You are on page 1of 22

PERILAKU BIAYA (BEHAVIOUR COST) SEBAGAI DASAR PERENCANAAN

BIAYA, PEMBUATAN KEPUTUSAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

DRA. NARUMONDANG BULAN SIREGAR MM

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan masa kini dan menghadapi


era globalisasi, perusahaan dituntut effisien dan ekonomis serta dapat
mengantisipasi perkembangan yang terjadi dimasa yang akan datang. Hal ini penting
karena dalam persaingan global hanya perusahaan yang menjalankan
kegiatan/beroperasi secara effisien, ekonomis dan produktif yang mampu
memenangkan persaingan. Salah satu unsur yang penting dalam memenangkan
persaingan adalah kemampuan untuk menurunkan biaya tanpa mengorbankan mutu.
Maka tidak berlebihan apabila dikatakan para manager perlu memahami dengan
benar masalah yang berkaitan dengan pembiayaan terutama mengenali perilaku
biaya.
Penggolongan biaya sesuai dengan perilaku biaya merupakan faktor kunci
yang sangat penting didalam menaksir biaya masa depan dan bermanfaat untuk
pengambilan keputusan.
Pembahasan mengenai perilaku biaya umumnya dihubungkan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan suatu biaya.
Terdapat tiga faktor penting yang mempengaruhi perilaku biaya. Setiap faktor saling
berkaitan antara faktor yang satu dengan yang lainnya. Ketiga faktor yang
mempengaruhi biaya tersebut adalah :
1. Pengaruh manajemen terhadap biaya
2. Karakteristik biaya dihubungkan dengan keluarannya
3. Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya.

Selain ketiga macam faktor tersebut diatas, sebenarnya masih banyak faktor
yang lain mempengaruhi perilaku biaya. Faktor ini dapat berasal dari internal
organisasi dan ekstemal organisasi. Seperti : kebijaksanaan pemerintah dibidang
ekonomi dan politik, tingkat inflasi dan deflasi perubahan pasar dan persaingan serta
lainnya. Pendekatan tradisional dalam menaksir biaya hanya mempertimbangkan
satu titik kemungkinan sehingga dalam menyusun anggaran fleksibel dengan
menggunakan rumus:
Y = a + b (x)

Penaksiran atau prediksi biaya masa depan dipengaruhi oleh berbagai faktor
dan mengandung unsur ketidak pastian (uncertainly) dan probalitas. Hal ini
disebabkan karena penaksiran biaya seringkali tidak dapat mengantisipasikan semua
faktor dan memperoleh informasi masa depan yang lengkap. Oleh karena itu
didalamnya anggaran biaya hendaknya dimasukkan unsur ketidakpastian kedalam
rumus tleksibel sehingga rumusnya adalah :

Y = a + b (x) + U

©2003 Digitized by USU digital library 1


Dalam hal ini :
Y = Total biaya dianggarkan
a = Total biaya tetap
b = Biaya variabel per unit
x = Tingkat kegiatan atau volume aktivitas
u = Ketidak pastian

BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGARUH MANAJEMEN TERHADAP BIAYA


Manajemen merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
perubahan biaya. Atas dasar pengaruh manajemen terhadap biaya yang dapat
digolongkan menjadi dua :
! Biaya terkendali
! Biaya tidak terkendali
Penggolongan biaya atas dasar pengaruh manajemen ini bermanfaat untuk
perencanaan dlan pengendalian biaya dalam rangka untuk menilai.

1) Biaya Terkendali (Controllable Cost)


Biaya terkendali adalah biaya yang langsung dapat dipengaruhi oleh seorang
manajer tingkatan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Untuk menentukan
seorang manajer tingkatan tertentu dapat mengendalikan biaya atau tidak,
sehingga dapat menentukan biaya menjadi tanggung jawabnya atau tidak, dapat
dipakai pedoman berikut ini :
! Apabila seseorang memiliki wewenang dalam mendapatkan atau
menggunakan barang dan jasa tertentu, maka biaya yang berhubungan
dengan pemakaian barang dan jasa tersebut merupakan tanggung jawab
orang tersebut.
! Apabila seseorang secara berarti dapat mempengaruhi jumlah biaya tertentu
melalui tindakannya sendiri, maka orang tersebut harus dibebani tanggung
jawab atas biaya tersebut.
! Apabila seseorang ditunjuk oleh manajemen untuk membantu pejabat yang
sesungguhnya bertanggung jawab atas suatu elemen biaya tertentu, maka
orang tersebut ikut bertanggung jawab terhadap biaya tertentu tersebut
bersama dengan pejabat yang dibantu.
Contoh : Biaya bahan baku besarnya ditentukan oleh dua taktor penting yakni
harga bahan baku per unit dan kwantitas bahan baku. Manajer yang dapat
mempengaruhi atau mengendalikan harga bahan baku adalah manajer
pembelian karena dia memiliki wewenang untuk memperoleh bahan baku per
unit. Oleh karena itu manajer pembelian bertanggung jawab terhadap harga
bahan baku. Dilain pihak manajer produksi dapat mempengaruhi atau
mengendalikan kuantitas bahan baku sehingga dapat mempengaruhi
besamya kuantitas bahan baku yang digunakan.

Contoh lainnya adalah biaya depresiasi. Manajer puncak memiliki wewenang


untuk membuat keputusan mengenai pemilihan aktiva tetap yang akan dibeli,
menentukan besarnya nilai sisa aktiva tetap, metode depresiasi yang dipakai.
Berdasarkan wewenang tersebut, manajemen puncak dapat mempengaruhi
besamya biaya depresiasi terkendalikan oleh manajemen puncak.

©2003 Digitized by USU digital library 2


2) Biaya Tidak Terkendalikan (UncontroUable Cost)
Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang
manajer atau pejabat tingkatan tertentu berdasar wewenang yang dia miliki atau
tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tertentu dalam jangka waktu
tertentu.

