You are on page 1of 34

Oleh: Ismoyowati

Disajikan pada pelatihan Jabfung PKM,


di Jakarta -31Agustus 2010
ETIKA

Ethics→adat, budipekerti
Telaah dan penilaian kelakuan
manusia ditinjau dari kesusilaannya
(filsafat)
Kumpulan keharusan, kumpulan kewajiban
yang dibutuhkan oleh masyarakat atau
golongan masyarakat tertentu
Biasanya didasarkan pada hal tertentu-
agama, kesejahteraan atau
kemakmuran negara
PRINSIP ETIKA
Hipocrates:
•Tidak merugikan (non-maleficence)
•Membawa kebaikan (beficence)
•Menjaga kerahasiaan (confidensiality)
•Otonomi pasien (autonomy of patient)
•Berkata benar (truth telling)
•Berlaku adil (justice)
•Menghormati (privacy)
SISTEMATIKA
ETIKA
Umum: kondisi dasar manusia bertindak secara etis
Khusus → individual: kewajiban dan sikap manusia thd diri sendiri
→ sosial → Sikap terhadap manusia
- Etika keluarga
- Etika politik
- Etika lingk hidup
- Etika Profesi (Biomedis, Kesehatan, Bisnis,
Guru/Dosen,
Wartawan, Promo tor dan
Pendidik Kesehatan, Perawat dll)
 Mensyaratkan pendidikan teknis yang formal lengkap
dengan cara pengujian yang terinstusionalisasikan, baik
mengenai adekuasi pendidikannya maupun mengenai
kompetensi orang-orang hasil didikannya
 Penguasaan tradisi kultural dalam menggunakan keahlian
tertentu serta keterampilan dalam penggunaan tradisi
 Komplek okupasi/pekerjaan memiliki sejumlah sarana
institusional untuk menjamin bahwa kompetensi yang
dimiliki itu akan digunakan secara bertanggung jawab,
wujudnya adalah organisasi profesi dengan prosedur
penegakannya, serta cara rekrutasi pengemban profesi
 Memiliki kompetensi yang menunjang untuk latihan
dan kewenangan yang dimiliki
 Berpendidikan dan lulus dari suatu pendidikan,
pelatihan tertentu yang diakui secara resmi termasuk
organisasi profesi
 Mempunyai etika yaitu nilai yang patut dan layak serta
mutlak mendukung keberadaan nya/eksistensinya
 Memperoleh imbalan jasa yang layak untuk kegiatan
profesional yang dilakukan
 Bersedia dituntut jika melakukan malpraktek diluar
kewenangannya yang merugikan klien
adalah Seseorang yang memiliki
keahlian dan atau keterampilan dalam
promosi dan pendidikan / penyuluhan
kesehatan yang diperoleh melalui
pendidikan formal yang diakui oleh
perkumpulan ini
(ART PPPKMI Pasal I Ayat 2)
Penyuluh Kesehatan Masyarakat
adalah PNS yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwewenang untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan
masyarakat. (SK MENPAN
No.58/KEP/M.PAN/8/2000)
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Terampil
adalah Jabatan
Penyuluh Kesehatan Masyarakat yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan
teknis operasional yang bersifat keterampilan di bidang penyuluhan kesehatan
masyarakat/promosi kesehatan.

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli


adalah
Jabatan Penyuluh Kesehatan Masyarakat yang pelaksanaan tugasnya meliputi
kegiatanan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep teori, ilmu dan seni
untuk pemecahan masalah dan proses pembelajaran dengan cara sistematis di
bidang penyuluhan kesehatan masyarakat/promosi kesehatan.
MUKADIMAH

BABI:KEWAJIBAN UMUM: Pasal 1-5

BAB II:KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT: Pasal 6-13

BAB III:KEWAJIBAN TERHADAP SESAMA PROFESI: Pasal 14-17

BAB IV:KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI LAIN: Pasal 18-20

BAB V:KEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA: Pasal 21-27

BAB VI:KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI: Pasal 28-32

BAB VII:PENUTUP: Pasal 33


BAB I:KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1: Setiap Promotor dan Pendidik Kesehatan harus menjunjung tinggi, menghayati, dan
mengamalkan etika profesi Promotor dan Pendidik Kesehatan. Dalam setiap urusan,
Promotor dan Pendidik Kesehatan harus jujur tentang kualifikasi dan keterbatasan keahlian
mereka.

