You are on page 1of 4

MEMBENTUK KEPRIBADIAN MELALUI INTERAKSI SOSIAL

Apa yang didapatkan dari lingkungan sosialnya menjadi modal utama bagi pembentukan kepribadiannya
kelak. Dalam hal ini, bagaimana pengaruh lingkungan keluarga, masyarakat dan kebudayaan?

Telah menjadi rahasia umum bahwa manusia adalah mahluk yang unik. Munculnya anggapan seperti itu
karena berdasarkan suatu realita, bahwa tidak ada manusia yang memiliki kepribadian yang sama.
Sehingga hal itulah yang kadang-kadang menimbulkan kesulitan untuk mengerti kepribadian seseorang.
Namun jika ditelusuri lebih jauh bagaimana sesungguhnya pembentukan kepribadian seseorang, maka
hal itu bukanlah merupakan sesuatu yang aneh.
Pembentukan kepribadian seseorang merupakan hasil perpaduan dari berbagai faktor yang saling
terkait satu dengan yang lainnya, dengan berbagai proses pendukungnya. Salah satu faktor yang
memegang peranan penting di dalam hal ini adalah interaksi sosial. Karena pada dasarnya manusia
selama hidupnya mengalami interaksi sosial, yang memungkinkan manusia yang bersangkutan
berkembang. Lalu apakah sesungguhnya yang diseut dengan interaksi sosial.
W.A. Gerungan merumuskannya sebagai suatu hubungan antara dua atau lebih individu. Dimana
pribadi individu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki prilaku individu yang laian, atau
sebaliknya. (W.A. Gerungan, Psikolgi Sosial, 1978). Dengan pengertian tersebut, akan memudahkan
kita untuk memahami pembahasannya lebih lanjut.
Jika ditelusuri sejarah kehidupan seseorang, akan semakin nyatalah peranan interaksi sosial di dalam
rangkan pembentukan kepribadiannya. Sifat-sifat kemanusiaan manusiapun terbentuk melalui interaksi
sosial. Karena di dalamnya terkandung unsur-unsur manusiawi dengan lingkungan manusiawi. Proses
berlangsung kait-mengait, dengan tahapan-tahapan sistematis.
Prosesnya bermula dari lingkungan keluarga, yang berlanjut di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan
maupun di dalam lingkungan pergaulan yang lebih luas. Untuk memperjelas bagaimana sesungguhnya
kepribadian individu, akan dijelaskan secara terperincibagaimana proses berlangsungnya.

