَﺔٌ ﻓِﻲ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ وَاﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﻣَﻌَﮫُ إِذْ ﻗَﺎﻟُﻮا ِﻟﻘَﻮْﻣِﮭِﻢْ ِإﻧﱠﺎ ُﺑﺮَاء ﻣِﻨﻜُﻢْ وَﻣِﻤﱠﺎ ﺗَ ْﻌﺒُﺪُونَ ﻣِﻦ دُونِ اﻟﻠﱠﮫِ َﻛ َﻔ ْﺮﻧَﺎ ﺑِﻜُﻢْ َوﺑَﺪَا َﺑ ْﯿ َﻨﻨَﺎ‬ َ َ‫ﻗَﺪْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻟَﻜُﻢْ أُﺳْ َﻮةٌ ﺣ‬
‫ﺷﻲْءٍ ﱠرﱠﺑﻨَﺎ َو َﺑ ْﯿﻨَﻜُﻢُ اﻟْﻌَﺪَا َوةُ َو‬ َ ‫ﺳﺘَ ْﻐ ِﻔ َﺮنﱠ َﻟﻚَ وَﻣَﺎ أَ ْﻣِﻠﻚُ َﻟﻚَ ِﻣﻦَ اﻟﻠﱠﮫِ ﻣِﻦ‬
ْ َ‫ﺣﺘﱠﻰ ﺗُﺆْ ِﻣﻨُﻮا ﺑِﺎﻟﻠﱠﮫِ وَﺣْ َﺪهُ ِإﻟﱠﺎ ﻗَ ْﻮلَ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ ِﻟَﺄﺑِﯿﮫِ َﻟﺄ‬ َ ‫ا ْﻟﺒَ ْﻐﻀَﺎء َأﺑَﺪًا‬
ُ‫ﻋَﻠ ْﯿﻚَ ﺗَﻮَ ﱠﻛ ْﻠﻨَﺎ َوِإَﻟ ْﯿﻚَ َأ َﻧﺒْﻨَﺎ َوِإَﻟ ْﯿﻚَ اﻟْ َﻤﺼِﯿﺮ‬
َ

ْ‫ﺧﺮَ وَﻣَﻦ َﯾﺘَ َﻮلﱠ َﻓِﺈنﱠ اﻟﻠﱠﮫَ ھُﻮَ اﻟْ َﻐ ِﻨﻲﱡ ا ْﻟﺤَﻤِﯿﺪُ َﻟﻘَﺪْ ﻛَﺎنَ ﻟَﻜُﻢ‬
ِ ‫ﺴﻨَﺔٌ ﻟِﻤَﻦ ﻛَﺎنَ َﯾﺮْﺟُﻮ اﻟﻠﱠﮫَ وَا ْﻟﯿَﻮْمَ اﻟْﺂ‬
َ َ‫ﻓِﯿﮭِﻢْ أُﺳْ َﻮةٌ ﺣ‬

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang
yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya
Kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, Kami
ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara Kami dan kamu permusuhan dan kebencian
buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali Perkataan Ibrahim
kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada
dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan Kami
hanya kepada Engkaulah Kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah Kami bertaubat
dan hanya kepada Engkaulah Kami kembali.”

Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu)
bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian.
dan Barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi
Maha Terpuji. QS. Al Mumtahanah 4 dan 6

Sebagaimana kita juga diperintahkan meneladani Rosulullah Muhammad SAW. Dalam semua
aspek kehidupannya. QS. Al Ahzab:21

‫ﺧﺮَ وَذَ َﻛﺮَ اﻟﻠﱠﮫَ َﻛﺜِﯿﺮًا‬


ِ ‫ﺴﻨَﺔٌ ﻟﱢﻤَﻦ ﻛَﺎنَ َﯾﺮْﺟُﻮ اﻟﻠﱠﮫَ وَا ْﻟﯿَﻮْمَ اﻟْﺂ‬
َ َ‫َﻟﻘَﺪْ ﻛَﺎنَ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ رَﺳُﻮلِ اﻟﻠﱠﮫِ أُﺳْﻮَةٌ ﺣ‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah. QS. Al Ahzab: 21

11
Banyak sekali keteladanan yang diberikan oleh Nabi Ibrahim bagi keluarganya, ummatnya
dan juga ummat Muhammad SAW yang tersebar di berbagai surat dalam Al Quran:
diantaranya Keteladanan dalam kesabaran, Keteladanan dalam keimanan, Keteladanan
dalam bersyukur terhadap nikmat-nikmat yang Allah berikan, Keteladanan dalam
kehanifannya. Firman Allah SWT:

‫ﻦ‬
َ ‫ﺸﺮِﻛِﯿ‬
ْ ُ‫ﺣﻨِﯿﻔًﺎ َوﻟَﻢْ َﯾﻚُ ِﻣﻦَ اﻟْﻤ‬
َ ِ‫ﺴ َﺘﻘِﯿﻢٍ وَآ َﺗ ْﯿﻨَﺎهُ ﻓِﻲ اﻟْ ﱡﺪﻧْﯿَﺎ ِإنﱠ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ ﻛَﺎنَ أُﻣﱠﺔً ﻗَﺎﻧِﺘًﺎ ِﻟﻠّﮫ‬
ْ ‫ﺻﺮَاطٍ ﻣﱡ‬ِ ‫ﺟ َﺘﺒَﺎهُ وَھَﺪَاهُ ِإﻟَﻰ‬
ْ ‫ﺷَﺎ ِﻛﺮًا ﱢﻟﺄَﻧْﻌُﻤِﮫِ ا‬
َ‫ﺧ َﺮةِ ﻟَ ِﻤﻦَ اﻟﺼﱠﺎﻟِﺤِﯿﻦ‬
ِ ‫ﺴﻨَﺔً َوِإﻧﱠﮫُ ﻓِﻲ اﻵ‬ َ َ‫ﺣ‬

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh
kepada Allah dan hanif. dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang
mempersekutukan (Tuhan),(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah
memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. dan Kami berikan kepadanya
kebaikan di dunia. dan Sesungguhnya Dia di akhirat benar-benar Termasuk orang-orang
yang saleh.”

2.Metode nasihat

Metode nasehat dalam Alquran digunakan untuk menyentuh hati supaya manusia mengarah
kepada tujuan yang diharapkan. Metode ini juga menempati posisi yang sangat penting dalam
proses pendidikan islam dan penanaman nilai nilai sebagaiman firman Allah: QS An Nahl:
125

ْ‫ﺴﻨَﺔِ َوﺟَﺎ ِدﻟ‬


َ َ‫ﻋﻈَﺔِ ا ْﻟﺤ‬
ِ ‫ﺳﺒِﯿﻞِ َرﱢﺑﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ وَاﻟْﻤَ ْﻮ‬
َ ‫ﻋﻠَﻢُ ا ْدعُ ِإﻟِﻰ‬
ْ ‫ﺳﺒِﯿﻠِ ِﮫ وَھُﻮَ َأ‬
َ ‫ﺿﻞﱠ ﻋَﻦ‬
َ ‫ﻋﻠَﻢُ ﺑِﻤَﻦ‬
ْ ‫ﺴﻦُ ِإنﱠ َرﱠﺑﻚَ ھُﻮَ َأ‬
َ ْ‫ﮭُﻢ ﺑِﺎﱠﻟﺘِﻲ ِھﻲَ َأﺣ‬
َ‫ﺑِﺎﻟْﻤُ ْﮭﺘَﺪِﯾﻦ‬

“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk. QS. An Nahl: 125

Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bathil. Nasehat atau juga bisa dengan sebutan wasiat atau pesan yang baik
dengan cara yang baik dan disesuaikan dengan situaisi dan kondisi yang tepat akan sangat
berpengaruh pada diri peserta didik. Nabi Ibrahim menggunakan metode ini dalam pendidikan
anak-anaknya tergambar dalam firman Allah SWT. QS. Al Baqarah: 132

َ‫ﺴﻠِﻤُﻮن‬
ْ ‫ﻄﻔَﻰ ﻟَﻜُﻢُ اﻟﺪﱢﯾﻦَ َﻓﻼَ ﺗَﻤُﻮُﺗﻦﱠ َإﻻﱠ َوأَﻧﺘُﻢ ﻣﱡ‬
َ‫ﺻ‬ْ ‫وَ َوﺻﱠﻰ ﺑِﮭَﺎ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢُ َﺑﻨِﯿﮫِ َوﯾَ ْﻌﻘُﻮبُ ﯾَﺎ َﺑ ِﻨﻲﱠ ِإنﱠ اﻟﻠّﮫَ ا‬

dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub.
(Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. QS. Al Baqarah : 132

