Professional Documents
Culture Documents
Bismillahirrohmanirrokhiim
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Kepemimpinan Pengajaran sebagai tugas mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Pendidikan.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan jalan yang benar, yaitu agam Islam.
1. Yang terhormat Dr. M.Pd, selaku dosen pembimbing kami yang telah
memberikan pengarahan yang sangat berarti bagi penyusunan makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat saya harapkan demi
perbaikan dan pengembangan makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat bagi penyusun khususnya
dan kita semua pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 5
2.1.Kepemimpinan Pengajaran................................................................................... 5
1.Konsep Kepemimpinan Pengajar............................................................................ 5
2.Jenis Kepemimpinan............................................................................................... 6
3.Syarat-syarat untuk menjadi pemimpin sekolah yang sukses.................................. 7
2.2. Supervisi............................................................................................................. 8
1.Konsep Supervisi kepemimpinan Pembelajaran...................................................... 8
2.Prinsip-Prinsip kepemimpinan Kepengajaran......................................................... 10
3.Prosedur kepemimpinan kepengajaran.................................................................... 11
4.Tehnik-tehnik kepemimpinan Kepengajaran........................................................... 16
2.3.Motivasi Guru...................................................................................................... 18
1. Motivasi kerja guru............................................................................................... 20
2.Pembinaan Motivasi Kerja Guru............................................................................. 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
seorang Pemimpin Pengajaran sekolah dipandang perlu memiliki konsep dan
strategi kepemimpinan, supervisi pembelajaran, dan motivasi guru.
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam
proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar
dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan
pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas
membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap,
aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah berpendapat bahwa baik mengajar maupun
mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional.
Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat
dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi.
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu
mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang
dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Menurut Aqib guru adalah
faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan
sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar3. Lebih lanjut dinyatakan bahwa
guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu
pendidikan di sekolah4. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi
profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan.
2
3) Apakah kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan
berhubungan dengan kompetensi profesional guru.
3
3) Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap kepemimpinan
kepengajaran guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional
guru.
4
BAB II
PEMABAHASAN
5
mata pelajaran pesuruh sekolah, pustakawan sekolah. Agar mereka mau
melakukan tugasnya masing-masing demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan definisi dan ilustrasi kepemimpinan tersebut, proses
kepemimpinan pada hakikatnya dapat muncul kapan dan dimanapun, apabila ada
unsur-unsur :
1. Jenis Kepempimpinan
6
ia selalu mampu mendorong, memotivasi, atau menggerakkan orang lain, maka
orang tersebut dinamakan pemimpin tidak resmi atau pemimpin informal
(informal leader atau fuctional leader). Orang-orang yang digerakkan atau
didorong berarti orang-orang yang dipimpin.
7
1) Seorang pemimpin harus dapat memiliki sifat-sifat pribadi yang terpuji, antara
lain ramah, periang, antusias, berani, murah hati, spontan, percaya diri, dan
memiliki kepekaan sosial yang tinggi, menerima pendapat orang lain.
2.2. Supervisi
8
Perilaku supervisi pembelajaran sebagaimana digambarkan di atas
merupakan salah satu contoh perilaku supervisi pembelajaran yang salah. Perilaku
supervisi pembelajaran yang demikian sama sekali tidak akan memberikan
pengaruh terhadap peningkatan kualitas perfoma guru dalam mengelola proses
pembelajaran. Seandainya memberikan pengaruh, pengaruhnya sangat kecil
artinya bagi peningkatan kualitas performa guru dalam mengelola proses belajar-
mengajar. Supervisi pembelajaran sama sekali bukan penilaian performa guru.
2) Apa yang sebenarnya dilakukan oleh kepemimpinan dan pengajar dan murid-
murid di dalam kelas?
9
3) Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang
berarti bagi kepemimpinan dan pengajar dan murid?
4) Apa yang telah dilakukan oleh kepemimpinan dan pengajar dalam mencapai
tujuan pembelajaran?
10
3) program kepemimpian kepengajaran harus integral dengan program
pendidikan.
11
a. Berbicaralah sebijaksana dan sebaik mungkin
i. Persingkat pembicaraan
j. Ciptakan ketidaksanggupan
k. Bersemangatlah
n. Selalu mencoba
12
dimiliki. Prinsip supervisi pembelajaran yang ketujuh, sebagaimana telah
dikemukakan di muka, adalah obyektif, artinya dalam penyusunan program
supervisi pembelajaran harus didasarkan pada kebutuhan nyata pengembangan
profesional guru. Dalam upaya memenuhi prinsip ini diperlukan analisis
kebutuhan tentang keterampilan pembelajaran guru yang harus dikembangkan
melalui supervisi pembelajaran. Adapun langkah-langkah menganalisis kebutuhan
sebagai berikut;
13
Langkah III: Fase Pelaksanaan – Pengembangan Strategi dan Media.