Pasal 2: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Promotor dan Pendidik Kesehatan lebih
mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Tanggung jawab utama
Promotor dan Pendidik Kesehatan adalah kepada masyarakat.

Pasal 3: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Promotor dan Pendidik Kesehatan
hendaknya menggunakan pendekatan kemitraan dengan mengutamakan prinsip kesetaraan,
keterbukaan, dan saling menguntungkan.

Pasal 4: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Promotor dan Pendidik Kesehatan tidak
boleh membeda-bedakan masyarakat atas pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan,
sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Pasal 5: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Promotor Pendidik Kesehatan harus
sejalan dengan profesi atau keahliannya.
BAB II:KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Pasal 6: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Promotor Pendidik Kesehatan selalu
berorientasi kepada masyarakat baik sebagai individu maupun masyarakat luas sesuai
dengan potensi sosial budaya masyarakat setempat. Jika ada konflik minat di antara
individu, kelompok, agensi, atau institusi, Promotor Pendidik Kesehatan harus
mempertimbangkan semua isu dan memberikan prioritas kepada mereka yang tujuannya
lebih dekat pada prinsip-prinsip penentuan diri sendiri dan meningkatkan kebebasan
untuk memilih. Promotor dan Pendidik Kesehatan harus melindungi hak individu untuk
membuat keputusan mereka sendiri berkenaan dengan kesehatan sepanjang keputusan
tersebut tidak menunjukkan ancaman bagi yang lain.

Pasal 7: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Promotor Pendidik Kesehatan


berurusan dengan masyarakat, Promotor dan Pendidik Kesehatan harus terus terang,
ikhlas dan jujur. Promotor dan Pendidik Kesehatan harus melibatkan klien mereka secara
aktif di dalam seluruh proses pendidikan perubahan sehingga semua aspek dipahami
secara jelas oleh klien.
BAB II:KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Pasal 8: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Promotor dan Pendidik Kesehatan
harus menggunakan pendekatan yang menyeluruh secara multi disiplin dengan
mengutamakan upaya preventif dan promotif.

Pasal 9: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Promotor dan Pendidik Kesehatan
harus berdasarkan fakta melalui penelitian atau kajian ilmiah. Tidak mengeksploitasi
masyarakat dengan mengemukakan kenyataan-kenyataan yang tidak benar atau
membesar-besarkan potensi keuntungan pelayanan atau program dengan mana dia
berhubungan.

Pasal 10: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Promotor dan Pendidik Kesehatan
harus sesuai prosedur dan langkah-langkah yang profesional.

Pasal 11: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Promotor dan Pendidik Kesehatan
harus bertanggung jawab dalam upaya melindungi, memelihara, dan meningkatkan
kesehatan masyarakat. Dalam keadaan di mana privasi seringkali terancam, Promotor
dan Pendidik Kesehatan harus melindungi kesejahteraan fisik, sosial, dan psikologis
masyarakat dan menjamin privasi dan kehormatan mereka.
BAB II:KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Pasal 12: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Promotor dan Pendidik Kesehatan
harus melihat antisipasi kedepan, baik menyangkut masalah kesehatan maupun masalah
bukan kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Promotor dan
Pendidik Kesehatan harus mencurahkan kehidupan profesional mereka untuk
memperbaiki kesejahteraan orang, memiliki tanggung jawab untuk berbicara pada isu-isu
yang akan mempunyai efek mengganggu atau merusak atas kesehatan masyarakat.

Pasal 13: Promotor dan Pendidik Kesehatan menegaskan etik egaliter. Percaya bahwa
kesehatan adalah hak dasar manusia, mereka bertindak untuk memastikan bahwa baik
manfaat maupun kualitas pelayanan profesional mereka tidak disangkal ataupun
dihalangi semua orang pada siapa mereka bertanggung jawab.at.
BAB V:KEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA
Pasal 21: Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya bersikap proaktif dalam
mengatasi masalah kesehatan dan hendaknya senantiasa memelihara dan meningkatkan
profesi promosi kesehatan..