Demikian juga nasehat beliau kepada bapak dan juga kaumnya. Firman Allah

‫ن‬
َ ‫ﻷﺑِﯿﮫِ َوﻗَﻮْﻣِ ِﮫ ﻣَﺎذَا ﺗَ ْﻌﺒُﺪُو‬
َ َ‫ﻇﻨﱡﻜُﻢ ِﺑﺮَبﱢ اﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﯿﻦَ َأ ِﺋ ْﻔﻚً ءَاﻟِﮭَﺔً دُونَ اﷲِ ُﺗﺮِﯾﺪُونَ إِذْ ﻗَﺎل‬
َ ‫ﻈ َﺮةً ﻓﻲِ اﻟ ﱡﻨﺠُﻮ ِم ﻓَﻤَﺎ‬
ْ ‫ﻈﺮَ َﻧ‬
َ ‫َﻓ َﻨ‬

12
“ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah yang kamu sembah
itu? Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan
berbohong?Maka Apakah anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam?” QS. AShoffat: 85-87

Sebagaimana Allah mensifati manusia dengan sifat orang yang merugi ketika orang tersebut
tidak mau saling nasehat menasehati dalam ketaqwaan, kesabaran, kebenaran dan dalam kasih
sayang. Firman Allah QS. Al Asr 2-3 dan Al Balad : 17

ٍ‫ﺼﺒْ ِﺮ ِإنﱠ اﻟْﺈِﻧﺴَﺎنَ َﻟﻔِﻲ ﺧُﺴْﺮ‬


‫ﺤﻖﱢ َوﺗَﻮَاﺻَﻮْا ﺑِﺎﻟ ﱠ‬
َ ْ‫ِإﻟﱠﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا َوﻋَ ِﻤﻠُﻮا اﻟﺼﱠﺎِﻟﺤَﺎتِ َوﺗَﻮَاﺻَﻮْا ﺑِﺎﻟ‬

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

ِ‫ﺼ ْﺒﺮِ َوﺗَﻮَاﺻَﻮْا ﺑِﺎﻟْ َﻤﺮْﺣَﻤَﺔ‬


‫ﺛُﻢﱠ ﻛَﺎنَ ِﻣﻦَ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا َوﺗَﻮَاﺻَﻮْا ﺑِﺎﻟ ﱠ‬

“dan Dia (tidak pula) Termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk
bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”

3,Metode dialog

Salah satu metode yang digunankan nabi Ibrahim adalah metode dialog. Metode ini
digunakan untuk mengetahui dan memantapkan pangetahuan peserta didik yang dia miliki.
Dialog yang begitu mengharukan sekaligus sarat dengan ibroh pendidikan sekaligus
menggambarkan tingkat keimanan yang sangat tinggi dari pendidik ( Nabi Ibrahim) dan
peserta didik (Nabi Ismail)

ُ‫ﺳَﺘﺠِ ُﺪﻧِﻲ إِن ﺷَﺎء اﻟﻠﱠﮫ‬


َ ُ‫ﻈﺮْ ﻣَﺎذَا َﺗﺮَى ﻗَﺎلَ ﯾَﺎ َأﺑَﺖِ اﻓْ َﻌﻞْ ﻣَﺎ ﺗُﺆْ َﻣﺮ‬
ُ ‫ﺤﻚَ ﻓَﺎﻧ‬
ُ َ‫َﻓﻠَﻤﱠﺎ َﺑﻠَﻎَ ﻣَﻌَﮫُ اﻟﺴﱠﻌْﻲَ ﻗَﺎلَ ﯾَﺎ ُﺑ َﻨﻲﱠ إِﻧﱢﻲ َأرَى ﻓِﻲ اﻟْﻤَﻨَﺎمِ َأﻧﱢﻲ أَ ْذﺑ‬
َ‫ِﻣﻦَ اﻟﺼﱠﺎ ِﺑﺮِﯾﻦ‬

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
Termasuk orang-orang yang sabar”. QS. AshShoffat: 102

Subhanallah terlihat jelas , sang ayah yang shalih ini menuntun dan mendidik anaknya
dengan cara yang bijak agar sama-sama patuh kepada semua perintah Allah betapapun
beratnya. Beliau menggunakan metode dialogis dengan seolah-olah meminta pendapat
putranya, “Ya anakku, aku melihat di dalam mimpiku, aku menyembelihmu. Bagaimana
menurut pendapatmu?” Kebijakan sang ayah ini pun dijawab dengan ketegasan dan
kesabaran seorang anak, “Ya ayah, kerjakanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu, insya
Allah engkau akan mendapatiku termasuk golongan orang-orang yang sabar.” Dari dialog
tersebut kita melihat bagaimana seorang anak dapat memahami betapa ayahnya mendapat
perintah Allah yang begitu berat. Lalu dengan segala kerendahan hatinya dan tak lupa
menyebut kata insya Allah, Ismail berusaha meyakinkan ayahnya bahwa ia siap membantu
ayahnya untuk mentaati perintah Allah tersebut.

13
Metode ini juga digunakan Jibril AS ketika mengajarkan tentang prinsip-prinsip agama
dimajlis Rosulullah SAW. Demikian juga Rosulullah dengan shahabat shahabatnya.
Sebagaimana hadist Mudz bin Jabal yang ditanya Rosullullah tentang Hak hamba atas Allah
dan hak Allah atas hamba.

Metode ini ternyata memang sangat efektif karena objek ikut aktif menimba pengetahuan,
posisinya tidak pasif dan beku

4. Metode Adu Argumen

Metode ini digunakan Nabi Ibrahim untuk mementahkan aqidah mereka yang sesat yang
menuhankan berhala dan benda antariksa, firman Allah SWT.

َ‫ﻋﻠْﻤًﺎ َأ َﻓﻼَ وَﺣَﺂﺟﱠﮫُ ﻗَﻮْﻣُﮫُ ﻗَﺎلَ َأُﺗﺤ‬


ِ ٍ‫ﺷﻲْء‬
َ ‫ﺳﻊَ َرﺑﱢﻲ ُﻛﻞﱠ‬
ِ َ‫ﺷ ْﯿﺌًﺎ و‬
َ ‫ﺸﺮِﻛُﻮنَ ﺑِﮫِ ِإﻻﱠ أَن ﯾَﺸَﺎء َرﺑﱢﻲ‬
ْ ُ‫ﺎﺟﱡﻮﻧﱢﻲ ﻓِﻲ اﻟﻠّﮫِ َوﻗَﺪْ ھَﺪَانِ وَﻻَ َأﺧَﺎفُ ﻣَﺎ ﺗ‬
َ‫َﺗﺘَﺬَ ﱠﻛﺮُون‬

“dan Dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: “Apakah kamu hendak membantah tentang
Allah, Padahal Sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku”. dan aku tidak takut
kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah,
kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. pengetahuan Tuhanku
meliputi segala sesuatu. Maka Apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)
” QS. Al Anam: 80

C.5.Sarana dan Media Pendidikan Islam dalam konsep Nabi Ibrahim

Pendidikan membutuhkan sarana demi kelancaran dan suksesnya proses pendidikan sehingga
mencapai hasil yang diharapkan, diantara sarana-sarana yang digunakan Nabiyullah Ibrahim,
AS dalam konsep pendidikannya adalah:

1.Baitullah

Salah satu sarana dalam mentarbiyyah adalah mencari atau membentuk biah/lingkungan
yang shalihah. Representasi biah/lingkungan yang shalihah bagi Nabi Ibrahim adalah
Baitullah al muharram (rumah Allah yang mulia), dan kalau kita adalah masjid secara umum.
Mendekatkan anak-anak dan peserta didik dengan masjid sejak dini sangatlah bagus.

Termasuk Salah satu golongan yang mendapat naungan Allah di saat tidak ada lagi naungan
adalah pemuda yang hatinya selalu cenderung kepada masjid. Sebagaimana ucapan Nabi
Ibrahim yang diabadikan dalam Al quran. QS. Ibrahim :37

ٍ‫ﻏ ْﯿﺮِ ذِي َز ْرع‬


َ ٍ‫ﺤﺮﱠمِ ﱠرﱠﺑﻨَﺎ إِﻧﱢﻲ أَﺳْﻜَﻨﺖُ ﻣِﻦ ُذ ﱢرﱠﯾﺘِﻲ ﺑِﻮَاد‬
َ ‫ﻋِﻨﺪَ َﺑ ْﯿ ِﺘﻚَ اﻟْ ُﻤ‬

Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah


yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.

