Professional Documents
Culture Documents
MATEMATIKA
BISNIS DAN
MANAJEMEN
JILID 1
SMK
MATEMATIKA
BISNIS DAN
MANAJEMEN
JILID 1
Untuk SMK
Penulis
ii
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. , berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan
penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta
buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran
kejuruan sangat sulit didapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun
2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional, sehingga dapat digunakan secara luas oleh
pendidik dan peserta didik SMK. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak
ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional tersebut, kami tayangkan
lewat internet agar dapat diunduh (download), digandakan, dicetak,
dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan
yang bersifat komersial harga penjualan harus memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan
bagi masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai salah satu sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
kami harapkan.
iii
iv
KATA PENGANTAR
v
Dengan bekal matematika untuk SMK Bisnis dan
Manajemen ini, diharapkan lulusan SMK mempunyai bekal yang
cukup dalam berfikir secara logis dan sistematis dengan selalu
berpijak pada kaidah-kaidah keilmuan matematika dalam
menghadapi problema-problema pada dunia kerja. Penulis sangat
menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan oleh
penulis. Suatu penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan
kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan
fasilitas dalam penyusunan buku ini. Terutama kepada beliau-
beliau yang dengan ikhlas mengarahkan, mengoreksi,
memberikan masukan terhadap isi buku ini. Sekali lagi kami
menyampaikan perhargaan yang sangat tinggi dan terima kasih
yang sedalam-dalamnya. Penulis.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
2.4 Sistem Persamaan Linear Dan Kuadrat Dua
Peubah ....................................................................... 153
2.5 Pertidaksamaan ........................................................ 157
2.5.1 Pertidaksamaan Linear Satu Peubah ......................... 160
2.5.2 Pertidaksamaan Kuadrat ............................................ 162
2.5.3 Pertidaksamaan Pecah Rasional ................................ 166
2.5.4 Menerapkan Pertidaksamaan Kuadrat ....................... 169
viii
Bab
1
SISTEM BILANGAN REAL
ilangan real mempunyai banyak pemakaian, misal setengah
× Rp 100.000.000 =
∎ Bilangan Asli
N = {1, 2, 3, 4, 5, ... }
∎ Bilangan Cacah
H = {0, 1, 2, 3, 4, 5, ... }
CONTOH 1.1.1
∎ Bilangan Bulat
CONTOH 1.1.2
∎ Bilangan Rasional
d1(10n)+d2(10n-1)+…+dn(100)+dn+1(10-1)+dn+2(10-2)+…dn+m(10m)
dengan :
CONTOH 1.1.4
bilangan 2.
1
= 0,25 , nilai 0,25 didapat dari membagi bilangan 1 dengan
4
bilangan 4.
15
= 7,5 , nilai 7,5 didapat dari membagi bilangan 15 dengan
2
bilangan 2.
CONTOH 1.1.5
a. 2,3 b. 23,45
Penyelesaian:
CONTOH 1.1.6
a. 1,33333… b. 0,123123123…
Penyelesaian:
∎ Bilangan Irrasional
CONTOH 1.1.7
CONTOH 1.1.8
∎ Bilangan Real
Bilangan real dapat dikaitkan dengan titik pada sebuah garis. Garis ini
mempunyai arah ke kanan dan ke kiri. Dipilih sebuah titik acuan 0 pada
garis tersebut, yang disebut titik awal. Titik acuan awal ini yang
berkaitan dengan bilangan real 0. Dari titik acuan 0, garis arah ke kanan
sebagai arah positif dan titik pada garis arah positif ini menyatakan
sebuah bilangan real positif. Dari titik acuan 0 ke arah kiri sebagai arah
2 π
-3 -2 -1 0 1 2 3 4
CONTOH 1.1.9
Perhatikan Gambar 1.1.2, pada garis bilangan real diberi tanda tempat
3
titik-titik dengan koordinat − , 2, dan 𝜋. Tempat dari 2 dan π
2
1
Pada tahun 1637 Ren´e Descartes1 menerbitkan suatu karya filsafat yang berjudul
Discourse on the Method of Rightly Conducting the Reason. Dalam lampiran tersebut
Ren´e Descartes menghubungkan aljabar dengan geometri, yang merupakan kreasi baru
dan disebut geometri analitik; suatu cara untuk menjelaskan rumus aljabar dengan
kurva geometrik dan sebaliknya, kurva geometrik dengan rumus aljabar. Dalam
geometri analitik, bilangan real dinyatakan dengan titik pada sebuah garis.
∎ Bilangan Kompleks
Kuadrat suatu bilangan real selalu tak negatif. Oleh karena itu
persamaan 𝑥 2 = −1 tidak mempunyai penyelesaian dalam bentuk
bilangan real. Pada abad XVIII para matematikawan memperbaiki
permasalahan tersebut dengan memperkenalkan bilangan baru, yang
dinotasikan dengan 𝑖 dan didefinisikan sebagai 𝑖 2 = −1. Definisi ini
selanjutnya mengarah pada perkembangan bilangan kompleks, yaitu
bilangan-bilangan yang berbentuk
a + bi
𝐶 = 𝑎 + 𝑏𝑖 | 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅
Sebelum ini, kita telah dikenalkan dengan jenis bilangan, yaitu bilangan
asli, cacah, bulat, rasional, irrasional, real, dan kompleks. Untuk
selanjutnya, bilangan yang akan dibahas adalah bilangan real. Pada sub
bab ini akan diperkenalkan operator dan sifat-sifat operasi dasar pada
bilangan real. Beberapa operator yang dapat dikenakan pada bilangan
real adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian,dan pembagian.
a c
CONTOH 1.1.11
Penyelesaian:
3 4 5 6 7 8 9 10
CONTOH 1.1.12
Penyelesaian:
a a
0 a 2a 3a
c a
CONTOH 1.1.13
Penyelesaian:
2 3
-1 0 1 2 3 4 5 6 7
a.
CONTOH 1.1.14
Penyelesaian:
Penyelesaian:
1,5 dan 2,3 merupakan bilangan rasional. Karena itu, dapat kita
gunakan rumusan pada perkalian untuk dua bilangan rasional.
3 23 69
1,5 × 2,3 = × = = 3,45
2 10 20
Jika a,b R dan b≠0 maka hasil pembagian antara a dan b adalah
𝑎
bilangan real c dan ditulis c = a/ b =
𝑏
𝑝 𝑟
Jika 𝑎 = dan 𝑏 = keduanya rasional maka
𝑞 𝑠
p r p s
ab /
q s q r
𝑝 𝑟
dengan 𝑎 = , 𝑏 = , dan 𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠 adalah bilangan bulat
𝑞 𝑠
CONTOH 1.1.16
1,5
Tentukan hasil dengan menggunakan definisi di atas.
2,3
Penyelesaian:
1,5 dan 2,3 merupakan bilangan rasional. Karena itu dapat kita gunakan
rumusan pada perkalian untuk dua bilangan rasional.
3 23 3 10 30
1,5 × 2,3 = / = × =
2 10 2 23 46
RANGKUMAN
Bilangan real terdiri dari bilangan rasional dan irrasional.
Bilangan bulat merupakan bagian dari bilangan rasional.
𝑝
Bilangan rasional dapat dinyatakan bentuk , dengan p, dan
𝑞
Kita sering melihat kondisi suatu wilayah atau daerah melalui peta
daerah tersebut. Satu Negara dapat kita gambarkan keadaan
geografinya dalam sebuah peta kecil dalam selembar kertas. Ukuran
panjang jalan 1 cm dalam sebuah peta, mewakili beberapa km pada
panjang jalan aslinya. Pada peta tersebut, biasanya dituliskan
perbandingan ukuran panjang dipeta dan panjang aslinya. Perbandingan
ini dituliskan dalam skala peta.
Pada subbab ini, kita akan belajar tentang perbandingan, skala, dan
persen yang sangat terkait dengan kehidupan sehari-hari.
1.2.1 Perbandingn
Jika kita mengamati dua buah objek, maka kita bisa membandingkan
ukuran kedua objek tersebut, misalnya membandingkan tingginya,
panjangnya, beratnya dan sebagainya. Untuk membandingkan dua
ukuran dapat dinyatakan dengan hasil bagi dari kedua ukuran tersebut.
Dengan demikian perbandingan dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan sederhana.
𝐴 𝑥
A : B = x : y atau =
𝐵 𝑦
∎ Perbandingan Senilai
Dari gambaran diatas, makin banyak buku yang akan dibeli, makin
banyak pula uang yang harus dikeluarkan. Begitu juga, makin jauh
yang harus ditempuh makin banyak premium yang dibutuhkan.
Penyelesaian:
CONTOH 1.2.2
Penyelesaian:
Misal harga premium awal tahun 2007 adalah x dan harga premium
awal tahun 2000 adalah y.
CONTOH 1.2.3
Penyelesaian:
10 𝑐𝑚
Jarak sebenarnya = = 20.000.000 𝑐𝑚 = 200 𝑘𝑚.
1/2.000.000
CONTOH 1.2.4
Penyelesaian:
7 7 7 10 70
a. = × 100% = 70 % atau × = = 70%
10 10 10 10 100
CONTOH 1.2.5
Penyelesaian:
50 1
a. 50% = = = 0,5
100 2
75,5 755
b. 75,5% = = = 0,75
100 1000
1 9 9/2 9
c. 4 % = % = = = 0,045
2 2 100 200
CONTOH 1.2.6
Misal harga premium saat ini adalah Rp 5.000 per liter. Pemerintah
mengumumkan kenaikan harga premium sebesar 30% yang
diberlakukan bulan depan. Berapakah harga premium bulan depan?
Penyelesaian:
Harga premium bulan depan = harga premium saat ini + 30% dari
harga premium saat ini.
30
= Rp 5.000 /liter + × Rp 5.000
100
DEFINISI 1.3.1 :
CONTOH 1.3.1 :
1. 23 = 2 × 2 × 2 = 8
Bilangan 2 dipangkatkan 3, artinya adalah bilangan 2 dikalikan
dengan dirinya sendiri sebanyak 3 kali.
2. (-3)2 = (-3) × (-3) = 9
Bilangan -3 dipangkatkan 2, artinya adalah bilangan -3 dikalikan
dengan dirinya sendiri sebanyak 2 kali.
3. -32 = - (3 × 3) = - 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1
4. ( )5 = × × × × = = 25 =
2 2 2 2 2 2 2×2×2×2×2 32
CONTOH 1.3.2 :
a. 24+3 = 24 × 23 = 16 × 8 = 128
b. (-3)5+2 = (-3)5 × (-3)2 = (-243) × 9 = -2087
2 2 2 8 4 32
c. ( )3+2 = ( )3 × ( )2 = ( ) × =
3 3 3 27 9 261
24 16
d. 24-3 = = =2
23 8
a. (a2-b2) × (a2+b2)
b. (a2+b2) × (a2+b2)
c. (a2-3b3) × (a2-b3)
d. (a2-b3)2
Penyelesaian:
a0 × am = a0+m = am
DEFINISI 1.3.2 :
CONTOH 1.3.4 :
a. 20 = 1
b. (-3)0 = 1
−2
c. ( +7)0 = 1
5
d. (a + b)0 = 1, apabila a + b ≠ 0
𝑎𝑚
= 𝑎𝑚 −𝑛
𝑎𝑛
𝑎0 1
= 𝑎 𝑛 = 𝑎0−𝑛 = 𝑎−𝑛
𝑎𝑛
Oleh karena itu dibuat definisi bilangan berpangkat negatif berikut ini.
DEFINISI 1.3.3 :
CONTOH 1.3.5 :
1 1
a. 2−5 = = 32
25
5 1 1 1 49
b. (− )−2 = = (−5/7)(−5/7) = 25/49 = 25
7 (−5/7)2
1 1 1
c. (−2𝑥)−4 = = =
(−2𝑥)4 (−2)4 𝑥 4 16𝑥 4
CONTOH 1.3.6 :
Sederhanakanlah:
Penyelesaian:
= 211 × 58
2 × 3−2 × 25 × 32 26 × 30 26
= = =
(2−5 − 3−2 ) × 25 × 32 20 × 32 − 25 30 32 − 25
64 64
= = = −4
9 − 25 −16
CONTOH 1.3.7 :
Tuliskan bentuk
(𝑥 + 𝑦)−1
𝑥 −2 − 𝑦 −1
ke dalam bentuk pangkat bilangan bulat positif.