2. KARAKTERISTIK BIAYA DIHUBUNGKAN DENGAN KELUARAN


Untuk tujuan pengendalian manajemen, khususnya hubungan biaya
keluarannya, maka karakteristik biaya dapat digolongkan menjadi tiga :
1) Biaya engineered (engineered cost)
2) Biaya discretionary (discretionary cost)
3) Biaya committed (committed cost)

1) Biaya Engineered (Engineered Cost)


Biaya engineered adalah elemen biaya (input) yang mempunyai hubungan phisik
yang eksplisit dengan keluaran (output). Untuk menentukan hubungan phisik
yang eksplisit antara biaya dengan keluaran ada 2 :
! Dengan analisis enjineering, sehingga biasa dinamakan biaya enjineered.
Analisis enjineering dilakukan dengan cara mempelajari rancangan produk
atau jasa yang umunya dibuat oleh insinyur perusahaan. Dari rancangan
produk tersebut, dapat diketahui bahan baku, peralatan dan mesin-mesin
serta jenisnya dan lamanya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah
produk atau jasa sehingga dapat disusun biaya standar untuk menghasilkan
produk atau jasa.
! Dengan analisis biaya historical.
Analisis biaya historical berarti mencari hubungan statistik antara biaya
(masukan) dengan keluaran.

2) Biaya Discretionary (Discretionary Cost)


Biaya discretionary atau managed cost adalah meliputi semua biaya (input) yang
tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan keluaran (output). Biaya
discretionary diperlukan untuk menghasilkan keluaran yang bermanfaat bagi
perusahaan tetapi keluaran tersebut tidak memberikan hubungan yang akurat
dengan masukan.
Manajemen seringkali sulit untuk mengukur keluaran yang dihasilkan oleh
discretionary cost dan timbul selisih waktu (time lag) antara saat dikeluarkannya
biaya dengan saat dihasilkannya keluaran. Karena sulitnya menghubungkan
antara biaya masukan dengan keluaran dapat berupa produk, jasa ataupun
pendapatan penjualan, maka besamya biaya discretionary ditentukan berdasarkan
kebijaksanaan manajemen puncak pada setiap awal periode anggaran yang
berdasar jumlah tetap atau jumlah variabel yang ditentukan dari keluaran yang
diharapkan. Angaran tersebut didasarkan pada program kerja yang akan
dilaksanakan dan cara-cara melaksanakannya sehingga anggaran biaya
discretionary menunjukkan jumlah maksimal yang boleh dikeluarkan untuk
melaksanakan program tersebut maka jumlah tersebut dengan sangat terpaksa
harus dilampaui maka sebelumnya memerlukan pengesahan manajemen puncak.
Manajemen dapat mengurangi atau meniadakan biaya discretionary tertentu
dengan cara mengurangi atau tidak melaksanakan program kerja tertentu.
Contoh biaya discretionary misalnya biaya promosi dan advertensi penjualan,
biaya pendidikan dan latihan karyawan, biaya penelitian dan pengembangan.
Besarnya biaya tersebut dapat ditentukan berdasar jumlah tetap untuk satu
periode anggaran atau berdasar persentase terentu dari hasil penjualan.

©2003 Digitized by USU digital library 3


3) Biaya Committed (Committed Cost)
Biaya committed atau biaya kapasitas (capacity cost) adalah meliputi biaya yang
terjadi dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan
organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi. Biaya
committed berhubungan dengan penyediaan fasilitas produksi (misalnya
bangunan, mesin-mesin, peralatan), fasilitas pemasaran (misalnya gudang
produksi selesai, kendaraan pengangkut), fasilitas administrasi organisasi
(misalnya pejabat kunci) yang harus dimiliki perusahaan sehingga perusahaan
siap beroperasi. Biaya committed merupakan biaya tetap, misalnya : biaya
depresiasi, pajak bumi dan bangunan, asuransi, gaji pejabat kunci.

Biaya committed berhubungan dengan pembelian aktiva tetap dan pengadaan


pejabat kunci perusahaan yang bermanfaat untuk jangka waktu panjang. Oleh
karena itu biaya committed tidak dapat dipengaruhi oleh manajemen dalam
jangka pendek atau dalam tahun anggaran. Akan tetapi di dalam jangka panjang,
manajemen dapat mengubah alokasi sumber-sumber pada kapasitas yang dimiliki
perusahaan sehingga dapat mempengaruhi besarnya biaya committed.

Biaya committed timbul dari keputusan penanaman modal (capital dudgeting


decisions) yang dibuat oleh manajemen. Didalam membuat keputusan mengenai
kapasitas atau fasilitas yang akan digunakan oleh perusahaan untuk jangka waktu
panjang di masa yang akan datang, manajemen dapat mempengaruhi kapasitas
aktiva tetap yang akan dibeli dan pengadaan pejabat kunci dengan
mempertimbangkan keluaran (output) yang diharapkan sebesar 100.000 unit
produk per tahun maka cost aktiva tetap yang akan dibeli sebesar Rp. 100 juta,
jika keluaran yang diharapkan sebesar 180.000 produk per tahun maka aktiva
tetap yang dibeli dengan kapasitas yang lebih besar yang umumnya mempunyai
cost yang lebih besar pula.

3. PENGARUH PERUBABAN VOLUME KEGIATAN TERHADAP BIAYA


Atas dasar pengaruh perubahan volume terhadap biaya, biaya dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu :
1) Biaya tetap
2) Biaya variabel
3) Biaya semivariabel

Penggolongan biaya ini bermanfaat untuk perencanaan, pembuatan


keputusan, dan pengendalian biaya.

1) Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan atau aktivitas dengan tingkatan tertentu.
b. Biaya tetap per satuan (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah
biaya satuan, semakin rendah volumen kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
Contoh : biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi
dan umum tetap. Biaya tersebut elemennya dapat digolongkan kedalam : biaya
depresiasi aktiva tetap, biaya asuransi, gaji pejabat kunci, dan biaya tetap
lainnya.

Tingkatan kekonstanan total biaya tetap terbatas dalam jangka kapasitas (range
of capasity) yang merupakan daerah kapasitas di dalam mana manajemen

©2003 Digitized by USU digital library 4


melaksanakan kegiatan sehingga jarak tersebut dinamakan juga jarak relevan
(relevant range). Tingkatan kapasitas di luar jarak relevan dapat mengakibatkan
jumlah total biaya tetap berubah. Perubahan tingkatan kapasitas diatas jarak
relevan umumnya hanya dapat dilakukan dalam jangka panjang.