Tepat sekali masjid dalam islam merupakan central kegiatan keislaman dan bimbingan
ummat. Terutama tarbiyyah islamiyyah. Tempat yang sangat kondusif untuk penbentukan
pribadi yang ‘abid, berahlaq mulia dan cerdas dengan pengetahuan yang luas. Alangkah
14
indahnya bila masjid menjadi simbol dan icon setiap lembaga pendidikan di Indonesia. Saya
sangat kagum ketika prof.. Dato’ Dr .Muhammad Azmi. dari Malaysia menjelaskan bahwa
IIU Malaysia yang mahasiswanya berjumlah 22.000 dari dalam dan luar negeri symbol dan
icon yang ada ditengah-tengah komplek Universitas tersebut adalah Masjid/ Baitullah fil Ardl.

َ‫ﻰ َوﻋَﮭِ ْﺪﻧَﺎ ِإﻟَﻰ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢَ َوإِﺳْﻤَﺎﻋِﯿﻞَ أَن ﻃَ ﱢﮭﺮَا َﺑ ْﯿ ِﺘﻲَ ﻟِﻠﻄﱠﺎ ِﺋﻔِﯿﻦ‬‫ﺼﻠ‬
َ ‫َوإِذْ ﺟَ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ا ْﻟ َﺒﯿْﺖَ َﻣﺜَﺎﺑَﺔً ﻟﱢﻠﻨﱠﺎسِ َوأَﻣْﻨﺎً وَاﱠﺗﺨِﺬُواْ ﻣِﻦ ﱠﻣﻘَﺎمِ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ ُﻣ‬
‫ﺴﱡﺠُﻮدِوَاﻟْﻌَﺎ ِﻛﻔِﯿﻦَ وَاﻟﺮﱡﻛﱠﻊِ اﻟ‬

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi
manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat.
Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud”. Ialah tempat berdiri
Nabi Ibrahim a.s. di waktu membuat Ka’bah. QS. Al Baqarah : 125

2.Benda Antariksa

َ‫ﺟﻦﱠ ﻋََﻠﯿْﮫِ اﻟﱠﻠ ْﯿﻞُ َرأَى ﻛَﻮْ َﻛﺒًﺎ ﻗَﺎلَ ھَـﺬَا َرﺑﱢﻲ َﻓﻠَﻤﱠﺎ َأﻓ‬
َ ‫ﻦ َﻓﻠَﻤﱠﺎ‬
َ ‫َﻓﻠَﻤﱠﺂ َرأَى ا ْﻟﻘَ َﻤﺮَ ﺑَﺎ ِزﻏًﺎ ﻗَﺎلَ ھَـﺬَا َرﺑﱢﻲ َﻓﻠَﻤﱠﺎ َأ َﻓﻞَ ﻗَﺎلَ ﻞَ ﻗَﺎلَ ﻻ أُﺣِﺐﱡ اﻵ ِﻓﻠِﯿ‬
‫ﺎ َأ َﻓﻠَﺖْ ﻗَﺎلَ ﯾَﺎ ﻗَﻮْمِ ِإﻧﱢﻲ َﺑﺮِيءٌ َﻟﺌِﻦ ﻟﱠﻢْ ﯾَﮭْ ِﺪﻧِﻲ َرﺑﱢﻲ ﻷﻛُﻮ َﻧﻦﱠ ِﻣﻦَ ا ْﻟﻘَﻮْمِ اﻟﻀﱠﺎﻟﱢﯿﻦَ َﻓﻠَﻤﱠﺎ َرأَى اﻟﺸﱠ ْﻤﺲَ ﺑَﺎزِﻏَﺔً ﻗَﺎلَ ھَـﺬَا َرﺑﱢﻲ ھَـﺬَآ أَ ْﻛَﺒﺮُ َﻓﻠَ ﱠﻤ‬
َ‫ﺸﺮِﻛُﻮن‬ ْ ُ‫ﻦ ﻣﱢﻤﱠﺎ ﺗ‬
َ ‫ﺸﺮِﻛِﯿ‬ْ ُ‫ﺣﻨِﯿﻔًﺎ وَﻣَﺎ َأَﻧﺎْ ِﻣﻦَ اﻟْﻤ‬
َ َ‫ﻷرْض‬ َ ‫ﻄﺮَ اﻟﺴﱠﻤَﺎوَاتِ وَا‬ َ ‫وَﺣَﺂﺟﱠﮫُ ﻗَﻮْﻣُﮫُ ﻗَﺎلَ َأﺗُﺤَﺎﺟﱡﻮﻧﱢﻲ ﻓِﻲ ِإﻧﱢﻲ وَﺟﱠﮭْﺖُ وَﺟْ ِﮭﻲَ ِﻟﻠﱠﺬِي َﻓ‬
ُ‫ﻋﻠْﻤًﺎ َأ َﻓﻼَ َﺗﺘَﺬَ ﱠﻛﺮُونَ اﻟﻠّﮫِ َوﻗَﺪْ ھَﺪَانِ وَﻻَ َأﺧَﺎف‬
ِ ٍ‫ﺷﻲْء‬َ ‫ﺷ ْﯿﺌًﺎ وَﺳِﻊَ َرﺑﱢﻲ ُﻛﻞﱠ‬
َ ‫ﺸﺮِﻛُﻮنَ ﺑِﮫِ ِإﻻﱠ أَن ﯾَﺸَﺎء َرﺑﱢﻲ‬ ْ ُ‫ﻣَﺎ ﺗ‬

“ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: “Inilah
Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang
tenggelam.”kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: “Inilah Tuhanku”. tetapi
setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat.”kemudian tatkala ia melihat
matahari terbit, Dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”. Maka tatkala matahari
itu terbenam, Dia berkata: “Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang
kamu persekutukan.Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan
langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk
orang-orang yang mempersekutukan tuhan. dan Dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata:
“Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, Padahal Sesungguhnya Allah telah
memberi petunjuk kepadaku”. dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-
sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki
sesuatu (dari malapetaka) itu. pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka Apakah
kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?” Al Anam: 76-80

Ada sedikit perbedaan pendapat para mufassirin atas posisi nabi Ibrohim dalam ayat diatas,
apakah beliau sedang mencari tuhan ( Nadhir) atau posisi adu argument dan iqomatul hujjah
(Munadzir) terhadap kaumnya yang menyembah berhala dan benda antariksa, namun
pendapat yang kuat adalah bahwa posisi Nabi Ibrahim adalah iqomatul hujjah dan
pengingkaran terhadap apa yang dilakukan ummatnya . dimulai dari pengingkaran terhadap
ayahnya yang membuat dan menyembah berhala dengan argument ergumen yang tegas dan
jelas, kemudian beralih ke benda antariksa, yang satu persatu di mentahkan oleh Nabi Ibrahim
atas kelayakannya sebagai tuhan. Mulai dari bintang, kemudian bulan dan terakhir matahari.
Sebagai bukti dan dalil kebenaran pendapat ini adalah penutup rentutan ayat tersebut yaitu :

َ‫ﺖ َوﺟْﮭِﻲَ ﻟِﱠﻠﺬِي َﻓﻄَﺮَ اﻟﺴﱠﻤَﺎوَاتِ وَاﻟْﺄَ ْرضَ ﺣَﻨِﯿﻔًﺎ وَﻣَﺎ أَﻧَﺎ ﻣِﻦَ اﻟْ ُﻤﺸْﺮِﻛِﯿﻦ‬
ُ ‫ن إِﻧﱢﻲ َوﺟﱠ ْﮭ‬
َ ‫ﻗَﺎلَ ﯾَﺎ ﻗَﻮْمِ إِﻧﱢﻲ ﺑَﺮِيءٌ ﻣِﻤﱠﺎ ُﺗﺸْﺮِﻛُﻮ‬
15
Dia berkata: “Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan.Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit
dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk orang-
orang yang mempersekutukan tuhan.