Penyelesaian:
𝑥 + 𝑦 −1 𝑥 + 𝑦 −1 × 𝑥 2 𝑦 𝑥 + 𝑦 −1 × 𝑥 2 𝑦
= = =
𝑥 −2 − 𝑦 −1 (𝑥 −2 − 𝑦 −1 ) × 𝑥 2 𝑦 𝑥0𝑦 − 𝑥2 𝑦
𝑥 + 𝑦 −1 × 𝑥 2 𝑦 × 𝑥 + 𝑦 𝑥 + 𝑦 0 × 𝑥2 𝑦
= =
𝑦 − 𝑥2 𝑦 × 𝑥 + 𝑦 𝑦𝑥 + 𝑦 2 − 𝑥 3 𝑦 − 𝑥 2 𝑦 2
𝑥2𝑦 𝑥2
= =
𝑦 𝑥 + 𝑦 − 𝑥3 − 𝑥2 𝑦 𝑥 + 𝑦 − 𝑥3 − 𝑥2𝑦
CONTOH 1.3.8 :
Penyelesaian:
a. Jarak bumi ke matahari kira-kira 1,5 × 108 km.
CONTOH 1.3.9
𝐿 = 2𝜋𝑟 2
𝑅𝑝 50.000
× 62.800 𝑚2 = 𝑅𝑝 3.140.000.000
𝑚2
Segitiga Pascal
Kalau diperhatikan nilai-nilai pada suatu baris ke-k pada segitiga Pascal
merupakan „jumlahan silang‟ dari baris ke k-1 (baris sebelumnya).
Sehingga koefisien segitiga Pascal tersebut dapat kita lanjutkan lagi
untuk k=6 dan k=7 seperti Gambar 1.3.2.
Penyelesaian:
𝑀𝑛 = 1.000.000 × (1 + 0,1)2
⟹ 𝑀𝑛 = 1.0 × 106 × (1,1)2
⟹ 𝑀𝑛 = 1.0 × 106 × (11 × 10−1 )2
⟹ 𝑀𝑛 = 1.0 × 106 × (11)2 × 10−2
⟹ 𝑀𝑛 = 121 × 106−2 = 121 × 104
Jadi besarnya investasi setelah dua tahun adalah Rp 1.210.000.
CONTOH 1.3.12
Penyelesaian:
5208,33 = 𝑀𝑜 × (1 + 0,04)4
5208,33
⟹ 𝑀𝑜 =
(1 + 0,04)4
Kita hitung terlebih dahulu (1 + 0,04)4 sebagai berikut.
(1 + 0,04)4 = 1 + 0,04 + 0,042 + 0,043 + 0,044 .
= 1,04 + 0,0016 + 0,000064 + 0,00000256.
= 1,04166656.
Hasil ini dimasukkan ke
5208,33 5208,33
⟹ 𝑀𝑜 = 4 = = 5000
(1 + 0,04) 1,04166656
Jadi besarnya pinjaman oleh bapaknya si A adalah $ 5000.
DEFINISI 1.4.1 :
Akar kuadrat suatu bilangan real a non negatif adalah bilangan non
negatif b yang kalau dipangkatkan dua, menjadi bilangan semula a.
Secara notasi matematika:
𝑎 = 𝑏 jika b2 = a; dan b bilangan positif
Tulisan 𝑎 dibaca “akar kuadrat dari a” atau “akar dari a”.
CONTOH 1.4.1 :
a. 9 = 3 , karena 32 = 9
b. 25 = 5 , karena 52 = 25
CONTOH 1.4.2 :
i. 𝑝 2 = 𝑝, untuk 𝑝 ≥ 0
CONTOH 1.4.3 :
a. 42 = 4
b. (−9)2 = − −9 = 9
CONTOH 1.4.4 :
𝑥 2 + 2𝑥 + 1 = 𝑥+1 2
CONTOH 1.4.5 :
a. 42 × 3 = 42 × 3 = 4 3
b. 4 3 × 5 = 4 3 × 5 = 4 15
36 36 6
c. 3 =3 =3 =2
81 81 9
𝑎 3 𝑏𝑐 5 𝑎 3 𝑏𝑐 5
d. = = 𝑎2 𝑐 4 = 𝑎𝑐 2 jika a > 0.
𝑎𝑏𝑐 𝑎𝑏𝑐
i. 𝑎 𝑐 + 𝑏 𝑐 = (𝑎 + 𝑏) 𝑐
ii. 𝑎 𝑐 − 𝑏 𝑐 = (𝑎 − 𝑏) 𝑐
CONTOH 1.4.6 :
Penyelesaian:
Jika bilangan dalam tanda akar belum sejenis, maka kita rubah sebisa
mungkin untuk dapat sejenis.
a. 2 3 + 5 3 = (2 + 5) 3 = 7 3
b. 12 − 5 3 = 4.3 − 5 3 = 2 3 − 5 3 = -3 3
c. 2 20 + 5 45 − 2 5 = 2 4 . 5 + 5 9 . 5 − 2 5
CONTOH 1.4.7 :
Sederhanakanlah bentuk 3 3 5 3 − 12 .
Penyelesaian:
Sifat distributif pada bilangan real dapat dipakai, karena bilangan dalam
bentuk akar juga merupakan bilangan real.
3 3 5 3− 12 = 15 3 3 − 3 3 12
= 15(3) – 3 36 = 45 – 18 = 27
5 2− 3 2+ 3
a. b. c.
2 5 5− 2
Penyelesaian:
5 5 2 5 2 10 10
= × = = =
2 2 2 2 2 4 2
2 5+2 2+ 3 5+ 3 2
=
5 5− 2 2
2 5+2 2+ 15+ 6
=
5− 2
2 5+2 2+ 15+ 6
=
3
3
Rasionalkan penyebut pada bilangan .
2+ 3− 2
Penyelesaian:
Pada kasus ini, penyebut memuat dua bilangan yang berbentuk akar.
Bentuk akar ini akan kita hilangkan satu per satu.
3 2+ 3 + 2 3 2+ 3 +3 2
× =
(2+ 3)− 2 2+ 3 + 2 (2+ 3)2 −2
6+3 3 +3 2
=
4+4 3+3 −2
6+3 3 +3 2
= ; penyebut hanya memuat
5+4 3
6+3 3 +3 2 5−4 3
= ×
5+4 3 5−4 3
c. 𝑥 2 − 5𝑥 + 6 d. 2𝑥 2 + 18𝑥 + 40
5. Carilah tiga contoh bilangan, apabila bilangan tersebut
dikuadratkan berakhir dengan angka 1 atau 9 ?.
6. Carilah contoh bilangan, apabila bilangan tersebut dikuadratkan
berakhir dengan angka 2, 3, 7, atau 8 ?.
e. 3 3 × 2 3 1
f. ×2 3
3
1
g. ( 6 − 24) h. 𝑎3 𝑏 5 × 𝑎2 𝑏 −5
3
5 2 5+ 2
c. d.
2+3 2 2−3 2
1 5
e. f.
𝑏+𝑎 𝑏 3− 2
5− 2 1
g. h.
2− 3− 2 2+ 𝑎− 𝑏
Akar pangkat tiga dari suatu bilangan a adalah bilangan b yang apabila
dipangkatkan 3 menjadi bilangan a, ditulis dengan
3
𝑎 = 𝑏, jika 𝑏 3 = 𝑎
CONTOH 1.5.1 :
3
a. 8=2 karena 23 = 8.
3
b. 125 = 5 karena 53 = 125.
3
c. −27 = −3 karena (-3)3 = -27.
3
d. 1000 = 10 karena 103 = 1000.
3
e. −1000 = −10 karena (-10)3 = -1000.
DEFINISI 1.5.2 :
CONTOH 1.5.3 :
Penyelesaian:
a. Bilangan dalam tanda akar, 32 difaktorkan.
32 = 2 × 16 = 2 × 2 × 8 = 2 × 2 × 2 × 4 = 2 × 2 × 2 × 2 × 2 = 25.
5 5
32 = 25 = 2.
b. Bilangan dalam tanda akar, 81 difaktorkan.
81 = 3 × 27 = 3 × 3 × 9 = 3 × 3 × 3 × 3 = 34.
4 4
81 = 34 = 3.
c. Bilangan dalam tanda akar, -1024 difaktorkan.
-1024 = -2 × 512 = …
= −210
= (−22 )5
= (−4)5
5 5
−1024 = (−4)5 = −4.
1
Selanjutnya, kita akan menelaah arti dari 𝑎𝑛 . Berdasarkan
rumusan sebelumnya bahwa (𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚 ×𝑛 , sehingga
DEFINISI 1.5.3 :
1
𝑛
Untuk n bilangan asli, arti dari 𝑎𝑛 adalah 𝑎 atau
1
𝑛
𝑎𝑛 = 𝑎
1
𝑎𝑛 akan mempunyai nilai apabila:
Untuk n genap, nilai a harus positif.
Untuk n ganjil.
DEFINISI 1.5.4 :
𝑚
Untuk bilangan bulat non negatif m dan bilangan asli n, arti dari 𝑎 𝑛
adalah
𝑚 1
𝑛
𝑎 𝑛 = (𝑎𝑛 )𝑚 = ( 𝑎)𝑚
atau
𝑚 1
𝑛
𝑎 𝑛 = (𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚
Untuk memperjelas maksud dari definisi ini, kita lihat contoh berikut
ini.
Penyelesaian:
2 1
3
a. 83 = (83 )2 = ( 8)2 = 22 = 4
3 1
4
b. 814 = (814 )3 = ( 81)3 = 33 = 27
2 1
3
c. (−27)3 = ((−27)3 )5 = ( −27)5 = (−3)5 = −243
Sehingga didapat jawab untuk persamaan itu. Dalam hal ini, karena
pangkatnya genap maka terdapat dua jawab yang mungkin yaitu x = 3
atau 𝑥 = −3.
CONTOH 1.5.5 :
Penyelesaian:
2
4𝑥+1 =
8
1
22𝑥+2 = 2−3 22
5
−
22𝑥+2 = 2 2
5 9
Dari sini kita dapatkan bahwa 2𝑥 + 2 = − atau 𝑥 = − .
2 4
c.
3
(−0,125)4 d. ( 5 0,00243)6
7. Nyatakan dalam bentuk perpangkatan rasional yang sederhana.
4 3
a. 81 𝑥 12 b. 27𝑥 6 𝑦 9
3
𝑥−𝑦 (𝑥+𝑦)
c. 3 5 𝑥𝑦
𝑥 d.
(𝑥+𝑦
c. 𝑥 5 = −1024 3
d. (𝑥 2 )4 = 8
3 3
4
e. (𝑥 2 )2 = 64 f. 𝑥 2 𝑥 4 = 243
DEFINISI 1.6.1 :
𝑏
log 𝑎
𝑏 =𝑎
CONTOH 1.6.1
CONTOH 1.6.2:
Penyelesaian:
a. Untuk mencari nilai log10 10.000, sama halnya kita mencari
jawaban atas pertanyaan “10 dipangkatkan berapakah agar sama
dengan 10.000?”. Jawabannya adalah 4, atau 10 4 = 10.000.
Oleh karena itu, log10 10.000 = 4.
1
Gambar 1.6.1 Grafik 𝑦 = 2 𝑥 Gambar 1.6.2 Grafik 𝑦 = ( )𝑥
2
1
Dengan cara yang sama, sketsa grafik y = ( )𝑥 dapat digambarkan
2
1
seperti Gambar 1.6.2. Sketsa grafik y = ( )𝑥 merupakan pola dari grafik
2
x
y = a dengan 0 < a < 1.
Diketahui bahwa
Tabel 1.6.1
Tabel 1.6.2
Dengan demikian
log 2 3 = 1,58…
CONTOH 1.6.3
log 2 5.