Pasal 22: Untuk melindungi kepercayaan dalam profesi, Promotor dan Pendidik
Kesehatan harus menghindari strategi dan metode yang secara jelas ada pelanggaran
dari moral yang diterima dan stándar legal.

Pasal 23: Promotor dan Pendidik Kesehatan dalam menerapkan strategi dan metode
harus tidak memberikan beban perubahan hanya pada populasi sasaran tetapi harus
melibatkan kelompok yang tepat lainnya untuk mendapat perubahan yang efektif. Pilihan
strategi dan metode harus mencakup keterlibatan aktif orang yang akan diintervensi.
Promotor dan Pendidik Kesehatan harus menerapkan strategi dan metode yang
mengarahkan perubahan kapan saja dimungkinkan dengan pilihan, ketimbang karena
paksaan. Akan tetapi, di mana masyarakat sedang ada dalam bahaya, atau akan
mendapatkan bahaya, tindakan yang membatasi kebebasan agen yang menghasilkan
bahaya dibenarkan. Di mana tindakan sukarela tidak berhasil dalam menghasilkan
dampak yang diinginkan, strategi paksaan dan metode diperlukan tetapi harus dikerjakan
dengan lebih hati-hati.
BAB V:KEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA
Pasal 24: Hasil/dampak potensial, baik positif maupun negatif, yang dapat dihasilkan dari
strategi yang diusulkan harus dikomunikasikan kepada semua individu yang tepat yang
akan diintervensi.

Pasal 25: Ketika Promotor dan Pendidik Kesehatan berperan serta dalam aksi berkaitan
dengan kontrak (sewa), promosi, atau kenaikan pangkat, mereka harus menjamin bahwa
tidak ada praktek pengecualian terhadap individu berdasarkan sex, ras atau etnik, atau
atribut non-profesional lainnya.

Pasal 26: Promotor dan Pendidik Kesehatan harus melindungi dan meningkatkan
integritas profesi melalui diskusi yang bertanggung jawab dan kritik terhadap profesi.

Pasal 27: Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya selalu berkomunikasi, membagi
pengalaman dan saling membantu diantara sesama profesi promosi kesehatan.
BAB VI:KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 28: Promotor dan Pendidik Kesehatan harus memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.

Pasal 29: Promotor dan Pendidik Kesehatan harus menjadi panutan dalam menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.

Pasal 30: Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya menghindari komitmen yang
saling bersaing, situasi konflik minat, persetujuan rahasia, dan dukungan terhadap
produk.

Pasal 31: Promotor dan Pendidik Kesehatan harus bertanggung jawab untuk reputasi
yang baik disiplin mereka. Kejujuran personal dan profesional dan integritas adalah
kualitas esensial dari seorang Promotor dan Pendidik Kesehatan.
BAB VI:KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 32: Promotor dan Pendidik Kesehatan harus senantiasa berusaha untuk
mengembangkan dirinya dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Promotor dan Pendidik
Kesehatan harus mempertahankan kompetensi mereka pada tingkat yang paling tinggi
melalui belajar dan pelatihan yang berkelanjutan, misalnya:
1.Keanggotaan aktif dalam organisasi profesi.
2.Mengkaji ulang jurnal-jurnal profesional, teknikal, maupun biasa.
3.Peninjauan awal produk baru dan material media.
4.Penciptaan dan pendistribusian program baru dan material termasuk publikasi makalah
profesi dan biasa.
5.Keterlibatan dalam isu-isu ekonomi dan legislatif berhubungan dengan kesehatan
masyarakat
PERKUMPULAN PPKMI

•Lahir 14 Februari 1988


• Azas Dasar: Pancasila dan UUD 1945
• Akte Notaris: Eko Hari Poernomo, SH ,
No.3, 1 Agustus 2003
Visi
Menjadi organisasi Promotor dan
Pendidik Kesehatan Profesional
yang tanggap terhadap tantangan
pembangunan kesehatan nasional
dan global
Misi
• Menggerakkan pembangunan Indonesia Sehat berbasis
perilaku
• Melakukan penelitian dan pengembangan program, serta
tukar menukar dan pendayagunaan informasi iptek di
bidang promosi dan pendidikan kesehatn dalam skala lokal,
nasional dan global
• Menggerakkan peningkatan Promotor dan Pendidik
Kesehatan berkaitan dengan penataan / pengaturan dan
pembinaannya baik secara kuantitas maupun kualitas
• Meningkatkan kemitraan dan kerjasama dengan berbagai
pihak, baik lokal,nasional maupun global dalam rangka
mempromosikan perilaku sehat
Tujuan Umum
sejalan dengan tujuan IAKMI