Sebagai contoh, suatu perusahaan pada saat sekarang merniliki mesin dengan
kapasitas produksi sebnayak 120.000 buah produk per tahun. Harga perolehan
mesin tersebut Rp. 2.500.000 dengan taksiran nilai sisa Rp. 100.000 dan umur
ekonomis 5 tahun yang disepresiasi dengan metode garis lurus. Dari contoh
tersebut diketahui :
Besarnya biaya depresiasi per tahun adalah :

HP-NS Rp. 2.500.000 - Rp. 100.000


D= =
TUE 5

= Rp. 480.000 per tahun

Keterangan :
D = Depresiasi HP = Harga Perolehan
NS = Nilai Sisa TUE = Taksiran Umur Ekonomis
Jarak relevan adalah kapasitas 0 sampai dengan 120.000 buah. Jika
perusahaan bekerja pada kapasitas di atas kemampuan maksimal tersebut, misalnya
pada 180.000 buah, maka perusahaan harus menambah mesin baru yang berarti
menambah besarnya biaya depresiasi sehingga jumlah total biaya tetap berubah.
Pada jarak relevan, besarnya biaya tetap per unit berbanding terbalik secara
proporsional dengan pernbahan volume kegiatan. Misalnya :

(1) (2) (3) = (1) : (2)


Total Biaya Tetap Tingkat Kegiatan Biaya Tetap Per Buah

Rp. 480.000 120.000 Buah Rp. 4


Rp. 480.000 60.000 Buah Rp. 8
Rp. 480.000 30.000 Buah Rp. 16

Secara matematis, persamaan total biaya tetap dapat dinyatakan dengan rumus:

Ye = a + b (x)

Keterangan :
Ye = Jumlah Total Biaya a = jumlah Total Biaya Tetap
B = Biaya Variabel Per Unit x = Tingkat Kegiatan

Pada biaya tetap, besarnya b = 0 ; sehingga persamaan untuk total biaya


tetap adalah:
Ye = a + 0 (x)

Persamaan untuk biaya tetap per unit (UC) adalah :

©2003 Digitized by USU digital library 5


Ye a + 0 (x) a
UC = = =
x x x

Dari contoh tersebut di atas dapat disusun dalam bentuk grafik yang dapat
dilihat pada gambar berikut :

Total Biaya Tetap

Kuantitas Grafik Total Biaya Tetap

Biaya Tetap Per Unit

Kuantitas Grafik Biaya Tetap Per Unit

Dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya, biaya tetap


dapat digolongkan menjadi dua yaitu : (1) biaya tetap discreationary, (2) biaya tetap
committed. Biaya tetap discreonary adalah biaya tetap yang besarnya ditentukan
oleh kebijaksanaan manajemen puncak setelah mempertimbangkan program dan
cara-cara pelaksanaan program yang bersangkutan, misalnya biaya tetap untuk :
penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan karyawan, serta promosi dan
apertensi. Biaya tetap committed adalah biaya tetap yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kapasitas atau kemampuan perusahaan beroperasi dalam kegiatan
produksi, pemasaran, dan administrasi. Seperti : depresiasi, asuransi, gaji pejabat
kunci.

©2003 Digitized by USU digital library 6


(2) Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan
volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah
total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula
jumlah total biaya variabel.
b. Biaya variabel per satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan,
jadi biaya satuan konstan.
Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik variabel, biaya pemasaran variabel, dan biaya administrasi variabel.

Dari contoh total biaya variabel dan biaya variabel per unit tersebut diatas
dapat disusun grafik yang tampak pada gambar.

Total Biaya Variabel

Kuantitas Grafik Total Biaya Variabel

Biaya Variabel-variabel

Kuantitas Grafik Biaya Variabel Per Unit

4. DASAR AKTIVITAS
Variabilitas biaya harus dihubungkan dengan sesuatu sebagai dasar aktivitas
atau dasar kapasitas. Terdapat banyak dasar aktivitas yang dapat digunakan di
dalam suatu perusahaan, diantaranya yang banyak digunakan adalah dasar unit
produk yang diproduksi dan unit produk yang dijual. Dasar aktivitas lain yang dapat
dipakai misalnya kilometer perjalanan penjualan, jumlah halaman yang diketik oleh
sekretaris, jumlah jam mesin, jumlah tempat tidur pada rumah sakit, kilogram atau
lembar pakaian yang dipenatu oleh bagian loundry suatu hotel. Dalam hubungannya
dengan perencanaan dan pengendalian biaya variabel, seorang manager harus
memahami dengan baik atau mengenal betul berbagai dasar aktivitas di dalam
perusahaan.
Jumlah dan jenis biaya variabel yang ada pada suatu organisasi sebagian
besar tergantung pada struktur dan tujuan organisasi. Organisasi yang padat modal,
misalnya PLN dan Perumtel sebagai perusahaan public utility, mempunyai biaya
variabel relatif sedikit. Sebagian besar biaya pada organisasi padat modal
berhubungan dengan aktiva tetapnya dan sifat biayanya tidak sensitif terhadap

©2003 Digitized by USU digital library 7


perubahan jumlah jasa yang dihasilkan, jadi sebagian besar biayanya adalah biaya
tetap. Sebaliknya, pada perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang mempunyai
jumlah dan jenis biaya variabel yang relatif tinggi. Biaya variabel pada perusahaan
manufaktur digunakan untuk dapat memproduksi produk atau membeli barang
dagangan dan untuk menjualnya kepada para pembeli.
Tidak semua biaya variabel mempunyai pola perilaku yang sama. Atas dasar
pola perilakunya ini, biaya variabel seringkali dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

(1) Biaya Variabel Sejati


Biaya variabel sejati (true variabel cost) atau biaya variabel proporsional
adalah biaya variabel yang benar-benar berubah secara proporsional dengan
perubahan volume aktivitas. Sebagai contoh, biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung yang besarnya didasarkan upah per potong adalah biaya variabel
sejati.
Sebagai contoh misalnya bahan baku. Jika setiap buah produk memerlukan
bahan baku Rp. 10, maka :
(1) Besarnya total biaya variabel untuk berbagai tingkatan produksi adalah :

(1) (2) (3) = (1) (2)


Biaya Bahan Baku Volume Kegiatan Total Biaya Bahan Baku
Per Buah (Buah)
Rp. 10 Rp. 25.000 Rp. 250.000
Rp. 10 Rp. 50.000 Rp. 500.000
Rp. 10 Rp. 100.000 Rp. 1.000.000

