I. KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA c. Pemungutan pajak tidak mengganggu
perekonomian (syarat ekonomis) 1. Kebijakan Fiskal d. Pemungutan pajak harus efisien (syarat Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah di finansial) bidang ekonomi yang bertujuan untuk mengatur e. Sistem pemungutan pajak harus pendapatan dan pengeluaran negara guna sederhana. mencapai kestabilan ekonomi sehingga dapat mencapai kesejahteraan umum. Teori Pemungutan Pajak a. Teori Asuransi Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang b. Teori Kepentingan menyangkut Anggaran Pendapatan dan Belanja c. Teori Daya Pikul Negara (APBN). Kebijakan ini mempunyai dua d. Teori Bakti instrument, yakni perpajakan (tax policy) dan e. Teori Asas Daya Beli pengeluaran (expenditure policy).
Bentuk kebijakan fiskal antara lain: Macam-macam Pajak
a. Kebijakan untuk menaikkan pendapatan Negara. Misalnya: Peraturan kenaikan pajak. Berdasarkan sistem pemungutan b. Kebijakan untuk mengurangi atau a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus menurunkan pengeluaran Negara. dibayar sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan bebannya kepada pihak Pajak lain. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Menurut Prof. DR Rochmat Sumitro, SH., Pajak Perseroan, Pajak atas bunga, dividend an adalah iuran rakyat kepada kas Negara royalty. berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang dengan tidak mendapat jasa timbal atau imbalan bebannya dapat dilimpahkan kepada pihak jasa (kontraprestasi) secara langsung yang dapat lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai ditunjuk, dan digunakan untuk membayar (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah pengeluaran umum. (PPn BM), Bea Meterai, dan Bea Lelang.
Berdasarkan pengertian di atas, pajak Berdasarkan Lembaga Pemungutnya
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut a. Iuran dari rakyat kepada kas Negara. oleh pemerintah pusat melalui Kantor b. Berdasarkan undang-undang, sesuai Pelayanan Pajak, untuk membiayai rumah pasal 23 ayat 2 UUD 1945. tangga Negara. Contoh: PPh, PPN, PPn BM, c. Tanpa imbalan jasa atau kontraprestasi PBB, Pajak Ekspor, dan Pajak Minyak yang langsung diberikan oleh Negara. Bumi. d. Digunakan untuk membiayai rumah b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang tangga Negara. dipungut oleh pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kotamadya melalui dinas Pajak berfungsi sebagai berikut: pendapatan daerah, hasilnya digunakan a. Fungsi anggaran (budgetair) untuk membiayai rumah tangga daerah. b. Fungsi mengatur (regulerend) c. Fungsi stabilitas Berdasarkan Sifat d. Fungsi redistribusi pendapatan a. Pajak Subyektif, yaitu pajak yang pemungutannya memperhatikan kondisi atau Syarat Pemungutan Pajak keadaan orang atau subyek pajaknya. a. Pemungutan pajak harus adil (syarat Contoh: Pajak Penghasilan keadilan) b. Pajak Obyektif, yaitu pajak yang b. Pemungutan pajak harus berdasarkan pemungutannya berdasarkan pada obyek undang-undang (syarat yuridis) pajaknya. Contoh: PPN, PPn BM, PBB, BBN dan PKB. 2. Menteri Perdagangan dan Industri (sebagai anggota) Tarif Pajak 3. Gubernur Bank Indonesia (sebaga 1. Tarif Proporsional anggota).. 2. Tarif Progresif 3. Tarif Tetap Kebijakan moneter terdiri atas dua; yaitu 4. Tarif Degresif Kebijakan Moneter Kuantitatif dan Kebijakan Moneter Kualitatif. Pungutan Resmi Selain Pajak Kebijakan Moneter Kuantitatif a. Bea Ekspor dan Bea Impor 1. Kebijakan Diskonto (Politik b. Cukai Diskonto), yaitu kebijakan pemerintah c. Retribusi dalam mengendalikan jumlah uang yang d. Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA) beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga. Undang-Undang Pajak yang berlaku di 2. Kebijakan Operasi Pasar Indonesia Terbuka (Open Market Operation) yaitu 1. UU No. 16 tahun 2000 tentang kebijakan pemerintah menjual atau membeli Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan obligasi ke pasar bebas dengan tujuan (KUTP). mengendalikan jumlah uang yang beredar 2. UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak (money supply). Penghasilan (PPh). 3. Kebijakan Rasio Kas 3. UU No. 18 tahun 2000 tentang Pajak (Cadangan Minimum), yaitu kebijakan Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak mengendalikan jumlah uang yang beredar Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM). dengan cara menaikkan atau menurunkan 4. UU No, 19 tahun 2000 tentang cadangan minimum. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP). Kebijakan Moneter Kualitatif 5. UU no. 20 tahun 2000 tentang Bea 1. Pengawasan kredit secara selektif, Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan kebijakan ini tidak mengatur jumlah uang (BPHTB). yang beredar melainkan mengatur antara 6. UU No. 12 tahun 1994 tentang Pajak penyaluran kredit (pinjaman) dan investasi. Bumi dan Bangunan (PBB). 2. Persuasi moral, dalam hal ini Bank 7. UU No. 13 tahun 1985 tentang Bea Indonesia menghimbau kepada bank-bank Meterai yang direvisi melalui Peraturan agar memperhatikan kondisi ekonomi makro Pemerintah No. 24 tahun 2000. maupun mikro dalam menyusun rencana ekspansi kredit. 2. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah di bidang keuangan yang berkenaan dengan pengaturan besarnya jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga, yang bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai rupiah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan Kebijakan Moneter
a. Menjaga stabilitas ekonomi b. Menciptakan kesempatan kerja c. Menstabilkan harga
Kebijakan moneter di Indonesia dikendalikan
oleh Dewan Moneter yang anggotanya terdiri dari: 1. Menteri Keuangan (sebagai ketua)