Penyelesaian:
Karena 22 = 4 < 5 < 23, berarti log 2 5 = 2,…
Ketaksamaan tersebut dibagi dengan 22 = 4, dan diperoleh
Penyelesaian:
log10 6 = log10 2 × 3
= log10 2 + log10 3
= 0,3010 + 0,4771
= 0,7781
CONTOH 1.6.5
Penyelesaian:
3
log10 1,5 = log10
2
= log10 3 − log10 2
= 0,4771 – 0,3010
= 0,1761
2
log10 0,6666 … = log10
3
= log10 2 − log10 3
= 0,3010 - 0,4771
= - 0,1761
Penyelesaian:
log 10 3 0,4771
log 2 3 = = = 1,58505
log 10 2 0,3010
log 10 2 0,3010
log 3 2 = = = 0,6309
log 10 3 0,4771
CONTOH 1.6.7
Penyelesaian:
CONTOH 1.6.8
Penyelesaian:
= 0,1761 − 0,1761 = 0
𝑥 = 100 = 1
CONTOH 1.6.9
Penyelesaian:
2𝑥 = 3
Sebelah kiri dan kanan tanda sama dengan dikenakan operasi log 2
log 2 2𝑥 = log 2 3
𝑥 log 2 2 = log 2 3
𝑥 = log 2 3 = 1,58505
CONTOH 1.6.10
𝑀9 = 𝑀0 (1 + 0,1)9
𝑀9 = 100.000.000(1 + 0,1)9
⟹ 𝑀9 = 108 (1 + 0,1)9
= 8 + 9 ×0,041393 = 8,372534
⟹ 𝑀9 = 108,372534 = 235.794.769
CONTOH 1.6.11
1 − (1 + 𝑖)−𝑛
𝑃𝑉 = 𝑅 ×
𝑖
Dengan :
R adalah pembayaran periodik dari anuitas.
i adalah laju bunga per periode bunga.
n adalah jumlah interval pembayaran
Kita akan mencari nilai n, berapa lama untuk mendapatkan nilai yang
akan datang yang diinginkan.
1 − (1 + 𝑖)−𝑛
⟹ 𝑙𝑜𝑔10 𝐹𝑉 = 𝑙𝑜𝑔10 𝑅 + 𝑙𝑜𝑔10
𝑖
𝐹𝑉 −𝑛
⟹ 𝑙𝑜𝑔10 = 𝑙𝑜𝑔10 1 − 1 + 𝑖 − 𝑙𝑜𝑔10 𝑖
𝑅
𝐹𝑉 −𝑛
⟹ 𝑙𝑜𝑔10 𝑖 = 𝑙𝑜𝑔10 1 − 1 + 𝑖
𝑅
−𝑛
𝐹𝑉
⟹ 1+𝑖 =1− 𝑖
𝑅
𝐹𝑉
𝑙𝑜𝑔10 1 + 𝑖
⟹𝑛= 𝑅
𝑙𝑜𝑔10 (1 + 𝑖)
4. log b pq = q log b p
2
PERSAMAAN DAN
PERTIDAKSAMAAN
Persamaan atau pertidaksamaan merupakan suatu bentuk model
matematik yang dibangun dari dunia nyata sebagai bentuk hubungan
perwujudan dari alam pikir terhadap suatu masalah. Setiap model
persamaan atau pertidaksamaan harus memuat unsur-unsur yang
merupakan abstraksi dari kenyataan masalah tersebut.
ax + b =c (2.1.1)
1 1
𝑎𝑥 = (𝑐 − 𝑏) , atau
𝑎 𝑎
𝑐−𝑏
𝑥=
𝑎
................. (2.1.2)
𝑐−𝑏
Himpunan penyelesaiannya adalah : 𝑎, 𝑐, 𝑏 ∈ 𝑅 dan 𝑎 ≠ 0}
𝑎
CONTOH 2.1.1
Selesaikan persamaan 3x – 7 = 9 ?.
Penyelesaian:
3x – 7 = 9
3x + (–7) = 9 kedua ruas dikurangi –7
3x +(– 7) – (–7) = 9 – (–7)
diperoleh
3x = 16,
CONTOH 2.1.2
Penyelesaian:
-5 + 7 = -5 + 5 + 2x diperoleh
2 = 2x,
1
kedua ruas dikalikan dengan kebalikan 2 yaitu diperoleh
2
1 1
2 = (2𝑥)
2 2
atau 𝑥 = 1.
CONTOH 2.1.3
2
Dapatkan nilai peubah t yang memenuhi 𝑡 − 7 = −6 ?.
5
Penyelesaian :
2
𝑡 − 7 = −6 kedua ruas ditambah 7
5
2
𝑡 = 1,
5
2 1 5
kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari yaitu =
5 2/5 2
5 2 5 5
( 𝑡) = (1) atau 𝑡 =
2 5 2 2
5
Himpunan penyelesaiannya adalah { }
2
CONTOH 2.1.4
Selesaikan persamaan 3y – 8 = 9 + 5y ?
Penyelesaian:
3y – 8 = 9 + 5y
kelompokkan y pada ruas kiri dan yang tidak mengandung y pada ruas
kanan. Kurangi kedua ruas dengan –5y dan menambah kedua ruas
dengan 8:
-5y + 3y – 8 + 8 = 9 + 5y – 5y + 8 , diperoleh
-2y = 9 + 8 atau
-2y = 17
1
kemudian kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari –2 yaitu
−2
1 1
−2𝑦 = 17 , diperoleh
−2 −2
17
y=−
2
CONTOH 2.1.5
2 1 1
Dapatkan nilai u yang memenuhi persamaan + 𝑢 = 3𝑢 − ?.
3 4 3
Penyelesaian:
2 1 1
+ 𝑢 = 3𝑢 − ,
3 4 3
kelompokkan u pada ruas kiri dan yang tidak mengandung u pada ruas
kanan yaitu dengan mengurangi kedua ruas dengan -3u dan menambah
2
kedua ruas dengan − .
3
2 1 2 1 2
−3𝑢 + + 𝑢 − = −3𝑢 + 3𝑢 − − diperoleh
3 4 3 3 3
11
− 𝑢 = −1
4
11
kemudian kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari − yaitu
4
1 4
= − .
−11/4 11
4 11 4
− − 𝑢 =− (−1) atau
11 4 11
4
𝑢= ,
11
4
Himpunan penyelesaiannya adalah { }.
11
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 (2.1.3)
2𝑥 + 3𝑦 = 6 (2.1.4)
Dari pengamatan di atas, nilai x bisa diambil berapa saja, akan didapat
nilai untuk y. Oleh karena itu, persamaan (2.1.4) mempunyai banyak
penyelesaian. Penyelesaian dari persamaan (2.1.4) berupa pasangan
(x,y) yang memenuhi persamaannya.
Penyelesaian:
CONTOH 2.1.7
Penyelesaian:
4u – 2v = - 5 ,
4u – 4 + 4 = -5 + 4 diperoleh
u = -1/4.
Penyelesaian:
2x + 3y = 4x – 8 , untuk y = -3 diperoleh
2x + 3(-3) = 4x -8
2x – 9 = 4x – 8
2x – 4x = -8 + 9 atau
Diperoleh x = -1/2
CONTOH 2.1.9
Penyelesaian:
5t – 3s + 10 = 3s – 4t – 5, untuk s = -1 diperoleh
5t – 3 (-1) + 10 = 3(-1 ) – 4t – 5 atau
5t + 3 + 10 = -3 – 4t – 5 atau
5t + 13 = -8 – 4t , pengelompokkan pada kedua ruas.
5t + 4t = -8 – 13 , atau
9t = -21 , kedua ruas dibagi 9
t = -21/9
Himpunan penyelesaiannya adalah : {-21/9}
Penyelesaian:
RANGKUMAN
Persamaan linear satu peubah 𝑎𝑥 + 𝑏 = 𝑐 dengan a ≠ 0, b, dan
c R mempunyai:
𝑐−𝑏
penyelesaian 𝑥 =
𝑎
𝑐−𝑏
himpunan penyelesaian 𝑎 ≠ 0, 𝑐, 𝑏 ∈ 𝑅}
𝑎
bulat positif.
2𝑠
d. 4𝑡 − 5𝑠 = + 4𝑠 untuk t real negatip dan s bilangan
3𝑡
sembarang.
2 3 3𝑥+2𝑦 −7
e. + = untuk x = 1 dan y bilangan cacah
𝑥 𝑦 𝑥𝑦
2𝑦 2 7
f. − = untuk y bilangan ganjil dan z bilangan genap.
𝑧 𝑧 8
𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 (2.2.1)
dengan a≠0, b, c R.
CONTOH 2.2.1
CONTOH 2.2.2
Penyelesaian:
𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0.
x2 + 3x – 10 = 0.
2x2 – 9x+3 = 0.
3 2
d. + =7 disamakan penyebutnya menjadi
𝑥−2 𝑥+3
3 𝑥 + 3 + 2(𝑥 − 2)
=7
𝑥 − 2 (𝑥 + 3)
atau
𝑏 𝑐
𝑥2 + 𝑥 + = 0 (2.2.2)
𝑎 𝑎
𝑏 𝑐
Jika 𝑝+𝑞 = dan 𝑝 𝑞 = maka persamaan (2.2.2) dapat
𝑎 𝑎
𝑥 + 𝑝 = 0 atau 𝑥 + 𝑞 = 0.
1 2
𝑎𝑥 + 𝑎 𝑏𝑥 + 𝑎𝑐 = 0
𝑎
atau
2
𝑎𝑥 + 𝑎 𝑏𝑥 + 𝑎𝑐 = 0 (2.2.3)
𝑎𝑥 + 𝑝 = 0 atau 𝑎𝑥 + 𝑞 = 0 .
−𝑝
Jadi akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah 𝑥1 = dan
𝑎
−𝑞
𝑥2 = .
𝑎
CONTOH 2.2.3
Penyelesaian:
(x + 2)(x – 5) = 0
CONTOH 2.2.4
Penyelesaian:
3x2 + 4x - 10 = 2x2 + 3x + 2
3x2-2x2 + 4x – 3x – 10 - 2 = 0
x2 + x – 12 = (x + 4)(x – 3) = 0
CONTOH 2.2.5
1 2 2
𝑥 + 𝑥 + 2 = 0.
3 3
Penyelesaian:
Untuk itu, kedua ruas dari persamaan dikalikan dengan 3. Didapat hasil
x2 + 5x + 6 = 0
x2 + 5x + 6 = (x + 2)(x + 3 ) = 0.
CONTOH 2.2.6
2 2
Selesaikan persamaan berbentuk − = 1.
𝑥−1 𝑥
Penyelesaian:
2 2
Pada persamaan − = 1, ruas kiri penyebutnya disamakan.
𝑥−1 𝑥
Sehingga diperoleh:
2𝑥 − 2(𝑥 − 1)
=1
𝑥(𝑥 − 1)
atau
2
=1
𝑥(𝑥 − 1)
Atau
𝑏 𝑏 2 𝑏 2 𝑐
𝑥2 + 2 𝑥+ − + =0
2𝑎 2𝑎 2𝑎 𝑎
𝑏 𝑏 2 𝑏 2 𝑐
𝑥2 + 2 𝑥+ = −
2𝑎 2𝑎 2𝑎 𝑎
𝑏 2 𝑏 2 𝑐
𝑥+ = − (2.2.4)
2𝑎 2𝑎 𝑎
2
𝑥+𝑝 =𝑞 (2.2.5)
𝑏 𝑏 2
𝑥2 + 2 𝑥+ = 0.
2𝑎 2𝑎
Atau
𝑏 2
𝑥+ =0 (2.2.6)
2𝑎
CONTOH 2.2.7
Penyelesaian:
x2 + 4x + 4 = 0 dapat ditulis
CONTOH 2.2.8
Penyelesaian:
x2 + 2x + 12 + 2 = 0 atau x2 + 2x + 12 = - 2 .
x2 + 2x + 12 = -2 atau (x + 1)2 = - 2.