Demikian juga ayat lain

َ‫إِذْ ﻗَﺎلَ ﻷﺑِﯿﮫِ َوﻗَﻮْﻣِﮫِ ﻣَﺎ ھَ ِﺬهِ اﻟﺘﱠﻤَﺎﺛِﯿﻞُ اﻟﱠﺘِﻲ َأ ْﻧﺘُﻢْ ﻟَﮭَﺎ ﻋَﺎ ِﻛﻔُﻮنَ * ْﺒﻞُ وَ ُﻛﻨﱠﺎ ﺑِﮫِ ﻋَﺎﻟِﻤِﯿﻦَ َوَﻟﻘَﺪْ آ َﺗ ْﯿﻨَﺎ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢَ رُﺷْ َﺪهُ ِﻣﻦْ ﻗ‬

dan Sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum
(Musa dan Harun) dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (ingatlah), ketika Ibrahim
berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung Apakah ini yang kamu tekun
beribadat kepadanya?” QS Al Anbiya’: 51-52

¨ َ‫ﺸﺮِﻛِﯿﻦ‬
ْ ُ‫ﺣﻨِﯿﻔًﺎ َوﻟَﻢْ َﯾﻚُ ِﻣﻦَ اﻟْﻤ‬
َ ِ‫ِإنﱠ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢَ ﻛَﺎنَ أُﻣﱠﺔً ﻗَﺎ ِﻧﺘًﺎ ِﻟﻠﱠﮫ‬

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada
Allah dan hanif[843]. dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang
mempersekutukan (Tuhan), An Nahl : 120

ً‫ﺴ َﺘﻘِﯿﻢٍ دِﯾﻨ‬


ْ ُ‫ط ﻣ‬
ٍ ‫ﺻﺮَا‬
ِ ‫ﻦ ُﻗﻞْ ِإﱠﻧﻨِﻲ ھَﺪَاﻧِﻲ رَﺑﱢﻲ ِإﻟَﻰ‬
َ ‫ﺸﺮِﻛِﯿ‬
ْ ُ‫ﺣﻨِﯿﻔًﺎ وَﻣَﺎ ﻛَﺎنَ ِﻣﻦَ اﻟْﻤ‬
َ َ‫ﺎ ِﻗﯿَﻤًﺎ ِﻣﻠﱠﺔَ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢ‬

Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus,
(yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah Termasuk
orang-orang musyrik”. QS. Al An’an : 161

Demikian juga hadist muslim:

“‫ملسم ”ةرطفلا ىلع دلوي دولوم لك‬

“Bahwa setiap bayi yang lahir dalam kondisi fitrah “

Beliau adalah kholilullah maka beliau lebih berhak menyandang predikat fitrah setelah
Rosulullah Muhammad SAW. Dan dalil terakhir yang membatah posisi Nabi Ibrahim sebagai
Nadzir akan tetapi sebagai munadzir yaitu :

ِ‫…… َوﺣَﺂﺟﱠﮫُ ﻗَﻮْﻣُﮫُ ﻗَﺎلَ َأﺗُﺤَﺎﺟﱡﻮﻧﱢﻲ ﻓِﻲ اﻟﻠّﮫ‬.

Dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: “Apakah kamu hendak membantah tentang
Allah,…..[9]

Jadi Nabi Ibrahim menggunakan alam semesta sebagai sarana dan media untuk mendidik,
mengajari dan membantah argument para penyembah berhala dan benda antariksa. Inilah
media yang nyata yang langsung bisa dirasakan dan diindra. Sehingga tidak bisa terbantahkan
lagi. Sebagaimana adu argumen Nabi Ibrahim dengan penguasa ketika itu Raja Namrudz yang
mengaku sebagai tuhan yang di abadikan dalam Al Quran:

16
َ‫ﺤﯿِـﻲ َوﯾُﻤِﯿﺖُ ﻗَﺎلَ َأﻧَﺎ ُأﺣْﯿِـﻲ َوأُﻣِﯿﺖُ ﻗَﺎل‬ ْ ُ‫َأﻟَﻢْ َﺗﺮَ ِإﻟَﻰ اﻟﱠﺬِي ﺣَﺂجﱠ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢَ ﻓِﻲ ِرﺑﱢﮫِ َأنْ آﺗَﺎهُ اﻟﻠّﮫُ اﻟْ ُﻤ ْﻠﻚَ إِذْ ﻗَﺎلَ إِ ْﺑﺮَا ھِﯿﻢُ َرﱢﺑﻲَ اﻟﱠﺬِي ﯾ‬
ِ‫ﺸ ِﺮقِ َﻓﺄْتِ ﺑ‬
ْ َ‫ﻦِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢُ ﻓَ ِﺈنﱠ اﻟﻠّﮫَ َﯾﺄْﺗِﻲ ﺑِﺎﻟﺸﱠ ْﻤﺲِ ِﻣﻦَ اﻟْﻤ‬
َ ‫ﮭَﺎ ِﻣﻦَ اﻟْﻤَ ْﻐﺮِبِ َﻓﺒُﮭِﺖَ اﻟﱠﺬِي َﻛ َﻔ َﺮ وَاﻟﻠّﮫُ ﻻَ ﯾَﮭْﺪِي ا ْﻟﻘَﻮْمَ اﻟﻈﱠﺎﻟِﻤِﯿ‬

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)
karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim
mengatakan: “Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya
dapat menghidupkan dan mematikan”.Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur, Maka terbitkanlah Dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. QS. Al Baqarah: 258

c.Binatang

Salah satu syarat keimanan adalah Al Yakin Al munafi lisyak ( keyakian yang menepiskan
semua keraguan), dalam ayat berikut ini Nabi Ibrahim ingin lebih menenangkan hatinya dan
memperkuat keimanannya dengan minta diperlihatkan bagaimana Allah menghidupkan
makhluq setelah kematiannya.

ِ‫ﺤﯿِـﻲ اﻟْﻤَ ْﻮﺗَﻰ ﻗَﺎلَ أَ َوﻟَﻢْ ﺗُﺆْﻣِﻦ ﻗَﺎلَ ﺑَﻠَﻰ َوﻟَـﻜِﻦ ﱢﻟ َﯿﻄْ َﻤﺌ‬
ْ ُ‫ﺼﺮْ ُھﻦﱠ َوإِذْ ﻗَﺎلَ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢُ رَبﱢ َأ ِرﻧِﻲ َﻛ ْﯿﻒَ ﺗ‬ ُ ‫ﻄ ْﯿﺮِ َﻓ‬‫ﻦﱠ َﻗ ْﻠﺒِﻲ ﻗَﺎلَ ﻓَﺨُﺬْ َأ ْرﺑَﻌَﺔً ﱢﻣﻦَ اﻟ ﱠ‬
ٌ‫ﻋﺰِﯾﺰٌ ﺣَﻜِﯿﻢ‬
َ َ‫ﻋﻠَﻢْ َأنﱠ اﻟﻠّﮫ‬
ْ ‫ﺟﺰْءًا ﺛُﻢﱠ ا ْدﻋُ ُﮭﻦﱠ َﯾ ْﺄﺗِﯿ َﻨﻚَ ﺳَ ْﻌﯿًﺎ وَا‬ُ ‫ﺟ َﺒﻞٍ ﱢﻣﻨْ ُﮭﻦﱠ‬
َ ‫ﻋﻠَﻰ ُﻛﻞﱢ‬ َ ْ‫ِإَﻟ ْﯿﻚَ ﺛُﻢﱠ اﺟْ َﻌﻞ‬

“dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana
Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu ?”
Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap
(dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu
cincanglah[165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu
bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka
datang kepadamu dengan segera.” dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana” .QS. Al Baqarah: 260

Dengan sarana 4 burung yang dicincang tersubut maka Nabi Ibrahim melakukan pendidikan
keimanan terutama keimanan terhadap yaumul ba’st/ hari kebangkitan yang termasuk masalah
yang ghoib.

C.6.Sifat –sifat Nabi Ibrahim AS Sebagai Pendidik

Allah swt menyebut Nabi Ibrahim dengan sebutan “Ummah” dalam surat An Nahl, sebutan
khusus yang kemudian dilanjutkan dengan sifat sifat ummah tersebut:

¨ ً‫ِإنﱠ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢَ ﻛَﺎنَ أُﻣﱠﺔ‬

Para mufassirun memberikan makna kaliamat ummah adalah sebagai berikut, Ibnu masu’d ra.
Memberi makna ummah adalah muallimul khoir /orang yang mengajarkan kebaikan atau
dikesempatan yang lain beliau menyebut muallimunnasa al khoir/orang yang mengajarkan
kebaikan kepada manusi, sehingga beliau menjuliki Muadz bin jabal ra. dengan jululukan :

‫إن ﻣﻌﺎذًا ﻛﺎن أﻣﺔ ﻗﺎﻧﺘﺎ ﷲ ﺣﻨﯿﻔﺎ‬

17
Sedang ibnu umar ra: memberi makna ummah adalah Muallimunnasa dinahum / orang yang
mengajarkan agama kepada manusia. [10]

Berdasarkan tafsir para mufassirin diatas maka Nabiyullah Ibrahim AS adalah muallim,
pengajar dan pendidik yang diungkapkan dengan ungkapan ummah oleh Allah SWT. Yang
mempunyai sifat dan akhlaq utama sebagai pendidik.