Setelah tujuan-tujuan pembinaan keterampilan pembelajaran berdasarkan
kebutuhan-kebutuhan pembinaan yang diperoleh melalui analisis kebutuhan di
atas, supervisor menganalisis setiap tujuan untuk menentukan bentuk-bentuk
teknik dan media supervisi pembelajaran yang akan digunakan. Menurut Gwynn
(1961), teknik-teknik supervisi bila dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Tujuan pengembangan
strategi dan media supervisi pembelajaran ini adalah;
3. untuk mengidentifikasi dan memilih teknik dan media supervisi yang siap
digunakan untuk membina keterampilan pembelajaran guru yang diperlukan.
14
dilakukan seperlunya, sesuai dengan hasil penilaian yang telah dilakukan.
Langkah-langkahnya sebagai berikut ;
15
sendiri. Bernegosiasi (negotiating) berarti supervisor membuat kesepakatan
pembagian tugas bersama guru. Mendemonstrasikan performasi tertentu, sebagai
contoh untuk diikuti guru. Memastikan (directing) berarti supervisor memastikan
kepada guru yang seharusnya dilakukan oleh guru. Standarisasi (standardization)
berarti bahwa supervisor mengadakan penyesuaian bentuk pengajaran bersama-
sama dengan guru. Sedangkan menguatkan (renforcing) berarti supervisor
menggambarkan kondisi-kondisi menguntungkan bagi pembinaan guru.
16
2. Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi
yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai
dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-
kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi
satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi
sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut
Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, sebagai berikut: (1)
kepanitiaan-kepanitiaan; (2) kerja kelompok; (3) laboratorium kurikulum; (4)
baca terpimpin; (5) demonstrasi pembelajaran; (6) darmawisata; (7)
kuliah/studi; (8) diskusi panel; (9) perpustakaan jabatan; (10) organisasi
profesional; (11) buletin supervisi; (12) pertemuan guru; (13) lokakarya atau
konferensi kelompok.
satu hal yang penulis ingin tekankan di sini bahwa tidak ada satupun di
antara teknik-teknik supervisi kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan
untuk semua pembinaan dan guru di sekolah. Artinya, akan ditemui oleh
supervisor adanya satu teknik tertentu yang cocok diterapkan untuk membina
seorang guru tetapi tidak cocok diterapkan pada guru lain. Oleh sebab itu, seorang
supervisor harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu
membina keterampilan pembelajaran seorang guru.
17
2.3. Motivasi Guru
18
2. Waktu dan tenaganya yang disediakan banyak sekali, dan perhatian
utamanya adalah bekerja sebanyak mungkin bagi kepentingan orang lain.
19
Motivasi kerja merupakan salah satu variabel yang sangat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas performansi kerja seseorang. Para teoritisi banyak
menekankan pentingnya pembinaan motivasi kerja guru sebagai upaya
meningkatkan kualitas performansi kerjanya, dalam mengelola proses belajar
mengajar.
20
Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan yang mendorong guru bekerja
atau apa saja yang dinginkan guru melalui kerjanya. Wiles (1955)
mengidentifikasi delapan kebutuhan guru, yaitu ;
3. Rasa diikutsertakan
5. Rasa mampu
21
7. Hubungan dengan staf senior di sekolah
Motivasi kerja guru bisa rendah bisa tinggi. Seorang guru yang memiliki
motivasi kerja tinggi akan memiliki kemauan yang keras atau kesungguhan hati
untuk mengerjakan tugas-tugasnya, dan akibatnya produktivitasnya akan
meningkat. Sebaliknya, seorang guru yang memiliki kerja yang rendah akan
kurang memiliki kemauan keras untuk mengerjakan tugas-tugasnya, dan
akibatnya produktivitasnya menurun.
22
Secara manajerial seorang kepala sekolah atau supervisor terlebih dahulu
harus menentukan seberapa tinggi tingkat kepuasan kerja guru. Dengan kata lain,
ada dua langkah pokok dalam membina motivasi kerja guru, yaitu;
23
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
24
yang akan dibinakan, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas
dan sifat atau kepribadian guru, sehingga teknik yang digunakan betul-betul
sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi pembelajaran.
Sehubungan dengan kepribadian guru, disarankan agar supervisor
mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru,
minat guru, bakat guru, temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic
guru.
25
DAFTAR PUSTAKA
http://d4uthabsi.typepad.com/blog/2010/01/makalah-kepemimpinan
http://endang965.wordpress.com/thesis/3-kepemimpinan-ks-sikap-guru/bab-1-
pendahuluan/
http://munzaro.blogspot.com/2010/09/kepemimpinan-dalam-pendidikan.html
26