CONTOH 2.2.9
Penyelesaian:
3 3 2 3 2 9
𝑥2 + 2 𝑥 + − + = 0, atau
4 4 4 4
3 3 2 27
𝑥2 + 2 𝑥 + + = 0, atau
4 4 16
3 3 2 27
𝑥2 + 2 𝑥 + = − , atau
4 4 16
3 2 27
𝑥+ =−
4 16
𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0
𝑏 𝑏 𝑏 𝑐
𝑥 2 + 𝑥 + ( )2 − ( )2 + = 0, atau
𝑎 2𝑎 2𝑎 𝑎
𝑏 𝑏 𝑏 𝑐
𝑥 2 + 𝑥 + ( )2 = ( )2 − , atau
𝑎 2𝑎 2𝑎 𝑎
𝑏 𝑏 𝑏 2 −4𝑎𝑐
𝑥 2 + 𝑥 + ( )2 = , atau
𝑎 2𝑎 4𝑎 2
𝑏 2 𝑏 2 −4𝑎𝑐
(𝑥 + ) = , dari persamaan ini diperoleh dua persamaan
2𝑎 4𝑎 2
berikut ini.
𝑏 𝑏 2 −4𝑎𝑐
Pertama: 𝑥 + =
2𝑎 2𝑎
−𝑏+ 𝑏 2 −4𝑎𝑐
Dari sini diperoleh 𝑥1 =
2𝑎
−𝑏− 𝑏 2 −4𝑎𝑐
Dari sini diperoleh 𝑥2 =
2𝑎
−𝑏± 𝑏 2 −4𝑎𝑐
𝑥12 = (2.2.7)
2𝑎
CONTOH 2.2.10
Penyelesaian:
−𝑏 ± 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥12 =
2𝑎
− −2 ± −2 2 −4 2 6
𝑥12 =
2 2
2 ± 4 − 48
𝑥12 =
4
CONTOH 2.2.11
Penyelesaian:
−𝑏 ± 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥12 =
2𝑎
−5 ± 52 − 4 1 4
𝑥12 =
2 1
−5 ± 25 − 16
𝑥12 =
2
5±3
𝑥12 =
2
5+3 5−3
Dari sini diperoleh akar-akar 𝑥1 = = 4 dan 𝑥2 = = 1.
2 2
Penyelesaian:
−4
–𝑥 +4 = − 2𝑥, kalikan kedua ruas dengan x diperoleh
𝑥
−𝑏 ± 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥12 =
2𝑎
−4 ± 42 − 4 1 4
𝑥12 =
2 1
−4 ± 16 − 16
𝑥12 =
2
−4
𝑥12 = = −2
2
−𝑥 2 +3𝑥+4
Selesaikan persamaan berbentuk 𝑥 2 + 𝑥 = ?.
𝑥+2
Penyelesaian:
−𝑥 2 +3𝑥+4
𝑥2 + 𝑥 = , kedua ruas dikalikan dengan x + 2, diperoleh:
𝑥+2
(𝑥 2 + 𝑥) 𝑥 + 2 = −𝑥 2 + 3𝑥 + 4, atau
−𝑥 𝑥 + 2 = 𝑥 − 4 , atau
−𝑥 2 − 2𝑥 = 𝑥 − 4, atau
𝑥 2 + 3𝑥 − 4 = 0
−𝑏 ± 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥12 =
2𝑎
−3 ± 32 − 4 1 −4
𝑥12 =
2 1
−3 ± 9 + 16
𝑥12 =
2
CONTOH 2.2.14
Penyelesaian:
x2 – 2x +1 = 0
−𝑏 ± 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥12 =
2𝑎
−(−2) ± (−2)2 − 4 1 1
𝑥12 =
2 1
2± 0
𝑥12 = =1
2
−𝑏 − 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥2 =
2𝑎
−𝑏 + 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 −𝑏 − 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥1 + 𝑥2 = +
2𝑎 2𝑎
−𝑏
𝑥1 + 𝑥2 = (2.2.8)
𝑎
−𝑏 + 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 −𝑏 − 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥1 𝑥2 = ×
2𝑎 2𝑎
𝑏 2 − (𝑏 2 − 4𝑎𝑐)
𝑥1 𝑥2 =
4𝑎2
𝑐
𝑥1 𝑥2 = (2.2.9)
𝑎
𝑥 2 − 𝑥1 + 𝑥2 𝑥 + 𝑥1 𝑥2 = 0 (2.2.10)
Penyelesaian:
𝑥1 = 1 + 2 dan 𝑥2 = 1 − 2
a. 𝑥1 + 𝑥2 = 1 + 2 + 1 − 2 = 2
b. 𝑥1 𝑥2 = 1 + 2 × 1 − 2 = 1 − 2 = −1
CONTOH 2.2.16
Penyelesaian:
1
𝑥2 = atau 𝑥1 𝑥2 = 1.
𝑥1
𝑥 2 − 𝑥1 + 𝑥2 𝑥 + 𝑥1 𝑥2 = 0
Penyelesaian:
𝑥 2 − 𝑥1 + 𝑥2 𝑥 + 𝑥1 𝑥2 = 0
2 8
Dari ini, nilai 𝑥1 = 4𝑥2 = 4 = .
5 5
2 8
Jadi akar-akarnya adalah dan .
5 5
𝑐 8
Selanjutnya nilai p dicari dari 𝑥1 𝑥2 = = atau
𝑎 2𝑝
28 8 25
= atau nilai 𝑝 =
55 2𝑝 4
Penyelesaian:
−𝑏 −𝑝 𝑐 −16
𝑥1 + 𝑥2 = = dan 𝑥1 𝑥2 = = ,
𝑎 −4 𝑎 −4
(-2x2)x2 = -4
−𝑏 −𝑝
𝑥1 + 𝑥2 = = =2 2− 2
𝑎 −4
diperoleh 𝑝1 = 8 2 − 4 2 = 4 2 dan 𝑝2 = −8 2 + 4 2 = −4 2 .
−4𝑥 2 + 4 2𝑥 − 16 = 0
−4𝑥 2 − 4 2𝑥 − 16 = 0
Penyelesaian:
−𝑏 𝑝 𝑐 12
𝑥1 + 𝑥2 = = = 𝑝 dan 𝑥1 𝑥2 = = = 12
𝑎 1 𝑎 1
atau x2 + 4x – 12 = 0,
(x + 6)(x – 2) = 0
−𝑏 𝑝
𝑥1 + 𝑥2 = = = 𝑝 jika untuk nilai x2 = -6 dan x1 = -2
𝑎 1
x2 +16x + 12 = 0 .
Penyelesaian:
1 1 1
𝑥1 + 𝑥2 = 3− 3=− 3
3 2 6
5 1
𝑥2 − 3𝑥 + = 0
6 2
atau
1 1
𝑥2 + 3𝑥 + = 0
6 2
CONTOH 2.2.21
Penyelesaian:
−𝑏 −2 −1 𝑐 −1
𝑥1 + 𝑥2 = = = dan 𝑥1 𝑥2 = =
𝑎 4 2 𝑎 4
dengan demikian:
−1 2 −1 3
𝑥12 + 𝑥22 = (𝑥1 + 𝑥2 )2 − 2𝑥1 𝑥2 = ( ) −2 =
2 4 4
−1 −1 1
Sehingga diperoleh x12 x2 + x22 x1 = =
4 2 8
= ( x1 + x2 )( x12 + x22– x1 x2 ),
3
dari contoh diatas telah diperoleh x12 + x22 =
4
−1 3 −1 −1
sehingga diperoleh x13 + x23 = − =
2 4 2 2
3
Telah dicari sebelumnya bahwa 𝑥12 + 𝑥22 = .
4
3 −1 5
Dengan demikian (𝑥1 − 𝑥2 )2 = − 2 =
4 4 4
−1 −1 −1
e. 𝑥12 − 𝑥22 = (𝑥1 + 𝑥2 )2 + 2𝑥1 𝑥2 = ( )2 + 2 =
2 4 4
CONTOH 2.2.22
sehingga u1 – 3 + u2 – 3 = -4 atau u1 + u2 = 2
x1x2 = 4 atau
CONTOH 2.2.23
3 3
Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya dan jika x1 dan
𝑥1 𝑥2
Penyelesaian:
Perkalian akar-akar x1 x2 = 1.
3(𝑦1 +𝑦2 )
= −2 atau 3(y1 + y2) = -2y1y2.
𝑦1 𝑦2
3 3
x1 x2 = 1 atau = 1 atau y1 y2 = 9 sehingga dapat diperoleh
𝑦1 𝑦2
3(y1 + y2) = - 2 y1 y2
atau y1 + y2 = - 6 .
Menggunakan penggantian
CONTOH 2.2.24
1 1
a. dan dengan d adalah konstanta yang tidak nol.
𝑑 𝑥1 𝑑 𝑥2
Penyelesaian:
1
a. Misalkan akar-akar persamaan baru adalah 𝑦1 = dan
𝑑𝑥 1
1
𝑦2 = dimana penjumlahan dan perkalian dari akar-akar
𝑑𝑥 2
1 2 1 1 1
−4 + 4 = 0 atau −4 + 4 = 0, kedua ruas
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑦 2 𝑑𝑦
y2 – ( y1 + y2 ) + y1 y2 = 0 atau y2 – 256 = 0
CONTOH 2.2.25
1 1 1
Dapatkan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya dan +
𝑥 1 𝑥2 𝑥1 𝑥2
Penyelesaian:
1
Misalkan akar-akar persamaan kuadrat yang baru adalah 𝑣1 = =9
𝑥1𝑥2
1 1 𝑥 1 +𝑥 2 −6 −2
dan 𝑣2 = + = = = , diperoleh persamaan kuadrat
𝑥1 𝑥2 𝑥1 𝑥2 9 3
25
yang baru adalah v2 – (v1 + v2) + v1v2 = 0 atau 𝑣 2 − 𝑣 − 6 = 0.
3
Sebelum ini, kita telah belajar banyak tentang persamaan kuadrat dan
berbagai cara menyelesaikan persamaan kuadrat. Banyak permasalahan
yang berhubungan dengan persamaan kuadrat. Pada subbab ini, kita
akan menggunakan persamaan kuadrat untuk menyelesaikan beberapa
permasalahan.
CONTOH 2.2.26
𝐴 + 250.000 = 𝐵
10.000.000 10.000.000
⟹ + 250.000 =
𝑥 𝑥−2
10.000.000 + 250.000 𝑥 10.000.000
⟹ =
𝑥 𝑥−2
⟹ 𝑥 2 − 2𝑥 − 80 = 0
⟹ 𝑥 − 10 (𝑥 + 8) = 0
CONTOH 2.2.27
Penyelesaian:
Jika biaya sewa bus dibagi pada semua peserta, maka setiap
peserta membayar A rupiah. Besarnya nilai A adalah
2.000.000
𝐴=
𝑥
Jika biaya sewa tersebut dibagi (x-8) orang, maka setiap peserta
membayar B rupiah. Besarnya nilai B adalah
2.000.000
𝐵=
𝑥−8
Jika ada 8 peserta mengundurkan diri, maka setiap peserta
menambah Rp 12.500. Dari sini diperoleh
𝐴 + 12.500 = 𝐵
⟹ 𝑥 2 − 8𝑥 − 1.280 = 0
⟹ 𝑥 − 40 (𝑥 + 8) = 0
CONTOH 2.2.28
Penyelesaian:
Penyelesaian:
Misalkan lebar jalur yang harus dibuat adalah x m, lihat Gambar 2.2.1.
x2 + 75x - 2.500 = 0
(x+100) (x -25)=0
RANGKUMAN
Bentuk umum persamaan kuadrat adalah 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0
dengan a≠0, b, c R.
Jika dapat difaktorkan ke bentuk 𝑥 + 𝑝 𝑥 + 𝑞 = 0,
maka penyelesaiannya adalah 𝑥1 = −𝑝 dan 𝑥1 = −𝑞.