Seorang pendidik harus menghiasi diri dengan ahlaq mahmudah dan sifat-sifat asasi bagi
seorang pendidik. Karena peserta didik akan melihat sebelum mendengar apa yang akan
disampaikan. Ahlaq menjadi syarat pokok dalam sebuah penyelenggaraan pendidikan.
Sebagai contoh betapa pentingnya ahlaq bagi seorang pendidik.

Imam adzdzahabi berkata: Imam Ahmad majlisnya dihadiri tidak kurang dari 5000 orang,
hanya sekitar 500 orang yang mencatat dan menulis hadist dari beliau selebihnya mereka
memperhatikan sifat-sifat, ahlaq, dan adab beliau[11]

Imam Abu Bakr Al muthowii rohimahullah berkata: saya berinteraksi dengan imam Ahmad
bin hambal selama 12 tahun. Dan selama itu beliau menbacakan kitab musnadnya kepada
anak-anak anaknya, tidak satupun hadis yang aku tulis darinya, saya hanya memperhatikan
petunjuk petunjuknya dan ahlaqnya.[12]

Ada banyak sifat yang telah dicontohkan oleh nabiyullah Ibrahim AS. Sebagai seorang Nabi
sebagai pendidik yang bias kita jadikan pelajaran dalam mendidik anak anak kita dan juga
murid murid kita semua:

1. 1. Patuh kepada Allah

¨ َ‫ﺸﺮِﻛِﯿﻦ‬
ْ ُ‫ﺣﻨِﯿﻔًﺎ َوﻟَﻢْ َﯾﻚُ ِﻣﻦَ اﻟْﻤ‬
َ ِ‫ِإنﱠ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢَ ﻛَﺎنَ أُﻣﱠﺔً ﻗَﺎ ِﻧﺘًﺎ ِﻟﻠﱠﮫ‬

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada
Allah dan hanif dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan
(Tuhan), QS. An Nahl:120

Makna qonitan dalam ayat diatas: menurut ibnu mas’ud Qonitan artinya selalu taat kepada
Allah dan Rosul-Nya, sedang ibnu Kastir : member makna orang yang khusus’ dan taat.[13]

Inilah sifat asasi bagi seorang pendidik, dia harus taat kepada Allah dan Rosulnya,
melakasanakan perintah perintah-Nya dan menjauhi larangan larangan-Nya.

1. Hanifan / ‫افينح‬

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan makna hanifan adalah orang yang mentauhidkan
Allah dan berpaling dari kemusyrikan, maka diakhir ayat ditutup dengan “ dan ibrohim bukan
termasuk orang orang yang musyrik”

َ‫ﺸﺮِﻛِﯿﻦ‬
ْ ُ‫ﺣﻨِﯿﻔًﺎ َوﻟَﻢْ َﯾﻚُ ِﻣﻦَ اﻟْﻤ‬
َ

18
Ujung dari ke “hanifan” adalah keikhlasan dalam melaksanankan semua tugas pendidik,
dengan keikhlasan, seorang Pendidik akan melaksanakan tugas-tugasnya dengan hati yang
ringan dan lapang meskipun sebenarnya tugas yang dilaksanakan itu berat, sebaliknya, tanpa
keikhlasan, meskipun ringan tugas yang akan dilaksanakan, dia akan merasakan sebagai
sesuatu yang berat. Perintah harus berlaku ikhlas terdapat dalam firman Allah:

ِ‫ﺼﻠَﺎةَ َوﯾُ ْﺆﺗُﻮا اﻟﺰﱠﻛَﺎةَ وَ َذِﻟﻚَ دِﯾﻦُ ا ْﻟ َﻘﯿﱢﻤَﺔ‬


‫ﺣ َﻨﻔَﺎءَ َوُﯾﻘِﯿﻤُﻮا اﻟ ﱠ‬
ُ َ‫ﺨِﻠﺼِﯿﻦَ ﻟَﮫُ اﻟﺪﱢﯾﻦ‬
ْ ُ‫وَﻣَﺎ أُ ِﻣﺮُوا ِإﻟﱠﺎ ِﻟﯿَ ْﻌﺒُﺪُوا اﻟﻠﱠﮫَ ﻣ‬.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan penuh keihlasan
kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka menegakkan
shalat, menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (QS. 98:5).

1. Mensyukuri Nikmat yang Allah berikan/ ‫اركاش همعنأل‬

ِ‫ﻷﻧْﻌُﻤِﮫ‬
َ ‫ﺷَﺎ ِﻛﺮًا‬

. “(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. QS. An Nahl: 121

Minimnya gaji serta keterbatasan sarana yang ada sering memunculkan ketidak ikhlasan dan
kurang qonaah dalam menjalankan proses pendidikan. Yang pada akhirnya menjadi orang
yang suka berkeluh kesah dan tidak bias menyukuri kondisi yang ada. Maka dari itu jiwa yang
pandai bersyukur akan banyak membawa kenbaikan dan keberkahan, baik bagi diripendidik
maupun orang orang sekitarnya khususnya peserta didik. Rosulullah SAW bersabda:

‫ﻋﻦِ اﻟﻨﱡﻌْﻤَﺎنِ ْﺑﻦِ ﺑَﺸِﯿﺮٍ ﻗَﺎلَ ﻗَﺎلَ اﻟﱠﻨ ِﺒﻰﱡ‬َ -‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ِ‫ﻋﻠَﻰ اﻟْ ِﻤﻨْ َﺒﺮ‬ َ « ‫َﻣﻦْ ﻟَﻢْ ﯾَﺸْ ُﻜﺮِ ا ْﻟ َﻘﻠِﯿﻞَ ﻟَﻢْ ﯾَﺸْ ُﻜﺮِ اﻟْ َﻜﺜِﯿﺮَ وَ َﻣﻦْ ﻟَ ْﻢ‬
ُ‫بﯾَﺸْ ُﻜﺮِ اﻟﻨﱠﺎسَ ﻟَﻢْ ﯾَﺸْ ُﻜﺮِ اﻟﻠﱠﮫَ وَاﻟﺘﱠﺤَﺪﱡثُ ِﺑﻨِﻌْﻤَﺔِ اﻟﻠﱠﮫِ ﺷُ ْﻜﺮٌ َوَﺗﺮْﻛُﮭَﺎ ﻛ‬
ٌ ‫» ْﻔ ٌﺮ وَا ْﻟﺠَﻤَﺎﻋَﺔُ رَﺣْﻤَﺔٌ وَا ْﻟ ُﻔ ْﺮﻗَﺔُ ﻋَﺬَا‬.

Bari annu’man bin bisyr berkata. Rasulullah SAW bersabda: barang siapa tidak bias
mensyukuri yang sedikit maka dia tidak akan bias menyukuri yang banyak. Dan barang siapa
tidak bisa bersyuku/ berterikasih kepada manusia maka dia tidak akan bisa berterima kasih
kepada Allah, mengungkapkan kenikmatan adalah syukur nikmat sedangkan,
meninggalkannya adalah kufur.berjamaah adalah rahmah dan perpecahan adalah musibah,
[14]

1. As Shidq/ Jujur

Firman Allah SWT:

‫ﺎ‬‫وَاذْ ُﻛﺮْ ﻓِﻲ اﻟْ ِﻜﺘَﺎبِ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ ِإﻧﱠﮫُ ﻛَﺎنَ ﺻِﺪﱢﯾﻘًﺎ ﱠﻧﺒِﯿ‬

Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya
ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi .QS. Maryam: 41

Kejujuran amatlah mahal, bahkan Rosulullah berani menjamin orang yang jujur dan menjaga
lisan dari berkata yang tidak benar dengan surga. Sabda Rosulullah SAW:

‫ﺳَ ْﮭﻞِ ْﺑﻦِ ﺳَﻌْﺪٍ ﻗَﺎلَ ﻗَﺎلَ رَﺳُﻮلُ اﻟﻠﱠﮫِ نع‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- « ِ‫ﺤ َﯿﯿْﮫ‬
ْ َ‫ﺟَﻠﯿْﮫِ َأﺗَ َﻜ ﱠﻔﻞُ ﻟَﮫُ َﻣﻦْ َﯾﺘَ َﻜ ﱠﻔﻞُ ﻟِﻰ ﻣَﺎ َﺑ ْﯿﻦَ ﻟ‬
ْ ‫وَﻣَﺎ َﺑ ْﯿﻦَ ِر‬
ِ‫ﺠﻨﱠﺔ‬
َ ‫» ﺑِﺎ ْﻟ‬
19
Dari sahl bin sa’ad berkata, Rosulullah SAW bersabda: barangsiapa menjamin bagiku
keselamatan antara kumis dan jenggotnya (mulut) dan antara kedua pahanya (kemaluannya)
maka aku jamin baginya surga[15]

1. Amanah atau wafa’

‫َوِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ اﻟﱠﺬِي َوﻓﱠﻰ‬

“dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? “ QS. An Najm: 37

Tugas mendidik merupakan amanah yang amat berat, peserta didik bila mereka adalah anak
dan istri kita, maka mereka adalah amanah dari Allah yang harus betul betul kita jaga, dan
akan dimintai tangung jawab diakhirat nanti dihadapan Allah SWT. Demikian juga peserta
didik di lembaga formal tempat kita bertugas, maka kita memikul amanah dari para orang tua
anak didik kita, yang akan kita pertanggung jawabkan dihadapan mereka sekaligus juga
dihadapan Allah nanti. Maka seorang pendidik harus memilki sifat amanah dan menunaikan
semua tugasnya. Sebagaimana qudwah kita Nabiyullah Ibrahim AS, demikian juga nabi kita
Muhammad SAW.

1. Cerdas dan Berilmu tinggi/ ‫وَا ْﻟﺄَ ْﺑﺼَﺎ ِر ا ْﻟَﺄﯾْﺪِي أُ ْوﻟِﻲ‬

ْ‫ﻋﺒَﺎدَﻧَﺎ وَاذْ ُﻛﺮ‬


ِ َ‫ﺤﻖَ إﺑْﺮَاھِﯿﻢ‬
َ ْ‫ب َوإِﺳ‬
َ ‫وَا ْﻟَﺄ ْﺑﺼَﺎرِ ا ْﻟَﺄﯾْﺪِي أُ ْوﻟِﻲ َوﯾَ ْﻌﻘُﻮ‬

“dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-
perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. QS. Shaad:45

Menurut ibnu Abbas: makna ulul aidy adalah yang punya kekuatan, sedangkan absor adalah
kefahaman terhadap agama. Menurut Mujahid makna ulul aidi adalah kekuatan untuk
melaksanakan ibadah sedangkan al absyor adalah mampu melihat al haq/ kebenaran. Imam
Qatadah dan Suddy: Ululul aidi wal absyor adalah : Allah karuniakan kekuatan dalam ibadah
dan kemampuan memahami agama.[16]

Dengan tafsir makna ulul aidi wal absyor yang dijelaskan para mufassirin diatas
menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim sebagai pendidik sangat mumpuni dalam keilmuan
terutama addin/ agama, disaat yang sama juga kuat dalam beribadah. Demikianlah
Kecerdasan intelaktual yang dimiliki pendidik harus diiringi dengan kecerdasan ruhiyah dan
ubudiyyah sebagaimana sifat ulul abab yang Allah jelaskan dalam surat Ali Imran ayat: 191

‫ﺳ ْﺒﺤَﺎ َﻧﻚَ َﻓﻘِﻨَﺎ‬


ُ ً‫ﻃﻼ‬
ِ ‫ﺧَﻠﻘْﺖَ ھَﺬا ﺑَﺎ‬
َ ‫ﻷرْضِ َرﱠﺑﻨَﺂ ﻣَﺎ‬
َ ‫ت وَا‬
ِ ‫ﺧ ْﻠﻖِ اﻟﺴﱠﻤَﺎوَا‬
َ ‫ﺟﻨُﻮﺑِﮭِﻢْ َو َﯾ َﺘﻔَ ﱠﻜﺮُونَ ﻓِﻲ‬
ُ َ‫ﻋَﻠﻰ‬
َ ‫اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾَﺬْ ُﻛﺮُونَ اﻟﻠّﮫَ ﻗِﯿَﺎﻣًﺎ َوﻗُﻌُﻮدًا َو‬
ِ‫ﻋَﺬَابَ اﻟﻨﱠﺎر‬

yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka. QS. Ali Imran: 191 (

1. Ashobru/ Sabar

20
ْ‫ﺴﺘَﻌْﺠِﻞ ﻟﱠﮭُﻢْ َﻛَﺄﻧﱠﮭُﻢْ ﯾَﻮْمَ َﯾﺮَ ْونَ ﻣَﺎ ﯾُﻮﻋَﺪُونَ ﻟَﻢْ َﯾ ْﻠ َﺒﺜُﻮا ِإﻟﱠﺎ ﺳَﺎﻋَﺔً ﻣﱢﻦ ﻧﱠﮭَﺎرٍ َﺑﻠَﺎغٌ ﻓَ َﮭﻞ‬
ْ َ‫ﺳﻞِ َوﻟَﺎ ﺗ‬
ُ ‫ﺻ َﺒﺮَ أُ ْوﻟُﻮا اﻟْ َﻌﺰْمِ ِﻣﻦَ اﻟﺮﱡ‬
َ ‫ﻓَﺎﺻْ ِﺒﺮْ ﻛَﻤَﺎ‬
َ‫ﺳﻘُﻮن‬ِ ‫ﯾُ ْﮭَﻠﻚُ ِإﻟﱠﺎ ا ْﻟﻘَﻮْمُ اﻟْﻔَﺎ‬

“ Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-
rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada
hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak
tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (inilah) suatu pelajaran yang cukup,
Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik”. QS. Al Ahqah: 35.

Banyak bentuk-bentuk kesabaran yang telah dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS.
Diantaranya adalah:

 Kesabaran yang luarbiasa dalam berdoa untuk menanti untuk mendapatkan keturunan,
yang pada akhirnya dikabulkan oleh Allah meskipun ketika lahir Nabi Ismail beliau
sudah berumur 70 tahun sedangkan Nabi Ishaq lahir ketika umur beliau 100 tahun.
 Kesabaran beliau untuk melaksanakan perintah Allah yaitu menyembelih anak
tercinta yang ditunggu sekian lama.
 Kesabaran Beliau dalam mentarbiyah diri dan keluarganya
 Kesabaran beliau dalam mendakwahi bapaknya dan ummatnya
 Kesabaran Beliau dalam menanggung resiko dakwah dan di bakar hidup-hidup oleh
Raja Namruz

Demikianlah seorang pendidik harus mempunyai kesabaran yang berlapis dalam menjalankan
proses pendidikan, sebagaimana perintah Allah :

ُ‫ﺻ ِﺒﺮُوا َوﺻَﺎ ِﺑﺮُوا َورَا ِﺑﻄُﻮا وَا ﱠﺗﻘُﻮا اﻟﻠﱠﮫَ ﻟَ َﻌﻠﱠﻜُﻢْ ُﺗ ْﻔﻠِﺤ‬
ْ ‫نﯾَﺎَأﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ءَا َﻣﻨُﻮا ا‬
َ ‫ﻮ‬.

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu
beruntung” (QS. Ali Imran :200).

1. Lemah lembut dan halus perasaan (arrifqi wal hilmu)

Kita lihat betapa contoh yang luarbiasa tergambar dalam dakwah Nabi Obrahim kepada
bapaknya. Ibnu katsir dalam Qasasul Anbiya’ menjelaskan: didalam surat maryam mulai ayat
41 sampai 50, Allah menjelaskan komunikasi dakwah antara NAbi Ibrahim dengan bapak
dengan sehalus-halusnya tutur bahasa dan sebaik-baiknya isyarat. Beliau menjelaskan
kebatilan sesembahan bapaknya dengan menyatakan bahwa “berhala yang disembah
bapaknya tidak bias berbicara, tidak pula bias mendengar, tidak bias bermanfaat untuk dirinya
ataupun yang lainnya. Tidak bias menolong dirinya tidak pula bias memberi rizki. Kemudian
beliau menyampaikan kepada bapaknya

“Wahai bapakku, Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang
tidak datang kepadamu, Maka ikutilah Aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan
yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, Sesungguhnya aku khawatir
bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha pemurah, Maka kamu menjadi kawan
bagi syaitan”.
21
Namun bapaknya menjawab:

“Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? jika kamu tidak berhenti, Maka
niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama”

Lalu di jawab kembali Ibrahim :

“Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada
Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. dan aku akan menjauhkan diri darimu
dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, Mudah-
mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku”.

