You are on page 1of 27

Matrik dan Transformasi

Linear

By Yuwono

1
Tujuan & Materi (1/2)

 Tujuan
 Menentukan nilai determinan matrik ordo 2x2
 Menentukan nilai determinan matrik ordo 3x3
dengan aturan Sarrus
 Menentukan nilai determinan matrik ordo nxn
dengan matrik Kofaktor
 Menentukan nilai determinan matrik ordo nxn
dengan Transformasi Baris Elementer (TBE)

2
Tujuan & Materi (2/2)

 Materi
 Pengertian Determinan
 Menentukan nilai determinan matrik ordo 2x2
 Menentukan nilai determinan matrik ordo 3x3
dengan Aturan Sarrus
 Sifat-sifat Determinan
 Menentukan determinan matrik nxn dengan
matrik Kofaktor
 Menentukan determinan matrik nxn dengan TBE

3
Determinant

 Merupakan suatu fungsi


 Syarat suatu matrik mempunyai determinan:
matrik bujursangkar
 Lambang determinan matrik A adalah det(A)
atau A

Matrik ordo 2x2

4
Matrik ordo 2x2
a b 
Jika A  
 c d 

Maka det( A)  ad  bc

Contoh :

2 1
A 
 4 6  Maka det(A) = 2.6 – 1.4 = 8

Matrik ordo 3x3

5
Matrik Ordo 3x3
 Langkah-langkah
 Salin elemen kolom 1 dan kolom 2 ke sebelah
kanan tanda garis vertical dari determinan ordo
tiga
 Jumlah hasil kali elemen diagonal utama dan
elemen yang sejajar diagonal utama dan
dikurangi dengan jumlah hasil kali elemen
diagonal samping dan elemen yang sejajar
dengan diagonal samping.

6
Matrik Ordo 3x3
 a11 a12 a13 
Jika A  a21 a22 a23 
 a31 a32 a33 

a11 a12 a13 a11 a12


A  a21 a22 a23 a21 a22
a31 a32 a33 a31 a32

det( A)  a11.a22 .a33  a12 .a23.a31  a13.a21.a32


Maka det(A)
 a13.a22 .a31  a11.a23.a32  a12 .a21.a33

7
Contoh
Ordo 3x3 dng Sarrus

2 3 1
B  4 1  3
1 3 2

Det (B) = ……….

Sifat2 determinan

8
Sifat-sifat determinan (1/6)
 A. Pertukaran Baris dengan Kolom suatu determinan tidak
mengubah nilai determinan. | A | = | AT |
a11 a12 a13 a11 a21 a31
A  a21 a22 a23  a12 a22 a32  AT
a31 a32 a33 a13 a23 a33

 B. Jika semua elemen-elemen satu baris/kolom suatu


determinan sama dengan nol, maka nilai determinannya
sama dengan nol.
a11 a12 a13 0 a21 a31
A 0 0 0  0 a22 a32  0
a31 a32 a33 0 a23 a33

9
Sifat-sifat determinan (2/6)
 C. Jika dua baris/kolom suatu determinan dipertukarkan,
maka akan mengubah tanda deteminan. ( + menjadi
- , dan, - menjadi + ).

Baris yang di tukar Kolom yang di tukar

10
Sifat-sifat determinan (3/6)
 D. Jika dua baris/kolom suatu determinan Identik, maka nilai

determinannya sama dengan nol.


 Dikatakan identik, jika suatu baris atau kolom merupakan hasil
kali dengan skalar k (di mana k anggota bilangan real)

 Baris Kolom
k .a a a13
a11 a12 a13 13 12

A  k .a23 a22 a23  0


A  k .a11 k .a12 k .a13  0
k .a33 a32 a33
a31 a32 a33

11
Sifat-sifat determinan (4/6)
 E. Jika setiap elemen satu baris/kolom suatu determinan dikalikan
dengan faktor yang sama k, maka determinannyapun dikalikan
dengan skalar k.
 Baris
a11 a12 a13 a11 a12 a13
A  k .a21 k .a22 k .a23  k a21 a22 a23
a31 a32 a33 a31 a32 a33

 Kolom
k .a11 a12 a13 a11 a12 a13
A  k .a21 a22 a23  k a21 a22 a23
k .a31 a32 a33 a31 a32 a33

12
Sifat-sifat determinan (5/6)

F. Jika setiap elemen satu baris/kolom suatu determinan


dinyatakan dengan dua suku maka determinannya
dapat dinyatakan sebagai jumlah dari dua determinan

13
Sifat-sifat determinan (6/6)
 G. Jika Matrik A dan B adalah matrik bujusangkar yang
mempunyai ukuran sama maka det(AB) = det(A).det(B)
1 7 10  2 4 9
Jika A  2 8 9  Det(A)=… B  10 3 6 Det(B)=…
4  3 6   1 2 8