(2) Persamaan matematika total biaya variabel adalah :

Ye = a + b (x)

Pada biaya variabel besarnya a = 0, maka total biaya variabel menjadi :

Ye = 0 + b(x) = b(x)

(3) Persamaan biaya per unit (UC) untuk biaya variabel adalah :

UC = Ye = b(x) = b
x x

(2) Biaya Variabel Bertingkat


Biaya variabel bertingkat (Step variabel cost) adalah biaya yang dapat
dipertimbangkan sebagai biaya variabel tetapi tidak benar-benar berubah secara
proporsional dengan perubahan volume. Sebagai contoh adalah biaya tenaga kerja
untuk pemeliharaan, waktu pemeliharaan perubahannya tidak selalu proporsional
dengan perubahan kegiatan dan waktu tersebut jika tidak dimanfaatkan tidak dapat
disimpan.
Perbandingan antara biaya variabel sejati dengan biaya variabel bertingkat tampak
pada gambar.

©2003 Digitized by USU digital library 8


Dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya, biaya variabel
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
! Biaya variabel engineered
Biaya variabel engineered adalah biaya variabel yang mempunyai hubungan
phisik yang eksplisit dengan keluarannya, misalnya : biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung.
! Biaya variabel discretionary
Biaya variabel discretionary adalah biaya variabel yang tidak mempunyai
hubungan akurat dengan keluarannya, misalnya biaya promosi dan advertensi
yang ditentukan oleh manajemen berdasarkan persentase tertentu dari
pendapatan penjualan, biaya penelitian dan pengembangan yang ditentukan
berdasar persentase tertentu dari laba yang dicapai.

(3) Biaya Semi Variabel


Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding.
Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya,
semangkin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya,
tetapi perubahannya tidak sebanding (not proportional).
2) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan
perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan
tingkat kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah
biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
3) Contoh biaya semi variabel misalnya : biaya reparasi dan pemeliharaan
aktiva tetap, biaya kenderaan, biaya listrik, biaya telpon.

Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya


maka biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
Pendekatan dan tehnik yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel
ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dibahas berikut ini.

5. PEMISAHAN BIAYA SEMI VARIABEL


Untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya
varibel dapat digunakan beberapa pendekatan pemisahan yang meliputi :
(1) Pendekatan lntuisi
(2) Pendekatan Engineering
(3) Pendekatan Perilaku biaya sesungguhnya masa lalu.

©2003 Digitized by USU digital library 9


1) Pendekatan Pemisahan Biaya Semi Variabel
a. Pendekatan lntuisi
Pendekatan intuisi atau metode intuisi menggolongkan biaya kedalam biaya
tetap dan biaya variabel dengan meneliti kegiatan (misalnya kegiatan produksi),
adanya surat-surat keputusan manajemen, dan kontrak-kontrak perjanjian
dengan pihak lain.
Sebagai contoh untuk mengetahui biaya gaji termasuk biaya tetap atau
variabel ditentukan dengan melihat atau meneliti surat keputusan mana.iemen
yang berhubungan dengan gaji, gaji manajer pabrik atas dasar suatu keputusan
manajemen dibayar tetap per bulan maka biaya gaji manajer pabrik adalah biaya
tetap. Biaya depresiasi umumnya adalah biaya tetap, besarnya biaya depresiasi
ditentukan oleh surat keputusan atau kebi.iaksanaan manajemen tentang
depresiasi. Dengan meneliti kegiatan produksi akan diketahui bahwa umumnya
bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung dan bahan bakar untuk
pabrik adalah biaya variabel. Jika kontrak perjanjian komisi berdasar unit yang
dijual maka biaya komisi adalah biaya variabel.
Dalam kondisi atau situasi dimasa suatu elemen biaya sifatnya komplek,
pendekatan intuisi ini peka atau sensitif terhadap kesalahan penggolongan suatu
biaya kedalam biaya tetap dan biaya variabel.
b. Pendekatan Engineering
Pendekatan engineering (engineering approach) adalah metode estimasi
biaya dengan cara mengidentifikasikan hubungan phisik antara kegiatan
(misalnya kegiatan pabrik) dengan biaya.
Jika ada hubungan phisik yang sifatnya langsung antara kegiatan dan biaya,
yaitu naiknya kegiatan diikuti secara langsung oleh kenaikan biaya atau
penurunan kegiatan diikuti secara langsung oleh penurunan biaya, maka biaya
tersebut adalah biaya variabel.
Jika tidak ada hubungan phisik yang sifatnya langsung antara kegiatan
dengan biaya, dalam arti naik turunnya kegiatan tidak mempengaruhi besamya
biaya, maka biaya tersebut sifatnya tetap.
Penerapan pendekatan engineering untuk menafsir dan menentukan
variabilitas biaya tenaga kerja digunakan studi gerak dan waktu (time and motion
studies). Dengan menggunakan alat pengukur dan pencatat waktu, misalnya stop
watches, peneliti gerak dan waktu melaksanakan :
1. Pengukuran jumlah waktu yang diperlukan oleh karyawan tertentu dalam
mengerjakan tugas tertentu.
2. Penentuan waktu dan cara pengerjaan tugas tertentu yang paling effisien.
3. Pengukuran tingkat perubahan kegiatan dengan tingkat perubahan biaya.
Untuk menaksir besamya biaya bahan, pendekatan engineering mempelajari
atau studi karakteristik bahan dan spesifikasi mesin-mesin yang dipakai mengolah
produk serta spesifikasi produk yang akan diolah.
Penerapan pendekatan engineering tidak terbatas hanya pada kegiatan pabrik,
tetapi dapat pula diterapkan pada kegiatan non pabrik, misalnya meneliti kegiatan
pembuatan faktur penjualan dengan biaya administrasi penjualan.
c. Pendekatan Perilaku Biaya Sesungguhnya Masa Lalu
Pendekatan engineering meskipun dapat menentukan variabel biaya dengan
relatif teliti tetapi seringkali memerlukan biaya yang terlalu mahal. Untuk
mengatasi masalah tersebut dapat dipakai pendekatan perilaku biaya
sesungguhnya masa lalu untuk menaksir biaya masa datang.
Anggapan dasar dari pendekatan perilaku sesungguhnya masa lalu adalah
bahwa biaya masa datang akan mempunyai perilaku yang sama dengan biaya
masa lalu, jika ada perubahan yang cukup besar terhadap mesin-mesin atau
metode produksi atau produk diolah atau kondisi ekstemal yang mempengaruhi

