Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum bukan berasal dari bahasa Indonesia, tetapi berasal dari bahasa
Latin “currere” yang secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Akibat dari
berbagai perkembangan, terutama perkembangan masyarakat dan kemajuan
teknologi, konsep kurikulum selanjutnya juga menerobos pada dimensi waktu dan
tempat. Artinya kurikulum mengambil bahan ajar dan berbagai pengalaman
belajar tidak hanya terbatas pada waktu sekarang saja, tetapi juga memperhatikan
bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar pada waktu lampau dan yang akan
datang. Demikian pula tidak hanya mengambil berbagai bahan ajar setempat
(lokal), tetapi juga yang bersifat nasional, yang kemudian berbentuk kurikulum
nasional (kurnas) dan yang lebih luas lagi bersifat internasional.
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan
ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan secara sistemik
atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan.
1. Prinsip Relevansi.
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansi
ke luar (eksternal) dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri (internal).
Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian
antara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus
dicapai, isi, materi, atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi
2. Prinsip Fleksibilitas
Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai
dengan kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan
oleh kemampuan guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar
siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah
tidak memadai. Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya,
kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada.
Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan.
Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi: Pertama, fleksibel bagi guru, yang
artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk
mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
Kedua, fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai
kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
3. Prinsip Kontinuitas
4. Prinsip Efisiensi
5. Prinsip Efektifitas
2. Landasan Psikologi
3. Landasan Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Jadi sosiologi
mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain
dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau
sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain. Dengan kata
lain sosiologi berkaitan dengan aspek sosial atau masyarakat.
Sosiolologi mempunyai empat perenan yang sangat penting dalam
pengembangan kurikulum. Empat peranan sosiologi tersebut adalah
berperan dalam proses penyesuaian nilai-nilai dalam masyarakat, berperan
dalam penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat, berperan dalam
2. Pengembangan Kurikulum
3. Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum yang sering juga disebut dengan implementasi
kurikulum merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan pengajar dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu disebut juga dengan kurikulum aktual. Kesesuaian
antara kurikulum dengan pembelajaran dapat digambarkan seperti tampak pada
Gambar 3.
4. Penilaian kurikulum
Penilaian kurikulum sebagai suatu proses, meliputi: (a) Penilaian kurikulum
yang dilakukan terhadap unsur tertentu pelaksanaan perangkat kurikulum, (b)
Penilaian kurikulum yang dilakukan terhadap keseluruhan pelaksanaan perangkat
kurikulum.
Penilaian kurikulum berfungsi untuk: (1) Mendiagnosa (to diagnose)
kegagalan atau kelemahan pelaksanaan kurikulum, (2) Merevisi (to revise) untuk
mengantisipasi kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan kurikulum, (3)
Membandingkan (to compare) dengan kurikulum sebelumnya atau dengan
kurikulum luar dalam upaya mencapai bentuk kesempurnaan, (4) Mengantisipasi
kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan bidang pendidikan (anticipate
DAFTAR PUSTAKA