 82 45 131
AB   93 50 138
 16 19 66  Det(AB)=…

14
Menentukan Determinan Matrik ordo
nxn
 Istilah Minor dan Kofaktor
Definisi:
Misalkan Anxn=[aij], maka minor dari aij , yang
dilambangkan oleh Mij, adalah determinan dari sub
matrik A yang diperoleh dengan cara membuang
semua entri pada baris ke-i dan semua entri pada
kolom ke-j.
Kofaktor dari aij, yang dilambangkan oleh Cij, adalah
(-1)i+jMij.
15
Minor  2 4 1
A   7 0 1
 1 3 6

0 1 4 1 4 1
M 11   ... M 21   ... M 31   ...
3 6 3 6 0 1
7 1 2 1 2 1
M 12   ... M 22   ... M 32   ...
1 6 1 6 7 1

7 0
M 13   ... 2 4 2 4
1 3 M 23   ... M 33   ...
1 3 7 0

16
Kofaktor

C11  ( 1)11 M 11  ... C21  (1) 21 M 21  ...

1 2 C22  (1) 2 2 M 22  ...


C12  (1) M 12  ...

C23  (1) 23 M 23  ...


C13  ( 1)13 M 13  ...

C31  (1)31 M 31  ...


C33  (1)33 M 33  ...
C32  ( 1)3 2 M 32  ...

17
Determinannya
 Dengan Matrik Kofaktor > ada 2 cara
Misalkan Anxn=[aij]
determinan dari A:
det(A) = ai1Ci1 + ai2Ci2+ + ainCin
{karena baris ke-i menjadi acuan/ tetap, disebut:
ekspansi kofaktor sepanjang baris ke-i}
atau
det(A) = a1jC1j + a2jC2j+ + anjCnj
{karena kolom ke-j menjadi acuan/ tetap, disebut:
ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-j}

18
 Jadi determinannya
 Ambil yang baris 2
det(A) = a21C21 + a22C22+ a23C23
= 7. (-21) + 0.13+1.(-10)
= -157

 Ambil yang kolom 2


det(A) = a12C12 + a22C22+ a32C32
= 7. (-43) + 0.13+3.(5)
= -157

19
Contoh Determinan 2
0 0 2 0
3 1 1 0
B
2 0 2 3
 
 3 4 2 1

det( B)  0C11  0C12  2C13  0C14  2C13  2M 13


3 1 0
2 1 1 0 23 3 1
M 13  2 0 3  2(1)  3(1)  47
4 1 3 4
3 4 1

det(B) = 2(-47) = - 94
20
Determinan dengan TBE

 Mengubah matrik yang ada menjadi Matrik


Segitiga Atas atau Matrik Segitiga Bawah
 Waspada karena TBE digunakan untuk
menentukan nilai determinan maka pada
perubahannya seringkali membawa
pengaruh pada nilai Determinannya.
 Sehingga harus dikembalikan lagi kepada
soal asalnya

21
 2  3 4
Misal A   0 5 6
 5 3 1
 Sifat C 0 1 34 1  3 9
2 3 4  0 5 6 b2  5b1  ( ) 0 1 34
det(A)  0 5 6 1  3 9
0 0  164
 5 3 1 b3  2b1
0 1 34 b3
2  3 4 b1  2b3
 0 5 6
 0 0  164  ()(1)1(164)  164
1  3 9 1  3 9 b1

0  9 22 b1  2b2 1  3 9
 0 5 6   0 0  164 b3
1  3 9 0 1 34 b2

22
TBE
 Waspada :
 Mengalikan suatu baris dengan skalar k, dimana k R,


dan k  0
Maka jika terjadi perkalian suatu baris dengan skalar K,

nilai determinannya harus di kalikan ( 1 )


k
 Setelah berubah menjadi matrik segitiga atas atau
bawah, maka nilai determinannya di dapat
dengan cara mengalikan elemen2 diagonal
utamanya

23
Contoh  0 1 5
A  3  6 9
2 6 1

0 1 5 b1 3 6 9 b 1 2 3 1 2 3
1 b3  2b1
Det (A) = 3  6 9 b2  0 1 5 3 0 1 5 0 1 5
1 

2 6 1 
 2 5
1x3
2 6 1 1x 3 6 1 0 10

1 2 3
b3  10b2
0 1 5 = (-1).3.1.1.(-55)


1x 3
0 0  55
= 165

24
25
26
 Sebab orang yang tak berpengalaman akan
dibunuh oleh keengganannya,
dan
orang bebal akan dibinasakan oleh
kelalaiannya.

27

You might also like