1. Interaksi Sosial di dalam Keluarga


Keluarga merupakan basis pertama dan utama dalam berbagai rangkaian proses inteaksi sosial yang
dialami individu selama hidupnya. Hal tersebut dimungkinkan, karena kedudukan keluarga sebagai
komponen terkecil dari struktur masyarakat, merupakan tempat pertama bagi individu mengenal
manusia lain diluar dirinya. Di samping itu juga di dalam keluargalah anak mulai mengenal peranan
dirinya sebagai manusia.
Proses terjadinya interaksi sosial di dalam lingkungan keluarga dimulai sejak kelahiran. Saat anak mulai
merasakan dunia lain dari dunia kandungan yang selama ini dikenalnya sebelum kelahiran. Sedangkan
kelahiran itu sendiri merupakan prasyarat bagi seseorang untuk berkembang dan memiliki kepribadian
sendiri.
Pada tahapan pertama, apa yang diberikan oleh keluarga merupakan potensi-potensi atau
kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang. Pada perkembangan lebih lanjut hal tersebut
menadapatkan rangsangan dan pengarahan dari lingkungan keluarganya sehingga lebih berkembang.
Agar perkembangan yang dicapai dapat berjalan dengan normal dan ideal, peranan keluarga sebagai
suatu lingkungan keluarga yang menyediakan segala sarana yang memungkinkan terjadinya
perkembangan sangat menentukan.
Peranan keluarga yang dimaksud dalam hal ini, tidak hanya menyangkut pemenuhan segala kebutuhan
anak yang berwujud materi, tetapi juga menyangkut pemenuhan kebutuhan psikologis dan sosiaologis.
Bahkan dua kebutuhan tersebut seharusnya mendapatkan porsi yang lebih besar. Karena mengingat
pengaruhnya yang cukup besar pada perkembangan selanjutnya yang dialami anak pada masa-masa
mendatang.
Kebutuhan-kebutuhan psikologis dan sosiologis anak meliputi penghayatan-penghayatan rohani psikis
dan sosial yang dialami anak sebagai suasana, sikap pergaulan, antara manusia yang mengikat anak
didalam keluarganya, yang kemudian menjadi dasar untuk pergaulannya dengan masyarakat sosial yang
lebih luas. Wujud yang nyata dari hal itu dibnerikan dalam bentuk kasih sayang yang memberi anak rasa
nyaman., rasa diterima serta rasa diakui keberadaanya. Dengan demikian interakasi sosial yang
pertama kali dirasakan anak adalah perlakuan dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, terutama dari
ibunya. Pada saat anak sepenuhnya tergantung dari kedua orang tuanya untuk memenuhi segala
kebutuhannya, baik yang berupa fisik ataupun psikis.
Dengan semakin bertambahnya usia anak yang diikuti oleh berfungsinya organ-organ tertentu dari
tubuhnya, nteraksi sosial yang dialami anak semakin berkembang. Anak sudah dapat melakukan
komunikasi dengan orangtuanya, meskipun masih dalam bentuk-bentuk yang sangat sederhana dan
bersifat simbolik. Jawaban-jawaban yang diberikan yang diberikan orang tuanya sebagai pengertian
terhadap komunikasi simbolik anak, akan dirasakan sebagai suatu interaksi sosial, sehingga dengan
jawaban-jawaban tersebut anak akan menentukan sikap yang dianggap sesuai dengan jawaban orang
tuanya.
Dengan berfungsinya organ-organ bicara pada anak, komunikasi dengan orang tuanya berkembang
dengan penggunaan bahasa, sehingga interaksi sosialpun semakin menampakkan bentuk yang nyata.
Anak telah mampu mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada orangtuanya dan sebaliknya
orang tuapun dapat mengerti secara benar perasaan anak. Dalam situasi yang demikian kemungkinan
terjadinya hubungan saling pengaruh mempengaruhi antara orang tua dan anak sangat besar.
Setelah anak mampu menggunakan kognisinya yang didukung dengan berfungsinya secara sempurna
keseluruhan inderanya, anak mulai mengerti wujud yang sebenarnya dari pola-pola interaksi sosial yang
berlaku didalam keluarganya.
Pengertian anak didalam hal ini, terutama didasarkan paa pengalaman-pengalamannya dengan kedua
orang tuanya. Karena itulah keharmonisan hubungan antara suami dan istri sangat diperlukan, sehingga
hala itu memberikan suatu gambaran yang baik kepada anak. Keduanya harus mempunyai keseragaman
didalam cara dan tekhnik-tekhnik melaksanakan hubungan dengan anak. Hal itu didasarkan pada suatu
kenyataan bahwa untuk perkembangan kepribadiannya, anak memerlukan kedua orangtuanya sebagai
pembimbing, pendidik serta sebagai pengayon.
Sdalah satu faktor yang menentukan terjadinya interaksi sosial adalah faktor identiikasi, khususnya
didalam rangka pembentukan ego dan superego anak. Timbulnya identifikasi tersebut didasarkan pada
suatu rasa kagum anak terhadap perbuatan orang tuanya bahkan menyamainya. Disamping itu juga
timbulnya identifikasi disebabkan usaha anak untuk menghindari hukuman-hukuman yang mungkin
diberikan oleh orang tuanya, sehingga anak berusaha mempersatukan dirinya dengan larangan-larangan
yang ditentukan oleh orang tuanya. Dengan demikian identifikasi dapat dijadikan alasan mengapa anak-
anak cenderung menyerupai orang tua mereka.
Jika keluarga dianggap sebagai suatu lingkungan, masyarakat yang kecil, maka peranannya di dalam
rangka pembentukan ego sangat menentukan. Jika mengingat bahwa ego merupakan hasil dari tindakan
saling mempengaruhi antara lingkungan dengan garis-garis perkembangan yang ditetapkan oleh
keturunan. Begitupun di dalam rangka pembentukan superego anak, keluarga memegang peranan yang
menentukan. Bahkan dalam dalam rangkan pembentukan superego inilah keluarga sangat menonjol.
Superego merupakan kode moral seseorang yang berkembang dari ego, sebagai akibat perpaduan yang
dialami anak dengan ukuran orang tuanya mengenai apa yang baikl, apa yang salah, serta apa yang
buruk. Dengan memperpadukan kewibawaan tersebut dengan kewibawaan moril orang tuanya, anak
akan mengganti kewibawaan tersebut dengan kewibawaannya sendiri. Dengan menuangkan kekuasaan
orang tuanya ke dalam batinnya sendiri, anak akan dapat menguasai kelakuannya sesuai dengan
keinginan orangtuanya, dan dengan bertindak seperti itu anak akan mendapatkan persetujuan dan
mencegah kegusaran mereka.
Atau dengan kata lain, anak akan belajar bahwa ia bukan saja harus tunduk kepada prinsip kenyataan
untuk mendapatkan kesenangan, tetapi ia juga harus mencoba berkelakuan sesuai dengan perintah-
perintah moril dari kedua orangtuanya.