Demikianlah gambaran kelembutan Nabi Ibrahim dalam mendakwahi dan mengajak


bapaknya, sampai dakwahnya ditolak bapaknyapun, beliau tetap berjanji akan mendoakannya
agar Allah berikan kebaikan petunjuk dan ampunan, sampai Allah kemudian memberikan
keputusan untuk melarangnya.

‫ن وَﻣَﺎ‬
َ ‫ﺳﺘِ ْﻐﻔَﺎ ُر ﻛَﺎ‬
ْ ‫ن ِﻣﻨْﮫُ َﺗ َﺒﺮﱠأَ ِﻟﻠّﮫِ ﻋَﺪُوﱞ َأﻧﱠﮫُ ﻟَﮫُ َﺗ َﺒﯿﱠﻦَ َﻓﻠَﻤﱠﺎ ِإﯾﱠﺎهُ َوﻋَﺪَھَﺎ ﻣﱠ ْﻮﻋِﺪَةٍ ﻋَﻦ إِﻻﱠ ِﻟَﺄﺑِﯿﮫِ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿﻢَ ا‬
‫ﺣﻠِﯿ ٌﻢ ﻷوﱠاهٌ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢَ إِ ﱠ‬
َ

“dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah
karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi
Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, Maka Ibrahim berlepas diri dari padanya.
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi Penyantun. QS. At
Taubah, 114.

Kesimpulan

 Wajib bagai kaum muslimin untuk menjadikan Nabi Ibrahim dan keluarganya sebagai
tauladan, diantara sekian tauladan yang bisa kita ambil adalah konsep Pendidikan
islam Nabi Ibrahim AS.
 Konsep pendidikan Nabi Ibrohim merupakan sebuah pola atau rancangan pendidikan
yang diambil dari proses pendidikan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Sebagai
konsep tentu tidak lepas dari komponen komponen Pendidikan yaitu Tujuan
Pendidikan, Peserta didik, Materi Pendidikan, Metode, sarana dan media serta
pendidik dengan sifat sifatnya.
 Konsep Pendidikan Islam nabi Ibrahim adalah sebagai berikut:

A.Tujuan pendidikan Nabi Ibrahim AS adalah menjadikan peserta didik menjadi Muslim
yang patuh kepada Allahdan menjadi imam para muttaqin

B.Peserta didik

 Nabi Ibrohim dalam melakukan pendidikan selalu mengedepakan keluarga sebelum


yang lain, dimulai dengan mendidik anak istri dan keluarga besar baru ke masyarakat/
ummat secara umum

C. Materi pendidikan Nabi Ibrahim AS meliputi:

22
 Aqidah dan ketauhidan yang merupakan pondasi dan asas semua amal.
 Ibadah dan tazkiyyatun nufus sebagai manifestasi tujuan dan misi setiap manusia
untuk menyembah Allah SWT dan selalu melakukan pensucian diri dari penyakit
penyakit yang mengotori hati
 Ahlaq yang meliputi akhlaq kepada Allah, kepada sesame manusia dan juga akhlaq
dalam berdakwah kepada orng yang berseberangan sekalipun

D. Metode yang digunakan Nabi Ibrahim

 Beberapa metode yang digunankan Nabi Ibrahim dalam pendidikan adalah , metode
nasihat, metode dialog, metode uswah hasanah atau tauladan yang baik, metode adu
argument.

1. Sarana serta media yang digunakan Nabi Ibrahim dalam pendidikan diantaranya
adalah baitullah ka’bah, alam semesta atau benda antariksa, dan binatang.
2. Allah sebut Nabi Ibrahim AS dengan sebutan ummah, makna ummah disini sebagian
besar mufassirin memberi makna orang yang mengajarkan kebaikan agama pada
orang lain atau dengan kata lain pendidik, dan banyak sifat-sifat pendidik yang bisa
kita gali juga dari Nabi Ibrahim AS diantara :

 Patuh pada Allah dan hubungan yang dekat dengan Allah


 Hanif
 (ulil aidi wal Abshor) kuat beribadah dan cerdas
 Shabar
 pandai bersyukur
 wafa’ dan amanah.
 Serta lemah lembut dan halus perasaan

Sebagai kata akhir betapa keteladanan Nabi Ibrahim AS bak lautan yang tak bertepi, begitu
luas dan dalamnya, kupasan diatas tidaklah seberapa, harapannya semoga bermanfaat bagi
kita semua amien.

Daftar Pustaka

 ‫قيقحت ءايبنألا صصق يقشمدلا يشرقلا ريثك نب رمع نب ليعامسإ ءادفلا وبأ‬
‫ ةثيدحلا بتكلا راد نم بلطي لوالا ءزجلا دحاولا دبع ىفطصم‬1388 ‫ – ـه‬1968 ‫ـم‬
 ‫ادن ديسلا يحتف نب زيزعلا دبع‬, ‫فورحلا ىلع ةبارملا ةيمالسإلا بادآلا ةعوسوم‬
‫ةيئاجهلا‬, ‫ةبيطلا راد‬, ‫ضايرلا‬, 1424-2003
 ‫ميظعلا نآرقلا ريسفت يقشمدلا يشرقلا ريثك نب رمع نب ليعامسإ ءادفلا وبأ‬,
‫ ققحملا‬: ‫عيزوتلاو رشنلل ةبيط رادةمالس دمحم نب يماس‬, ‫ ةيناثلا‬1420‫ – ـه‬1999 ‫م‬
 ‫يسناكم يردق نامثع‬, ‫ةيوبنلا ةيبرتلا‬, ‫مزح نبا راد‬, ‫توريب‬, ‫نانبل‬, 1417‫ـه‬- 1997‫م‬
 ‫)يناكوشلا ريسفت ( ربدقلا حتف ودمحم نب يلع نب دمحم ويناكوشلا‬, ‫ةفرعملا راد‬,
1417‫ـه‬-1997‫ م‬, ‫نانبل توريب‬
 ‫يدعسلا‬, ‫رصان نب نمحرلا ديع‬, ‫نانملا مالك ريسفت يف نمحرلا ميركلا ريسيت‬
(‫)يدعسلا ريسفتلا‬, ‫ ةلاسرلا ةسسئم‬1423‫ـه‬-2002‫ـم‬
 ‫ ﺷﻤﺲ اﻟﺪﯾﻦ أﺑﻮ ﻋﺒﺪ اﷲ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ أﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺜﻤﺎن ﺑﻦ ﻗَﺎﯾْﻤﺎز اﻟﺬھﺒﻲ‬, ‫ ققحملا ءالبنلا مالعأ ريس‬: ‫ةعومجم‬
‫طوؤانرألا بيعش خيشلا فارشإب نيققحملا نم‬, ‫ ةعبطلا ةلاسرلا ةسسؤم‬: ‫ ةثلاثلا‬، 1405
‫ ـه‬/ 1985 ‫م‬,
23
 Nasih Ulwan, DR. Abdullah. Pendidikan Anak dalam Islam. Pustaka Amani, 1995,
Jakarta
 Sa’id Mursi, Muhammad. Melahirkan Anak Masya Allah, Sebuah terobosan Baru
pendidikan Anak Modern, Cendekia, Jakarta,1998.
 An Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam dirumah, sekolah dan masyarakat,
Gema Insani Press, Jakarta, 1995,
o Drs. Burlian Somad , Beberapa Persoalan Dalam Pendidikan Islam, PT. Al-
Ma’arif, 1981.
o Cowie, Hornby, Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English,
London:Oxford University Press, 1974
o H. Jamaluddin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandunng:
CV. PUSTAKA SETIA, 1999
o Prof. Dr Abuddin Natta, Manajemen Pendidikan Cet. Ke 3, Kencana Prenada
Media Group:Jakarta, 2008,
o Syekh Muhammad An-Naquib Al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam,
Mizan: Jakarta, 1984,
 Oleh: Markaz Al Risalah

 PRAKATA PENYUSUN

Sejak beberapa dekade yang lalu, para ahli telah berusaha untuk mendapatkan metode
yang sempurna dalam membimbing anak melewati masa kanak-kanaknya. Banyak
riset dan penelitian yang telah mereka lakukan yang menghasilkan beberapa hal
penting yang sedikit banyak bermanfaat dalam program pendidikan anak. Namun,
tidak dapat dikatakan bahwa mereka telah berhasil merumuskan konsep yang dapat
menjawab semua masalah yang berhubungan dengan pendidikan anak. Terlebih lagi,
masalah yang dihadapi para pendidik hari demi hari semakin banyak dan rumit.