2
Mempunyai bentuk kuadrat sempurna 𝑥 + 𝑝 =𝑞
Mempunyai akar-akar
−𝑏+ 𝑏 2 −4𝑎𝑐 −𝑏− 𝑏 2 −4𝑎𝑐
𝑥1 = dan 𝑥2 =
2𝑎 2𝑎
a. x2 + x – 12 = 0 b. x2 – 2x – 8 = 0.
c. x2 – 4x – 5 = 0 d. x2 + 5x = -6
e. x2 + 2x = 3 f. x2 – 14x – 32 = 0
c. (y – 2)(y – 2) = 9 d. 3t2 + t – 2 = 0
e. (2x + 3)2 = 25 f. u2 + 8u – 9 = 0.
a. 2x2 -4x – 2 = 0 b. x2 – 5x + 3 = 0
c. 6x2 – 7x + 2 = 0. d. 2x2 – 6x + 11 = 0.
e. 3x2 – 6x = 9 f. x2 + 4x – 8 = 0
a. 4 dan -4 b. u dan 2 – u
10. Jika a dan b akar-akar persamaan kuadrat maka bentuk faktor dari
persamaan kuadrat dapat ditulis (x + a)(x + b) = 0 , dapatkan
persamaan kuadrat tersebut jika:
a. a = -3 dan b = 4.
b. a = ( 2 + 5 )( 2 - 5 )
c. a =( 3 − 5) dan b = ( 3 + 5)
1 1
d. a= , b=
( 3− 5) ( 3+ 5)
akarnya adalah
p
17. x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat x2 – 3x = , dapatkan
2
𝑥1 𝑥2
a. dan b. x12 dan x22
𝑥2 𝑥1
1 1 1 1
c. dan d. dan
𝑥 1 −2 𝑥 2 −2 𝑥 12 𝑥 22
30. Jika jumlah dari kebalikan dua bilangan genap yang berurutan
9
adalah , maka tentukan jumlah dari dua bilangan genap tersebut.
40
1 . Metode Grafik.
2. Metode Eliminasi
3. Metode Substitusi.
4. Metode gabungan eliminasi dan substitusi.
5. Metode Matriks, dibahas pada Bab 3.
CONTOH 2.3.1
x + 2y = 3 dan 2x + y = 3.
Penyelesaian:
Dari persamaan x + 2y = 3, didapat:
3
untuk x = 0 , y = dan
2
untuk y =0 , x = 3
Dari grafik terlihat bahwa perpotongan garis terjadi disekitar (1, 1).
Sehingga penyelesaian dari sistem persamaan linear ini adalah x=1, dan
y=1.
Misalkan sistem persamaan linear berbentuk a1x + b1y = c1 , a2x + b2y = c2.
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan substitusi
dimaksud adalah melakukan substitusi terhadap salah satu peubah x atau y
dari 1 persamaan ke persamaan yang lain.
𝑐1 𝑎1
a1x + b1y = c1, b1y = c1- a1x atau 𝑦 = − 𝑥 disubstitusi pada
𝑏1 𝑏1
𝑐1 𝑎1
persamaan a2x + b2y = c2 diperoleh a2x + b2( − 𝑥) = c2 atau
𝑏1 𝑏1
𝑏2 𝑎1 𝑏2 𝑐1
𝑎2 − 𝑥 = 𝑐2 −
𝑏1 𝑏2 𝑏1
Jadi
CONTOH 2.3.2
3x – 2y = 5
2x + 4y = -2
Penyelesaian:
5+2𝑦
Ambil salah satu persamaan 3x – 2y = 5 atau x = , disubstitusikan
3
5+2𝑦
ke persamaan lainnya 2x + 4y = -2 atau 2 ( ) +4 y = -2 , kedua ruas
3
dikalikan 3 didapat
−16
10 + 4y + 12y = - 6 atau y = = -1.
16
3x – 2(-1) = 5 atau x = 1
CONTOH 2.3.3
2x = 6y + 4
3x + 4y = 3
Penyelesaian:
17
Jadi penyelesaian dari sistem persamaan tersebut adalah 𝑥 = dan
13
−3
𝑦= .
13
Jadi
𝑐1 𝑎2 − 𝑐2 𝑎1
𝑦=
𝑎2 𝑏1 − 𝑎1 𝑏2
dan
CONTOH 2.3.4
2u + 8v = -2
-u + 3v = 4
Penyelesaian:
2u + 8v = -2 dikalikan 1 diperoleh 2u + 8v = -2
14v = 6
atau v = 3/7
2u + 8v = -2 dikalikan 3 diperoleh 6u + 24 v = - 6
14u = - 38
−38
atau u = .
14
CONTOH 2.3.5
Penyelesaian:
3s – 4t = 6 dikalikan 2 diperoleh 6s – 8t = 12
CONTOH 2.3.6
3x – 4y = 5 dan -2x + 2y = 4
Penyelesaian:
-2y = 22
atau y = -11 , dilakukan subtitusi pada persamaan -2x + 2y = 4 maka
didapat
-2x + 2(-11) = 4 atau x = - 13.
Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah {-13, -11}.
CONTOH 2.3.7
Penyelesaian:
4u – 8v = 7 dikalikan 3 diperoleh 12u – 24v = 21
3u + 2v = 2 dikalikan 4 diperoleh 12u + 8v = 8 -
-32v = 13
−13
atau v = , dilakukan subtitusi pada persamaan 3u + 2v = 2 maka :
32
−13 15
3u + 2( ) = 2 atau u =
32 16
15 −13
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah { , }.
16 32
CONTOH 2.3.8
x – 2y + z = 2
2x + y + 2z = 1
-x + y + z = 2
Penyelesaian:
x – 2y + z = 2 dikalikan 2 diperoleh 2x – 4y + 2z = 4
2x + y + 2z = 1 dikalikan 1 diperoleh 2x + y + 2z = 1 -
- 5y =3
atau y = -3/5
x – 2y + z = 2 dikalikan 1 diperoleh x – 2y + z = 2
- y + 2z = 4
didapat
−3 23 −9
-x + ( ) + = 2 atau x = .
5 10 10
CONTOH 2.3.9
2x – 2y + z = 3
x + y + 2z = -1
-x + y + z = 2
Penyelesaian:
x + y + 2z = -1
-x + y + z = 2 +
2y + 3z = 1
2x – 2y + z = 3 | x 1 diperoleh 2x – 2y + z = 3
x + y + 2z = -1 | x 2 diperoleh 2x + 2y + 4z = -2 -
-3z=5
−5
atau 𝑧 = , dilakukan subtitusi pada persamaan 2y + 3z = 1
3
RANGKUMAN
Penyelesaian dari sistem persamaan linear dua peubah
merupakan pasangan (x, y) yang memenuhi kedua
persamaan linear tersebut.
1 . Metode Grafik.
2. Metode Eliminasi
3. Metode Substitusi.
4. Metode gabungan eliminasi dan substitusi.
2x+y = 1 -x + 2y = 3
c. 4x – 2y -4 = 0 d. 3x +5y = 7
x+y =3 3x + 2y – 4 = 0
e. 2x + 3y = 4 3 2
f. =
2𝑥−3 𝑦 +3
x+y =4
x + 2y – 1 = 0
2x - y = 1 -x + 2y = 3
𝑥 2 −𝑥 4 d. x – 4y = 6
c. =
𝑥𝑦 7
2x + 3y – 2 = 0
x + 2y =1
e. x + y -3 = 0 𝑦−2
f. =4
𝑥
3 2
= 𝑦−2
2𝑥−3 𝑦+3
= −2
𝑥
c. 3x – 4y -4 = 0 d. x – y = 0
x + 2y =1 3x + y – 4 = 0
e. 5x – 2y -4 = 0 2𝑥
f. =1
3𝑦
x + 2y – 1 = 0
𝑦−2
=2
𝑥
5. Dua titik (2, 3) dan (-1, 1) yang dilalui oleh garis lurus ax + by = 6 ,
tentukan nilai a dan b ?
a. 2x – 3y + z = 2 b. x + 4y – z = 15 c. x – 3y = -5
x + 2y – z = 4 2x - 2y +3z = 12 2x + z = 10
x- y +z =1 x + 2y – z = 10 y + 5z = 5
9. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut.
2 1 3 2 1 1 2 3
− + =5 + =3 + − = −1
𝑥 𝑦 𝑧 𝑦 𝑧 𝑦 𝑥 𝑧
2 3 1 2 3 2 1
+ − =8 − =1 − =2
𝑥 𝑦 𝑧 𝑥 𝑧 𝑥 𝑧
a. (1,1), (2, 4) dan (-2, 4) b. (-2, 0), (2, 0) dan (0, 1).
c. (0,-1), (-4, 0) dan (4, 0). d. (0, 1), (2, 0) dan (2, 1)
y a1 x b
(2.4.1)
y a2 x 2 b2 x c2
𝑦 = 𝑥+1
𝑦 = 𝑥 2 + 2𝑥 + 1.
Penyelesaian:
𝑥 + 1 = 𝑥 2 + 2𝑥 + 1 atau 𝑥 2 + 2𝑥 + 1– 𝑥– 1 = 0.
CONTOH 2.4.2
Penyelesian:
y=x+2
y = x2
Subtitusikan persamaan 𝑦 = 𝑥 + 2 pada persamaan 𝑦 = 𝑥 2 , akan
diperoleh
x + 2 = x2 atau
x2 – x – 2 = 0 , dilakukan faktorisasi diperoleh
(x – 2)(x + 1) = 0 dan diperoleh hasil x1 = 2 dan x2 = -1
RANGKUMAN
Sistem persamaan linear dan kuadrat untuk dua peubah dapat
dinyatakan dalam bentuk
y a1 x b
y a2 x 2 b2 x c2
1 . Metode Grafik.
2. Metode Substitusi.
a. y =2x b. y = x c. y = x + 2
2 2
y = x + 2x - 1 y = x + 2x - 2 y = x2 + 2x - 2
a. y = x + 1 b. y = x -2 c. y = 3x + 2
y = x2 + 2x - 1 y = x2 + 2x - 2 y = x2 + 2x - 2
a. y + x – 1=0 b. y – 2x -9 = 0 c. y - 2x + 5 = 0
2
y = x - 3x + 2 y –x + 5x -5=0
2
y = x2 - 3x + 3
a. y - x = 10 b. y – 2x = 5 c. y + x = 5
2
y = x - 3x + 2 y –x + 5x -5=0
2
y = x2 - 3x + 3
a. y = x – 1 b. y – 2x -9 = 0 c. y = - 2 +x 5
y = x2 - 3x + 2 y –x2 + 5x -5=0 y = x2 - 3x + 3
2.5 Pertidaksamaan
CONTOH 2.5.1
Interval
Jika a dan b bilangan real dengan a < b, maka interval tertutup dari
a ke b ditulis dengan [a, b] dan didefinisikan dengan:
𝑎, 𝑏 = {𝑥|𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏}
Jika a dan b bilangan real dengan a < b, maka interval terbuka dari
a ke b ditulis dengan (a, b) dan didefinisikan dengan:
Penyelesaian:
CONTOH 2.5.3
4𝑥 + 2 ≤ 2𝑥 − 3 ?
Penyelesaian:
4𝑥 + 2 ≥ 2𝑥 − 3, Kedua ruas dikurangi 2x dan dikurangi 2, didapat:
4𝑥 − 2𝑥 ≥ −3 − 2
⇒ 2𝑥 ≥ −5
2
⇒ 𝑥≥−
5
Penyelesaian:
4
𝑥<− .
7
dengan a≠0, b, dan c adalah bilangan real. Tanda < dapat digantikan
dengan tanda pertidaksamaan lainnya.
p q
CONTOH 2.5.5
Penyelesaian:
Faktorisasi bentuk kuadrat pada pertidaksamaan.
𝑥 2 + 5𝑥 + 6 < 0
⇒ (𝑥 + 2)(𝑥 + 3) < 0
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan 𝑥 + 2 𝑥 + 3 = 0,
Untuk 𝑥 + 2 = 0, diperoleh titik 𝑥 = −2.
Untuk 𝑥 + 3 = 0, diperoleh titik 𝑥 = −3.
Terdapat beberapa selang/interval yang menyatakan daerah
penyelesaian yang memenuhi pertidaksamaan,
yaitu: (-∞,-3), (-3, -2) , dan (-2,∞).
Ambil titik uji pada masing-masing interval, misal x = -4, x = -2,5
dan x = 0. Lakukanlah penghitungan tanda + dan -, akan didapat
hasil seperti gambar di bawah ini.
Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih kecil nol, daerah
penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda ─, yaitu (-3, -2).
Atau, himpunan penyelesaiannya adalah {𝑥 |𝑥 ∈ 𝑅 dan − 3 < 𝑥 < −2}
Penyelesaian:
Faktorisasi bentuk kuadrat pada pertidaksamaan.