2. Interaksi Sosial di dalam Lingkungan Kemasyarakatan


Apa yang didapatkan anak dari lingkungan keluarganya sebagai dasar-dasar untuk menjalani interaksi
sosial yang lebih kompleks di dalam lingkungan masyarakatnya.
Dengan semakin banyaknya manusia yang dikenal anak, menyebabkan pergaulan anak semakin meluas.
Akibatnya apa yang diberikan oleh keluarganya sebagai dasar tersebut juga akan lebih berkembang,
sehingga hal itu akan lebih menyempurnakan interaksi sosialnya.
Anak akan lebih banyak belajar untuk menyesuaikan diri dengan keragaman prilaku yang ditemuinya
didalam lingkungan masyarakatnya. Dimana dari penyesuaian diri tersebut, anak mendaptkan
pengalaman-pengalaman baru yang menjadi masukan-masukan yang sanagt berharga bagi anak untuk
pengemangan kepribadian lebih lanjut. Pengalaman-pengalaman tersebut menjadi dorongan bagi anak
untuk lebih mengaktifkan diri menjalani interaksi sosialnya. Akhirnya pengalaman-pengalaman tersebut
berubah menjadi simbol-simbolyang memiliki nilai tersendiri bagi anak.
Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam interaksi sosial did alam lingkungan sosial
kemasyarakatan ini adalah lembaga-lembaga sosial tersebut berperan sebagai suatu respon kulturil dari
kebutuhan dasar biologis dan psikologis manusia untuk hidup berkelompok. Juga sekaligus erfungsi
sebagai alat untuk mengembangkandiri dan alat yang memberikan batas-batas tertentu, agar segala
jenis hubungan antar manusia dipelihara dalam keadaan equilibirium yang dinamis.
Disamping itu juga faktor waktu memegang peranan menentukan. Lamanya individu menjalani inteaksi
sosialnya, memberikan kesempatan kepada individu untuk bekerjasama dan menemukan pola-pola
tingkah laku dan sikap yang bersifat timbal balik, serta menemukan teknik-teknik hidup bersama yang
lebih baik.
Akibat lebih lanjut terbentuklah integrasi psikologik dan sosiologik di dalam masarakat yang
menyebabkan pola, sikap, relasi serta reaksi emosi dari anggota masyarakat cenderung memiliki
kesamaan.
Kenampakan dari integrasi tersebut akan terlihat sebagai kesamaan-kesamaan kepribadian ari segenap
individu yang hidup di dalam lingkungan sosial kemasyarakatan tertentu.
3. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Interaksi Sosial
Proses terjadinya interaksi sosial, baik didalam lingkungan keluarga maupun di dalam lingkungan sosial
kemasyarakatan yang lebih luas, tidak dapat dilepaskan dari pola kebudayaan yang berlaku didalam
masyarakat tersebut. Karena lingkungan sosial dan kulturil menetapkan syarat-syarat bagi individu
dalam menetapkan bentuk pemuasan kebutuhan yang mungkin dipilih oleh indiidu, termasuk
didalamnya interaksi sosial.
Hal tersebut sangat mempengaruhi mekanisme kerja dari ego sebagai pembuat keputusan. Ego
berkewajiban menetapkan bentuk tingkah laku penyesuaian sebaik-baiknya dan sesuai dengan pola-
pola kebudayaan yang berlaku, sehingga apa yang diputuskan sebagai pemuasan kebutuhan akan baik
baginya dan juga bagi lingkungan masyarakatnya yang lebih luas. Atau dengan perkataan lain,
kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, serta
menentukan sikap jika berhubungan dengan orang lain. Karena keduanya sebenarnya merupakan
perwujudan atau abstraksi dari pada prilaku manusia dengan kepibadia sebagai latar belakangnya.
Demikianlah dengan mengerti bagaimana proses serta pengauh yang nyata dari interaksi sosial terhadap
pembentukan kepribadian seseorang, diharapkan kita dapat mengerti kepriadian individu secara tepat
dengan segala keunikannya. Sehingga dengan demikian diharapkan kita dapat menentukan sikap yang
sesuai dengan kepribadian seseorang. Hal mana akan menentukan keberhasilan kita didalam
berkomunikasi dengan individu lain sesama.

You might also like