©2003 Digitized by USU digital library 10


perusahaan maka data biaya masa lalu yang dicatat oleh akuntansi tidak
mencukupi untuk menaksir biaya masa datang. Kelemahan lain dari pendekatan
tingkah laku biaya sesungguhnya masa lalu adalah sering timbul ketidak sesuaian
antara saat biaya dinikmati dengan saat biaya dicatat dalam akuntansi, misalnya
biaya depresiasi dan amortisasi barn dicatat per 31 Desember melalui jumal
penyesuaian meskipun aktiva tetap yang bersangkutan dinikmati pada semua
bulan dalam periode yang bersangkutan.

2) Tehnik Pemisahan Semi Variabel


Atas dasar pendekatan perilaku biaya sesungguhnya masa lalu, biaya semi
variabel dapat dipisahkan dengan menggunakan beberapa tehnik yaitu :
a. Titik tertinggi dan titik terendah
b. Biaya Bersiap
c. Grafik statistical
d. Garis regresi sederhana
e. Regresi berganda

Berikut ini akan dibahas pernisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan
menggunakan pendekatan perilaku biaya sesungguhnya masa lalu.
a. Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah
Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and low point method)
mernisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan
mendasarkan kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dengan titik terendah.
Perbedaan antara kedua titik tersebut disebabkan karena adanya perubahan
kapasitas clan besarnya tarif biaya variabel satuan, sehingga persamaan Y = a +
b x dapat ditentukan.
Langkah-langkah memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dengan metode
titik tertinggi dan terendah adalah :
1. Menentukan biaya variabel satuan atau b
Biaya pada titik tertinggi Yt = a + bxt
Biaya pada titik terendah Yr = a + bxr
Perbedaan Yt – Yr = bxt – bxr
Jadi :
b (xt – xr) = Yt - Yr

Yt – Yr
b=
xt – xr

dimana :
Yt = jumlah biaya pada titik tertinggi
Yr = jumlah biaya pada titik terendah
a = jumlah total biaya tetap
xt = kapasitas tertinggi
xr = kapasitas terendah

2. Menentukan Besamya Total Biaya Tetap atau a


Total biaya tetap a dapat dihitung dari biaya pada titik tertinggi atau biaya pada
titik terendah, dengan rumus :
Pada titik tertinggi adalah :

a = Yt – bxt

©2003 Digitized by USU digital library 11


Sedangkan pada titik terendah adalah :

a = Yr – bxr

3. Menentukan besamya Anggaran Fleksibel


Setelah b dan a dapat ditentukan, maka besamya persamaan atau rumus biaya
dengan anggaran fleksibel adalah :
Y=a+bx

Contoh :
Biaya listrik untuk pabrik PT. Nusantara dalam tahun 19AA tampak pada tabel 1 :

n x Y
Bulan Kapasitas Biaya Listrik
(Jam Mesin)
Januari Rp. 1.400 Rp. 30.880
Pebruari Rp. 1.600 Rp. 33.920
Maret Rp. 1.200 Rp. 28.000
April Rp. 1.800 Rp. 37.360
Mei Rp. 2.400 Rp. 46.000
Juni Rp. 2.000 Rp. 40.400
Juuli Rp. 1.800 Rp. 37.720
Agustus Rp. 2.400 Rp. 45.040
September Rp. 2.600 Rp. 49.000
Oktober Rp. 3.000 Rp. 55.000
November Rp. 2.200 Rp. 43.000
Desember Rp. 1.600 Rp. 33.680
Rp. 24.000 Rp. 480.000

Biaya Listrik Pabrik

Dari data listrik pabrik tersebut dapat dipisahkan ke dalam elemen biaya
variabel dan biaya tetap dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah
tampak pada tabel berikut :

©2003 Digitized by USU digital library 12


Metode Titik Tertinggi dan Terendah Pemisahan Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Metode titik tertinggi dan terendah memiliki kebaikan dan kelemahan sebagai
berikut :
Kebaikan :
Metodenya sederhana sehingga mudah dihitung dan dipakai.
Kelemahan :
Kurang teliti dan cermat, karena hanya didasarkan pada dua tingkatan
kapasitas yang ekstrim, yaitu tertinggi dan terendah, tingkatan kapasitas
yang lain tidak dipertimbangkan.

b. Metode Biaya bersih


Metode Biaya bersiap (stand by cost nethod) atau metode biaya berjaga
adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara
menghitung bersanya biaya pada keadaan perusahaan atau pabrik ditutup untuk
sementara tetapi dalam keadaan siap berproduksi besarnya biaya pada keadaan
perusahaan tutup untuk sementara disebut biaya bersiap dan dianggap sebagai
total biaya tetap atau a.
Setelah total biaya tetap atau a diketahui, langkah berikutnya adalah
menentukan besarnya biaya variabel sawall daTi tingkatan kegiatan rata-rata dan
biaya rata-rata, dengan rumus :

©2003 Digitized by USU digital library 13


Y = a + bx

bx = Y -a b = Y - a
x

Langkah terakhir adalah menentukan besarnya anggaran fleksibel.


