You are on page 1of 2

Penampilan Klinis

WANITA

T.Vaginalis secara spesifik bertempat di saluran gelitalial. Akan tetapi ,banyak wanita
terdiagnosis dengan trichomoniasis tanpa gejala;di zimbabwe 75% wanita menyatakan tidak
adanya gejala dengan pertanyaan yang diajukan langsung dan 16% dari wanita tersebut
terinfeksi trichomoniasis. Disaat gejala timbul, yang biasa dikeluhkan para wanita dengan
diagnosis T.Vaginalis adalah discharge vaginal, terlihat di >50% kasus diikuti dengan
pruritis atau disuria. Pada satu penelitian yang melibatkan 200 orang wanita nigeria
menunjukkan 74% dengan discharge vagina ternyata terinfeksi T.vaginalis. Pada
pemeriksaan spekulum, discharge vagina yang ditemukan mungkin dengan bermacam
warna / karakter, dan meskipun discharge yang biasa ditemuka pada trichomoniasis berwarna
hijau berbusa, namun ini tidak terdeteksi pada 149 orang wanita di nigeria dengan discharge
yang disebabkan oleh tricomoniasis. Dischargenya berbau busuk dengan ph >4,5.

Pemeriksaan dengan spekulum vagina kadang tampak hiperemis dengan lesi berbintik merah
yang sering disebut dengan strawberry servix atau colpitis macularis. Pemeriksaan
mikroskopik pada cairan vagina dari colpitis macularis, titik perdarahan dari servix.
T.vaginalis berhubungan sekali dengan temuan klinik strawberry servix. Servik dengan
discharge yang mukopurulen , eritem dan kerapuhan telah diteliti.

Infeksi tricomonal tidak terbatas dan tidak hanya pada vagina, dan infeksi saluran kencing
mungkin timbul. Pada suatu penelitian, ditemukan disuria pada 29% wanita afrika selatan
dengan diagnosa infeksi t.vaginalis. Dengan demikian, pertimbanganharus diberikan dengan
keberadaan trikomoniasis untuk wanita dengan disuria sebagai keluhan tunggal.

PRIA

Tidak banyak diketahui mengenai infeksi T.vaginalis pada pria. Saat ini infeksi yang
asimtomatik pada pria beragam. Pada suatu penelitian di US, 23 dari 50 pasien dengan
tricomoniasis adalah asimtomatik. Diantara 23 pria afrika timur dengan tricomoniasis, 19
dengan asimtomatik. Disaat gejala dari tricomoniasis menjadi nyata, discharge mungkin tidak
terlalu banyak dan purulen dibanding yang terlihat pada infeksi gonococal. Pria mungkin juga
mengeluhkan disuria. Dari 103 pria dengan tricomoniasis di tanzania, disuria terjadi pada
42%; hanya 5 pria yang mengeluhkan discharge uretra. Akhirnya, Tricomoniasis terdiagnosis
pada 66 dari 410 pria dari republik afrika tengah dengan discharge uretra. Pada pria,
discharge uretra dan disuria adalah keluhan yang paling banyak muncul; Akan tetapi,
beberapa pria yang di diagnosis tricomoniasis tanpa gejala.

DIAGNOSIS

Spesimen

Spesimen yang cocok meliputi urin, cairan vagina, semen, dan apusan endoservik. Spesimen
vagina untuk kultur dapat diambil sendiri dengan swab, atau diambil oleh tenaga klinis
dengan swab atau plastic loop. Spesimen vagina yang diambil sendiri, lebih dapat diterima
oleh pasien dan menunjukkan kemiripan dengan spesimen yang didapat oleh tenaga klinik
untuk mendiagnosis tricomoniasis.

Pengamatan Langsung

Metode berikut bergantung dari indentifikasi organisme pada pemeriksaan mikroskopik


spesimen. Preparat wet mount adalah metode yang paling banyak digunakan untuk
mendiagnosis tricomoniasis pada wanita. Sekresi vagina yang diambil adalah dari dinding
lateral dan fornik menggunakan sweb atau plastic loop ; pada pria, bisa discarghe uretra,
sekresi prostat, atau gerusan uretra mungkin digunakan. Sekresi yang kemudian tersuspensi
dalam 0,85 % larutan garam normal diperiksa dibawah mikroskop. Karena organisme akan
dengan cepat menghilangkan pergerakannya, maka spesimennya harus cepat diperiksa jika
memungkinkan. Meskipun, metode ini tidak terlalu sensitiv, metode ini murah dan cepat.

Kultur sudah lama dianggap sebagai gold standar untuk mediagnosis infeksi T.vaginalis,
beberapa media yang berbeda tersedia untuk kultur. Kultur lebih sensitiv dibanding preparat
wet mount, karena konsentrasi minimal yang rendah dari organisme yang diperlukan untuk
hasil yang positif. Kekurangan dari kultur meliputi harga yang lebih mahal dan waktu yang
lama untuk mendiagnosis (3-7hari).

Seperti alat skrining untuk tricomoniasis, pap smear menunjukkan sensitivitas yang rendah
(61%). Di suatu penelitian, apusan endoservik memiliki sensitivitas yang rendah dibanding
ectoservikal, penulis menyarankan bahwa apusan ectoservik digunakan untuk mendeteksi
T.vaginalis pada pap smear. Tergantung pada prevalensi T.vaginalis di populasi, hampir 1
ketiga dari wanita dengan pap smear positiv tricomoniasis mendapatkan terapi yang tidak
perlu. Pada meta analisis dari penggunaan pap smear dibandingkan dengan wet mount untuk
mediagnosis T.vaginalis, Tiga baris yang mendekati interpretasi positiv pap smear telah
diusulkan. Dalam populasi yang berprevalensi tinggi (>20%), positiv pap smear mempunyai
hasil prediksi positiv (PPV) dari 83%, sedangkan pada populasi berprevalensi rendah PPVnya
menurun. Mengkonfirmasikan kultur untuk t.vaginalis telah di rekomendasikan untuk pap
smear yang mencurigakan dalam populasi dengan prevalensi rendah.

Metode penyelidikan staining dan molecular lain telah dikerjakan dengan spesimen klinik
langsung. Sementara penunjukkan dengan cepat dan sensitivitas yang sama dengan preparat
wet mount, mereka memerlukan akses peralatan kusus, personel dengan kemampuan lab, dan
finansial yang cukup untuk penelitian.

You might also like