 Turut dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam


bidang kesehatan masyarakat
 Turut dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat
badaniah, rohaniah dan sosial rakyat Indonesia
khususnya dan umat manusia umumnya
 Melindungi kepentingan anggota
 Membantu pemerintah dalam program pembangunan
nasional (Pasal II Ayat 2 AD
PPPKMI)
Tujuan Khusus
• Melestarikan profesi promostor dan pendidik kesehatan dan
kehidupan profesinya.
• Mengembangkan , mempraktekan dan mendayagunakan ilmu dan
seni promosi kesehatan serta keterampilan profesi dalam program
pembangunan Indonesia Sehat berbasis perilaku.
• Meningkatkan kapasitas promosi kesehatan utamanya kapasitas
SDM Promkes Profesional
• Melakukan pembinaan kehidupan profesi, integritas moral dan etika
profesi serta melindungi dan memperjuangkan kepentingan anggota.
dan profesi .
• Menggalang kemitraan baik dengan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, antar profesi kesehatan, LSM, Swasta, Media
Massa serta mengembangkan jejaring nasional, regional dan global.
(Pasal II Ayat 2 AD PPPKMI)

• Anggota terdiri dari
Anggota
anggota muda, anggota biasa,
anggota luar biasa dan anggota
kehormatan.

• Tenaga fungsional PKM secara otomatis


menjadi anggota biasa.

• Anggota biasa secara otomatis adalah

anggota IAKMI Pasal IV AD PPPKMI


Anggota Muda Anggota
Tenaga promosi
dan pendidikan/PKM Terampil

Anggota Biasa
Pakar/ahli promosi dan pendidikan/ PKM,
anggota IAKMI ,WN Indonesia, yg sudah
mendapat pendidikan dan pelatihan ,yang
diakui oleh PPPKMI
Anggota Luar Biasa
Pakar/ahli promosi dan pendidikan/penyuluhan bukan WN Indonesia, Mahasiswa
yg sedang mengikuti pendidikan di bidang promosi dan pendidikan/penyuluhan.
Ahli madya yg bekerja dalam bidang pendidikan/penyuluhan kesehatan dan inovasi
sosial, Para peminat dalam bidang pendidikan/ penyuluhan kesehatan

Anggota Kehormatan
Mereka yang tidak termasuk Anggota Muda, Biasa dan Luar Biasa tetapi berjasa dalam
bidang promosi dan pendidikan/ penyuluhan kesehatan
Pasal III Ayat 1 ART PPPKMI
Penerimaan dan
Pengangkatan
Anggota
a. Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar biasa
diterima, setelah yg bersangkutan mengajukan
formulir pendaftaran disertai uang pangkal dan telah
disetujui oleh Pengurus Harian
b. Anggota Kehormatan diangkat oleh Pengurus Harian
atas usul anggota biasa PPPKMI, setelah mendapat
persetujuan MUNAS
Pasal III Ayat 2 ART PPPKMI
Formulir Pendaftaran: ***
Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia
Indonesian Society for Health Promotor and Educator
REGISTRASI ANGGOTA
No.Anggota:……………………*
Status Registrasi : Registrasi baru/ulang **
Status Anggota : Muda/Biasa/Luar Biasa/Kehormatan*
Daerah/Cabang :
Nama Lengkelar :
Alamat Rumah :
Kota/Prov/Kode Pos :
Telepon : ( ) HP :
Fax : ( ) E-mail :
Pekerjaan Sekarang :
Alamat Kantor :
Telp.:

Pendidikan (tulislah semua tingkat pendidikan yang ijazahnya digunakan untuk pekerjaan)
Tingkat/Jenjang Peminatan/Jurusan Institusi Tahun Lulus Gelar