Jadi urutan langkah-langkah pada metode biaya bersiap adalah :
(a) Menentukan besarnya total biaya tetap atau a
(b) Menentukan besarnya biaya variabel satuan atau b
(c) Menentukan besarnya anggaran fleksibel atau y = a + bx
Dengan rnenggunakan contoh I yaitu biaya listrik pada PT. Nusantara
misalnya pada saat kegiatan pabrik dihentikan sementara dalam jangka waktu satu
bulan besarnya biaya bersiap Rp. 15.000, maka biaya ini adalah total biaya tetap per
bulan atau a. Besarnya biaya variabel satuan adalah :

Y= Y = Rp. 480.000 = Rp. 40.000


n 12

x =x = Rp. 24.000 jam mesin = 2.000 jam mesin


n 12

b = Y - a = Rp. 40.000 - Rp. 15.000 Rp.12,5 per jam mesin


x 2.000 jam mesin

Jadi anggaran fleksibel adalah :


Per bulan y = a + bx = Rp. 15.000 + Rp. 12,5 x
Per tahun y = a (12) + bx = Rp. 180.000 + Rp. 12,5 x
Metode ini memiliki kebaikan dan kelemahan sebagai berikut :
Kebaikan :
Perhitungannya sederhana dan mudah
Kelemahan :
1. Tidak cermat atau teliti karena hanya mendasarkan satu tingkatan kegiatan.
2. Mahal untuk diterapkan atau digunakan
3. Biaya tetap berjaga tidak sama dengan biaya tetap operasi.

c. Metode Grafik Statistikal


Metode grafik statistikal (statistical scattergraph method) adalah metode
pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya setiap
bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titik-titik biaya
tersebut.
Langkah-langkah di dalam pembuatan grafik statistikal adalah :
(1) Membuat denah atau grafik statistikal
Garis tegak lurns atau vertikal disebut sumbu Y menunjukkan
tingkatan besamya biaya, garis mendatar atau horizontal disebut sumbu X
menunjukkan tingkatan kapasitas atau kegiatan.
(2) Memasukkan biaya setiap bulan pada grafik statistikal Biaya per bulan
digambarkan pada grafik sesuai dengan besarnya dan tingkatan kegiatan.
(3) Ditarik garis B atau biaya
Dan semua titik-titik biaya ditarik garis lurus melewati ditengah titik-titik tersebut
sampai memotong sumbu Y, garis tersebut garis B atau total biaya.
(4) Menentukan besamya total biaya tetap atau a Perpotongan garis b atau biaya
dengan sumbu y dianggap atau menujukkan besamya total biaya tetap atau a,

©2003 Digitized by USU digital library 14


perpotongan dengan sumbu y ditarik garis ke kanan secara horizontal atau mendatar
adalah garis a menunjukkan total biaya tetap.
(5) Menentukan besamya biaya variabel satuan atau b Besarnya biaya variabel
satuan adalah :
b = Y – an atau b = Y - a
x x
Biaya variabel satuan menunjukkan kemiringan atau slope grafik B atau total biaya.
(6) Menentukan persamaan anggaran fleksibel
Setelah a clan b diketahui, dapat disusun persamaan anggaran fleksibel per bulan
atau per tahun, yaitu y = a + bx
Dengan menggunakan contoh I yaitu biaya listrik pada PT. Nusantara dapat
disusun grafik statistikal dan dipisahkan elemen biaya tetap dan biaya variabel yang
tampak pada gambar sebagai berikut :

Biaya = Y
(dalam Rp. 000)

Keterangan gambar :
1. Besarnya biaya tetap per bulan atau a = Rp. 12.500
Besarnya biaya tetap per tahun = Rp. 12.500 x 12 = Rp. 150.000
2. Biaya variabel satuan atau b adalah :
b = Y – an = Rp. 480.000 – Rp. 150.000 = Rp. 13,75 per jam mesin
x 240.000 jam mesin

atau b = Y – a = Rp. 40.000 – Rp. 12.500 = Rp. 13,75 per jam mesin
x 2.000 jam mesin
3. Persamaan anggaran fleksibel adalah :
Per bulan Y = a + bx = Rp. 12.500 + Rp. 13,75 x
Per tahun Y = a (12) + bx = Rp. 150.000 + Rp. 13,75 x
Metode ini memiliki kebaikan dan kelemahan sebagai berikut :
Kebaikan :
Dibanding metode titik tertinggi dan terendah serta metode biaya bersiap, metode
grafik statistik lebih teliti karena semua n atau bulan telah diperhitungkan.
Kelemahan :

©2003 Digitized by USU digital library 15


Metode grafik statistik kurang ilmiah karena penarikan garis B dapat berbeda antara
orang tertentu dibandingkan orang lain, atau oleh orang tertentu tetapi waktunya
berbeda, meskipun dengan menggunakan data kapasitas clan biaya yang sarna, jadi
sifatnya sub.iektif.

d. Metode Garis Regresi Sederhana


Metode garis regresi (regression line method) atau metode kuadrat terkecil
(leas squares method) adalah metode pernisahan biaya variabel dan biaya tetap
dengan cara menentukan hubungan variabel tergantung (dependent variabel)
dengan variabel bebas (independent variabel) dari sekumpulan data.
Dalam hubungannya dengan pengukuran varialibitas biaya, maka yang
dimaksud variabel tergantung adalah besamya biaya, sedangkan variabel bebas
adalah tingkatan kapasitas, jadi besamya biaya tergantung tingkatan kapasitas. Jika
hanya digunakan dua variabel, satu variabel tergantung dan satu variabel bebas,
maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi sederhana (simple regression).
Tetapi jika terdapat dua variabel bebas atau lebih, jadi terdapat tiga variabel atau
lebih, maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi berganda (multiple
regression).
Tujuan garis regresi membuat garis yang jurnlah penyimpangan kuadrat
antara garis regresi danm observasi-obsrvasi adalah minimal.
Kebaikan pemakaian metode garis regresi adalah :
1. Metode ini sifatnya objektif
2. Memakai semua data atau n
3. Dapat menyelenggarakan informasi statistik tambahan yang dapat menaksir
biaya.
Berikut ini akan dibahas metode garis regresi sederhana dengan
mempertimbangkan dua variabel, setelah itu barn akan dibahas regresi berganda.
Metode regresi sederhana menggunakan persamaan garis lurus Y = a + bx,
langkah-langkah dalam memisahkan biaya variabel dan biaya tetap adalah :
1. Menentukan besarnya biaya variabel satuan atau b

b = X.Y
X2

dimana,
X = deviasi atau penyimpangan dari X atau kegiatan rata-rata
Y = deviasi atau penyimpangan dari Y atau biaya rata-rata
2. Menentukan besamya total biaya tetap atau a
Setelah biaya variabel satuan atau b dapat ditentukan, maka besarnya total biaya
tetap atau a dapat dihitung dengan rumus :

a = Y – b, X

3. Menentukan persamaan anggaran fleksibel


Setelah b dan a diketahui, dapat disusun persamaan anggaran fleksibel per bulan
atau per tahun, yaitu y = a + b.x
Dengan menggunakan contoh a yaitu biaya listrik pada PT. Nusantara dapat
disusun persamaan garis regresi sederhana dalam rangka memisahkan biaya
variabel dan biaya tetap, yang tampak pada tabel sebagai berikut :