Hal yang amat disayangkan adalah bahwa sebagian besar kaum muslimin menengok
ke dunia pendidikan Barat dalam mengatasi problem yang mereka hadapi. Mereka
lupa bahwa agama yang mereka peluk adalah agama sempurna yang memiliki metode
jitu dalam mengatasi segala kesulitan termasuk yang menyangkut masalah pendidikan
anak. Bahkan, kehidupan Rasulullah SAWW dan Ahlul Baitnya a.s. sangat sarat
dengan petuah, ajaran, dan bimbingan untuk seluruh umat manusia, yang sangat
bermanfaat bagi dunia pendidikan. Jika semua bimbingan hidup yang kita dapatkan
dari mereka diterapkan dalam kehidupan kita maka kita akan dapat menciptakan
manusia-manusia yang bermanfaat bagi masyarakat.

Konsep pendidikan yang bersumber dari Al-Qur’an, hadis Nabi SAWW dan hadis
para Imam Ma’shum ini bertujuan menciptakan manusia yang sempurna di masa
mendatang. Dalam konsep ini, pendidikan dimulai sejak dari masa prahamil hingga
ketika anak sedang melewati masa remajanya.

Buku yang ada di tangan Anda ini mampu mengajak Anda untuk menelaah konsep
pendidikan yang ada dalam Islam, dalam rangka mendidik anak agar menjadi manusia
yang matang dalam berperilaku, berpikir, dan memiliki jiwa yang sehat. Pembahasan
masalah dalam buku ini didukung oleh ayat-ayat Al-Qur’an, hadis Rasulullah SAWW
24
dan para Imam Ma’shum, serta riset yang telah dilakukan oleh para pakar psikologi
dan pendidikan.

Kami merasa berbahagia karena berhasil memberikan sumbangsih yang dapat


membantu para orang tua dan tenaga pendidik dalam mendidik anak. Semoga isi buku
ini dapat diterapkan dalam usaha membuat anak menjadi insan yang bermanfaat di
masa mendatang.

Wabillahi taufiq wal hidayah

Penyusun

Markaz Al-Risalah

 PEMBUKAAN

Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang memegang tanggung jawab
mendidik anak dan mempersiapkannya untuk memasuki kehidupan bermasya-rakat,
supaya menjadi insan yang baik dan dapat memainkan peran positif demi
kelangsungan masyarakat tersebut dengan aktifitas dan kreatifitasnya. Keluarga
merupakan tempat pertama yang berpengaruh dalam mencetak insan masa depan.
Karena itulah, Islam meberikan perhatiannya yang sangat besar terhadapnya dengan
menentukan batas dan hukum-hukumnya demi terciptanya sebuah keluarga yang
harmonis, termasuk di dalamnya yang menyangkut masalah pendidikan anak, baik sisi
pengembangan nalar, emosi maupun perilakunya.

Islam memerintahkan kita untuk menjaga keutuhan keluarga dan menjauhi segala hal
yang dikhawatirkan dapat mengancam keselamatannya dan apa-apa yang menciptakan
suasana tidak harmonis dan ketegangan dalam keluarga, karena anaklah yang akan
menanggung dampak negatif dari keretakan sebuah keluarga yang semestinya
melindungi dan mempersiapkannya untuk menjadi insan berguna di masa mendatang.
Islam mengajarkan bagaimana kiat terbaik untuk menciptakan suasana harmonis
dalam keluarga agar anak dapat melewati masa pertumbuhan jasmani, pikiran, emosi
dan perilakunya dengan baik sehingga kelak ia menajdi manusia yang siap
menanggung semua beban dan kesulitan hidupnya di masa mendatang.

Islam melihat bahwa masalah pendidikan sebaiknya sebaiknya dilakukan dari sejak
dini, yaitu dimulai dari masa pranikah, lalu masa kehamilan, kemudian masa kelahiran
dan masa menyusui, seterusnya masa kanak-kanak dan terakhir masa remaja yang
merupakan fase terakhir masa pendidikannya dimana anak telah memiliki kebebasan
dalam menentukan sikap dan bertindak setelah rasa percaya dirinya tumbuh dengan
sempurna.

Karenanya, buku kecil ini yang merupakan satu upaya dari kami untuk mengupas
masalah pendidikan anak sesuai dengan ajaran Islam kami bagi dalam beberapa
25
bagian. Bagian pertama mengenai konsep umum pendidikan dalam sebuah keluarga.
Di bagian kedua, kami kupas fase pertama pendidikan yaitu masa pranikah dan masa
kehamilan. Bagian ketiga adalah bagian di mana kami membicarakan fase kedua, yaitu
masa kelahiran dan awal kehidupan anak. Setelah itu kami bahas masalah fase ketiga,
yaitu masa kanak-kanak di bagian keempat. Pada bagian kelima atau bagian akhir,
kami ketengahkan masalah yang menyangkut dengan masa remaja anak. Seluruh topik
bahasan ini didasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits
Rasulullah SAWW dan para imam ma’sum a.s. dan didukung dengan komentar para
ahli psikologi.

Hanya dari Allahlah kami memohon pertolongan dan kebenaran.

 PENGANTAR

Sistem pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang bersumber dari norma-norma
tinggi insani wahyu yang berasal dari Allah swt yang telah mencetak pribadi agung
Rasulullah SAWW, seperti yang beliau sabdakan:

 ‫يـبيدأت نسحأف يبر ينبدأ‬


“Tuhanku telah mendidikku dengan pendidikan yang sangat sempurna”

Padahal masyarakat tempat Nabi Muhammad SAWW dibangkitkan adalah masyarakat


jahiliyyah yang tidak mengenal nilai maknawi dan norma insani sama sekali. Dari
masyarakat seperti itu, Rasulullah SAWW bangkit dan dalam tempo yang relatif
singkat mencetak manusia-manusia pilihan yang mendapat gelar umat terbaik.

Salah satau sarana yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAWW dalam menjalankan
tugas Tuhannya ini adalah akhlaq beliau yang sangat luhur dan loyalitas beliau pada
norma-norma insani, sehingga Allah swt menyebutnya dengan

 ‫ميظع قلخ ىلعل كنإو‬


“Sungguh engkau memiliki akhlaq yang sangat tinggi”

Jika kita dengan seksama memperhatikan sabda dan ajaran yang beliau berikan, maka
kita akan dengan mantap mengatakan bahwa sabda dan ajaran beliau merupakan
ajaran terbaik yang dapat dijadikan pegangan hidup dan pedoman dalam mencetak
generasi teladan.

Dalam sebuah hadis beliau bersabda:

 ‫ةنجلا نيحاير نم ةناحير حلاصلا دلولا‬


26
“Anak yang shaleh adalah bunga surga”

Hadis beliau yang lain:

 ‫ﻣﻦ ﻗﺒّﻞ وﻟﺪه ﻛﺘﺐ اﷲ ﻋﺰّوﺟ ّﻞ ﻟﮫ ﺣﺴﻨﺔ‬... ‫وﻣﻦ ﻋﻠّﻤﮫ اﻟﻘﺮآن دﻋﻲ ﺑﺎﻷﺑﻮﯾﻦ ﻓﯿﻜﺴﯿﺎن ﺣﻠّﺘﯿﻦ ﯾﻀﻲء ﻣﻦ ﻧﻮرھﻤﺎ‬
‫أھﻞ اﻟﺠﻨّﺔ‬

“Orang yang mencium anaknya akan diberi oleh Allah satu kebajikan… Orang yang
mengajarkan kepada anaknya Al-Qur’an maka kelak di hari kiamat ia akan dipanggil
dan diberi dua helai pakaian yang memancarkan cahaya kepada seluruh penghuni
surga”

Dari kedua hadis di atas dan hadis-hadis lainnya, kita saksikan betapa kata-kata beliau
SAWW menebarkan rasa kasih sayang dan cinta yang sangat dibutuhkan oleh seorang
anak dalam masa perkembangannya agar kelak menjadi insan yang ideal dan teladan
di tengah masyarakat.

Dari sini, yayasan Imam Ali a.s. dengan mempersem-bahkan kepada pembaca buku
kecil yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ini, berharap agar buku ini
dapat menjadi petunjuk untuk mengkaji sistem pendidikan dalam agama Islam,
sebagai bentuk dari pelaksanaan tugas agung yang diemban oleh yayasan dalam
menyebarkan ilmu-ilmu Islam dengan sebaik-baiknya.

Yayasan Imam Ali as

27

You might also like