Minat khusus dalam bidang……………….……………………………………………………………………………………


………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Pas Foto
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2x3
3 lembar

(…………......)
*) diisi oleh sekretariat **) coret yang tidak perlu ***)formulir dapat
Hak dan Kewajiban Anggota
a. Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar biasa wajib
mentaati AD dan ART
b. Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar biasa
berkewajiban membayar iuran
c. Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar biasa
mempunyai hak untuk diperjuangkan dan dilindungi
kepentingan yang bersangkutan dengan bidang keahliannya
d. Anggota muda, anggota biasa mempunyai hak untuk memilih
dan dipilih Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar
biasa dalam MUNAS
e. Anggota luar biasa dan bersama anggota kehormatan
mempunyai hak memberikan nasihat-nasihat pendapat/saran-
saran
Pasal III Ayat 3 ART PPPKMI
Penghentian Anggota
a. Karena anggota meninggal atau atas permintaan
sendiri
b. Keanggotaan dapat dicabut untuk sementara oleh
Pengurus Harian karena tindakan yang menyalahi
kewajiban atau merugikan PPPKMI, atau
pelanggaran kode etik
a. Anggota yang dicabut keanggotaannya oleh
Pengurus Harian berhak mengajukan pembelaan
kepada MUNAS berikutnya.Pencabutan keanggotaan
secara tetap dilakukan oleh MUNAS
Pasal III Ayat 4 ART PPPKMI
Susunan Organisasi
Organisasi PPPKMI terdiri dari Pengurus Pusat,
Pengurus Cabang Pasal VI AD PPPKMI

Pengurus Pusat berkedudukan di Jakarta/Ibu kota RI dan terdiri


atas Dewan Penasihat dan Pengurus Harian, Dewan Pakar
serta dipilih untuk masa 4 tahun oleh MUNAS Pasal VI Ayat 1 AD PPPKMI

Pengurus Cabang berkedudukan di provinsi, dan


kabupaten/kota, dipilih untuk masa 4 tahun oleh
musyawarah daerah/cabang. Cabang PPPKMI dapat
dibentuk bila mempunyai anggota sekurang-kurangnya
5 orang Pasal VI , Ayat 2 AD PPPKMI
Prosedur Pembentukan
PPPKMI Cabang
1.Badan Formatur Cabang mengajukan pembentukan Perkumpulan PPKMI
dengan melampirkan susunan Pengurus Harian dan Dewan Penasihat

2.Pengajuan Perkumpulan PPKMI Cabang diajukan ke Perkumpulan PPKMI


Pusat, untuk diterbitkan SK Pendirian.

3.Selanjutnya dilakukan pelantikan sebagai pengesahan berdirinya


Perkumpulan PPKMI Cabang. Perkumpulan PPKMI Pusat dapat
mendelegasikan kepada Perkumpulan PPKMI.Cabang Provinsi untuk
melantik Perkumpulan PPKMI Cabang Kabupaten/Kota.
Musyawarah Nasional
MUNAS/MUBES diadakan 4 th sekali kecuali apabila
sewaktu-waktu diperlukan dan diminta oleh ½ jumlah
cabang Pasal VI I Ayat 1 AD PPPKMI
• Lambang disahkan oleh
MUNAS
• Gambar peta Indonesia yg
berada dalam lingkaran elips :
Indonesia dengan lingkungan yg
sehat
• Obor dengan lilitan ular:
pencerahan kesehatan
•5 garis : perkumpulan yg
berazaskan Pancasila dan lima
pilar kesehatan

Pasal VII, ART PPPKMI


MARS PPPKMI
Ciptaan H.Mursidi SKM,MKes
Maju bersama masyarakat
bina hidup bersih dan sehat
melalui promosi dan pendidikan kesehatan
Meningkatkan kemandirian
terus menggalang kemitraan
paradigma sehat pilar utama
ciptakan sehat sebagai budaya
PPPKMI motor penggerak
pembangunan berwawasan sehat
PPPKMI wadah mulia
menuju Indonesia Sehat
Terimakasih
Terimakasih
Terimakasih

Wabillahi taufik walhidayah


Wassallamualaikum wr.wb.

You might also like