©2003 Digitized by USU digital library 16


Pemisahan Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Metode Garis Regresi Sederhana

Pemisahan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel
dengan metode garis regresi sederhana dapat pula dilakukan secara langsung, tanpa
menghitung deviasi X dan deviasi Y. Atas dasar contoh biaya listrik pada PT.
Nusantara, garis regresi sederhana yang dilakukan secara langsung dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

©2003 Digitized by USU digital library 17


Tabel-3

Regresi Sederhana Secara Langsung

Atas dasar data pada tabel dilakukan substitusi jumlah-jumlah yang ada
menjadi dua persamaan :
Rp. 1.006.432.000 = 24.000 a + 51.120.000 b
Rp. 480.000 = 12 a + 24.000 b
Untuk menghitung bersarnya b, persamaan kedua dikalikan 2.000 sehingga
persamaan menjadi :
Rp. 1.006.432.000 = 24.000 a + 51.120.000 b
Rp. 960.000.000 = 24.000 a + 48.000.000 b
Rp. 46.432.000 = 3.120.000 b

b = Rp. 46.432.000 = Rp.14,882 per jam


3.120.000

Setelah besarnya biaya variabel per jam (b) diketahui, besarnya total biaya
tetap (a) per bulan dapat dihitung :
Rp. 1.006.432.000 = 24.000 a + Rp. 51.120.000 (Rp. 14,882)
Rp.1.006.432.000 = 24.000 a + Rp.760.767.840
24.000 a = Rp. 1.006.432.000 - Rp. 760.767.840
a = Rp.245.664.160
24.00
= Rp. 10.236

Setelah dihitung besarnya biaya variabel per unit (b) dan total biaya tetap
(a), selanjutnya dapat disusun anggaran fleksibel sebagai berikut :
Per bulan Y = Rp. 10.236 + Rp. 14,882 X

©2003 Digitized by USU digital library 18


Per tahun Y = Rp. 10.236 (12) + Rp. 14,882 X
= Rp. 122.832 + Rp. 14,882 X
Jadi hasil perhitungan perusahaan biaya semi variabel dengan metode regresi
sederhana melalui perhitungan deviasi dan perhitungan langsung menghasilkan
biaya tetap dan biaya variabel yang sarna besarnya.

e. Metode Regresi Berganda


Didalam metode regresi sederhana hanya dipakai satu variabel bebas.
Dalam keadaan tertentu variabilitas biaya atau Y dipengaruhi oleh beberapa variabel
bebas atau beberapa jenis kegiatan sehingga harus dianalisa dengan metode regresi
berganda agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat didalam menentukan
prediksi. Rumus persamaan biaya dengan metode regresi berganda adalah :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + ………….+ bnxn

dimana,
Y = Jumlah total biaya
a = Jumlah total biaya tetap
b = Biaya variabel satuan pada kegiatan tertentu, misalnya b1, adalah biaya
variabel satuan pada kegiatan X1
x = Variabel bebas dalam berbagai jenis kegiatan, misalnya X1 adalah Jam
kerja langsung X2 jam mesin, X3 jam tenaga listrik dan sebagainya.

Perhitungan dalam metode regresi berganda sangat kompleks dan


penggunaan komputer dapat mencari koefisien persamaan tersebut.
Pada metode regresi berganda, perhitungan r2 nya disebut koefisien
determinasi berganda dan nilai t dihitung untuk setiap persamaan koefisien
determinasi berganda.
Sebagai contoh penerapan metode regresi berganda dapat dilihat
penggolongan biaya reperasi dan pemeliharaan yang dipengaruhi oleh jam kerja
langsung, jam mesin, dan jam listrik pada PT. Utami dibawah ini :

©2003 Digitized by USU digital library 19


Dengan menggunakan program komputer dapat diketahui besarnya
a = Rp. 228.000
b1 = 98
b2 = 25
b3 = 24
Oleh karena itu besarnya perdiksi biaya adalah :
Y = Rp. 228.000 + Rp. 98 (x1) + Rp. 25 (x2 ) + Rp. 24 (x3)

Dari tabel diatas dapat digunakan menyusun prediksi besarnya biaya pada
berbagai tingkatan variabel bebas, misalnya jika jam kerja langsung x1 = 1.900, jam
mesin x2 = 425, dan jam listrik x3 = 590, maka besarnya taksiran atau prediksi
biaya adalah :
Y = Rp. 228.000 + Rp. 98 (1.900) + Rp. 25 (425) + Rp. 24 (590)
= Rp. 438.925
Perlu diketahui pula bahwa variabel bebas yang diperhitungkan dapat
berbentuk harga indeks (price indek) sehingga mempertimbangkan tingkat inflasi
atau deflasi di dalam menyusun prediksi biaya.

6. ASUMSI ANALISIS REGRESI


Terdapat beberapa asumsi yang mendasari analisis regresi untuk menaksir biaya.
Asumsi atau kondisi penting agar analisis regresi dapat teliti adalah sebagai
berikut :
1. Linearitas
2. Penyimpangan konstan
3. Normalitas
4. Autokorelasi
5. Multikolinearitas

1. Linearitas
Jika analisis regresi digunakan untuk mengembangkan taksiran fungsi biaya,
dianggap terdapat suatu hubungan garis lurus (linear) antara variabel bebas
dan variabel tergantung, atau antara x dengan y. Untuk menentukan apakah
suatu data cukup membentuk model hubungan garis lurus dapat digunakan
perbanding antara standarisasi residual dengan variabel x. Residual adalah
antara data sesungguhnya dengan data yang diramalkan dengan
menggunakan rumus regresi (y - y). Standarisasi residual diperoleh dengan
cara membagi setiap residual dengan standar error estimasi (Se).
Jika data tersebut cukup membentuk model garis lurus distribusi random
standarisasi residual berada pada sekitar nol. Jika data tidak cukup membentuk
persamaan garis lurus, residual tersebut tampak mengikuti sistematika pola
tertentu.
2. Penyimpangan Konstan
Dalam analisis regresi sederhana maupun regresi berganda dianggap bahwa
residual berasal dari distribusi probabilitas normal yang mempunyai mean
sebesar nol dan penyimpangan konstan untuk setiap nilai variabel bebas. Jika
penyimpangan konstan, kondisi tersebut dapat dijelaskan sebagai
homoscedastisitas. Jika penyimpangan tidak konstant disebut
heteriscedastisitas. Pada penyimpangan yang tidak konstan, t test koefisien
tidak benar dan reabilitas koefisien tidak dapat ditentukan. Keadaan ini
dijumpai jika observasi mencakup tentang kegiatan yang terlalu luas.
3. Normalitas
Residual dianggap mempunyai distribusi normal. Deviasi kecil dari normalitas
diantara residual tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi, jika penggunaanya