2𝑥 2 ≥ 𝑥 + 2
⇒ 2𝑥 2 − 𝑥 − 2 ≥ 0
⇒ (2𝑥 + 1)(𝑥 − 2) ≥ 0
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan 2𝑥 + 1 𝑥 − 2 = 0,
1
Untuk 2𝑥 + 1 = 0, diperoleh titik 𝑥 = − .
2
Karena yang diminta soal adalah nilai – nilai yang lebih besar atau
sama dengan nol, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda
1
─, yaitu (−∞, − ] atau [2, ∞).
2
atau
𝑎𝑥 +𝑏
< 0 (2.5.4)
𝑐𝑥 2 +𝑑𝑥 +𝑐
dengan a≠0, b, c≠0, dan d adalah bilangan real. Tanda < dapat
digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya.
CONTOH 2.5.7
2𝑥−4
Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan > 0 ?.
𝑥+1
Penyelesaian:
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan pembilang nol dan
penyebut nol.
Karena yang diminta adalah yang lebih besar nol, maka terlihat pada
gambar di atas bahwa daerah penyelesaian adalah daerah yang bertanda
+ yaitu (−∞, −1) dan (2, ∞).
Penyelesaian:
Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih besar nol, daerah
penyelesaiannya adalah yang bertanda +, yaitu (−6, −1).
CONTOH 2.5.9
Penyelesaian:
Misalkan lebar jalur yang harus dibuat adalah x m, lihat Gambar 2.5.3.
x2 + 75x - 2.500 ≥ 0
(x+100) (x -25) ≥ 0
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan 𝑥 +100 𝑥 −25 = 0
Untuk 𝑥 + 100 = 0, diperoleh titik 𝑥 = −100.
Untuk 𝑥 − 25 = 0, diperoleh titik 𝑥 = 25.
Terdapat beberapa selang yang menyatakan daerah penyelesaian
yang memenuhi pertidaksamaan, yaitu: (-∞,-100), (-100, 25), dan
(25, ∞).
Ambil titik uji pada masing-masing interval, misal x = -200, x = 0
dan x = 100. Lakukanlah penghitungan tanda + dan -, akan didapat
hasil seperti gambar di bawah ini.
Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih besar sama
dengan nol, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda ++
yaitu (-∞, -100] atau [25, ∞). Atau, himpunan penyelesaiannya adalah
{𝑥 |𝑥 ∈ 𝑅, 𝑥 ≤ −100 atau 𝑥 ≥ 25}.
Penyelesaian:
Banyaknya unit adalah x dan harga per unit adalah (188-2x), diperoleh:
Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih kecil sama
dengan nol, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda –
yaitu 42 ≤ 𝑥 ≤ 50.
RANGKUMAN
Pertidaksamaan linear dengan satu peubah berbentuk
𝑎𝑥 + 𝑏 < 𝑐𝑥 + 𝑑
Dengan a, b, c, dan d merupakan bilangan real, dan a dan c
tidak keduanya nol.
Tanda < dapat digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya.
Pertidaksamaan kuadrat berbentuk
ax2+bx + c < 0
dengan a≠0, b, dan c adalah bilangan real. Tanda < dapat
digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya.
Pertidaksamaan pecah rasional berbentuk
𝑎𝑥 +𝑏 𝑎𝑥 +𝑏
< 0 atau < 0
𝑐𝑥 +𝑑 𝑐𝑥 2 +𝑑𝑥+𝑐
dengan a≠0, b, c≠0, dan d adalah bilangan real. Tanda < dapat
digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya.
3
MATRIKS
Matriks banyak dipakai untuk pengembangan berbagai macam cabang
matematika, seperti penyelesaian persamaan linear, tranformasi linear,
teori graf, dan sebagainya. Dalam penerapannya di bidang grafika
komputer matriks dipakai untuk merepresentasi struktur data dari suatu
graf, menyatakan sebuah gambar (citra), menggerakkan gambar dalam
suatu ruang, dan sebagainya. Namun Pada buku ini hanya mengenalkan
matriks, operasi pada matriks, dan penggunaannya pada penyelesaian
sistem persamaan linear.
Pada bagian ini akan dibahas tentang definisi matriks, operasi yang
berlaku dan beberapa sifat matriks, dalam hal ini elemen dari matriks
dibatasi pada bilangan real saja. Perhatikan definisi dibawah ini.
Matriks 175
DEFINISI 3.1.1:
CONTOH 3.1.1
1 −2 1 −1 1 2
2 2 , −2 2 3 , 3 −2 0 , 0
3 5 1 4 −2 7
176 Matriks
CONTOH 3.1.2
𝐴 = 𝑎𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗
𝑚 ×𝑛
Matriks 177
iii. Jika banyaknya baris m = banyaknya kolom n, maka matriks A
dinamakan matriks bujursangkar (square matriks).
Beberapa contoh matriks bujursangkar adalah
−2 2 0
2 −7
−2 , , 3 4 4
3 5
−2 1 3
iv. Jika semua elemen A adalah 0, maka matriks A dinamakan
matriks nol (0).
Beberapa contoh matriks nol adalah
0 0 0 0 0
,
0 0 0 0 0
v. Jika matriks A adalah bujursangkar dan
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑖 ≠ 𝑗
𝑎𝑖𝑗 =
𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑙, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑖 = 𝑗
maka matriks A dinamakan matriks diagonal.
Beberapa contoh matriks diagonal adalah
3 0 0
2 0
, 0 −2 0
0 −3
0 0 9
vi. Jika matriks A adalah bujursangkar dan
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑖 ≠ 𝑗
𝑎𝑖𝑗 =
1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑖 = 𝑗
maka matriks A dinamakan matriks identitas (satuan), biasa
disimbulkan dengan In.
Beberapa contoh matriks identitas adalah
1 0 0 0
1 0 0
1 0 0 1 0 0
𝐼2 = , 𝐼3 = 0 1 0 , 𝐼4 =
0 1 0 0 1 0
0 0 1
0 0 0 1
vii. Jika matriks A adalah bujursangkar dan
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑖 < 𝑗
𝑎𝑖𝑗 =
𝑠𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑖 ≥ 𝑗
maka matriks A dinamakan matriks segitiga bawah.
178 Matriks
Beberapa contoh matriks segitiga bawah adalah
1 0 0 0
1 0 0
1 0 3 14 0 0
, 4 −2 0 ,
2 5 −1 3 2 0
3 −2 7
0 0 2 1
viii. Jika matriks A adalah bujursangkar dan
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑖 > 𝑗
𝑎𝑖𝑗 =
𝑠𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑖 ≤ 𝑗
maka matriks A dinamakan matriks segitiga atas.
Beberapa contoh matriks segitiga bawah adalah
2 3 4 0
−3 6 −3
3 2 0 −1 5 3
, 0 5 2 , 𝐼4 =
0 1 0 0 0 5
0 0 1
0 0 0 1
ix. Jika matriks A adalah bujursangkar dan 𝑎𝑖𝑗 = 𝑎𝑗𝑖 maka matriks A
dinamakan matriks simetri.
Beberapa contoh matriks simetri bawah adalah
−3 6 −3
3 0
, 6 5 2
0 1
−3 2 1
DEFINISI 3.1.2:
Jika ada dua matriks A = (aij) dan B = (bij) dikatakan sama, maka
berlaku aij = bij
CONTOH 3.1.3
Matriks 179
1 𝑥 1 2 1 2 5
𝐴= , 𝐵= , 𝐶=
3 4 3 4 3 4 6
DEFINISI 3.1.3:
Jika dua matriks A dan B mempunyai ukuran yang sama, maka kedua
matriks tersebut dapat dijumlahkan atau dikurangkan. Untuk
menambahkan atau mengurangkan kedua matriks tersebut anggota
yang berpadanan dijumlahkan atau dikurangkan.
A+B=C
Dengan matriks C berukuran sama dengan matriks A dan B,
elemen cij = aij + bij.
2. Pengurangan matriks A dan B
A-B=C
Dengan matriks C berukuran sama dengan matriks A dan B,
elemen cij = aij - bij .
CONTOH 3.1.4
180 Matriks
1 −2 5 2 1 2 5
𝐴= , 𝐵= , 𝐶=
3 4 1 4 3 4 6
Penyelesaian:
1 −2 5 2 1 + 5 −2 + 2 6 0
A+B = + = =
3 4 1 4 3+1 4+4 4 8
1 −2 5 2 1−5 −2 − 2 −4 −4
𝐴−𝐵 = − = =
3 4 1 4 3−1 4−4 2 0
DEFINISI 3.1.4:
CONTOH 3.1.5
1 −2 1 2 5
𝐴= , 𝐵=
3 4 3 4 6
1
Dapatkan 2A dan − 𝐵.
2
Penyelesaian:
1 −2 2 −4
2𝐴 = 2 =
3 4 6 8
Matriks 181
1 5
1 1 1
2 2
𝐵 = 3
2 2
2 3
2
DEFINISI 3.1.5:
𝑛
𝑐𝑖𝑗 = 𝑘=1 𝑎𝑖𝑘 × 𝑏𝑘𝑗 dengan i=1, 2, …, n dan j=1, 2, …, m
CONTOH 3.1.6
1 −2 1 0
Dapatkan perkalian matriks A dan B jika 𝐴 = , 𝐵=
3 4 2 3
Penyelesaian:
1 −2 1 0
𝐶 =𝐴×𝐵 = ×
3 4 2 3
1 1 + −2 2 1 0 + −2 3 −3 −6
= =
3 1 + 4(2) 3 0 + 4(3) 11 12
Selanjutnya cobalah untuk mengalikan A dengan C.
CONTOH 3.1.7
182 Matriks
1 2 5 0
1 −2 2
jika 𝐴 = , 𝐵= 3 4 6 1
3 4 1
2 1 0 2
Penyelesaian:
1 2 5 0
1 −2 2
𝐶 =𝐴×𝐵 = × 3 4 6 1
3 4 1
2 1 0 2
−1 −4 −7 2
=
17 23 39 6
DEFINISI 3.1.6:
CONTOH 3.1.8
1 −2 2
Dapatkan transpos dari matriks A dan B jika 𝐴 = ,
3 4 1
1 2 5 0
𝐵= 3 4 6 1
2 1 0 2
Penyelesaian:
Tranpose matriks A
Matriks 183
1 3
𝐴𝑇 = −2 4 .
2 1
Tranpose matriks B.
1 3 2
2 4 1
𝐵𝑇 =
5 6 0
0 1 2
DEFINISI 3.1.7:
CONTOH 3.1.9
1 2 5
1 −2
Dapatkan trace dari matriks 𝐴 = dan 𝐵 = 3 4 6 .
3 4
2 1 0
Penyelesaian:
tr(A) = 1 + 4 = 5
tr(B) = 1+4 + 0 = 5
RANGKUMAN
Matriks adalah susunan bilangan berbentuk persegi atau persegi
panjang.
Berbagai macam matriks diantaranya: matriks baris, matriks
kolom, matriks bujur sangkar, matriks nol, matriks identitas,
matriks diagonal, matriks segitiga bawah, matriks segitiga atas,
dan matriks simetri.
Pada matriks berlaku operasi kesamaan, penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian asal memenuhi syarat operasi yang
telah didefinisikan.
Untuk matriks bujur sangkar A, trace A = tr(A) merupakan
jumlahan elemen pada diagonal utama matriks A.
184 Matriks
SOAL LATIHAN 3-1
1 3 −1 2
1. Jika diberikan matriks 𝐴= ,𝐵 = , dan 𝐶 =
4 2 3 0
2 −2 2
, maka dapatkan:
1 3 1
a. A-B b. 2A+3B c. (A+B)T
2 −3 −2 2
2. Jika diberikan matriks 𝐴= ,𝐵 = , dan 𝐶 =
4 2 3 1
1 −2 3
, maka:
2 3 1
a. Apakah A+AT simetri? b. Apakah B+BT dapat
dilakukan?
Matriks 185
5. Tentukan nilai a, b, c, d pada persamaan matriks berikut ini.
𝑎+1 2𝑏 + 𝑎 0 −6
=
𝑑−1 4𝑧 + 1 3 2𝑧
1 3 −1 2
6. Jika diberikan matriks 𝐴= ,𝐵 = , dan 𝐶 =
4 2 3 0
2 −2 2
, maka periksalah mana diantara hasil perkalian
1 3 1
matriks berikut ini yang dapat dioperasikan dan dapatkan hasil
perkaliannya.
a. AB, BA b. ATB, BTA c. A2, B2, C2
Pada bagian ini akan dibahas tentang invers dari suatu matriks dan cara
mencari inversnya. Sifat-sifat dasar dari suatu matriks yang mempunyai
invers. Sebelumnya perhatikan definisi invers dibawah ini.