©2003 Digitized by USU digital library 20


pada koefisien estimasi regresi berganda maka sangat perlu untuk mengecek
normalitas residual. Pengetesan tersebut dapat dilaksanakan dengan
menyusun pola probabilitas standarisasi residual.
4. Autokorelasi
Analisis regresi menganggap bahwa residual tidak merupakan antokorelasi.
Autokorelasi dalam residual berarti bahwa nilai residual dalam periode t secara
parsial ditentukan oleh residual dalam periode-periode t-1, t-2, ...t-n.
Konsekuensi autokorelasi residual dapat diringkas sebagai berikut :
a. Standard error koefisien regresi secara serius akan under-estimated
b. Penyimpangan sampling koefisien akan sangat besar
c. Prediksi biaya yang dibuat atas dasar persarnaan regresi akan lebih bersifat
variabel daripada yang mula-mula diharapkan dari penaksiran kuadrat
terkecil.
Autokorelasi kadang-kadang ada dalam data biaya sebab yang melekat pada
biaya jika kegiatan menurun. Sebagai contoh, jika kegiatan produksi naik,
lembur dimanfaatkan atau menambah karyawan dan perilaku biaya tenaga
kerja sangat variabel. Akan tetapi, jika tingkat kegiatan mulai menurun maka
karyawan cenderung tidak dapat dikurangi (terbentur peraturan tenaga kerja)
sehingga biaya tenaga kerja tidak menurun dalam proporsi yang sama
sebagaimana jika terjadi kenaikan.
5. Multikolinearitas
Jika regresi berganda digunakan, dianggap bahwa variabel bebas tidak
dikorelasikan. Jika variabel bebas dikorelasikan, kondisi tersebut dinamakan
multikolinearitas. Korelasi diantara variabel bebas berarti bahwa koefisien tidak
dapat digunakan sebagai taksiran perubahan incremental dalam variabel
tergantung dengan perubahan unit dalam variabel bebas. Akan tetapi, fungsi
regresi yang lengkap dapat digunakan untuk menafsir biaya total sepanjang
variabel bebas secara kontinu tetapi dikorelasikan. Dalam ukuran akuntansi
manajemen, jika terdapat multikolinearitas, prediksi total biaya akan akurat
sepanjang variabel bebas tetap dikorelasikan dalam cara yang sama. Akan
tetapi koefisien individual tidak merupakan tafsiran yang baik untuk biaya
variabel per unit dari variabel bebas.

BAB III
KESIMPULAN

Pengenalan dan penggolongan perilaku biaya bermantaat untuk :


perencanaan biaya, pembuatan keputusan, dan pengendalian. Terdapat tiga faktor
kunci yang mempengaruhi biaya yaitu : pengaruh manajemen terhadap biaya,
karakteristik biaya dihubungkan dengan keluarannya dan pengaruh perubahan
volume kegiatan terhadap biaya Prediksi biaya masa dapat mengandung
ketidakpastian dan probabilitas.
Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh
seorang manager tertentu dalam jangka waktu tertentu. Biaya tidak terkendalikan
adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manager tertentu dalam
jangka waktu tertentu
Dihubungkan dengan keluarannya, biaya dapat digolongkan kedalam : biaya
engineered, biaya discretionary, dan biaya committed. Biaya engineered adalah
biaya yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit dengan keluarannya. Biaya
descritionary adalah biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan
keluarannya. Biaya committed adalah biaya yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi.

©2003 Digitized by USU digital library 21


Atas dasar pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya, biaya
digolongkan kedalam biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Biaya tetap
jumlah totalnva tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan
sampai dengan tingkatan tertentu. Biaya variabel jumlah totalnya berubah secara
proporsional dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel jumlah
totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifat
perubahannya tidak proporsional.
Untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya
varibel dapat gunakan tiga pendekatan yaitu : industri, ingeneering dan perilaku
biaya sesungguhnya masa lalu. Pendekatan intuisi didasarkan pada penelitian
kegiatan, surat keputusan manajemen dan kontrak-kontrak dengan pihak lain.
Pendekatan engineering didasarkan pada indentifikasi hubungan phisik kegiatan
dengan biaya. Pendekatan perilaku biaya masa lalu mendasarkan anggapan bahwa
biaya masa datang mempunyai perilaku yang sama dengan biaya masa lalu.
Terdapat beberapa tehnik yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya
semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Tehnik tersebut misalnya :
metode titik tertinggi dan terendah, metode biaya bersiap, metode grafik statistik,
metode garis regresi sederhana, dan metode garis regresi berganda. Metode regresi
lebih teliti dibandingkan dengan yang lain karena dapat diuji dengan hubungan
statistikal, kesalahan standar taksiran, koefisien determinasi, koefisien kesalahan
standard dan nilai t. Dalam analisis regresi digunakan beberapa asumsi yang
berhubungan dengan : penyimpangan konstan, normalitas, autokorelasi, dan
multikolinearitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. R.A. Aupriyono, S.U, Akuntan Akuntansi Manajemen I


BPFE Yogyakarta
2. Gary Cokins, Alan Stratton, CMA, Activity - Based Costing
Jack Helbling PT 0 Pustaka Binaman Pressindo
3. Hirsch JR. Mauricel. Advanced Management Accounting, 2 Nd
Edition, South-Western Publishing
Company
4. Homgren. Charlest, Gary, L Introduction to Management Accounting,
Sundem, and William 0 Stratton 10th Edition Prentice Hall International
Inc

©2003 Digitized by USU digital library 22

You might also like