DEFINISI 3.2.1:
Misal A merupakan matriks bujur sangkar dan misal ada matriks bujur
sangkar B yang berukuran sama dengan ukuran A, sedemikian hingga
berlaku AB = BA = I, matriks A disebut matriks yang dapat dibalik
atau matriks yang punya invers dan matriks B disebut invers dari
matriks A dan ditulis A-1. Sebaliknya matriks A adalah invers dari
matriks B, ditulis B-1.
186 Matriks
CONTOH 3.2.1
3 5 2 −5
Misal 𝐴 = dan 𝐵 = . Dapat kita lihat bahwa:
1 2 −1 3
3 5 2 −5 1 0
𝐴𝐵 = = =𝐼
1 2 −1 3 0 1
2 −5 3 5 1 0
𝐵𝐴 = = =𝐼
−1 3 1 2 0 1
Jika suatu matriks mempunyai invers, maka invers dari matriks ini
adalah tunggal (hanya ada satu). Perlu diperhatikan bahwa tidak setiap
matriks bujur sangkar mempunyai invers.
TEOREMA 4.2.1:
Jika matriks A dan B adalah matriks yang mempunyai invers dan
berukuran sama, maka:
1. AB juga mempunyai invers.
2. (AB)-1 = B-1A-1
Bukti:
Matriks 187
CONTOH 3.2.2
1 2 2 2
Misal 𝐴 = dan 𝐵 = . Periksalah bahwa:
1 3 2 3
1 2 2 2 6 8
𝐴𝐵 = =
1 3 2 3 8 11
3 −2
𝐴−1 =
−1 1
3
−1
𝐵−1 = 2
−1 1
11
−4
(𝐴𝐵)−1 = 2
−4 3
3 11
−1 3 −2 −4
𝐵−1 𝐴−1 = 2 = 2 = (𝐴𝐵)−1
−1 1 −1 1 −4 3
DEFINISI 3.2.2:
188 Matriks
TEOREMA 4.2.2:
Jika matriks A merupakan matriks bujur sangkar dan m, n adalah
bilangan bulat, maka 𝐴𝑚 𝐴𝑛 = 𝐴𝑚+𝑛 dan (𝐴𝑚 )𝑛 = 𝐴𝑚𝑛 .
TEOREMA 4.2.3:
Jika matriks A mempunyai invers, maka
1. 𝐴−1 mempunyai invers dan (𝐴−1 )−1 = 𝐴.
2. 𝐴𝑛 mempunyai invers dan (𝐴𝑛 )−1 = (𝐴−1 )𝑛 , untuk n bilangan bulat
positif.
3. Untuk k scalar yang tak nol, kA mempunyai invers dan
1
(𝑘𝐴)−1 = 𝐴−1 .
𝑘
CONTOH 3.2.3
1 2
Misal 𝐴 = . Periksalah bahwa:
1 3
3 −2
𝐴−1 =
−1 1
1 2 1 2 1 2 11 30
𝐴3 = =
1 3 1 3 1 3 15 41
3 −2 3 −2 3 −2
𝐴−3 = (𝐴−1 )3 =
−1 1 −1 1 −1 1
41 −30
=
−15 11
TEOREMA 4.2.3:
Jika matriks A mempunyai invers, maka AT juga mempunyai invers
dan (𝐴𝑇 )−1 = (𝐴−1 )𝑇 .
Matriks 189
CONTOH 3.2.4
1 2
Misal 𝐴 = dan dari contoh sebelumnya bahwa
1 3
3 −2
𝐴−1 = . Dapatkan invers dari AT.
−1 1
Penyelesaian:
RANGKUMAN
Untuk matriks A dan B yang mempunyai invers, maka:
Invers A disimbulkan dengan 𝐴−1 , dan Invers B
disimbulkan dengan 𝐵 −1 .
AB juga mempunyai invers.
(AB)-1 = B-1A-1
190 Matriks
SOAL LATIHAN 3-2
3 3 1 −1 1
b. 𝐴 = ,𝐵 =
2 1 𝑥 2 −1
2 −3 1 2 −4
4. Jika diberikan matriks 𝐴= dan 𝐴−1 =
4 2 16 3 2
maka:
a. (𝐴−1 )−1 b. (𝐴𝐴−1 )−1
maka:
Matriks 191
a. (𝐴−1 )−1 b. (𝐴𝐴−1 )−1
c. (𝐴2 )−1 d. (
1
𝐴)−1
11
3.3 Determinan
192 Matriks
Determinan untuk matriks A1x1=(a11) adalah |a11| = a11.
Pada suatu determinan dari matriks An×n, apabila suatu baris ke-r dan
kolom ke-s dihapus (dihilangkan) dari matriks A. Akan diperoleh
determinan berorder n – 1 yang dinotasikan dengan Mrs dan disebut
minor dari elemen ars. Kofaktor dari unsur ars dinotasikan dengan
Krs, diperoleh dengan mengalikan minor Mrs dengan (-1)r+s, yaitu
DEFINISI 3.3.1:
Jika matriks Anxn adalah matriks bujur sangkar dan Kij merupakan
kofaktor dari elemen aij, maka:
matriks Kofaktor.
CONTOH 3.3.1
3 −5
Misal 𝐴 = , tuliskan determinan dari A, Minor dan kofaktor
−1 2
dari setiap elemen A. Juga dapatkan matriks Kofaktor dan adj(A).
Penyelesaian:
3 −5
Determinan dari A = det(A)=
−1 2
Minor dari setiap elemen A:
Matriks 193
3 −5
o M11=|2|=2 baris 1 dan kolom 1 pada dihapus.
−1 2
Ingat bahwa |2| determinan tingkat 1, bukan
nilai mutlak.
3 −5
o M12=|-1|=-1 baris 1 dan kolom 2 pada dihapus.
−1 2
3 −5
o M21=|-5|=-5 baris 2 dan kolom 1 pada dihapus.
−1 2
3 −5
o M22=|3|=3 baris 2 dan kolom 2 pada dihapus.
−1 2
2 1
𝐾= .
5 3
Matriks adj dari A.
2 5
𝑎𝑑𝑗 𝐴 = 𝐾 𝑇 = ,
1 3
Nilai determinan dari matriks Anxn adalah jumlahan dari hasil kali
elemen – elemen dalam satu baris (kolom) dengan kofaktornya, atau
𝑛
det 𝐴 = 𝑖=1 𝑎𝑖𝑗 𝐾𝑖𝑗 , untuk suatu kolom j (3.3.2)
Atau
𝑛
det 𝐴 = 𝑗 =1 𝑎𝑖𝑗 𝐾𝑖𝑗 , untuk suatu baris i (3.3.3)
194 Matriks
Dari definisi di atas terlihat dengan jelas bahwa determinan matriks
merupakan suatu skalar (nilai real) yang diperoleh dari elemen-elemen
matriks dengan operasi tertentu.
Dari sini dapat dikatakan bahwa determinan dari matriks 2x2 adalah
perkalian elemen diagonal utama dikurangi denga perkalian elemen
diagonal kedua.
𝑎 𝑏
Jika matriks 𝐴 = , maka det(A) = ad -bc
𝑐 𝑑
CONTOH 3.3.2
3 −5
Misal 𝐴 = , dapatkan determinan dari A.
−1 2
Penyelesaian:
det(A) = ad-bc = 3(2) – (-5)(-1) = 6-5 = 1.
CONTOH 3.3.3
3 𝑥−5
Misal 𝐴 = , jika |A|=2, maka dapatkan nilai x.
−1 2
Penyelesaian:
det(A) = ad-bc
2 = 3(2) – (x-5)(-1)
Matriks 195
2 = 6 +x-5
atau x = 1.
adalah:
det 𝐴 = 𝑎11 (−1)1+1 𝑀11 + 𝑎12 (−1)1+2 𝑀12 + 𝑎13 (−1)1+3 𝑀13
= 𝑎11 𝑎22 𝑎33 − 𝑎32 𝑎23 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 − 𝑎31 𝑎23 +
+ - + - + -
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎11 𝑎12
det(A)=|A|= 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎31 𝑎32
196 Matriks
Ini yang dinamakan dengan aturan Sarrus. Untuk lebih jelasnya marilah
kita tinjau contoh berikut.
CONTOH 3.3.4
3 −5 0
Contoh 3.3.5 Misal 𝐴 = −1 2 1 , dapatkan determinan dari A.
3 0 2
Penyelesaian:
3 −5 0 3 −5
det(A) = −1 2 1 −1 2
3 0 2 3 0
3 −𝑥 0
Misal 𝐴 = −1 2 1 , jika |A|=10, maka dapatkan nilai x.
3 0 2
Penyelesaian:
3 −𝑥 0 3 −𝑥
det(A) = −1 2 1 −1 2
3 0 2 3 0
Matriks 197
i. Nilai suatu determinan tidak berubah jika baris-barisnya
ditulis sebagai kolom-kolom dan sebaliknya.
ii. Nilai suatu determinan menjadi kelipatan k nilai determinan
semula jika elemen - elemen sembarang baris atau kolom pada
determinan tersebut dikalikan k.
iii. Jika unsur-unsur dari satu baris atau kolom suatu determinan
semuanya nol, maka nilai determinan tersebut adalah nol.
iv. Jika semua unsur dari satu baris (atau kolom) suatu
determinan dapat ditulis sebagai jumlahan dua bilangan, maka
determinan tersebut dapat ditulis sebagai jumlahan dua
determinan.
v. Jika sembarang dua baris (atau kolom) dari determinan
ditukar letaknya, maka nilainya menjadi -1 kali determinan
semula.
vi. Jika unsur-unsur yang bersesuaian dari dua baris (atau kolom)
dari suatu determinan sebanding, maka nilai determinan
tersebut adalah nol.
vii. Jika unsur-unsur suatu baris (atau kolom) determinan diganti
dengan menambahkan pada unsur-unsur tersebut k kali unsur-
unsur yang bersesuaian pada baris (atau kolom) yang lain, maka
nilai determinan tersebut tetap tidak berubah.
viii. Invers dari matriks non-singular A yang berukuran n × n dapat
dinyatakan
1
𝐴−1 = 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
det 𝐴
198 Matriks
3.3.4 Mencari Invers Matriks
1
𝐴−1 = 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
det 𝐴
𝑏𝑎
Jika matriks 𝐴 = dan det(A) tidak nol, maka:
𝑑𝑐
𝑑 −𝑐
i. Matriks kofaktor dari A adalah 𝐾 =
−𝑏 𝑎
𝑑 −𝑏
ii. Matriks adjoint dari A adalah 𝑎𝑑𝑗 𝐴 = 𝐾 𝑇 =
−𝑐 𝑎
iii. Matriks invers dari A adalah
1 1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = adj 𝐴 = .
det 𝐴 𝑎𝑑 −𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
CONTOH 3.3.6
3 −5
Misal 𝐴 = , dapatkan invers dari A.
−1 2
Penyelesaian:
Telah diperoleh dari contoh sebelumnya bahwa
det 𝐴 = 3 2 − (−1)(−5) = 1.
2 5
𝑎𝑑𝑗(𝐴) =
1 3
Matriks 199
Invers dari 𝐴 adalah
1 1 2 5 2 5
𝐴−1 = 𝑎𝑑𝑗 𝐴 = =
𝑑𝑒𝑡 (𝐴) 1 1 3 1 3
CONTOH 3.3.7
4 2
Misal 𝐴 = , dapatkan invers dari A.
3 2
Penyelesaian:
200 Matriks
𝐾11 𝐾12 𝐾13
𝐾 = 𝐾21 𝐾22 𝐾23 dengan Kij=(-1)i+jMij
𝐾31 𝐾32 𝐾33
1
𝐴−1 = adj 𝐴
det 𝐴
CONTOH 3.3.8
1 0 1
Misal matriks 𝐴 = 2 1 3 , dapatkan invers dari A.
4 1 2
Penyelesaian:
1 0 1 1 0
det(A)=|A|= 2 1 3 2 1
4 1 1 4 1
1 3
- 𝐾11 = (−1)1+1 𝑀11 = = 1 1 − 3 1 = −2.
1 1
Matriks 201
2 3
- 𝐾12 = (−1)1+2 𝑀12 = − = −{2 1 − 3 4 } = 10.
4 1
2 1
- 𝐾13 = (−1)1+3 𝑀13 = =2 1 −1 4 = −2.
4 1
0 1
- 𝐾21 = (−1)2+1 𝑀21 =− = −{0 2 − 1 1 } = 1.
1 2
1 1
- 𝐾22 = (−1)2+2 𝑀22 = = 1 1 −1 4 = −3.
4 2
1 0
- 𝐾23 = (−1)2+3 𝑀23 =− =− 1 1 −0 4 = −1.
4 1
0 1
- 𝐾31 = (−1)3+1 𝑀31 = = 0 3 −1 1 = −1.
1 3
1 1
- 𝐾32 = (−1)3+2 𝑀32 =− =− 1 3 −1 2 = −1.
2 3
1 0
- 𝐾33 = (−1)3+3 𝑀33 = = 1 1 −0 2 = 1.
2 1
−2 10 −2
Jadi 𝐾 = 1 −3 −1
−1 −1 1
−2 1 −1
Adjoint dari A adalah adj(A)= KT= 10 −3 −1
−2 −1 1
iii. Invers matriks dari A adalah
1
𝐴−1 = adj 𝐴
det 𝐴
−2 1 −1
1
= 10 −3 −1
−4
−2 −1 1
202 Matriks
RANGKUMAN
Pada suatu determinan, apabila suatu baris ke-r dan kolom ke-s
dihapus dari determinan, akan diperoleh determinan berorder
n – 1 yang dinotasikan dengan Mrs dan disebut minor dari
elemen ars=Mrs.
Krs adalah Kofaktor dari unsur ars, dengan Krs = (-1)r+sMrs
Determinan untuk matriks A1x1=(a11) adalah |a11| = a11.
𝑎 𝑏
Jika matriks 𝐴 = , maka det(A) = ad -bc
𝑐 𝑑
1
𝐴−1 = 𝑎𝑑𝑗(𝐴)
det 𝐴
Matriks 203
5 0 1 −5
a. 𝐴 = b. 𝐴 =
0 6 0 1
2 3 −1 3
c. 𝐴 = d. 𝐴 =
1 2 −2 5
204 Matriks
7. Carilah nilai x pada persamaan berikut ini.
5 2−𝑥 1 𝑥−5
a. 1 = b. =5
1 6 2 1
2−𝑥 3 𝑥−1 𝑥+3 2
c. =𝑥 d. =
1 𝑥 −2 5 𝑥
11.Buktikan bahwa:
Matriks 205
3.4 Penyelesaian Sistem Persamaan Linear dengan
Matriks
𝐴𝑋 = 𝐵 (3.4.2)
dengan
𝑥1
𝑥2
𝑋= ⋮
𝑥𝑛
206 Matriks
𝑏1
𝑏2
𝐵=
⋮
𝑏𝑛
CONTOH 3.4.1
Penyelesaian:
CONTOH 3.4.2
Penyelesaian:
Matriks 207
Selanjutnya kita akan membahas penyelesaian sistem persamaan linear
dengan menggunakan matriks dan determinan.
Perhatikan kembali persamaan (3.4.2), jika kedua ruas kita kalikan dari
kiri dengan invers A, didapat
𝐴−1 𝐴𝑋 = 𝐴−1 𝐵
I𝑋 = 𝐴−1 𝐵
𝑋 = 𝐴−1 𝐵 (3.4.3)
CONTOH 3.4.3
Penyelesaian:
208 Matriks
1 1 2 −1 1 2 −1
𝐴−1 = 𝐾= =
𝐴 2 1 −1 2 4−1 −1 2
1 2
2/3 −1/3
=
−1/3 2/3
Penyelesaian untuk X adalah
2/3 −1/3 3 1/3
𝑋 = 𝐴−1 𝐵 = =
−1/3 2/3 5 7/3
𝑥1 = 1/3 dan 𝑥2 = 7/3
CONTOH 3.4.4
Penyelesaian:
Matriks 209
1 4
1
5 5
= 0 2 1
1 1
0 −
5 5
𝐴𝑋 = 𝐵
𝐷1 𝐷2 𝐷3 𝐷𝑛
𝑥1 = , 𝑥2 = , 𝑥3 = , … , 𝑥𝑛 =
𝐷 𝐷 𝐷 𝐷
210 Matriks
CONTOH 3.4.5
Penyelesaian:
CONTOH 3.4.6
Matriks 211
Penyelesaian:
212 Matriks
RANGKUMAN
Sistem persamaan linear dapat dituliskan dalam bentuk
perkalian matriks 𝐴𝑋 = 𝐵
Penyelesaian sistem persamaan linear persamaan 𝐴𝑋 = 𝐵
mempunyai penyelesaian 𝑋 = 𝐴−1 𝐵.
Jika det(A)≠ 0, maka dengan metode Cramer sistem persamaan
linear mempunyai penyelesaian
𝐷1 𝐷2 𝐷3 𝐷𝑛
𝑥1 = , 𝑥2 = , 𝑥3 = , … , 𝑥𝑛 =
𝐷 𝐷 𝐷 𝐷
c. 𝑥 + 𝑦 = 5 d. 𝑢 − 3𝑣 = 10
−3𝑥 + 2𝑦 = 1 −𝑢 + 2𝑣 = 15
c. 𝑥 + 𝑦 = 5 d. 𝑢 − 3𝑣 = 10
−3𝑥 + 2𝑦 = 1 −𝑢 + 2𝑣 = 15
Matriks 213
3. Selesaikan sistem persamaan linear berikut ini dengan menggunakan
invers matriks.
a. 2𝑥1 + 𝑥2 = 4 b. −2𝑥1 + 𝑥2 − 2𝑥3 = 4
𝑥1 + 2𝑥2 − 2𝑥3 = −1 −3𝑥1 + 3𝑥2 = −3
𝑥2 + 3𝑥3 = 7
𝑥2 − 𝑥3 = −1
c. 𝑥 + 𝑦 − 𝑧 = 5 d. 𝑢 − 3𝑣 = 10
−3𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 11 −𝑢 + 2𝑣 + 𝑤 = 15
3𝑥 + 2𝑦 − 𝑧 = 2 𝑢 + 2𝑣 − 𝑤 = −5
c. 𝑥 + 𝑦 − 𝑧 = 5 d. 𝑢 − 3𝑣 = 10
−3𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 11 −𝑢 + 2𝑣 + 𝑤 = 15
3𝑥 + 2𝑦 − 𝑧 = 2 𝑢 + 2𝑣 − 𝑤 = −5
214 Matriks
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka A1
14. Sembiring, Rama Widya, Olimpiade Matematika SMU, 2004.
15. Srikurnianingsing, Kuntarti, Sulistiono, Matematika SMA dan MA,
Penerbit, Erlangga 2003.
16. Stewart, J., Kalkulus, Alih bahasa: I Nyoman Susila, Hendra
Gunawan, Penerbit Erlangga, 2003.
17. Wila Adiyanto Sukoco, Loedbi, Matematika Bilingual, 2004.
18. Wono Setyo Budhi, Matematika SMU, PT. Arman Delta Selaras,
2002.
19. Yohanes, Kastolan, Sulasin, Matematika SMU, Yudistira, 2004.
A2 Daftar Pustaka
INDEKS
tunggal, 567
A tunggal biasa, 570
unggal eksak, 569
adjoint, 193, 199
angka baku, 551
C
anuitas, 597, 601
argumentasi, 302 cramer, 210
aturan hasil kali, 509
D
B
daerah asal. See domain
barisan, 360, 361 daerah hasil. See range
aritmatika, 380 daerah kawan. See kodomain
geometri, 391 data, 521
bidang datar, 405 diskrit, 521
biimplikasi, 285, 298 kelompok, 540, 547
bijektif, 319 kontinu, 521
bilangan kualitatif, 521
asli, 2 kuantitatif, 521
bulat, 3 tunggal, 539, 547
cacah, 2 denominator, 4
irasional, 10 derajad, 410
kompleks, 13 derajat, 405, 407
rasional, 4, 5 deret, 372
real, 11 aritmatika, 384
bunga, 566 geometri, 397
majemuk, 578 desimal, 10
periode, 578 tak terbatas, 7
Indeks B1
terbatas, 7 G
determinan, 192, 193, 203, 211, 212
1 x 1, 193 gabungan, 503
fungsi, 316
fungsi objektif, 215, 234, 246 J
fungsi obyektif, 238
jajaran genjang, 418
jangkauan, 549, 552
B2 Indeks
K lingkaran, 426
jari-jari, 426
kaidah pusat, 426
penjumlahan, 473 logika
perkalian, 470 penghubung, predikat, 272
kalimat pernyataan, proposisi, 272
terbuka, 273
kalimat terbuka, 275 M
kejadian, 466, 506
matriks, 175, 176, 180, 184, 194, 203,
majemuk, 466
saling bebas, 506, 509 206, 447
adjoint, 193
saling lepas, 505
sederhana, 466 anggota, 176
Indeks B3
ponens, 305 kuadrat rasional, 99
tollens, 307 kuadrat real, 99
kuadrat sejati, 99
N kuadrat tak lengkap, 99
linear, 86
negasi, 278, 295
linear dua peubah, 92
nilai akhir, 582, 592
linear satu peubah, 87
nilai tunai, 582, 590, 593
penyelesaian persamaan kuadrat,
numerator, 4
100
sistem persamaan linear, 138,
O
140, 147, 153
operator sistem persamaan linear dua
logika, 277 peubah, 140
persegi, 417
P keliling, 417
luas, 429
parameter, 539
persegi panjang, 417
sampel, 539
keliling, 417
pecahan
luas, 428
murni, 5
pertidaksamaan, 157, 160, 166
tak-murni, 5
himpunan penyelesaian, 219
peluang, 465, 498
kuadrat, 162, 169
bersyarat, 506
kuadrat, daerah penyelesaian,
permutasi, 477
162
dengan pengulangan, 480
linear, 160, 215, 216
siklik, 484, 485
linear, daerah penyelesaian, 160
Permutasi, 476
linear, dua peubah, 217
pernyataan, 273
pecah rasional, 166
primitive, 274
pecah rasional, daerah
persamaan
penyelesaian, 167
akar persamaan kuadrat, 121
sifat-sifat, 158
kuadrat, 98
piktogram, 534
B4 Indeks
pola bilangan, 358 luas, 429
polygon frekuensi, 536 segitiga, 419
populasi, 520 jumlahan sudut dalam, 420
Populasi, 539 keliling, 420
premis, 283 sama kaki, 422
probability, 465 sama sisi, 423
program linear, 215, 234 siku-siku, 421
proposisi, 273, See pernyataan selang. See interval
sigma, 366, 371
R silogisme, 303
simpangan, 549
radian, 405, 410
sisi sudut, 406
range, 317
sistem
rata- rata, 540
persamaan linear, 206, 208
refleksi, 437, 446
sistem pertidaksamaan linear, 216,
relasi, 315
225
rente
statistika, 520
kekal, 587, 595
sudut, 406
postnumerando, 587
lancip, 409
pranumerando, 587, 590, 592
siku-siku, 409
terbatas, 587
sisi akhir, 407
rotasi, 437, 442
sisi awal, 407
ruang nol, 466
tumpul, 409
ruang sampel, 466, 497
suku bunga, 566
tereduksi, 508
surjektif, 319
S
T
saldo menurun, 609
tabel
sampel, 520
distribusi frekuensi, 524, 526
Sample., 539
frekuensi, 554
sarrus, 197
statistik, 524
segi tiga
Indeks B5
tabel kebenaran, 289 kemiringan, 539
tautologi, 299 keragaman, 539
tautology, 300 pemusatan, 539
titik, 406
titik sampel, 466 V
trace, 184
valuta, 582
transformasi geometri, 437
variansi, 550
translasi, 437
trapesium, 418
W
luas, 433
waktu eksak, 571
U waktu rata-rata, 571
ukuran
B6 Indeks